Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Nurholisah

NIM : 160810301015
Kelas : Akuntansi Pemerintaha A

ASET TETAP

Definisi Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah daerah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010, penyusutan merupakan alokasi yang sistematis atas nilai perolehan
suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan biaya perolehan suatu aset
menjadi beban penyusutan secara periodik sepanjang masa manfaat aset.
Tidak semua aset tetap perlu disusutkan karena tidak semua jenis aset tetap mengalami
penurunan nilai. Beberapa jenis aset tetap justru dapat meningkat nilainya seiring waktu.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, disebutkan bahwa tanah dan konstruksi
dalam pengerjaan merupakan dua jenis aset tetap yang tidak disusutkan.

Klasifikasi
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam
aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
b. Peralatan dan Mesin
c. Gedung dan Bangunan
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
e. Aset tetap lainnya
f. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Pengakuan
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya
dapat diukur dengan handal.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Berwujud;
2) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
4) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
5) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
6) Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk dipelihara; dan
7) Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut
memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.

Pengukuran
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai
wajar pada saat perolehan.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya
perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya
lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. Bila aset tetap
diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset
tersebut diperoleh. Jika nilai perolehan aset tetap di bawah nilai satuan minimum kapitalisasi
maka atas aset tetap tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai aset tetap. Aset-aset
tersebut diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya. Nilai satuan minimum kapitalisasi
adalah pengeluaran pengadaan baru.
a. Komponen Biaya
b. Konstruksi Dalam Pengerjaan
c. Perolehan Secara Gabungan
d. Pertukaran Aset
e. Aset Donasi
f. Pengeluaran Setelah Perolehan
g. Pengukuran berikutnya terhadap Pengakuan Awal
h. Penyusutan
i. Aset Bersejarah
j. Penghentian dan Pelepasan

Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset tetap antara lain adalah:
a. Bendahara Barang atau Pengurus Barang
b. Bendahara Pengeluaran
c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
d. Pejabat Penatausahaan Keuangan

Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi penyusutan dan amortisasi asset
tetap/aset tidak berwujud antara lain adalah:
a. Bendahara Barang atau Pengurus Barang SKPD
b. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

Dokumen Yang Digunakan


Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aset tetap antara lain
adalah:
a. Bukti Belanja/Pembayaran Aktiva Tetap
b. Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan
c. SP2D LS
d. Surat Permohonan Kepala SKPD tentang Penghapusan Aset Tetap
e. Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Aset
f. Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penyusutan adalah: Bukti


Memorial, yaitu dokumen sumber untuk melakukan penyusutan dan amortisasi aset tetap/aset
tidak berwujud.

Pengeluaran Setelah Perolehan


Suatu pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan dikapitalisasi
jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Menambah manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara yang dapat berupa:
1) bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
2) bertambah umur ekonomis, dan/atau
3) bertambah volume, dan/atau
4) bertambah kapasitas produksi.
b. Nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut harus sama dengan atau
melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Nilai satuan minimum kapitalisasi
adalah penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan
restorasi.
Pelepasan Aset Tetap
Pelepasan aset tetap dapat terjadi karena proses penghapusan aset tetap yang dapat
diikuti dengan proses pemindahtanganan, seperti penjualan, maupun pemusnahan aset tetap.
Untuk penghapusan aset tetap dengan pemusnahan, PPK SKPD akan membuat bukti memorial
yang dibuat berdasarkan SK Kepala Daerah tentang penghapusan aset tetap.
Sedangkan untuk penghapusan aset tetap yang diikuti dengan proses penjualan, SKPD
harus menyerahkan aset tetap tersebut kepada PPKD, sebab kewenangan untuk menjual aset
tetap ada di PPKD. Namun demikian, PPK SKPD tetap mencatat penghapusan aset tetap
tersebut.

Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai
berikut:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
1) Penambahan;
2) Pelepasan;
3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
4) Mutasi aset tetap lainnya.
c. Informasi penyusutan, meliputi:
1) Nilai penyusutan;
2) Metode penyusutan yang digunakan;
3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
d. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap;
3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi;
4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
e. Aset bersejarah diungkapkan secara rinci, antara lain nama, jenis, kondisi dan lokasi aset
dimaksud
13

Anda mungkin juga menyukai