Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH KUALITAS JASA BILLING SYSTEM TERHADAP

KEPUASAN PENGGUNA DI RSUD NGANJUK

Disusun Oleh :
Andy Chandra Pramana
0710233097

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih
Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH KUALITAS JASA BILLING SYSTEM TERHADAP


KEPUASAN PENGGUNA DI RSUD NGANJUK

Yang disusun oleh :


Nama : Andy Chandra Pramana
NIM : 0710233097
Fakultas : Ekonomi & Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada Hari Kamis, Tanggal 31
Januari 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI


1. Lutfi Harris, SE., M.Ak., Ak.
NIP. 19780621 200501 1 003
(Dosen Pembimbing) …………………..
2. Akie Rusaktiva Rustam, SE., MSA., Ak.
NIP. 19780518 200812 1 003
(Dosen Penguji I) …………………..
3. Adri Putra Nugraha, SE., MPA.
NIP. 19791207 200812 1 001
(Dosen Penguji II) …………………..

Malang, 4 Februari 2013


Ketua Jurusan Akuntansi

Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak.


NIP. 19690814 199402 1 001
iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALISTAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Andy Chandra Pramana
NIM : 0710233097
Fakultas : Ekonomi & Bisnis
Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :

PENGARUH KUALITAS JASA BILLING SYSTEM TERHADAP


KEPUASAN PENGGUNA DI RSUD NGANJUK

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
skripsi orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaannya).

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
bilamana diperlukan.

Malang, 21 Januari 2013


Pembuat Pernyataan,

Andy Chandra Pramana


NIM. 0710233097
iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH KUALITAS JASA BILLING SYSTEM TERHADAP


KEPUASAN PENGGUNA DI RSUD NGANJUK

Yang disusun oleh :


Nama : Andy Chandra Pramana
NIM : 0710233097
Fakultas : Ekonomi & Bisnis
Jurusan : Akuntansi

Disetujui untuk digunakan dalam ujian komprehensif

Malang, 21 Januari 2013


Dosen Pembimbing,

Lutfi Harris, SE., M.Ak., Ak.


NIP. 19780621 200501 1 003
v

RIWAYAT HIDUP

Nama : Andy Chandra Pramana


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Nganjuk/22 Februari 1989
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jalan Lurah Surodarmo No. 14 Nganjuk
Alamat Email : andychandra_ub@yahoo.com
andychandra.ub@gmail.com

Pendidikan Formal
Sekolah Dasar (1995-2001) : SDN Payaman 2 Nganjuk
SMP (2001-2004) : SMP Negeri 1 Nganjuk
SMA (2004-2007) : SMA Negeri 2 Nganjuk
Perguruan Tinggi (2007-2013) : S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi &
Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Pendidikan Non Formal


(2012) TOEFL Preparation Course di Language Development Center Universitas
Brawijaya, Malang
(2009) AIESEC National Leadership Development Seminar di Singapore
Management University, Singapura
(2008) Program English Conversation Course di Fakultas Bahasa dan Sastra
Universitas Brawijaya, Malang
vi

Pengalaman Organisasi
(2010) Panitia Brawijaya Accounting Fair Commited to East Java Accounting
Development
(2010) Organizing Committee of ECOTOURISM International Seminar
(2009) Service and Learning Manager of Incoming Exchange Departement
AIESEC Local Committee Universitas Brawijaya
(2009) Staff Publication, Decoration, Documentation, and Logistic Project Based
on Exchange TOURISM dengan partisipan Internasional dari China,
Polandia, India, Brazil, New Zealand
(2009) Organizing Committee Vice President of Transportation National
Planning Meeting AIESEC Indonesia
(2008) Anggota Pemilihan Wakil Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya, Malang
vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

sebuah persembahan untuk


bapak dan ibu,
Sumarlan dan Juwarnaningsih.
viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Kualitas

Jasa Billing System Terhadap Kepuasan Pengguna di RSUD Nganjuk”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

dalam meraih derajat sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-1) Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Kepuasan pengguna sistem terbagi menjadi dua, yaitu end user yang

menjalankan sistem dan pelanggan yang merasakan sistem. Dengan menggunakan

dimensi pelayanan : kehandalan, daya tanggap dan jaminan, penulis ingin

mengetahui bagaimana pengaruh penerapan sistem dengan kepuasan pelanggan

yang dalam hal ini adalah pasien. Kepuasan dinilai dari seberapa jauh sistem

tersebut mampu memudahkan pasien dalam proses pendaftaran, pelayanan dan

pembayaran. Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus agar peneliti

dapat mengetahui apa yang sebenarnya pasien rasakan.

Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini,

penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat

adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya Malang.


ix

2. Bapak Helmi Adam, SE., MSA., Ak. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi.

3. Bapak Lutfi Harris, SE., M.Ak., Ak. selaku dosen pembimbing yang

telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta

memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Akie Rusaktiva Rustam, SE., MSA., Ak. selaku dosen penguji 1

(satu) yang telah memperkuat pengetahuan dasar-dasar akuntansi

penulis dan juga memberikan pelajaran tentang hidup sebagai laki-laki

5. Bapak Adri Putra Nugraha, SE., MPA. selaku dosen penguji 2 (dua)

yang dengan rendah hati banyak membantu penulis untuk dapat

mempertahankan skripsi, bermain logika dan kata-kata.

6. Kedua orang tua yang selalu penulis cintai Sumarlan dan

Juwarnaningsih, yang selalu memberikan kasih sayang, pengorbanan,

ketabahan, dan kesabarannya hingga penulis dapat menyelesaikan

jenjang universitas.

7. Kakak tersayang, Mardhina Ratna Prabasari yang selalu membantu

penulis dalam meniti karir hidup, kita akan menjadi tim yang hebat,

penerus keluarga Lurah Surodarmo 14.

8. Teman-teman penulis yang sangat penulis sayangi Rizky, Rio, Rialdi

dan semua teman-teman jurusan akuntansi, terima kasih atas segala

bentuk bantuan dan dukungannya.

9. Teman-teman DuGame Kostmunity, sebagai kakak dan adik penulis

selama di perantauan, yang tak pernah berhenti membantu penulis

untuk lolos dari kutukan mahasiswa abadi.


x

10. Teman-teman penulis di AIESEC dan TCI Malang Chapter, terima

kasih telah mengajarkan penulis akan banyak hal.

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut namanya satu persatu,

namun yakinlah bahwa penulis akan mengingat kontribusi anda semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena

pada dasarnya penulis adalah manusia biasa yang memiliki kekurangan,

keterbatasan, dan tidak pernah sempurna. Oleh karena itu penulis sangat berharap

akan adanya masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

perbaikan di masa mendatang.

Malang, 1 Februari 2013

Penulis
xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALISTAS................................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................................iv

RIWAYAT HIDUP...........................................................................................................................v

LEMBAR PERSEMBAHAN........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR...................................................................................................................viii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................xi

DAFTAR TABEL..........................................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................xvi

ABSTRAK.....................................................................................................................................xvii

ABSTRACT.................................................................................................................................xviii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................8
1.3 TUJUAN PENELITIAN...........................................................................8
1.4 MANFAAT PENELITIAN.......................................................................9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................10

2.1 TELAAH TEORI....................................................................................10


2.1.1 Rumah Sakit.....................................................................................10

2.1.2 Pelayanan Rumah Sakit...................................................................15

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi.............................................................22


xii

2.1.4 Billing System..................................................................................31

2.1.5 Konsep Kepuasan Pengguna............................................................35

2.2 HIPOTESIS PENELITIAN.....................................................................37

BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................................42

3.1 JENIS PENELITIAN..............................................................................42


3.2 OBJEK PENELITIAN............................................................................42
3.3 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN................................................42
3.4 POPULASI DAN SAMPEL...................................................................43
3.5 DATA PENELITIAN..............................................................................47
3.5.1 Jenis dan Sumber Data.....................................................................47

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data...............................................................48

3.6 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL............49


3.6.1 Variabel Independen........................................................................49

3.6.2 Variabel Dependen (Y)....................................................................50

3.7 METODE ANALISIS DATA.................................................................51


3.7.1 Tahapan-Tahapan Pengujian............................................................52

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................56

4.1 PROFIL RSUD NGANJUK....................................................................56


4.1.1 Gambaran Umum RSUD Nganjuk..................................................56

4.1.2 Sistem Informasi Manajemen RSUD Nganjuk................................63

4.1.3 Struktur Organisasi RSUD Nganjuk................................................68

4.2 GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN...........................71


4.3 UJI INSTRUMEN DATA PENELITIAN..............................................72
4.3.1 Uji Validitas.....................................................................................72

4.3.2 Uji Reliabilitas.................................................................................73

4.4 Analisis Deskriptif Tanggapan Kuesioner..............................................74


4.4.1 Variabel Kehandalan / Reliability (X1).............................................74

4.5 UJI ASUMSI KLASIK...........................................................................77


xiii

4.5.1 Uji Normalitas..................................................................................77

4.5.2 Uji Multikolinieritas.........................................................................78

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas.....................................................................78

4.6 Analisis Regresi Berganda......................................................................79


4.6.1 Uji F (Uji Simultan).........................................................................82

4.6.2 Uji t (Uji Parsial)..............................................................................83

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................85

BAB 5 PENUTUP...........................................................................................................................88

5.1 Kesimpulan..............................................................................................88
5.2 Saran........................................................................................................88

LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................................................90

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................110
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Pasien Rawat Inap RSUD Nganjuk Bulan November Tahun 2012......43
Tabel 3. 2 Stratifikasi Populasi Berdasarkan Kelas Ruang.................................46Y
Tabel 4. 1 Daftar Sumber Daya Manusia RSUD Nganjuk....................................57
Tabel 4. 2 Hasil Uji Analisis Deskriptif.................................................................72
Tabel 4. 3 Hasil Uji Analisis Deskriptif.................................................................72
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas.................................................................................73
Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas.............................................................................73
Tabel 4. 6 Hasil Uji Analisis Deskriptif.................................................................74
Tabel 4. 7 Hasil Uji Analisis Deskriptif.................................................................75
Tabel 4. 8 Hasil Uji Analisis Deskriptif.................................................................75
Tabel 4. 9 Hasil Uji Analisis Deskriptif.................................................................76
Tabel 4. 10 Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas...................................................77
Tabel 4. 11 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas.........................................78
Tabel 4. 12 Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas.....................................79
Tabel 4. 13 Ringkasan Hasil Analisis Regresi.......................................................80
Tabel 4. 14 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi...........................................82
Tabel 4. 15 Hasil Uji F (Uji Simultan)...................................................................83
Tabel 4. 16 Hasil Uji T (Uji Parsial)......................................................................84
xv

DAFTAR GAMBAR

YGambar 2. 1 Siklus Akuntansi Rumah Sakit...........................................................


Gambar 2. 2 Bagan Integrasi Billing System..........................................................32
Gambar 2. 3 Hipotesis Penelitian 41
Y
Gambar 3. 1 Pembagian Jumlah Sampel Per Kelas Ruang......................................4
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk..............70
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Responden..................................................................................90


Lampiran 2 Tabel Deskriptif Karakteristik Responden.........................................93
Lampiran 3 Uji Validitas Dan Reliabilitas.............................................................95
Lampiran 4 Tabel Deskriptif Jawaban.................................................................100
Lampiran 5 Lampiran Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Berganda.........103
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian Skripsi............................................................107
xvii

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS JASA BILLING SYSTEM TERHADAP


KEPUASAN PENGGUNA DI RSUD NGANJUK

Oleh:
Andy Chandra Pramana

Dosen Pembimbing:
Lutfi Harris, SE., M.Ak., Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna terhadap


penerapan suatu sistem. RSUD Nganjuk yang pada hakikatnya bertugas untuk
memberikan pelayanan kesehatan telah menerapakan billing system untuk
menunjang kepuasan pasiennya. Untuk mengetahui keberhasilan sistem tersebut
telah dilakukan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Penilaian
kualitas jasa billing system dinilai dari pelayanan yang diberikan oleh RSUD
Nganjuk. Penilaian pelayanan tersebut didasarkan pada 3 (tiga) dimensi kualitas
pelayanan dari Parasuraman et,al. yaitu reliability, responsiveness, dan assurance.
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antar variabel bebas
dan terikat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah masing-masing variabel
dependen yakni: dimensi pelayanan reliability, responsiveness, dan assurance
secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan sebesar 0,244 , 0,454 ,
0,637 terhadap kepuasan pengguna billing system di RSUD Nganjuk. Dalam
penelitian ini, dimensi kualitas pelayanan dapat digunakan untuk mengukur
kualitas suatu sistem, hal ini dikarenakan oleh sebagian besar unit pelayanan di
RSUD Nganjuk telah terintegrasi dengan billing system. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan apabila pengguna merasa puas dengan pelayanan yang diberikan,
maka pengguna tersebut cenderung puas pula terhadap kualitas billing system.

Kata Kunci : billing system, kepuasan pengguna, rumah sakit, dimensi kualitas
pelayanan, parasuraman et.al. , pengukuran kualitas sistem
xviii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BILLING SYSTEM’S SERVICE QUALITY TO


THE USER SATISFACTION AT RSUD NGANJUK

By:
Andy Chandra Pramana

Advisor Lecturer:
Lutfi Harris, SE., M.Ak., Ak.

The objective of this research is to make a clear understanding about level of user
satisfaction into an application of system. RSUD Nganjuk which is obliged to
providing health service are have implemented billing system to increasing the
level of patient satisfaction. A quantitative research using case study have been
conducted to determine the succes of the billing sytem. The assessement of billing
system’s quality service are assessed with service provided by RSUD Nganjuk.
The assesement of those RSUD Nganjuk’s service are based on 3 (three)
dimensions of service quality from Parasuraman et,al. there are: reliability,
responsiveness, and assurance. Multiple regression analysis is used to verify the
influence between dependent and independent variables. The conclusion of this
research is each dependen variables, such as: the dimension of service quality
reliability, responsiveness, and assurance partially has a positive and significant
effect in the amount of 0,244 , 0,454 , 0,637 to billing system user satisfaction. In
this research, the dimensions of service quality can be used to measure the quality
of a system, because the most services units in RSUD Nganjuk have been
integrated with billing system. So it can be concluded if the users are satisfied
with service provide by RSUD Nganjuk, that user are satisfied with the quality of
the billing system too.

Kata Kunci : billing system, user satisfaction, hospital, dimension of service


quality, parasuraman et.al. , quality of system measurement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin

meningkat pula tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan Rumah Sakit. Di

Indonesia tuntutan konsumen untuk mendapatkan pelayanan jasa yang baik dan

optimal telah dipayungi dengan Undang-undang No.8 tahun 1999 tentang

perlindungan konsumen. Undang-undang tersebut efektif diberlakukan

pemerintah sejak tanggal 20 April 2000. Undang-undang ini mengatur dan

melindungi konsumen dari rendahnya kualitas jasa yang diberikan perusahaan.

Produsen bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerugian konsumen

akibat mengkonsumsi barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh produsen tersebut.

Artinya para produsen jasa kini tidak dapat sembarangan dalam memberikan

pelayanan, karena produsen dapat dipermasalahkan secara hukum oleh

konsumennya sendiri. (Lupiyoadi, 2001). Terlebih dalam hal kesehatan khususnya

dalam bisnis layanan Rumah Sakit. Masyarakat telah menyadari bahwa kesehatan

sangat mahal harganya oleh sebab itu mereka pasti akan memperjuangkan hal

tersebut, dalam arti masyarakat telah mengerti akan pentingnya kesehatan bagi

mereka dan mereka sebagai konsumen akan menuntut hak mereka untuk

mendapatkan pelayanan yang baik.

Hal tersebut di atas mewajibkan penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti

Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanannya menjadi lebih baik.

1
2

Peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit hparus dilaksanakan pada semua

bidang agar kepuasan pasien tercapai. Menurut Sabarguna (2008), terdapat empat

elemen pelayanan di Rumah Sakit yang sangat penting, yaitu :

1. Pelayanan staf (administrasi dan pelayanan)

2. Sarana (kebersihan dan kenyamanan)

3. Pelayanan medik (obat dan tindakan)

4. Proses administrasi (admission dan billing system)

Menurut surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no.

159b/MENKES/PER/II/1988 tentang Rumah Sakit, pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan

gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik.

Rumah Sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum dengan lingkup

pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali menghadapi permasalahan

yang kompleks dalam proses memberikan pelayanannya. Banyaknya variabel di

Rumah Sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna dan lingkungan Rumah Sakit. Pengelolaan data di Rumah Sakit

merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem

informasi di Rumah Sakit. Pengelolaan data secara manual mempunyai banyak

kelemahan. Selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang

dapat diterima karena kemungkinan munculnya kesalahan sangat besar.

Pentingnya meningkatkan mutu pelayanan menjadi lebih baik didukung

oleh hasil penelitian yang dilakukan Vitri di RSIA Malang (2009) menunjukkan

bahwa pasien menginginkan adanya perbaikan dan peningkatan kualitas


3

pelayanan khususnya dari segi kecepatan, kemudahan, ketepatan dan

kenyamanan. Oleh karena itu pelaku bisnis layanan Rumah Sakit berlomba-lomba

memenuhi kebutuhan pasien tersebut dengan berbagai cara.

Menurut Rustiyanto (2010) penggunaan komputer di Rumah Sakit dinilai

sangat bermanfaat untuk meningkatkan mutu pelayanan karena dapat

mempermudah dan mempercepat pelayanan. Sistem komputerisasi dapat

digunakan diberbagai unit di Rumah Sakit. Keuntungan lain yang didapat dengan

menerapkan Sistem Informasi berbasis komputer selain mempercepat pelayanan

adalah mengurangi kesalahan akibat human error, dapat menampilkan informasi

sesuai kebutuhan dan mempermudah proses karena proses yang memerlukan

perhitungan matematis dapat dihitung secara otomatis.

Usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan juga telah dilakukan oleh

RSUD Nganjuk. RSUD Nganjuk mulai merintis pelaksanaan Sistem Informasi

berbasis komputer sejak Oktober 1998 dengan mendapatkan 5 unit komputer

bantuan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Depdagri

yang bekerja sama dengan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Gajah Mada dan Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya. Bantuan ini diperuntukkan bagi perhitungan pembayaran (billing

system) pada rawat jalan, rawat inap dan penunjang tetapi pelaksanaannya

mengalami kegagalan karena baik petugas maupun pihak rumah sakit belum siap

untuk proses pelaksanaannya. Usaha selanjutnya pada Juli 2004 dengan biaya

Pemda Kabupaten Nganjuk, kembali dicoba pelaksanakan Sistem Informasi

berbasis komputer tetapi usaha inipun gagal karena pengembang tidak berhasil
4

mengembangkan aplikasi yang dimaksud. RSUD Nganjuk sebagai Unit Swadana

mencoba untuk kembali menerapkan aplikasi SIMRS. Dengan bantuan

pengembang dikembangkanlah aplikasi SIMRS terpadu, “billing system” untuk

seluruh unit layanan di Rumah Sakit. Pada 1 Januari 2010 aplikasi SIMRS ini

mulai diterapkan untuk layanan rawat jalan dan IGD mulai dari pendaftaran

pasien sampai dengan pembayaran tindakan di kasir dan ternyata dapat beroperasi

dengan baik hingga saat ini.

Billing system merupakan sistem yang membantu para pengusaha untuk

mengatur dan mencatat segala transaksi yang terjadi. Contohnya bagi pengusaha

warung internet, billing system digunakan untuk memonitor penggunaan dan

pemasukan usahanya. Apabila dipraktekkan dalam bisnis layanan Rumah Sakit,

billing system digunakan untuk mencatat proses pelayanan Rumah Sakit, mulai

dari pasien datang hingga pasien pulang. Bentuk billing system pada dasarnya

merupakan sistem pencatat dan pemonitor transaksi berbentuk software yang

dapat menghitung biaya yang harus dibayar pasien secara otomatis sebagai

pengambilan keputusan secara tepat dan akurat.

Upaya peningkatan kualitas pelayanan dengan mengaplikasian SIM RS

tersebut bertujuan untuk memenuhi kepuasan pengguna dalam hal ini adalah

pasien. Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap

tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang

diharapkan (expected service). Loyalitas pelanggan dalam bidang jasa merupakan

elemen penting dan menentukan dalam menumbuhkembangkan perusahaan agar

tetap eksis dalam menghadapi persaingan. Demikian pula dengan bisnis layanan
5

Rumah Sakit, merupakan bisnis yang berdasarkan pada azas kepercayaan.

Masalah kualitas pelayanan (service quality) menjadi faktor penting dalam

menentukan keberhasilan bisnis ini. Menurut Parasuraman, et al. (1991) yang

dikutip Yugo (2009) ada lima dimensi kualitas pelayanan, antara lain : tangible,

reliability, responsiveness, assurance dan empathy.

Dalam Tjiptono (2004) tangible yang berarti bukti langsung adalah “bukti

fisik dari jasa, bisa berupa fisik, peralatan yang digunakan, representasi fisik dari

jasa”. Sedangkan Kotler (2009) mengungkapkan bahwa bukti langsung adalah

“fasilitas dan peralatan fisik serta penampilan karyawan yang profesional”.

Secara singkat definisi reliability atau kehandalan dalam Tjiptono (2004)

adalah “kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera,

akurat dan memuaskan”. Kehandalan mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi

kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Selain itu

juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya

menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati.

Menurut Tjiptono (2004) definisi daya tanggap atau responsiveness adalah

“keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan

dengan tanggap”. Sedangkan menurut Lukman (1999) daya tanggap adalah “suatu

kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive)

dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas.

Assurance atau jaminan menurut Tjiptono (2004) adalah “mencakup

pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para

staf, bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan”. Sedangkan menurut Kotler
6

(2009) jaminan adalah “pengetahuan dan kesopanan dari karyawan, dan

kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan keyakinan”.

Empati atau perhatian (emphaty) adalah kemampuan perusahaan dalam

memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para

konsumen. Senada dengan Tjiptono (2004) empati adalah “kemudahan dalam

melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami

kebutuhan para pelanggan”.

Terdapat beberapa peneliti-peneliti terdahulu yang meneliti tentang

kepuasan pasien. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2003) di Rumah

Sakit Gunung Jati Cirebon menghasilkan bahwa secara keseluruhan pasien rawat

inap RSUD Gunung Jati periode Februari - Maret 2003 merasa puas, dengan

variabel konsultan, lingkungan fisik, perawatan/obat-obatan dan pelayanan

makanan/minuman yang berhubungan dengan kepuasan pasien. Variabel

perawatan/obat-obatan adalah variabel yang paling berhubungan secara signifikan

dengan kepuasan pasien. Berdasarkan penelitian ini, disarankan adanya

peningkatan kemampuan manajemen data lapangan, pendidikan dan latihan,

komunikasi interpersonal dan pelatihan SDM di lingkungan RSUD Gunung Jati,

agar dapat meningkatkan kepuasan pasien secara berkesinambungan. Penelitian

serupa dilakukan oleh Harianto (2005) tentang kepuasan pasien terhadap

pelayanan resep di Apotek Kopkar Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta. Hasil

penelitian tersebut adalah pasien Apotek Kopkar sangat puas terhadap keramahan

petugas, kecepatan pelayanan obat dan kasir serta kenyamanan ruang tunggu.
7

Seiring berkembangnya waktu, Budi (2008) meneliti kepuasan pasien

yang ada di Rumah Sakit Nirmala Suri Kabupaten Sukoharjo. Penelitiannya

tersebut menghasilkan bahwa dimensi kualitas pelayanan Rumah Sakit Nirmala

Suri; assurance, tangibles dan responsiveness mampu menjelaskan ataupun

memprediksi kepuasan pasien secara positif. Oleh karena itu, ketiga dimensi

pelayanan tersebut perlu dipertahankan dan bahkan ditingkatkan secara terus-

menerus untuk menjaga citra Rumah Sakit. Nirmala Suri sebagai Rumah Sakit

swasta dapat dipercaya dan dapat memberikan pelayanan yang sangat

memuaskan. Pada tahun 2011, Martina melakukan penelitian di Aceh tentang

pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien di RSUD Cut Meutia. Dari

penelitian yang dia lakukan menunjukkan menunjukkan bahwa semua variabel

kualitas pelayanan kesehatan (tangibility, realibility, responsiveness, “assurance”

dan empathy) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Variabel yang

paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan pasien adalah variabel empathy.

Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengetahui keberhasilan suatu

SIM RS yang diterapkan RSUD Nganjuk, dengan cara mengukur kepuasan

pengguna sistem melalui pelayanan yang diberikan. Pelayanan itu sendiri diukur

dari dimensi kualitas pelayanan dari Parasuraman, et al. yaitu dimensi tangibility,

realibility, responsiveness, assurance dan empathy. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan tiga dimensi sebagai variabel bebas yaitu realibility,

responsiveness, assurance. Sementara dimensi tangibility dan empathy

dihapuskan dari variabel bebas karena aplikasi billing system yang diterapkan di

RSUD Nganjuk intangible bagi pasien. Alasan lain yang memperkuat adalah
8

pengaruh kualitas jasa sistem tidak akan bisa diketahui wujud bukti langsungnya

dalam pelayanan yang diberikan. Menurut Tjiptono (2004), jasa mempunyai 4

karakteristik yaitu : intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan), inseparability

(tidak dapat dipisahkan), variability (keragaman), perishability (tidak tahan lama).

Sedangkan dimensi empathy memiliki sifat individual yang berarti muncul dari

dalam diri pribadi seseorang khususnya petugas Rumah Sakit maka dapat

dikatakan dimensi ini tidak ada kaitannya dengan sistem yang diterapkan di

RSUD Nganjuk. Dimensi empathy murni muncul dari manusia bukan karena

adanya pengaruh suatu sistem.

Penulis akan menguji apakah ketiga dimensi kualitas pelayanan tersebut

memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Dari uraian dan penjelasan di

atas, penulis berminat untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul :

“PENGARUH KUALITAS JASA BILLING SYSTEM TERHADAP

KEPUASAN PENGGUNA DI RSUD NGANJUK”.

1.2 RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dimensi reliability dalam kualitas pelayanan mempengaruhi

kepuasan pengguna atas penerapan billing system di RSUD Nganjuk?

2. Apakah dimensi responsiveness dalam kualitas pelayanan mempengaruhi

kepuasan pengguna atas penerapan billing system di RSUD Nganjuk?

3. Apakah dimensi assurance dalam kualitas pelayanan mempengaruhi

kepuasan pengguna atas penerapan billing system di RSUD Nganjuk?


9

1.3 TUJUAN
PENELITIAN
Penelitian ini memiliki tujuan, antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh dimensi reliability terhadap kepuasan

pengguna billing system di RSUD Nganjuk.

2. Untuk mengetahui pengaruh dimensi responsiveness terhadap kepuasan

pengguna billing system di RSUD Nganjuk.

3. Untuk mengetahui pengaruh dimensi assurance terhadap kepuasan

pengguna billing system di RSUD Nganjuk.

1.4 MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Instansi

Memberikan umpan balik bagi RSUD Nganjuk dalam menerapkan dan

mengevaluasi kualitas sistem yang diterapkan.

2. Bagi Peneliti

Memberikan kajian atas penerapan ilmu dan sebagai sumber informasi

bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengembangkan penelitian ini

untuk digunakan sebagai pembanding.

3. Bagi Pengembangan Ilmu

Memberikan manfaat dalam menambah khasanah kepustakaan tentang

kualitas sistem Rumah Sakit.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TELAAH TEORI


2.1.1 Rumah Sakit
2.1.1.1 Definisi
Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan

personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik

untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar, 2004). Upaya

kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut

sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar,

kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan

diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan.

Achmadi (2007) mendefiniskan Rumah Sakit sebagai suatu organisasi

yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan yang sehari-hari melakukan kontak

dengan pasien. Oleh karena itu sebuah Rumah Sakit harus mampu memenuhi

kebutuhan yang diperlukan oleh pasien sehingga dapat meningkatkan derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya. Kelanggengan suatu Rumah Sakit salah

10
11

satunya ditentukan dari banyaknya jumlah pasien yang berkunjung ke Rumah

Sakit untuk memperoleh jasa pelayanan kesehatan, semakin meningkatnya jumlah

kunjungan pasien maka semakin baik keberadaan Rumah Sakit tersebut.

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang sangat kompleks yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui pendekatan pemeliharaan

kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

menyeluruh sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku tanpa

memandang agama, golongan dan kedudukan (Sabarguna, 2008). Untuk

melakukan tugas dan fungsinya, Rumah Sakit harus mampu membiayai

hidupnya. Hal tersebut membuat citra Rumah Sakit bergeser dari fungsi sosial

menjadi fungsi ekonomis. Citra Rumah Sakit yang dahulu semata-mata berfungsi

sosial, tampak mulai mengalami pergeseran. Kini Rumah Sakit lebih dikenal

sebagai organisasi "sosio-ekonomis". Artinya Rumah Sakit mulai menggunakan

kaidah ekonomi dalam pengelolaannya sehingga akan menunjukkan ciri-ciri

bisnis Rumah Sakit, yang antara lain ditunjukkan oleh adanya kesadaran tinggi

tentang perhitungan biaya dan laba, serta semakin dibutuhkannya manajemen

yang profesional.

2.1.1.2 Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit merupakan suatu institusi yang fungsi utamanya adalah

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Soejitno, 2002). Sedangkan

menurut Siregar (2004), Rumah Sakit mempunyai beberapa fungsi antara lain:

menyelenggarakan pelayanan medik yang mencakup segala jenis pelayanan

medik yang diberikan kepada pasien, contohnya adalah layanan rawat inap dan

rawat jalan. Yang kedua adalah pelayanan penunjang medik dan non medik.
12

Pelayanan penunjang medik meliputi Instalasi Gawat Darurat, Instalasi

Laboratorium dan Instalasi Farmasi pada umumnya. Sedangkan pelayanan

penunjang non medik dapat berupa pelayanan administrasi dan keuangan,

pelayanan ambulance atau transportasi, instalasi gizi, dan lain sebagainya. Yang

ketiga adalah pelayanan dan asuhan keperawatan, dimana pihak Rumah Sakit

memberikan pelayanan keperawatan sekaligus melaksanakan fungasinya dalam

bidang pendidikan dan pelatihan. Artinya, Rumah Sakit menjadi wadah atau

tempat para perawat dan calon perawat untuk mengaplikasikan teori ilmu

keperawatan yang ada. Berikutnya yaitu pelayanan administrasi umum dan

keuangan. Dalam hal ini Rumah Sakit juga melayani rujukan upaya kesehatan,

surat-menyurat dan administrasi umum seperti pendaftaran dan pembayaran

tagihan biaya perawatan pasien.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009

Rumah Sakit memiliki fungsi, antara lain :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan

standar pelayanan Rumah Sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan secara paripurna sesuai kebutuhan medis.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.


13

2.1.1.3 Rumah
Sakit Sebagai Entitas Publik Yang Mengelola Keuangan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit, diterangkan bahwa pada Tahun 2011 diharapkan semua

Rumah Sakit Pemerintah sudah menjadi Badan Layanan Umum atau disingkat

BLU maupun BLUD untuk Rumah Sakit Umum Daerah. Mewiraswastakan

pemerintah (enterprising the government) adalah paradigma baru tentang

pengelolaan keuangan negara sesuai dengan paket peraturan perundang-

undangan di bidang keuangan negara, mengandung tiga kaidah manajemen

keuangan Negara, yaitu: orientasi pada hasil (mutu layanan), profesionalitas serta

akuntabilitas dan transparansi.

Paradigma ini dimaksudkan untuk memangkas ketidakefisienan.

Memang sudah menjadi persepsi masyarakat bahwa pemerintah selama ini dinilai

sebagai organisasi birokratis yang tidak efisien, lambat dan tidak efektif. Oleh

karena itu, dalam rangka mendukung terwujudnya good governance pengelolaan

keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan

bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam

Undang-Undang Dasar yang dalam hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor

17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa pengelolaan

keuangan Negara harus dapat dapat dipertanggungjawabkan, dapat dipertanyakan

dan dapat dipersalahkan dengan melihat dari output yang dihasilkan. Begitu juga

dengan proses juga harus memiliki sifat yang profesional dan proporsional.
14

Pada tahun 2005 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 23/2005 dan

Permendagri No. 61/2007 yang mengatur tentang pengelolaan keuangan pada

BLU dimana semua Rumah Sakit pemerintah harus berubah statusnya menjadi

BLU/BLUD. Aturan ini menjadi landasan hukum bagi Rumah Sakit Pemerintah

untuk lebih otonom dibidang keuangan. Dengan demikian, prinsip efisiensi harus

menjadi bagian dari sistem manajemen. Ini juga menjadi langkah awal untuk

meningkatkan sistem manajemen di Rumah Sakit Pemerintah dalam pengelolaan

yang lebih berjiwa entrepreneur dengan menerapkan konsep bisnis secara sehat.

Menurut sebuah situs warungblud.wordpress.com, di dalam Peraturan

Pemerintah No. 23/2005 dan Permendagri No. 61/2007 secara eksplisit

menyebutkan bahwa ada persyaratan substanif, teknis dan administratif bagi BLU,

termasuk Rumah Sakit, Puskesmas dan organisasi pelayanan kesehatan lainnya.

Persyaratan administratif sesuai dengan Undang-Undang No. 23/2005 maupun

Permendagri No 61/2007 tersebut adalah dokumen-dokumen berikut:

1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan

dan manfaat bagi masyarakat;

2. Pola tata kelola

3. Rencana strategis bisnis

4. Laporan keuangan pokok

5. Standar pelayanan minimum

6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara

independen.
15

Lembaga-lembaga pelayanan publik seperti Rumah Sakit, Bapelkes,

Puskesmas dan sebagainya membutuhkan status BLU untuk meningkatkan

kinerjanya. Namun saat ini berbagai daerah masih memerlukan penjelasan lebih

lanjut mengenai pelaksanaan Peraturan Pemerintah/PP No. 23/2005 maupun

Permendagri 61/2007 bagi lembaga-lembaga tersebut. Demikian juga dengan

konsekuensi lain jika Rumah Sakit Umum Daerah menjadi BLU, yang saat ini

belum diatur dalam PP No. 23/2005 maupun Permendagri 61/2007 tersebut.

Dibutuhkan upaya yang keras dan hati-hati untuk mempersiapkan lembaga-

lembaga pelayanan publik di daerah untuk menjadi BLU/BLUD. Persyaratan

substantif, teknis maupun administratif yang dicantumkan dalam PP No. 23/2005

maupun Permendagri 61/2007 bukan sekedar dokumen-dokumen kelengkapan

yang harus disediakan oleh manajemen Rumah Sakit. Dalam berbagai persyaratan

tersebut terkandung janji yang harus dipenuhi dalam suatu periode tertentu, yang

tidak mudah dipenuhi jika tidak dibarengi dengan konsistensi dan komitmen yang

tinggi. Namun demikian, mempersiapkan dokumen-dokumen pendukung itupun

merupakan tantangan tersendiri bagi Rumah Sakit.

2.1.2 Pelayanan Rumah Sakit


Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mengarah pada upaya

penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan terpadu

dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Sedangkan

sasaran pelayanan bukan hanya individu pasien saja, namun dikembangkan

mencakup keluarga pasien serta masyarakat. Dengan demikian pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan paripurna (Sabarguna,

2008).
16

Menurut Sabarguna (2008), pelayanan di Rumah Sakit terdiri dari :

1. Pelayanan medis, merupakan pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis

yang profesional dalam bidangnya baik dokter maupun dokter spesialis.

2. Pelayanan keperawatan, merupakan pelayanan yang bukan tindakan medis

terhadap pasien, tetapi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan

oleh perawat sesuai aturan keperawatan.

3. Pelayanan penunjang medis ialah pelayanan penunjang yang diberikan

terhadap pasien, seperti : pelayanan gizi, laboratorium, farmasi, rehabilitasi

medik dan lain-lain.

4. Pelayanan administrasi dan keuangan, pelayanan administrasi antara lain

bidang ketatausahaan seperti pendaftaran, rekam medis dan

kerumahtanggaan. Sedangkan bidang keuangan seperti proses pembayaran

biaya rawat jalan dan rawat inap pasien.

Menurut Bastian (2008), pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit

harus memiliki karakter. Untuk menghasilkan suatu pelayanan yang berkarakter,

pihak manajemen harus memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap

karyawannya, memasang peraturan agar pasien mengetahui hak dan

kewajibannya, serta pihak manajemen sendiri harus siap menerima kritik dan

saran untuk perbaikan pelayanan.

2.1.2.1 Kualitas
Pelayanan Yang Baik
Kualitas pelayanan secara umum harus memenuhi harapan-harapan

pelanggan dan memuaskan kebutuhan mereka. Meskipun kualitas pelayanan

berorientasi pada konsumen, namun dalam menentukan kualitas pelayanan


17

penyedia jasa tidak harus menuruti semua keinginan konsumen. Dengan kata lain,

perusahaan juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang

dimiliki perusahaan dalam menetapkan kualitas pelayanan.

Perspektif pasien/masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang

bermutu adalah suatu pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang

dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat

waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhan serta mencegah

berkembanganya atau meluasnya penyakit. Pasien/masyarakat juga menganggap

bahwa dimensi efektivitas, akses, hubungan intrapersonal anatar manusia,

kesinambungan dan kenyamanan sebagai dimensi mutu pelayanan kesehatan yang

sangat penting (Pohan, 2003)

Menurut Azwar (1996), ada enam bagian utama yang

diidentifikasikan dari kualitas pelayanan yang berkaitan dengan pasien, yaitu :

1. Proses masuk Rumah Sakit yang merupakan waktu tunggu, prosedur

mendapatkan pelayanan, penetapan ruang perawatan, keramahan dan

bantuan personil.

2. Pelayanan perawatan oleh perawat, informasi dari perawat dan daya

tanggap perawat terhadap kebutuhan pasien

3. Pelayanan makanan, dihidangkan dengan temperatur yang sesuai dan

waktu yang tepat, sesuai dengan kondisi penyakit pasien, serta kepuasan

keseluruhan pada makanan yang dihidangkan.

4. Pemeliharaan Rumah Sakit dimana kesiapan ruangan pada saat pasien

datang, kebersihan ruangan, kamar mandi, petugas kebersihan yang ramah.


18

5. Pelayanan teknis di Rumah Sakit, waktu tunggu pemeriksaan laboratorium

dan radiologi, keramahan personilnya, adanya informasi yang cukup dari

dokter tentang jadwal pemeriksaan, jadwal pengobatan serta keramahan

dokter.

2.1.2.2 Dimensi
Kualitas Pelayanan
Menurut Hanjon et.al (dalam Puspita, 2009) ada tujuh dimensi

kualitas pelayanan kesehatan, yang terdiri dari :

1. Jaminan, berkaitan dengan kebaikan atau sikap sopan santun yang

ditunjukkan oleh dokter, perawat ataupun staf lainnya dan kemampuan

mereka untuk menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan pasien.

2. Empati, berkenaan dengan kepedulian dokter dan para staf dalam

pelayanan kesehatan dengan memberikan perhatian secara individual

kepada pasien.

3. Reliabilitas atau kehandalan, berkaitan dengan kemampuan untuk

memberikan atau menampilkan pelayanan sesuai dengan harapan secara

tepat.

4. Daya tanggap, meliputi kesediaan untuk memberikan pelayanan yang

cepat.

5. Tampilan fisik, berhubungan dengan fasilitas fisik, peralatan dan bentuk

atau keadaan hubungan personal.

6. Pelayanan medis, berkaitan dengan aspek inti dari pelayanan medik :

kelayakan, efektivitas dan manfaat elayanan untuk pasien.


19

7. Profesionalisme, berkaitan dengan pengetahuan, keahlian teknis dan

pengalaman dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Gronross (2000) memaparkan tiga dimensi utama atau faktor yang

digunakan konsumen dalam menilai kualitas, yaitu : outcome-related (technical

quality), process-related (functional quality), dan image-related dimensions.

Ketiga dimensi ini kemudian dijabarkan sebagai berikut :

1. Professionalism and Skills, yaitu merupakan outcome-relate dimana

pelanggan menganggap bahwa penyedia jasa, para karyawan, sistem

operasional dan sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan dan

ketrampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan

secara profesional.

2. Attitudes and Behavior yaitu merupakan process related. Pelanggan merasa

bahwa karyawan dalam memberikan pelayanan selalu memperhatikan

mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah pelanggan secara

spontan dengan senang hati.

3. Accessbility and Flexibility merupakan process related. Pelanggan merasa

bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan dan sistem

operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga

pelanggan dapat mengaksesnya dengan mudah. Selain itu juga dirancang

dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan

permintaan dan keinginan pelanggan.

4. Reliability and Trustworthiness merupakan process related. Pelanggan

meyakini bahwa apapun yang terjadi atau apapun yang telah disepakati,
20

mereka bisa mengandalkan penyedia jasa, karyawan dan sistemnya dalam

memenuhi janji-janjinya dan bertindak demi kepentingan pelanggan.

5. Service recovery merupakan process related. Pelanggan meyakini bahwa

bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, penyedia

jasa akan segera dan secara aktif mengambil tindakan untuk mengendalikan

situasi dan menemukan solusi yanG tepat.

6. Serviscape merupakan process related. Pelanggan merasa bahwa kondisi

fisik dan aspek lingkungan service encounter lainnya mendukung

pengalaman positif atas proses jasa.

7. Reputation and Credibility merupakan image related. Pelanggan meyakini

bahwa bisnis penyedia jasa dapat dipercaya.

Beberapa dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman et.al

(1985) yang dikutip oleh Tjiptono (2004) mengemukanan bahwa ada lima dimensi

yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan, antara lain :

1. Reliabilitas, berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan sesuai dengan waktu

yang disepakati.

2. Daya tanggap, berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para staf

untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

tanggap.

3. Jaminan, berkaitan dengan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan staf

dalam menangani setiap pelayanan yang diberikan sehingga mampu

menumbuhkan kepercayaan dan rasa aman kepada pelanggan.


21

4. Empati, berarti perusahaan bertindak demi kepentingan pasien, seperti

kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian,

memahami kebutuhan pelanggan.

5. Bukti fisik, berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan yang

tersedia, material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

2.1.2.3 Penilaian
Kualitas Pelayanan
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan produk jasa yang

diberikan pihak Rumah Sakit kepada kliennya. Pelayanan kesehatan yang

diberikan Rumah Sakit merupakan tolok ukur dari kualitas Rumah Sakit tersebut.

Bila suatu Rumah Sakit telah berhasil memberikan pelayanan kesehatan dengan

baik sehingga dapat memberikan kepuasan bagi kliennya, itu berarti Rumah Sakit

tersebut telah memiliki kualitas yang baik. Dengan demikian, lambat laun pada

Rumah Sakit tersebut akan tercipta suatu citra yang positif dari masyarakatnya

(Lestari, 2004).

Dengan semakin kritisnya masyarakat saat ini terhadap pelayanan

kesehatan yang diterimanya dan semakin ketatnya persiangan di era pasar bebas,

menjadikan suatu kewajiban bagi Rumah Sakit untuk membenahi banyak hal

dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit khususnya kualitas pelayanan

(Lestari, 2004). Goest dan Davis (1994) yang dikutip oleh Tjiptono (2004)

menyatakan definisi kualitas jasa atau kualitas pelayanan berpusat pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas pelayanan harus dimulai dari

kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Menurut Nasution


22

yang dikutip oleh Situmorang (2006) ada dua faktor utama yang mempengaruhi

kualitas jasa atau pelayanan yaitu expected service dan perceived service. Apabila

jasa yang dirasakan atau yang diterima (perceived service) sesuai atau melebihi

dengan yang diharapkan (expected service) maka kualitas jasa dipersepsikan baik

dan memuaskan, dan sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang

diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan buruk.

Kualitas dalam pelayanan kesehatan bukan hanya ditinjau dari sudut

pandang aspek teknis medis yang berhubungan langsung antara pelayanan medis

dan pasien saja tetapi juga sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan,

termasuk manajemen administrasi, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya

(Wijono, 2000). Menurut Ovreveit (dalam Saranga, 2000) kualitas dalam jasa

kesehatan terdiri dari kualitas konsumen (yang berkaitan dengan apakah

pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang dikehendaki pasien), kualitas

profesional (yang berkaitan dengan apakah pelayanan yang diberikan memenuhi

kebutuhan pasien sesuai dengan yang didiagnosa oleh para profesional), dan

kualitas manajemen (yang berkaitan dengan apakah jasa yang diberikan dilakukan

tanpa pemborosan dan kesalahan, pada harga yang terjangkau, dan memenuhi

peraturan-peraturan resmi dan peraturan lainnya).

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi


2.1.3.1 Definisi
Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson (1995) Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

merupakan suatu kerangka pengkoordinasian sumber daya (data, materials,

equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data
23

ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk

melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

Bila diartikan secara harfiah, maka sistem menurut Romney (2006)

adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang

disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu

kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001)

sistem merupakan suatu organisasi formulir, catatan dan laporan yang

dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Hall (2001)

menjelaskan bahwa sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau

subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat diikhtisarkan bahwa

pada dasarnya sistem terdiri dari tiga unsur, yaitu : masukan (input), proses

(procces) merupakan suatu aktivitas yang dapat mentransformasikan input

menjadi output. Sedangkan output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau

target pengorganisasian suatu sistem.

Definisi informasi menurut Bodnar dan Hopwood (1996) adalah data

yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan

keputusan yang tepat. Dengan adanya sistem yang baik diharapkan dapat

menghasilkan suatu informasi yang berkualitas tinggi. Informasi yang baik

tersebut mempunyai kriteria sebagai berikut, relevan, akurat, tepat waktu, ringkas,

jelas, dapat diukur, dan konsisten.


24

Menurut Soemarso (2004) menyatakan akuntansi adalah proses

mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk

memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka

yang menggunakan informasi tersebut. Sedangkan menurut Warren (2006)

menjelaskan bahwa, secara umum akuntansi adalah sebagai sistem informasi yang

menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

ekonomi dan kondisi perusahaan. Hal yang sama disampaikan Mardiasmo (2002)

yang menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitas-

aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut kedalam bentuk laporan, dan

mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan. Jadi, akuntansi itu

merupakan suatu proses yang dimulai dari transaksi, pencatatan, pengikhtisaran,

dan laporan akuntansi. Dengan demikian informasi yang dihasilkan berguna

dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai perusahaan yang

bersangkutan.

Berdasarkan uraian sistem, informasi, dan akuntansi diatas maka dapat

diketahui lebih jelas tentang SIA. Bodnar dan Hopwood (1996) mengemukakan

bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia

dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi, informasi ini

dikomunikasikan kepada bagian beragam pengambil keputusan. Sedangkan

Romney (2006) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu

komponen yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan

mengkombinasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan


25

keputusan pihak-pihak luar (seperti inspektorat pajak, investor, dan kreditor)

pihak-pihak dalam (terutama manajemen).

2.1.3.2 Akuntansi
Keuangan Sektor Publik
Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan dihasilkannya

laporan keuangan eksternal, tujuan penyajian laporan keuangan adalah

memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, bukti

pertanggungjawaban dan pengelolaan, dan evaluasi kinerja manajerial dan

organisasional (Mardiasmo, 2002)). Bastian (2008) mendefinisikan Akuntansi

Sektor Publik sebagai suatu mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang

diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara

dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD,

LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik

dan swasta. Berdasarkan pengertian di atas Akuntansi Sektor Publik adalah

akuntansi yang digunakan dalam suatu organisasi pemerintahan/lembaga yang

tidak bertujuan untuk mencari laba, dan merupakan suatu bagian dari disiplin ilmu

akuntansi yang utuh.

Kemudian, Bastian (2008) menjelaskan tentang hubungan akuntansi

dan organisasi sektor publik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Berorientasi Laba : Organisasi yang bertujuan mencari laba. Pada tipe ini

organisasi sektor publik akan penuh mengikuti pola pasar. Ini berarti

kecenderungan ke perilaku swasta amat tinggi. Contohnya adalah Rumah

Sakit Pemerintah.

2. Berorientasi non-laba tipe A


26

Organisasi yang sumber keuangannya diperoleh dari pendapatan penjualan

barang dan jasa. Organisasi sektor publik biasanya mengikuti pengaturan

akuntansi di sektor publik. Contohnya adalah PT. KAI, PT. PLN, PT. Pos

Indonesia.

3. Berorientasi non-laba tipe B

Organisasi yang sumber keuangannya diperoleh dari selain penjualan

barang dan jasa. Organisasi sektor publik biasanya mengikuti pengaturan

akuntansi di sektor publik. Contohnya adalah Pemerintah Daerah

Kodya/Kabupaten.

Pada dasarnya terdapat empat basis akuntansi yang bisa digunakan

oleh pemerintah daerah, yaitu : akuntansi basis kas, akuntansi basis kas

modifikasian, akuntansi basis akrual modifikasian, dan akuntansi basis akrual

(Mahmudi, 2007). Basis kas mengakui dan mencatat transaksi pada saat kas

diterima atau dikeluarkan. Sistem akuntansi berbasis kas hanya mengakui arus kas

masuk dan arus kas keluar. Dalam sistem akuntansi ini laporan keuangan tidak

bisa dihasilkan karena tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Pada tahun

2002, Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) telah memilih basis

akrual sebagai dasar pencatatan akuntansi sektor publik. Basis akrual mengakui

transaksi dan kejadian pada saat transaksi dan kejadian tersebut terjadi, yaitu

ketika sudah menjadi hak atau kewajiban meskipun belum diterima atau

dikeluarkan kasnya. Dengan basis akrual, organisasi akan mengakui adanya utang,

piutang dan aset. (Bastian, 2008). Sedangkan akuntansi basis akrual modifikasian,
27

dan akuntansi basis kas dimodifikasikan diterapkan sebagai transisi dari akuntansi

basis kas menuju akuntansi basis akrual (Mahmudi, 2007).

2.1.3.3 Sistem
Informasi Akuntansi Rumah Sakit
Salah satu unsur strategis bagi daya saing organisasi seperti Rumah

Sakit saat ini adalah pengelolaan sistem informasi akuntansi dan keuangan

sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen, perencanaan dan pengendalian.

Dalam dunia usaha termasuk Rumah Sakit, akuntansi memiliki peran yang sangat

strategis bagi operasi Rumah Sakit, karena akuntansi merupakan language of

business dan sebagai sebuah sistem informasi. Efektivitas dan efisiensi dalam

perencanaan dan pengendalian sangat ditentukan oleh keluaran sistem informasi

dan keuangan.

Setiap organisasi memiliki tujuan khusus yang hendak dicapai. Dilihat

dari tujuannya, organisasi kesehatan seperti Rumah Sakit memberikan pelayanan

dan menyelenggarakan seluruh aktivitas yang terkait dengan pemeriksaan,

penanganan dan pemeliharaan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Meskipun tujuan utama organisasi kesehatan adalah memberikan pelayanan

kepada masyarakat, bukan berarti organisasi kesehatan seperti Rumah Sakit tidak

memiliki tujuan keuangan. Pada kenyataannya, keuangan menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi perkembangan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu

akuntansi juga memiliki posisi penting dalam organisasi kesehatan ini.

Bastian (2008) memaparkan tujuan akuntansi dalam organisasi

kesehatan, yaitu:
28

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola organisasi secara

tepat, efisien, dan ekonomis menyangkut kegiatan dan alokasi sumber daya

yang dipercayakan ke organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian

pengelolaan.

2. Memberikan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi untuk

melaporkan pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan secara tepat dan

efektif beserta penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya,

disamping memungkinkan pengelola organisasi untuk melaporkan ke

publik atau lembaga penaung atas hasil operasi organisasi. Tujuan ini

terkait dengan akuntabilitas.

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang

menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai

pihak yang berkepentingan. Laporan keungan dibuat oleh organisasi kesehatan

dengan menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan tata buku yang

berlaku.

Berikut ini adalah aplikasi siklus akuntansi Rumah Sakit menurut

Bastian (2008) :

Gambar 2. 1
Siklus Akuntansi Rumah Sakit
PASIEN

Membayar
KASIR/BENDAHARA RS

LAP. KEU
29

PENUTUPAN

NERACA
TRANSAKSI BUKU BESAR NERACA
SALDO
PEMBANTU

BUKTI
KERTAS SURPLUS/

KERJA DEFISIT NERACA


SALDO
JURNAL BUKU BESAR SETELAH
PENYE PERUBAHAN PENUTUPAN
SUAIAN EKUITAS

ELIMI NASI LAP.


NERACA ARUS KAS PEMBALIKAN
AWAL

LAPORAN
Gambar 2.1 di atas menunjukkan bahwa laporan keuangan Rumah
KEUANGAN
Sakit terdiri dari neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas RUMAH
dan SAKIT

surplus/defisit anggaran. Pembuatan laporan keuangan tersebut dimulai dari

transaksi-transaksi yang terjadi kemudian dilakukan penjurnalan, pembuatan

neraca saldo dan kertas kerja lalu dilakukan adanya penyesuaian. Setelah

disesuaikan bagian akuntansi Rumah Sakit mulai membuat laporan keuangannya.

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laporan

keuangan Rumah Sakit dengan laporan keuangan perusahaan swasta pada

umumnya. Perbedaan yang mencolok dari laporan keuangan Rumah Sakit ini

terletak pada perolehan sumber dana. Rumah Sakit Pemerintah dapat memperoleh

dana dari Pemerintah Propinsi/Kabupaten atau Kota/Daerah (APBD) maupun

dana yang berasal dari Pemerintah Pusat. Oleh karena itu tujuan laporan keuangan

Rumah Sakit pemerintah adalah menyediakan informasi yang relevan untuk


30

memenuhi kepentingan para donator, anggota organisasi, kreditor, pemerintah

daerah ataupun pusat dan pihak lain yang menyediakan sumber dana bagi Rumah

Sakit. Menurut Bastian (2008) laporan keuangan Rumah Sakit meliputi:

1. Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode Laporan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah menyediakan informasi mengenai

aktiva, kewajiban, aktiva bersih dan hubungan di antara unsur-unsur

tersebut pada waktu tertentu. Informasi yang disajikan dalam laporan posisi

keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam

laporan keuangan lainnya dapat membantu para anggota organisasi,

kreditor, pemerintah dan pihak lain untuk menilai :

a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan,

likuiditas, fleksibelitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi

kewajibannya dan kebutuhan pendapatan eksternal.

b. Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan

harus menyajikan total aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih.

2. Laporan Aktivitas

Tujuan Laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :

1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta sifat

aktiva bersih.

2. Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain.

3. Penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau

jasa.
31

Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan

pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu

para penyumbang dana atau donator untuk :

1. Mengevaluasi kinerja dalam satu periode

2. Menilai upaya, kemampuanm dan kesinambungan organisasi serta

memberikan jasa.

3. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan

menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama satu periode.

Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva

bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

3. Laporan Arus Kas

Tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.1.4 Billing System


Transaksi selalu terjadi dalam suatu bisnis, terlebih untuk bisnis yang

selalu melakukan transaksi dalam jumlah besar seperti Rumah Sakit, Departement

Store atau bidang usaha lain yang transaksinya berbentuk abstrak seperti usaha

warung internet. Disinilah penggunaan billing system diperlukan. Billing system

merupakan sistem yang membantu para manajer perusahaan ataupun para

pengusaha untuk mengatur dan mencatat segala transaksi yang terjadi. Contohnya

bagi pengusaha warung internet, billing sistem digunakan untuk memonitor

penggunaan dan pemasukan warnetnya. Sedangkan jika bagi pengusaha di bidang


32

bisnis layanan Rumah Sakit, billing system digunakan untuk mencatat proses

pelayanan mulai pasien datang sampai dengan pasien pulang. Menghitung biaya

yang harus dibayar pasien secara otomatis, serta memberikan informasi sebagai

analisa pengambilan keputusan secara cepat dan akurat secara klinik yang dalam

istilah kesehatan disebut dengan rekam medis pasien. Di bawah ini merupakan

pengintegrasian billing system dalam pelayanan yang ada di Rumah Sakit :

Gambar 2. 2
Bagan Integrasi Billing System

Ket : Warna kuning menunjukkan Rawat Inap


unit yang terintegrasi
dengan billing system Medik

Rawat Jalan

Pendaftaran
Pasien

Pasien Administrasi Pelayanan Informasi

Pembayaran Manajemen

Penunjang Medik
33

Laboratorium Radiologi Farmasi/Apotek Rekam Medik

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa billing system berfungsi

menghubungkan serangkaian proses pelayanan yang ada di dalam Rumah Sakit.

Dengan bantuan perangkat keras komputer yang tersebar di tiap-tiap ruangan dan

software perangkat lunak untuk mengirimkan data pada suatu server, maka

seluruh aktivitas pelayanan kepada pasien di berbagai unit pelayanan dapat

dimonitor dengan baik.

Pasien sebagai pengguna billing system melakukan pendaftaran

dengan mengisi data diri yang secara otomatis tersimpan dalam rekam medik

pasien. Pengguna akhir billing system atau petugas Rumah Sakit bertugas

mengentri data pasien, meliputi riwayat kesehatan pasien dan tindakan apa saja

yang diberikan baik dalam pelayanan medik maupun penunjang medik. Data

tersebut juga secara otomatis akan terhubung dengan rekam medik pasien ke

bagian pelayanan yang dituju dengan membentuk antrian hingga pasien

mendapatkan pelayanan. Billing system akan memudahkan pengguna akhir sistem

pada saat pasien melakukan pembayaran. Dengan melihat rekam medik pasien,

bagian kasir akan langsung mengetahui total tagihan yang harus dibayar oleh

pasien.

Dalam kaitannya dengan kecepatan pelayanan, arus pentransferan data

dengan bantuan billing system diyakini mampu meningkatkan kepuasan pasien


34

dibandingkan dengan pentransferan data secara manual. Disamping besar

kemungkinan adanya informasi yang tidak valid karena faktor human error,

pentransferan data secara manual juga memakan waktu yang cukup lama.

Pelayanan Rumah Sakit menurut Depkes RI (1992) meliputi

pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang medik, pelayanan

administrasi dan keuangan. Karena sebagian besar pelayanan Rumah Sakit

terintegrasi dengan billing system maka untuk mengetahui

keberhasilan/kesuksesan billing system dapat diukur melalui pelayanan yang

diberikan oleh Rumah Sakit tersebut.

2.1.4.1 Hubungan
Billing System dengan Sistem Informasi Akuntansi Rumah Sakit
Dalam situs warungblud.wordpress.com, sesuai dengan Permendagri

nomor 61 pasal 115 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), bahwa Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) harus

menerapkan sistem informasi keuangan sesuai dengan kebutuhan praktek bisnis

yang sehat serta mencatat setiap transaksi keuangan dalam dokumen pendukung

yang dikelola secara tertib. Pasal berikutnya yaitu pasal 116 menyebutkan bahwa

BLUD menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan sesuai dengan standar

akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia

untuk manajemen bisnis yang sehat, dimana harus menggunakan basis akrual baik

dalam pengakuan pendapatan, biaya aset, kewajiban dan ekuitas dana.


35

Penyelenggaraan sistem akuntasi harus berpedoman pada standar

akuntasi yang berlaku untuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan

ditetapkan oleh Kepala Daerah. Sedangkan pelaporan dan pertanggungjawaban

BLUD seperti pada pasal 118 disebutkan bahwa laporan keuangan BLUD terdiri

dari :

1. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban,

dan ekuitas dana pada tanggal tertentu;

2. Laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya

BLUD selama satu periode;

3. Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan

aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau

pembiayaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran

dan saldo akhir kas selama periode tertentu; dan

4. Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian

dari angka yang tertera dalam laporan keuangan.

Mengingat laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor eksternal

maka, hal yang perlu disiapkan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) adalah harus

memprioritaskan kesiapan manajemen keuangan Rumah Sakit dalam rangkaian

kegiatan tersebut mencakup sumber daya manusia, penyempurnaan sistem dan

prosedur serta penyempurnaan sistem informasi keuangan secara umum.


36

Peranan billing system dalam hal ini adalah billing system membantu

menghitung jumlah pendapatan Rumah Sakit dan memudahkan manajemen

Rumah Sakit dalam membuat laporan operasionalnya. Billing system dapat

merinci dari unit mana saja pendapatan diterima. Sehingga dapat diketahui unit

mana saja yang menjadi profit centre dalam Rumah Sakit.

2.1.5 Konsep Kepuasan Pengguna


Menurut Barlow (2001) pengguna dalam Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :

a. Pengguna akhir yaitu individu yang pekerjaannya mencakup kreasi,

pemrosesan dan distribusi dari informasi, mencakup operator komputer,

supervisor, seluruh pihak manajemen.

b. Pelanggan, yaitu individu yang menjadi objek dari Sistem Informasi

Manajemen, mencakup para pasien yang datang berkunjung ke Rumah

Sakit.

Pengguna yang akan diukur tingkat kepuasannya dalam penelitian ini

adalah pelanggan atau pasien. (Kotler, 2009) mengatakan bahwa kepuasan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan

antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-

harapannya. Tingkat kepuasan merupakan perbandingan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan yang diinginkan. Apabila kinerja di bawah harapan,

maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan atau bahkan

melebihinya, pelanggan akan puas. Harapan dapat dibentuk oleh pengalaman

masa lampau, komentar dari kerabatnya, janji dan informasi pemasar atau
37

pesaingnya. Kelompok yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap

harga dan memberi komentar yang baik.

Menurut Willkie (1990) dalam Tjiptono (2004) kepuasan pelanggan

adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi

suatu produk atau jasa. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon

pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan

antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

memakainya.

2.1.5.1 Kepuasan
Pengguna Sistem Informasi
Mengukur kepuasan terhadap sistem informasi merupakan hal yang

sangat menarik untuk diteliti baik oleh kalangan akademisi maupun praktisi yang

bergerak di bidang sistem informasi. Kepuasan sering dipakai sebagai proksi

untuk kesuksesan sebuah sistem informasi dibandingkan dengan proksi yang lain

seperti tingkat pemakaian dan persepsi mengenai manfaat. Tingkat pemakaian

sebuah sistem bukan merupakan proksi yang tepat untuk mengukur sebuah

kesuksesan suatu sistem jika pemakaian sistem tersebut bersifat wajib (Koeswoyo,

2006).

Keberhasilan suatu sistem dapat dinilai dari pelayanan/jasa yang

diberikan. Khususnya pada jenis pelayanan yang telah terintegrasi oleh sistem

informasi. Kepuasan pengguna terhadap suatu sistem informasi adalah bagaimana

cara pemakai memandang sistem informasi secara nyata, tapi tidak pada kualitas

sistem secara teknik (Guimaraes et al., 2003). Kepuasan pengguna menunjukkan


38

seberapa jauh pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan

untuk memenuhi kebutuhan mereka (Ives, et al., 1983).

2.2 HIPOTESIS
PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis akan mengukur kepuasan

pasien/pengguna atas penerapan suatu sistem berdasarkan kualitas pelayanan yang

diberikan. Pada awalnya ukuran kualitas pelayanan ini didesain untuk mengukur

kepuasan pelanggan oleh Parasuraman et al. (1985) yang dikutip oleh Tjiptono

(2004). Di dalam penelitian tersebut, mereka mendefinisikan kualitas pelayanan

sebagai perbandingan antara kualitas pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan

dan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan.

Penulis menjadikan kualitas pelayanan sebagai alat untuk mengukur

tingkat kepuasan pengguna atas penerapan suatu sistem karena didukung oleh

adanya penelitian dari Pitt et al. (1998) yang merupakan salah satu peneliti yang

menerapkan kualitas pelayanan ini dalam sebuah penelitian tentang sistem

informasi. Dari segi lain, yaitu dari segi akuntansi dan pengendalian, Defriyan

(2010) menyatakan bahwa hasil penelitiannya adalah pengendalian intern yang

baik dapat membentuk suatu manajemen pelayanan yang baik pula sehingga

berdampak pada kepuasan pasien.

Pernyataan pendukung juga penulis dapatkan dari Myers et al. (1997)

yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan seperti halnya dengan kualitas sistem

dan kualitas informasi, yang sama-sama memiliki pengaruh terhadap kepuasan

pengguna. Apabila pengguna sistem informasi merasakan bahwa kualitas

pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa itu baik, maka mereka akan
39

cenderung untuk merasa puas menggunakan sistem tersebut. Dapat diprediksi

bahwa semakin tinggi kualitas layanan yang diberikan akan berpengaruh terhadap

makin tingginya tingkat kepuasan pengguna terhadap penerapan sistem tersebut.

Sistem informasi manajemen dan sistem informasi akuntansi Rumah

Sakit harus saling bersinergi untuk mencapai suatu tujuan. Pengendalian sistem

akuntansi yang bagus akan berpengaruh pada manajemen dalam meberikan

pelayanan yang baik. Hasil penelitian Rahayu (2009) adalah sistem informasi

akuntansi memiliki pengaruh yang efektif terhadap penggunaan pengendalian

internal yang dibentuk oleh institusi Rumah Sakit di Jawa Timur dan sistem

informasi akuntansi yang membentuk pengendalian internal memberikan

kepuasan terhadap penggunanya di Rumah Sakit Jawa Timur.

Untuk menguji keberhasilan suatu sistem informasi yang dibangun,

Myers (1997) menyarankan perlunya menambahkan variabel kualitas pelayanan

dalam mengukur keberhasilan suatu sistem informasi. Dengan menggunakan

instrumen pengukuran kualitas pelayanan dari Parasuraman et al. (1985) yang

dikutip oleh Tjiptono (2004), Jiang et al. (2000) menguji hubungan antara kualitas

pelayanan dan kepuasan pengguna sistem informasi. Hasil penelitian mereka

menunjukkan bahwa instrumen pengukuran untuk kualitas layanan memiliki

validitas yang baik untuk digunakan dalam riset sistem informasi.

Arikunto (1996) memberikan pengertiannya mengenai hipotesis, yaitu

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data-data yang terkumpul. Hipotesis masih akan diuji

kebenarannya dengan menggunakan data-data yang paling berguna untuk


40

membuktikan kebenaran dari hipotesis itu sendiri. Data paling berguna tersebut

telah penulis dapatkan, antara lain :

1. Kehandalan (Reliability)

Retno (2010) yang melakukan penelitian tentang pengaruh kepuasan

pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas

Gunungpati Semarang menghasilkan adanya pengaruh yang sangat

signifikan dari variable bebas kehandalan (reliability) terhadap kepuasan

pasien di Puskesmas Gunungpati Semarang.

Dari hasil penelitian tersebut, penulis menentukan hipotesis sebagai

berikut :

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kehandalan (Reliability)

terhadap kepuasan pengguna billing system di RSUD Nganjuk.

2. Daya tanggap (Responsiveness)

Dalam melayani konsumen, daya tanggap masih menjadi titik yang

paling penting. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Saktya

(2008) mengungkapkan hasil kondisi kualitas jasa (X) dan kondsi loyalitas

pasien (Y) di Rumah Sakit Petrokimia Gresik secara umum dipersepsikan

baik oleh pasien. Secara parsial, variabel daya tanggap (X4) juga

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien.

Dari hasil penelitian tersebut, penulis menentukan hipotesis sebagai

berikut :
41

H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari daya tanggap

(Responsiveness) terhadap kepuasan pengguna billing system di RSUD

Nganjuk.

3. Jaminan (Assurance)

Hasil dari penelitian Baharudin (2012) yang meneliti faktor-faktor

yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam menggunakan jasa

pengiriman barang ekspor-impor PT. APEX Semarang mengungkapkan

bahwa faktor jaminan adalah faktor yang dominan mempengaruhi

kepuasan pelanggan dalam menggunakan jasa pengiriman barang ekspor-

impor.

Dari hasil penelitian tersebut, penulis menentukan hipotesis sebagai

berikut :

H3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari jaminan (Assurance)

terhadap kepuasan pengguna billing system di RSUD Nganjuk.

Dari beberapa hipotesis penelitian diatas maka model penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 3
Hipotesis Penelitian

Dimensi
Kehandalan

Dimensi
Kepuasan
Daya Tanggap
Pengguna

Dimensi
Jaminan
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 JENIS
PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berupaya

mengungkap kebenaran realitas yang ada dan bagaimana realitas tersebut

senyatanya berjalan (Salim, 2006). Penelitian kuantitatif digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2008). Studi kasus adalah suatu metode atau strategi

penelitian dan sekaligus hasil suatu penelitian pada kasus tertentu (Salim,

2006).

3.2 OBJEK
PENELITIAN
Dalam penyusunan skripsi ini objek yang menjadi sasaran

penelitian adalah tingkat kepuasan pengguna “billing system” di RSUD

Nganjuk dan yang menjadi respondennya adalah pengguna “billing

system” di RSUD Nganjuk, dalam penelitian ini adalah pasien atau

keluarga pasien yang dianggap dapat melihat dan merasakan secara

langsung alur pelayanan di RSUD Nganjuk.

42
43

3.3 LOKASI DAN


WAKTU PENELITIAN
Lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan adanya

penerapan suatu sistem di Rumah Sakit yang telah berjalan sekitar 2 tahun.

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk yang terletak

di Jl. Dr Sutomo 62 Nganjuk. Rumah Sakit ini terletak di Kecamatan Kota

Nganjuk yang pasiennya juga sebagian besar berasal dari Kabupaten

Nganjuk. Akses yang mudah menuju Rumah Sakit ini membuat banyak

pasien Puskesmas dari Kecamatan Luar Kota Nganjuk dirujuk ke Rumah

Sakit ini. Penelitian dilakukan pada Bulan November Tahun 2012.

3.4 POPULASI DAN


SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal

yang ingin diinvestigasi oleh peneliti. Elemen adalah satu anggota

populasi. Sedangkan kelompok populasi adalah kumpulan semua elemen

dalam populasi di mana sampel diambil (Sekaran, 2006). Dalam penelitian

ini populasi yang dimaksud adalah seluruh pasien rawat inap dan pasien

rawat jalan RSUD Nganjuk selama Bulan November Tahun 2012.

Sedangkan kelompok populasinya adalah pasien rawat inap Bulan

November Tahun 2012. Berikut ini adalah data kelompok populasinya :

Tabel 3. 1
Pasien Rawat Inap RSUD Nganjuk Bulan November Tahun 2012
44

Nama Ruang Jumlah Pasien


Anggrek 236
Bougenvile 233
Dahlia 422
Alamanda 77
ICU 34
Isolasi Puspa
Indah 7 Sumber : Data RSUD Nganjuk
Kemuning 347
S
Kemuning RG
a m 92 p e l a d
Nusa Indah 169
anggota yang dipilih dari
Puspa Indah 69
Sedap Malam 111 populasi. Dengan kata lain,
Nama Ruang Jumlah Pasien
Sedudo 76 sejumlah, tapi tidak semua,
Seruni 15
Soka 130 elemen populasi akan
Wijaya Kususma 68
TOTAL 2086 membentuk sampel. Jadi,

sampel adalah subkelompok

atau sebagian dari populasi (Sekaran, 2006). Angka 2086 pada Tabel 3.1

tersebut di atas adalah angka populasi yang dijadikan acuan peneliti untuk

menentukan jumlah sampel. Adapun cara untuk menentukan sampel

dengan menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Sarjono (2011)

adalah sebagai berikut:

n = N / ( 1 + N.e )2

Dimana:

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir adalah 10%

Perhitungan sampel :
45

n = N / ( 1 + N.e )2

n = 2086 / ( 1 + 2086 × (0,1) ×(0,1) )

n = 2086 / 20,87

n = 99,95 (dibulatkan menjadi 100)

Hasil perhitungan sampel diatas didukung oleh pernyataan Sekaran

(2006) yang mengatakan bahwa jumlah atau ukuran sampel lebih besar

dari 30 dan kurang dari 500 telah mencukupi untuk digunakan dalam

sebuah penelitian. 

Metode penentuan sampel dilakukan dengan cara random /

probability sampling. Probability sampling atau pemilihan sampel acak

menggunakan konsep bahwa setiap elemen populasi mempunyai

probabilitas yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Indriantoro,1999).

Dalam pengambilan sampel dengan cara acak atau probability sampling,

besarnya peluang atau probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai

subjek sampel diketahui. Desain pengambilan sampel cara probabilitas

digunakan ketika representasi sampel adalah penting dalam rangka

generalisasi lebih luas Sekaran, 2006)

Oleh karena data populasi di atas memiliki kelas ruang maka

penulis memilih menggunakan cara stratified random sampling /

pengambilan sampel acak berstrata. Seperti namanya, pengambilan sampel

acak berstrata perlu melibatkan proses stratifikasi atau pengelompokan

secara vertikal (bertingkat), yang diikuti pemilihan acak subjek dari setiap

strata. Populasi terlebih dahulu dibagi ke dalam kelompok secara tepat


46

menurut tingkatannya. Stratifikasi memastikan homogenitas dalam setiap

strata atau akan lebih banyak perbedaan antarkelompok disbanding

perbedaan dalam kelompok (Sekaran, 2006). Penulis menstratifikasikan

populasi berdasarkan kelas ruang, yang hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3. 2
Stratifikasi Populasi Berdasarkan Kelas Ruang

Kelas Ruang Jumlah Total


I Anggrek 236  
  Dahlia 422  
  Sedap Malam 111  
      769
II Bougenvile 233  
  Kemuning RG 92  
  Soka 130  
      455
III Kemuning 347  
Iso. Puspa
  Indah 7  
  Puspa Indah 69  
  ICU 34  
      457
Utama B Seruni 15  
  Nusa Indah 169  
      184
Utama A Sedudo 76  
Wijaya
  Kusuma 68  
      144
Utama A+ /
VIP Alamanda 77  
      77
      2086
Sumber : Data RSUD Nganjuk

Gambar 3. 1
Pembagian Jumlah Sampel Per Kelas Ruang

Pasien Rawat Inap


Sampel : 100
(100%)

Kelas I (36%) Kelas II (22%) Kelas III (22%) Kelas Utama B Kelas Utama A Kelas Utama
36 responden 22 22 responden (9%) (7%) A+/VIP (4%)
responden 9 responden 7 responden 4 responden
47

Berdasarkan hasil stratifikasi dan penentuan besarnya sampel dari

masing-masing strata maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini tergolong dalam pengambilan sampel acak berstrata disproporsional.

Pengambilan sampel acak berstrata disproporsional kadang kala dilakukan

jika lebih mudah, lebih sederhana dan lebih meyakinkan peneliti bahwa

distribusi jumlah dalam strata lebih tepat dan representatif (Sekaran,

2006).

3.5 DATA
PENELITIAN
3.5.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Adapun penjelasan dari data primer dan data sekunder adalah :

1. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari sumber tanpa melalui

perantara. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab

pertanyaan penelitian (Indriantoro, 1999). Dalam penelitian ini,

sumber data primer adalah kuesioner berisi pernyatan-pernyatan

menggunakan skala likert dengan bobot nilai 1 sampai dengan 5 yang

disebarkan kepada responden (pasien RSUD Nganjuk) tentang


48

pengaruh keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati terhadap

kepuasan pengguna.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung atau dengan menggunakan

perantara (dicatat dan diperoleh dari orang lain), misalnya meliputi

data dari perusahaan yaitu sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, dan

referensi lain seperti jurnal (Indriantoro, 1999). Data sekunder dalam

penelitian ini meliputi, profil Rumah Sakit, perkembangan Rumah

Sakit, struktur organisasi Rumah Sakit dan informasi jumlah pasien.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data sekunder

dengan cara mengumpulkan data-data dari informasi yang telah diarsip

oleh pihak perusahaan. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data

dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh pihak Rumah Sakit.

2. Questioner / Kuesioner

Questioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengajukan lembaran angket yang berisi daftar pernyataan kepada

responden atau pasien RSUD Nganjuk tentang keandalan, daya

tanggap, jaminan dan empati RSUD Nganjuk dan pengaruhnya

terhadap kepuasan pasien. Data dikumpulkan dengan menggunakan


49

angket tertutup. Interval pernyataan dalam penelitian ini adalah 1 - 5

dengan pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Sangat Setuju (SS).

3. Wawancara

Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka langsung

kepada responden yang menjadi pasien di RSUD Nganjuk untuk

mengetahui data-data mengenai pengaruh keandalan, daya tanggap,

jaminan dan empati terhadap kepuasan pengguna.

4. Studi Pustaka

Di dalam melakukan metode kepustakaan, peneliti mencari benda-

benda tertulis seperti buku, jurnal, artikel dan lain sebainya. Studi

pustaka dalam penelitian ini adalah tulisan tentang profil Rumah Sakit,

struktur organisasi Rumah Sakit, pelayanan Rumah Sakit dan data-data

mengenai perkembangan sistem informasi manajemen Rumah Sakit.

3.6 VARIABEL
PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
Variabel-variabel penelitian dalam penelitian ini diukur

menggukanan skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur respon

dari responden ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama

(Jogiyanto, 2007).

3.6.1 Variabel Independen


Variabel independen yang digunakan adalah kualitas jasa “billing

system” RSUD Nganjuk yang diukur dengan tiga indikator pelayanan,

yaitu kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), dan jaminan


50

(assurance). Ketiga indikator tersebut merupakan variabel kualitatif atau

tidak dapat diukur dengan menggunakan angka. Untuk mengubah variabel

kualitatif menjadi variabel kuantitatif atau dapat diukur menggunakan

angka, maka keempat variabel tersebut akan diproksikan sebagai berikut :

1. Kehandalan / Reliability (X1)

Kehandalan dalam Tjiptono (2004) adalah kemampuan

memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan

memuaskan. Unsur-unsur variabel kehandalan dapat diukur dari

kebenaran dan konsistensi data yang disediakan oleh sistem. Hal ini

dapat tercermin dari daftar harga ruang rawat inap beserta fasilitasnya,

daftar ruang rawat inap yang kosong, dan daftar nama dokter spesialis.

2. Daya Tanggap / Responsiveness (X2)

Menurut Tjiptono (2004) definisi daya tanggap atau

responsiveness adalah keinginan para staf untuk membantu para

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Unsur-unsur

variabel daya tanggap dapat diukur dari respon kebutuhan pasien.

Kebutuhan pasien dalam hal ini meliputi kebutuhan medis seperti

tindakan pengobatan dan kebutuhan administratif yaitu pada saat

mengurus persyaratan status sosial pasien seperti jaminan perusahaan,

ASKES, Jamkesmas, SKTM atau Gakin.

3. Jaminan / Assurance (X3)

Assurance atau jaminan menurut Tjiptono (2004) adalah mencakup

pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang


51

dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.

Unsur-unsur variabel jaminan dapat diukur dari kebenaran informasi

yang dibutuhkan pasien. Informasi yang disediakan oleh sistem

meliputi diagnosa penyakit dan konsumsi makanan, estimasi biaya dan

pembayaran.

3.6.2 Variabel Dependen (Y)


Variabel dependen adalah kepuasan pengguna ‘billing system’ di

RSUD Nganjuk. (Kotler, 2009) mengatakan bahwa kepuasan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil)

suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan pengguna dapat diukur

dari kemudahan alur pelayanan yang dirasakan pasien. Semakin pasien

merasa mudah maka dapat dikatakan pasien telah merasa puas. Alur

pelayanan di sini pun terbagi menjadi pendaftaran, pelayanan dan

pembayaran.

3.7 METODE
ANALISIS DATA
Analisis data merupakan tahapan yang dilakukan untuk

mengetahui apakah ada suatu variabel yang mempengaruhi variabel-

variabel lain dari data-data yang telah dikumpulkan. Agar data yang

dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat maka harus diolah atau dianalisis

terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


52

1. Analisis Deskriptif

Metode analisis ini bersifat menggambarkan keterangan-

keterangan dan penjelasan dari data-data yang diperoleh dan dapat

digunakan sebagai pedoman untuk menggambarkan saran. Analisis

deskriptif digunakan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai

responden (Indriantoro, 1999). Karakteristik responden yang akan

digambarkan adalah rentang umur, jenis kelamin dan deskripsi

tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan kuesioner.

Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.

3.7.1 Tahapan-Tahapan Pengujian


1. Uji Instrumen Penelitian (Uji Validitas dan Reliabilitas)

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu alat

ukur mengukur apa yang ingin diukur (Jogiyanto, 2007). Yang

dimaksudkan alat ukur dalam hal ini ialah kuesioner. Kuesioner

dinyatakan valid apabila pernyataan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji

validitas dilakukan dengan program SPSS 15 menggunakan metode

korelasi Pearson. Jika signifikasi < α = 0,05 dan bernilai positif maka
pernyataan tersebut dikatakan valid (Indriantoro, 1999).

Uji reliabilitas dimaksudkan mengukur sejauh mana suatu alat ukur

menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama

(Jogiyanto, 2007). Suatu kuesioner/alat ukur penelitian ini dikatakan

reliable atau handal jika tanggapan seseorang terhadap pernyataan


53

adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. SPSS 15 memberikan

fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach

Alpha. Suatu variable dinyatakn reliable jika memberikan nilai alpha

0,60 (Indriantoro, 1999).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada penelitian yang menggunakan analisis regresi linear berganda,

untuk memastikan tidak adanya korelasi antar variabel bebasnya. Uji

asumsi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau

tidaknya suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah

membandingkan antara data yang kita miliki dengan distribusi

komulatif dari distribusi normal (Sarjono, 2011). Pengujian

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah

distribusi variabel normal atau tidak. Jika signifikansi > 0,05 maka

data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel

independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear

yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik

mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas (Sarjono,

2011). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan


54

melihat nilai tolerance dan VIF. Jika tolerance > 0,01 dan VIF <

10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model

regresi yang baik adalah homoskedasititas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Sarjono, 2011). Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Gletjer yaitu

meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Jika

variabel bebas secara signifikan (p value < 0,05) mempengaruhi

variabel absolute residual maka ada indikasi terjadinya

heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

Menurut Sarjono (2011), analisis regresi adalah suatu analisis yang

digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat. Jika pengukuran pengaruh melibatkan dua atau lebih variabel

bebas (X1, X2, X3) dan satu variabel terikat (Y) maka dinamakan

analisis regresi berganda yang dirumuskan :

Y = a + β 1x1 + β 2x2 + β 3x3 + ε

Dimana :

y = kepuasan

a = konstanta
55

β 1, β 2, β 3 = koefisien regresi

x1 = reliability (keandalan)

x2 = responsiveness (daya tanggap)

x3 = assurance (jaminan)

ε = residual error

Besarnya nilai koefisien determinasi menunjukkan besarnya

informasi yang ditunjukkan oleh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap

variabel terikat (Y). Apabila nilai koefisien determinasi yang

dikontribusikan oleh variabel bebas (X1, X2, X3) kepada variabel

terikat (Y) lebih besar dari pada nilai koefisien determinasi yang

dikontribusikan oleh faktor lain-lain maka dikatakan variabel bebas

(X1, X2, X3) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

4. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2003).

Apabila signifikasi < α = 0,05 dan bernilai positif maka variabel

bebas (X1, X2, X3) berpengaruh secara simultan terhadap variabel

terikat (Y).

b. Uji T

Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi


56

variabel terikat (Kuncoro, 2003). Apabila masing-masing variabel

bebas X1 / X2 / X3 secara individual memiliki signifikasi < α =

0,05 dan bernilai positif maka masing-masing variabel bebas X1 /

X2 / X3 secara individual berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

5. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan uraian secara ringkas dan jelas yang

diuraikan dalam bab pembahasan hasil. Kesimpulan juga dapat

diartikan sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat dalam

skripsi.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PROFIL RSUD


NGANJUK
4.1.1 Gambaran Umum RSUD Nganjuk
Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk (RSUD Nganjuk) pertama

didirikan pada Tahun 1956 berlokasi di Desa Ganung Kidul, Kecamatan

Nganjuk. Kemudian dalam rangka pengembangannya dicarilah tempat

yang strategis dan pada Tahun 1963 Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk

pindah ke Jalan dr. Soetomo nomor 62 Nganjuk sampai dengan saat ini.

Dengan motto “kesehatan pasien adalah yang utama” RSUD Nganjuk

memiliki visi menjadi Rumah Sakit pilihan bagi masyarakat Nganjuk dan

sekitarnya. Sedangkan misi RSUD Nganjuk adalah melaksanakan

pelayanan kesehatan rujukan yang berorientasi kepada kebutuhan dan

kepuasan pelanggan serta melaksanakan pelayanan penunjang kesehatan

yang berorientasi kepada kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Prinsip-prinsip dasar yang dianut oleh RSUD Nganjuk adalah nilai-

nilai kepuasan pelanggan (Customer Service), pemberdayaan SDM

(Employee Empowerment), program peningkatan mutu berkelanjutan

(Continuous Improvement Program) dan pembiayaan yang efektif (Cost

Effectiveness). Tujuan RSUD Nganjuk adalah sebagai berikut :

- Membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat secara proaktif.

57
58

- Fokus tertuju pada kepuasan pelanggan untuk mengetahui harapan,

keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Untuk mencapai tujuannya, RSUD Nganjuk memiliki sumber daya

manusia yang memadai. Berikut ini adalah daftar sumber daya manusia

yang dimiliki oleh RSUD Nganjuk :

Tabel 4. 1
Daftar Sumber Daya Manusia RSUD Nganjuk

Posisi Jumlah
Lanjutan
Dokter Spesialis Dalam 2  
Dokter Spesialis Saraf 1  
Dokter Spesialis THT  1
Dokter Spesialis Orthopaedi 1  
Dokter Spesialis Anasthesi 1  
Dokter Spesialis Patologi Klinik 1  
Dokter Spesialis Radiologi 1  
Dokter Umum 21 (5 sedang menempuh PPDS)
Dokter Gigi 2  
Apoteker 2  
S1 Keperawatan 8  
D3 Keperawatan 109
D3 Kebidanan 17
Bidan 5  
SPK 40  
Perawat Gigi 3  
Analis Kesehatan 9
Sanitasi 3  
Ahli Gizi 2  
Asisten Apoteker 12  
59

Posisi Jumlah
SKM 5
Penata Anesthesi 2
Radiografer 5
Tehnik Elektromedis 3
Tenaga Umum 166
Transporter  5
Front Office  4
 JUMLAH 439 
Sumber : Data RSUD Nganjuk
RSUD Nganjuk memiliki peranan penting dalam membantu

pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

secara proaktif. Peranan tersebut antara lain meliputi :

1. Sebagai pelaksana pelayanan kesehatan

2. Sebagai sarana bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan dan

informasi kesehatan

3. Sebagai sarana/media penelitian dan pengembangan berbagai

kecenderungan perubahan pola penyakit dan pelayanan kesehatan

4. Sebagai sarana/tempat belajar bagi para mahasiswa dan siswa yang

membutuhkan

5. Tempat pengabdian bagi mereka yang terpanggil melayani di

Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk.

Agar dapat memainkan peranan di atas dengan baik, sebagai

lembaga layanan kesehatan RSUD Nganjuk menyediakan beberapa

layanan kesehatan sebagai berikut :

1. Instalasi Gawat Darurat


60

Pelayanan Gawat darurat adalah pelayanan 24 jam yang tersedia di

RSUD Nganjuk. Instalasi Gawat darurat RSUD Nganjuk dilayani oleh

para dokter dan perawat bersertifikat PPGD, serta para dokter spesialis

dan sub spesialis sebagai konsulen.

2. Unit Pelayanan Rawat Jalan / Poliklinik

Pelayanan Rawat Jalan RSUD Nganjuk berlokasi di Gedung Utama

Lantai I sayap Kanan dan Kiri serta Lantai II sayap kanan, dengan

ruang lingkup :

 Pemeriksaan kesehatan masyarakat pada kasus Penyakit Dalam

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis pada kasus Penyakit

Bedah Umum

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis pada Penyakit

Kebidanan dan Kandungan

 Pemeriksaan kesehatan dan imunisasi anak pada Anak Sehat dan

Anak Sakit

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis masyarakat pada kasus

Penyakit Mata

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis masyarakat pada kasus

Penyakit THT

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis masyarakat pada kasus

Bedah Orthopedi

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis masyarakat pada kasus

Penyakit Kulit dan Kelamin


61

 Pemeriksaan kesehatan masyarakat pada kasus Penyakit Syaraf

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis masyarakat pada kasus

Penyakit Gigi

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis masyarakat pada kasus

Rehabilitasi Medik

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis masyarakat pada kasus

Penyakit Paru

 Konsultasi kesehatan masyarakat pada kasus Gizi

 Pemeriksaan kesehatan masyarakat pada kasus Umum

 Pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis pada kasus HIV/AIDS

3. Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan Rawat Inap RSUD Nganjuk memiliki 256 tempat tidur

dengan kelas yang bervariasi dan ditata secara baik sesuai kebutuhan

perawatan, mulai kelas VIP sampai kelas III dilaksanakan oleh

Instalasi Rawat Inap.

4. ICU (Intensive Care Unit)

Pelayanan ICU RSUD Nganjuk bertempat pada satu ruangan yang

berisi 6 tempat tidur yang dilengkapi dengan bed side monitor untuk

pasien dengan kegawatan yang memerlukan perawatan intensif, dimana

petugas medis memantau kondisi pasien selama 24 jam dalam sehari.

5. Pelayanan Bedah Sentral (Kamar Operasi)


62

Pelayanan Bedah sebagai sarana layanan terpadu untuk tindakan

operatif terencana maupun darurat dan diagnostik. Instalasi Bedah

Sentral RSUD Nganjuk merupakan ruang operasi yang dilengkapi

dengan peralatan canggih yang terdiri dari 4 (empat) kamar operasi,

ruang persiapan, dan ruang pulih sadar, dapat melayani :

a. Bedah Umum

b. Bedah Orthopaedi

c. Tindakan operatif Kebidanan

d. Tindakan operatif THT

e. Tindakan operatif Mata

f. Tindakan operatif Gigi dan Mulut

6. Pelayanan Kamar Bersalin

Pelayanan Kamar Bersalin RSUD Nganjuk meliputi pertolongan

persalinan normal maupun dengan penyulit dan penyuluhan Gizi, ASI

serta perawatan Laktasi.

7. Pelayanan Radiologi (24 jam)

Instalasi Radiologi merupakan salah satu unit pelayanan penunjang

di RSUD Nganjuk yang senantiasa memberikan pelayanan yang

terbaik dengan fasilitas peralatan memadai. Berbagai jenis

pemeriksaan dapat dilakukan serta tertangani oleh tenaga pelaksana

yang cakap, yaitu Dokter Spesialis Radiolog, dibantu Radiografer dan

Operator Foto yang cakap dan handal, profesional dan dengan tarif

terjangkau.
63

8. Pelayanan Laboratorium (24 jam)

Laboratorium dilengkapi dengan alat canggih yang dapat

digunakan pasien untuk memeriksakan darah dan urine secara

lengkap, faal hati, ginjal, kadar lemak darah, immuno serologi, gula

darah, elektrolit, kehamilan, mikrobiologi, analisa sperma (kesuburan

pria), narkoba, pemeriksaan pathologi anatomi.

9. Pelayanan Farmasi (24 jam)

Instalasi Farmasi memberikan pelayanan 24 jam bagi pasien.

Outlet apotek tersebar pada 2 tempat, yaitu Apotek Utama (melayani

pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap) serta Apotek IGD. Instalasi

Farmasi juga menyediakan tenaga transporter khusus rawat inap untuk

pengambilan obat sehingga memudahkan bagi pasien rawat inap

memperoleh obat yang diresepkan dokter.

10. Pelayanan Gizi (24 jam)

Melayani terapi gizi pasien rawat inap dan rawat jalan. Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan makanan dengan siklus

menu yang selalu dievaluasi, pelayanan makanan berupa hidangan

lengkap dan makanan selingan berdasarkan diet serta melakukan

penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pasien yang membutuhkan di

ruang rawat inap dan Poliklinik Gizi.

11. Pelayanan Ambulance (24 jam)


64

RSUD Nganjuk menyediakan 6 (enam) unit armada ambulance

untuk kebutuhan pasien rujukan, evakuasi kasus gawat darurat, dan

menjemput/ mengantar pasien ke dalam atau luar kota.

12. Pemulasaran Jenasah

Pelayanan pemulasaran jenasah meliputi berbagai fasilitas untuk

menyelenggarakan perawatan jenasah 24 jam baik di dalam maupun di

luar kota.

4.1.2 Sistem Informasi Manajemen RSUD Nganjuk


Perintisan pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) berbasis komputer di RSUD Nganjuk sebenarnya telah dimulai

sejak Bulan Oktober 1998, tetapi usaha lebih serius baru dilaksanakan

mulai tanggal 13 Januari 2007 dengan membentuk Panitia SIMRS dengan

SK Direktur no 800/14/411.703/2007 yang beranggotakan 5 orang, dengan

tugas : mempersiapkan, merencanakan/merancang dan mengembangkan

SIMRS dengan sistem yang fleksibel agar dapat memenuhi kebutuhan

RSUD Nganjuk (dapat menghubungkan secara on-line ke seluruh ruangan)

pada semua transaksi yang ada dalam setiap bagian Rumah Sakit,. Pada

saat itu pengembangan SIMRS hanya tertuju pada aktivitas rawat jalan,

dan IGD saja. Pada Tahun 2009, Panitia SIMRS RSUD Nganjuk ini mulai

melakukan ekspansi pada aktivitas rawat inap dan penunjang medik seperti

laboratorium, radiologi dan kamar operasi (OK). Di awal Tahun 2010,

SIMRS RSUD Nganjuk telah mengimplementasikan rekam medik pasien


65

ke dalam segala aktivitas Rumah Sakit yang telah dirintis sebelumnya,

mulai dari aktivitas :

1. Pendaftaran pasien ( Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD )

2. Pemberian tindakan dan obat pada poli rawat jalan, Inap dan IGD

3. Rekam Medik

4. Laboratorium

5. Penagihan / Pembayaran dari semua transaksi

Untuk terealisasinya pelaksanaan SIMRS tersebut, Panitia SIMRS

RSUD Nganjuk mempersiapkan perangkat keras berupa komputer, server

beserta jaringannya. Saat ini jumlah komputer SIMRS telah mencapai 45

unit komputer, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 4.2
Daftar Rincian Komputer SIMRS RSUD Nganjuk
No Unit / Bagian Jumlah Komputer SIM
1. Loket pendaftaran 5

2. Front office 2
3. Rawat jalan 12

4. IGD 1

5. Rawat inap 11

6. Laboratorium 2

7. Radiologi 1

8. Kasir 3

9. Kamar operasi 1

No Unit / Bagian

10 Keuangan 1
66

.
11 Medical record 1

.
12 SIM 5(termasuk 2 server)

.
JUMLAH 45

Sumber : Data RSUD Nganjuk

Pada Tahun 2012 ini, panitia SIMRS RSUD Nganjuk tengah

berkonsentrasi untuk memperluas implementasi pada bidang SDM dan

Farmasi. Aplikasi SIMRS atau sering disebut dengan “billing system”

yang digunakan di RSUD Nganjuk merupakan aplikasi yang

dikembangkan oleh pihak ketiga yang proses pembuatannya didahului

dengan melakukan observasi dan diskusi-diskusi untuk mengakomodasi

terbentuknya aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan RSUD Nganjuk.

Setelah aplikasi dapat dikembangkan, selanjutnya diberikan pelatihan

kepada petugas yang terkait. Dengan adanya penerapan sistem aplikasi

SIMRS terpadu ini diharapkan dapat membantu jalannya kinerja Rumah

Sakit dengan menyatukan banyak proses / unit dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggan Rumah Sakit. Adapun proses-proses yang

dipadukan disini antara lain adalah :

1. Pendaftaran

Fasilitas pendaftaran disediakan untuk melayani pasien baru

dan lama, untuk pasien baru disediakan form isian data pasien yang

akan dimasukkan kedalam data base serta diberikan nomor medikal


67

record secara otomatis. Sedangkan untuk pasien lama hanya tinggal

memanggil nama/nomor RM nya.

Sistem aplikasi akan online dari pendaftaran ke tempat

pelayanan (IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap) dan membentuk antrian di

tempat layanan tersebut.Fasilitas pendaftaran di berikan untuk Front

Office, Loket pendaftaran, IGD, Laboratorium dan Radiologi.

Sementara aktifitas petugas adalah :

 Memasukkan data pasien

 Membuatkan kartu kunjung sesuai no RM yang dihasilkan aplikasi

 Mengunjungkan pasien pada tempat pelayanan (pada aplikasi)

 Dapat membaca dan mencari informasi yang dibutuhkan

2. Pelayanan

Disini dilakukan pendataan terhadap pelayanan yang diberikan

mulai diagnosa sampai tindakan yang diberikan kepada pasien. Setiap

tindakan yang memiliki tarif akan otomatis ditampilkan tarif dari

tindakan tersebut sehingga pasien yang telah selesai dilakukan

tindakan, maka billing pasien langsung secara otomatis dihasilkan oleh

aplikasi dan online dengan kasir pembayaran. Untuk keperluan

pembuatan laporan, masing-masing tempat pelayanan memiliki

kekhususan masing masing, sehingga data yang harus dientrikan

disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi masing masing tempat

pelayanan.
68

Fasilitas pelayanan di berikan untuk IGD, Rawat Jalan, Rawat

Inap, Kamar Operasi, Laboratorium dan Radiologi. Sementara aktifitas

petugas adalah :

 Mengentrikan diagnosis pasien

 Mengentrikan tindakan-tindakan yang diberikan

 Mengentrikan data-data sesuai spesifikasi yang dibutuhkan masing

masing unit/ tempat pelayanan

 Dapat membaca dan mencari informasi pelayanan yang

dibutuhkan.

3. Rekam medis

Dari data-data yang dientrikan bagian pendaftaran dan

pelayanan, dapat dihasilkan berbagai informasi untuk keperluan rekam

medik. Informasi tersebut antar lain berupa :

 data master identitas pasien berisi nama, alamat, status penjamin

dll.

 status pelayanan pasien berisi informasi tanggal kunjungan pasien,

macam tindakan yang diterima, poli dan ruangan yang pernah dan

sedang menangani, dokter yang menangani dll.

 laporan laporan yang dibutuhkan seperti 10 besar penyakit, BOR

(Bed Occupation Rate), ALOS (Average Length Of Stay), dll.

Fasilitas ini di berikan untuk semua bagian pendaftaran dan

pelayanan, serta bagian rekam medis sesuai dengan kebutuhan masing

masing. Sementara aktifitas petugas adalah :


69

 Dapat mencari dan menampilkan informasi yang dibutuhkan

 Khusus petugas rekam medik dapat mengolah data yang ada

sehingga menjadi informasi yang dibutuhkan

4. Keuangan

Aplikasi SIMRS bidang keuangan meliputi penghitungan

tagihan pasien atas tindakan yang diterima, pencatatan tagihan pada

pihak ketiga, perhitungan jasa, piutang pasien dan perhitungan

keuangan dan laporan laporan keuangan.

Fasilitas ini di berikan untuk kasir pembayaran dan staf

keuangan yang diberi wewenang. Adapun aktifitas petugas adalah :

 Menerima pembayaran pasien sesuai aplikasi.

 Mencetak kuitansi atau pernyataan kurang pembayaran melalui

aplikasi.

 Memvalidasi dan memulangkan pasien dari aplikasi untuk pasien

dengan penjaminan pihak ketiga.

 Dapat membaca dan mencari informasi keuangan yang dibutuhkan.

4.1.3 Struktur Organisasi RSUD Nganjuk


RSUD Nganjuk dipimpin oleh seorang direktur. Direktur

mempunyai dua wakil direktur yang membantu direktur dalam menangani

pengambilan keputusan secara cepat di dalam bidang pelayanan, umum

dan keuangan. Dalam bidang pelayanan sendiri terbagi menjadi dua sub

bagian yaitu bidang keperawatan yang membawahi seksi tenaga

keperawatan dan seksi penelitian & pengembangan keperawatan. Sub


70

bagian berikutnya adalah bidang pelayanan meliputi seksi pelayanan

media dan seksi pelayanan penunjang medis. Sedangkan di dalam bidang

umum dan keuangan lebih cenderung kepada urusan admistratif, meliputi

bagian keuangan, bagian umum dan bagian perencanaan dan rekam medik.

Bagian keuangan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran,

perbendaharaan serta hal-hal yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan.

Bagian umum mengurus tentang tata usaha dan kepegawaian, diklat dan

perlengkapan atau rumah tangga. Bagian rekam medik dikelompokkan lagi

menjadi tiga sub bagian, diantaranya adalah sub bagian program, sub

bagian rekam medik dan sub bagian hukum & humas.

RSUD Nganjuk memiliki beberapa komite untuk menjaga,

mengikuti dan mengawasi kinerja RSUD Nganjuk agar dalam pelaksanaan

kerjanya tidak melenceng dari beberapa pedoman tertentu. Komite yang

dimiliki antara lain adalah komite etika, komite medik, komite mutu, dan

komite keperawatan. Kelompok jabatan fungsional dan instalasi-instalasi

memiliki posisi dan peran yang setara dengan komite.


71

Gambar 4. 1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk

DIREKTUR

KOMITE ETIKA WADIR WADIR UMUM &

RS PELAYANAN KEUANGAN

KOMITE MEDIK
RS
BIDANG BAGIAN
KOMITE MUTU BIDANG BAGIAN BAGIAN
KEPERAWATAN PELAYANAN PERENCANAAN &
RS KEUANGAN UMUM
REKAM MEDIK
KOMITE
SEKSI SEKSI SUBBAGIAN TATA
KEPERAWATAN TENAGA PELAYANAN MEDIS
SUBBAGIAN
SUBBAGIAN
USAHA &
KEPERAWATAN PENYUSUNAN
KEPEGAWAIAN PROGRAM
KELOMPOK JABATAN ANGGARAN

FUNGSIONAL SEKSI
PENELITIAN & SEKSI SUBBAGIAN
SUBBAGIAN SUBBAGIAN
PENGEMBANGAN PERBENDAHARA
KEPERAWATAN PENUNJANG DIKLAT
AN REKAM MEDIK
MEDIS
INSTALASI-2
SUBBAGIAN SUBBAGIAN
SUBBAGIAN
AKUNTANSI & RUMAH TANGGA & HUKUM DAN
PELAPORAN PERLENGKAPAN HUMAS
72

4.2 GAMBARAN
UMUM RESPONDEN PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini adalah pengguna sistem yang

berarti pasien atau keluarga pasien yang pernah atau telah merasakan

pelayanan di RSUD Nganjuk. Peneliti menetapkan pasien rawat inap

sebagai responden yang diyakini telah merasakan sistem pelayanan secara

kompleks atau menyeluruh dan dapat memberikan penilaian.

Data responden yang diambil adalah data pasien pada bulan

November 2012 Pada bulan Desember 2012, peneliti meminta responden

untuk memberikan penilaian dengan cara mendatangi rumah responden

dan meminta responden untuk mengisi kuesioner. Untuk memudahkan

pekerjaan ini, peneliti memilih responden yang berdomisili di daerah Kota

Nganjuk dan terjangkau oleh peneliti untuk mendatangi lokasi responden.

Dari hasil pengisian 100 kuesioner oleh 100 responden, dapat dilihat

gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umurnya.

Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan prosentase

sebesar 54% lebih besar dibandingan responden yang berjenis kelamin

laki-laki dengan prosentase 46%. Sedangkan dari segi umur mayoritas

responden adalah usia dewasa (>25 tahun) sejumlah 73 responden, 18

responden memiliki range usia anak-anak 0-12 tahun, 4 responden berusia

remaja 13-18 tahun dan 5 responden berusia dewasa awal dengan range

usia 19-25 tahun. Hasil uji gambaran umum responden dengan

menggunakan program SPSS 15 dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4
73

Tabel 4. 2
Hasil Uji Analisis Deskriptif

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 54 54.0 54.0 54.0
Laki-laki 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data Primer diolah

Tabel 4. 3
Hasil Uji Analisis Deskriptif

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anak-anak, 0 - 12 tahun 18 18.0 18.0 18.0
Remaja, 13 - 18 tahun 4 4.0 4.0 22.0
Dewasa Awal, 19 - 25
5 5.0 5.0 27.0
tahun
Dewasa, > 25 tahun 73 73.0 73.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Sumber : Data Primer diolah


4.3 UJI INSTRUMEN
DATA PENELITIAN
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah setiap item

penyataan kuesioner dalam suatu variabel sudah dapat mewakili variabel

tersebut atau belum, untuk melakukan uji validitas dgunakan program

SPSS 15. Sebuah variabel dinyatakan valid jika variabel tersebut memiliki

koefisien korelasi yang signifikan > α = 0,05. Dari output SPSS 15 maka

dapat disusun dalam tabel berikut :


74

Tabel 4. 4
Hasil Uji Validitas

Variabel Signifikansi Pearson Keterangan


Reliability (X1) 0,000 Valid
Responsiveness (X2) 0,000 Valid
Assurance (X3) 0,000 Valid
Kepuasan 0,000 Valid

Sumber : Data Primer diolah

Dari tabel 4.4 uji validitas tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai

signifikan semua item pernyataan untuk variabel X1, X2, X3, dan Y < α =

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa item yang digunakan untuk semua

variabel dalam penelitian ini sudah valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas data digunakan Alpha Cronbach. Item

dapat dikatakan andal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan

reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Dengan menggunakan bantuan software

SPSS 15, didapatkan hasil perhitungan nilai Koefisien alpha cronbach

sebagai berikut :

Tabel 4. 5
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan


Reliability (X1) 0,611 Reliabel
Responsiveness (X2) 0,662 Reliabel
Assurance (X3) 0,601 Reliabel
Kepuasan (Y) 0,649 Reliabel
75

Sumber : Data Primer diolah

Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang

diujikan dinyatakan lulus uji reliabilitas data dengan koefisien Cronbach’s

Alpha > 0,6.

4.4 Analisis Deskriptif


Tanggapan Kuesioner
4.4.1 Variabel Kehandalan / Reliability (X1)
Variabel ini diukur dengan 5 pernyataan menggunakan skala likert

dengan rentang skala 1 - 5. Berikut ini adalah hasil tanggapan responden

yang diperoleh :

Tabel 4. 6
Hasil Uji Analisis Deskriptif

X1 (Kehandalan) Rata- Rata-rata


Item STS TS N S SS rata variabel
F % F % F % F % F %
0.0
P1 0 0.00 0 0 11 11.00 52 52.00 37 37.00 4.26
0.0
4.18
P2 0 0.00 0 0 5 5.00 31 31.00 64 64.00 4.59
0.0
P3 0 0.00 0 0 40 40.00 52 52.00 8 8.00 3.68

Rata-rata variabel Kehandalan = 4.18


Sumber : Data Primer diolah

Dari tabel 4.6 di atas terlihat bahwa responden menganggap

dimensi kualitas pelayanan reliability telah dilaksanakan RSUD Nganjuk

dengan cukup baik, hal ini terbukti dari mayoritas responden memilih

tanggapan dengan skor 4 pada setiap item pernyataan kuesioner yang

mewakili dimensi kualitas pelayanan reliability.


76

4.4.2 Variabel Daya Tanggap / Responsiveness (X2)


Variabel ini diukur dengan 5 pernyataan menggunakan skala likert

dengan rentang skala 1 - 5. Berikut ini adalah hasil tanggapan responden

yang diperoleh :

Tabel 4. 7
Hasil Uji Analisis Deskriptif

Rata-
Rata-
X2 (Daya Tanggap) rata
rata
Item variabel
STS TS N S SS
F % F % F % F % F %
P4 0 0.00 0 0.00 42 42.00 54 54.00 4 4.00 3.62
3.85
P5 0 0.00 0 0.00 17 17.00 58 58.00 25 25.00 4.08

Rata-rata variabel Daya Tanggap = 3.85


Sumber : Data Primer diolah

Dari tabel 4.7 di atas terlihat bahwa responden menganggap

dimensi kualitas pelayanan responsiveness telah dilaksanakan RSUD

Nganjuk dengan cukup baik, hal ini terbukti dari mayoritas responden

memilih tanggapan dengan skor mendekati 4 pada setiap item pernyataan

kuesioner yang mewakili dimensi kualitas pelayanan responsiveness.

4.4.3 Variabel Jaminan / Assurance (X3)


Variabel ini diukur dengan 5 pernyataan menggunakan skala likert

dengan rentang skala 1 - 5. Berikut ini adalah hasil tanggapan responden

yang diperoleh :

Tabel 4. 8
Hasil Uji Analisis Deskriptif

Item X3 (Jaminan) Rata Rata-


-rata rata
variabel
77

STS TS N S SS
F % F % F % F % F %
P6 0 0.00 0 0.00 8 8.00 84 84.00 8 8.00 4.00
P7 0 0.00 0 0.00 6 6.00 41 41.00 53 53.00 4.47
P8 0 0.00 0 0.00 0 0.00 49 49.00 51 51.00 4.51
4.45
P9 0 0.00 0 0.00 0 0.00 46 46.00 54 54.00 4.54
P10 0 0.00 0 0.00 0 0.00 41 41.00 59 59.00 4.59
P11 0 0.00 0 0.00 3 3.00 35 35.00 62 62.00 4.59

Rata-rata variabel Jaminan = 4.45


Sumber : Data Primer diolah

Dari tabel 4.8 terlihat bahwa responden menganggap dimensi

kualitas pelayanan assurance telah dilaksanakan RSUD Nganjuk dengan

cukup baik, hal ini terbukti dari mayoritas responden memilih tanggapan

dengan skor 4 pada setiap item pernyataan kuesioner yang mewakili

dimensi kualitas pelayanan assurance.

4.4.4 Variabel Kepuasan (Y)


Variabel ini diukur dengan 5 pernyataan menggunakan skala likert

dengan rentang skala 1 - 5. Berikut ini adalah hasil tanggapan responden

yang diperoleh :

Tabel 4. 9
Hasil Uji Analisis Deskriptif

Rata-
Rata
Y (Kepuasan Pengguna) rata
-rata
Item variabel
STS TS N S SS
F % F % F % F % F %
13.0
P12 0 0.00 0 0.00 13 0 65 65.00 22 22.00 4.09
40.0 4.11
P13 0 0.00 0 0.00 40 0 35 35.00 25 25.00 3.85
P14 0 0.00 0 0.00 6 6.00 48 48.00 46 46.00 4.40

Rata-rata variabel Kepuasan Pengguna = 4.11


Sumber : Data Primer diolah
78

Dari tabel 4.9 di atas terlihat bahwa responden merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh RSUD Nganjuk, hal ini terbukti dari

mayoritas responden memilih tanggapan dengan skor 4 pada setiap item

pernyataan kuesioner yang mewakili kepuasan.

4.5 UJI ASUMSI KLASIK

4.5.1 Uji Normalitas


Model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas jika
residual yang diperoleh dari model regresi berdistribusi normal. Hipotesis
yang digunakan dalam pengujian adalah:
H0 : Sebaran residual berdistribusi normal

H1 : Sebaran residual tidak berdistribusi normal

Untuk menguji asumsi ini, dapat digunakan metode Kolmogorov-

Smirnov di mana tolak H0 jika p−value <0,05.

Tabel 4. 10
Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.05081662
Most Extreme Absolute .117
Differences Positive .117
Negative -.070
Kolmogorov-Smirnov Z 1.169
Asymp. Sig. (2-tailed) .130
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
79

Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov di atas, didapatkan

p-value (Asymp. Sig. (2-tailed)) yang bernilai 0,130, dimana nilai tersebut

lebih besar daripada α = 0,05. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar

daripada α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah

terpenuhi sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi tersebut telah

layak digunakan.

4.5.2 Uji Multikolinieritas


Untuk mendeteksi adanya tidaknya multikolinieritas dapat dilihat
dari Variance Inflation Factor (VIF). Jika tolerance > 0,01 dan VIF < 10
maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4. 11
Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas

Variabel Bebas Tolerance Keterangan


X1 3,047 Non Multikolinier
X2 3,915 Non Multikolinier
X3 9,164 Non Multikolinier
Sumber : Data Primer diolah

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.11, masing-masing variabel

bebas menunjukkan nilai tolerance yang tidak lebih dari nilai 10, maka

asumsi non-multikolinieritas telah terpenuhi.

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas


Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi

memiliki ragam (variance) residual yang sama atau tidak. Model regresi

yang baik adalah model yang memiliki ragam residual sama (bersifat

homoskedastisitas). Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = ragam residual homogen


80

H1 = ragam residual tidak homogen

Cara untuk menguji homoskedastisitas adalah diuji dengan

menggunakan uji Gletjer, yaitu dengan meregresi nilai absolute residual

terhadap variabel bebas. Jika variabel bebas secara signifikan (p value <

0,05) mempengaruhi variabel absolute residual maka ada indikasi

terjadinya heteroskedastisitas.

Tabel 4. 12
Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.440 1.453 -.991 .324
Kehandalan .075 .047 .165 1.604 .112
Daya Tanggap .018 .068 .030 .268 .789
Jaminan .044 .041 .125 1.088 .279
a. Dependent Variable: Absolute Residual

Pada Tabel 4.12, diperoleh bahwa seluruh variabel bebas tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Absolute Residual

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas, atau

asumsi homokedastisitas telah terpenuhi.

4.6 Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi digunakan untuk mendapatkan pengaruh variabel-

variabel bebas (X1, X2 dan X3) terhadap variabel terikat (Y). Dalam

pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda,

dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel

independen dan dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan

menggunakan software SPSS 15 didapatkan ringkasan seperti pada Tabel


81

4.13 berikut :

Tabel 4. 13
Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Signifika
Variabel β Keterangan
n
Konstanta -11,211
X1 0,244 3,047 Signifikan
X2 0,454 3,915 Signifikan Sumber : Data
Primer X3 0,637 9,164 Signifikan diolah

Dari Tabel
4.13, diperoleh model regresi sebagai berikut :

Y = -11,211 + 0,244X1 + 0,454X2 + 0,637X3


Interpretasi model regresi tersebut adalah sebagai berikut :

1. β1 = 0,244

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat

kenaikan skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X1 dan

variabel yang lain dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama

sekali, maka akan terjadi peningkatan pada variabel Y sebesar

0,244. Dapat dilihat bahwa koefisien yang diperoleh bernilai

positif, jadi apabila terjadi peningkatan pada X 1, maka Y akan

meningkat, dan sebaliknya apabila X1 menurun, maka akan terjadi

penurunan pada Y.
82

2. β2 = 0,454

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat

kenaikan skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X2 dan

variabel yang lain dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama

sekali, maka akan terjadi peningkatan pada variabel Y sebesar

0,454. Dapat dilihat bahwa koefisien yang diperoleh bernilai

positif, jadi apabila terjadi peningkatan pada X 2, maka Y akan

meningkat, dan sebaliknya apabila X2 menurun, maka akan terjadi

penurunan pada Y.

3. β3 = 0,637

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat

kenaikan skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X3 dan

variabel yang lain dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama

sekali, maka akan terjadi peningkatan pada variabel Y sebesar

0,637. Dapat dilihat bahwa koefisien yang diperoleh bernilai

positif, jadi apabila terjadi peningkatan pada X 3, maka Y akan

meningkat, dan sebaliknya apabila X3 menurun, maka akan terjadi

penurunan pada Y.

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat besarnya

kontribusi dari variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen (Arikunto, 1996). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan

menggunakan software SPSS 15 didapatkan ringkasan seperti pada Tabel

4.14 :
83

Tabel 4. 14
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .731a .534 .519 1.067
a. Predictors: (Constant), Jaminan, Kehandalan, Daya
Tanggap

Berdasarkan hasil perhitungan dengan nilai koefisien determinasi

(Adjusted R Square) sebesar 0,519. Hasil tersebut menjelaskan sumbangan

atau kontribusi dari variabel-variabel bebas yang disertakan dalam

persamaan regresi terhadap Y, adalah sebesar 51,9 %, sedangkan 48,1 %

lainnya disumbangkan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke

dalam persamaan ini.

4.6.1 Uji F (Uji Simultan)


Pengujian secara simultan dilakukan untuk menunjukkan apakah

semua variabel yang digunakan dalam model regresi memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap Y. Semua variabel tersebut diuji secara serentak

dengan menggunakan uji F. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian

koefisien model regresi secara simultan adalah sebagai berikut :

H0: βi = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

X1, X2 dan X3 terhadap Y)


84

H1: βi ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1,

X2 dan X3 terhadap Y)

Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil keputusan H 0

ditolak pada taraf α = 0,05. Dengan menggunakan bantuan software SPSS

15, didapatkan hasil uji F sebagai berikut :

Tabel 4. 15
Hasil Uji F (Uji Simultan)

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 125.123 3 41.708 36.627 .000a
Residual 109.317 96 1.139
Total 234.440 99
a. Predictors: (Constant), Jaminan, Kehandalan, Daya Tanggap
b. Dependent Variable: Kepuasan

Pengujian hipotesis model regresi secara simultan atau secara

serentak menggunakan uji F. Di dalam tabel 4.15, didapatkan nilai

signifikan kurang dari α = 0,05. Maka dapat diambil keputusan H0 ditolak

pada taraf α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan secara serentak (simultan) antara variabel X1, X2 dan X3

terhadap Y.

4.6.2 Uji t (Uji Parsial)


Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel independen pembentuk model

regresi secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y atau

tidak. Pengujian variabel-variabel tersebut secara parsial adalah sebagai

berikut :
85

Tabel 4. 16
Hasil Uji T (Uji Parsial)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -11.211 2.469 -4.540 .000
Kehandalan .244 .080 .220 3.047 .003
Daya Tanggap .454 .116 .310 3.915 .000
Jaminan .637 .069 .738 9.164 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan

a. Variabel X1 (Kehandalan)

Hipotesis uji yang digunakan adalah:

H0 : β1 = 0 (variabel X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)

H1 : β1 ≠ 0 (variabel X1 berpengaruh signifikan terhadap Y)

Berdasarkan tabel 4.16, dengan bantuan software SPSS 15 didapatkan

nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan

bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X1 (Kehandalan)

berpengaruh signifikan secara individu (parsial) terhadap Y (Kepuasan

Pengguna).

b. Variabel X2 (Daya Tanggap)

Hipotesis uji yang digunakan adalah:

H0 : β1 = 0 (variabel X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)

H1 : β1 ≠ 0 (variabel X2 berpengaruh signifikan terhadap Y)


86

Berdasarkan tabel 4.16, dengan bantuan software SPSS 15 didapatkan

nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan

bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X2 (Daya Tanggap)

berpengaruh signifikan secara individu (parsial) terhadap Y (Kepuasan

Pengguna).

c. Variabel X3 (Jaminan)

Hipotesis uji yang digunakan adalah:

H0 : β1 = 0 (variabel X3 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)

H1 : β1 ≠ 0 (variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap Y)

Berdasarkan tabel 4.16, dengan bantuan software SPSS 15 didapatkan

nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan

bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X3 (Jaminan)

berpengaruh signifikan secara individu (parsial) terhadap Y (Kepuasan

Pengguna).

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan pengujian hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa

reliability (X1), responsiveness (X2), dan assurance (X3) berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan pengguna (Y) yang dinilai dari

pelayanan yang diberikan. Kepuasan pengguna terhadap penerapan

“billing system” yang dinilai dari pelayanan RSUD Nganjuk sebesar

51,9% dipengaruhi secara simultan oleh variabel tersebut sedangkan

48,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Meskipun variabel reliability,

responsiveness, dan assurance secara simultan berpengaruh positif

terhadap kepuasan, tetapi masing-masing variabel tersebut memiliki besar


87

pengaruh yang berbeda. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing

variabel berdasar uji hipotesis yang dilakukan :

1. Reliability

Reliability berkaitan dengan kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Uji hipotesis

menunjukkan koefisien reliability adalah sebesar 0,244 dan signifikan

mempengaruhi kepuasan yang artinya kehandalan dari kualitas jasa

“billing system” di RSUD Nganjuk berdampak pada tingginya tingkat

kepuasan pasien. Hasil pengujian ini didukung penelitian yang pernah

dilakukan oleh Retno (2010) yang melakukan penelitian dengan hasil

variabel bebas kehandalan (reliability) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kepuasan pasien Puskesmas Gunungpati Semarang.

2. Responsiveness

Responsiveness merupakan keinginan para staf untuk membantu para

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Uji hipotesis

menujukkan koefisien responsiveness adalah sebesar 0,454 dan secara

signifikan mempengaruhi kepuasan yang berarti bahwa kualitas jasa

“billing system” RSUD Nganjuk memiliki daya tanggap yang baik yang

dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien dan berdampak pada

tingginya tingkat kepuasan yang dirasakan pasien. Hasil pengujian ini

didukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Saktya (2008)


88

mengungkapkan hasil variabel daya tanggap berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap loyalitas pasien. 

3. Assurance

Assurance (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf bebas dari

bahaya, resiko, atau keragu-raguan. Uji hipotesis menunjukkan koefisien

assurance adalah sebesar 0,637 dan secara signifikan mempengaruhi

kepuasan yang berarti bahwa jaminan dari kualitas jasa “billing system”

RSUD Nganjuk berdampak pada tingginya tingkat kepuasan yang

dirasakan pasien. Hasil pengujian ini didukung penelitian yang pernah

dilakukan oleh Baharudin (2012) yang mengungkapkan bahwa faktor

jaminan adalah faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan

dalam menggunakan jasa pengiriman barang ekspor-impor.


BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang berjudul Pengaruh Kualitas Jasa

Billing System Terhadap Kepuasan Pengguna di RSUD Nganjuk ini adalah

pengguna billing system telah merasa puas terhadap kualitas jasa billing

system di RSUD Nganjuk. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data

yang dilakukan pada bab sebelumnya telah mendapatkan hasil sebagai

berikut:

1. Dimensi pelayanan reliability secara parsial memiliki pengaruh positif

dan signifikan sebesar 0,244 terhadap kepuasan pengguna billing

system di RSUD Nganjuk.

2. Dimensi pelayanan responsiveness secara parsial memiliki pengaruh

positif dan signifikan sebesar 0,454 terhadap kepuasan pengguna

billing system di RSUD Nganjuk.

3. Dimensi pelayanan assurance sebesar 0,637 positif memiliki pengaruh

positif yang paling besar nilainya terhadap kepuasan pengguna billing

system di RSUD Nganjuk dibandingkan dengan dimensi pelayanan

yang lainnya.

5.2 Saran
1. Bagi RSUD Nganjuk disarankan untuk mengembangkan “billing

system” pada skala yang lebih besar dan lebih kompleks khususnya

pada bidang farmasi dan Sumber Daya Manusia (SDM), karena

penerapan “billing system” yang telah diterapkan saat ini (meliputi


90

bidang pendaftaran, pelayanan, keuangan dan rekam medis) terbukti

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan

pengguna dalam hal ini adalah pasien.

2. Bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian sejenis

sebaiknya mengikutsertakan populasi pasien rawat jalan untuk

dijadikan sampel penelitian agar data yang didapatkan lebih

komprehensif dan dapat mewakili seluruh populasi pengguna yang

ada di RSUD Nganjuk.


91

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Responden

No Nama Pasien JK Umur Alamat


1 Sundari P 57 Jl. Raya Madiun No. 89 Selorejo, Bagor, Nganjuk
2 Ibra Ilham L 2 Jl. Dr Sutomo 2/52 Patihan, Loceret, Nganjuk
3 Adela Qiyas P 10 Jl. Wilis No. 8 Setren, Nganjuk
4 Ronal Sukma L 8 Jl. Sri Wedari 42 Kecubung, Nganjuk
5 Safina Talita P 15 Jl. Sungai Musi 48 Dsn Kendal, Ds Ngrengket, Nganjuk
6 Sujiyem P 76 Gang Jambu No 7 Ds Mlorah, Rejoso, Nganjuk
7 Amelia Permata P 6 Jl Teuku Umar 144 Nglirang, Cerme, Pace, Nganjuk
8 Totok Edi P 58 Dsn Semare, Berbek (Utara Pom Bensin)
9 Fitrotul Muzizah P 12 Jl Punden No 3 Mojorembun, Rejoso, Nganjuk
10 Wahyu Hasan L 56 Jl Mawar 3B Mojorembun, Rejoso Nganjuk
11 Sifa Uswatun P 38 Dsn Mojosari RT 1 RW 2 No. 3 Ds Ngepeh, Loceret, Nganjuk
12 Pipit Ratnasari P 47 Jl. Panglima Sudirman 24 B Mlorah, Rejoso, Nganjuk
13 Sarikem P 52 Dsn Bulu RT 2 RW 2 Ds Putren, Sukomoro, Nganjuk
14 Sarinem P 57 Jl Roro Kuning 28 Loceret, Nganjuk
15 Parno L 55 Jl Letnan Sudibyo 2 No 16, Bogo, Nganjuk
16 Suryani P 26 Lingkup Perum Bakti Husada No 23, Werungotok, Nganjuk
17 Mulyadi L 75 Perumnas Candirejo Indah G/35 Gejagan, Loceret, Nganjuk
18 Wahyuni P 35 Jl. Teuku Umar 1A/18 Kartoharjo, Nganjuk
19 Sarwono L 69 Perumnas Candirejo Indah B/02 Gejagan, Loceret, Nganjuk
20 Tarmuji L 75 Jl. A.Yani No. 68 Payaman, Nganjuk
21 Yasri P 68 Jl Kopral Usman 77 Kartoharjo, Nganjuk
22 Sarijah P 77 Jl Imam Bonjol 1/26, Ganungkidul, Nganjuk
23 Suhantini P 78 Perumnas Werungotok A/1 Nganjuk
24 Moesinem P 70 Dsn Kajang RT 1 RW 1 No 13, Bungur, Sukomoro, Nganjuk
25 Asmuri L 77 Jl Basuki Rachmat IIID/6 Mangundikaran, Nganjuk
26 Nadzwaa Afika P 0 Perumnas Werungotok F/27 Nganjuk
27 Salsabila Mutiara P 1 Jl Pandan No 37 Kramat, Nganjuk
28 Marsiti P 70 Jl Barito No 68 Mangundikaran, Nganjuk
29 Warsiati P 59 Jl Pandan No 17 Ganungkidul, Nganjuk
30 Moch. Aroman L 72 Jl Wilis No 22C Kramat, Nganjuk
31 Aziz Pandu L 16 Perumnas Werungotok E/3 Nganjuk
32 Ahman Zain L 12 Perumnas Jatirejo Kav 3 / 28 Jatirejo, Nganjuk
33 Sarmun L 65 Jl Punden No 22 Mojorembun, Rejoso, Nganjuk
34 Anik Yulia P 47 Jl Bengawan Solo VIII, Begadung, Nganjuk
35 Wahyudi Joko L 51 Jl Citandui I/ 14 Werungotok, Nganjuk
36 M. Farid L 14 Jl Muria No 1 Cerme, Pace, Nganjuk
37 Bedjo L 72 Dsn Kandeg no 56, Waung, Baron
38 Saridjan L 70 Dsn Berbek, Ds Berbek (sebelah tempat pemakaman)
39 Mukayah P 57 Jl Diponegoro V/9 ganungkidul, Nganjuk
No Nama Pasien JK Umur Alamat
40 Sunarno L 50 Perumnas Candirejo Indah P/18, Gejagan, Loceret, Nganjuk
92

41 Jaelani L 24 Ds Ngangkatan, Rejoso (utara pskesmas)


42 Moch. Kambali L 52 Ds Gandu (Mantan Kepala Desa Gandu)
43 Ngaderi L 33 Jl Citarum 11B/ 15 Begadung, Nganjuk
44 Dewi A. (+bayi) L 0 Perumnas Ngrawan no C4, Berbek, Nganjuk
45 Intan Esy (+bayi) L 0 Jl Ganungkidul 1/ 45 Nganjuk
46 Ermin (+bayi) L 0 Jl Semeru 31 Ds Kecubung, Pace, Nganjuk
47 Nurhayati (+bayi) P 0 Dsn Karangrejo Ds Kapas, Sukomoro, Nganjuk
48 Puspita Ika (+bayi) P 0 Jl Mojopahit No. 5 Dsn Rejoso, Rejoso, Nganjuk
49 Nuryati (+bayi) L 0 Jl Semeru IB/ No.2 Pace, Nganjuk
50 Jumarmi (+bayi) L 0 Ds Mlilir Berbek (Toko Sumadi)
51 Surati P 54 Jl Barito 1A No 17 Mangundikaran, Nganjuk
52 Sriatun P 49 Jl Semeru 72 Kedondong, Nganjuk
53 Mainem P 60 Jl Kapt. Tendean II No 48 Kartoharjo, Nganjuk
54 Elvi Nur P 35 Jl A.R. Saleh II/ 25 Kauman, Nganjuk
55 Sulis Setyaji P 51 Jl Diponegoro IX No 33 Ganungkidul, Nganjuk
56 Mashinta Majid P 20 Jl Panglima Sudirman 7 C Mlorah, Rejoso, Nganjuk
57 Sri Mulyati P 65 Jl Merapi IV No 72 Sukorejo, Bagor, Nganjuk
58 Suwardi L 70 Dsn Jatirejo no 86 , Kapas, Sukomoro, Nganjuk
59 Rini Permatasari P 28 Ds Nglaban No 22, Loceret, Nganjuk
60 Lasmiati P 50 Ds Banaran Kulon, Bagor, Nganjuk
61 Wanti Sumarsih P 50 Jl Letnan Sudibyo 4 No 30, Bogo, Nganjuk
62 Bahaun Nihayati P 30 Jl Lawu 2/ 13 Kutorejo, Bagor, Nganjuk
63 Subiyastuti P 48 Jl Diponegoro 21 Nganjuk
64 Herda Yulvianita P 36 Jl Barito 72 Nganjuk
65 Suhadi L 26 Dsn Santren, Kapas, Sukomoro, Nganjuk
66 Sunyoto L 43 Dsn Jombok, Sanan, Baron, Nganjuk
67 Soderi L 41 Dsn Karangnongko, Kelutan, Ngronggot, Nganjuk
68 Yatmiati P 35 Dsn Curik, Bajulan, Loceret, Nganjuk
69 Sri Utami P 47 Dsn Balongrejo, Blaonggebang, Gondang, Nganjuk
70 Didik Nur L 34 Dsn Kedungombo, Sukomoro, Nganjuk
71 Murjiyem P 43 Jl Diponegoro III/ 43 Mlorah, Rejoso, Nganjuk
72 Sulastri P 36 Jl Letjen Suprapto III/ 2 Ploso, Nganjuk
73 Bibit P 67 JL Jend Sudirman 1/ 63C Mangundikaran, Nganjuk
74 Listiana P 22 Jl KH Ahmad Dahlan no 14 A Nganjuk
75 Joko Supriyanto L 45 Dsn Sekarputih, Buluputren, Bagor, Nganjuk
76 Edy Setiyono L 59 Jl Mastrip IA/ 11A Nganjuk
77 Sri Widayanti P 32 Jl Letjen S Parman 40 Cangkringan, Nganjuk
78 Alandra Tristan L 0 Jl Barito I/ 18C Mangundikaran, Nganjuk
79 Pirlah P 58 Jl Kendari 20 Mungkung, Rejoso, Nganjuk
80 Sinem P 67 Jl Letjen Sutoyo 2B Cangkringan, Nganjuk
81 Yahno L 61 Jl Letjen Sudibyo 1 / 11 Bogo, Nganjuk
82 Anang Edy L 50 Jl Ronggowarsito 27 Bogo, Nganjuk
No Nama Pasien JK Umur Alamat
83 Sukarto L 64 Jl Musi 111 no 14 Begadung, Nganjuk
84 Kukuh F. L 55 Perumnas Candirejo Indah A/07 Gejagan, Loceret, Nganjuk
85 Deddy Hendra L 28 Jl Citarum 108 Nganjuk
93

86 Arjun Naja L 45 Dsn Kedungsoko Kel Kedungdowo Nganjuk


87 Almaira Zahra P 24 Dsn Bogo, Nglawak, Kertosono, Nganjuk
88 Rasya Putra L 13 Dsn Mlilir Ds Kacangan Berbek, Nganjuk
89 Leli Hilmidh P 44 Jl Mastrip No 48 Nganjuk
90 Parno L 55 Jl Let Sudibyo no 67 Bogo
91 Kamim L 53 Jl Citarum 11 No.5 Begadung, Nganjuk
92 Yose Rizal L 8 Perumnas Werungotok C/18 Nganjuk
93 Eni Sukaeni P 56 Jl Wilis 2 No 24 Kramat, Nganjuk
94 Tri Ayu P 21 Jl Gatot Subroto II/9 Kauman, Nganjuk
95 A. Rachman L 62 Perumnas Werungotok B/53 Nganjuk
96 Supijani P 66 Jl MT. Haryono 28 Nganjuk
97 Siti Martijah P 76 Jl Gatot Subroto 68 Nganjuk
98 Hafidz S. L 7 Jl Citarum 2 / 44 Begadung, Nganjuk
99 Sumiyati P 74 Jl dr Sutomo 4A/ 9 Bogo Nganjuk
10
0 Sri Agustini P 44 Jl Musi 217 Begadung, Nganjuk

Lampiran 2
Tabel Deskriptif Karakteristik Responden
94

Frequencies

Statistics

Jenis
Umur Kelamin
N Valid 100 100
Missing 0 0

Frequency Table

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anak-anak, 0 - 12 tahun 18 18.0 18.0 18.0
Remaja, 13 - 18 tahun 4 4.0 4.0 22.0
Dewasa Awal, 19 - 25
5 5.0 5.0 27.0
tahun
Dewasa, > 25 tahun 73 73.0 73.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 54 54.0 54.0 54.0
Laki-laki 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pie Chart
95
96

Lampiran 3
Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji Validitas X1
Correlations

Correlations

Kehandalan
item 1 Pearson Correlation .836**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 2 Pearson Correlation .715**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 3 Pearson Correlation .694**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).

Uji Validitas X2
Correlations

Correlations

Daya
Tanggap
item 4 Pearson Correlation .846**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 5 Pearson Correlation .885**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
97

Uji Validitas X3
Correlations

Correlations

Jaminan
item 6 Pearson Correlation .535**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 7 Pearson Correlation .539**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 8 Pearson Correlation .612**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 9 Pearson Correlation .556**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 10 Pearson Correlation .638**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 11 Pearson Correlation .612**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).

Uji Validitas Y
Correlations

Correlations

Kepuasan
item 12 Pearson Correlation .848**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 13 Pearson Correlation .801**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item 14 Pearson Correlation .668**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
98

Uji Reliabilitas X1
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.611 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item 1 4.2600 .64542 100
item 2 4.5900 .58767 100
item 3 3.6800 .61759 100

Uji Reliabilitas X2
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.662 2
99

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item 4 3.6200 .56461 100
item 5 4.0800 .64636 100

Uji Reliabilitas X3
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.601 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item 6 4.0000 .40202 100
item 7 4.4700 .61060 100
item 8 4.5100 .50242 100
item 9 4.5400 .50091 100
item 10 4.5900 .49431 100
item 11 4.5900 .55222 100
100

Uji Reliabilitas Y
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.649 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


item 12 4.0900 .58767 100
item 13 3.8500 .79614 100
item 14 4.4000 .60302 100
101

Lampiran 4
Tabel Deskriptif Jawaban
Tabel Deskriptif Jawaban untuk Variabel X1
Frequency Table

item 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 11 11.0 11.0 11.0
Setuju 52 52.0 52.0 63.0
Sangat Setuju 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

item 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 5 5.0 5.0 5.0
Setuju 31 31.0 31.0 36.0
Sangat Setuju 64 64.0 64.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

item 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 40 40.0 40.0 40.0
Setuju 52 52.0 52.0 92.0
Sangat Setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tabel Deskriptif Jawaban untuk Variabel X2

item 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 42 42.0 42.0 42.0
Setuju 54 54.0 54.0 96.0
Sangat Setuju 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
102

item 5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 17 17.0 17.0 17.0
Setuju 58 58.0 58.0 75.0
Sangat Setuju 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tabel Deskriptif Jawaban untuk Variabel X3

item 6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 8 8.0 8.0 8.0
Setuju 84 84.0 84.0 92.0
Sangat Setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

item 7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 6 6.0 6.0 6.0
Setuju 41 41.0 41.0 47.0
Sangat Setuju 53 53.0 53.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

item 8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 49 49.0 49.0 49.0
Sangat Setuju 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

item 9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 46 46.0 46.0 46.0
Sangat Setuju 54 54.0 54.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
103

item 10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 41 41.0 41.0 41.0
Sangat Setuju 59 59.0 59.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

item 11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 3 3.0 3.0 3.0
Setuju 35 35.0 35.0 38.0
Sangat Setuju 62 62.0 62.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tabel Deskriptif Jawaban untuk Variabel Y

item 12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 13 13.0 13.0 13.0
Setuju 65 65.0 65.0 78.0
Sangat Setuju 22 22.0 22.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

item 13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 40 40.0 40.0 40.0
Setuju 35 35.0 35.0 75.0
Sangat Setuju 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

item 14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 6 6.0 6.0 6.0
Setuju 48 48.0 48.0 54.0
Sangat Setuju 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
104

Lampiran 5
Lampiran Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.05081662
Most Extreme Absolute .117
Differences Positive .117
Negative -.070
Kolmogorov-Smirnov Z 1.169
Asymp. Sig. (2-tailed) .130
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
105

Uji Multikolinieritas
Regression

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Jaminan,
Kehandala
. Enter
n, Daya a
Tanggap
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kepuasan

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -11.211 2.469 -4.540 .000
Kehandalan .244 .080 .220 3.047 .003 .933 1.072
Daya Tanggap .454 .116 .310 3.915 .000 .777 1.287
Jaminan .637 .069 .738 9.164 .000 .748 1.336
a. Dependent Variable: Kepuasan
106

Uji Heterokedastisitas
Regression

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Jaminan,
Kehandala
. Enter
n, Daya a
Tanggap
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Absolute Residual

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.440 1.453 -.991 .324
Kehandalan .075 .047 .165 1.604 .112
Daya Tanggap .018 .068 .030 .268 .789
Jaminan .044 .041 .125 1.088 .279
a. Dependent Variable: Absolute Residual
107

Analisis Regresi Berganda


Regression

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Jaminan,
Kehandala
. Enter
n, Daya a
Tanggap
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kepuasan

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .731a .534 .519 1.067
a. Predictors: (Constant), Jaminan, Kehandalan, Daya
Tanggap

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 125.123 3 41.708 36.627 .000a
Residual 109.317 96 1.139
Total 234.440 99
a. Predictors: (Constant), Jaminan, Kehandalan, Daya Tanggap
b. Dependent Variable: Kepuasan

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -11.211 2.469 -4.540 .000
Kehandalan .244 .080 .220 3.047 .003
Daya Tanggap .454 .116 .310 3.915 .000
Jaminan .637 .069 .738 9.164 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan
108

Lampiran 6
Kuesioner Penelitian Skripsi
A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Alamat :

3. Jenis kelamin : Pria / Wanita *

4. Umur :

5. Nama Ruang Perawatan :

Catatan : *coret yang tidak perlu

B. PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR PERNYATAAN

Mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk

menanggapi seluruh pernyataan yang ada dalam pernyataan ini sesuai

dengan kondisi Saudara sesungguhnya. Kejujuran sangat kami harapkan

dalam mengisi kuesioner ini. Sedangkan cara pengisiannya adalah sebagai

berikut :

Pada kolom ke-3 berisikan tentang pilihan kualitas pelayanan yang

dirasakan oleh pasien RSUD Nganjuk. Berikan tanda (√) pada alternatif

tanggapan :

SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Nganjuk, 28 November 2012

Peneliti,

Andy Chandra P.
No. Pernyataan : STS TS N S SS
1. Petugas Rumah Sakit bisa memberikan gambaran
109
yang jelas mengenai fasilitas ruang rawat inap

beserta biayanya
2. Saya tidak perlu menghabiskan waktu yang lama

hanya untuk mengetahui adanya ruang rawat inap

yang kosong seperti yang saya harapkan


3. Petugas Rumah Sakit bisa memberikan pilihan

kepada saya akan dokter spesialis yang tersedia

sesuai dengan penyakit yang saya derita


4. Tindakan pengobatan seperti pemberian obat,

suntikan atau pergantian infus dilakukan secara

rutin dan tepat waktu


5. Petugas Rumah Sakit membantu saya dalam

mengurus ASKES / Jamkesmas / Jaminan

Perusahaan / SKTM / Gakin


6. Petugas Rumah Sakit menerangkan kepada saya

tentang penyakit apa yang saya derita dengan jelas

dan mudah saya pahami


7. Petugas Rumah Sakit selalu mengingatkan saya

tentang makanan apa saja yang sebaiknya saya

konsumsi dan makanan apa saja yang sebaiknya

saya hindari terkait dengan penyakit yang saya

derita
No. Pernyataan : STS TS N S SS
8. Pada saat saya bertanya tentang estimasi total

biaya perawatan, Petugas Rumah Sakit dapat

menjawabnya dengan jelas


9. Pada saat pembayaran, saya tidak perlu

menghabiskan waktu yang lama hanya untuk

mengetahui berapa total biaya perawatan saya


10. Petugas Rumah Sakit dapat menunjukkan secara

rinci untuk apa saja biaya-biaya tersebut saya

keluarkan
11. Saya merasa rincian biaya tersebut sesuai dengan

fasilitas yang saya terima


12. Menurut saya, proses pendaftaran pasien di Rumah
110
111

DAFTAR PUSTAKA

.
Achmadi, Umar F. 2007. Kesehatan Masyarakat Indonesia. Brisbane: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).
Jakarta: Rineka Cita.
Azwar, Azrul. 1996. Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Lebih Bermutu. Jakarta:
Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia
Baharudin. 2012. Analisis Pengaruh Keandalan, Jaminan, dan Daya Tanggap
Terhadap Kepuasan Pelanggan. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis:
Universitas Diponegoro Semarang.
Barlow, Whitten. 2001. System Analysis and Design Methods sixth edition. USA:
Irwin Boston.
Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Bodnar, George H & Hopwood, William S. 1996. Sistem Informasi Akuntansi
(Edisi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.
Budi, Poniman. 2008. Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pasien Rumah Sakit Nirmala Suri Kabupaten Sukoharjo. Jurnal. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa: Surakarta.
Cirebon. Tesis. Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas
Indonesia Jakarta
Defriyan, Andi. 2010. Pengaruh Kualitas Pengendalian Intern Terhadap Kepuasan
Pelanggan. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas konomi: Universitas
Indonesia Jakarta.
Depkes RI, 1992. Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum. Jakarta
diakses Tanggal 6 Bulan Juli Tahun2012
Gronross, C. 2000. Service Management And Marketing : A Customer
Relationship Management Approach (2nd ed.). Chichester: John Wiley and
Sons, Ltd.
Guimaraes, Tor. 2003. Empirically Testing Some Main-User Related Factors for
System Development Quality. Journal. ABI: INFORM Global.
Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi (Jilid 1). Jakarta: Salemba
Empat.
Harianto. 2005. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Resep Di Apotek Kopkar
Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta. Jurnal. Puslitbang Farmasi Badan
Litbangkes: Depkes RI Jakarta.
Hasan, Sadeli. 2003. Analisis tingkat kepuasan pasien terhadap peran perawat dan
Indriantoro, Nur. 1999. Metedologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Ives and Olson. 1983. User involvement and MIS success: A review research.
Journal. ABI: INFORM Global.
Jiang, J.J; Klein G; and Selwyn, T.E. 2000. Project Risk Impact on Software
Development Team Performance. Journa.l Project Management Journal.
Vol. 31, No. 4.
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Rumah Sakit. Jakarta: Arkola
Koeswoyo, Freedy. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai
Software Akuntansi. Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi:
Universitas Diponegoro Semarang.
112

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran (Edisi 13). Jakarta: Erlangga.


Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Lestari, Putri. 2004. Pemasaran Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit sebagai
Upaya Menciptakan Image Posistif di Masyarakat. Jurnal. Manajemen
Administrasi Rumah Sakit Indonesia: Universitas Indonesia Jakarta.
Lukman, Sampara. 1999. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN
Press.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Mahmudi. 2007. Kemitraan Pemerintah Daerah dan Efektifitas Pelayanan
Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi
Martina. 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan
Pasien Rawat Inap RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Tesis.
Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik: Universitas Sumatera Utara Medan.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.
Myers, Barry L., Leon A Kappleman, Victor R. Prybutik. 1997. A Comprehensive
Model For Assesing The Quality And Productivity Of The Information
System Function: Toward Theory For Information System Assesment
Information. Journal. Resources Management Journal”. Vol. 10, No. 1.
Parasuraman, A., L.L. et al, 1985. A Conceptual Model of Service Quality and Its
Implication for Future Research. Journal of Marketing, Vol. 49.
penyediaan fasilitas di ruang rawat inap RSUD Gunung Jati Kota
Pitt, L.F., Watson R.T. and Kavan, C.B. 1998. Service Quality : A Measure of
Information Systems Effectiveness. MIS: Quarterly.
Pohan, Imbalo S. 2003. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Puspita, Ika. 2009. Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan
Dengan Citra RSUD Kab. Aceh Tamiang. Tesis. Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat: Universitas Sumatera Utara Medan.
Rahayu, Sri. 2009. Pengembangan Model Sistem Informasi Rumah Sakit Untuk
Mendukung Pelayanan di RS Paru Salatiga. Tesis. Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat: Universitas Diponegoro Semarang.
Retno, Dewi. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Kualitas Pelayanan Jasa
Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien. Skripsi. Fakultas Ekonomi:
Universitas Diponegoro Semarang.
Romney, Marshall. 2006. Accounting information system - Sistem informasi
akuntansi, buku 1 edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.
Rustiyanto, Ery. 2010. Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Sabarguna, Boy. 2008. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Berbasis Sistem
Informasi. Yogyakarta: Konsorsium RS Islam Jateng.
Saktya, Ernita. 2008. Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pasien. Skripsi.
Jurusan Manajemen: Universitas Negeri Malang
Salim, Agus. 2006. Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Saranga, Ester. 2000. Analisis Efisiensi Proses Lyanan an Kualitas Pelayanan
Rumah Sakit: Penerapan Data Envelopment Analysis (DEA) dan Model
113

Servqual (GAP 5). Tesis. Program Pasca Sarjana: Universitas Gadjah


Mada Yogyakarta.
Sarjono, Haryadi. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk
Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.
Siregar, Charles. 2004. Farmasi Rumah Sakit  Teori dan Penerapan. Jakarta:
EGC.
Situmorang, Handy. 2006. Analisis Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
kesehatan Di RSUD Kabanjahe Medan. Tesis. Program Studi Magister:
Universitas Sumatera Utara Medan..
Soejitno, Soedarmono. 2002. Reformasi Perumahsakitan Indonesia. Jakarta:
Grasindo.
Soemarso. 2004. Akuntansi Sebagai Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Tjiptono, Fandi. 2004. Manajemen Kualitas Jasa, Edisi Revisi. Yogyakarta: Gajah
Mada.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Jakarta.
Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta.
Vitri, Maryana. 2009. Pengetahuan Karyawan Terhadap Budaya Perusahaan
Rumah Sakit (Studi Pada Karyawan Rumah Sakit Islam Aisyiyah
Malang). Tesis. Pascasarjana Fakultas Ekonomi: Universitas Brawijaya
Malang.
Warren, Reeve F. 2006. Accounting – Pengantar Akuntansi (Edisi 21). Jakarta:
Salemba Empat.
WarungBLUD. 2010. BLUD – Enterprising The Government.
http://warungblud.wordpress.com/
Wijono, Djoko, 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Volume 2.
Surabaya: Universitas Airlangga Press.
Wilkinson, Joseph W. 1995. Terjemahan : Sistem Akunting dan Informasi (Jilid
2) Edisi Terbaru. Jakarta: Binarupa Aksara
Yugo, Heryawan. 2009. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Nasabah Pada Bank BNI dan Bank BCA Di Malang. Tesis.
Pascasarjana Fakultas Ekonomi: Universitas Brawijaya Malang.

Anda mungkin juga menyukai