Metode Pelaksanaan Pagar
Metode Pelaksanaan Pagar
Metode Pelaksanaan Pagar
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Air kerja
Karena lokasi pekerjaan berada di daerah ketinggian dan belum terdapat
sambungan sumber air baik itu air sumur ataupun PDAM, maka diadakan
pengadaan air kerja dengan mencari sumber air dan menampungnya di dalam bak
penampungan air dengan menggunakan pompa air. Bila ternyata tidak ditemukan
lokasi sumber air terdekat, maka diadakan mobilisasi air dari luar lokasi.
Pemasangan bowplank
Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan
Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 3/20
Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku
pada beberapa tempat untuk menarik benang-benang as
Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang
menyangkut letak elemen bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman
galian, dan ketinggian elemen bangunan (lantai, pintu, jendela, dll)
Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat
dapat dikosongkan untuk jalan pekerja
PEKERJAAN PONDASI
Galian tanah
Gali tanah sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman rencana
Gali sisi-sisi miringnya sehinga dicapai sudut kemiringan yang tepat
Tanah hasil galian diletakkan di pinggir galian diluar bouwplank, yang
nantinya untuk pekerjaan pengurugan kembali.
Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana
Pondasi Beton
1. Perakitan tulangan
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui
dari ukuran pondasi setempat.
Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada
pada pondasi setempat tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran
2. Pemasangan Tulangan
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan
tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar
tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi
tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan
tulangan tidak
menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan pengecoran.
3. Bekisting Pondasi
Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan
dengan cetok (sendok spesi).
Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu
membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi
persaratan tertentu.
Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang
akan di cor.
Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar
tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
Papan cetakan tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar
tidak terjadi retak.
4. Pengecoran pondasi
Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari
kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm
x 100 cm
x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x
100 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.
Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume
pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama
4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak
spesi.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah
yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/
dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat
masuk kecelah-celah tulangan.
Urugan kembali
Untuk penimbunan tanah didalam bangunan, tanah setelah digali dapat
diurug kembali pada lobang-lobang bekas galian sesuai petunjuk dari
Direksi.
Penimbunan dengan lapisan pasir Dengan ketebalan 4 cm dilakukan
secara teknis yaitu harus dilakukan lapis demi lapis, dimana setiap lapisnya
20 cm lalu disiram hingga betul-betul basah kemudian dipadatkan dengan
alat
pemadat selam 4 kali pemadatan begitulah seterusnya hinga
mencapai ketinggian yang direncanakan kemudian diatasnya ditutup
dengan kerikil.
Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper)
sampai kepadatan yang diinginkan tercapai.
Setelah selesai dilakukan pekerjaan pemadatan akan dilakukan
pengetesan kepadatan.
PEKERJAAN DINIDING
Plesteran Dinding
Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau
strategis dari dinding yang akan di plester.
Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara
merat a (curing)
Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu
(misalkan 1pc : 2 ps)
Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak
lemparan ± 50cm dari permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15~
20 mm.Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman
(curing) sel ama 3 hari;pagi, siang & sore.
Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.
Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
Membuat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai
selesai seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar
dari jarak
± 50 cm
Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok
permukaan dinding sampai halus & rata.
Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar –
benar basah seluruhnya.
Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir
yang baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan)
sampai dinding benar – benar rata dan halus.
PEKERJAAN PENGECATAN
Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan
plesteran dengan kain lap.
Lindungi bahan – bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding
yang akan dicat dengan kertas semen / koran dan lakban.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian – bagian dinding yang retak &
kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
Cek kerataan permukaan dinding.
Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat
rol pada bidang yang luas & dengan kwas untuk bidang yang sempit (
sulit ).
Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua
/ terakhir ( jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
Cek kerataan pengecatan yang terakhir.
Apabila sudah rata, bersihkan cat yang mengotori bahan/pekerjaan lain
yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.