TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
1. Stroke Hemoregik
8
9
aktivitas, atau bisa juga terjadi pada saat beristirahat. Pada stroke
a. Perdarahan Intraserebral
serebelum.
b. Perdarahan Subarachnoid
tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan pada stroke non
b. Stroke Involusi
c. Stroke Komplit
2.1.3 Etiologi
(Padila, 2012).
1. Trombosis serebri
hal ini telah dibuktikan oleh para ahli patologi. Pada kasus trombosis
2. Emboli Serebri
trombosis.
3. Hemoragi (pendarahan)
hemiparese (kelemahan pada salah satu sisi tubuh). (Sari, Agianto, &
Wahid, 2015).
2.1.4 Patofisiologi
Kekurangan dalam satu menit saja dapat mengarah pada gejala seperti
henti jantung atau hipotensi) dan hipoksia akibat dari proses anemia
iskema dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan
peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial) dan kematian otak pada area
yang lebih luas. Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena
yang terjadi perdarahan yang disebabkan oleh arteri tersebut. (Wijaya &
Putri, 2013)
darah.
3. Gangguan aliran darah akibat dari bekuan atau embolus infeksi yang
Iskemik/Infark
Hemiparese /
Penurunan Penekanan Hemiplegi kanan
Kesadaran saluran pernafasan Defisit Neurologi
Hambatan
Hemisfer kanan Mobilitas Fisik
Pola Nafas
tidak Efektif
Hemiparese /
Hemiplegi kiri
Area Grocca
Defisit
Kerusakan Perawatan Diri
N. VII danN. XII
Resiko Kerusakan Integritas
Hambatan Kulit
Komunikasi
Verbal
Kurang
Resiko Aspirasi Resiko Trauma Resiko Jatuh Pengetahuan
15
16
Pada cva atau stroke non hemoragik gejala utama yang sering muncul
kesadaran. Kecuali apabila embolus sangat besar. (Wijaya & Putri, 2013).
jelas, kecuali penderita stroke merasakan nyeri kepala karena akibat dari
hipertensi.Gejala ini seringkali timbul setiap hari pada saat aktivitas dan
pada saat emosi atau marah, sifat nyei yang ditimbulkan oleh perdarahan
mengarah pada kondisi koma. 65% terjadi kurang dari setengah jam,
23% antara ½ sampai dengan 2 jam dan 12% terjadi setelah 2 jam,
sampai 19 hari.
lokasinya.
mendadak
memahami ucapan)
menelan.
a. Kehilangan motorik
4. Kehilangan komunikasi
5. Gangguan persepsi
dimana sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang
paralisis.
tubuh yang sakit dan mengabaikan sisi atau ruang yang sakit
tersebut.
Putri, 2013).
19
1. Hipertensi
3. Diabetes Mellitus
4. Merokok
Pada individu yang merokok secara aktif akan timbul plaque pada
5. Alkohol
6. Peningkatan Kolesterol
aliran darah menjadi lambat termasuk darah yang menuju ke otak, pada
7. Obesitas
stroke.
21
8. Arterosklerosis
umur)
1. Agriografi serebral
2. Elektro encefalography
3. Sinar X tengkorak
subarachnoid.
4. Ultrasonography Doppler
5. CT Scan
jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti.
6. MRI
7. Foto thorax
salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke. (Wijaya &
Putri, 2013)
2013).
a. Infeksi pernafasan
c. Konstipasi
d. Tromboflebitis
b. Dislokasi sendi
a. Epilepsi
b. Sakit kepala
c. Kraniotomi
d. Hidrocefalus
1. Mengurangi kegemukan
2. Berhenti merokok
5. Tingkatkan kalsium
25
6. Rajin berolahraga
2.1.12 Penatalaksanaan
a. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral bila di
normal
a. Berikan nutrisi per oral setelah tes fungsi menelan baik. Bila
3. Penatalaksanan Medis
26
ke otak
a. Antasi kejang
c. Atasi dekompresi
2.2.1 Pengertian
a. Mobilisasi
(Mubarak, 2008)
b. Imobilisasi
Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana individu tidak saja
seseorang diantaranya:
yang cukup.
2.2.3 Patofisiologi
serta kontak antara bagian tubuh dengan sumber panas ekstrem. Terjadinya
trauma dan kondisi patologis tersebut dapat menimbulkan adanya fraktur yang
5.Pergerakan lambat
Berikut adalah skala kekuatan otot yang dapat dilakukan untuk mengukur
2. Skala 1 Apabila tidak ada gerakan akan tetapi teraba atau terlihat ada
kontraksi otot
30
3. Skala 2 Ada gerakan pada sendi namun tidak dapat melawan gravitasi
hanya bergeser
4. Skala 3 Bisa melawan gravitasi akan tetapi tidak dapat menahan tekanan
penuh
dalam menjaga sifat fisiologis dari jaringan otot dan sendi. Jenis latihan ini
2.3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
setiap kurun waktu sepuluh tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa CVA
terjadi pada orang lanjut usia karena CVA dapat menyerang semua
kelompok umur), jenis kelamin (Pria lebih beresiko terkena CVA dari
pada wanita, resiko CVA pria 1,25 lebih tinggi dari pada wanita,tetapi
serangan CVA pada pria terjadi di usia lebih muda sehingga tingkat
b. Keluhan utama
pemeriksaan diri. Pada umumnya keluhan pasien CVA terjadi dua hal
kepala, mual muntah bahkan kejang sampai tidak sadar , selain gejala
2008).
keluhan yang sama dirasakan pada pasien. Dalam hal ini kaji penyakit
f. Riwayat Psikososial
emosi dan pikiran pasien dan keluarga. (Hanum, Lubis, & Rasmaliah,
2017)
g. Nutrisi
1) Antropometri
vomiting dan hilang sensasi pada lidah. ( Wijaya & Putri, 2013)
34
2) Diet
h) Eliminasi
1) Sistem urinary
1. Kesadaran
kurang dari 12 pada awal terserang stroke. Sedangkan pada saat proses
a) Rambut
b) Wajah
banyak juga pasien cva yang tidak mengalami kelumpuhan pada saraf
wajah
c) Mata
d) Hidung
terjadi belpasi bahkan kekakuan otot pada mulut, lidah kotor, serta
mukosa bibir kering, namun banyak juga ditemui pada kasus cva
f) Telinga
g) Leher
pada leher
1) Paru
Perkusi : Sonor
i) Jantung
Perkusi : pekak
j) Abdomen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran pada hepar
Perkusi :Timphany
37
k) Ekstermitas
l) Pemeriksaan Neurologi
1) Tingkat Kesadaran
Pada kasus CVA pada fase rehabilitasi atau setelah fase akut
otak.
3) Fungsi Sensorik
4) Fungsi Motorik
38
bicara.
6) Refleks
a) Reflek Fisiologis
tidak terjadi fleksi lengan pada siku. Hal ini bisa terjadi
3. Reflek Patella
b) Refleks Patologis
1. Reflek Babinsky
2. ReflekGordon
3. Reflek Chaddok
a) Nervus I ( Olfactorius )
b) Nervus II ( Optikus )
d) Nervus V ( Trigeminus )
melakukan.
dari kekakuan pada otot akibat dari paralisis dan ada juga
h. Nervus XI ( Accesscories)
lidahnya.(Irfan, 2010).
keperawatan meliputi problem atau respon (P), etiologi (E), sign and
symptoms.
2.3.6 Implementasi
dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan.
1. Tahap AsuhanKeperawatan
berikut :
akan dilakukan
yangdiperlukan
2. Tahap Implementasi
3. Independen
dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk atau intruksi dari dokter atau
4. Interpenden
kerja sama dengan profesi kesehatan lainnya seperti tenaga sosial, ahli
5. Dependen
2.3.7Evaluasi
2. Kognitif(pengetahuan)
testertulis.
3. Wawancara
klien pada situasi hipotesis dan tanyakan intervensi yang tepat terhadap
4. Tesmenulis
5. Afektif (statusemosional)
6. Observasi secaralangsung
48
Perawat mengobservasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, dan isi
klien
8. Psikomotor
kriteria hasil(tujuan).
9. Perubahan fungsitubuh
keperawatan.
keputusan pada tahap ini, yaitu klien masih mencapai hasil yang
ditentukan dalam tujuan, klien masih dalam proses mencapai hasil yang
11. Evaluasiproses
49
12. Evaluasihasil