Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOLOGI

Oleh:
DILLA YULIA PUTRI(193110132)
1A

Dosen Pembimbing:
Ns.Hj.Elvia Metti,M.Kep,Sp,Kep,Mat

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2019/2020
1. Jelaskan berbagai macam bentuk obat dan contoh obatnya disertai gambar

Ada berbagai macam bentuk sediaan obat yang ada, berikut adalah macam-macam bentuk sediaan obat :

1. Bentuk oral
Bentuk sediaan ini terbagi atas beberapa jenis, antara lain :
A. Tablet
Sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi, dibuat
dengan cara dikempa dalam bentuk umumnya tabung pipih, yang kedua permukaannya
rata/cembung. Terdapat zat-zat tambahan dalam pembuatantablet yaitu :
 Zat pengisi : laktosa, sukrosa, glukosa dll
 Zat pengikat : pati, gelatin, gom arab dll
 Zat pelicin : talk, Mg-stearat, asam stearat dll
 Zat penghancur : primojel

Berikut adalah beberapa macam bentuk sediaan tablet :

 Tablet biasa
Yaitu tablet yang dicetak tidak disaut diabsorpsi disaluran cerna dan
pelepasan obatnya cepat untuk segera memberikan efek terapi. Contoh :
Tablet Paracetamol

Gambar.Paracetamol

 Tablet Kompresi
Adalah tablet yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk
tablet dan ukuran biasanya kedalam bahan obatnya diberi tambahan sejumlah
bahan pembantu. Contohnya : Bodrexin

Gambar. Obat bodrexin

 Tablet kompresi ganda


Adalah tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari
satu kali tekanan. Contohnya : Decolgen

Gambar. Obat decolgen

 Tablet Trikurat
Tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris dan biasanya
mengandung sejumlah kecil obat keras. Tetapi tablet ini sudah jarang
ditemukan
 Tablet hipodermik
Tablet yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna
dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik sekarang
diberikan secara oral. Contoh : Atropin Sulfat

Gambar.Atropin Sulfat

 Tablet sublingual
Tablet yang digunakan dengan meletakkan diantara pipi dan gusi. Contoh
progesterone

 Tablet Effervecent
Tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung
garam effervescent/bahan lain yang dapat melepaskan gas ketika bercampur
dengan air, seperti as.sitrat-Na.karbonat. Harus dikemas dalam wadah
tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk
langsung ditelan”. Contoh : CDR, Redoxon, Aspirin effervescent
 Tablet kunyah
Cara pemakaiannya dengan cara dikunyah untuk formulasi tablet anak,
multivitamin, antasida, antibiotic tertentu. Contoh : Erysanbe chew promag

 Tablet hisap
Tablet yang dapat melarut/hancur perlahan dalam mulut yang ditujukan
untuk pengobatan iritasi local/ataupun infeksi mulut dan tenggorokan.
Contoh : FG Troches Degirol

B. Puyer (Serbuk)
Adalah campuran homogen (merata) dua atau lebih obat yang dihaluskan atau campuran
kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau
untuk pemakaian luar
C. Kapsul
Kapsul didefenisikan sebagai sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang dapat dibuat dari pati,gelatin, atau bahan lainnya
yang sesuai. Tujuan dibalik dibuatnya bentuk sediaan kapsul antara lain :
 Menghindari rasa pahit/tidak enak dari obat
 Dapat membagi obat dalam dosis yang tepat
 Melindungi obat dari pengaruh luar (oksidasi dari O2)

Ada dua jenis kapsul yang ada saat ini antara lain :

a. Kapsul keras
 Terbuat dari gelatin
 Biasanya berisi : serbuk, butiran, granul, tablet kecil, bahan semi padat
atau cairan

b. Kapsul lunak
 Dibuat dari campuran gelatin, gliserol, sorbitol/metilselulosa
 Biasanya berisi : cairan, suspense, bahan bentuk pasta

2. Bentuk Cairan
Ada beberapa bentuk sediaan obat ini adalah antara lain :
A. Larutan (Solutio)
Larutan adalah preparat terdiri atas satu atau lebih obat yang dilarutkan dalam larutan,
biasanya air. Jenis utamanya adalah sebagai berikut:
 Sirup
Sediaan cair berupa laritan yang mengandung sakarosa, kecuali disebutkan lain kadar
sukrosanya antara 64% sampai 66%. Sirup dibagi menjadi dua jenis yaitu :
 Non Medicated Syrup/Flavored Vehicle Syrup. Contoh : Cherry Syrup,
Orange Syrup
Orange syrup

 Medicated Syrup. Contoh : sirup piperazina sitrat, sirup isoniazid


Contoh obat nya obat cacingan

 Eliksir
Cairan jernih dan rasanya yang enak, larutan hidroalkohol yang digunakan untuk
pemakaian oral, umumnya mengandung flavuoring agent untuk meningkatkan rasa
enak. Eliksir bersifat hidroalkoho, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut
dalam air maupun alcohol. Pelarut utama etanol dengan maksud untuk mempertinggi
kelarutan obat. Kadar etanol dalam eliksir adalah 5-10% . pemanis yang digunakan
antara lain : gula atau sirup gula, sorbitol, gliserin dan sakarin. Dibandingkan dengan
sirup, eliksir yaitu :

 Kurang manis dan kurang kental


 Lebih mudah dalam pembuatannyan
 Dan lebih stabil
Pembagian eliksir antara lain :
 Medicated Elixirs : eliksir yang mengandung bahan berkhasiat obat pemlihan cairan
pembawa zat aktif obat harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam
air dan alcohol
Contoh obat : Batugin Elixir,Dexamethasone Elixir, Acetaminophen Elixir, Reserpine
Elixir

 Non Medicated Elixirs : eliksir yang digunakan sebagai bahan tambahan ditambahkan
dengan tujuan : meningkatkan rasa/menghilangkan rasa, sebagai bahan pengencer
elixirs yang mengandung bahan aktif obat
B. Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung particle padat tidak larut yang terdispersi dalam
fase cair. Beberapa suspense dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa
campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai
segera sebelum digunakan.
Berikut ini adalah jenis-jenis suspense yang ada, antara lain:
 Suspense oral : ditujukan untuk penggunaan oral
Contoh obat : Flueknil

 Suspense topical : ditujukan untk penggunaan pada kluit


 Supensi tetes telinga : ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar
 Suspense optalmik : ditujukan untuk penggunaan mata
 Suspense untuk injeksi : sediaan berupa suspense serbuk dalam medium cair yang
sesuai dn tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal
 Suspense untuk injeksi terkontinu : sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang
sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspense
steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.

C. Emulsi
Sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa
distabilkan dengan zat pegmulsi atau surfaktan yang cocok suatu system heterogen yang tidak
stabil secara termodinamika, yang terdiri paling sedikit dua fase cairan yang tidak tercampur
dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan kecil,
yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok
Tipe emulsi adalah sebagai berikut :
 Tipe O/W (Minyak dalam Air)
Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai
fase internal dan air fase eksternal
 Tipe W/O (Air dalam Minyak)
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak. Air sebagai fase
internal sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal

D. Obat Tetes
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, elmusi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan
fermacope Indonesia.
Sediaan obat tetes antara lain :
 Guttae (Obat dalam)
Contoh obat : otolin

 Guttae Oris (tetes mulut)


Contoh obat : osari

 Guttae Auriculares (tetes telinga)


Contoh obat : ringstop

 Guttae Nasales (tetes hidung)


Contoh obat : Otrivin, illadin

 Guttae optalmicae (tetes mata)


Contoh oat : insto, rohto, braito

3. Bentuk Khusus
A. Suposituria
Bahan sediaan padat yang mengandung bahan obat dan bahan dasar yang diberikan dengan cara
memasukan melalui rectum, vagina atau uretra, dapat melunak, larut atau meleleh pada suhu
tubuh.
Contoh obat : flagyl, dulcolax

B. Ovula
Ovula atau vaginal supositoria merupakan sediaan padat berbentuk lonjong dapat
melarut, melunak, dan meleleh pada suhu tubuh, yang diberikan melalui vagina.
Contoh obat : vaginistin metronidazole, flagystatin

C. Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Sediaan obat injeksi dapat
berbentuk vial dan ampul.

