Anda di halaman 1dari 13

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

FATIGUE / FATIGUE test


(Kelelahan)

Adanya beban beban dynamic yang berfluktuasi (cyclic


stress) sehingga mengalami kegagalan walaupun tegangan
yang diterima dibawah tegangan tarik atau yield.

Hampir 90 % kegagalan terjadi karena fatigue :


Contohnya pada :
 Komponen mesin, baut, poros, dan komponen lain
 Bodi pesawat, retak

Penampang Final fracture


patah lelah

penampang baut yang mengalami patah lelah

Kegagalan fatigue mirip dengan patah getas (brittle like),


kemudian dilanjutkan patah seketika ( catastrophic).

Beban yang menyebabkan : axial(tarik-tekan), flextural


(bending), torsional ( twisting).

Fatigue ( S vs N)

1
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

Stress – Number cycle of failure


Tegangan
periodik dan
simetris pada
garis nol
tegangan

Tegangan
periodik tapi
tidak simetris
pada garis nol
tegangan

Fluktuasi
tegangan
acak

Karakteristik tegangan
Mean Stress => σm = (σmax - σmin)/2
Range of Stress => σr = (σmax - σmin)
Stress Amplitude => σa = σr/2 = (σmax - σmin)/2
Stress Ratio => R = σmin / σmax

Konvensi : tanda + (positif) tarik


- (negatif) (compression)

2
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

Pengujian Fatigue (S vs N)

Rotating-bending test apparatus

Hasil dari pengujian ini akan diplotkan antara S


(stress-tegangan) dan N (jumlah putaran sampai patah)

 low cycle fatigue : high load, plastic and elastic


deformation
 hight cycle fatigue : low load, elastic deformation
(N>105)
Fatigue (S-N curve I)

3
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

Fatigue limit ( endurance limit), muncul pada beberapa material


(seperti paduan Fe dan Ti). Pada kasus ini kurva S-N menjadi
horisontal sampai N tak terhingga. Fatigue limit menandakan batas
amplitudo tegangan maksimum dimana material tidak akan patah
pada jumlah N berapapun (tak hingga).

Fatigue (S-N curve II)

Pada kebanyakan logam paduan, S (stress) turun seiring


dengan pertambahan cycle (N), Pada kasus ini definisi
sifat fatigue adalah:

1. Fatigue Strength : tegangan dimana material akan


mengalami patah fatigue sampai saat cycle tertentu
(misal pada cycle 107)

2. Fatigue life : Banyaknya cycle (N) dimana material


akan mengalami patah pada tegangan tertentu (107)

4
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

Tahapan terjadinya fatigue failure:

1. Initial cracking, disebabkan adanya cacat lokal atau retak


saat operasi biasanya terjadi pada daerah yang mempunyai
konsentrasi tegangan yang tinggi.
2. Propagation, Pertumbuhan retak, yang ditandai dengan
bekas patahan yang membentuk garis-garis yang disebut
sebagai garis sitriasi atau beach mark
3. Final fracture, yaitu terjadinya patah statis akibat kelebihan
tegangan pada sisa material yang belum patah, ditandai
dengan patahan yang berserat ( fibrous)

Nf = Ni + Np
Dimana
Nf = Cycle final fracture
Ni = Cycle Initial Fracture
Np = Cycle propagation fracture

5
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

Fatigue: Inisiasi Crack dan Perambatannya

Inisiasi crack
Inisiasi crack terjadi pada daerah yang memiliki konsentrasi
tegangan (misalnya mirocracks, goresan, bekas indentadi,
sudut tajam, slip dislokasi dll).

Crack propagation
Tahap I: Perambatan secara
lambat dari inisaisi crack
terjadi sepanjang permukaan
struktur kristal yang
dipengaruhi oleh tegangan
geser yang tinggi. Baru
meliputi beberapa butir-butir
logam.Bentuk permukaan
patahannya masih datar

6
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

Tahap II: Perambatan berjalan lebih cepat searah tegangannya.


Pertumbuhan retakan terjadi karena ada ‘blunting’ berulang-
ulang dan penajaman ujung retakan pada perambatannya.
Bentuk permukaan patahannya kasar.

Pada akhirnya retakan akan mencapai


dimensi kritisnya dan tumbuh dalam
tempo sangat cepat sehingga
materialnya patah

Faktor yang mempengaruhi fatigue life :


1. Besarnya tegangan
2. Kualitas dari permukaaan,
 Kekasaran permukaan , Notch
 Transisi geometri
 Residual stress
 Kerusakan, korosi
Solusi :
 Polishing, menghilangkan bekas machining
yang tidak diinginkan
 Memberikan perlakuan panas (case hardening),
untuk mengeraskan permukaan, sehingga
daerah dilurany menjadi lebih keras, hal ini
berefek materialnya seperti terkena tegangan
tekan.
 Mengoptimalkan geometri dan bentuknya
dengan menghindari adanya sudut runcing
atau takikan.

7
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

UJI CREEP (MERANGKAK)


Creep adalah peristiwa bertambahnya regangan (deformasi
plastis) dengan bertambahnya waktu.
Fenomena yang terjadi jika material dikenai tegangan tetap
pada temperature tinggi (lebih tinggi dari setengah titik cair
dalam oK) sehingga memperlihatkan deformasi plastis yang
tergantung pada fungsi waktu. (time dependent – permanent
deformation).

8
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

TAHAPAN PERISTIWA CREEP

1. Instantaneous deformation
Deformasi elastis yang terjadi pada awal pembebanan
2. Primary/Transient Creep
Terjadi sesaat setelah pembebanan dan kenaikan regangan
mula-mula cepat lalu kemudian menurun.(work hardening)
3. Secondary/Steady State Creep
Kenaikan regangan akan berjalan konstan (balance between
work hardening and recovery)
4. Tertiary
Kenaikan regangan berjalan dengan cepat dan akhirnya
bahan akan putus. (failurenya bisa disebabkan oleh internal
crack, batas butir, voids, necking dsb)

PARAMETER YANG MEMPENGARUHI CREEP


9
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

Tahapan steady state creep adalah tahapan paling lama dan


steady state creep rate adalah parameter
terpenting dari creep karena menunjukkan masa umur
pemakaian yang lama.

Parameter lain yang juga mempengaruhi adalah situasi dimana


masa creepnya pendek yaitu time to rupture atau rupture lifetime,
tr.

10
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

11
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

12
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Fahmi Mubarok

13

Anda mungkin juga menyukai