Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PKL

SISTEM REM DAN SUSPENSI


PSPTKR

DISUSUN:
Nama : Siksiana Ambarwati
Kelas : X1 TKR 5
Nomor : 33

SMK BUNDA SATRIA WANGON


TAHUN AJARAN 2019/2020
I. Suspensi

Sistem suspensi adalah sebuah rangkaian komponen yang berfungsi menyerap getaran
yang ditimbulkan saat mobil berjalan diatas permukaan jalan, tujuan sistem suspensi adalah
untuk mencegah agar body mobil tidak bergetar saat melintasi permukaan jalan. Sehingga
menambah aspek kenyamanan berkendara.
Prinsip kerja suspensi, yakni dengan memberi sekat antara body dengan roda. Dimana
sekat tersebut memiliki daya elastisitas sehingga gerakan mendadak pada roda ini tidak akan
mempengaruhi body kendaraan. Dan sistem suspensi, berperan sebagai sekat tersebut.
Komponen utama sistem suspensi, adalah pegas. Pegas merupakan komponen yang
terbuat dari baja elastis yang kuat, daya elastisitas pada pegas ini dimanfaatkan untuk
menyerap semua getaran pada permukaan jalan.
Sistem suspensi akan menggabungkan roda-roda pada bodi atau rangka yang secara fisik
menopang kendaraan tersebut.
 Meningkatkan kenyamanan pengendaraan, yaitu dengan cara meredam benturan yang
diterima oleh ban-ban dari permukaan jalan.
 Kemudian memastikan stabilitas pengendaraan.

Keterangan:
A. Suspensi depan
B. Suspensi belakang
1. Pegas,
2. Peredam kejut
3. Batang stabilisator (Stabilizer bar)
4. Ball joint
1. Pegas
Fungsi dari pegas-pegas adalah untuk menyerap benturan dari permukaan jalan
dan juga mengurangi getaran yang dikirimkan ke bodi kendaraan.

Keterangan:
1. Pegas coil
2. Pegas daun
3. Pegas batang puntiran (Torsion bar
spring)

2. Peredam Kejut
Peredam kejut fungsinya yaitu menahan
pergerakan pegas-pegas dengan oli yang mengalir
melalui alur di piston. Peredam kejut juga akan
menyerap getaran bodi kendaraan, dan
memberikan stabilitas pengendaraan yang baik.

Keterangan:
1. Piston
2. Katup
3. Lubang/mulut (Orifice)
4. Pegas
5. Peredam kejut
3. Ball Joint
Ball joints ini yang membawa beban vertikal dan horisontal, juga berperan
penting sebagai poros bagi buku jari (steering knuckle) ketika roda kemudi diputar.

Keterangan:
1. Tanam (Stud)
2. Karet penutup (Boot)
3. Tempat duduk
4. Rumah
5. Bantalan karet (Rubber cushion)

4. Stabilizer Bar

Sesuai namanya, stabilizer berfungsi


menstabilkan body kendaraan ketika terjadi
efek suspensi. Secara simple, ketika mobil
belok maka mobil akan condong kearah luar
karena terkena gaya sentrifugal. Dan
akibatnya mobil dapat terguling. Ketika
kendaraan sedang membelok, bodi
kendaraan akan bergerak ke luar karena
adanya gaya sentrifugal. Disini fungsi stabilizer bar yang akan mengontrol
kendaraan dengan tenaga pegas yang berputar, dan akan menjaga ban-ban agar tetap
dekat dengan tanah. Stabilizer bar juga akan bekerja jika ban-ban pada satu sisi
berjalan pada permukaan yang berbeda.
Ketika bodi kendaraan bergerak ke luar dan ban-ban masuk ke salah satu sisi,
maka stabilizer bar akan diputar dan berfungsi sebagai pegas, yang akan mengangkat
ban-ban bodi kendaraan yang mungkin miring ke samping. Kemudian pada kasus
dimana ban-ban pada kedua sisi masuk secara merata, stabilizer bar tidak bekerja
sebagai pegas karena tidak diputar.
Jenis-jenis Suspensi

Secara umum, ada tiga jenis suspensi pada mobil. Yakni ;


 Suspensi independent (bebas), dimana roda kiri dan
kanan tidak terpaut dalam satu garis kaku.
 Suspensi dependent (rigid), dimana roda kiri dan kanan
terletak dalam satu poros yang kaku.
 Suspensi semi-independent, merupakan kombinasi dari
rigid axle dengan suspensi independent.

Meski demikian, dalam dunia otomotif jenis suspensi digolongkan lagi lebih spesifik, antara
lain ;

1. Suspensi Macpherson
Advertisement
Suspensi macpherson adalah jenis suspensi depan yang paling banyak digunakan
saat ini pada kendaraan-kendaraan ringan (MPV, Hatch back, Sedan, Mini-SUV). Tipe
ini tergolong independent suspension karena antara roda kiri dan kanan tidak saling
terpaut.
Tipikal suspensi macpherson, ada pada desain yang cukup simple namun memiliki
kualitas yang tergolong sangat baik. Karena tergolong suspensi independen, jenis ini
mampu menyerap getaran jalan dengan cukup baik. Selain itu, semua komponen pada
macpherson juga tidak terlalu memakan ruang. Sehingga cukup pas untuk kendaraan-
kendaraan kecil.
Komponen pada suspensi macpherson antara lain ;
 Pegas coil, pegas yang digunakan umumnya pegas coil (per melingkar) karena
memiliki bentuk yang minimalis serta memiliki daya elastisitas yang lentur.
 Shock absorber, terletak didalam pegas coil. Dengan kata lain, pegas coil dan shock
absorber terletak dalam satu unit komponen.
 Lower arm, berfungsi sebagai lengan suspensi dimana komponen ini akan
menghubungkan bagian roda dengan body mobil.
 Ball joint, merupakan engsel 360 derajat. Maksudnya, engsel ini mampu bergerak
kesegala arah. Terletak pada ujung lower arm, sehingga memungkinkan roda bergerak
kesegala arah yang dikehendaki.
 Knuckle arm, merupakan sebuah counter yang berfungsi untuk meletakan semua
komponen suspensi seperti shock breaker, lower arm, roda, dan tie rod.
 Stabilizer, stabilizer terletak diantara body dengan tabung shock absorber yang
terhubung ke knuckle arm.

2. Suspensi Double Wishbone


Tipe double wishbone juga masuk kedalam golongan suspensi independen untuk
suspensi depan. Dilihat bentuknya, memang mirip dengan suspensi macpherson namun
double wishbone terlihat lebih kekar dan lebih rumit.
Hal ini dikarenakan pada double wishbone terdapat dua buah lengan suspensi yakni
lower arm (terletak dibawah) dan upper arm (terletak diatas). Efek dari dua lengan
suspensi ini ada pada gerakan vertikal roda yang seimbang.
Salah satu kelemahan, suspensi macpherson ada pada sudut camber yang berubah
ketika suspensi bekerja. Namun pada tipe double wishbone masalah tersebut bisa diatasi.
Umumnya, tipe ini banyak dipakai pada kendaraan berbasis crossover seperti Big SUV
dan Double cabin.

