Anda di halaman 1dari 5

FORMULIR MUTU

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

PENUNTUN BELAJAR :
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR DAN ASUHAN
BBL 1 JAM PERTAMA
Nomor : Tanggal : Revisi : Hal :
Poltekkes Kemenkes- 30-08-2018 01 1-5
00000-00-00-00

Nama Mahasiswa :
NIM :
Petunjuk :

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika
harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau
membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang
sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

LATIHAN KE
KEGIATAN
1 2 3 4 5
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
Persiapan Alat
Siapkan:
▪ Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan
memberikan kehangatan
▪ Tempat yang datar, rata, bersih, kering, hangat dan
terang air bersih, sabun dan handuk kering
▪ Pakaian Bayi yang bersih
▪ Sarung tangan
▪ Stetoskop
▪ Jam dengan jarum detik
▪ Termometer digital

1
▪ Timbangan bayi dan pengalas
▪ Pengukur panjang bayi
▪ Pengukur lingkar kepala
▪ Mangkok berisi bola kapas yang dilembabkan dengan air
hangat
▪ Gaas steril dalam kom
▪ Zalf mata
▪ Bengkok
▪ Pinset anatomi steril pada tempatnya
▪ Vitamin K1 (Phytomenadion): ampul 10 mg/1 ml
▪ Semprit steril sekali pakai 1 ml dengan jarum 26 G
(semprit tuberculin)
▪ Alkohol swab
▪ Uniject Hb0
▪ Bak instrument kecil untuk wadah spuit
▪ Safety box
▪ Kapas DTT
▪ Buku KIA
▪ Tempat sampah medis dan non medis
PEMERIKSAAN
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan kain bersih atau biarkan mengering sendiri. Kenakan
sarung tangan yang bersih.
2. Lakukan informed consent dengan ibu dan keluarga bahwa
akan dilakukan pemeriksaan fisik 1 jam pertama pada bayi.
3. Ambil bayi dari atas perut ibu dan letakkan pada tempat
yang datar, bersih dan kering serta hidupkan lampu
penerang.
4. Jelaskan pada ibu agar melakukan kontak mata dengan
bayinya, dan membelai bayinya dengan seluruh bagian
tangan (bukan hanya dengan jari-jarinya saja). Mintalah ibu
untuk membuka baju bayi dan tidak menyelimutinya. Periksa
bayi di dalam pelukan ibu atau tempatkan pada tempat yang
]bersih dan hangat.
5. Lihat pada postur normal bayi, tonus dan aktivitas. Bayi
sehat akan bergerak aktif.
6. Lihat pada kulit bayi. Jelaskan pada ibunya bahwa wajah,
bibir dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda,
tanpa adanya bintik-bintik kemerahan atau bisul.
7. Hitung pernapasan ketika bayi sedang tidak menangis.
Jelaskan pada ibunya bahwa frekuensi napas normal harus
40-60 kali per menit. Lihat gerakan pernapasan di dada dan
perut: jelaskan bahwa harus tidak ada retraksi dinding dada
bawah (dada tertarik ke dalam).
8. Stetoskop diletakkan pada dada kiri bayi setinggi apeks.
Hitung detak jantung dengan stetoskop. Frekwensi denyut
jantung normal adalah 120-160/menit.
9. Raba kehangatan bayi: jelaskan bahwa punggung atau dada

2
harus tidak teraba panas atau dingin dibandingkan dengan
orang sehat. Lakukan pengukuran suhu ketiak, jika
termometer tersedia. Jelaskan suhu normal adalah 36,5 -
37,5º C
10. Lihat dan raba bagian kepala apakah ada pembengkakan atau
abnormalitas dan raba fontanel anterior
11. Lihat pada mata: jelaskan bahwa harus tidak ada pengeluaran
sekret yang berlebihan
12. Lihat bagian dalam mulut (lidah, selaput lendir). Jika bayi
menangis, masukkan satu jari yang menggunakan sarung
tangan ke dalam dan raba langit-langit, apakah ada bagian
yang terbuka dan nilai kekuatan hisap bayi
13. Lihat dan raba pada bagian perut untuk memastikan bahwa
perutnya terasa lemas.
14. Lihat pada tali pusat. Jelaskan ke ibu bahwa seharusnya tidak
ada perdarahan, cairan, pembengkakan, bau yang tidak enak
atau kemerahan pada kulit sekitarnya.
15. Lihat pada punggung dan raba tulang belakang.
16. Lihat pada lubang anus dan alat kelamin. Hindari untuk
memasukkan alat atau jari dalam melakukan pemeriksaan
anus.
17. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar atau
buang air kecil. Pastikan dalam 24 jam pertama bayi sudah
buang air besar dan buang air kecil.
18. Timbang bayi
19. Ukur panjang badan dan lingkar kepala bayi
20. Lepas sarung tangan dan mencuci tangan
21. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayi akan diberikan
asuhan bayi baru lahir 1 jam pertama
a. Berikan salep mata
b. Berikan injeksi vitamin K
c. Berikan imunisasi Hb0
22. Cuci tangan dengan air mengalir dan dikeringkan
23. Siapkan Bayi: Posisi membujur
24. Beritahu ibu dan keluarga bayi tentang maksud dan tujuan
pemberian zalf mata
25. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
26. Pencet zalf mata sedikit dan mengoleskan zalf mata dari
dalam keluar (ujung zalf mata tidak boleh menyentuh mata
bayi)
27. Berikan KIE pada ibu dan keluarga jangan mengusap mata
bayi yang telah diberikan zalf mata
28. Bereskan alat ke tempat semula
29. Siapkan bayi untuk pemberian injeksi vitamin K
30. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
31. Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk memudahkan

