Anda di halaman 1dari 30

BEHAVIOR BASED SAFETY

(BBS)
Apa itu Behavior Based Safety?
Behavior atau kebiasaan adalah cara untuk
mengarahkan diri sendiri.

Untuk itu, behaviors adalah suatu tindakan yang nampak


atau terlihat.

Fokus dari Behavior Based Safety adalah pada


kampanye membiasakan diri tentang keselamatan

* Merriam-Webster dictionary
Behavior Based Safety is NOT:
• Sepenuhnya program pengembangan keselamatan.
• BBS adalah suatu rencana proses kerja untuk mengeliminasi
pekerja dari resiko.

• Suatu proses untuk menjalankan aturan


keselamatan , bukan untuk memperbaiki kondisi
bahaya.
• Pelanggaran aturan keselamatan dan kondisi tidak aman
harus di perbaiki di luar proses BBS

• Proses untuk menyalahkan atau meng kritik pekerja.


Bagaimana perbedaaan BBS dengan Sistem Keselamatan
Tradisional?
Traditional Safety…
• Is reactive – fokus pada perbaikan atas apa yang
telah terjadi.
• Mencari akar masalag dari suatu insiden
 Menggunakan data insiden dari investigasi
• e.g. Incident and Severity rate
• Fokus pada meminimalkan kondisi tidak aman.
• Suatu ketika menyalahkan kesalahan pada
seseorang.
Bagaimana perbedaaan BBS dengan Sistem Keselamatan
Tradisional?

Behavior Based Safety…


• Is proactive – menurukan kebiasaan atau perilaku yang
beresiko.
• Fokus pada pengamatan kebiasaan pekerja.
• Kebiasaan umum yang menempatkan pekerjaan pada suatu
resiko di catat dan perbaikan di buat.
• Memilki hubungan pemahaman dari kebiasaan pekerja.
• Catatan pada lingkungan dimana kebiasaan terjadi, kebiasaan
itu sendiri dan konsekuensi dari kebiasaan tersebut.
Behavior Based Safety Mendasari dan Berguna Untuk
Traditional Safety

Accidents

Near Misses

Traditional Safety

Unsafe Unsafe
Acts Conditions

Behavior Based Safety


Always Keep in Mind…
BBS is focused on two concepts:
• BEHAVIOR
• What is behavior?
• What are the factors influencing “at-risk” behavior?
• How can this behavior be discouraged?
• RISK
• What is risk?
• Why do people take risks?
• What are the consequences of taking these risks?
INGAT !!! Behavior adalah
“cara untuk mengarahkan diri sendiri”

Behaviors tidak dapat di isolasi dari kondisi lingkungan yang


terjadi.

Behavior Environment
Risk = Severity x probability

Severity – seberapa besar sesorang terlibat dalam aktivitas.

Direct Indirect

Probability – kesempatan terjadinya kecelakaan pada suatu aktivitas.

1 in 6 1 in 52
Bagaimanakan Efek dari Konsekuensi BBS pada kebiasaan yang berisiko?

Behavior Accident No
Probability Accident

Accident

Severity
Probability
Risk = severity x probability
Consequence
Pengaruh Konsekuensi Positif Pada Kebiasaan Yang Berisiko

• Menyenangkan Hidup
• Hemat Waku
• Meningkatkan Produktivitas
• Bebas berkespresi
• Merasa terlindungi

Howdoes
How doescheaper/better/faster
cheaper/better/faster
influencetaking
influence takingrisks?
risks?
Alasan-alasan pekerja mengambil suatu resko:

In my opinion . . . That’s the way I always do it!


In my experience . . . I don’t know.
I don’t think it’s a problem because . . . I didn’t think about it.
I’ve done it before and not gotten hurt. It’s the way we always do it around here.

Su
What’s wrong with it?

b-
Co
ion

ns

Ha
c
e

io u
oi c
t
ep

b
sC
Ch

it
rc

ho
us

ic e
c io
Pe
ns

BEHAVIORS
Co

Limited Choice

Obstacle
I can’t do it any other way because . . .
It would be difficult to do it that way because . . .
If I do it that way, (this would happen).
Implementing Behavior Based
Safety
Hal Penting Sebelum Implementasi

Penting untuk mengembangkan Komite BBS dan tetap


melakukannya sesuai dengan struktur pekerjaan setelah di
implementasikan :
• Designs the BBS process.
• Develops the implementation strategy.
• Implements the BBS process.
• Steers the BBS process.
Tanggung Jawab Manajemen & Pengawas
• Memahami prosesnya (mendapatkan training)
• Membuat BBS menjadi bagian pada pekerjaan
• Membantu meng identifikasi dan memperbaiki
kekurangan dalam sistem
• Menghilangkan batasan-batasan yang tidak perlu
• Dukungan :
• Waktu untuk:
• Training
• Bertugas sebagai Komite BBS dan melaksanakan pertemuan
• Melakukan observasi
• Medorong dan menyediakan penguatan positif bagi
pekerja , observer dan komite BBS
4 Langkah Implementasi BBS
4 Langkap Implementasi BBS:

1. Membuat target yang memungkinkan


2. Mengembangkan Ceklist Observasi
3. Observasi
4. Memberikan Umpan Balik
Langkah 1: Membuat target yang
memungkinkan
Buat target SMART:

Specific (Detail) – Motivational (Memotiviasi)– Attainable (Tercapai)–


Relevant (Sesuai)– Trackable (Berjejak)

Contoh :
Target “zero-injuries” iitu TIDAK SMART, tapi target of 80 partisipasi
karyawan dalam pelaksanaan training keselamatan adalah SMART.

Target harus berfokus pada hasil BUKAN behaviors.


Langkah 1: Membuat Target Yang
Memungkinkan
Partisipasi pekerja dalam menentukan target sangatlah
penting. Hal ini dikarenakan :

1. Merekalah targetnya.

2. Adanya kepercayaan interpersonel.


Langkah 2: Mengembangkan Ceklist Observasi
Dalam menemukan kebiasaan bekerja selamat ada
beberapa cara :
• Review laporan insiden sebelumnya untuk mengidentifikasi
kebiasaan yang dapat mencegah itu semua.
• Fokus pada hal terbesar yang dapat mencegah terjadinya insiden.
• Diskusi dengan Pekerja dan Manajemen.
• Penting untuk pekerja mengambil tanggung jawabnya dalam melakukan
aktifitas
• Keuntungan lainnya untuk membangun kepercayaan.
• Melakukan observasi pekerja secara terjadwal
Langkah 2: Mengembangkan Ceklist Observasi
Langkah 3: Obervasi
Pertimbangan dalam melakukan observasi:
• Siapakah Yang Akan Di Observasi?
• Self-observation
• Peer-to-peer
• Top-down
• Working groups
• Frekuensi observasi?
• Daily, bi-weekly, monthly
• Bagaimana umpan balik akan diberikan??
• Immediately
• Within a week
Observers Harus Memilki…

3 Tanggung Jawab Utama:


– Mengumpulkan Data
• Observation data (Safe/Concern)
• Discussion data (What/Why)

– Memberikan Umpan Balik


• Dorongan positif untuk kebiasaan yang selamat
• Menyediakan coaching dan Perhatian

– Objective / Tidak berprasangka


Tugas Oberver TIDAK:
• Memata-matai pekerja,
• “Menangkap” orang yang berbuat tidak aman,
• Mengkritisi performa pekerja,
• “Polisi Keselamatan” (risks vs. rules; right vs. wrong; safe
vs. unsafe),
• Memperhatikan tugas atau pekerjaan,
• Memaksa orang untuk berubah,
• Merubah orang untuk selalu disiplin,
Langkah 4: Memberikan Uman Balik
Memberikan umpan balik kepada pekerja merupakan
suatu cara yang penting. Beberapa metode umpan
balik yang terbukti menguntungkan:

• Ucapan – Segera memberikan umpan balik selama proses


obervasi.
• Membuat laporan tertulis setelah semua data observasi
terkumpul.
• Memperlihatkan grafik perfoma dimana semua orang dapat
melihat.
• Memberikan perayaan atas atau memberikaan insentif
lainnya.
NOTE: It is important that workers are allowed time to adjust their performance
before being observed again.
Why Implement Behavior Based
Safety?
The BBS Process Closes the Gap
to “Nobody Gets Hurt”
• Fokus pada sedikit tindakan pencegahan yang kritikal
sehingga dapat mencegah terjadinya insiden yang
lebih banyak
• Prioritas tindakan utama adalah menghilangan
penghalang (komuikasi, status dll)
• Menghasilkan data yang dapat dilakukan
• Memberikan dukungan positif dari Kebiasaan Selamat
• Mengikutsertakan pekerjaa dan manajemen:
Pekerja Melaksanakan/Manajemen Mendukung
BBS is proven to reduce injuries
• At 850+ companies injuries were reduced by an
average of:
• 37% after 1 year
• 66% after 2 years
• 87% after 3 years

• Multisite Success – See case study of BP’s Fabrics and


Fibers Business Unit (FFBU) included in your extra
materials.
Keuntungannya Lebih Banyak
daripada Biaya Yang Dikeluarkan
What is the Return on Investment for BBS?
• Saves time, money, energy, and can improve morale among
employees and between employees and managers.
• Costs of accidents/incidents are both direct and indirect:
• Direct costs: investigation, production downtime, medical
expenses, damage to equipment or product, repairs, legal costs,
fines, etc.
• Indirect costs: employer/public liability, business interruption,
training replacements, loss of goodwill/employee morale,
negative public image.
Why Implement Behavior Based Safety?

Remember:

The Iceberg Theory

For every accident, there


are many “near misses”
that go unnoticed.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai