Anda di halaman 1dari 5

A.

Model Shanon Weaper(1949)

Pola komunikasi yang terjadi pada model ini cendeung pada komunkasi searah,
Dimana komunikasi berlangsung tanpaad timbale balik secara lagsung. Apalagi
dengan adanya hambatan (noise) selama berlangsungya komunikasi sehingga dapat
mengganggu keefektifan dari proes komunikasi.

Kerentanan adanya noise sebagai hambatan selama berlangsungnya komunikasi


sangatlah besar. Tingkat kedengaran suara mrupakan sumber noise yang umum
terjadi. Kondisiligkungan tmpat komunikasi, jarak antara komunikator dan
komunikan, nada suara, kejelasan suara, dan sensitifitas organ pendengaran adala
factor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedengaran suara.

Dampak yang dapat terjadi dari pengaruh noise ini adalah terjadinya misspersepsi
yang dapat berakibat fatal dalam menjalin hubungan interpersonal. Tidak jarang
hubungan antara perawat atau dengan tenaga kesehatan yang lain yang akhirnya
beakibat pada gagalnya pelayanan kesehaan terjadi karena misspersepsi informasi.
Kegagalan pelayanan juga dapat terjadi bila komunikasi antara perawat dengan pasien
tidak berjalan efektif, atau terjadi misspersesi. Apa yang diinginkan pasien tidak dapat
dimengerti oleh perawat atau sebaliknya, hal ini disamping akan mengganggu
hubungn antara pasien/klien dengan perawat juga akan berpengaruh terhadap
keberhasilan pelayanan yang diberikan.

B. Model Lasswell

model ini merupakan model sederhana pada umumnya digunakan dalam komunikasi massa. Model
komunikasi yang diluncurkan pada tahun 1948 ini menganggap bahwa komunikator sangat
powerfull, mampu mempengaruhi komunikan, dan menganggap bahwa pesan yang disampaikan
pasti membawa efek didalam diri komunikan. Unsur-unsur yang terlibat dala proses komunikasi
menurut pendekatan dalam model ini dengan menggunakan 5 pertanyaan yaitu WHO
(komunikator), SAYS WHAT (pesan yang akan disampaiakan), IN WHICH CHANNEL (saluran
komunikasi) penerima pesan (TO WHOM) dan WITH WHAT EFFECT (efek komunikasi yang dihasilkan)

C. Model SMCR

Mode komunikasi ini dicetuskan oleh berlo (1960), bahwa dalam komunikasi minimal terdapat 4
komponen

a. source
sumber dalam proses komunikasi adalah siapa yang mempunyai sumber komunikasi atau
berita, bagaimana kredibilitas dan kompetensi dari sumber tersebut. Dalam aplikasi
komunikasi keperawatan, sumber komunikasi sangatlah penting sumber disini sebagai
rujukan terhadap tindakan pelayanan yang akan diterapkan oleh perawat, sehingga perlu
memperhatikan tentang beberapa hal dari sumber tersebut, antara lain:
pengetahuan, sikap keterampilan, sosial yang berlaku, budaya yang dianut.
b. message
pesan yang terkandung dalam proses komunikasi juga harus diperhatikan:
1. apakah pesan tersebut urgen untuk disampaikan?
2. Apakah pesan tersebut bersifat personal atau umum
3. Apakah pesan tersebut mampu untuk dilaksanakan atau tidak?
4. Apakah pesan tersebut disampaikan dengan jelas dan pastikan pesan dapat diterima
dengan benar?
5. Pada kondisi bagaimana pesan tersebut disampaikan?
6. Kepada siapa pesan tersebut perlu disampaikan?
7. Dengan cara bagaimana pesan disampaiakn
c. channel
media yang digunakan untuk menyampaiakn atau menerima pesan sangat berpengaruh
terhadap keefektifan dan keberhasilan komunikasi. Media dapat mempengaruhi persepsi.
Persapsi yang salah akan mempengaruhi makna dari pesan yang disampaikan. Sebagai
contoh ketika perawat mengauskultasi suara napas pasien sesak. Perawat tidak menemukan
suara rorichi karena stetoskop yang digunakan menutup maka perawat membuat
perencanaan yang berorientasi pada penyebab sesak karena adanya sekret yang mengumpul
tapi mungkin perawat hanya terfokus pada penanganan sesak saja sehingga dia hanya
memberikan oksigen. Kondisi ini terjadi karena saluran (komunikasi tindakan) yang dilakukan
perawat dengan klien gagal karena channel yang digunakan tidak jalan, sehingga perawat
tidak mendapatkan informasi yang diperoleh melalui stetoskop. Hal ini menunjukan betapa
pentingnya dan besarnya pengaruh saluran atau media yang akan digunakan dalam proses
komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal
d. receiver
untuk dapat memperoleh hasil komunikasi yang efektif, pesan yang diterima oleh
komunikan tentunya harus sesuai dengan pesan yang dimaksud oleh pembawa atau sumber
pesan itu sendiri. Sang penerima pesan juga harus mempunyai pengetahuan, sikap,
keterampilan, sistem sosial dan budaya yang tidak jauh beda dengan yang dimiliki oleh
sumber atau pembawa pesan source.
D. Model Leary dan Schraum
1. Leary
Model ini menerangkan bahwa komunikasi merupakan proses transaksional dan
multidimensi , dimana aspek relationship dan interaksi antar individu sangat
mempengaruhi pelaksanaan komunikasi. Antara individu satu dengan individu
yang lain sangat mempengaruhi dan dipengaruhi , respon seseorang dipengaruhi
oleh bagaimana orang tersebut diperlakukan.
Dalam model ini terdapat 2 dimensi yaitu :
a. Dominance-Submission
Pada dimensi ini , bila ada pihak yang kuat atau menguasai , maka disisi lain
ada pihak lemah atau dikuasai. Proses komunikasi pada dimensi ini
umumterjadi pada komunikasi satu arah , misalnya antara bos dengan
pembantu , antara pimpinan dan karyawan , terkadang antara petugas
kesehatan atau perawat dengan klien. Tenaga kesehatan menganggap dirinya
berkuasa dan klien dianggap pihak yang lemah sehingga harus patuh apa yang
dikatakannya. Proses seperti ini seharusnya tidak terjadi karena antara perawat
dengan klien mestinya ada komunikasi yang aktif dan timbale balik , tidak
otoriter.
b. Love-Hate
Dimensi ini menganggap bila bahwa ada pihak yang dicintai , dipihak lain
juga ada yang dibenci. Komunikasi juga tidak hanya berlangsung diantara
orang yang saling mencintai saja , namun dengan orang yang tidak disukaipun
juga perlu dengan komunikasi. Konteks komunikasi antara yang dicintai dan
yang dibenci tentunya sangat berbeda , komunikasi dengan yang dicintai
mungkin semua dilakukan dengan penuh menyenangkan dan saling menjaga
untuk tidak saling menyakiti. Namun bila komunikasi tersebut dilakukan
dengan orang yang tidak disukai atau dibenci , maka kedua belah pihak akan
saling menjatuhkan , mencerca dan menyakiti.
Model ini tentunya tidak tepat bila diaplikasikan oleh tenaga kesehatan ,
khususnya perawat. Sebagai tenaga kesehatan yang selalu berhubungan
dengan klien, perawat selalu dituntut untuk selalu menunjukkan sikap yang
bersahabat, menenangkan , ramah , dan simpatik , walaupun terkadang harus
berhadapan dengan klien rewel dan sombong sekalipun. Jiwa besar perawat
dituntut demi membantu memulihkan kesehatan klien.
2. Schraumn
Model ini menjelaskan tentang pentingnya pengalaman dalam dalam proses
komunikasi. Kesamaan pengalaman , bahasa , dan latar belakang social budaya
sangat menentukan apakah informasi atau pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan baik dan sesuai dengan maksud komunikator atau tidak. Dalam proses ini
Schraumn membuat tiga model :
Pertama , Schraumn menggunakan unsur source , encorder , signal , decorder dan
destination , tanpa memunculkan transmitter dan receiver. Menurut model ini ,
source ( sumber ) dapat berupa seorang individu , organisasi atau dalam bentuk
lembaga , sinyalnya adalah bahasa , dan destination-nya adalah pihak lain yang
menjadi sasaran signal itu ditujukan. Dalam aplikasinya source dan encorder
adalah pembawa pesan ( komunikator ) , sedangkan decorder dan destination
adalah penerima pesan ( komunikan ).
Kedua , model ini merupakan penyempurnaan dari model yang pertama dengan
menggabungkan unsure source dengan encorder dalam satu aspek dan unsur
decorder dengan destination. Model ini juga melengkapinya dengan adanya unsur
field of experience ( bidang pengalaman ) yang akan mempengaruhi terjadinya
proses komunikasi.
Ketiga , pada model yang ketiga ini Schraumn menggambarkan dua perilaku
komunikasi yang melakukan fungsi encorder ,interpreter , dan decorder . Dalam
proses komunikasi ini , setiap pelaku komunikasi bertindak sebagai encorder dan
decorder. Model ini membentuk komunikasi yang aktif ada umpan balik antara
pembawa pesan dan penerima pesan. Komunikator dapat bertindak sebagai
komunikan dan sebaliknya.
E. Model Keyakinan Kesehatan

