domain nanda
Askep Tb Paru aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis yang
diberikan kepada pasien dengan masalah penyakit tb paru atau TBC paru. Pada konsep askep tb paru
pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari pengkajian, diagnose keparawatan,
intervensi keperawatan menggunakan ilmu keperawatan Nanda NIC NOC.
Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan Keperawatan TB Paru
Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya dapat dari literature-literatur.
Identitas Klien
Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tiinggal, dan
lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Keluhan Utama
Pasien dengan tb paru biasanya sering mengeluhkan gejala seperti batu-batuk yang berbulan-bulan dan
dapat disertai darah, serta terjadi penurunan berat badan yang drastic dalam beberapa bulan terakhir.
Jika kondisi penyakit sudah parah biasanya dapat timbul gejala sesak napas.
Riwayat penyakit masa lalu Riwayat adanya penyakit pernapasan seperti pneumonia dan lain-lain ada
atau tidak.
PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
Klien biasanya tidak tahu apa penyakitnya dan bagaimana cara mencegahnya.
DO:
KU klien tergantung dari derajat berat atau ringannya penyakit tb paru tersebut, ada yang KUnya baik da
nada juga KUnya sudah memburuk.
NUTRISI
DS:
DO:
Intake atau output setiap hari biasanya kurang jika sudah parah
ELIMINASI
Sistem Urinarius
DS:
DO:
Sistem Gastrointestinal
DS:
DO:
Pengkajian abdomen:
Sistem Integuman
DS:
Kelainan kulit, lesi atau sariawan ada atau tidak
DO:
DS:
Klien biasanya susah tidur karena sesak atau sering batuk dan demam di malam hari
DO:
Aktivitas
DS:
DO:
Kardiovaskular
DS:
BB menurun
DO:
Respirasi
DS:
Sering batuk-batuk dan kadang juga hingga sesak
DO:
RR biasanya meningkat
Pemeriksaan dada:
DS:
DO:
Kesiapan belajar?
DS:
DO:
Penjagaan fisik saat aktvitas tertentu ada atau tidak
Kelemahan fisik
Komunikasi
DS:
Ungkapan pasien tentang masalahnya atau rasa takut dan kegelisahannya ada atau tidak?
DO:
PERSEPSI DIRI
DS:
DO:
DS:
DO:
DS:
DO:
KENYAMANAN
DS:
DO:
Radiologi : biasanya dilakukan foto thorak untuk melihat paru-paru klien apakah masih bagus atau sudah
infeksi
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan,
upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
Ketidakefektifanpola napas berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan takipneau atau RR
lebih dari normal
Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang darikebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan, batuk
yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.
Kurangpengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan dengan tidak ada yang
menerangkan, interpretasi yang salah, informasi yang didapat tidak lengkap/tidak akurat, terbatasnya
pengetahuan/kognitif
Diagnose 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah,
kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
Menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang dibuktikan oleh, pencegahan aspirasi, status
pernapasan: ventilasi tidak terganggu dan status pernapasan: kepatenan jalan napas
Menunjukkan status pernapasan: kepatenan jalan napas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 Gangguan eksterm
2 Berat
3 Sedang
4 Ringan
Indikator
· Kemudahan bernapas
Pasien akan:
Batuk efektif
Pengkajian
· Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui penurunan atau ketiadaan
ventilasi dan adanya suara napas tambahan
· Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik dan irama jantung sebelum, selama dan
setelah pengisapan
· Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang larangan merokok didalam ruangan perawatan
· Ajarkan pasien untuk mengganjal luka insisi saat batuk, kalau ada
Pengisapan jalan napas (nic): instruksikan kepada pasien dan keluarga tentang cara melakukan
pengisapan, jika perlu
Aktivitas kolaboratif
· Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi atau peralatan pendukung
· Lakukan atau bantu dalam terapi aerosol, nebulizer, dan perawatan paru lainnya sesuai protocol
Aktivitas lain
Jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi tempat tidur kesisi yang lainnya setiap
dua jam
Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk menurunkan kecemasan dan control diri
Atur posisi pasien yang memungkinkan untuk pengembangan maksimal rongga dada
Singkirkan atau tangani factor penyebab, seperti nyeri, keletihan dan secret yang kental
Perawatan dirumah
Instruksikan pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan untuk perawatan dirumah
Beri penekanan kepada orangtua bahwa batuk sangat penting bagi anak-anak dan bahwa batuk tidak
harus diredakan dengan obat
Seimbangkan kebutuhan terhadap pembersihan jalan napas dengan kebutuhan untuk menghindari
keletihan
Diagnose 2 : Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan
takipneau atau RR lebih dari normal
Menunjukkan pola pernapasan efektif yang dibuktikan oleh status pernapasan, status ventilasi dan
pernapasan yang tidak terganggu, kepatenan jalan napas dan tidak ada penyimpangan tanda vital
Menunjukkan tidak terganggunya status pernapasan yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 gangguan eksterm
2 berat
3 sedang
4 ringan
Indikator
· Pendek napas
Pasien akan:
· Mengidentifikasi factor yang memicu ketidakefektifan pola napas, dan tindakan yang dapat
dilakukan untuk menghindarinya
Pada umumnya, tindakan keperawatan untuk diagnosis ini berfokus pada pengkajian penyebab
ketidakefektifan pernapasan, pemantauan status pernapasan, penyuluhan mengenai penatalaksanaan
mandiri terhadap alergi, membimbing pasien untuk memperlambat pernapasan dan mengendalikan
respon dirinya, membantu pasien menjalani pengobatan pernapasan, dan menenangkan pasien selama
periode dispnea dan napas pendek.
