Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Lebih Dekat Budaya Masyarakat Australia

oleh :
Dede Rahayu*)

Hampir semua orang pasti pernah mendengar bahkan menyebut nama


Australia. Australia adalah sebuah negara yang memang sering dibicarakan
dikalangan masyarakat luas. Australia merupakan sebuah benua dan juga negara di
belahan selatan yang terdiri dari daratan utama benua Australia, Pulau Tasmania,
dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sekaligus
dipisahkan dari Benua Asia oleh Laut Arafura dan Laut Timor. Secara geografis,
Australia terletak antara 9° - 44° Lintang Selatan dan 112° BT, dan 154° BT.
Australia adalah sebuah benua yang berada di atas lempeng Indo-Australia dengan
luas sekitar 7.617.930 kilometer persegi. Australia memiliki enam negara bagian dan
dua territories utama, yaitu : a) New South Wales (NSW) dengan ibukotanya adalah
Sydney, b) Victoria (Vic) dengan ibukotanya adalah Melbourne, c) Queensland
(QLD) dengan ibukotanya adalah Brisbane, d) South Australia (SA) dengan
ibukotanya adalah Adelaide, e) Western Australia (WA) dengan ibukotanya adalah
Perth, f) Tasmania (Tas) dengan ibukotanya adalah Hobart, g) Australian Capital
Territory (ACT) dengan ibukotanya adalah Canberra, g) Northern Territory (NT)
dengan ibukotanya adalah Darwin.
Australia sering juga dikenal dengan the Commonwealth of Australia atau
Persemakmuran Australia. Australia berisi masyarakat dengan latar belakang
budaya yang sangat beraneka ragam, ada banyak sekali budaya dan kebiasaan
masyarakat Australia yang menarik untuk kita pelajari bersama. Suku Aborigin
adalah penduduk asli negara Australia dan sudah lama mendiami wilayah tersebut.
Suku Aborigin bermigrasi dari Afrika ke Asia sekitar 70.000 tahun yang lalu, dan dari
Asia ke Australia sekitar 40.000 sampai 50.000 tahun yang lalu. Masyarakat
Australia banyak memiliki keragaman budaya, kebiasaan, dan bahasa yang cukup
heterogen sehingga masyarakat Australia dikenal dengan masyarakat yang
majemuk. Kemajemukan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Australia tidak
hanya pada penduduknya saja, namun juga tahap dimana mereka dipersatukan oleh
komitmen yang mendasar dan menyatu terhadap Australia.
Dalam kerangka hukum Australia, seluruh penduduk Australia berhak untuk
mengungkapkan kebudayaan dan kepercayaan dan untuk ambil bagian dengan
bebas dalam kehidupan nasional Australia. Pada saat yang sama, setiap orang
diharapkan untuk menjunjung prinsip-prinsip dan nilai-nilai bersama yang
menyokong cara hidup masyarakat Australia, yaitu sebagai berikut: a) menghormati
kesetaraan nilai, kehormatan dan kebebasan individu, b) kebebasan berbicara dan
berserikat, c) kebebasan beragama dan pemerintah sekular, d) dukungan atas
demokrasi parlementer dan negara hukum, e) kesetaraan di bawah hukum, f)
kesetaraan pria dan wanita, g) kesetaraan kesempatan, h) kedamaian, dan i)
semangat egalitarianisme yang mencakup toleransi, saling hormat-menghormati dan
rasa kasih sayang kepada mereka yang sedang dalam kesulitan. Australia juga
memiliki keyakinan teguh bahwa tak seorang pun boleh dirugikan hanya karena
perbedaan negeri kelahiran, warisan budaya, bahasa, jender atau agama mereka.
Secara umum, masyarakat Australia adalah masyarakat yang egalitarian
dan memandang mereka sebagai orang yang taat-hukum dan bahkan konformis.
Hal ini tidak berarti bahwa setiap orang sama atau memiliki kekayaan atau harta
yang setara. Namun ini berarti bahwa masyarakat Australia tidak ada perbedaan
kelas yang formal atau mendarah daging pada masyarakat Australia tidak seperti
pada negara lainnya. Ini juga berarti bahwa dengan kerja keras dan tekad, orang
tanpa koneksi tingkat tinggi atau patron yang berpengaruh dapat mewujudkan
ambisi mereka. Seluruh warga setara di bawah hukum di Australia dan seluruh
warga Australia memiliki hak untuk dihargai dan diperlakukan secara wajar.
Namun sebagian orang percaya, bahwa masyarakat Australia sebagian
