Anda di halaman 1dari 11

LBM 5

Step 7

1. Apa saja tujuan, definisi, dan latar belakang dari HIPERKES?


Definisi

pengertian dan batasan


Hygiene perusahaan merupakan spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya
yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyaki t kualitatif
dan kuantitatif dalarn lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang
hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut,serta
bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari
bahaya akibat kerja, serta dimungkinkan mengecap kesehatan setinggi-tingginya.
Suma’mur. 1986. “Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja”. Gunung Agung Jakarta

HIPERKES (HIGIENE PERUSAHAAN & kESEHATAN KERJA):


Hiperkes adalah lapangan kesehatan yang meliputi pemeliharaan dan peningkatan
derajat kesehatan tenaga kerja melalui pengobatan,perawatan serta menciptakan
higiene perusahaan yang memenuhi syarat. Higiene perusahaan merupakan spesialisasi
kesehatan lingkungan yang meliputi tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap
faktor-faktor pengganggu kesehatan karyawan yang bersifat medis. 

Tujuan :
o Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja
o Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat
lingkungan kerja atau pekerjaannya
o Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
o Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, dan
pendidikan atau ketrampilannya
(Budiono, A.M.S., 2005. “Bunga Rampai Hiperkes dan KK”. Semarang : UNDIP)
Tujuan utama hiperkes adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif.
Tujuan tersebut dapat diperinci lebih lanjut sbb;
- Pencegahan dan pemberantasan penyakit2 dan kecelakaan2 akibat kerja.
- Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
- Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga
manusia
- Pemberantasan kelelahan kerja dan penglipatgandaan kegairahan serta
kenikmatan kerja
- Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar
dari bahaya2 pengotoran oleh bahan2 dari perusahaan yang
bersangkutan.
- Perlindungan masyarakat luas dari bahaya2 yang mungkin ditimbulkan
oleh produk2 industri.

Latar Belakang HIPERKES


Dengan berkembang pesatnya industri di Indonesia ditambah dengan era globalisasi
membawa berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja dan
keluarganya
Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal
mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stress lingkungan
ditempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteran,
kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat.

Kata Hiperkes sebenarnya singkatan dari Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.


Hiperkes merupakan penggabungan dari higiene perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Higiene perusahaan (higiene industri, higiene okupasi, higiene kerja) (industrial-
occupational hygiene) adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang
lingkup dedikasinya adalah : mengenali, mengukur, dan melakukan penilaian
(evaluasi)terhadap faktor penyebab gangguan kesehatan atau penyakit dalam
lingkungan kerja dan perusahaan. Hasil pengukuran dan evaluasi demikian
dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif serta guna pengembangan pengendalian
yang lebih bersifat preventif terhadap lingkungan kerja/perusahaan. Dengan
menerapkan higiene perusahaan kesehatan tenaga kerja dapat dilindungi dan
masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya faktor lingkungan yang
mungkin diakibatkan oleh beroperasinya suatu perusahaan. Jelas sifat-sifat higiene
perusahaan :
1. Sasaran adalah lingkungan kerja;
2. Bersifat teknis-teknologis

(Higiene perusahaandan kesehatan kerja,Dr.Suma`mur)


2. Apa saja ruang lingkup dari HIPERKES?

Ruang lingkup hygiene industry terdiri dari :


1) Antisipasi
Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat
kerja. Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industri di tempat kerja.
Adapun tujuan dari anntisipasi adalah :
 Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi bahaya dan
risiko yang nyata
 Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area
dimasuki
 Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan atau
suatu area dimasuki
 Langkah-langkah dalam antisipasi yaitu :
 Pengumpulan Informasi
 Melalui studi literature
 Mempelajari hasil penelitian
 Dokumen-dokumen perusahaan
 Survey lapangan
 Analisis dan diskusi
 Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten
 Pembuatan Hasil
Yang dihasilkan dari melakukan antisipasi adalah daftar potensi bahaya dan risiko
yangndapat dikelompokkan:
– Berdasarkan lokasi atau unit
– Berdasarkan kelompok pekerja
– Berdasarkan jenis potensi bahaya
– Berdasarkan tahapan proses produksi dll

2) Rekognisi
Rekognisis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil
dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga
dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bias dipertanggung jawabkan. Di mana dalam
rekognisi ini kita melakukan pengenalan dan pengukuran untuk mendapatkan informasi
tentang konsentrasi, dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur, sifat, dll .
Adapun tujuan dari rekognisi adalah :
 Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan, efek,
severity, pola pajanan, besaran)
 Mengetahui sumber bahaya dan area yang  berisiko
 Mengetahui pekerja yang berisiko

3) Evaluasi
Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel
dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi
lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran
dan standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi
pengendalian, ada atau tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dengan lingkungannya , serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja.
Tujuan pengukuran dalam evaluasi yaitu :

 Untuk mengetahui tingkat risiko


 Untuk mengetahui pajanan pada pekerja
 Untuk memenuhi peraturan (legal aspek)
 Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan
 Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja
 Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik
4) Pengontrolan
Ada 6 tingkatan Pengontrolan di Tempat Kerja yang dapat dilakukan:
 Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta
menghentikan semua kegiatan pekerja di daerah yang berpotensi bahaya.
 Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu atau asap,
dan mengurangi bahaya, Pengendalian bahaya kesehatan kerja dengan
mengubah beberapa
peralatan proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan baku
yang diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat menghilangkan potensi
bahayanya.
 Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja dengan
menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya
dari pekerja lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar,
 Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada
faktor lingkungan kerja selain pekerja
 Menghilangkan semua bahaya-bahaya yang ditimbulkan.,
 Mengurangi sumber bahaya dengan mengganti dengan bahan yang kurang
berbahaya,
 Proses kerja ditempatkan terpisah,
 Menempatan ventilasi local/umum.
 Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada
interaksi pekerja dengan lingkungan kerja
 Pengaturan schedule kerja atau meminimalkan kontak pekerja dengan sumber
bahaya
 Alat Pelindung Diri (APD), Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki
pengendalian. Jenis-jenis alat pelindung diri Alat pelindung diri diklasifikasikan
berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena resiko dari bahaya.

Ruang lingkup higiens perusahaan:


 Pengenalan lingkungan kerja : mengetahui secara kulitatif bahaya potensial di
tempat kerja, menentukan lokasi, jenis dan metoda pengujian yang perlu dilakukan.
 Penilaian lingkungan kerja : dilakukan pengukuran, pengambilan sample dan analisis
laboratorium, melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan
kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan
standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi
pengendalian, ada atau tidak korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dengan lingkungannya, serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja.
 Pengendalian lingkungan kerja : metoda teknik untuk menurunkan tingkat factor
bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus melindungi
pekerja.
Sumber : A. M. Sugeng Budioro, dkk. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Ed. 2 (revisi).
Undip. Semarang. 2005.

3. Apa saja program dari HIPERKES?


4. Apakah dasar hukum dari HIPERKES?

Pasal 27 ayat 2 UU 1945 dimana tiap warga Negara berhak atas pekerjaan
dan pengidupan yang layak.

Hiperkes UU No 14 1969 pasal 9

Ketentuan ttg pokok NAKER

Higienitas perusahaan dan kesehatan kerja

UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja (syarat- syarat keselamatan


keja seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya dan jenis bahaya)

5. Apakah upaya hygiene perusahaan?


1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja
3. Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan efektifitas dari NAKER
4. Pemberantasan kelelahan kerja dan kegairahan kerja
5. Pemeliharaan hygiene dan sanitasi perusahaan
6. Perlindungan bagi masyarakat sekitar
7. Perlindungan masyarakat luasMencakup seluruh bidang,

Program hygiene perusahaan

1. Pengenalan, Pengujian dan pengendalian potensi bahaya di tempat


kerja.
2. Program pemantauan lingk kerja
3. Produk penyusunan standard (NAB)
4. Program riset berkaitan denga n kesehatan atau kedokteran, program
koordinasi dengan unit, atau bagian lain d perusahaan serta profesi lain
yg terkait

Program Kesehatan kerja:

 Pemeriksaan kerja pendahuluan  NAKER (fisik danpsikologis)


 Pemeriksaan kesehatan berkala  NAKER sdh masuk
 Program kesehatan jalan
 Program penyuluhan kesehatan (pelindungan diri)

6. Apakah tugas pokok dan ruang lingkup dari dokter perusahaan ?

Tugas pokok 4 ruang lingkup:

1. Medis  program kesehatan di tempat kerja serta jalinan hubungan dgn


NAKER
2. Tekhnis lingkungan kerja  menciptakan lingkungan pekerjaan yg sehat
3. Tekhnis administrative memenuhi kewajiban berkenaan pencatatan
dan pelaporan medis ke instansi, administrasi rutin ke bidang kesehatan
serta pengembangan di bid HIPERKES
4. Lingkungan social  kuratif dan health educator

7. Apa tujuan dari ergonomi?

Tujuan :

Ergonomic :2 subsistem  manusia dan alat

 Menciptakan 2 kombinasi yg serasi antara kedua subsistem


 Mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja
 Menganalisis dan mengkaji faktor manusia dan peralatan kerja
 Mengurangi angka kesakitan dan cedera
 Mengurangi biaya kecelakaan dan kesakitan
 Mengurangi tingkat absenitis (ketidakhadiran)
 Meningkatkan kualitas dan produktivitas
 Meningkatkan esejahteraan fisik, mental dan social
 Pekerja merasa nyaman dalam bekerja
 Menciptakan keseimbangan rasional aspek tekhnis, ekonomis ,
antropologis dan budaya dari sistem kerja

Ruang lingkup :

 Fisik  segala sesuatu ttg aktivitas fisik NAKER


 Kognitif  proses mental manusia
 Organisasi  struktur dan kebijakan
 Lingkungan  temperature, pencahayaan dan getaran

8. Apa saja contoh-contoh dari penyakit akibat kerja ?


1. Pneumoconiosis  debu mineral
2. Alfeolitis alergika
3. Asma  eksitasi zat perangsang yg terdapat dalam proses pekerjaan
4. Dermatosis  biologi atau kimia
5. Kanker kulit epitelioma  bitumen minyak mineral
9. Apa definisi dan klasifikasi kecelakaan kerja ?