3
identifikasi suntikan vitamin K1 di paha kiri
32. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan
diberikan suntikan intramuscular (IM) dan biarkan ongering
a. Muskulus kuadriseps pada bagian antero lateral paha
(lebih dipilih karena risiko kecil terinjeksi IV atau
mengenai tulang femur dan jejas pada nervus skiatikus)
b. Muskulus deltoideus (mengandung sedikit lemak atau
jaringan subkutan sehingga memudahkan penyuntikan).
c. Area ini digunakan hanya untuk pemberian imunisasi
buka untuk pemberian obat lain.
33. Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah
tepat (Vitamin K 1 mg)
34. Sedot obat yang akan disuntikkan ke dalam semprit
sebanyak 1 mg
35. Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
36. Dengan satu gerakan cepat, masukkan jarum tegak lurus
melalui kulit
37. Tarik tuas semprit perlahan untuk meyakinkan bahwa ujung
jarum tidak menusuk dalam vena
Bila dijumpai darah:
● Cabut jarum tanpa menyuntikkan obat
● Pasang jarum steril yang baru ke semprit
● Pilih tempat penyuntikka yang lain
● Ulangi prosedur diatas
Bila tidak dijumpai darah, suntikan obat dengan tekanan kuat
dalam waktu 3-6 detik
38. Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus
dan tekan dengan kapas alcohol
39. Catat tempat penyuntikkan untuk memudahkan identifikasi
40. Lakukan evaluasi pasca penyuntikan
41. Rapikan alat-alat
42. Minta ibu untuk memakaikan bayi baju dan melanjutkan
pemberian ASI dini
43. Buka sarung tangan dan mencuci tangan
44. 1 jam setelah pemberian vitamin K, berikan imunisasi Hb0
45. Jelaskan kepada ibu bayi dan keluarga mengenai prosedur
yang akan dilakukan
46. Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir
47. Gunakan sarung tangan
48. Atur posisi bayi
Bayi dapat dibaringkan di atas kasur, atau didudukkan di
pangkuan ibunya, kemudian lengan kanan bayi dilipat ke ketiak
ibu, tangan kiri ibu menopang kepala bayi, tangan kanan ibu
memegang erat tangan kiri bayi bersamaan dengan kaki kanan
bayi
49. Buka kotak wadah uniject dan periksa:

4
● Label jenis vaksin untuk memastikan bahwa uniject tersebut
memang benar berisi vaksin hepatitis B
● Tanggal kadaluwarsa
● Warna pada tanda pemantau paparan panas yang tertera atau
menempel pada pembungkus uniject
50. Buka kantong aluminium/plastik uniject dari bagian ujung
atau sudut, kemudian keluarkan uniject
51. Pegang uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum,
bersamaan dengan itu aktifkan uniject dengan cara
mendorong tutup jarum ke arah leher dengan tekanan dan
gerakan cepat
52. Pastikan uniject telah aktif dan siap digunakan. Buka tutup
jarum dan buang ke dalam tempat yang telah disediakan
(safety box). Setelah jarum dibuka, usahakan tidak
menyentuh benda lain, untuk menjaga kesterilannya.
53. Ambil kapas DTT, lakukan pembersihan pada lokasi
penyuntikan
54. Tetap pegang uniject pada bagian leher uniject dan tusukkan
jarum pada anterolateral paha kanan. Tidak perlu diaspirasi.
55. Pijat reservoir dengan kuat untuk menyuntikkan vaksin
Hepatitis B. Saat menyuntikkan vaksin pastikan seluruh isi
vaksin tidak ada yang tersisa di dalam reservoir.
56. Buang uniject yang telah dipakai tersebut ke dalam wadah
alat suntik bekas yang telah tersedia (safety box). Jangan
memasang kembali tutup jarum.
57. Bereskan semua peralatan yang sudah digunakan
58. Buka sarung tangan
59. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain yang
bersih dan kering.
60. Jelaskan hasil pemeriksaan fisik dan asuhan yang telah
diberikan pada 1 jam pertama
61. Lanjutkan proses menyusui dini
62. Lengkapi catatan medis secara rinci:
▪ Hasil pemeriksaan fisik
▪ Asuhan yang diberikan pada 1 jam pertama meliputi
pemberian salep mata, injeksi vitamin K dan imunisasi
Hb0
▪ Keterangan rujukan apabila terdapat tanda-tanda bahaya
BBL

Anda mungkin juga menyukai