Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN

KONSELING

CARA MENYIMPAN OBAT YANG BAIK DAN


BENAR

HANDRIAN RAMOKO
260112190551
KELAS A

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Konseling kepada pasien berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan
pasien dalam terapi menggunakan obat. Salah satu tujuan konseling adalah
memberikan edukasi terhadap pasien terkait cara menyimpan obat yang baik dan
benar, supaya dapat menjamin kualitas obat sampai setelah diminum.
Penyimpanan obat di rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penggunaan
obat yang tidak rasional. Akan tetapi, apabila dalam keadaan darurat akan sangat
merepotkan apabila harus membeli obat di luar rumah dalam keadaaan cuaca yang
tidak menentu. Maka dari itu penyimpanan obat yang baik dan benar akan
membantu menjaga kualitas dari obat yang akan digunakan

BAB II
ISI

Penyimpanan obat yang baik dan benar dapat dilakukan dengan menyediakan
wadah penyimpanan obat yang tidak terjangkau anak – anak. Terkadang obat
memiliki bentuk yang menarik, sehingga kadang anak – anak suka menganggap
obat itu seperti permen. Apabila obat salah dikonsumsi oleh akan dikhawatirkan
menjadi racun untuk anak – anak.
Klasifikasikan obat menurut jenisnya untuk memudahkan pasien dalam
menggunakan obat. Seperti memisahkan obat diare, daripada obat demam, obat
pusing dan lainnya. Simpan obat dalam suhu kamar. Tempat penyimpanan obat
dapat dilakukan di tempat tidak terkena sinar matahari secara langsung, tidak
panas seperti daput dan tempat yang tidak lembab seperti kamar mandi.
Simpan obat sesuai pada kemasan asli sesuai label dan petunjuk penggunaan
yang benar. Apabila pada petunjuk penggunaan obat ada kondisi penyimpanan
obat selain suhu kamar, ikutilah kondisi penyimpanan sesuai dengan petunjuk
penggunaan obat tersebut
Periksa kondisi obat secara rutin. Apabila ada obat yang sudah mencapai
kadaluarsa jangan disimpan lagi. Kemudian jangan menyimpan obat pada mobil,
karena suhu pada mobil dapat merusak kualitas dari obat yang akan digunakan.
Jangan menyimpan obat di atas barang – barang elektronik, karena barang –
barang elektronik akan mengeluarkan panas yang dapat merusak kualitas dari
obat. Setelah digunakan, obat harus ditutup kembali dengan baik. Pipet dan
penakar dosis obatnya harus diberisihkan supaya tidak ditumbuhi oleh bakteri dan
steril kembali saat ingin digunakan
Bersihkan wadah penyimpanan obat secara rutin, kemudian pisahkan obat
dengan waktu kadaluarsa 6 bulan supaya menjadi perhatian khusus. Setelah obat
sudah kadaluarsa, lebih baik tidak digunakan lagi. Pada umumnya, obat diberikan
zat pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Apabila
dalam kondisi obat belum dibuka sama sekali, maka kadaluarsa obat berlaku
sesuai tanggal yang tertera pada label. Akan tetapi, apabila obat tersebut sudah
dibuka, maka pengawet tidak dapat lagi menghambat pertumbuhan bakteri dan
jamur secara keseluruhan. Beberapa obat seperti tetes hidung dan tetes telinga
dapat digunakan selama 3 bulan sesaat setelah obat dibuka. Tetes mata dapat
digunakan selama 1 bulan sesaat setelah obat dibuka. Sirup kering yang berisi
antibiotika, dapat digunakan selama 1 minggu sesaat setelah obat dgunakan. Obat
racikan dokter seperti puyer dan kapsul sebaiknya tidak digunakan lagi apabila
terdapat sisa obat. Obat memiliki waktu kadaluarsa yang berbeda – beda karena
obat dapat terurai secara kimiawi, oleh suhu, cahaya dan udara tergantung dari
jenis sediaan obat tersebut.
Untuk mengetahui apabila obat mengalami kerusakan atau tidak, terkadang
dapat terlihat secara jelas seperti perubahan warna larutan menjadi keruh dari
yang berwarna bening. Akan tetapi terkadang kerusakan pada obat tidak dapat
dilihat secara kasat mata seperti mengurangnya kadar zat aktif obat atau terurainya
zat aktif pada obat menjadi senyawa yang beracun untuk tubuh. Pengurangan zat
aktif obat hanya dapat dilihat apabila dilakukan analisa pada laborartorium.
Menurut peraturan internasional, obat yang sudah tidak dapat digunakan lagi
adalah obat yang kadar zat aktifnya telah berkurang sebanyak 10%.
Berikut ini adalah ciri – ciri obat yang sudah mengalami kerusakan:
1. Obat telah berubah warna, rasa dan bau
2. Konsistensi obat menjadi lebih lengket dan lembek dari sebelumnya
3. Terdapat gumpalan dan kekentalan pada obat cair
4. Terdapat kerusakan pada container obat

BAB III
SIMPULAN
Penyimpanan obat yang baik dan benar dapat meningkatkan kualitas obat
yang akan digunakan oleh pasien. Obat yang digunakan secara baik dan benar
akan lebih dapat menjamin keselamatan pasien dalam penggunaan obat tersebut,
maka dari itu sangat penting mengetahui tanda – tanda kerusakan pada obat
sehingga dapat menjamin keselamatan dan kualitas hidup pasien

DAFTAR PUSTAKA
E-Learning UNPAD. 2016. Video Portal - Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt. (Cara
Menyimpan Obat yang Baik). Tersedia online di:
https://www.youtube.com/watch?v=kB7mNKjNR3k&t=186s (diakses
tanggal 20 Februari 2020 pukul 21.06)

Anda mungkin juga menyukai