besar tinggal di pedesaan, pedalaman Australia atau di daerah. Nyatanya, lebih dari
75 persen masyarakat Australia menikmati gaya hidup kosmopolitan di pusat
perkotaan, utamanya di kota-kota besar di sepanjang pesisir. Sebagian lain melihat
penduduk Australia sebagai orang yang hidup di ‘negeri yang beruntung’ yang
mencintai kegiatan waktu senggang mereka, khususnya olah raga, baik sebagai
penonton maupun sebagai peserta. Faktanya, masyarakat Australia termasuk di
antara pekerja paling keras di dunia beberapa di antaranya mempunyai jam kerja
terpanjang di negara-negara maju lainnya.
Pandangan lumrah lainnya adalah bahwa masyarakat Australia senantiasa
bersifat informal, terbuka dan langsung dan mengatakan apa yang mereka
maksudkan. Mereka juga dipandang sebagai orang yang percaya pada prinsip
memberi orang lain kesempatan secara adil dan membela sahabat mereka, yakni
mereka yang kurang beruntung dan lemah. Namun masyarakat Australia, seperti
penduduk lain, tidak mudah di-stereotipe-kan dengan hal lainnya.
Dalam kehidupan sehari-harinya seluruh masyarakat Australia didorong
untuk belajar bahasa Inggris, yang merupakan bahasa nasional dan unsur
pemersatu yang penting dari masyarakat Australia itu sendiri. Namun, bahasa-
bahasa selain Inggris juga dihargai dan digunakan dalam kehidupan sehari-harinya.
Nyatanya, lebih dari 15 persen masyarakat Australia berbicara selain bahasa Inggris
di rumah, dikantor bahkan dilingkungan masyarakatnya. Bahasa yang paling
banyak digunakan setelah bahasa Inggris adalah bahasa Itali, Yunani, Kanton, Arab,
Vietnam, Mandarin serta Indonesia.
Sekitar 64 persen dari jumlah penduduknya, Australia adalah negara yang
mayoritas masyarakatnya memeluk agama Kristen. Namun Australia memberikan
kebebasan kepada agama lainnya untuk dapat hidup dan berkembang serta saling
berdampingan antara agama yang satu dengan lainnya sehingga hal ini
mencerminkan bahwa masyarakat Australia benar-benar memiliki ragam budaya
dan kemajemukan budaya yang cukup tinggi. Walaunpun sebenarnya Australia
tidak mempunyai agama negara yang resmi dan masyarakat bebas menganut
segala agama yang mereka pilih, sepanjang mereka patuh dan taat pada hukum.
Masyarakat Australia juga diberikan kebebasan untuk tidak memeluk agama
manapun sepanjang tidak merugikan pihak lainnya karena Australia merupakan
salah satu negara yang menganut paham sekuler.
Masyarakat Australia adalah penggemar olah raga, baik sebagai pemain
maupun sebagai penonton. Australia sering mencapai prestrasi yang luar biasa dan
membanggakan pada level internasional. Misalnya, pada Pesta Olah Raga
Olimpiade Atena 2004, Australia berada di peringkat ke empat dalam perolehan
medali secara keseluruhan di bawah Amerika Serikat, Cina dan Rusia. Pada Piala
Dunia Sepakbola 2006, Australia mencapai babak 16 besar. Australia juga
merupakan bangsa berperingkat atas dalam olah raga kriket di dunia. Namun tidak
hanya pada tingkat top ini saja Australia menikmati olah raga. Survei nasional baru-
baru ini memperlihatkan bahwa lebih dari 11 juta warga Australia yang berusia
antara 15 tahun atau lebih ambil bagian sekurangnya sekali dalam satu minggu
dalam kegiatan fisik senam, rekreasi dan olah raga— tingkat partisipasi hampir 70
persen. Sepuluh kegiatan fisik yang paling populer adalah jalan kaki, aerobik/fitnes,
renang, bersepeda, tenis, golf, lari, jalan di alam terbuka, sepakbola dan bola
tangan. Kegiatan olah raga lain yang populer adalah sepakbola Australia, rugbi,
hoki, bola basket, baseball, balap mobil, balap kuda, berlayar dan selancar salju.
Olahraga yang paling menarik perhatian penonton di Australia mencakup
Sepakbola Australia, suatu permainan khas Australia yang jejaknya dapat ditemukan
pada bentuk awal rugbi dan sepak bola Gaelic, liga rugbi, uni rugbi dan kriket.
Australia Terbuka, diselenggarakan di Melbourne, merupakan salah satu dari empat
turnamen tenis Grand Slam. Australia mempunyai lebih dari 120 organisasi olah
