masyarakat
MAKALAH
DI MASYARAKAT
Oleh:
WAHYU UTAMI
G1D008081
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan keperawatan kelompok balita di masyarakat” untuk memenuhi tugas
individu komunitas II Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman. Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Asep Iskandar S.Kep.Ns., M.Kep., Sp. Kom, selaku dosen pengampu mata kuliah
keperawatan komunitas II yang telah berkenan memberikan pengarahan demi
kesempurnaan makalah.
2. Almarhum Bapak, Ibu dan seluruh keluarga tercinta atas semangat, dukungan serta doa
selama proses penulisan makalah.
3. Sahabat dan teman-teman semua yang telah membantu dalam penulisan makalah,
terimakasih atas kerjasama dan bantuannya.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, atas bantuan moral maupun
material dalam penulisan makalah ini.
5. Almamater, Universitas Jenderal Soedirman.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi hasil yang
lebih baik, semoga hasil penelitian ini mendapat ridho dari Allah SWT dan bermanfaat bagi
semua. Amin.
Purwokerto,3 Januari2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
PRAKATA.............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
DAFTARTABEL ................................................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK................................................................................................................. v
DAFTARLAMPIRAN ........................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................ 1
B. Perumusah Masalah.................................................................................................... 3
C. Tujuan........................................................................................................................ 4
E. Manfaat...................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian ................................................................................................................. 5
B. Tujuan........................................................................................................................ 7
C. Ruang Lingkup.......................................................................................................... 8
BAB III PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian.................................................................................................................. 9
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................. 10
C. Perencanaan Keperawatan......................................................................................... 12
D. Tindakan Keperawatan.............................................................................................. 16
E. Evaluasi...................................................................................................................... 16
BAB VI PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 19
B. Saran.......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan
negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di Indonesia
mencapai 31 per 1.000 kelahiran. Angka itu, 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Juga, 1,2 kali
lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand. Masalah
ini harus menjadi perhatian serius. Kasus malnutrisi masih menjadi masalah penting di Indonesia.
Meski angka prevalensi malnutrisi anak menurun, namun masih tergolong tinggi. Prevalensinya
mencapai 42%, di Srilanka yang memiliki tingkat pendapatan kotor per kapita (GDP) yang lebih
rendah daripada Indonesia, tingkat prevalensi malnutrisi anak hanya 18%. Data Departemen
Kesehatan, terdapat penurunan dalam jumlah kasus balita yang tergolong gizi kurang dan gizi buruk.
Tahun 2004, jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta anak. 2006, jumlah balita gizi
kurang dan buruk turun jadi 4,28 juta anak. Tahun 2007, angka kasus balita gizi kurang dan buruk
menurun menjadi 4,13 juta anak.
Angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di Asia.
Tahun 2002, angka kematian ibu saat melahirkan mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
ini 65 kali lebih tinggi dibandingkan Singapura, 9,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan
2,5 kali lebih tinggi dibanding Filipina. Rata-rata angka kematian ibu di dunia mencapai 400.000 per
100.000 kelahiran hidup. Pemerintah menargetkan untuk mengurangi angka kematian ibu dari 390
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 1994) menjadi 225 per 100.000 di tahun 1999, dan menargetkan
menjadi 225 per 100.000 di tahun 2010.
Berdasarkan data demografi di Indonesia tahun 2002, sebanyak 307 ibu meninggal dalam
persalinan di setiap 100.000 kelahiran hidup dan 228 per 100.000 di tahun 2009. Bidan memiliki
legitimasi dalam memberikan pelayanan khusus kesehatan ibu, bayi dan anak merasa berkewajiban
mengambil bagian secara aktif dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak. Bidan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah yang
memiliki kondisi geografis yang sulit terjangkau oleh tenaga kesehatan lainnya. Bidan memiliki
dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam membangun serta meningkatkan kualitas kesehatan di
daerah mereka masing-masing.
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 (SDKI 2007), Angka
Kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi
sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita sebesar 44 kematian/1000
kelahiran hidup.
Grafik 1.1 Grafik Kondisi, AKN, AKB dan AKBAL sejak 1991 s/d 2007 dan harapan
pencapaian pada tahun 2014.
Keterangan:
Garis merah = AKN
Garis biru = AKB
Garis hijau = AKBAL
Grafik 1.2 Proporsi penyebab kematian balita usia 0-59 bulan
Sumber: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang asuhan keperawatan kelompok balita di
masyarakat
3. Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan peneliti sehingga dapat menerapkan asuhan keperawatan
kelompok balita di mayarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Balita adalah anak yang berumur 5 tahun ke bawah atau masih kecil yang perlu
tempat bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk mandiri. Periode 5
(lima) tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai "Masa Keemasan (golden
period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity) atau Masa Kritis (critical
period)" karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling
pesat pada otak manusia, masa yang sangat peka bagi otak anak dalam menerima berbagai
masukan dari lingkungan sekitarnya. Mengingat masa 5 tahun pertama merupakan masa
yang 'relatif pendek' dan tidak akan terulang kembali dalam kehidupan seorang anak,
maka orang tua/pengasuh/pendidik/masyarakat dan tenaga kesehatan harus memanfaatkan
kesempatan ini untuk membentuk anak menjadi anak yang berkualitas tinggi melalui
kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang.
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-
otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjumput,
menulis, dan sebagainya.
c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya
d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
anak (makan sendiri, membereskan mainan setelah bermain), berpisah dengan ibu / pengasuh
anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
Keterangan:
Masalah yang sering terjadi pada balita adalah tumbuh kembang terganggu, gizi buruk
dari sedang sampai berat, diare dan ISPA. Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit
yang mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah
infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi
yaitu; usia dari balita ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap
penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).
B. Tujuan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat telah dilakukan berbagai upaya salah satunya adalah dengan meletakkan dasar
pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di
puskesmas induk, puskesmas pembantu, posyandu serta unit-unit yang terkait di masyarakat.
Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu di dorong dan digerakkan untuk menciptakan
pelayanan yang prima. Selain itu cakupan di perluas dengan pemerataan pelayanan kesehatan
untuk segala aspek atau lapisan masyarakat.
Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk mendorong
terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan
pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik pula, disamping dapat memperbaiki status
kesehatan anak.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan penting,
sebab upaya pemerintah dalam menurunkan kematian bayi dan anak tidak hanya dapat
dilakukan oleh pemerintah melainkan peran serta masyarakat.
Upaya pelaksanaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil dengan
baik bila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan
C. Ruang lingkup
2. Penyuluhan kesehatan
3. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota, kader kesehata, dan petugas kesehatan
6. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat, kader, dan petugas kesehatan
Fenomena yang menjadi bidang garapan keperawatan kelompok khusus balita adalah:
1. Pemantauan tumbuh kembang balita melalui pemeriksaan oleh petugas kesehatan
6. Pemberian vitamin
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Data
Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, agama, mana ayah/ibu,
pekerjaan ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu serta suku bangsa.
8. Kecelakaan
9. Imunisasi
11. Riwayat sosial meliputi pengasuh utama, pembawaan secara umum, dan lingkungan rumah.
12. Keadaan kesehatan saat ini meliputi diagnosa medis, tindakan operasi, obat-obatan, tindakan
keperawatan yang pernah dilakukan, hasil laboratorium dan hasil rontgen.
13. Pengkajian pola fungsional meliputi persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan, pola
nutrisi metabolik, pola eliminasi seperti pola defeksi, pola eliminasi urine, kebersihan
pakaian, aktivitas pola latihan, pola istirahat tidur anak seperti lama tidur perhari, perubahan
pola istirahat, posisi tidur, gerak tidur, pola kognitif persepsi anak, persepsi diri dan pola
konsep diri, stressor dari keluarga, interaksi anak dengan keluarga, pols bermaian, support
sistem, dan pola-pola keyakinan.
14. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, postur tubuh, tanda vital, tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, mata, hidung, mulut, telinga, dada, janung, paru-
paru, perut, punggng, genitalia, ekstremitas dan kulit.
15. Pemeriksaan perkembangan meliputi kemandirian dalam bergaul, motorik halus, konitif dan
bahasa serta perkembangan motorik kasar.
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan, baik aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Diagnosa
keperawatan adalah suatu peryataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status dan masalah
klien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran
tentang masalah dan status kesehatan masyarakat, baik yang nyata (aktual) maupun yang
mungkin terjadi (potensial). Diagnosa keperawatan mengandung komponen PES (problem,
etiologi, symptom). Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada balita adalah:
1. Kurang gizi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi balita.
2. Diare
3. ISPA
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi mekanik dari jalan nafas
oleh sekret, proses inflamasi, peningkatan produksi sekret.
c. Cemas berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh anak, hospitalisasi pada anak
C. Perencanaan
Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan Menilai status hidrasi, elektrolit dan
hasil pemeriksaan laboratorium keseimbangan asam basa
Bersihkan area anorektal dengan sabun Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah
iritasi
ringan dan airsetelah defekasi dan berikan
perawatan kulit
Kolaborasi pemberian obat analgetika dan Analgetik sebagai agen anti nyeri dan
antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus
atau antikolinergik sesuai indikasi
GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis
Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk
menetapkan intervensi selanjutnya
Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik
nyeri, petunjuk verbal dan non verbal
Intervensi Rasional
Dorong keluarga klien untuk membicarakan Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan
dan alternatif pemecahan masalah
kecemasan dan berikan umpan balik tentang
mekanisme koping yang tepat.
Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga
klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya
perineal setelah defekasi
iagnosa. 6 : Kecemasan anak berhubungan dengan Perpisahan dengan orang tua, lingkugan yang baru
Tujuan : Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda kenyamanan
Intervensi Rasional
Anjurkan pada keluarga untuk selalu Mencegah stres yang berhubungan dengan
perpisahan
mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam
perawatn yang dilakukan
Berikan sentuhan dan berbicara pada anak Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress
sesering mungkin
D. Tindakan
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada
yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian
dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum
teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah balita yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah balita yang
lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan balitayaitu mewujudkan derajat
kesehatan serta optimal. Dalam peningkatan peranan serta masyarakat dapat dilaksanan
dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan kelompok balita dalam rangka menciptakan
kemandirian masyarakat.
B. Saran
Harapan kepada masyarakat, agar balita tetap menjadi bagian dari masyarakat. Sebab
generasi penerus bangsa tergantung dari proses pertumbuhan dan perkembangan saat usia
balita karena usia balita merupakan golden period. Agar pemberdayaan dapat berhasil maka
seluruh komponen bangsa harus ambil bagian mulai departemen/ kementerian/instansi,
organisasi profesi, yayasan, institusi masyarakat, PKK, Posyandu, Karang Taruna, PAUD dan
seluruh petugas lapangan dari jajaran instansi pemerintah serta anggota masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA