PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain storage dan alat transportasi zat padat, feeder juga berperan penting
dalam industri. Feeder diperlukan untuk membantu proses masuk nya umpan
dalam proses industri. Selain bahan berbentuk gas dan cair, padatan juga
memiliki alat pengumpan (feeder) dengan spesifikasi sendiri-sendiri.
Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk lebih mengetahui dan memahami
proses penangan zat padat dalam dunia teknik kimia. Dalam makalah ini akan
dibahas beberapa hal mengenai alat-alat yang telah dijelaskan sebelumnya.
B. Tujuan Makalah
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah conveyor yang
berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan
alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung
pada :
Kapasitas material yang ditangani
Jarak perpindahan material
Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi
Ukuran, bentuk dan sifat material
Harga peralatan tersebut.
2. Chain Conveyor
Chain conveyor pada dasarnya adalah alat yang menggunakan rantai sebagai alat
bantu untuk menggerakkan material. Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa
jenis conveyor, yaitu :
Scraper Conveyor
Apron Conveyor
Bucket Conveyor
Bucket Elevator
Konveyor berfiight section (Gambar 2.6-a) dibuat dari pisau-pisau pendek yang
disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat
pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan
membentuk sebuah pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi
suatu poros (Gambar 2.6-b). Untuk membentuk suatu konveyor, flight-flight itu
disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan
berikutnya.
Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight
cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor
(Gambar 2.6-c).
Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar 2.6-d). Untuk
mengaduk digunakan cut flight (Gambar 2.6-e). Flight pengaduk ini dibuat dari
flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan
potongannya ke berbagai arah.
Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya
konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang
konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan
disesuaikan pasangan pilinannya.
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang
dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu
poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang
satunya lagi (Gambar 2.7).
Pada tipe yang sederhana (Gambar 2.11), sebuah pompa cycloida akan
menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan
sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat
dipindah-pindahkan ujungnya.
Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi
akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa.
Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa
dan debu ini juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain
debu adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring
ditempatkan diantara siklon dan pompa.
Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk
bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang
sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelok-
kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor
lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi.
Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada
kecepatan tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang
digunakan untuk mengangkut tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm,
tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan,
dan lain-lain.
Perinsip kerja
(
m
m
)
G 3 3 2 0 0 1
Z 0 0 × - . 8
D 0 - 1 1 8 0
- 8 . 0 0
1 0 5 ×
8 8
0 0
× 0
8
0
G 3 8 2 0 0 2
Z 0 0 × - . 0
D 0 - 2 1 9 0
- 5 . 0 0
2 0 2 ×
0 0 1
0 2
× 0
1 0
2
0
G 5 4 2 0 1 3
Z 0 0 × - . 0
D 0 - 2 1 5 0
- 1 . 0 0
3 0 2 ×
0 0 9
0 0
× 0
9
0
Z 5 9 1 0 5 4
S 0 0 1 ° . 2
W 0 - 0 0
- 1 0
3 0 ×
8 0 1
0 1
× 0
9 0
6
Z 5 1 1 0 5 4
S 8 5 5 ° . 9
W 0 0 5 0
- - 0
4 3 ×
2 5 9
0 0 6
× 0
1
1
0
Z 5 1 1 0 5 4
S 8 8 5 ° . 9
W 0 0 3 0
- - 2 0
4 3 ×
9 8 1
0 0 1
× 0
1 0
1
0
Z 7 2 2 0 5 4
S 5 5 2 ° . 9
W 0 0 9 0
- - 0
4 4 ×
9 5 1
0 0 3
× 0
1 0
3
0
Z 7 4 5 0 7 6
S 5 0 0 ° . 0
W 0 0 8 0
- - 0
6 8 ×
0 0 1
0 0 3
× 0
1 0
3
0
Z 8 4 3 0 8 6
S 0 0 0 ° . 0
W 0 0 6 0
- - 7 0
6 8 ×
0 0 1
0 0 5
× 0
1 0
5
0
2. Screw feeder.
Komponen screw feeder antara lain motor penggerak, hopper dan ulir
/ screw yang melilit sepanjang poros, pasak dan bantalan. Motor
penggerak berfungsi sebagai penggerak screw yang melilit sepanjang
poros, sehingga material yang masuk ke dalam hopper dapat
terdorong keluar dengan kapasitas tertentu.
Daya motor yang digunakan bergantung pada jenis material dan jenis
komponen dari screw feeder tersebut. Hopper merupakan bagian yang
berfungsi sebagai pengumpan menuju ke ulir. Screw / ulir berfungsi
untuk mengalirkan material secara bertahap mengikuti alur dari screw
tersebut dengan satuan per volume dari material tersebut. Poros
merupakan bagian yang terpenting dari setiap mesin, karena poros
berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama putaran. Pasak berfungsi
untuk mencegah gerak relatif antara poros dengan roda gigi, sehingga
apabila roda gigi berputar maka poros akan ikut berputar. Bantalan
adalah elemen mesin yang menumpu pada poros, sehingga putaran
atau gerakan bolak – baliknya dapat berlangsung dengan halus, aman dan
relatif awet. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros
serta elemen mesin yang lainnya bekerja dengan baik.
fungsi : Untuk membawa material yang terlalu kasar pada feeder lain.
Digunakan untuk membawa material yang besar dan tajam untuk menahan
jatuhnya material tersebut dan untuk mengumpan bahan panas yang dapat
merusak feeder lain.
Prinsip kerja : Apron feeder merupakan tipe lain dari belt conveyor.
