JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN :
Diusulkan Oleh :
MALANG
2019
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan : The Mandy’DS (Human Body
Detection System) : Deteksi Kondisi
Patofisiologis pada Anatomi dan
Fisiologi Manusia Normal
ii
Daftar isi
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.2. TUJUAN.......................................................................................................................1
1.3. MANFAAT...................................................................................................................2
1.4. GAGASAN...................................................................................................................2
Kondisi Kekinian..............................................................................................................2
Strategi Pencapaian..........................................................................................................7
1.5. KESIMPULAN.............................................................................................................7
GAGASAN......................................................................................................................7
IMPLEMENTASI............................................................................................................8
PREDIKSI HASIL...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
iii
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah kesehatan nasional merupakan suatu hal yang penting dan sangat
krusial. Tingkat kesehatan penduduk menentukan kualitas sumber daya manusia.
Semakin tinggi tingkat kesehatan dapat berpengaruh terhadap meningkatnya
kualitas sumber daya manusia.
Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Tenaga kefarmasian sebagai salah satu tenaga kesehatan
pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting
karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya pelayanan
kefarmasian. (PP RI No.51, 2009).
Dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasiannya yang meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional, seorang Apoteker dibantu oleh tenaga teknis Kefarmasian yaitu tenaga
yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga
Menengah Farmasi/Asisten Apoteker (PP RI No. 51, 2009)
1.2. TUJUAN
a. Gagasan dalam upaya meringankan beban kerja tenaga Kefarmasian.
b. Gagasan berupaya untuk meminimalisir tingkat bias kesimpulan saat
swamedikasi oleh tenaga Kefarmasian.
c. Gagasan dalam tujuan mempercepat pelayanan dan atau konsultasi pasien
di Apotek.
1.3. MANFAAT
a. Dapat digunakan sebagai peningkatan layanan kesehatan di Indonesia.
b. Mengurangi angka kesalahan minum obat atau mengkonsumsi obat yang
tidak perlu.
c. Mempercepat proses pengobatan mandiri (swamedikasi) oleh Apoteker
atau dibantu asistennya dengan didapatkan hasil assesment yang lebih
valid.
1.4. GAGASAN
Kondisi Kekinian
Kemajuan ilmu kesehatan dan pergeseran paradigma profesi farmasi di
bidang pelayanan kesehatan daru drug oriented ke patient oriented, menuntut
peningkatan peran tenaga teknis kefarmasian yang bekerja di rumah sakit,
puskesmas, atau apotek agar kualitas hidup pasien meningkat. Untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan peran tenaga teknis kefarmasian dalam pengelolaan
obat yang baik.
Beberapa waktu lalu terdapat sederet kasus kesalahan pemberian obat
(medication error) pada pasien dengan angka yang cukup tinggi. Berdasarkan data
Laporan Peta Nasional Keselamatan Pasien (Kongres PERSI 2007) kesalahan
pemberian obat menempati urutan pertama sebesar 24,8 persen dari 10 kasus. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya wawasan pemberi obat terhadap manifestasi klinis
yang diutarakan pasien saat konsultasi di Apotek. Praduga lainnya adalah
dikarenakan terdapat banyak Apotek yang menerima serta mempekerjakan tenaga
yang bukan berasal dari bidang Kefarmasian, sehingga pengetahuan fisiologi dan
patofisiologinya sangat minim, yang mengakibatkan pemahaman akan gejala
sangat kurang. Peristiwa diatas selain merugikan pihak pasien juga menyalahi
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah pada PP RI No.51 Th 2009 mengenai
siapa saja yang diberi izin untuk melakukan kegiatan Kefarmasian.
2
BPOM melayangkan surat peringatan pada instansi yang mempekerjakan
atau menerima selain tenaga kefarmasian di bidang pelayanan
kefarmasian.
c. Memberi Jeratan Hukum
Seorang yang bukan merupakan tenaga kefarmasian tetapi melakukan
pekerjaan kefarmasian, akan dikenai hukuman sebagai pelanggaran
peraturan perundangan No. 36 Th. 2009 tentang kesehatan.
d. Pengawasan oleh Dinas Kesehatan
Pelaksanaan pengawasan langsung dilakukan oleh dinas kesehatan secara
rutin dan menyeluruh agar kualitas standart pelayanan kefarmasian lebih
terjamin dan pasien lebih terlindungi.
Untuk cara kerja dari alat ini adalah .dengan konsep pemindaian tubuh
atau seluruh organ manusia.
3
(Gambar 1.1) Alat pemindai The Mandy’DS
Alat ini bisa memindai seluruh bagian tubuh atau hanya memindai bagaian
yang dikehendaki saja
4
(Gambar 1.5) Pembeda Warna pada Tiap Bagian
Pada saat pemindaian, alat akan mengeluarkan bunyi peringatan yang
menandakan adanya kejanggalan (patogen) yang tidak seharusnya ada didalam
struktur anatomi atau fisiologi tubuh manusia normal. Patogen akan diberi warna
berkedip merah agar dapat dengan mudah mengetahui kelainan atau patogen apa
yang ada didalam tubuh. Misalkan terdapat bakteri Salmonella typhosa maka
sistem akan langsung menandai bakteri tersebut dengan memberi warna indikator
berkedip disertai bunyi.
5
yang lebih valid, sehingga dapat menentukan obat dengan tepat tanpa adanya atau
mengurangi jumlah kesalahan pemberian obat (medication error).
a. Direktur Jenderal
Direktur Jenderal pada kementrian kesehatan yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang Kefarmasian dan Kedokteran.
b. Pemerintah
c. Menteri
Mendelegasikan pemberian ijin edar kepada Direktur Jenderal kesehatan.
d. Kementrian Komunikasi dan Informasi
Pengesahan pada alat kesehatan yang berbasis teknologi dan informasi,
pernyataan sah dan tidaknya mendapatkan izin edar.
Strategi Pencapaian
Untuk menjadikan alat ini dapat digunakan secara efektif, maka yang
harus dilakukan antara lain :
6
d. Mengumpulkan data validasi dari setiap instansi yang bekerjasama terkait
ketepatan diagnosis, kebenaran data klinis, serta kesesuaian antara keluhan
pasien dengan hasil pemindaian oleh alat tersebut.
1.5. KESIMPULAN
GAGASAN
Untuk membantu menangani pelayanan kesehatan khususnya bidang
Kefarmasian dan Kedokteran The Mandy’DS memiliki sistem yang mumpuni
untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan ketepatan diagnosis serta
obat yang akan diberikan. Memberikan cara kerja yang lebih cepat, tepat, dan
praktis sehingga lebih banyak waktu yang bisa digunakan untuk memeriksa pasien
dengan jumlah lebih banyak daripada sebelum ada The Mandy’DS. Alat ini akan
diprioritaskan penggunaannya di apotek. Hal ini bertujuan utamanya untuk
membantu pasien yang tidak sempat konsultasi ke dokter, atau tidak memiliki
biaya lebih untuk pergi ke dokter, namun ingin mengetahui beberapa penyakit
atau gangguan sistem tubuh dari manifestasi klinis yang dialami pasien.
IMPLEMENTASI
Setelah The Mandy’DS diberikan izin untuk uji pemakaian kepada pasien,
maka instansi yang ditunjuk adalah instansi yang memenuhi syarat seperti apotek
yang terlalu padat antrian untuk konseling sementara Apoteker yang berjaga
jumlahnya tidak bisa mengcover pasien yang datang.
7
PREDIKSI HASIL
Alat The Mandy’DS yang telah dibuat dengan kerjasama antara tenaga
kesehatan yaitu Apoteker dan Dokter, serta ahli Teknologi dan Informasi dengan
ahli teknik ini dapat digunakan dengan benar dan bisa meminimalisir adanya
kesalahan-kesalahan atau kelalaian oleh tenaga kesehatan. Selain itu juga
dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan rakyat dengan informasi
yang valid dan dijamin keabsahannya.
DAFTAR PUSTAKA
8
Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
9
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Lampiran 1.1. Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri Ketua
1 Nama Gilda Qurota Ayunindia
2 JenisKelamin Perempuan
3 Program Studi Farmasi
4 NIM 201610410311050
5 TempatdanTanggalLahir Mojokerto, 25 Juli 1997
6 E-mail gqurota@gmail.com
7 NomorTelepon/HP 085330200660
1. - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata adalah
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudia
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
persyaratan dalam pengajuan Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertu
Malang, 2
Ketua,
10
A. Identitas Diri Anggota
1 Nama Ghassani Shabrina Putri
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Farmasi
4 NIM 201810410311319
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
1. - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata adalah
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudia
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
persyaratan dalam pengajuan Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertu
Malang, 2
Anggota Tim,
11
4. Identitas Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Farmasi
4 NIP/NIDN 114.0804.0453/0728087904
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 28 Agustus 1979
6 Alamat E-mail ro_fida@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 0341(572237)/085856457666
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister
Nama Institusi Universitas Universitas
Surabaya Airlangga
Jurusan/Prodi Farmasi Farmasi
Tahun Masuk-Lulus 1998-2002 2010.2013
2 Farmakognosi Wajib
5 Fitokimia Wajib
6 Fitofarmaka Wajib
C.2 Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana
12
3 Implementasi Standar Pelayanan Penelitian Dosen
Farmasi di Apotek Muda, DP2M
DIKTI
13
C.3 Pengabdian Kepada Masyarakat
Judul Pengabdian kepada
No Penyandang Dana
Masyarakat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah bena
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ter
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
persyaratan dalam pengajuan PKM Gagasan Tertulis.
Malang, 20Januari2019
Pendamping
14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
• Fakultas Agama Islam • Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik • Fakultas Ekonomi • Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
• Fakultas Teknik • Fakultas Hukum • Fakultas Psikologi • Fakultas Pertanian Peternakan • Fakultas Kedokteran
• Fakultas Ilmu Kesehatan • Program Pascasarjana
Materai
6000
15