Dina Lusiana S
Tingkat Kecelakaan
Residual Accident
Waktu
PENDEKATAN KONSEP:
Teori Perilaku : teori ABC
Teori Motivasi : reinforcement, expectancy
Teori Komunikasi: rich channel communication, feedback
TEORI ABC
Antecedent
Behavior
Consequence
TEORI MOTIVASI
Reinforcement
Adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan apresiasi atau penghargaan dan
perhatian terhadap perilaku baik yang telah dilakukan oleh seseorang. Seseorang
apabila perbuatan baiknya dihargai maka besar kemungkinan perbuatan baik
seperti itu akan diulanginya kembali. Dalam pengamatan perilaku kerja,
reinforcement ini perlu diberikan kepada pekerja yang telah melakukan perilaku
kerja aman agar seterusnya termotivasi bekerja dengan cara aman. Kurang
memberikan reinforcement terhadap perilaku kerja aman dapat berakibat
memudarnya perilaku kerja aman.
Expectancy
Adalah harapan mendapatkan apresiasi atau penghargaan dan perhatian apabila
seseorang mengetahui bahwa perbuatan baik yang dilakukannya akan
mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Dalam pengamatan perilaku kerja,
pengamat perlu mengetahui bahwa umumnya orang memiliki harapan baik terhadap
sesuatu yang baik yang telah ia lakukan. Apabila pekerja mengerti bahwa
melakukan perilaku kerja aman akan mendapatkan perhatian postive dan apresiasi
maka pekerja tersebut akan termotivasi berperilaku kerja aman.
TEORI KOMUNIKASI
Rich channel communication
Adalah penyampaian pesan dengan menggunakan beberapa isyarat
kumunikasi secara serentak seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh dan
irama suara. Contohnya komunikasi tatap muka. Penyampaian pesan
dengan cara ini akan lebih effective dibanding dengan lean channel
communication. Intervensi yang dilakukan saat melakukan pengamatan
perilaku dianjurkan menggunakan rich channel communication agar
komunikasi antara pengamat dan orang yang diamati menjadi maksimal.
Feedback
Adalah saluran komunikasi yang memberikan umpan balik kepada
pemberi pesan apakah pesan tersebut diterima sesuai dengan yang
diinginkan. Ringkasnya feedback menjamin apakah pesan yang
disampaikan telah diterima sesuai harapan atau tidak, kalau tidak maka
proses penyampaian pesan diperjelas kembali. Intervensi yang dilakukan
saat melakukan pengamatan perilaku dianjurkan mengandalkan feedback
untuk menyakinkan pesan dalam perubahan perilaku kerja telah
dimengerti diantara pengamat dan orang yang diamati.
Observe
Intervention
Record
Follow-up
STEP 1: PREPARE
Behavior Observation (pengamatan perilaku) adalah pengamatan yang
harus direncanakan dan tidak dilakukan secara sambilan dari aktifitas
lainnya. Pengamatan yang direncanakan memungkinkan kita melakukan
pengamatan yang terarah.
Pengamatan yang dilakukan tanpa persiapan atau dilakukan secara
kebetulan cenderung singkat dan terburu-buru sehingga akan
kehilangan pengamatan, tidak fokus dan proses intervention kurang
optimal.
Observe
Intervention
Record
Follow-up
STEP 2: OBSERVE
Berhenti disekitar tempat dimana pengamatan perilaku akan dilakukan
Yang diamati adalah orang yang sedang melakukan pekerjaannya
Amati perilaku orang tersebut, bila perilaku tersebut menjurus ke
kecelakaan serius maka pekerjaan tersebut harus dihentikan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan lebih lanjut
Observe
Intervention
Record
Follow-up
STEP 3: INTERVENTION
Diskusikan dengan orang yang diamati mengenai pengamatan perilaku yang baru dilakukan.
Diskusi harus dilakukan terbuka, tanpa tekanan, tidak menggurui, tidak menguji, tidak
meremehkan sehingga diharapkan terjadi hubungan komunikasi yang baik yang mendorong
terjadinya perubahan perilaku yang sifatnya relatif permanan.
Bila orang tersebut telah melakukan pekerjaan dengan aman (safe behavior) maka orang
tersebut harus diberi reinforcement terhadap perilaku kerja aman yang spesifik telah
dilakukannya agar perilaku kerja aman tersebut dapat terulang lagi.
