Anda di halaman 1dari 5

MEMANDIKAN BAYI DAN PERAWATAN TALI PUSAT

a. Tujuan dari memandikan:


1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh serta keringat
2. Merangsang peredaran darah
3. Memberi rasa segar dan nyaman
4. Mencegah terjadinya infeksi tali pusat

b. Waktu yang tepat memandikan bayi


Pada saat baru lahir bayi memang terlihat kotor, hal ini wajar karena bayi memang
berlumuran banyak cairan selain air ketuban. Cairan tersebut diantaranya mengandung
darah, lendir dan mekonium (kotoran bayi berwarna hitam kental). Sesaat setelah bayi
lahir, bayi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di luar
kandungan. Inilah yang mendasari adanya teori yang menyebutkan bahwa bayi baru lahir
baru boleh dimandikan setelah 6 jam dilahirkan. Karena jika bayi baru lahir dipaksakan
untuk mandi (walaupun dengan air hangat), air yang menjadi dingin (setelah beberapa
waktu) akan menyebabkan hilangnya panas tubuh bayi karena terserap oleh air. Suhu
tubuh bayi dapat turun dan aliran darah terganggu. Sebagai akibatnya bayi akan
kekurangan oksigen dengan ditandai warna kulit tubuh yang membiru. Pertumbuhan sel –
sel bayi juga terganggu akibat tidak lancarnya peredaran oksigen dalam tubuh.

c. Hal-hal yang harus diperhatikan


1. Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya dengan cepat,maka pastikan suhu ruangan
dalam keadaan hangat (sekitar 24˚C)
2. Pastikan air untuk memandikan bayi hangat-hangat kuku,bukan panas.
3. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian saat mandi,bahkan sesaat sekalipun.Bayi
dapet kelelep dalam air sedalam kurang lebih 5 cm.
4. Jangan terlalu lama memandikan bayi,karena bias kedinginan.
5. Cara mengeringkan bayi cukup dengan ditekan-tekan perlahan saja
KOMPETENSI : MEMANDIKAN BAYI DAN PERAWATAN TALI PUSAT
WAKTU : 15 Menit
NAMA/NIM :

