Anda di halaman 1dari 7

Clinical Science Session

Limfadenitis

Oleh:
Majesty Anita Imran 1940312034

Preseptor :
dr. Novialdi, Sp. THT-KL (K) FICS

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG


TENGGOROK BEDAH KEPADA DAN LEHER (THT-KL)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M DJAMIL PADANG
2020
Dokter Muda THT-KL Periode Februari – Maret 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Clinical Science Session


Majesty Anita Imran
TINJAUAN PUSTAKA
Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas); 2.1 Anatomi dan Fisiologi
Sistem limfatik terbagi atas jaringan limfatik dan
pembuluh limfatik. Jaringan limfatik merupakan jenis
PENDAHULUAN jaringan ikat yang benyak mengandung sel limfosit.
1.1 Latar Belakang Jaringan limfatik banyak di dapatkan pada organ yaitu
Limfadenitis adalah peradangan disertai
timus, nodus limfatikus, lien, dan nodulus limfatikus.
pembesaran kelenjar getah bening. Kelenjar getah
Jaringan limfatik berfungsi untuk pertahanan imunologis
bening berukuran kecil dan umumnya berukuran
tubuh terhadap bakteri dan virus. Pembuluh limfatik
mulai dari beberapa milimeter hingga kurang dari 1
ditemukan di seluruh jaringan dan organ pada tubuh,
cm. Kelenjar getah bening tersebar di sepanjang
kecuali pada sistem saraf pusat, bola mata, telinga dalam,
perjalanan pembuluh limfatik yang terletak di
epidermis kulit, kartilago, dan tulang. Di dalam pembuluh
seluruh tubuh. Fungsi utama kelenjar getah bening
limfatik terdapat cairan jaringan yang disebut limfa. Limfa
adalah untuk menyaring mikroorganisme dan sel-sel
dialirkan lebih terpatnya pada anyaman pembuluh-
abnormal yang terkumpul dalam cairan getah
pembuluh limfatik yang disebut kapiler limfa, kapiler ini
bening. Pembesaran kelenjar getah bening adalah
selanjutnya mengalirkan limfa ke pembuluh limfa kecil yang
manifestasi umum dari berbagai penyakit dan dapat
akan bergabug membentuk pembuluh limfa besar.4
berfungsi sebagai titik fokus untuk penyelidikan
klinis selanjutnya penyakit pada sistem
retikuloendotelial atau infeksi regional. Sebagian
besar kasus limfadenitis menunjukkan respons jinak
terhadap infeksi lokal atau sistemik. 1

1.2 Batasan Masalah


Makalah ini membahas definisi, epidemiologi,
etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis,
penatalaksanaan, komplikasi tentang limfadenitis.

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan pembaca umumnya dan penulis
khususnya mengenai limfadenitis. Anatomi4
1. Pembuluh Limfatik

1.4 Metode Penulisan Pembuluh limfatik berasal dari kantong tertutup

Metode Penulisan clinical science session ini mikroskopik yang disebut kapiler limfatik. Kapiler limfatik

adalah dengan membandingkan teori yang berukuran lebih besar dan lebih tidak beraturan

didapat dari berbagai teori yang didapatkan dari dibandingkan kapiler darah, tetapi struktur dasarnya sama.

berbagai literatur. Pembuluh limfatik terbagi menjadi:


 Pembuluh limfatik aferen : pembuluh yang
membawa limfe masuk kelenjar limfe
 Pembuluh limfatik eferen : pembuluh yang
membawa limfe keluar kelenjar limfe

2. Saluran Limfe
Saluran Limfe terbagi menjadi :
Dokter Muda THT-KL Periode Februari – Maret 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
 Ductus thoracicus atau ductus limfaticus sinister  Trunkus Bronkomediastinal Kanan;menampung
(mengumpulkan cairan limfe dari sisi kiri kepala limfe dari struktur mediastinal dan paru –
dan leher serta lengan kiri) paru,kemudian menyatu dengan duktus limfatik
 Ductus limfaticus dexter (mengumpulkan cairan kanan.
limfe dari sisi kanan kepala dan leher serta Fisiologi5
lengan kanan)

3. Kelenjar Limfe / Limfonodi


Bentuk kelenjar ini ialah lonjong atau seperti
kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe.
Fungsinya ialah untuk menyaring limfe. Kelenjar ini
terdapat di dalam leher,axial, thorax, abdomen, dan
lipatan paha.

4. Tonsil
Tonsil merupakan kelenjar limfe yang terdapat
cavum oris dan faring (tonsila faringealis, tonsila palatina,
dan tonsila lingualis).Tonsil merupakan garis depan
pertahanan infeksi yang terjadi di mulut, hidung, dan
tenggorokan.

5. Limpa
1. Fungsi Sistem Limfatik
Limpa merupakan kelenjar yang terletak di regio
 Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke
hipogastrium sinistra, berisi banyak jaringan limfe dan sel
dalam sirkulasi darah
darah. Fungsinya ialah membentuk eritrosit, memisahkan
 Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi
eritrosit mati dari sirkulasi darah, menghasilkan limfosit
darah
(antibodi), serta menghancurkan leukosit dan trombosit.
 Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari
usus ke sirkulasi darah
6. Retikulo Endotelial Sistem
 Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
RES merupakan sistem dalam jaringan dan
(oleh kelenjar limfe)
organ. Fungsinya ialah memakan benda asing dan
 Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan
bakteri yang masuk tubuh. RES terdiri dari kelenjar limfe,
zat imun (antibodi)
limpa, hati dan sumsum tulang.
 Mengembalikan kelebihan cairan jaringan yang
keluar dari kapiler
7. Sirkulasi limfe
Limfe mengalir dari kapiler limfatik utama
2. Mekanisme aliran limfe
menuju limfatik penampung,selanjutnya masuk ke
 Gerakan otot rangka yang bersebelahan dengan
pembuluh yang lebih besar yang akan bergabung untuk
pembuluh limfe akan mengerakkan limfe ke arah
membentuk trunkus limfatik utama. Duktus toraks adalah
trunkus limfatik
trunkus limfatik utama yang mengumpulkan cairan dari
 Cara kerja kontraksi periodik pembuluh limfatik
seluruh tubuh, kecuali untuk kuadran kanan atas. Duktus
seperti cara kerja pompa limfe
ini memasuki vena subklavia kiri pada sisi pertemuan
vena tersebut dengan vena jugularis interna; berasal dari  Tekanan negatif intratoraks yang terjadi saat
inspirasi memberi efek pengisapan pada limfe
sisterna chyli yang menyerupai kantong terdilatasi pada
regia lumbar rongga abdomen. Sisterna chyli adalah dalam duktus toraks

duktus pengumpul untuk semua limfatik yang berasal dari


hati, usus, pelvis, dan tungkai bawah.
 Duktus Limfatik Kanan
Dokter Muda THT-KL Periode Februari – Maret 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.2 Definisi dan Etiologi Sistem limfatik-resirkulasi limfosit. Sirkulasi darah
Limfadenitis didefinisikan sebagai limfadenopati
ada di bawah tekanan dan komponennya (plasma) masuk
yang disebabkan oleh proses inflamasi. Limfadenopati
dinding kapiler yang tipis ke jaringan sekitar. Cairan ini
sendiri adalah ukuran jaringan nodus limfa servikal
disebut cairan interstisial yang membasahi semua jaringan
yang berdiameter lebih dari 1 cm. Limfadenopati paling
dan sel. Bila cairan ini tidak dikembalikan ke sirkulasi dapat
umum mewakili respon reaktif sementara infeksi lokal
terjadi edema, pembengkakan progresif yang dapat
atau infeksi umum jinak, tetapi limfadenopati
mengancam nyawa. Hal itu tidak terjadi oleh karena cairan
menandakan adanya gangguan yang lebih serius,
dikembalikan ke darah melalui dinding venul. Jadi sIstem
misalnya keganasan.1
tersebut menampung cairan yang dari pembuluh darah dan
Limfadenitis dapat disebabkan oleh berbagai
masuk ke dalam jaringan dan mengembalikannya ke
macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri,
pembuluh darah. Sel limfosit, makrofag, dan sel lainnya juga
protozoa, maupun jamur. Mikroorganisme penyebab
dapat masuk melalui dinding tipis sel endotel yang longgar
limfadenitis yaitu sebagai berikut1:
dari pembuluh limfe primer dan masuk ke dalam arus limfe.
1. Virus: virus yang menyebabkan infeksi saluran
Antigen asing yang masuk ke dalam jaringan akan
nafas atas (rhinovirus, virus parainfluenza, influenza
ditangkap oleh sel sistem imun dan dibawa ke berbagai
virus, respiratory syncytial virus, adenovirus, reovirus),
jaringan limfoid regional yang teroganisasi seperti KGB.
virus Epstein-Barr, Cytomegalovirus, rubella, rubeola,
Jadi sistem limfatik juga berperan sebagai alat transport
virus varicella zoster, virus herpes simplex,
limfosit dan antigen dari jaringan ikat ke jaringan limfoid
coxsackievirus, dan HIV.
yang teroganisasi, tempat limfosit diaktifkan.8
2. Bakteri: Staphylococcus aureus, Streptococcus
Keuntungan dari resirkulasi limfosit ialah bahwa
pyogenes, Haemophilus influenzae, bakteri anaerob,
sewaktu terjadi infeksi non-spesifik, banyak limfosit akan
Corynebacterium diphtheriae, Bartonella henselae,
terpajan dengan antigen/kuman. Keuntungan lain dari
Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium avium-
resirkulasi limfosit ialah bahwa bila ada organ limfoid
intracellulare, Mycobacterium scrofulaceum, Nocardia
misalnya limfa yang defisit limfosit karena infeksi, radiasi
brasiliensis, Pasteurella multocida, Treponema
atau trauma. Limfosit dari jaringan limfoid lainnya melalui
pallidum.
sirkulasi akan dapat dikerahkan ke dalam organ limfoid
3. Protozoa: Toxoplasma gondii, spesies
tersebut dengan mudah. Sel T naif (sel matang yang belum
Leishmania.
terpajan dengan antigen dan belum berdiferensiasi)
4. Jamur: Candida albicans, Histoplasma
cenderung meninggalkan sirkulasi darah dan menuju
capsulatum, Blastomyces dermatitides, Coccidioides
kelenjar getah bening dalam daerah sel T. Antigen
immitis, Aspergillus fumigatus.
presenting cell (APC) dari berbagai bagian tubuh yang
membawa antigen juga berimigrasi dan masuk ke dalam
2.3 Patogenesis
kelenjar getah bening dan mempresentasikan antigen ke sel
Kelenjar limfa berperan dalam filtrasi dari
T. Sel T yang diaktifkan APC tersebut keluar dari kelenjar
mikroorganisme, pembentukan antibodi, dan
limfoid dan melalui aliran darah bergerak ke tempat infeksi
pembentukan limfosit. Ketika ada organ yang mengalami
dan bekerja sebagai sel efektor. Tidak seperti leukosit,
infeksi, maka kelenjar limfa terdekat akan bereakasi
limfosit terus menerus diresirkulasikan melalui darah dan
untuk membunuh mikroorganisme tersebut. Kelenjar
limfe ke berbagai organ limfoid.8
limfa membesar karena proliferasi dari limfosit atau
hiperplasia makrofag.6
1. HEV-tempat ekstravasasi limfosit
Kelenjar getah bening (KGB) adalah agregat
Beberapa tempat di endotel vaskular dalam venul
nodular jaringan limfoid yang terletak sepanjang jalur
poskapilar berbagai organ limfoid terdiri atas sel khusus,
limfe di seluruh tubuh. Sel dendritik membawa antigen
gemuk, dan tinggi yang disebut HEV. Sel-selnya berlainan
mikroba dari epitel dan mengantarkannya ke kelenjar
sekali dengan sel endotel yang gepeng yang membatasi
getah bening yang akhirnya dikonsentrasikan di KGB.
kapiler lainnya. Setiap organ limfoid sekunder, kecuali limpa
Dalam KGB ditemukan peningkatan limfosit berupa
mengandung HEV. HEV mengekspresikan sejumlah besar
nodus tempat proliferasi limfosit sebagai respons
molekul adhesi. Seperti sel endotel vascular lainnya, HEV
terhadap antigen.7
mengekspresikan CAM family selektin (selektin E dan P),
Dokter Muda THT-KL Periode Februari – Maret 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
family musin (GlyCAM-1 dan CD34) dan superfamily 2.4 Diagnosis
immunoglobulin (ICAM-1, ICAM-2. ICAM-3, VCAM-1 dan Anamnesis yang rinci dan pemeriksaan fisik
MAdCAM-1) beberapa molekul adhesi disebut adresin penting dalam menentukan kemungkinan penyebab
vascular, oleh karena berperan dalam mengarahkan limfadenitis sesuai lokasi peradangan kelenjar getah bening
ekstravasasi berbagai populasi limfosit dalam resirkulasi tersebut. Anamnesis dapat membantu menentukan
ke organ limfoid khusus.8 keterlibatan sistemik, risiko yang mendasari diagnosis,
penyebab proses penyakit yang sedang berlangsung selain
2. Homing atau trafficking limfadenitis, dan paparan infeksi yang mungkin terjadi. 2
Pada keadaan normal terjadi lintas arus limfosit
aktif terus menerus melalui kelenjar getah bening, tetapi Anamnesis
bila ada antigen masuk, arus limfosit dalam kelenjar
getah bening akan berhenti sementara. Sel yang antigen Pada anamnesis ditanyakan:
spesifik akan ditahan dalam kelenjar getah bening. Dalam 
Kronologi penyakit, lokasi, serta proses
menghadapi antigen tersebut, kelenjar dapat 2
perkembangan peradangannya.
membengkak seperti yang sering ditemukan pada infeksi. 
Riwayat kesehatan terkait, yaitu penyakit utama,
Hal tersebut merupakan hal yang esensial untuk respons dismorfologi, atau prosedur gigi dan bedah
imun yang efektif terhadap antigen asing. Limfosit sebelum terjadinya limfadenitis, dan infeksi baru-
cenderung berimigrasi ke tempat-tempat yang selektif. baru ini, termasuk pernafasan bagian atas infeksi.2
Homing mukosa adalah kembalinya sel limfoid reaktif 
Terdapat luka terbuka sebelum terjadi limfadenitis
imunologis ke asalnya di folikel mukosa. Hal tersebut di lokasi kelenjar getah bening yang membesar
terjadi melalui ikatan antara molekul adhesi dan kemokin, tersebut.2
reseptor yang mengarahkan berbagai populasi limfosit ke 
Rasa tidak nyaman akibat pembesaran kelenjar
jaringan limfoid khusus atau inflamasi yang disebut getah bening, terasa nyeri, kesulitan menelan dan
dengan reseptor homing. L-selektin atau CD62L adalah menggerakkan kepala.3
molekul pada permukaan limfosit yang berperan pada 
Demam, malaise.2
homing limfosit. Adresin mukosa adalah salah satu 
Riwayat kontak dengan orang yang menderita
adresin yang mengikat integrin pada sel T yang memilih penyakit infeksi.2
homing di saluran cerna. Reseptor pada permukaan
limfosit tersebut akan memberikan arah dan tujuan Pemeriksaan Fisik
kembali ke plak peyer. Limfosit yang awalnya disensitasi Pada perabaan, kelenjar getah bening yang
oleh antigen di plak peyer akan diaktifkan dan meradang teraba membesar dengan ukuran lebih dari 1 cm,
memproduksi sel memori yang akan berimigrasi kembali dengan konsistensi lunak, dapat digerakkan (mobile), dan
ke tempat yang semula mensensitasinya.8 berbatas tegas. Terdapat tanda-tanda peradangan, yaitu
Pembesaran kelenjar getah bening dapat kelenjar getah bening teraba hangat, tampak eritem, dan
berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang nyeri. Pada pengukuran suhu tubuh akan ditemukan
berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri seperti peningkatan suhu tubuh sebagai gejala terjadinya infeksi.
limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau karena Jika terdapat infeksi lain yang terjadi bersamaan dengan
datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk limfadenitis, seperti infeksi saluran nafas atas, maka pada
mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), pemeriksaan fisik akan tampak adanya tanda-tanda
infiltrasi sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit peradangan pada saluran nafas atas tersebut. 2,3
metabolite macrophage (gaucher disease). Dengan
mengetahui lokasi pembesaran kelenjar getah bening Pemeriksaan Penunjang2
maka dapat mengarahkan kepada lokasi kemungkinan  Pemeriksaan laboratorium rutin
terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran kelenjar
 Kultur bakteri
getah bening. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai
 Pemeriksaan serum EBV dan cytomegalovirus
penyaring bila ada infeksi lokal yang disebabkan bakteri
 Pemeriksaan HIV
atau virus. Jadi, fungsinya justru sebagai benteng
 Biopsi jarum halus
pertahanan tubuh.7
Dokter Muda THT-KL Periode Februari – Maret 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.5 Diagnosis Banding pengobatan infeksi primernya, yaitu menggunakan
Limfadenitis yang memiliki gambaran sebagai antiobiotik pada limfadenitis bakteri. Pada beberapa kasus,
benjolan di leher sering didiagnosis banding dengan pembesaran kelenjar limfe pada limfadenitis mungkin
penyakit: memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa
 Parotitis: pembesaran kelenjar parotis akibat bulan untuk kembali menjadi ukuran normal, tergantung
infeksi virus pada penyebab infeksi. Limfadenitis yang tidak diobati
 Kista duktus tiroglosus: berada di garis tengah dapat menjadi abses, selulitis, maupun yang paling fatal,
dan bergerak ketika menelan yaitu septikemia.
 Kista dermoid: benjolan di garis tengah, dapat
DAFTAR PUSTAKA
padat atau berisi cairan
1.Leung KCA, Davies DH. Cervical lymphadenitis:
 Hemangioma: kelainan pembuluh darah etiology, diagnosis, and management. 2009
sehingga timbul benjolan berisi benjolan
2.Cross C. Lymphadenitis. Infectious disease, 2017
pembuluh darah, berwarna merah atau 3.Tsvetaov T. Acute lymphadenitis and affected spaces: A
keunguan systematic Review. 2017
4. Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta.
2.6 Tatalaksana 2006.
Jika suatu kasus kemungkinan limfadenitis 5. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi
bakteri yang memerlukan perawatan rumah sakit, dapat Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
diberikan antibiotik intravena sebagai pengobatan awal.
6. Khanwar, Vikramjit S. Lymphadenophaty. Rusia. 2017
Pilihan antibiotik harus diarahkan oleh kemungkinan
7. Limfadenitis. Available at:
bakteri, mikobakteri, atau jamur yang bertanggung jawab
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16862/4/
atas proses, serta oleh alergi pasien dan resistensi
Chapter%20II.pdf.
antibiotik. Untuk limfadenitis karena spesies S. aureus
8. Baratawidjaja. G. K, Rengganis Iris. 2012. Imunologi
atau Streptococcus, diindikasikan pemberian antibiotik β- Dasar, Jakarta, Balai Penerbit FKUI
laktam tahan β-laktamase seperti oxacillin atau nafcillin;
kombinasi dari β-laktam ampisilin dan β-laktamase
inhibitor sulbaktam natrium juga merupakan pilihan.
Dengan meningkatnya jumlah S. aureus yang resisten
methicillin yang pada masyarakat (MRSA), riwayat medis
masa lalu pasien dan tingkat resistensi harus
diperhitungkan. Klindamisin mungkin merupakan pilihan
lain yang baik untuk empiris pengobatan patogen umum
ini. Namun, kerentanan terhadap MRSA sangat
bervariasi berdasarkan wilayah dan terapi empiris harus
dipandu oleh pola resistensi antibiotik lokal. Jika ada yang
diduga MRSA, pemberian IV vankomisin harus dikelola;
untuk infeksi serius, seharusnya dikombinasikan dengan
antibiotik β-laktam yang tahan terhadap β-laktamase.
Untuk limfadenitis karena bakteri lain, mikobakteri, atau
penyebab jamur, pilihan obat harus didasarkan pada
kemungkinan organisme yang terlibat dan profil
kerentanannya di wilayah geografis. Perawatan dapat
disesuaikan berdasarkan hasil kultur dan kerentanan
yang diuji saat itu tersedia.2

2.7 Prognosis
Prognosis pada limfadenitis baik jika segera
diobati sesuai dengan penyebab infeksinya dan
Dokter Muda THT-KL Periode Februari-Maret 2020
8 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai