Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SAHIRAH

NIM : 190905056
ALAT YANG DIGUNAKAN KEMUDIAN MENCIPTAKAN BUDAYA
BARU/MEMPENGARUHI BUDAYA
Tabò/Gayung/Waterdipper

Gayung atau dalam bahasa Filipina(tagalog) Tabò (TAH-boh) adalah alat kebersihan
tradisional berasal dari Filipina digunakan untuk mandi, dan membersihkan lantai kamar mandi.
Tabo paling umum dapat ditemukan di provinsi-provinsi meskipun ia juga banyak digunakan di
kota-kota.
Tabo dalam bahasa Inggris disebut sebagai "dipper" atau "pitcher", tetapi menurut Dr.
Michael Tan, kanselir di Universitas Filipina-Diliman dan kolumnis di Philippine Daily Inquirer,
terjemahan itu kurang tepat. Dalam artikel pendapatnya yang berjudul "Tabo 'Culture", yang
diposting secara online di situs web Philippine Daily Inquirer pada 24 Mei 2011, Tan
mengatakan bahwa tabo itu lebih dari sekadar gayung. Tabo plastik adalah perlengkapan yang
sangat diperlukan di rumah Filipina. Warga Filipina yang tinggal di luar negeri akan membawa
tabo mereka sendiri atau bahkan meminta kerabat mereka untuk mengirimnya jika mereka lupa.
Tabo adalah gayung versi Filipina yang juga terkenal di negara-negara Asia Tenggara
lainnya termasuk Indonesia ,yang menggunakan gayung versi mereka sendiri. Tabo "modern"
diciptakan pada saat plastik dikenalkan oleh orang Amerika, menggunakan bahan modern untuk
membuat gayung alih-alih kelapa dan bambu tradisional. Saat itu, tabo disebut sartin, atau sartén
(artinya penggorengan, disebut penggorengan karena bentuknya seperti wajan untuk
penggorengan) dari bahasa Spanyol. Di masa lalu, sumber air terkadang sangat sedikit dan
jarang,sehingga menyebabkan nenek moyang orang Filipina saat itu mengembangkan "sartin".
Alih-alih berdiri setiap kali untuk dapat mencapai sumber air dan mencuci tangan, sartin
disebarkan untuk menghemat waktu dan air, menurut sejarawan Lito Nunag dari Universitas
Filipina-Diliman.

Tabo awalnya berasal dari periode pra-kolonial, dulu terbuat dari batok kelapa dan
bambu, dan itu tidak digunakan sebagai alat toilet. Tabò dan barang lainnya yang setara dengan
itu di banyak ditemukan di rumah tradisional di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) bukan
sebagai barang toilet, tetapi sebagai benda rumah tangga serba guna. Itu ditemukan di pintu
masuk rumah, di sebelah toples air terakota atau terra-cotta (dari bahasa Itali berarti "tanah
bakar) adalah tembikar yang terbuat dari tanah liat, sebuah palayok atau pot dalam bahasa
Indonesia, sehingga para tamu dapat mencuci tangan dan kaki mereka sebelum memasuki rumah.
Di sana, tabo berbicara tentang sapa, tuan rumah dan juga tamu. Di dapur tradisional, tabo sekali
lagi ditemukan dengan palayok, yang digunakan untuk menyimpan dan mendinginkan air
minum. Tabò diletakkan didapur tujunnya untuk keperluan mengambil air untuk minum,
mencuci tangan dan piring. Tabò menggambarkan obsesi terhadap kebersihan, sesuatu yang
tampaknya telah menurun seiring waktu palayok dan tabò mulai menghilang, atau sudah mulai
jarang orang zaman sekarang menggunakannya.
Tabo plastik disimpan terutama di kamar mandi dan digunakan sebagai gayung untuk
berbagai fungsi. Tujuannya adalah agar penggunaan tabo digunakan dengan benar atau
menghindari kekacauan yang akan terjadi di toilet.Tujuan utamanya adalah membersihkan. Ini
digunakan di toilet untuk membersihkan lantai toilet, untuk menyiram toilet, dan yang paling
penting, untuk kebersihan pribadi seperti, mencuci tangan, keramas, atau memandikan seluruh
tubuh .
Orang Filipina menggunakan tabo sebagai alat untuk mencuci atau memersihkan,
bukannya tisu toilet setelah menggunakan kamar mandi. Tidak semua toilet di Filipina memiliki
flush otomatis, jadi, timbâ (umumnya ember plastik dengan pegangan logam) dan tabò yang
terus digunakan. Saat memasuki toilet, ember harus diperiksa jika memiliki cukup air. Warga
Filipina benar-benar mencuci tangan setelah pergi ke toilet, menggunakan air dan barang
pembersih apa pun yang tersedia, baik itu sabun atau sabun cuci deterjen.
Tabo dibuat dari dua benda yang mana banyak ditemukan di lingkungan alam Filipina
seperti kelapa dan bambu. Penggunaan tabo bersifat ekologis yaitu dapat didaur ulang. Lebih
penting lagi berkaitan dengan toilet, memungkinkan penggunaan air secara ekonomis, seringkali
sumber daya air yang langka di banyak rumah keluarga Filipina. Untuk itu, tabo tradisional lebih
menghemat air daripada versi plastik modern. Tabo tradisional dikembangkan di era pra-toilet.
Tetapi tabo tradisional, tidak cukup untuk menyiram toilet. Tabo plastik yang modern, lebih
cukup untuk menyiram toilet karena memiliki wadah yang cukup besar untuk mengambil air
sehingga dapat menyiram toilet secara menyeluruh.
Jadi kesimpulannya tabo/gayung mempengaruhi budaya karena dapat mengubah cara kita
dalam mengambil air dan mempengaruhi kita dalam kinerja dalam membersihkan atau mencuci
sesuatu. Dan mempermudah kita dalam beraktifitas apapun.

Anda mungkin juga menyukai