Kompetensi
Aspek yang dinilai Ya Tdk
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan medis dan keperawatan pasien
2. Cuci tangan efektif
3. Siapkan alat
a. Bak mandi
b. Bengkok
c. Handscoon
d. Timbangan bayi
e. Thermometer aksila
f. Sisir lembut
g. Korentang
h. Celemek
i. Minyak kelapa atau baby oil
j. Minyak telon
k. Pakaian bersih (selimut, baju, popok, kaos tangan dan kaki, topi)
l. Handuk besar
m. Selimut mandi
n. Washlap (2)
o. Sabun padat atau cair (taruh dalam cucing, jika ada)
p. Shampoo (jika sekaligus keramas dan taruh dalam cucing, jika ada)
q. Kapas air hangat
1) Kapas mata
2) Kapas cebok
r. Kassa steril
s. Air hangat (suhu 36,5-370C)
t. Alcuta
4. Cuci tangan efektif
Tahap Orientasi
5. Salam pembuka dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan nama dan lihat no
RM/tanggal lahir)
7. Jelaskan prosedur
8. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien/keluarga
9. Kontrak waktu
10. Tanyakan keluhan pasien dan adanya alergi pada keluarga
11. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya
Tahap Kerja
12. Sediakan privacy
13. Pakai celemek
14. Cuci tangan efektif dan gunakan handscoon
15. Ukur suhu bayi (36,5-37,50 C)
16. Buka popok dan baju bayi, bila ada mekoneum bersihkan pantat bayi
dari mekoneum tersebut dengan melakukan vulva hygine
17. Siapkan pakaian ganti dan langsung diset
18. Siapkan handuk dan selimut mandi
19. Siapkan air dalam bak mandi, dan ukur suhu air
20. Timbang BB pada timbangan yang sudah berisi alas selimut bayi
21. Ganti selimuti bayi dengan selimut mandi dan mulai mandikan bayi
yang diawali dengan membersihkan mata. Bersihkan mata kiri bayi
dengan kapas mata dari luar ke dalam, begitu juga pada mata kanan
22. Bersihkan mulut bayi menggunakan gaas steril dengan jari kelingking
(k/p)
23. Bersihkan muka bagian kiri dengan waslap lembut tanpa sabun dimulai
dari dahi, muka hingga dagu begitu juga muka bagian kanan
24. Buka pembungkus tali pusat bayi. Jika pembungkus lengket, basahi
dengan kapas air hangat.
25. Jika akan melakukan keramas, ambil waslap dan basahi, kemudian
usapkan waslap basah ke rambut bayi.
26. Ambil shampoo, dan bersihkan rambut bayi dengan lembut.
27. Mulai mandikan bayi dengan membasahi badan bayi menggunakan
waslap yang sudah basah tadi mulai dari leher, dada, perut, tangan,
punggung, pantat, dan kaki.
28. Kemudian ambil sabun menggunakan waslap, busakan sabun dalam
waslap, sabuni bayi mulai dari leher, dada, abdomen dan tali pusat,
punggung, pantat, kaki, dan terakhir sabuni tangan menggunakan sisi
yang lain pada waslap
29. Ambil waslap yang baru, basahi dengan air hangat kemudian lap bayi
mulai dari kepala sampai kaki untuk sedikit menghilangkan busa yang
menempel pada bayi
30. Angkat bayi dengan teknik memegang garpu dan masukkan bayi mulai
dari kaki pelan-pelan ke pantat diikuti punggung dan seluruh tubuh
(tangan kiri menyangga punggung bayi dengan empat jari dibawah
ketiak bayi)
31. Bilas secara hati-hati mulai dari kepala sampai kaki bayi
32. Letakkan selimut mandi yang basah pada ember pakaian kotor, baru
kemudian angkat bayi dari bak mandi dan letakkan pada handuk kering.
33. Pakai Handscoon sterill
34. Keringkan bayi dengan handuk kecuali tali pusat dikeringkan dengan
kassa steril
35. Lakukan perawatan tali pusat
36. Berikan baby oil pada kulit bayi kecuali pada daerah perut
37. Berikan minyak telon pada perut dan kaki secukupnya (k/p)
38. Kenakan pakaian bayi
39. Sisir rambut bayi dan pakaikan topi jika ada
40. Selimuti bayi atau bedong bayi dan letakkan pada box bayi atau
serahkan kepada ibu bayi.
41. Bersihkan alat-alat dan lingkungan
42. Cuci tangan
TAHAP TERMINASI
43. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
44. Berikan reinforcement positif pada pasien
45. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu, dan tempat)
46. Beri salam penutup
47. Cuci tangan efektif
DOKUMENTASI
48. Lakukan pendokumentasian : nama klien, tanggal dan waktu, hasil yang
dicapai
Pencapaian (Total item)
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK

Pemberian obat intravena merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan
obat tersebut langsung ke pembuluh darah vena. Demi mencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam tubuh, obat disiapkan dan diberikan dengan menggunakan prinsip steril, bila telah
terkontaminasi maka akan menyebabkan terjadinya infeksi. Obat-obat yang diberikan melalui
parenteral ini diabsorbsi lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan melalui
gastrointestinal, karena obat tidak perlu melewati barier jaringan epitel organ gastrointestinal
sebelum akhirnya masuk ke sirkulasi darah.
Cara parenteral ini dapat dilakukan jika obat tidak dapat diabsorbsi melalui sistem
gastrointestinal atau malah akan dihancurkan oleh sistem gastrointestinal. Obat juga diberikan pada
pasien yang tidak sadar atau tidak kooperatif yang tidak dapat atau tidak mau menelan obat oral.
Obat yang disuntikkan dalam tubuh dapat berupa cair atau suspensi. Larutan cair disiapkan dalam 3
bentuk : ampul, vial, dan unit disposibel.
Tujuan dari penggunaan prinsip pemberian obat adalah untuk mencegah terjadinya cidera
pada pasien karena adanya kesalahan obat ataupun pemberian obat. Sebelum obat diberikan, perawat
harus melakukan pengkajian terutama tentang instruksi dokter, umur, dan berat badan pasien, dan
pencahayaan di ruang persiapan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mempersiapkan obat adalah :
1. Baca dalam buku referensi obat atau tanyakan pada ahli farmasi untuk obat-obat yang tidak kita
kenal.
2. Bayi dan anak-anak memerlukan dosis obat yang sangat rendah.
3. Pemberian obat cair pada anak akan lebih tepat jika diukur dengan menggunakan spuit daripada
dengan gelas ukur.

