Anda di halaman 1dari 10

AUDITING II

Menyelesaikan Audit
Dosen : Rony Wardana, S.E., M.Ak., CPA

Disusun Oleh :
1. Resky Ifah Wulan R (01117002)
2. Kresensia Fatima (01117020)
3. Firda Ayu (01117032)
4. Erik Budiawan (01118109)

Akuntansi
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Narotama
Surabaya
2019
LAPORAN AUDIT
STANDAR LAPORAN AUDIT TANPA PENGECUALIAN
BAGIAN DARI STANDAR LAPORAN AUDIT TANPA PENGECUALIAN
Standar laporan audit tanpa pengecualian terdiri atas tujuh bagian :
1. Judul laporan
2. Alamat laporan audit
3. Paragraph pembuka
4. Paragraph ruang lingkup
5. Paragraph opini
6. Tanda tangan, nama kuntan public, nomor lisensi akuntan public, dan nomor
lisensi kantor akuntan public
7. Tanggal laporan audit
Kondisi untuk Laporan Standar Audit Tanpa Pengecualian
Laporan standar audit tanpa pengecualian diterbitkan saat kondisi berikut ini dipenuhi :
1. Seluruh laporan-neraca, laporan laba/rugi, laporan saldo laba, dan laporan aliran kas-
dimasukkan dalam laporan keuangan
2. Tiga standar umum diikuti dalam seluruh penugasan
3. Bukti yang tepat dan memadai telah diakumulasi dan auditor melakukan penugasan
sesuai dengan cara yang membuat ia dapat memastikan bahwa ketiga standar
pekerjaan lapangan sudah dipenuhi
4. Laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di
Indonesia. Hal ini juga berarti pengungkapan yang dimasukkan dalam penjelasan
tambahan dan bagian lain dalam laporan keuangan sudah memadai
5. Tidak ada keadaan yang memerlukan paragraph penjelasan tambahan atas modifikasi
dalam laporan
LAPORAN AUDIT TANPA PENGECUALIAN DENGAN PARAGRAF PENJELASAN ATAU
MODIFIKASI KATA
Laporan audit tanpa pengecualian dengan paragraph penjelasan atau modifikais kata telah
memenuhi kriteria audit hasil yang memadai dan laporan keuangan yang disajikan dengan
wajar, tetapi auditor yakin perlunya menyediakan informasi tambahan. Dalam laporan dengan
pengecualian, laporan tidak wajar, dan laporan tanpa memberikan opini, auditor tidak
mendapatkan kepuasan dalam audit, tidak memperoleh laporan keuangan yang disajikan
dengan wajar, atau tidak independen.
Berikut ini adalah penyebab utama dari adanya paragraph penjelasan atau modifikasi kata
dalam laporan standar tanpa pengecualian :

 Kurangnya penerapan konsisten atas prinsip akuntansi berlaku umum


 Keraguan atas kelangsungan usaha perusahaan
 Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan prinsip yang wajib diterapkan
 Penekanan atas suatu hal
 Pelaporan yang melibatkan auditor lain
Penerapan GAAP yang Kurang Konsisten
Standar laporan kedua mensyaratkan auditor memperhatikan kondisi dimana prinsip
akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam periode berjalan bila dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Saat muncul perubahan material, auditor harus memodifikasi laporan
dengan menambahkan paragraph penjelasan di bawah paragraph opini, yang membahas sifat
perubahan dan memberitahukan pembaca menegnai penjelasan tambahan yang membahas
perubahan. Materialitas perubahan dievaluasi berdasarkan dampak perubahan tahun
berjalan. Jika auditor tidak menyetujui, atau perubahan yang dimasukkan merupakan
pelanggarn atas prindip akuntansi berlaju umum, maka opini yang diterbitkan harus disertai
pengecualian.
Konsistensi versus Keterbandingan
Berikut ini adalah contoh perubahan yang memengaruhi konsistensi dan akrena itu
memerlukan paragraph penjelasan jika material :
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi, seperti perubahan dari penilaian persediaan
FIFO ke LIFO.
2. Perubahan entitas pelaporan, seperti dimasukkannya perusahaan tambahan dalam
laporan keuangan konsolidasi.
3. Koreksi atau kesalahan mengenai prinsip, dengan merubah prinsip akuntansi yang
tidak berlaku umum menjadi berlaku umum, dengan memasukkan koreksi atas
kesalahan yang terjadi.
Pada perubahan yang memengaruhi perbandingan, bukan konsistensi, hal-hal berikut tidak
perlu dimasukkan dalam laporan audit :
1. perubahan estimasi, seperti penurunan umur ekonomis asset untuk tujuan
depresiasi.
2. koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip, seperti kesalahan matematis pada
perhitungan tahun sebelumnya
3. variasi format dan penyajian dalam informais keuangan.
4. perubahan karena perbedaan transaksi atau kejadian yang substansial, seperti
usaha penelitian dan pengembangan yang luar biasa atau penjualan anak
perusahaan.
Keraguan tentang Kelangsungan Usaha
Meskipun tujuan audit tidak ditujukan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan suatu bisnis,
auditor memiliki tanggung jawab berdasarkan PSA 30 ( SA 341 ) untuk mengevaluasi apakah
perusahaan memiliki kelangsungan usaha. Factor berikut ini menyebabkan keraguan akan
kemampuan perusahaan untuk memiliki kelangsungan usaha, yaitu :
1. terjadi kerugian operasional cukup besar atau kurangnya modal kerja.
2. ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban saat jatuh tempo.
3. kehilangan konsumen terbesar, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan.
4. tuntutan hokum, pelanggaran undang-undang, atau hal sejenis yang dapat
mengganggu kemampuan perusahaan dalam beroperasi.
saat auditor menentukan bahwa terdapat keraguan substansial mengenai keapuan
perusahaan dalam meneruskan usahanya, opini tanpa pengecualian dengan paragraph
penjelasan disyartkan, tanpa memperhatikan pengungkapan dalam laporan keuanagna. PSA
30 mengizinkan tetapi tidak mensyartkan diterbitkannya laporan tanpa opini bila terjadi
keraguan substansial dalam hal kelangsungan usaha
Auditor Menyetujui Adanya Perrbedaan dengan Prinsip yang Wajib Diterapkan
Kode etik IAPI menyebutkan bahwa pada situasi tertentu, tidak diterapkannya suatu prinsip
akuntansi berlaku umum tidak harus disertai opini denagn pengecualian atupun tanpa opini.
Untuk memberikan opini tanpa pengecualian auditor harus menyatakan dan menjelaskan
dalam paragraph yang terpisah atau paragraph dalam laporan audit bahwa dengan mematuhi
prinsip akuntansi justru akan memberikan hasil yang menyesatkan.
Penekanan atas Suatu Hal
Seorang akuntan public ingin menekankan pada hal tertentu mengenai laporan keuangan.
Biasanya informasi penjelasan dimasukkan pada paragraph terpisah dalam laporan. Contoh
informasi penjelasan yang dilaporkan auditor sebagai penekanan atas suatu hal meliputi hal
berikut ini :

 adanya transaksi yang signifikan denagn pihak terkait


 kejadian penting yang terjadi setelah tanggal neraca
 penjelasan atas hal akuntansi yang memengaruhi keterbandingan laporan keuangan
dengan tahun sebelumnya
 ketidakpastian material yang diungkapkan dalam penjelasan tambahan
laporan yang Melibatkan Auditor Lain
1. Tidak Membuat Refrensi dalam Laporan Audit saat tidak diberikan refrensi kepada
auditor lainnya opini stndar tanpa pengecualian diberikan kecuali jika ada kondisi lain
yang memerlukan perubahan. Auditor lain bertanggung jawab atas laporan dan
pekerjaannya saat terjadi tuntutan hukum atau ditindak oleh Bapepam-LK
2. Membuat Refrensi dalam Laporan ( Laporan dengan Modifikasi Kata ) jenis laporan ini
disebut opini atau laporan bersama. Laporan bersama tanpa pengecualian dilakukan
bila hasil kerja auditor lain tidak dapat ditelaah atau bila bagian dari laporan keuangan
yang diaudit oleh KAP lain merupakan bagian material dari keseluruhannya.
3. Memberikan Opini dengan Pengecualian Opini dengan pengecualian dan tidak
meberikan opini, bergantung pada materialitas yang disyaratkan. Auditor utama juga
memutuskan ahwa kualiikais diperlukan untuk laporan keseluruhan jika auditor lain
memberikan opini denagn pengecualian dalam bagian auditnya.

LAPORAN AUDIT YANG BERBEDA DENGAN LAPORAN AUDIT TANPA


PENGECUALIAN
Auditor dan pembaca laporan keuangan perlu memahami kondisi saat laporan pengecualian
tidak tepat untuk diterbitkan dan jenis laporan audit yang diterbitkan dalam masing-masing
kondisi. Dalam materi mengenai alporan audit yang berbeda dari laporan audit tanpa
pengecualian, terdapat tiga topic yang betkaitan erat : kondisi yang mensyratkan tidak
diterbitkannya opinitanpa pengecualian, jenis opini selain oponi tanpa pengecualian, dan
materialitas.
1. Ruang Lingkup audit Dibatasi ( Pembatasan Ruang Lingkup )
Terdapat dua penyebab pembatasan ruang lingkup : pembatasan yang disebabkan dari
klien dan yang disebabkan karena kondisi diluar kendali klien atau auditor.
2. Laporan Keuangan Tidak Dibuat Sesuai Prinsip Akuntansi Berlaku Umum ( Berbeda
dengan GAAP )
Misalnya jika klien memaksa penggunaan biaya penggantian asset tetap atau penilaian
persediaan pada harga jual, sedangkan seharusnya menggunakan harga historis, maka
auditor tidak dapat meberikan opini tanpa pengecualian. Jika konteks ini merujuk pada
prinsip akuntansi, maka pertimbangan mengenai kecukupan seluruh pengungkapan
informais, termasuk penjelasan tambahan sangat penting
3. Auditor Tidak Independen Independensi biasanya ditentukan dari peraturan 101 pada
Kode Etik. Bila salah satu dari tiga kondisi di atas terjadi dan material maka laporan selain
laporan tanpa pengecualian harus diterbitkan. Tiga jensi laporan audit diterbitkan dibawah
kondisi berikut : opini dengan pengecualian, opini tidak wajar, atau tidak meberikan opini

Opini Dengan Pengecualian


Laporan opini dengan pengecualian adalah laporan yang dihasilkan dari pembatasan ruang
lingkup auditor atau tidak diterapkannya prinsip akuntansi berlaku umum. Laporan opini
dengan pengecualian dapat digunakan hanya saat auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan
laporan keuangan dinyatakan dengan wajar. Jenis pengecualian digunakan ketika ruang
lingkup auditor dibatasi oleh klien atau jika kondisi muncul kondisi yang menyebabkan auditor
tidak dapat melakukan audit secara lengkap. Pemakaian pengecualian pada opini sendiri
dibatasi pada situasi di mana laporan keuangan tidak dilaporkan sesuai GAAP.
Opini Tidak Wajar
Opini tidak wajar digunakan hanya jika auditor yakin bahwa keseluruhan laporan keuangan
secara matetial telah salah saji atau menyesatkan karena tidak dinyatakan dengan wajar
sesuai posisi keuangan atau hasil operasi dan aliran kas sesuai GAAP
Tidak Memberikan Opini
Laporan dengan tidak memberikan opini diterbitkan bila auditor tidak dapat meyakinkan
dirinya bahwa laporan keuangan keseluruhan dinyatakan dengan wajar. Perlunya menolak
memberikan opini muncul bila terdapat pembatasan ruang lingkup luar biasa kepada auditor
atau terdapat hubungan yang tidak independen sesuai Kode Etik auditor dengan klien

MATERIALITAS
Tingkat Materialitas
Definisi umum dari materialitas adalah suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat
dianggap material bila diketahuinya salah sjai ini akan memengaruhi pengambilan keputusan
dari pengguna laporan yang rasional. Terdapat tiga tingkatan materialitas yang digunakan
untuk menentukan jenis opini yang diterbitkan
Jumlahnya tidak material jika salah saji dalam laporan keuanagna muncul, tetpai tampaknya
tidak akan memengaruhi keputusan pengguna informais yang rasional, maka salah sjai
tersebut dianggap tidak material
Jumlahnya material tetapi tidak menutupi laporan keuangan secara keseluruhan Tingkatan
materialitas yang kedua muncul bila salah saji yang terjadi dalam laporan keuangan
mememngaruhi keputusan pengguna tetapi lapran keuangan secara keseluruhan tetap
dinyatakan wajar dan masih berguna .