4. Bentuk topikal
 Salep
Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan
obat harus terdispersi homogen dalam vehiculum.
Berikut adalah jenis-jenis dari vehiculum :
 Hidrokarbon : vaselin album, vaselin flavum, paraffinum liquidum, paraffinum solidum.
 Minyak Nabati : oleum sesame, oleum olivarum
 Lemak dan Lilin Asal Hewani : adeps lanae, cera alba, cera flava
 Krim atau emulsi
 Krim
Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air, dimaksudkan untuk pemakaian
luar. Digunakan padadaerah yang peka dan mudah dicuci. Krim cocok untuk kondisi
inflamasi kronis dan kurang merusak jaringan yang baru terbentuk. Terdapat 2 jenis krim
yaitu :
1. Tipe emulsi minyak dalam air. O/W : lebih sesuai untuk digunakan pada daerah lipatan.
2. Tipe emulsi asir dalaem minyak. W/O : Efek lubrikasi lebih baik.
 Pasta
Sediaan setengah padat berupa msa lembek (lebih kenyal dar salep) yang dimaksudkan
untuk pemakaian luar (Dermatologi). Mengandung serbuk dalam jumlah besar (40-50%)
dengan vaselin/faraffin cair/bahan dasar yang tidak berlemak dengan perbandingan 1 banding
1. Serbuk yng banyk digunakan adalah ZNO, Talk, Amilum, Bentnit, AlO2, dll. Keuntungan
dari menggunakan salep antara lain :
1. Mengikatcairan secret (eksudat)
2. Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka. Sehingga mengurangi rasa gatal local
3. Lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama
 Jell
Sediaan setengah padat yang didapat dengan melalui proses penyabunan alkali dengan asam
lemak atau asam lemak tinggi.

2. jelaskan berbagai macam bentuk kemasan obat disertai contoh obatnya dan gambar

Kemasan Berdasarkan Struktur Sistem Kemas (kontak produk dengan kemasan) yaitu ;

1.KEMASAN PRIMER
langsung mewadahi atau membungkus dan langsung bersentuhan bahan yang dikemas
Contoh : Blister sebagai kemasan kapsul

a. Kaca

 transparan

 ketahanan sangat baik terhadap cairan dan gas yang reaktif

1. Tipe i

 Paling inert
 Koefisien ekspansi termal terendah
 Ampul dan vial untuk parenteralUntuk Parenteral
 Untuk Parenteral

2.Tipe ii

 Tidak inert (mempengaruhi sediaan)


 Kemasan sekali pakai
 Dibuat lebih tahan terhadap pencucian dengan SiO2
 Titik leleh Tipe II < Tipe I
 Untuk Parenteral

3.Tipe iii

 Memiliki tingkat natrium dan kalsium oksida seperti tipe II, tetapi mengandung oksida
terlarut lebih tinggi dari unsur lain.
 Cukup inert
 Kaca tipe III hanya digunakan untuk cairan anhidrat dan produk kering.
 Untuk Parenteral

4.Tipe iv

 Untuk Non Parenteral


 (oral & topikal)
Contoh;
b.Logam Aluminum

 Aluminium diproduksi dengan elektrolisis bauksit


 Memiliki ketahanan terhadap korosi.

c,Blister

contoh obat;
Cara pembuatan:

Melunakkan suatu lembaran resin termoplastik dengan pemanasan.