Prinsip dalam pemberian obat yaitu 12 Benar


1. Benar pasien: periksa nama pasien, nomor RM, ruang, nama dokter yang meresepkan pada
catatan pemberian obat, catatan pemberian obat, kartu obat, dan gelang identitas pasien.
2. Benar obat: periksa label obat dengan catatan pemberian obat, memastikan bahwa obat yang
diberikan adalah obat yang sesuai dengan instruksi dokter dan obat generik sesuai dengan nama
dagang obat. Pastikan bahwa pasien tidak mempunyai alergi pada kandungan obat yang akan
diberikan dan periksa tanggal kadaluarsa obat.
3. Benar dosis: pastikan dosis yang diberikan sesuai dengan rentang pemberian dosis, berat badan
dan umur pasien. Periksa dosis pada label obat untuk membandingkan dengan dosis yang tercatat
pada catatan pemberian obat, lakukan penghitungan dosis secara akurat.
4. Benar waktu: periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan
pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatan pemberian obat
akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi, dan 6 sore).
5. Benar cara/rute: periksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai
cara yang diinstruksikan dan periksa cara pemberian pada catatan pemberian obat.
6. Benar Pengkajian : Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda-tanda vital
(TTV).
7. Benar reaksi obat terhadap makanan: beberapa obat bisa berinteraksi dengan kandungan dalam
makanan sehingga bisa mengganggu farmakodinamik dan farmakokinetik.
8. Benar reaksi obat terhadap obat lain: beberapa kandungan dalam obat bisa berinteraksi dengan
kandungan obat lain dan menimbulkan akibat yang bisa membahayakan pasien. Interaksi ini bisa
dibaca pada label obat.
9. Benar pendidikan kesehatan terhadap medikasi: nama obat, manfaat, efek samping yang mungkin
muncul harus disampaikan ke pasien.
10. Benar hak pasien untuk menolak: pasien berhak untuk menolak pengobatan jika pasien
mempunyai alasan kuat. Perawat harus memberikan Health Education untuk memotivasi pasien
agar mau menerima pengobatan. Jika pasien tetap tidak bersedia maka laporkan ke dokter yang
menangani pasien tersebut.
11. Benar Evaluasi: Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa efek kerja
obat kerja tersebut.
12. Benar pendokumentasian: dokumentasikan pemberian obat setelah melakukan tindakan dalam
catatan implementasi keperawatan meliputi waktu pemberian, obat yang diberikan lengkap
dengan rutenya beserta evaluasi respon pasien selama tindakan. Jika obat tidak diberikan, ikuti
kebijakan institusi untuk mendokumentasikan alasan mengapa obat tidak diberikan.

Dalam memeriksa label obat, perlu dilakukan setiap :


1. Sebelum mengambil obat dan tempat penyimpanannya
2. Sebelum menuangkan atau mengambil obat sesuai dosis
3. Sebelum meletakkan obat kembali ke tempat penyimpannya

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat :


1. Jangan membuka bungkus obat jika dosis obat telah pasti. Buka sebelum diberikan pada pasien.
2. Pisahkan obat-obat yang memerlukan data pengkajian awal, seperti tanda vital.
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat saat menyiapkan
Cara menghitung dosis obat :

Dosis yang diprogramkan


Dosis yang tersedia x Jumlah yang tersedia = Jumlah yang diberikan

Dosis anak = dosis obat x berat badan

Anda mungkin juga menyukai