Model ini berdasarkan pada penyelidikan pada sejumlah alasan mengapa masyarakat
menerima perilaku yang disarankan sedangkan yang lain tidak. Pada awalnya, model ini diterapkan
pada permasalahan respons masyarakat terhadap program preventif kesehatan , model keyakinan
sehat ( health believe model ) dikembangkan oleh rosenstock.

Empat keyakinan utama yang di identifikasikan dalam model HBM yaitu

1. Keyakinan tentang kerentanaan kita terhadap keadaan sakit


2. Keyakinan tentang keseriusan atau keganasan penyakit
3. Keyakinan tentang kemungkinan biaya
4. Keyakinan tentang efektivitas tindakan ini sehubungan dengan adanya kemungkinan
tindakan alternatif

F. Model Interaksional

Model interaksional berpandangan bahwa komunikasi sebagai pertukaran makna dengan


adanya umpan balik yang menghubungkan sumber dan penerima pesan. Model ini menekankan
pada proses komunikasi dua arah, dari pengirim ( komunikator) kepada penerima (komunikan) dan
juga sebaliknya dari penerima (konumikan) kepada pengirim(komunikator). Dalam model
interaksional komunikasi bagaikan sebuah proses yang melingkar, sehingga menunjukan bahwa
komunikasi selalu berlangsung.

G. Model Komunikasi Kesehatan

Model komunikasi kesehatan ini berfokus pada transaksi antar profesional kesehatanklien
yang sesuai dengan permasalahan kesehatan klien. Proses pengiriman dan penerima pesan antara
profesional dan klien terjadi secar simultan, sehingga komunikasi yang terjadi cenderung lebih
nampak dan aktif. Model komunikasi ini mencakup tiga faktor mayor, yaitu

1. Relationship , ada 4 tipe


a. Profesional kesehatan - Profesional kesehatan
b. Profesional kesehatan – Klien
c. Profesional kesehatan - Orang lain yang berpengaruh
d. Klien - Orang lain yang berpengaruh

Hubungan interpersonal,sikap positif,pengetauhan,pengalaman masa lalu dan faktor sosial ekonomi


dapat mempengaruh relationship.

Profesional kesehatan adalah seseorang yang mempunyai latar belakang kesehatan, training dan
pengalaman dalam memeberikan pelayan kesehatan pada klien meliputi: perawat, dokter
fisioterapis, tenaga kesehatan, administrasi dan sebagainya. Profesional kesehatan mempunyai
karakteristik, kepercayaan, nilai dan persepsi yang unik. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi
interaksi dengan orang lain.

Klien adalan seseorang yang menerima pelayanan kesehatan secara langsung, yang mempunyai
cerita pribadi yang mandiri, yang mempunyai pilihan bebas dalam mencari dan memilih bantuan
serta bertanggung jawab terhadap pilihannya. Klien juga mempunyai karakteristik, kepercayaan,nilai
dan persepsi yang unik dalam pelayanan kesehatan. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi interaksi
dengan orang lain.

Orang lain yang berpengaruh adalah orang yang mendukung baik dukungan moril, material maupun
emosional dengan klien untuk mempertahankan kesehatannya. Misalnya anggota
keluarga,teman,atasan dan sebagainya

2. Transaksi
Transaksi dalam komunikasi adalah kesepatan, respon yang terjadi antara pengirim pesan
dan pemerima pesan yang terjadi secara simultan dalam proses komunikasi. Transaksi yang
tejadi mencakup perilaku komunikasi verbal dan non verbal, yang mencakup dimensi isi dan
berhubugan terjasi secara bersinambungan, tidak statis dan umpan balik.
3. Konteks
Faktor kontks dalam model ini adalah situasi dimana pelayanan kesehatan diberikan.
Konteks komunikasi dapat berdasarkan pada tempat atau ruang dilaksanakannya
komunikasi,jenis pelayanan kesehatan yang diberikan, dan jumlah personil atau tenaga
kesehatan yang ada selama memberikan pelayanan. Petugas yang terbatas akan
mempengaruhi kuantitas dan kualitas komunikasi. Rogers .C.R (1996) menekankan bahwa
fokus interaksi dalam pelayanan kesehatan adalah klien. Seorang terapis/perawat apabila
berkomunikais harus bersikap jujur, peduli tingkat pemahaman klien dan berkeinginan
membantu klien.

Anda mungkin juga menyukai

  • Faridha MTBS 2
    Faridha MTBS 2
    Dokumen3 halaman
    Faridha MTBS 2
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Menyusun Media
    Menyusun Media
    Dokumen8 halaman
    Menyusun Media
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Ria Diare
    Ria Diare
    Dokumen2 halaman
    Ria Diare
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • LUKA
    LUKA
    Dokumen16 halaman
    LUKA
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Faridha Ar MTBS Demam
    Faridha Ar MTBS Demam
    Dokumen2 halaman
    Faridha Ar MTBS Demam
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • KELOMPOK5
    KELOMPOK5
    Dokumen6 halaman
    KELOMPOK5
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • KELOMPOK5
    KELOMPOK5
    Dokumen6 halaman
    KELOMPOK5
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • LP HT
    LP HT
    Dokumen9 halaman
    LP HT
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Lembar Balik Cara Mencuci Tangan Yang Benar
    Lembar Balik Cara Mencuci Tangan Yang Benar
    Dokumen8 halaman
    Lembar Balik Cara Mencuci Tangan Yang Benar
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen4 halaman
    JURNAL
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Sap TB Paru
    Sap TB Paru
    Dokumen15 halaman
    Sap TB Paru
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • PATHWAY
    PATHWAY
    Dokumen2 halaman
    PATHWAY
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen4 halaman
    JURNAL
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • REVISIAN
    REVISIAN
    Dokumen4 halaman
    REVISIAN
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Kulit
    Pengertian Kulit
    Dokumen3 halaman
    Pengertian Kulit
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Undangan Seminar Maternitas
    Undangan Seminar Maternitas
    Dokumen1 halaman
    Undangan Seminar Maternitas
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • JURNAL Penimbangan BB Esa
    JURNAL Penimbangan BB Esa
    Dokumen5 halaman
    JURNAL Penimbangan BB Esa
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan DHF Q
    Laporan Pendahuluan DHF Q
    Dokumen12 halaman
    Laporan Pendahuluan DHF Q
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • RESUME IGD BRPN Esa
    RESUME IGD BRPN Esa
    Dokumen9 halaman
    RESUME IGD BRPN Esa
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Cover Anak
    Cover Anak
    Dokumen2 halaman
    Cover Anak
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Format LK DHF
    Format LK DHF
    Dokumen18 halaman
    Format LK DHF
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Askep BBL
    Askep BBL
    Dokumen18 halaman
    Askep BBL
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • LP Ged B2
    LP Ged B2
    Dokumen4 halaman
    LP Ged B2
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • LP Peb
    LP Peb
    Dokumen16 halaman
    LP Peb
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Askep Ged B2
    Askep Ged B2
    Dokumen20 halaman
    Askep Ged B2
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen7 halaman
    Latar Belakang
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • LP Batu Ginjal KMB
    LP Batu Ginjal KMB
    Dokumen10 halaman
    LP Batu Ginjal KMB
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Bab I - 5
    Bab I - 5
    Dokumen6 halaman
    Bab I - 5
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat
  • LK Kebutuhan Nutrisi
    LK Kebutuhan Nutrisi
    Dokumen18 halaman
    LK Kebutuhan Nutrisi
    Hery Wahyudi
    Belum ada peringkat