Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
JURUSAN GIZI 1A
2019/2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan YME, karena atas
penyertaan-Nya lah saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
tepat waktu. Umbi-umbian merupakan salah satu bahan makanan yang sangat
familiar di lingkungan kita, sebab setiap orang pasti pernah mengonsumsi umbi-
umbian. Dalam makalah saya mencoba untuk memberikan informasi tentang
umbi-umbian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
1.2. Tujuan............................................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................
2.1. Definisi..........................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produk pertanian baik buah maupun sayur merupakan jenis produk yang
cepat rusak, baik kerusakan fisik, tekstur maupun kandungan kimia. Pada
dasarnya kerusakan kwalitas buah dikarenakan oleh berbagai macam faktor
seperti terjadinya luka, gangguan patogen, respisari, transpirasi dan faktor-faktor
lainnya. Akibatnya produk tersebut mengalami penurunan kandungan gizi,
perubahan warna serta komponen lain yang dapat berakibat pada menurunnya
nilai jual maupun daya tarik produk pertanian tersebut. Sehingga untuk menjaga
kwalitas hasil pertanian agar tetap baik dan menarik diperlukan suatu metode
penanganan pasca panen yang optimal untuk mengurangi atau menghambat laju
respirasi maupun faktor-faktor yang dapat menurunkan kwalitas buah tersebut.
Selain penurunan kualitas produk pertanian juaga tergolong produk yang
tidak bisa bertahan lama sehingga proses pendistribusian dan pemakaian harus
cepat. Produk pertanian tidak tahan lama atau cepat rusak dikarenakan produk
pertanian merupakan produk yang melakukan aktifitas kimia seperti transpirasi
dan repirasi.
Sering muncul masalah kerusakan buah segar karena proses transpirasi dan
respirasi yang berlangsung setelah produk tersebut dipanen Tingkat respirasi buah
dan sayur dapat dijadikan indikator umur simpannya. Semakin tinggi tingkat
respirasinya, akan semakin pendek umur simpannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui pengertian kerusakan bahan pangan
1.2.2 Mengetahui perubahan bahan pangan pasca panen
1.2.3 Mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pangan
1.2.4 Mengetahui jenis-jenis kerusakan bahan pangan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ketahui bahwa produk hortikultura setelah panen tidak bisa dinaikan mutu
maupun kualitas hanya bisa dipertahankan. Pada saat panen kualitas harus
maksimal, dengan penanganan yang baik dapat dipertahankan untuk waktu yang
lama. Indikator yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat
yaitu: kenampakan visual, indikator fisik, analisis kimiawi, indikator fisiologis,
dan komputasi (Gaman, 2004).
Sinar
Kerusakan bahan pangan karena sinar terlihat jelas pada makanan yang
berwarna. Warna bahan pangan atau makanan dapat menjadi pucat karena
pengaruh sinar. Hal ini terlihat jelas pada produk-produk makanan berwarna yang
dipajang di etalase warung yang umumnya berwarna pudar karena setiap hari
tersinari matahari.
Sinar juga dapat merusak beberapa vitamin yang terkandung dalam bahan
pangan, misalnya vitamin B2, vitamin A dan vitamin C. Susu yang disimpan di
dalam botol transparan juga dapat rusak karena sinar yaitu menimbulkan bau
tengik akibat terjadinya oksidasi. Demikian juga minyak kelapa yang disimpan
dalam botol transparan akan mudah menjadi tengik jika tersinari matahari secara
terus-menerus.
Waktu penyimpanan
Sesudah bahan pangan dipanen, diperah (susu), atau disembelih (daging),
ada waktu sesaat yang dipunyai bahan pangan untuk memberikan mutu
puncaknya. Akan tetapi sesudah itu mutu akan turun terus-menerus. Penurunan
mutu karena faktor waktu ini sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor kerusakan
bahan pangan lainnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
a. Kerusakan mikrobiologis
Bakteri,kapang,khamir
Cara perusakan : menghidrolisa atau mendegradasi makromolekul-
makromolekul yang menyusun bahan pangan menjadi fraksi-fraksi yang
lebih kecil.
karbohidrat → gula sederhana
protein → peptida,amida,amoniak
lemak → gliserol,asam lemak
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
− aktivitas air
− pH bahan pangan
− kandungan zat gizi bahan pangan
− suhu penyimpanan dan pengolahan
− ketersediaan oksigen
Infeksi : suatu istilah yang digunakan jika seseorang setelah
mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bakteri patogen
mendapat gejala-gejala penyakit.
− 12-24 jam (lebih lama)
− gangguan perut, sakit pada perut bagian bawah, pusing,
diare, muntah, demam.
− Salmonella, Clostridium perfringens, Vibrio
parahaemolyticus, Eschericia coli yang enteropatogenik dan
spesies Shigella.
Keracunan (intoksikasi) : disebabkan karena seseorang mngkonsumsi
makanan yang telah mengandung senyawa beracun yang diproduksi oleh
mikroba, baik bakteri maupun kapang.
− 3-12 jam
− muntah-muntah ringan dan diare
− racun yang dihasilkan dalam bahan pangan oleh
Staphylococcus aureus dan Clostridium botulinum
− mikotoksin oleh Aspergillus flavus
Kerusakan mekanis
− karena benturan-benturan mekanis : pelemparan bahan,
penggunaan alat saat panen ( galah,jatuh,cangkul), saat
transportasi.
Kerusakan fisik
− karena perlakuan fisik
pengeringan (case hardening)
pendinginan (chilling injuries dan freezing injuries )
c. Kerusakan kimiawi
Reaksi pencoklatan
− Enzimatis
Tidak terlalu banyak dijumpai pada bahan pangan berkadar air
rendah.
Aktivitas enzim dipengaruhi : kadar air, ketersediaan oksigen,
suhu, pH, lama penyimpanan.
Umum terjadi pada buah dan sayuran.
Apel, pisang, salak, kentang, kandungan polifenoloksidase
tinggi.
Bisa terjadi jika ada :
− substrat senyawa fenolik
katekin, dan turunannya seperti tirosin, asam kafeat,
asam klorogenat, leukoantosiamin.
− enzim
polifenoloksidase, fenoloksidase, fenolase,
polifenolase.
oksigen
nonenzimatis
− Reaksi maillard
Maillard adalah seorang ahli kimia Perancis,1912 pertama
kali menjelaskan terjadinya reaksi maillard.
Terjadinya pada bahan pangan yang mengandung gula
pereduksi dan protein,tergantung pada suhu, pH, dan Aw
selama penyimpanan
asam amino + gula pereduksi = senyawa kompleks tidak
berwarna larut dalam air.
senyawa kompleks akan terurai lagi membentuk senyawa
kompleks berwarna coklat tidak larut dalam air.
Hasil reaksi maillard :
mencegah terjadinya oksidasi lemak selama
penyimpanan.
terbentuknya senayawa kompleks berwarna coklat yang
tidak larut dalam air.
Karamelisasi
Rasa gula karamel merupakan kombinasi rasa manis, pahit
dan asam.
Terjadi selama pengolahan.
Tahap reaksi karamelisasi.
pemecahan ,molekul sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
suhu tinggi, misal 170°C akan mengeluarkan molekul air
dari tiap molekul gula sehingga terbentuk glukosa.
proses pemecahan dan dehidrasi dilanjutkan dengan
polimerisasi,dan timbul beberapa asam dalam campuran
tersebut.
d. Kerusakan biologis
Kerusakan karena serangga, pengerat, ulat
Penyusutan kualitatif dan kuantitatif
Susut kualitatif
− bahan pangan mengalami penurunan mutu sehingga tidak
layak lagi dikonsumsi oleh manusia.
− perubahan-perubahan biologi (mikroba, serangga, tungau,
respirasi)
− perubahan-perubahan fisik(tekanan,getaran,suhu,kelembapan)
− perubahan-perubahan kimia dan biokimia (reaksi pencoklatan,
ketengikan, penurunan nilai gizi, dan aspek keamanan
terhadap kesehatan manusia).
Susut kuantitatif
− kehilangan jumlah atau bobot hasil pertanian
− Serangga menyebabkan kerusakan terbesar dalam bahan pangan
− Penularan terjadi karena perpindahan komoditas dari gudang 1
ke gudang lainya
− Pertumbuhan cepat 25-35°C
− Pencegahan dengan fumigasi insektisida, pengendalian
atmosfer, predator, bahan alami.
− Tikus merusak kemasan dan bahan pangan
− Kontaminasi urin , kotoran , bulu, bangkai yang meyebabkab
berbagai penyakit
DAFTAR PUSTAKA