Anda di halaman 1dari 5

Resume Dokumentasi Kebidanan

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dokumentasi Kebidanan


yang diampu oleh Dosen Ni Ketut Somoyani,SST.,M.Biomed

Disusun Oleh:

Semester 3 Kelas A

Ni Luh Sri Dharmapatny P07124018023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

2019
A. TEKNIK DOKUMENTASI FLOW SHEET/CHECKLIST

Flowsheet merupakan salah satu bentuk catatan perkembangan yang berisi


hasil observasi dan tindakan. Flow sheet memungkinkan petugas untuk mencatat
hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu
ditulis secara narative, termasuk data klinik klien. Flow sheet merupakan cara
tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi, selain itu tenaga kesehatan
akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat gravik yang
terdapat pada flow sheet. Flow sheet atau checklist biasanya lebih sering
digunakan di unit gawat darurat.

Dalam menjalankan tugasnnya, bidan dituntut untuk memberikan asuhan


kebidanan dan mendokumentasikannya. Banyak sekali waktu yang dibutuhkan
untuk mendokumentasikan sernua asuhan yang telah diberikan oleh seorang
bidan. Untuk mengurangi beban dan banyaknya waktu yang dibutuhkan bidan
untuk melakur;an pencatatan secara naratif, dibuatlah teknik pencatatan lembar
alur. Lembar alur atau flowsheet dan checklist ini digunakan untuk
mengumpulkan hasil pengkajian data dan mendokumentasikan implementasi
kebidanan. Jika lembar alur ini dipergunakan dengan tepat, maka akan banyak
menghemat waktu bidan untuk mencatat. Pendokumentasian hasil pengkajian data
dan asuhan yang bersifat rutin akan menghabiskan banyak waktu bidan. Data
yang bersifat rutin ini dapat didokumentasikan secara ringkas dengan
menggunakan lembar alur. Penting di sini untuk tidak menulis ulang data di dalam
lembar alur ke dalam catatan perkembangan, karena sama saja hal ini akan
mengabaikan tujuan pembuatan lembar alur dan melakukan pekerjaan yang sia-
sia.

B. TUJUAN DOKUMENTASI FLOW SHEET/CHECKLIST

Tujuan pencatatan menggunakan teknik lembar alur ini, antara lain : untuk
kecepatan dan efisiensi pendokumentasian data dan asuhan, menggabungkan data
yang jika tidak dikumpulkan akan tersebar dalam rekam medis pasien,
mempermudah kontinuitas asuhan, mengurangi duplikasi dalam pencatatan,
melindungi aspek legal pasien dan bidan, dapat melakukan pengkajian data pasien
dengan cepat, mudah membandingkan data pasien dan mendokumentasikan
informasi yang akan digunakan dalam mengevaluasi keefektivan asuhan.

Format pencatatan dalam lembar alur kebanyakan berupa grafik atau cheklist.
Data yang bisa didokumentasikan : pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
kebutuhan asuhan kebidanan, tanda-tanda vital, monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, nutrisi, pengkajian kulit dan sistem tubuh, kadar glukose urine
dan darah. Lembar alur juga bisa digunakan untuk mendokumentasikan hasil
observasi dan tindakan kebidanan, kaitannya dengan data dasar, catatan
pengobatan, perkembangan.
C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLOW SHEET/CHECKLIST

Keuntungan dan Kerugian Pendokumentasian Teknik Checklist. Pada


hakikatnya ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam pendokumentasian
model checklist ini. Antara lain sebagai berikut:

1. Keuntungan :

a. Meningkatkan kualitas pencatatan observasi


b. Memperkuat aspek legal
c. Memperkuat atau menghargai standar asuhan
d. Menjadikan dokumentasi kebidanan lebih tepat
e. Mengurangi fragmentasi data pasien dan asuhan
f. Membatasi narasi yang terlalu luas
g. Mudah dibaca
h. Perbandingan data dari beberapa kkt dapat ditingkatkan

2. Kerugian :

a. catatan medik dan menciptakan penggunaan penyimpanan


b. Memungkinkan duplikasi data, rancangan dan format
c. Tidak ada ruang untuk pencatatan tentang kejadian yang tidak biasa terjadi
dan bertahan untuk menggunakan lembar alur
d. Medical record menjadi lebih luas

D. DESAIN DAN SYARAT STANDAR DARI TEKNIK FLOW SHEET /


CHECKLIST

Desain dan bagian umum dalam pendokumentasian bentuk checklist dan


flow sheet antara lain terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

1. Kolom untuk nama petugas yang melakukan pemeriksaan atau tindakan.


2. Hasil pengkajian, KIE, observasi, tindakan, dan lain-lain.
3. observasi atau intervensi khusus
4. Nama pasien, waktu (tanggal, bulan, dan tahun), nama bidan dan tanda
tangan.
5. menuliskan judul tindakan, sedangkan penjabaran lebih lanjut diuraikan
secara narasi. Misalnya: luka bakar. Ganti balutan lihat pada catatan
perkembangan.

Menurut Iyer and Camp (2005) proses merancang lembar alur dengan tepat sangat
bervariasi. Beberapa anjuran umum dalam merancang sebuah lembar alur adalah :

1. Tentukan seberapa banyak ruangan yang diperlukan untuk isi format.


2. sebuah format yang mudah dibaca dan digunakan.
3. Tentukan apakah format tersebut akan digunakan secara vertikal atau
horisontal.
4. huruf yang dicetak tebal dan miring untuk menekailkan judul bagian atau
informasi penting lainnya.
5. untuk memberi jarak antar informasi.
6. apakah format tersebut akan lebih dari satu halaman.
7. informasi dalam format tersebut akan dikomunikasikan antar bagian.
8. lembar alur kosong untuk masing-masing pasien agar memungkinkan
individualisasi data dan pendokumentasian asuhan pada pasien.
9. perkembangan rnultidisiplin tidak digunakan, pertimbangkan pemberian
ruang kosong untuk catatan tersebut di halaman sebaliknya lembar alur
tersebut.
10. struktur dasar format lembar alur untuk menggambarkan standar asuhan
yang diberikan kepada pasien adalah sama.
11. Pada saat membuat atau merevisi sebuah format, hindari merancang
format tanpa berkonsultasi ke profesi/unit lain.
12. sistem informasi komputer untuk meninjau ulang konsep lembar alur.
13. masukan dari anggota staf yang akan menggunakan format tersebut.
14. koreksi awal secara cermat terhadap format yang telah dibuat.
15. disadari bahwa pembuatan dan penerapan format lembar alur
membutuhkan waktu lama, sehingga perlu alokasi waktu yang cukup.

lembar alur/flow sheet/ceklist sesuai dengan standar, maka harus memenuhi


syarat sebagai berikut :

1. Perhatikan dan ikuti petunjuk menggunakan format khusus.


2. Format dengan kata kunci.
3. Tanda cek (V) atau (X) pada waktu mengidentifikasi bahwa parameter
telah diobservasi / di intervensi.
4. Tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong. Tulis O untuk
mengidentifikasi bahwa parameter tidak diobservasi.
5. Uraian secara detail jika diperlukan.
6. Agar letak lembar alur tepat di lokasi yang tersedia (Rekam Medis).
7. Beri tanda tangan dan nama jelas perberi asuhan.
8. Waktu dan tanggal data masuk.

E. CONTOH PENDOKUMENTASIAN FLOW SHEET/CHECKLIST

Tanggal 17/9/2012 18/9/2012 20/9/2012


A       P A       P A        P
Kriteria Luka
Ukuran Luka
Jaringan Nekrotik
Jaringan Nekrotik yang Lekat
Bau
Batas Tepi Luka
Temperatur Kulit
Frekuensi Ganti Balutan Luka
Pengobatan Luka
Keterangan : A = Tidak Ada
P = Ada

DAFTAR PUSTAKA

Sumberhidayat.2002.Dokumentasi FlowSheet Diakses tanggal 20 Agustus 2019


http://relllllll.blogspot.com/2014/05/tehnik-pendokumentasian-kebidanan.html?
m=1

Eva GuardHeart.2014.Dokumentasi Kebidanan Dian Husada.Tehnik Flow Sheet /


Checklist Diakses tanggal 20 agustus 2019
http://evabangetz.blogspot.com/p/teknik-flow-sheetchecklist.html?m=1

Wildan. Hidayat.2008.Dokumentasi Kebidanan.Salemba Medika:Surabaya


http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/21/dokumentasi-asuhan-kebidanan/.
Tanggal 20 Agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai