Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
i
6.4.3. Sistem Resep Perorangan ................................................................................ 22
6.4.4. Sistem Unit Dose Dispensing (UDD) ................................................................ 22
6.4.5. Sistem Kombinasi ............................................................................................. 22
BAB 7 PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN ............................................................................ 24
7.1. Definisi .................................................................................................................... 24
7.2. Tahapan Pemusnahan ............................................................................................ 24
BAB 8 PENGENDALIAN ....................................................................................................... 25
8.1. Definisi .................................................................................................................... 25
8.2. Metode Pengendalian ............................................................................................ 25
BAB 9 ADMINISTRASI ......................................................................................................... 27
9.1. Kegiatan Administrasi ............................................................................................. 27
9.1.1. Pencatatan dan Pelaporan .............................................................................. 27
9.1.2. Administrasi Keuangan .................................................................................... 27
9.1.3. Administrasi Penghapusan .............................................................................. 28
9.1.4. Administrasi Perbekalan .................................................................................. 28
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 30
ii
BAB I
PEMILIHAN
1.1. Definisi
1
b) Memiliki obat yang tersedia untuk perawatan sebagian besar penyakit dan
penyakit yang lazim pada tingkat perawatan yang disediakan
c) Ketersediaan obat yang aman, efektif dan berkualitas baik.
1.3. Pemilihan Berdasarkan Formularium Rumah Sakit
2
BAB 2
PERENCANAAN
2.1. Definisi
3
saat di lapangan, yaitu waktu tunggu pesanan yang membutuhkan waktu lama
dari distributor menuju ke rumah sakit dikarenakan banyaknya stok obat yang
kosong dari distributor. Hal ini kemungkinan disebabkan banyaknya rumah
sakit pemerintah seluruh indonesia yang membutuhkan obat tersebut.
4
Tabel 2.1. Metode Perencanaan Perbekalan Farmasi
Metode Konsumsi Metode Morbiditas Kombinasi
Metode perencanaan Metode morbiditas Kombinasi
yang didasarkan atas adalah perhitungan metode
analisa data konsumsi berdasarkan kebutuhan konsumsi dan
obat periode pemakaian perbekalan farmasi yang metode
sebelumnya. Metode ini digunakan untuk beban morbiditas
paling andal dalam kesakitan disesuaikan
memprakirakan (morbidity load) yang dengan
pengadaan sediaan harus dilayani. anggaran yang
farmasi, alkes, dan bahan Biasanya digunakan tersedia.
medis habis pakai untuk untuk memprakirakan
pemakaianan pengadaan perbekan
selanjutnya. farmasi (sediaan farmasi,
Untuk memperoleh alkes, dan BHMP) yang
data kebutuhan obat yang dibutuhkan pada suatu
mendekati ketepatan, program baru atau yang
perlu dilakukan analisa tak terduga, seperti
trend pemakaian obat 3 kebutuhan obat-obatan
(tiga) tahun sebelumnya untuk bantuan bencana
atau lebih. alam.
Data yang perlu Data yang perlu
disiapkan : disiapkan :
1. Daftar obat 1. Perkembangan pola
2. Stok awal penyakit terbanyak
3. Penerimaan dalam suatu populasi
4. Pengeluaran 2. jumlah populasi
5. Sisa stok dewasa dan anak
6. Obat 3. waktu tunggu (lead
hilang/kadaluarsa/rusa time)
5
Metode Konsumsi Metode Morbiditas Kombinasi
k 4. stok pengaman.
7. Kekosongan obat
8. Pemakaian rerata
9. Waktu tunggu
10. Stok pengaman
11. Perkembangan
produk
(Sumber : KEPMENKES RI No 1121/MENKES/SK/XII/2008;
Dirjen Binfar Alkes RI, 2010)
Keterangan
Qo : Jumlah pengadaan yang harus dipesankan
CA : Konsumsi rerata per bulan
LT : Waktu tunggu (Lead time)
PP : Periode pengadaan (jumlah bulan yg akan ditanggung
berdasarkan pesanan)
SS : Jumlah stok pengaman (safety stock)
Si : Stok yang ada di inventori saat ini
So : Stok yang sedang dalam proses pemesanan saat ini
Ct : Total pemakaian selama periode waktu review (bulan)
Rm : Periode waktu review
Do : Waktu terjadinya kekosongan persediaan (hari)
Kasus
Total pengadaan Amoxycillin kaplet Januari – Desember 2005
sebanyak 2.500.000 kaplet (ternyata habis dipakai selama 10 bulan,
6
jadi ada kekosongan 2 bulan) Sisa stok per 31 Desember 2005
sebanyak = 0 tablet. Berapa jumlah tablet Amoxicillin yang harus
dipesan untuk 1 tahun kedepan jika waktu tunggu pemesanan hingga
barang datang adala 3 bulan?
Penyelesaian
• Penggunaan perbulan
Ct 2.500.000
CA = 𝐷𝑜 = 60 = 250.000 tablet/bulan
𝑅𝑚− 12 −
30,5 30,5
7
2.2.4.Tahap Penyesuaian Rencana dengan Pengadaan/Evaluasi Perencanaan
2.2.4.1. Analisis ABC
Analisis ABC dilakukan untuk mengevaluasi perencanaan
pengadaan dari aspek ekonomi karena alokasi anggaran ternyata hanya
didominasi oleh beberapa atau sebagian kecil perbekalan farmasi saja yang
memakan anggaran dana yang besar karena pemakaianan yang banyak
atau harganya yang mahal. Oleh karena itu, dengan analisis ABC ini dapat
diidentifikasi jenis-jenis perbekalan farmasi dengan harga yang lebih
efisien karena evaluasi terhadap jenis-jenis perbekalan farmasi yang
menyerap biaya terbanyak juga lebih efektif dibandingkan evaluasi
terhadap perbekalan farmasi yang relatif memerlukan anggaran sedikit.
a. Nilai pakai
- Menghitung total pemakaian perbekalan farmasi
- Data pemakaian perbekalan farmasi dikelompokkan berdasarkan
jumlah pemakaian masing-masing item.
- Diurutkan dari pemakaian terbesar sampai yang terkecil
- Kelompok A dengan pemakaian 70% dari keseluruhan pemakaian
- Kelompok B dengan pemakaian 20% dari keseluruhan pemakaian
- Kelompok C dengan pemakaian 10% dari keseluruhan
pemakaian.
8
- Jumlahkan anggaran total, hitung masing-masing presentase jenis
perbekalan farmasi terhadap anggaran total.
- Urutkan kembali jenis- jenis perbekalan farmasi diatas, mulai
dengan jenis yang memakan prosentase biaya terbanyak.
- Hitung prosentase kumulatif, dimulai dengan urutan 1 dan
seterusnya.
- Perbekalan Farmasi kategori A menyerap anggaran 70% dari total
anggaran/investasi walaupun hanya untuk beberapa item
perbekalan farmasi saja
- Perbekalan Farmasi kategori B menyerap anggaran 20% dari total
anggaran/investasi
- Perbekalan Farmasi kategori C menyerap anggaran 10% dari total
anggaran/investasi
9
terbanyak. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir kurang dari
48 jam;
c) Kelompok Z atau kelompok obat Nonessensial, adalah obat
penunjang agar tindakan atau pengobatan menjadi lebih baik, untuk
kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan. Kekosongan obat
kelompok ini dapat ditolerir lebih dari 48 jam.
Langkah-langkah dalam Menentukan nilai kritis suatu perbekalan
farmasi adalah sebagai berikut :
• Menyusun kriteria nilai kritis atau prioritas
• Membagikan kuesioner berupa daftar perbekalan farmasi (sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai) kepada dokter
untuk mendapatkan nilai kritisnya, dengan kriteria yang telah
ditentukan. Dokter yang mengisi kuesioner tersebut adalah dokter
yang berpengaruh terhadap peresepan dan pemakaian semua
perbekalan farmasi tersebut.
• Buat rata-rata skor dari setiap jenis perbekalan farmasi.
• Susun tabel perbekalan farmasi dari skor tertinggi hingga skor
terendah.
• Cek persentase (%) kumulatif. Potong % kumulatif menjadi 70%
untuk kelompok X, 20% kelompok Y, dan 10% kelompok Z.
Nilai Kritis
X=3 Y=2 Z=1
10
lebih efisien dan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan perbekalan
farmasi di rumah sakit.
A B C Prioritas
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
Prioritas
Metode kombinasi ini digunakan untuk melakukan pengurangan dalam
rencana pengadaan perbekalan farmasi mulai dari kategori NC ( paling
non esensial, jumlah pemakaiannya jarang, dan nilai investasinya paling
sedikit) yang kemudian memaksimalkan pengadaan barang yang menjadi
prioritas yang paling mendekati kategori VA (paling vital, pemakaian
paling banyak, dan dilai investasi paling besar). Urutan prioritas barang
yang harus banyak dikurangi bahkan dihilangkan adalah mulai dari
kategori NC, bila dana masih kurang, maka obat kategori NB menjadi
prioritas selanjutnya dan obat yang masuk kategori NA menjadi prioritas
berikutnya, begitu selanjutnya (Dirjen Binfar Alkes RI, 2010).
Selain itu, untuk menentukan prioritas pengadaan perbekalan
farmasi dapat juga dihitung berdasarkan nilai indeks kritisnya (NIK),
yaitu
11
BAB 3
PENGADAAN
3.1. Definisi
12
3.2. Metode Pengadaan di Rumah Sakit
13
7) Repair (memperbaiki), sebagian besar rumah sakit sudah memiliki.
14
BAB 4
PENERIMAAN
4.1. Definisi
15
BAB 5
PENYIMPANAN
5.1. Tujuan Penyimpanan
16
pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah
penatalaksanaan yang kurang hati-hati.
e. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat
diidentifikasi.
f. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
g. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
harus disimpan terpisah yaitu:
17
- Penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike)
tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk
mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
18
BAB 6
PENDISTRIBUSIAN
6.1. Deskripsi
6.2. Tujuan
19
g. Penyerahan untuk pasien
h. Melaporkan konsumsi/ penggunaan (Quick J et al, 2012).
Gambar 6.1 Siklus distribusi dimulai ketika obat-obatan dikirim oleh pabrik atau
pemasok ( Quick J et al, 2012).
20
6.4.1. Sentralisasi
Sentralisasi (sistem pelayanan terpusat) merupakan instalasi farmasi
sebagai system pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan satu
pusat. Seluruh kebutuhan farmasi setiap unit disalurkan lengsung dari
pelayanan farmasi. Sistem ini kurang sesuai untuk rumah sakit tipe A dan
B karena jarak antara instalasi farmasi dengan perawatan pasien letaknya
jauh (Indrayathi, 2017).
6.4.2. Desentralisasi
Desentralisasi (system pelayanan terbagi) merupakan sistem
pendistribusian perbekalan farmasi mempunyai cabang yang disebut depo
farmasi yang terletak dekat dengan unit perawatan dan pelayanan
(Indrayathi, 2017).
21
6.4.3. Sistem Resep Perorangan
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat
inap melalui Instalasi Farmasi (Menkes, 2016). Adapun alur sistem
distribusi ini yaitu apotek menerima resep kemudian dilakukan pengecekkan
kelengkapan, di input harga untuk menghitung biaya obat dan meminta
persetujuan pasien . selanjutnta farmasis menyiapkan obat dan diberikan
kepada pasien disertai pelayanan informasi obat yang berkaitan dengan
penyakitnya (Indrayathi, 2017).
22
pemberian obat dapat diminimalkan sampai kurang dari 5% dibandingkan
dengan sistem floor stock atau Resep individu yang mencapai 18%
(Menkes, 2016)
23
BAB 7
PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN
7.1. Definisi
24
BAB 8
PENGENDALIAN
8.1. Definisi
25
1. Safety stock
Adalah inventory yang harus ada atau ditinggalkan dalam gudang untuk
mengantisipasi fluktuasi demand. Adapun rumus safety stock :
𝑍
√𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
2. Ecenomic Order Quantity (EOQ)
Economic Order Quantity (EOQ) adalah model kontrol inventori paling
sederhana namun digunakan paling luas. Adapun rumus perhitungan
2+𝐴+𝐷
EOQ= √
ℎ
Keterangan :
D= Jumlah permintaan/pemakaian
26
BAB 9
ADMINISTRASI
9.1. Kegiatan Administrasi
Fungsi Pelaporan
Penyiapan laporan
Komunikasi antara tahunan tentang
Laporan tahunan
level manajemen kegiatan di Instalasi
Farmasi
27
pengaturan anggaran, pengendalian, dan analisa biaya,
pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan
laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan
Kefarmasian secara rutin, atau tidak rutin dalam periode bulanan,
triwulanan, semesteran, atau tahunan.
28
UCAPAN TERIMA KASIH
Modul ini disusun dengan bantuan mahasiswa program studi profesi apoteker,
yaitu Arif Lukman Hakim, Elasari Dwi Pratiwi, Cika Dinda Reziana, Diana Mustika Ratu,
Nur Hikmah, dan Indah Saesaria Kirana. Tidak ada konflik pribadi dalam penyusunan
modul ini dan biaya merupakan mandiri.
29
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Putra Oktaviano., Firman P., Irma R. 2018. Analisis Perencanaan Obat
Berdasarkan ABC Indeks Kritis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta : MMR UMY.
Direktorat Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2010.
Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta :
Kemenkes RI
30
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
No.1691/Menkes/Per/VIII/2011, tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Quick, J D., Rankin J., Diaz., Vimal. 2012. Managing Drug Supply-3:
Managing Access to Medicines and Health Technologies, VA:
Management Sciences for Health. Management Health Science. Inc.
Diakses pada 7 Juli 2019
31