Material yang terdapat pada hopper akan digerakan dengan rantai/apron
tak berujung menuju discharge port.
Prinsip kerja : Table feeder terdiri dari meja, scrapper, discharge port,
dan hopper. Meja akan membawa material secara radial dan lambat dari
lingkaran. Ketika material mengenai scrapper, material akan keluar
melalui discharge port.
5. Vibratory feeder
Penyimpanan bahan pada proses industri kimia merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penyimpanan bahan :
1. Karakteristik bahan
Karakteristik bahan, terutama bahan padat, sangat menentukan dalam
pemilihan jenis alat ataupun rangkaian alat untuk transport bahan
padat ataupun storing bahan padat dalam industri. Karakteristik bahan
padat mencakup:
1. Sifat fisis bahan, antara lain ketahanan bahan terhadap pengaruh cuaca, ukuran
bahan, angle of repose bahan, dan sifat flowability bahan.
2. Sifat khemis bahan, antara lain tingkat korosifitas “hazardous properties” (fire
ability, explosive, and toxicity).
- Ukuran sangat halus, ukuran butiran lolos saringan 100 mesh ( < 149 mikron)
- Ukuran halus, yaitu ukuran lolos saringan 1/8 in dan tertahan 100 mesh
- Ukuran butiran atau glunular, bahan padat dengan ukuran lebih besar 3,18
mm sampai dengan 12,7 mm
- Bahan padat berupa gumpalan/ lumpy material dengan ukuran > 12,7 mm
Yang terkait dengan sifat bahan, flowability (kemampuan bahan untuk
meluncur dengan sendirinya) bahan padat sangat terkait dengan ukuran bahan.
Flowability bahan dibedakan menjadi:
- sangat free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudut gelincir bahan
(angle of repose) < 300,
- free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudt gelincir antara 30 0 – 450,
- sluggish material, yaitu bahan padat yang lamban untuk menggelincir, angle
of repose > 450.
Bahan padat yang tergolong “dry and loose” material pada umumnya bessifat
free flowing.
Angle repose bahan adalah sudut kemiringan papan terhadap posisi datar
(horizontal) sedemikian sehingga bahan padat diatas papan mulai menggelincir
dengan sendirinya.
Di industri tingkat kekasaran bahan/abrasivitas bahan padat akan
mempengaruhi terhadap pemilihan alat transport bahan yang akan dipakai.
Abrasiveness bahan dibedakan menjadi tiga yaitu:
- non abrasive, permukaan bahan halus pada umumnya untuk bahan halus dan
granular,
- abrasive, permukaan bahan kasar,
- sangat abrasive, permukaan bahan kasar dan tajam atau runcing, contohnya
pecahan batu.
Selain sifat-sifat di atas karakteristik bahan padat juga dapat ditinjau dari sifat
kimia atau yang lainnya, antara lain:
- korosifitas bahan, dibedakan menjadi highly corrosive dan middle corrosive,
- harm-full to life, yaitu berdebu, berasap, beracun, explosive.
Sifat-sifat bahan diatas akan mempengaruhi terhadap pemilihan alat atau sistem
penyimpanan ataupun storing/ delivering equipment dan juga jenis alat transport
yang dipakai.
Tujuan dilakukan penyimpanan bahan (padat, cair, gas) baik sebagai bahan baku
( raw material) ataupun bahan hasil (product) adalah untuk menjaga kelangsungan
produksi, yang diartikan sebagai kelangsungan produksi ialah pabrik tetap dapat
mengeluarkan/ menjual produknya ke konsumen dalam batas waktu tertentu
walaupun terjadi hambatan/ kemacetan supply raw material ataupun terjadi
kerusakan alat-alat pabriki. Penyimpanan bahan di dalam proses industri biasa
dijumpai di tiga tempat yaitu:
Besar kecilnya bahan yang disimpan biasanya dinyatakan dengan kapasitas/ tonnage
tiap hari dari pabrik. Jumlah ini tergantung dari:
Untuk bahan yang sangat mudah didapat (pad umumnya raw material dalam negeri),
maka jumlah bahan disimpan relatif lebih sedikit disbanding dengan bahan yang
sukar didapat.
Untuk produk-produk yang terikat kontrak jual-beli dengan pabrik lain, jumlah bahan
yang disimpan lebih banyak jika dibandingkan dengan produk yang dipasarkan “on
retail”. Untuk penyimpanan bahan baku (dipermulaan proses), biasanya diperlukan
persediaan bahan untuk satu bulan produksi, demikian juga untuk bahan produknya.
Penyimpanan ditengah proses, sangat tergantung dari proses p-roduksinya.
- lori-lori
3. Overhead sistem.
Siatem ini dipakai untuk jarak jauh. Ini dilakukan dengan monorial car”,
“cable way car” dan sebagainya, yang dilengkapi dengan bucket.
Sistem ini sangat banyak dipakai yang terdiri dari “scrapper bucket” yang
dikaitkan dengan kabel yang bergerak pada suatu pulley. Alat yang
dipakai untuk mengangkut bahan ke unit biasannya: lori, conveyor,
bucket elevator. Besar kecilnya bahan yang disimpan dengan sistem
outdoor (sistem penimbunan secara outdoor), tidak diketahui dengan
pasti.
Bila jumlah yang dijumlah sedikit maka akan lebih ekonomis dengan
sistem manual. Untuk jumlah intermediate lebih ekonomis menggunakan
electricak industrial truck, traktor.
KESIMPULAN