3. Suspensi Rigid
Suspensi rigid merupakan golongan suspensi dependen karena antara roda kiri dan
kanan terletak dalam satu blok kaku. Tipe ini bisa ditemui pada suspensi depan maupu
belakang, kelebihan suspensi rigid ini ada pada ketahanannya.
Secara umum, tipe rigid yang paling kuat menerima beban besar. Hal itu
dikarenakan rigid block yang terpasang untuk menautkan roda kiri dan kanan juga
dijadikan sebagai penyangga body mobil secara keseluruhan. Artinya, tipe ini memang
didesain untuk menerima beban kuat. Oleh sebab itu, kita hanya bisa menemuinya pada
truk dan bus.
Komponen suspensi rigid pun sangat simple ;
 Pegas daun, pegas daun berbentuk memanjang biasanya disusun bertingkat untuk
meningkatkan kekuatan pegas.
 Shock absorber, terletak antara rigid block dengan body kendaraan.
 Rigid block/rigid axle, pada suspensi depan terdapat balok melintang antara roda kiri
dan kanan. Itu disebut rigid block atau beberapa orang menyebutnya ice block.
Sementara untuk roda depan, komponen ini digantikan dengan rigid axle.
 Stabilizer bar
4. Suspensi multi-link
Sesuai namanya, tipe ini memiliki beberapa link atau penghubung yang cukup
banyak. Link-link ini berperan layaknya lengan suspensi namun jumlahnya bisa lebih
dari tiga. Link-link tersebut diletakan sedemikian rupa sehingga mampu menunjang
pergerakan roda saat menyerap getaran dengan sempurna. Meski banyak, link-link ini
berukuran cukup kecil sehingga tidak terlalu memakan banyak ruang.

5. Suspensi torsion beam


Bagi sebagian orang, tipe ini sering disebut sebagai suspensi semi-independen,
karena pada dasarnya rigid suspension namun diinovasikan dengan bentuk berbeda untuk
menghasilkan efek suspensi yang lebih baik.
Pada tipe rigid, bentuk rigid block hanya memanjang. Namun pada torsion beam,
bentuk rigid block seperti huruf H, sehingga banyak orang juga yang menyebutnya “H-
Shape Suspension”. Bentuk seperti ini akan menyebabkan ayunan roda yang agak
terbebas antara kiri dan kanan. Sehingga kenyamanan berkendara pun akan lebih
nyaman.
II. Rem

Salah satu sistem yang ada pada kendaraan adalah sistem rem. Sistem rem juga
merupakan salah satu bagian dari casis kendaraan . Casis pada kendaraan sendiri terdiri
dari sistem kemudi, sistem rem, sistem suspensi, roda dan ban.

Pada kendaraan baik sepeda motor maupun mobil,


harus ada sistem rem karena mengingat fungsi sistem
rem yang sangat penting bagi kendaraan.
Pada dasarnya sistem rem pada kendaraan memiliki
beberapa fungsi, yaitu :
1. Untuk mengurangi laju atau kecepatan
kendaraan.
2. Untuk menghentikan laju kendaraan.
3. Untuk memungkinkan kendaraan dapat parkir (rem parkir/ hand brake) ditempat
yang tidak rata (pada tanjakan atau turunan).
4. Sebagai alat yang menjamin keamanan dan keselamatan pengendara.

Rem-rem fungsinya yaitu mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan yang


sedang bergerak, atau mencegah agar kendaraan yang sedang diparkir tidak bergerak
maju/mundur.

Komponen-komponen sistem rem

Komponen-komponen pada sistem rem dapat anda perhatikan pada gambar di bawah ini :
1. Disc brake
Disc brake atau rem cakram yaitu tipe rem yang menggunakan cakram sebagai
media pengereman. Cara kerjanya yaitu cakram akan berputar bersamaan dengan roda,
ketika pedal rem ditekan maka pad rem akan menjepit cakram sehingga kecepatan
putaran cakram akan berkurang atau berhenti.

2. Drum brake
Drum brake atau rem tromol yaitu tipe rem yang menggunakan tromol sebagai
media pengereman. Cara kerjanya yaitu tromol akan berputar bersamaan dengan roda,
ketika pedal rem ditekan maka kanvas rem akan menekan tromol sehingga kecepatan
tromol akan berkurang atau berhenti.

3. Proportioning valve
Proportioning valve atau katup proporsi yaitu katup yang berfungsi sebagai
pengimbang tekanan antara rem pada bagian depan dan rem pada bagian belakang.

4. Brake boster
Brake boster atau boster rem yaitu komponen yang berfungsi memperingan
pengendara ketika menginjak pedal rem.

5. Brake pedal
Brake pedal atau pedal rem yaitu sebagai pedal tempat pengemudi untuk
mengerem.

6. Parking brake lever


Parking brake lever atau tuas parkir yaitu tuas yang berfungsi untuk menarik rem
parkir.

Prinsip kerja sistem rem


Prinsip kerja sistem rem pada dasarnya merubah energi gerak menjadi energi panas.
Energi panas ini didapatkan ketika sedang melakukan pengereman karena terjadi gaya
gesekan antara piringan dan pad rem (pada sistem rem cakram/ disc brake) atau pada
tromol dan kanvas rem (pada rem tromol/ drum brake) sehingga timbul panas.

Panas yang timbul ini harus segera dihilangkan karena


bila terjadi panas yang berlebihan maka akan mengurangi
daya pengereman dan bisa juga berakibat rem
mengancing. Panas yang timbul ini nantinya akan akan
diserap oleh udara.

Sistem rem harus dirawat dengan baik, agar kinerja rem


tetap optimal sehingga akan dapat menjamin keamanan dan keselamatan pengendara dari
resiko terjadinya kecelakaan dijalan. Oleh sebab itu selalu lakukan servis berkala di
bengkel resmi kendaraan anda, dan jika melakukan penggantian part atau komponen selalu
gunakan komponen asli (original).

Keterangan:
1. Rem kaki
2. Rem parkir

Keterangan:
A. Pedal rem
B. Booster rem
C. Master silinder
1. Reservoir
2. Silinder
3. Ke rem-rem depan
4. Ke rem-rem belakang
A. Pedal rem
Dalam pedal rem part-part yang bersangkutan akan dikontrol oleh daya kaki
pengemudi. Daya ini kemudian berubah menjadi tekanan hidrolik, yang akan bekerja
pada sistem rem. Kekuatan daya pengereman ini ditentukan oleh banyaknya penekanan
kaki pada pedal yang dilakukan oleh pengemudi. Disini juga perlu pemeriksaan rutin
untuk memeriksa gerak bebas pedal rem, tinggi, dan jarak cadangan pedal juga sebagai
bagian dari pemeliharaan.

B. Booster rem
Booster rem yaitu sebuah alat untuk meningkatkan daya yang sedang bekerja pada
master silinder dan sesuai dengan banyaknya usaha yang diberikan oleh pengemudi. Ke
vakuman dari asupan mesin dipakai sebagai sumber peningkatan tenaga.
Master silinder
Pada master silinder yaitu terdapat part-part untuk mengubah tekanan pedal
pengemudi menjadi sebuah tekanan hidrolik. Yang terdiri dari reservoir yang
menyimpan fluida rem dan sebuah silinder yang kemudian membangkitkan tekanan
hidrolik.
Master silinder akan mengubah tekanan pedal pengemudi menjadi tekanan hidrolik.
Kemudian tekanan hidrolik diteruskan pada disc brake caliper rem-rem depan dan
belakang, dan ke silinder-silinder roda untuk rem-rem tromol. Penggantian pada fluida
rem termasuk di dalam item-item perawatan.

Rem Piringan
Rem piringan ini akan menekan pad rem piringan melawan rotasi rotor rem piringan
dengan roda-roda, dan akan menciptakan sebuah gesekan. Mengontrol rotasi roda-roda
dengan gesekan.

Caliper Rem Piringan


Piston piston akan mendorong pad rem piringan melawan rotor rem piringan dengan
menggunakan tekanan hidrolik dari silinder master.