Menarik (dalam vakum) lembaran plastik yang lembek itu kedalam suatu cetakan.

Sesudah dingin lembaran dilepas dari cetakan dan berlanjut ke berbagai pengisian dari
mesin kemasan.
Blister setengah keras yang terjadi sebelumnya diisi dengan produk dan ditutup dengan
bahan untuk bagian belakang yang dapat disegel dengan pemanasan.
Bahan untuk bagian belakangnya, atau tutupnya, dapat dari jenis yang bisa didorong atau
jenis yang dapat dikelupas.
Untuk jenis blister yang bisa didorong, bahan untuk bagian belakangnya biasanya
aluminium foil yang diberi lapisan yang dapat disegel panas.
Lapisan pada foil harus sesuai dengan bahan blister untuk memperoleh segel yang
memuaskan, baik untuk perlindungan produk maupun untuk perlindungan pemalsuan.

d.Pengemasan Bulk PRODUK

 Menumpuk produk antara lapisan tipis plastik yang dapat dibentuk dengan panas, dapat
memanjang atau dapat mengerut dengan pemanasan dan bahan yang kaku untuk bagian
belakangnya.
 Pemanasan/pelunakan lapisan tipis plastik
 Produk dijatuhkan ke dalam kantung segel menjadi bahan yang keras
Gambar kemasan bulk:
e. Pembungkus Lapisan Tipis
Pembungkus Lapisan Tipis dikategorikan dalam tipe-tipe berikut:
1. Pembungkus yang ujungnya dilipat.
2. Pembungkus yang disegel seperti sirip ikan.
3. Pembungkus yang dapat mengerut.
Contoh kemasan:

f. Plastik
1. Plastik adalah bahan kemasan cepat saji untuk makanan, obat-obatan, dan produk lainnya yang
tak terhitung jumlahnya.
2. Plastik terus menerus menggantikan bahan-bahan lain yang lebih tradisional pada kemasan obat.
Faktor penguraan penggunaan plastik pada obat :
• Resiko kesehatan yang merugikan dari obat yang dikemas tidak benar lebih besar daripada untuk
produk lain.
• Makanan terproses jauh lebih intensif berkonsentrasi pada efisiensi biaya kemasan dan inovasi
kemasan daripada produsen obat (Lachman, 1994).
Contoh kemasan:
2.KEMASAN SEKUNDER

• Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kemasan lain/ melindungi
kemasan primer .

• Contoh:

• kotak karton untuk wadah kapsul dalam blister

3.KEMASAN TERSIER

Kemasan tersier yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder, digunakan untuk
pelindung selama pengangkutan.

Contoh Obat yang sudah dibungkus kemasan primer dalam kemasan sekunder, dimasukkan ke dalam
kardus

3. Jelaskan cara penyimpanan obat dan contoh obatnya.

Harus diperhatikan tiga factor utama,yaitu:

a. Suhu
Suhu adalah satu factor terpenting, karena kebanyakan obat itu bersifat termo-labil
(rusak atau diubah oleh panas). Untuk itu penyimpanan obat:
Ditempat sejuk: <15 C (misalnya insulin,tidak boleh beku; dalam lemari es)
Suhu antara 2-10 C (misalnya vaksin tifoid).

Beku (misalnya vaksn cacar air harus <5 C)

b.Letak
Obat itu bersifat toksik, karena itu tempat penyimpanan harus terang,letak setinggi
mata,bukan tempat umum. Lemari obat harus terkunci.
c. Kedaluwarsa
Kurangi kemungkinan kekedaluwarsaan obat dengan cara rotas stok,artinya obat baru
(pengganti) diletakkan dibelakang. Obat yang kedaluwarsa akan berkurang
khasiatnya. Yang perlu diperhatikan adalah perubahan warna (dari bening ke keruh)
dan tablet menjadi basah.

Anda mungkin juga menyukai