Anda di halaman 1dari 3

Water Treatment Plant = Instalasi Pengolahan Air

Instalasi pengolahan air atau disingkat IPA adalah sistem utama dari sistem pengolahan air bersih. Pada
prinsipnya, terdapat 3 buah sistem dalam sistem pengolahan air bersih (Water Treatment System) yaitu
sistem air yang masuk (Intake Water System), Instalasi Pengolahan Air (Water Treatment Plant), dan
tempat penampungan air (Reservoir). Berikut penjelasan lebih mendalam mengenai ketiga bangunan
tersebut:

1. Intake Water System

Pada sistem pertama merupakan tempat penampungan air dari sumber air yang masuk dimana
umumnya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam
air (lihat gambar bawah untuk bangunan intake water air laut). Selanjutnya air yang sudah disaring akan
dipompa ke bangunan kedua yaitu Water Treatment Plant (WTP).

intake water system

2. Water Treatment Plant (WTP)

Pada sistem kedua yang biasa disebut Instalasi Pengolahan Air (IPA) atau Water Treatment Plant (WTP)
adalah sistem yang terintegrasi berfungsi untuk mengolah air dari kualitas air baku terkontaminasi
(contaminated raw water) menjadi kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu yang sudah
ditentukan, seperti untuk kebutuhan air minum atau air murni (pure water), Secara umum terdiri atas 5
proses yaitu Koagulasi (Coagulation), Flokulasi (Flocculation), Pengendapan (Sedimentation),
Penyaringan (Filtration), dan Desinfektan (Disinfectant), lihat gambar dibawah ini untuk sistem
pengolahan air di kota Akron, Amerika.

Coagulation

Pada proses koagulasi, terjadi proses destabilisasi partikel koloid yang terkandung dalam sumber air
baku (raw water) bertujuan untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya. Proses
destabilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penambahan bahan kimia koagulan
(coagulant), secara fisik dengan pengadukan cepat (rapid mixing), atau menggunakan batang pengaduk
secara mekanik.

Flocculation

Proses flokulasi bertujuan membentuk dan memperbesar floc (gumpalan pengotor) pada air baku (raw
water) yang pengotornya sudah terkoagulasi, biasanya dilakukan pengadukan lambat (slow mixing) dan
ditambahkan bahan kimia flokulan (flocculant) untuk meningkatkan efisiensi penggumpalan.

Sedimentation

Pada prinsipnya, proses pengendapan (sedimentation) berdasarkan berat jenis tiap pengotor partikel
koloid. Pada proses ini terjadi pengendapan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh
koagulant dan terjadi proses flokulasi, dimana partikel koloid yang lebih besar berat jenisnya daripada
air akan mengendap dibawah permukaan. Saat ini untuk proses koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi
dapat dibuat tergabung dalam satu sistem terintegrasi.

Filtration

Proses penyaringan merupakan proses utama dalam instalasi pengolahan air. Proses ini bisa
menggunakan media pasir (sand filter), karbon aktif (activated carbon), dan teknologi membran
(membrane process) seperti MF (Microfiltration), UF (Ultrafiltration), NF (Nanofiltration) atau RO
(Reverse Osmosis).

Disinfectant

Fungsi dari proses disinfeksi adalah mematikan bakteri atau virus yang masih terdapat didalam air.
Proses ini dapat menggunakan senyawa kimia seperti penambahan chlor, proses ozonisasi, pemancaran
sinar UV, ataupun dengan pemanasan.

3. Reservoir

Sistem yang ketiga berupa tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan atau
disebut reservoir. Umumnya dilakukan pengecekan rutin untuk kualitas air bersih seperti konduktivitas,
pH, SiO2, atau total hardness didalam reservoir untuk mengontrol jika terjadi kelainan dalan proses
pengolahan air yang menyebabkan kualitas air tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan.

Tujuan utama setiap pengolahan air adalah menghasilkan air bersih atau air murni agar dapat dipakai
sesuai dengan kebutuhan. Setiap air baku mengandung banyak pengotor (impurities). Berikut adalah
pengotor yang terdapat didalam air baku:

Ion Anorganik, seperti halnya Na+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, K+, Cl-, SO42-, PO43-, dll. Biasanya dimonitor
berdasarkan nilai konduktivitas atau resistivitas-nya.

Senyawa Organik, biasanya diukur dengan kandungan TOC (Total Organic Compound) yang menunjukan
jumlah karbon organik didalam air, tidak termasuk karbon anorganik seperti karbonate, bikarbonat, dan
karbon dioksida terlarut.

Bakteri, diukur jumlahnya dengan mikroskop fluorescence seperti bakteri Coliform dan Eschericia Coli.

Endotoksin dan Nuclease, diukur dengan spesifik enzim.

Partikel padat terlarut atau partikulat, biasanya diukur dengan kertas filter.

Gas, kandungan gas yang terkandung dalam air dapat mempertimbangkan perlu tidaknya degasifier
(penghilang gas) dipasang pada sistem.

berdasarkan hasil analisis kualitas air baku, maka kita bisa melihat seberapa banyak pengotor yang
terkandung dalam air dan sistem pengolahan air seperti apa yang tepat untuk menghilangkan pengotor-
pengotor tersebut yang disesuaikan dengan aplikasi penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai