Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Nurholisah

NIM : 160810301015
Kelas : Akuntansi Pemerintahan/ A

Pendapatan
Pendapatan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) diartikan
sebagai arusmasuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivita normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal darikontribusi penanaman modal. Dilingkungan akuntansi pemerintahan
Indonesia pendapatan adalah penerimaan oleh bendaharaumum Negara/daaerah atau oleh
entitas pemerintah lainnya yang menambah ekiutas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perludibayar kembali
oleh pemerintah.
1. Klasifikasi pendapatan
Untuk akuntansi pemerintahan Indonesia yang menggunakan basis cash
towardaccrual, PP 24 tahun 2005 telah melakukan pengklasifikasian pendapatan berdasarkan
tempat terjadinya (apakah di pusat atau daerah)dan jenis pendapatan tersebut sehingga
klasifikasi pendapatan menjadi:a
Pendapatan pemerintah pusat:
2. Pendapatan Pemerintah Daerah
 Pajak  Pendapatan asli daerah
 Retribusi  Pendapatan transfer
 Keuntungan BUMN/BUMD  Pendapatan lain-lain yang sah
 Denda dan Sita
 Pinjaman
 Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah

Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan


Secara umum pendapatan diakui ketika :
 Diperoleh(earned) yaitu ketika entitas telah menyelesaikan secara substansial apayang
menjadi kewajibannya. Penyelesaian kewajiban inilah yang akan menjadi pendapatan
ketika seluruh proses selesai.
 Sudah di realisasikan/dapat direalisasikan (realized/realizable) yaitu ketika kas/hak tagih
(piutang) sudah diterima atas penyerahan barang atau jasa (realized) atau ketika jumlah
kas /hak tagih sudah dapat ditentukan atas penyerahan barang/jasa (realizable).
Kedua prinsip pengakuan tersebut dapat diterapkan dalam kondisi akuntansi berbasis
akrual. Untuk akuntansi pemerintahan di Indonesia seperti yang diatur dalam PP 24 tahun
2005 prinsip pengakuan pendapatan menggunakan berbasis kas.
Penggunaan berbasis kas mengakui pendapatan ketika pendapatan tersebut diterima
direkening umum Negara/daerah. Dengan kata lain pendapatan diterima ketika pemerintah
sudah menerima dana secara tunai atas pendapatan tersebut. Namun hal lain yang perlu
diingat adalah penerimaan kas tesebut merupakan hak pemerintah yang tidak bisa
dikembalikan. Adakalanya pemerintah menerima dana dari pihak ketiga sebagai jaminan
pelaksanaan suatu kegiatan. Dana ini harus dikembalikan kepada pihak ketiga apabila
kegiatan yang dipersyaratkan sudah dilakukan. Penerimaan dana ini tidak boleh diakui
sebagai pendapatan pemerintah.
Dalam praktiknya, sangat dimungkinkan bahwa di tahun anggaran yang sedang
berjalan terjadi pengembalian/koreksi pendapatan, baik untuk pendapatan tahun berjalan
maupun tahun sebelumnya.
Apabila menggunakan basis akrual, maka pengembalian/koreksi pendapatan tahun
anggaran sebelumnya akan menjadi pengurang/penambah ekuitas dana lancar, sedangkan
pengembalian/koreksi pendapatan tahun anggaran berjalan menjadi pengurang/penambah
pendapatan.

3. Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan


Pendapatan merupakan kelompok pertama yang dilaporkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA). Pendapatan dilaporkan sesuai dengan kelompok klasifikasinya. Beberapa
hal yang perlu dilaporkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah :
a. Kebijakan akuntansi yang dibuat untuk pendapatan
b. Klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dan rincian lebih lanjut dari jenis
pendapatan
c. Perbandingan antara realisasi pendapatan dan anggaran pendapatan disertai penjelasan
mengenai perbedaan yang ada
a. Belanja
Belanja di lingkungan akuntansi komersial dapat didefinisikan sebagai arus keluar
dari asset atau segala bentuk penggunaan asset yang terjadi selama periode tertentu yang
berasal dari produksi barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang terjadi dalam kegiatan
operasional entitas.
Belanja dilingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan sebagai semua
pengeluaran bendahara umum Negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali
pembayarannya oleh pemerintah.
1. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan PP 24 tahun 2005, belanja dapat diklasifikasikan menurut klasifikasi
ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi.
 Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja
untuk melaksanakan suatu aktivitas. Pada pemerintah pusat meliputi belanja pegawai,
barang modal, bunga,subsidi,hibah.bantuan social,dll. Sedangkan pemerintah daerah
meliputi belnja pegawai,barang modal,bunga ,subsidi,hibah,bantuan social dan belanja
tak terduga.
 Klasifikasi berdasarkan organisasi adalah klasifikasi berdasarkan unit organisasi
pengguna anggaran. Untuk pemerintah pusat belanja kementrian Negara lembaga beserta
unit organisasi di bawahnya. Untuk pemda belanja sekretariat, DPRD, sekretariat
provinsi/kota/kabupaten dll.
 Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang di dasarkan pada fungsi-fungsi utama
pemerintah pusat atau daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Klasifikasi berdasarkan fungsi adalah belanja pelayanan umum, pertahanan, ketertiban
dan keamanan, ekonomi, perlindungan lingkungan hidup dll.
2. Pengakuan dan Pengukuran Belanja
Pengakuan belanja dapat dikategorikan menjadi 2 jenis berdasarkan sumber dana asal
yang digunakan untuk pelaksanaan belanja tersebut. Kedua hal tersebut adalah:
 Pengeluaran belanja melalui rekening kas umum Negara/daerah diakui ketikaterjadi arus
kas keluar dari rekening tersebut.
 Pengeluaran belanja melalui kas di bendahara pengeluaran diakui pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yangmempunyai
fungsi perbendaharaan,atau dengan kata lain ketika SPJ pengeluarandinyatakan dafinitif.
Sangat dimungkinkan terjadi koreksi terhadap belanja ditahun anggaran berjalan.
Koreksi eanjadapat disebabkan atas beberapa kemungkinan yaitu:
 Kesalahan klasifikasi belanja
 Kesalahan pencatatan nilai belanja
 Pengembalian belanja
Apabila menggunakan basis akrual, maka :
Jenis Terjadi di tahun Terjadi di tahun yang
sebelumnya sama
Kesalahan klasifikasi Tidak dilakukan jurnal koreksi Dilakukan koreksi ke kode
beban yang sesuai
Kesalahan pencatatan nilai Dilakukan koreksi ke ekuitas Dilakukan koreksi atas
belanja dana lancar kekurangan/kelebihan
jumlah ke kode rekening
yang terkait
Pengembalian belanja Dilakukan koreksi ke ekuitas Dicatat sebagai pengurang
dana lancar beban
Berdasarkan PP 24 tahun 2005 maka koreksi tersebut diperlakukan sebagai :
Jenis Terjadi di tahun sebelumnya Terjadi di tahun yang sama
Kesalahan klasifikasi Tidak dilakukan jurnal Dilakukan koreksi ke kode
koreksi belanja yang sesuai
Kesalahan pencatatan nilai Dilakukan koreksi ke Dilakukan koreksi atas
belanja ekuitas dana lancar kekurangan/kelebihan
jumlah ke kode rekening
yang terkait
Pengembalian belanja Dicatat sebagai pendapatan Dicatat sebagai pengurang
lain-lain belanja
Pengukuran belanja yang menggunakan basis akrual diakui dalam laporan keuangan
sebesar nilai wajar yang akan dibayarkan. Nilai wajar yang dimaksud adalah nilai yang
seharusnya dibayar atau yang akan dibayarkan. Menurut akuntansi pemerintahan di Indonesia
yang menggunakan basis cash toward accrual sebagaimana yang telah diatur dalam PP 24
Tahun 2005, belanja diakui sebesar jumlah kas yang dikeluarkan dari rekening kas umum
Negara/daerah. Nilai yang meliputi nilai yang dibayarkan oleh pemerintah, bukan nilai yang
seharusnya di bayarkan.

Anda mungkin juga menyukai