Keterangan:
A. Sebelum pengoperasian
B. Selama pengoperasian
1. Caliper rem piringan
2. Pad rem piringan
3. Rotor rem piringan
4. Piston
5. Fluida
Rem Tromol
Tromol rem akan berotasi bersama-sama dengan roda. Dan sepatu rem kemudian ditekan
melawan tromol dari dalam. Gesekan ini akan mengontrol rotasi roda. Perlu juga untuk
memeriksa tromol rem dan pelapis sepatu rem. Sepatu-sepatu rem tersebut ditekan melawan
tromol yang berotasi dari dalam untuk menghasilkan tenaga pengereman.
Ketika ditekan ke arah yang sama waktu tromol berputar, sepatu rem masuk ke arah
rotasi oleh gesekan dengan tromol. Akibatnya, yaitu tenaga gesekan menjadi naik, dan inilah
yang disebut "selfenergizing action".

Keterangan:
1. Silinder roda
2. Sepatu rem
3. Pelapis sepatu rem
4. Tromol rem
5. Piston
6. Tutup piston

Katup Proportioning (Katup P)


Katup P ini terdapat diantara silinder master dan rem-rem belakang. Katup P
mendistribusikan tekanan hidrolik dengan tepat ke pada roda-roda depan dan belakang, untuk
memberikan daya pengereman yang stabil. Tekanan hidrolik yang meningkat yang diberikan
pada rem-rem bagian belakang (yang bisa dengan mudah mengunci selama deselerasi) dibuat
lebih rendah daripada rem-rem bagian depan.

Keterangan:
1. Booster rem,
2. Silinder master rem
3. Katup proportioning,
4. Rem depan kiri
5. Rem belakang kiri
P & BV, LSPV dan LSPV & BV

A. P & BV (Katup Proportioning dan Bypass)


P & BV ini mengandung katup bypass untuk
mencegah agar fluida rem tidak mengalir melalui
katup P ketika terjadi malafungsi pada rem depan.

B. LSPV (Katup Load Se nsing Proportioning)


Pada katup ini merasakan adanya beban dan akan menaikkan tekanan hidrolik pada
rem-rem belakang jika beban terasa berat.

C. LSPV & BV (Katup Load Sensing Proportioning dan Katup Bypass)


LSPV & BV yaitu gabungan dari LSPV dan BV.
1. Katup P (Proportioning)
2. Katup B (Bypass)
3. Dari depan master silinder
4. Ke silinder roda depan
5. Dari master silinder belakang
6. Ke silinder roda belakang
7. Load sensing spring

Rem Parkir
Rem parkir dipakai terutama ketika kendaraan sedang diparkir. Secara mekanik akan
mengunci roda-roda belakang.

Keterangan:
1. Tuas rem parkir
2. Kabel rem parkir
3. Rem belakang
ABS (Anti-lock Brake System)

Jika roda menjadi terkunci ketika rem difungsikan, ABS memakai komputer untuk
mengontrol tekanan hidrolik yang diberikan pada silinder-silinder roda dan piston rem
piringan. Yaitu dengan cara mencegah roda-roda agar tidak terkunci, pada sistem ini juga
mencegah kendaraan agar tidak slip atau menjadi lebih tidak stabil.
Pengoperasian ABS
 Sistem ini akan memonitor kecepatan putaran ke empat roda. Ketika roda hendak
mengunci, sistem ini dengan cepat membebaskan rem pada roda tersebut agar roda bisa
mengembalikan putarannya. Setelah kendaraan yang mau mengunci kembali ke
putarannya, penerapan rem pada roda tersebut kemudian dilanjutkan kembali.
 Jika roda mau mengunci kembali, sistem ini akan membebaskan rem dari roda tersebut.
 Pada sistem ini juga akan mengulang proses-proses di atas lebih dari belasan kali setiap
detiknya untuk memaksimalkan kemampuan rem, dan juga untuk memastikan stabilitas
dan kemampuan bermanuver kendaraan.

Keterangan:
1. ECU
2. Aktuator

Anda mungkin juga menyukai