Pengkajian
Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien yang terpasang ventilator
Pemantauan pernapasan
Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu, serta retraksi otot
supraklavikuler dan interkosta
Catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2, akhir tidal dan nila GDA jika perlu
Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola pernapasan,
uraikan tehnik
Diskusikan perencanaan untuk perawatan dirumah, meliputi pengobatan, peralatan pendukung, tanda
dan gejala komplikasi yang dapat dilaporkan, sumber-sumber komunitas
· Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok didalam ruangan
· Instruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus memberitahu nakes pada saat
terjadi ketidakefektifan pola pernapasan
· Aktivitas kolaboratif
· Konsultasikan dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan fungsi ventilator
mekanis
· Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan, nilai gda, sputum, dan sebagainya,
jika perlu dan sesuai protkol
· Berikan terapi nebulizer ultrasonic dan udara atau oksigen yang dilembabkan sesuai program
Aktivitas lain
· Minta pasien untuk mengubah posisi, batuk dan napas dalam setiap……….
· Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur, untuk menurunkan ansietas dan
meningkatkan perasaan kendali
· Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanul nasal, masker atau sungkup,
Perawatan dirumah
· Jika menggunakan ventilator atau alat bantu elektrik lainnya, kaji kondisi rumah untuk keamanan
listrik dan beritahu jasa pelayanan yang bermanfaat sehingga mereka segera mendapat bantuan
pada kondisi listrik padam
· Selau ingat bahwa bai baru lahir harus bernapas melalui hidung, bahwa pernapasan normal
adalah abdomen, dan karena pernapasannya tidak teratur, saudara harus menghitung
pernapasannya selama satu menit penuh.
Untuk meminimalkan risiko sinrom kematian bayi mendadak, bai sebaiknya diletakkan dalam posisi
berbaring telentang atau tidur miring, bukan posisi telungkup
Anak-anak tetap bernapas per abdomen sampai usia sekitar 5 tahun dan diameter jalan napas mereka
yang lebih kecil meningkatkan resiko obstruksi jalan napas
Diagnose 3 : Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan,
batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.
Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut:
1 Tidak adekuat
2 Sedikit adekuat
3 Cukup adekuat
4 Adekuat
5 Sangat adekuat
Indicator
· Makanan oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi parenteral total
Pengkajian
Manajemen nutrisi:
· Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang berizi dan tidak mahal
· Manajemen nutrisi: berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
Aktivitas kolaboratif
· Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang mengalami
ketidakadekuatak asupan protein
· Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan lengkap, pemberian
makanan melaui selang, atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang adekuat dapat
dipertahankan
· Rujuk ke program gizi dikomunitas yang tepat jika pasien tidak dapat memenuhi asupan
nutrisiyang adekuat
· Manajemen nutrisi; tentukan dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi jika diperlukan
jumlah kalori, dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Aktivitas lain
Manajemen nutrisi: berikan pasien minuman dan kudapan bergizi tinggi protein, tinggi kaori yang siap
dikonsumsi dan ajarkan pasien tentang cara membuat jadwal makan jika perlu
Itulah tadi konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tb Paru mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
anda.
Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi
Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif ,dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI Media
Aescullapius.
Smeltzer, Suzanne. C dan Bare, Brenda. G. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth Volume 1. Jakarta: EGC