raga nasional dan ribuan badan olah raga di wilayah negara bagian dan lokal.
Masyarakat Australia adalah masyarakat yang senantiasa mengutamakan
disiplin / tepat waktu dan tepat sasaran dalam menjalankan berbagai aktivitasnya
sehingga apapun yang dilakukannya harus selalu berorientasi pada pencapaian
tujuan dan target yang jelas. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Australia
merupakan masyarakat yang memiliki kebudayaan dan peradaban yang cukup maju
karena berbagai aktivitasnya selalu diorientasikan pada masa yang akan datang dan
senantiasa didasarkan pada perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controling) yang baik.
Jenis pakaian yang dikenakan mencerminkan kemajemukan masyarakat
Australia dan variasi iklim yang berlaku di Australia. Tidak ada undang-undang atau
peraturan tentang pakaian, namun masyarakat Australia diharapkan untuk
mengenakan pakaian tertentu ketika bekerja - kebanyakan tempat kerja mempunyai
standar pakaian. Di luar kerja, pakaian adalah pilihan pribadi - orang berpakaian
dengan pertimbangan kenyamanan, situasi sosial atau musim. Klub, gedung
bioskop dan tempat-tempat lain menuntut orang untuk berpakaian rapi, bersih dan
mengenakan alas kaki yang sesuai.
Berkaitan dengan masakan atau yang sering kita sebut sebagai kuliner
merupakan salah satu unsur keragaman budaya masyarakat Australia. Masyarakat
Australia mengenal banyak ragam masakan paling majemuk di dunia, berkat
pengaruh migran Asia dan Eropa, masyarakat yang senang mencoba masakan
inovatif dan mempunyai akses ke pasokan bahan pangan yang segar dan bermutu
tinggi dalam jumlah yang berlimpah. Australia, salah satu bangsa pertanian yang
paling efisien di dunia, menghasilkan sayur, buah, biji-bijian, daging, ayam, pangan
laut, keju dan produk susu lain yang bermutu tinggi. Selain itu, banyak industri baru
telah didirikan untuk mengakomodasi meningkatnya keinginan masyarakat Australia
untuk mencicipi makanan eksotis, termasuk sayur-sayuran Asia, pear, leci, buah
zaitun dan jamu-jamuan. Produk budi daya air seperti salmon Atlantik hasil
peternakan kolam dan tuna sirip biru selatan kini tersedia demikian juga sejumlah
hasil laut yang berasal dari samudera yang mengelilingi Australia, termasuk Moreton
Bay bugs (ikan kerang-kerangan), udang ‘pisang’, ikan barramundi dan tiram.
Salah satu kebudayaan masyarakat Australia yang terkenal adalah
masyarakatnya yang selalu taat dan patuh pada hukum yang diatur oleh gabungan
hukum resmi dan kebiasaan sosial tidak resmi. Seluruh masyarakat Australia harus
mematuhi hukum atau berhadapan dengan kemungkinan hukuman pidana atau aksi
perdata. Masyarakat Australia secara umum juga diharapkan untuk mematuhi adat,
kebiasaan dan praktik sosial Australia walaupun tidak mengikat secara hukum.
Pelanggaran pidana serius seperti pembunuhan, penyerangan, penyerangan
seksual, pedofilia, kekerasan terhadap orang dan harta benda, perampokan atau
pencurian bersenjata, mengemudi kendaraan bermotor yang berbahaya,
kepemilikan dan penggunaan obat-obatan terlarang, penipuan dan hubungan seks
dengan anak di bawah umur yang telah ditetapkan, yakni 16 di New South Wales
namun berbeda-beda dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya.
Merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol tidak melanggar hukum,
namun terdapat banyak pembatasan dalam penggunaan umum. Adalah melanggar
hukum bagi siapapun yang menjual atau memasok produk alkohol atau tembakau
kepada mereka yang berusia kurang dari 18 tahun. Ada pula hukum yang melarang
perlakuan buruk atau menelantarkan binatang, membawa senjata seperti pisau atau
senjata api, membuang sampah sembarangan, mengotori atau membuang limbah
tanpa izin atau membuat bising yang berlebihan.

*) Penulis adalah Peserta Program Diklat (Shortcourse) Higher Order Thinking Skill
(HOTS) untuk guru ilmu sosial di Monash University of Melbourne Australia

Anda mungkin juga menyukai