Bila orang tersebut telah melakukan perilaku kerja tidak aman (at risk behavior) maka lakukan
immediate corrective action (tindakan koreksi seketika) agar tidak celaka. Setelah itu lakukan
action to prevent recurrence (tindakan pencegahan), orang tersebut ditanya mengapa
melakukan at risk behaviour. Lakukan diskusi dengan orang tersebut dan dengarkan. Jelaskan
akibat buruk yang dapat terjadi akibat at risk behavior yang baru dilakukan sehingga orang
tersebut mengerti dan termotivasi untuk tidak melakukannya lagi. Yakinkan terjadi feedback saat
diskusi. Diskusi yang tidak ada feedback tidak akan membawa perbaikan perilaku.
Jangan menghukum (punishment) kepada orang yang melakukan at risk behavior karena
tindakan itu tidak merubah perilaku secara permanen. Orang tersebut merubah perilakunya hanya
karena takut, bukan karena kesadaran.
Observe
Intervention
Record
Follow-up
STEP 4: RECORD
Hasil pengamatan perilaku dicatat dalam format yang dibuat untuk maksud
behavior observation.
Catat kategori safe behavior dan at risk behavior dari hasil pengamatan.
Catat safe behavior (perilaku kerja aman) yang dilakukan dan reinforcement
yang dilakukan
Catat at risk behavior (perilaku kerja tidak aman) yang dilakukan, immediate
corrective action (tindakan koreksi seketika) dan preventive action
(tindakan pencegahan) yang dilakukan
Catat nama dan bagian yang melakukan pengamatan
Catat tanggal dan lokasi dilakukan pengamatan
Jangan mencatat nama orang yang diamati. Tujuan pengamatan bukan untuk
mencari siapa yang salah tetapi untuk mendapatkan fakta yang berhubungan
dengan perilaku untuk perbaikan.
Observe
Intervention
Record
Follow-up
STEP 5: FOLLOW UP
Tindak lanjuti perbaikan yang memerlukan penanganan lebih lanjut
untuk mendapatkan perilaku yang diharapkan, misal menyediakan
PPE yang sesuai, modifikasi peralatan, melengkapi alat kerja,
mengganti alat kerja yang rusak, melengkapi prosedur, training, dll.
PERFORMANCE MEASUREMENT
Total Behavior Observation
Safe Observation Index
Accident Frequency Rate
TOTAL OBSERVATION
Jumlah behavior observation (pengamatan
perilaku) yang telah dilakukan pada periode
tertentu
Makin banyak jumlah pengamatan
mengindikasikan makin banyak orang yang
terlibat dalam proses perubahan perilaku
sehingga kecelakaan dapat dicegah
Jan
2002
Feb
2002
Mar
2002
Apr
2002
May
2002
Jun
2002
Jul
2002
Aug
2002
Sep
2002
Oct
2002
Nov
2002
Dec
2002
4729
7255
6766
7674
7891
7229
6961
7101
7254
7312
7197
7292
7150
7232
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
7674 7891
6766
ec
02
02
ov
02
O
ct
02
ep
ug
02
Bulan
l0
Ju
Ju
02
02
M
ay
pr
02
02
M
ar
02
b
Fe
Ja
02
01
4729
20
v)
(A
Jumlah Observasi
Aver
2001
Jan
2002
Feb
2002
Mar
2002
Apr
2002
May
2002
Jun
2002
Jul
2002
Aug
2002
Sep
2002
Oct
2002
Nov
2002
Dec
2002
0.34
0.53
0.48
0.51
0.54
0.57
0.51
0.56
0.46
0.48
0.54
0.48
0.57
0.61
0.61
0.57
0.57
0.56
0.54
0.54
0.51
0.48 0.51
0.48
0.46 0.48
0.34
)2
00
Ja 1
n
02
Fe
b
02
M
ar
02
Ap
r0
2
M
ay
02
Ju
n
02
Ju
l0
Au 2
g
0
Se 2
p
02
Oc
t0
2
No
v0
De 2
c0
2
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
(A
v
Aver
2001
Bulan
Year 2002
Average
Observation
4729
7255
Average Safe
Observation Index
0.34
0.53
0.29
0.25
J. SUDARSONO/2006