Jumlahnya Sangat Material Sehingga Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan


Diragukan
Matrealitas tingkat tinggi muncul bila pengguna informasi cenderung akan membuat
keputusan yang salah jika mereka mengandalkan laporan keuangan secara keseluruhan.
Saat kondisi matrealitas tertinggi terjadi,auditor harus menerbitkan laporan dengan tidak
memberikan opini ataupun opini tidak wajar, bergantung pada kondisinya.
Saat menentukan matrealitas pada pengecualian tersebut, maka perlu
dipertimbangkan pada kondisi apa pengecualian Ini memengaruhi bagian lain dalam laporan
keuangan. Hal ini disebut perluasan. Salah klasifikasi antara kas dan piutang dagang hanya
akan memengaruhi dua akun dan tidak luas. Dilain pihak, kesalahan dalam mencatat
sejumlah penjualan yang material akan memengaruhi penjualan, piutang dagang, beban
pajak penghasilan, pajak penghasilan akrual, dan saldo laba, yang pada gilirannya akan
memengaruhi aset lancar, total aset, uang lancar, total utang, ekuitas pemilik, laba kotor, dan
laba operasi.
Keputusan Matrealitas
Dalam konsep, dampak matrealitas dan jenis opini yang diterbitkan adalah langsung.
Keputusan Matrealitas- Bukan Kondisi GAAP, Saat klien salah dalam mengikuti GAAP,
laporan audit akan menjadi opini tanpa pengecualian, hanya opini dengan pengecualian atau
opini tidak wajar, bergantung pada matrealitas penyimpangannya.
Perbandingan Jumlah Rupiah Dengan Basisnya. Perhatian utama dalam mengukur
matrealitas saat klien slah mengikuti GAAP biasanya adalah jumlah salah saji yang terjadi
dalam akun, dibandingkan dengan basis tertentu. Ketika potensi salah saji dibandingkan
dengan suatu basis, auditor harus mempertimbangkan dengan hati-hati semua akun yang
dipengaruhi oleh salah saji.
Keterukuran. Besaran uang dari salah saji tidak dapat diukur secara akurat.
Sifat Salah Saji. Kondisi yang paling memengaruhi keputusan pengguna informasi dan opini
auditor terdiri atas hal-hal berikut:
1. Tindakan kecurangan atau transaksi ilegal.
2. Jenis salah saji material yang dapat memengaruhi beberapa periode di masa
depan, ,meskipun salah saji ini tidak material bila hanya terjadi pada periode berjalan.
3. Kejadian yang memiliki efek “psikis”.
4. Besarnya konsekuensi yang dapat timbul akibat tidak dipatuhinya kontrak utang.

Keputusan Matrealitas – Kondisi Keterbatasan Ruang Lingkup. Bila terdapat pembatasan


ruang lingkup dalam audit, maka alternatif laporan audit adalah tanpa pengecualian, ruang
lingkup dan opini pengecualian, atau tidak menyatakan opini, bergantung pada matrealitas
ruang lingkup yang dibatasi. Auditor dapat mempertimbangkan tiga faktor seperti dalam
pembahasan keputusan matrealitas akibat tidak mengikuti GAAP, namun dengan
pertimbangan yang berbeda.
Evaluasi matrealitas dari potensi salah saji yang dihasilkan dari suatu pembatasan
ruang lingkup lebih sulit daripada evaluasi laporan yang tidak sesuai dengan GAAP. Salah saji
yang dihasilkan dari laporan yang tidak sesuai GAAP mudah diketahui.

PEMBAHASAN ATAS KONDISI YANG TIDAK MEMENUHI OPINI WAJAR TANPA


PENGECUALIAN
Pembatasan Ruang Lingkup Auditor
Terdapat dua kategori utama dalam pembatasan ruang lingkup yang disebabkan oleh kondisi
klien dan yang disebabkan oleh kondisi diluar kendali klien dan auditor. Dampaknya dalam
laporan auditor bisa sama untuk masing-masing, tetapi interpretasi salah saji adalah atas
penerbitan laporan tanpa pengecualian, pengecualian pada ruang lingkup dan opini, atau
menolak memberikan opini, bergantung pada matrealitasnya.
Untuk pembatasan dari klien auditor harus memprhatikan kemungkinan bahwa
manajemen menghalangi penemuan atas informasi salah saji. Dalam hal ini, standar auditor
mendorong untuk tidak mengeluarkan opini karena matrealitas dipertanyakan. Ketika
matrealitas diluar kendali klien, pengecualian pada ruang lingkup dan opini lebih
dipertimbangkan.
Dua pembatasan yang terjadi oleh klien atas ruang lingkup auditor berhubungan
dengan pengamatan persediaan fisik dan konfirmasi piuang dagang, walaupun pembatasan
lain dapat saja terjadi. Pembatasan pada ruang lingkup pemeriksaan auditor mensyaratkan
adanya paragraf pengecualian sebelum opini yang menjelaskan pembatasan.

Laporan Yang Tidak Sesuai Dengan GAAP


Jika Auditor mengertahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan pembaca karena tidak
dibuat sesuai dengan GAAP, dan klien tidak mampu atau tidak mau melakukan pembetulan
atas salah saji, maka mereka harus menerbitkan opini dengan pengecualian atau opini tidak
wajar, bergantung pada matrealitas pada bagian yang dipertanyakan. Opini harus dengan
jelas menyebutkan perbedaan dengan prinsip akuntansi yang ada dan jumlah salah saji jika
diketahui.
Jika klien salah memasukkan informasi yang diperlukan dalam penyajian wajar
laporan keuangan pada laporannya atau penjelasan tambahan, maka auditor bertanggung
jawab untuk menyebutkan informasi ini dalam laporan audit dan menerbitkan laporan opini
dengan peengecualian atau opini tidak wajar.

Laporan Sesuai Dengan Peraturan 203. Laporan dalam kode etik IAPI mengizinkan
perbedaan dengan prinsip akuntansi berlaku umum saat auditor yakin bahwa jika perubahan
dilakukan justru akan mengakibatkan laporan tersebut menyesatkan penggunanya. Jika
Auditor memutuskan bahwa perbedaan dengan GAAP akan mengakibatkan laporan yang
menyesatkan, maka harus ada penjelasan lengkap dalam paragraf ketiga. Paragraf harus
menjelaskan sepenuhnya atas perbedaan tersebut dan alasan GAAP akan mengakibatkan
laporan yang menyesatkan.

Kurangnya Laporan Aliran Kas. Klien yang tidak mau menyajikan laporan aliran kas khusus
dibahas dalam PSA 29 (SA 508).

Auditor Tidak Independen


Jika Auditor tidak memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam kode etik, maka
disyaratkan untuk tidak mengeluarkan opini meskipun seluruh prosedur audit yang diperlukan
sudah dilakukan. Kurangnya independensi melebihi seluruh pembatasan ruang lingkupnya.
Oleh karena itu, tidak ada alasan lain, auditor harus mengeluarkan laporan dengan tanpa
memberikan opini.

PROSES KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK LAPORAN AUDIT


Menentukan kondisi yang mensyaratkan perbedaan dengan laporan standar tanpa
pengecualian. Auditor mengidentifikasi kondisi ini saat mereka melakukan audit dan
memasukkan informasi mengenai kondisi dalam berkas audit yang dibahas dalam laporan
audit.

Menentukan Matrealitas Untuk Setiap Kondisi. Jika terdapat situasi yang mensyaratkan
perbedaaan dari opini standar tanpa pengecualian, maka auditor harus megevaluasi potensi
dampaknya atas laporan keuangan. Pada perbedaan dengan GAAP atau pembatasan ruang
lingkup, auditor harus memutuskan antara tidak material, material, dan sangat material.
Seluruh kondisi lainnya, kecuali tidak adanya independensi auditor, mensyaratkan perbedaan
antara material dan tidak material.

Menentukan Jenis Laporan Yang Tepat Untuk Kondisi Tertentu, Pada Tingkat
Marealitas Tertentu. Laporan audit yang tepat adalah opini dengan pengecualian yang
disertai paragraf tambahan yang membahas perbedaan tersebut.

Menulis Laporan Audit. Sebagaian besar KAP memliliki bentuk baku terkomputerisasi yang
memasukkan kata-kata tepat untuk kondisi yang berbeda-beda agar dapat membantu auditor
dalam menulis laporan audit. Seorang rekanan atau lebih dalam sebagian besar KAP
memeliki keahlian khusus dalam menulis laporan audit. Rekanan ini biasanya menelaah
seluruh laporan audit sebelum diterbitkan.

Terdapat Lebih Dari Satu Kondisi Yang Mensyaratkan Perbedaan Atau Modifikasi.
Contoh situasi dimana terjadi lebih dari satu modifikasi yang harus dimasukkan dalam
laporan:
 Auditor tidak independen dan auditor tahu bahwa perusahaan tidak mengikuti prinsip
akuntansi berlaku umum.
 Terdapat pembatasan ruang lingkup dan keraguan substansial mengenai kemampuan
perusahaan atas kelangsungan usahanya.
 Terdapat keraguan substansial mengenai kemampuan perusahaan dalam kelangsungan
usahanya dan informasi mengenai penyebab ketidakpastian yang diungkapkan secara
tidak memadai dalam penjelasan tambahan.
 Terdapat selisih antara pembuatan laporan sesuai dengan GAAP dan prinsip akuntansi
lainnya yang diaplikasikan dengan basisi yang tidak konsisten dengan tahun sebelumnya.

Jumlah Paragraf Dalam Laporan. Laporan tiga paragraf biasanya menunjukkan tidak ada
pengecualian dalam audit. Akan tetapi laporan tiga paragraf juga diterbitkan ketika auditor
tidak memberikan opini karena pembatasan ruang lingkup atau untuk laporan tanpa
pengecualian gabungan yang melibatkan auditor lain. Lebih dari tiga paragraf
mengindikasikan adanya beberapa jenis pengecualian atau penjelasan yang diperlukan.
Paragraf tambahan dimasukkan sebelum opini untuk opini dengan pengecualian, opini
tidak wajar, atau tidak memberikan opini untuk pembatasan ruang lingkup. Hal tersebut
menghasilkan laporan empat paragraf, kecuali untuk tidak memberikan opini atas pembatasan
ruang lingkup. Tidak memberikan opini karena adanya pembatasab ruang lingkup
menghasilkan laporan tiga paragraf karena paragraf ruang lingkup tidak dimasukkan. Tidak
memberikan opini karena kurangnya independensi merupakan laporan satu paragraf.
Saat opini tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan di terbitkan, paragraf
penjelasan biasanya ditambahkan pada opini. Paragraf penjelasan tidak diperlukan dalam
laporan tanpa pengecualian gabungan yang melibatkan auditor lain, tetapi kata-kata dalam
ketiga paragraf harus dimodifikasi.

DAMPAK E-COMMERCE PADA PELAPORAN AUDIT


Banyak perusahaan publik yang meneyediakan akses informasi keuangan melalui situs
jaringan. Pengunjung situs dapat melihat hasil audit laporan keuangan perusahaan terbaru,
termasuk laoran auditor. Berdasarkan standar audit, auditor tidak memiliki kewajiban untuk
melakukan prsedur apa pun mengenai informasi tertentu, auditor bagaimana pun juga
bertanggung jawab untuk membaca informasi lainnya, dan pemberitaan yang sering disebut
“tentang perusahaan” atau “hubungan dengan Investor” pada situs jaringannya.
Menurut standar Audit, auditor tidak diharuskan membaca informasi yang dimasukkan
dalam situs elektronik, seperti situs jaringan perusahaan, yang juga berisi hasil audit laporan
keuangan perusahaan dan laporan auditor. Standar audit menggarisbawahi bahwa situs
elektronik merupakan bentuk distribusi informasi yang tidak dianggap sebagai dokumen,
sebagimana yang disebutkan dalam standar audit.

Anda mungkin juga menyukai