Anda di halaman 1dari 4

Resume Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu pada Mata Kuliah


Kegawat Daruratan Maternal dan Neonatal Semester IV yang
Diampu Oleh Ni Made Dwi Mahayati, SST., M.Keb

Disusun Oleh:

Nama : Ni Luh Putu Nanik Pratiwi

Nim : P07124018037

Semester/ kls : IV / A

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESETAHAN DENPASAR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2020
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
1. Pengertian BHD

Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat BLS) adalah usaha dan tindakan
yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas (airway) tetap terbuka, menunjang
pernafasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu. Usaha ini harus
dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan tanda henti jantung atau henti nafas
dan segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi.  

2. Tujuan BHD
Tujuan Bantuan Hidup Dasar ini adalah memberikan bantuan dengan cepat
mempertahankan pasok oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil
menunggu pengobatan lanjutan. Pengalaman menunjukkan bahwa resusitasi jantung
paru akan berhasil terutama pada keadaan 'henti jantung' yang disaksikan (witnessed)
dimana resusitasi segera dilakukan oleh orang yang berada di sekitar korban.

3. Indikasi BHD
 Henti nafas
Henti nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernafasan dari korban / pasien. Henti nafas merupakan kasus yang harus
dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar
 Henti jantung
Pada saat terjadi henti jantung secara langsung akan terjadi henti sirkulasi.
Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital
kekurangan oksigen. Pernafasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan
tanda awal akan terjadinya henti jantung.

Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medic yang
bertujuan.

a. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi


b. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Resusitasi Jantung Paru
(RJP)
4. Langkah-Langkah Pemberian BHD
Ada beberapa langkah yang diberikan dalam usaha kita memberikan BHD ini.
Langkah-langkah pemberian bantuan hidup dasar dan kita mengenalnya dengan
istilah yang mudah diingat yaitu C-A-B dan bentuk CAB dalam resusitasi jantung paru
tersebut adalah dengan :
 Circulation (Sirkulasi Buatan). Sering disebut juga dengan Kompresi Jantung
Luar. Henti jantung (cardiac arrest) ialah hentinya jantung dan peredaran darah
secara tiba-tiba, pada seseorang yang tadinya tidak apa-apa dan hal ini
merupakan keadaan darurat yang paling gawat.
 Airway. Berhasil tidaknya dalam memberikan resusitasi jantung paru ini
berawal dari cepatnya dalam pemberian bantuan pembukaan jalan nafas. Cara
mmebuka jalan nafas korban henti jantung ini adalah dengan segera menekuk
kepala korban ke belakang sejauh mungkin, posisi terlentang kadang-kadang
sudah cukup menolong karena sumbatan anatomis akibat lidah jatuh ke
belakang dapat dihilangkan. Kepala harus dipertahankan dalam posisi ini.
 Breathing (Pernafasan). Dalam memberikan bantuan pernafasan ini bisa
dilakukan dengan cara melakukan pernafasan mulut ke mulut penolong
menggunakan satu tangan di belakang leher korban sebagai ganjalan agar
kepala tetap tertarik ke belakang, tangan yang lain menutup hidung korban
(dengan ibu jari dan telunjuk) sambil turut menekan dahi korban ke belakang.
Penolong menghirup nafas dalam kemudian meniupkan udara ke dalam mulut
korban dengan kuat. Ekspirasi korban adalah secara pasif, sambil diperhatikan
gerakan dada waktu mengecil. Siklus ini diulang satu kali tiap lima detik
selama pernafasan masih belum adekuat.

5. Prosedur BHD dengan Resusitasi Jantung Paru


 Pada korban tidak sadar (periksa dengan goyang-goyang dan panggil nama
untuk memastikan).
 Sekaligus atur posisi korban, terlentangkan diatas yang keras dengan cara
logroll/menggelindingkan.
 Berusaha pertolongan segera minta bantuan (berteriak,telp 119, dsb) tanpa
meninggalkan pasien.
 Periksa apakah pasien bernafas/tidak
 Bila tidak bernafas, buka jalan nafas : Head Tilt/Chin Lift/Jaw Thrust.
 Periksa kembali apakah pasien bernafas atau tidak, raba nafas 3 – 5 detik.
 Bila tidak bernafas, berikan nafas dua kali, pelan dan penuh, perhatikan
pengembangan dada.
 Raba denyut karotis 5 – 10 detik.
 Bila karotis tidak teraba, lakukan pijat jantung dari luar 15 kali dalam waktu 9
– 11 detik pada titik tumpu tekan jantung, tekan tulang dada sampai turun + 5
cm ke dalam 80 – 100 kali per menit.
 Lanjutkan pemberian nafas buatan tanpa alat/dengan alat 2 kali pelan dan
dalam.
 Lengkapi tiap siklus dengan perbandingan dua nafas dibanding 30 pijatan.
 Lakukan evaluasi tiap akhir siklus keempat (5 – 7 detik).
 Nafas, denyut, kesadaran dan reaksi pupil. Bila nafas dan denyut belum teraba,
lanjutkan resusitasi jantung paru hingga korban membaik atau cenderung
meningkat

Anda mungkin juga menyukai