Anda di halaman 1dari 8

CP Capaian Pembelajaran TP Tujuan Pembelajaran

Pada akhir fase F, peserta didik mampu Siswa dapat mengetahui perawatan dan overhaul
melakukan perawatan meliputi: Sistem (pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan dan pemasangan)
suspensi, Setiap pekerjaan dilakukan : Sistem suspensi, sesuai Prosedur Operasional Standar
sesuai Prosedur Operasional Standar dan (POS) dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) )
(POS). Penggunaan Alat Pelindung Diri atau peraturan keselamatan kerja yang berlaku.
(APD) atau peraturan keselamatan kerja
yang berlaku.

Sistem suspensi terletak di antara body kendaraan dan roda-roda dan dirancang untuk menyerap
kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan dan stabilitas berkendaraan serta
memperbaiki kemampuan cengkeram roda terhadap jalan. Pada umumnya dapat digolongkan menjadi
tipe rigid (rigid axle suspension) dan tipe bebas (independent suspension). Fungsi Suspensi :
 Menyerap getaran, oskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk melindungi penumpang
dan barang agar aman, serta menambah kenyamanan dan stabilitas.
 Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan antara jalan dengan roda-
roda.
 Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi dan roda-roda.
 Menyerap getaran-getaran pegas yang terjadi pada waktu kendaraan berjalan sehingga terasa tidak
begitu keras.

Komponen Utama Suspensi


1. Pegas
Berfungsi untuk menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke body kendaraan
secara langsung. Macam pegas :
 Pegas Koil (Coil spring)
Sifat-sifat :
 Langkah pemegasan panjang
 Tidak dapat meredam getaran sendiri
 Tidak dapat menerima gaya horisontal (perlu lengan-lengan)
 Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun
 Dapat dibuat pegas lembut
 Pegas Daun (Leaf spring)
Sifat-sifat :
 Konstruksi sederhana
 Dapat meredam getaran sendiri
(gesekan antara daun pegas)
 Berfugsi sebagai lengan
penyangga (tidak memerlukan
lengan, memanjang,melintang)
 Pegas Batang Torsi (Torsion bar spring)

Sifat-sifat:
 Memerlukan sedikit tempat
 Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain
 Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri
 Dapat menyetel tinggi bebas mobil
 Langkah pemegasan panjang, mahal
2. Shock Absorber
Shock absorber dipasang untuk menyerap vibrasi atau
oskilasi natural yang ditimbulkan oleh tumbukan pegas
kendaraan yang diterima selama pengoperasian, dengan
demikian menjamin peredaman vibrasi yang lebih cepat
dan pengemudian yang lebih baik. Menurut
konstruksinya dibedakan menjadi twin tube type dan
mono-tube, menurut medium kerjanya dibedakan menjadi
hydraulis type dan gas type.
3. Sambungan Bola (Ball joint)
Ball joint sebagai sumbu putaran roda pada
saat kendaraan berbelok dan menerima
beban vertikal maupun lateral.

4. Stabilisator (Stabilizer bar)


Untuk mengurangi efek rolling bodi kendaraan dan
memperbaiki sifat jalan belok kendaraan. Pada saat
kendaraan membelok pegas roda bagian luar (outer
spring) tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner
spring) mengembang, akibatnya stabilizer bar akan
terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke atas dan
ujung lainnya bergerak ke bawah. Batang stabilizer
cenderung menahan terhadap puntiran, hal ini berarti
berfungsi mengurangi body rolling dan memelihara body
dalam batas kemiringan yang aman.
5. Strut Bar
Strut bar berfungsi untuk menopang lower arm agar tidak
bergerak kedepan dan kebelakang pada saat kendaraan
berjalan dengan menahan lower arm agar tidak bergerak
maju atau mundur pada saat menerima kejutan dari
permukaan jalan yang tidak rata atau akibat dorongan
terjadinya pengereman.

6. Lateral Control Rod


Lateral control rod dipasang diantara axle dan body kendaraan dengan
tujuan untuk menahan axle agar tetap pada posisinya terhadap beban
dari samping.

7. Bumper
Dipasang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lain-lain pada waktu pegas mengerut dan
mengembang diluar batas maksimumnya.
Menurut konstruksinya suspensi dapat digolongkan menjadi :
 Suspensi Rigid  Suspensi Indipenden
Pada suspensi jenis rigid, roda kiri dan roda kanan Suspensi indipenden atau model bebas masing-
dihubungkan oleh poros axle tunggal. masing roda kiri dan roda kanan dapat bergerak
bebas.