Definisi :

Kejadian yg tdk terduga atau tdk diinginkan ada kerja

Klasifikasi menurut kecelakaannya :

1. Terjatuh
2. Pengaruh suhu yg trll tinggi
3. Terkena arus listrik

Penyebab :

1. Mesin
2. Alat ngkut dan angkat
3. Alat lain: tangga , instalansi pendingin, listrik dan bahan radiasi , debu
zat kimia
4. Lingkungan kerja bangunan itu sendiri
Sifat luka atau kelainan :

1. Patah tulang
2. Keseleo
3. Memar
4. Amputasi

Letak kelaninan atau luka ditubuh :

1. kepala
2. Leher
3. Anggota tubuh atas dan bawah
10.Apa faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja?

Ada 2 :

 Perilaku tdk memenuhi keselamatan, cth : lengah, ceroboh, ngantuk


dan lelah
 Lingkungan unsafety condition
 Manusia
 Faktor mekanik dan lingkungan  APD, atau mesin rusak

Penyabab langsung

1. Tindakan yg tdk aman…..

11.Bagaimana cara mencegah PAK?

Pencegahan :

1. Substitusi  mengganti bahan yg berbahaya dgn bahan yg lbh aman,


tanpa mngurangai mutu
2. Isolasi  menyendirikan proses-proses bahaya
3. Ventilasi umum  pengaliran udara (sesuai dengan ambang batas)
4. APD
5. Penerangan atau penjelasan sblm kerja
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan pd karyawan secara berkala
Pencegahan primer  health promotion

Pencegahan sekunder  specific protection; pengendalian dengan perUU.

Pencegahan tersier  early diagnosis and prompt treatment (dengan


pemeriksaan kesehatan berkala serta lingkungan)

Pengobatan segera pada pekerja yg menunjukan beberapa gejala

Pengendali segera ditempat kerja

UU no 1 th 1970

1. Monitoring dan pengambilan keputusan keselamaatan kerja


2. Tindakan perbaikan keselamatan kerja, countinous improvement seperti
pemeriksaan rutin, retribusi keselamatan kerja

12.Apa definisi, sasaran, dan program K3?

Definisi K3 : unsur-unsur penunjang yg mendukung terciptanya suasana kerja


yg aman, aman dan kondusif

Sasaran : semua pekerja serta siapa saja yg ada di sekitar lingk kerja tsb

Tujuan :

 untuk melindungi dan menjamin ekselamatan ksetiap pekerja dan org


lain di temapat kerja
 Untuk menjamin setiap sumber produksi yg digunakan secara aman dan
efisien
 Untuk peningkatan dan kesejahteraan dan produktivitas nasioanl

13.Apa kebijakan yang mengatur tentang ketenagakerjaan khususnya K3?

Dasar Hukum :

UU no 1 th 1970

1. Monitoring dan pengambilan keputusan keselamaatan kerja


2. Tindakan perbaikan keselamatan kerja, countinous improvement seperti
pemeriksaan rutin, retribusi keselamatan kerja
14.Bagaimana pathogenesis penyakit asbestosis?

Inhalasi < 3 milimikron  masuk ke paru  keluar sputum, namun ada juga
yg tertahan di paru  fibrosis  fibrosis byk di saluran nafas bawah  terikat
atau difagosit oleh complex besi protein  dalam jangka singkat masih dapat
ditelorir

Jangka panjang  kanker pleura

15.Upaya promotif dan preventif untuk penyakit asbestosis?

Promotif :

Health promotion  penyuluhan

Preventif:

APD  NAB ada 3 :

1. Manusia dapat bekerja di tempat kerja yang berpolutan selama max 8


jam (system shift)
2. NAB batas pajanan singkat : tdk lebih dari 15 menit, harus ada selang 1
jam antara interval satu dengan lainnya
3. NAB tinggi

16.Apa definisi, jenis, dan sumber toksikologi industri?


Definisi :

Toksikologi : ilmu yg mempelajari tentang pengaruh suatu zat atau kimia


beracun pada organisme hidup

Toksikologi industri  pada perusahaan industry

Jenis :

Bahan kimia karsigonenik :

A1  karsinogen pd manusia
A2  diperkirakan

A3  pada binatang

A 4  tidak di klasifikasikan karsinogenik pada manusia

A 5  tdk diperkirakan karsinogen pd manusia

STEP 4 : Mapping Ergonomi


HIPERKES

K3
TUJUAN Ruang lingkup
dan program
PAK

Anda mungkin juga menyukai