pengemas yang sesuai untuk mempertahankan dan melindungi makanan hingga ke tangan
konsumen, sehingga kualitas dan keamanannya dapat dipertahankan (Hui, 2006). Fungsi dari
pengemas pada bahan pangan adalah mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan
pangan dari bahaya pengenceran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Di
samping itu pengemasan berfungsi sebagai wadah agar mempunyai bentuk yang memudahkan
dalam penyimpanan, pengangkutan dan pendistribusiannya. Dari segi promosi, pengemas
berfungsi sebagai daya tarik pembeli (Syarief et al. 1988).
1) Hui, Y. H. 2006. Handbook Of Food Science, Technology, And, Engineering Volume I. Crc Press. USA
Edible film merupakan lapisan tipis yang berfungsi sebagai pengemas atau pelapis
makanan yang sekaligus dapat dimakan bersama dengan produk yang dikemas (Guilbert and
Biquet 1990). Robertson (1992) menambahkan, selain berfungsi untuk memperpanjang masa
simpan, edible film juga dapat digunakan sebagai pembawa komponen makanan, diantaranya
vitamin, mineral, antioksidan, antimikroba, pengawet, bahan untuk memperbaiki rasa dan warna
produk yang dikemas. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat edible film relatif
murah, mudah dirombak secara biologis (biodegradable), dan teknologi pembuatannya
sederhana. Contoh penggunaan edible film antara lain sebagai pembungkus permen, sosis, buah,
dan sup kering (Susanto dan Saneto 1994).
Salah satu bahan yang berpotensi untuk dapat digunakan sebagai edible film adalah
kutikula tanaman. Kutikula adalah matriks kutin (poliester) terpolimerisasi yang menempel
dengan lilin pada permukaan organ tanaman yang berinteraksi dengan udara. Kutikula berfungsi
sebagai anti air, melindungi tanaman dari kekeringan, berperan melawan serangga, patogen dan
serangan fisik (Riederer and Muller, 2008). Di sisi menghadap ke dalam daun, kutikula
menempel pada dinding sel tanaman epidermis, sedangkan di sisi yang menghadap ke luar
kutikula membentuk lapisan atau kulit yang menutupi permukaan daun. Kutin membentuk
penghalang hidrofobik yang tidak larut, yang berarti itu tidak hancur dengan melarutkan dalam
air tapi tetap di tempat untuk melindungi daun (Margono, 2002).
Tujuan dari penelitian ini adalah pemanfaatan kutikula daun talas sebagai edible film
sebagai kemasan biodegrable dan ramah lingkungan