Sifat-sifat :
Sifat – sifat secara umum:
 Gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang
lain  Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda
lain
 Konstruksi sederhana, perawatan mudah
 Konstruksi agak rumit
 Gerakan pemegasan sedikit mempengaruhi
geometri roda  Membutuhkan sedikit tempat
 Memerlukan ruang pemegasan yang besar  Jarak roda dan geometri roda berubah saat
pemegasan
 Titik berat kendaraan tidak dapat rendah
(kenyamanan kurang)  Titik berat kendaraan dapat rendah (nyaman dan
aman)
 Massa tak berpegas (aksel, roda) berat
(kenyamanan kurang).  Pegas dapat dikonstruksi lembut (pegas tidak
membantu mengantar gerakan roda)
 Bodi sedikit miring pada saat belok
 Perawatan lebih sulit
Penggunaan :
Aksel belakang tanpa / dengan penggerak roda
Penggunaan:
(kendaraan ringan dan berat), aksel depan
(kendaraan berat) tanpa / dengan penggerak.  Aksel depan dan belakang (kendaraan penumpang /
sedan)
 Aksel depan saja (kendaraan menengah dan berat)
SISTEM SUSPENSI DEPAN ( FRONT SUSPENSION )
Perbedaan besar antara suspensi depan dan belakang disebabkan roda depan dapat membelok. Ketika
kendaraan membelok atau melalui jalan yang tidak rata, roda-rodanya menerima gaya dari permukaan
jalan. Suspensi depan sering menggunakan suspensi bebas (independent).
Tipe suspensi depan :
A. Macpherson Strut Type
Penggunaan pada roda depan untuk kendaraan
ukuran kecil dan medium.
 Strut bar untuk menahan gaya yang bekerja
pada roda dari arah depan dan samping.
 Stabilizer bar untuk mengurangi kemiringan
kendaraan ketika membelok dan menambah
kemampuan cengkraman roda pada jalan.
 Shock absorber untuk menyerap kejutan dan
membantu menopang berat kendaraan.

B. Macpherson Strut dengan Lower Arm “L” Type


Umumnya digunakan pada kendaraan tipe front
engine front drive (FF) atau kendaraan dengan
mesin di depan dan penggerak roda depan.
Keuntungannya dapat menahan gaya dari arah
samping maupun arah depan sehingga tidak
memerlukan strut bar.

C. Tipe Double Wishbone dengan Pegas Koil


Umumnya banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil.

Roda dipasang pada body


melalui upper arm dan lower
arm. Shock absorber dan coil
spring dipasang diantara kedua
arm, ujung arm dipasang pada
frame melalui bushing dan
ujung yang lain pada steering
knuckle.
D. Tipe Double Wishbone dengan batang torsi
Bagian depan dari setiap batang torsi dimasukkan
ke torque arm pada upper arm dan bagian
belakang dari batang torsi dipasang ke dalam
anchor arm yang diikatkan ke cross member
dengan baut penyetel anchor arm sehingga
mempermudah penyetelan tinggi kendaraan.
Pada beberapa kendaraan terdapat stempel “L”
atau “R” pada ujung batang torsi sehingga tidak
akan tertukar pada saat pemasangan.

E. Tipe pegas daun parallel


Umumnya digunakan pada kendaraan truck dan
bus.
Sifat-sifat:
 Konstruksi sederhana
 Dapat meredam getaran sendiri (gesekan
antara daun pegas)
 Berfugsi sebagai lengan penyangga

SUSPENSI BELAKANG (REAR SUSPENSION)


Tipe suspensi belakang :
A. Tipe pegas daun parallel (Leaf spring type) B. Tipe 4-link

C. Tipe semi trailing arm D. Tipe Trailing arm dengan Twist Beam
E. Tipe Double Wishbone F. Tipe Strut Dual Link

OSKILASI BODY

 Pitching (mengangguk)
Gerakan bodi berputar mengelilingi sumbu Y atau gerakan
bergoyangnya bagian depan dan belakang kendaraan keatas dan
kebawah terhadap titik pusat grafitasi kendaraan. Gejala ini terjadi
ketika kendaraan melalui jalan yang berlubang. Disamping itu pitching
terjadi pada kendaraan yang mengalami pegas/spring lemah.
 Rolling (berguling)
Gerakan bodi berputar mengelilingi sumbu X bila kendaraan membelok
atau melalui tonjolan jalan, maka pegas pada satu sisi kendaraan
mengembang dan pegas/spring pada sisi lainya mengkerut. Kendaraan
ini mengakibatkan body rolling pada arah samping ( sisi ke sisi ).

 Bouching (melonjak)
Gerakan bodi naik turun arah sumbu “z” atau gerakan naik turun body
kendaraan secara keseluruhan. Gejala ini mungkin terjadi pada
kecepatan kendaraan tinggi dan pada jalan bergelombang, demikian
pula
bila pegas suspensi lemah.
 Yawing (memutar)
Gerakan bodi yang berputar mengelilingi sumbu z atau gerakan body
kendaraan mengarah memanjang ke kana dan ke kiri terhadap titik
berat kendaraan. Yawing kemungkinan terjadi pada jalan yang
menyebabkan
pitching.

Anda mungkin juga menyukai