1
“Tentang Teater Salihara.” Komunitas Salihara, www.salihara.org/rents/teater-salihara diakses
2
Thomsen, Dumisani. “Enhancing The Performance Spaces: Black Box Theatres.” Staging Concepts,
www.stagingconcepts.com/news/enhancing-the-performance-space-black-box-theatres/ diakses 20 April
2019.
3
Ibid
4
Legoh, Finarya 2019, Akustik: Minggu VIII, catatan kuliah, Akustik ENAR600018, Universitas Indonesia,
disampaikan pada 18 April 2019.
1.2 Pertanyaan Penelitian
1.2.1 Bagaimana kualitas akustik yang terjadi di masing-masing penataan tempat duduk
pada Salihara Blackbox Theatre?
1.2.2 Bagaimana cara meminimalisir kekurangan dari desain Salihara Blackbox Theatre
dalam aspek akustiknya?
1.3.2 Mengetahui cara meminimalisir kekurangan dari desain Salihara Blackbox Theatre
dalam aspek akustiknya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kualitas Akustik yang Terjadi dalam Teater Blackbox Salihara
foyer
1. Proscenium (kiri)
Memberikan bentuk denah shoebox yang ramping sehingga mengoptimalkan pemantulan suara
Umumnya dipakai pada pementasan sandiwara dan beberapa kali dipakai untuk pertunjukan
musik.
2. Arena (kanan)
Memberikan bentuk stage yang dapat dilihat dari banyak arah sehingga mengoptimalkan visual
audiens terhadap penampil. Selain itu juga menghasilkan seating area dengan barisan yang sedikit
sehingga memudahkan audiens paling belakang untuk melihat dan mendengar penampil.
Umumnya dipakai pada acara yang membutuhkan interaksi antara penampil dengan audiens
seperti diskusi dan talkshow. atau acara yang mengharuskan audiens dapat melihat performer
dengan jelas seperti peragaan busana.
2.1.2.2 Penggunaan Material dan Reverberation Time (pada frekuensi 250 Hz)
Proscenium
Material α A (m2) αA
Concrete floor 0.01 124,2 1,242
Standard brickworks 0.04 271,2 + 49.2 + 88.3 = 408,7 16,348
Solid timber door 0.10 6 0.6
Adult per person seated 0.40 33.12 + 207 = 240.12 96.048
Gypsum 0.05 331.2 16.56
Total αA = 130.798
Volume = 1871.28
RT = 0.161 x V / αA = 0.161 x 1871.28 / 130.798 = 2.3
Arena
Material α A αA
Concrete floor 0.01 165.6 1.656
Standard brickworks 0.04 159.04+141.6+147.6=448.24 17.9296
Solid timber door 0.10 6 0.6
Adult per person seated 0.40 165.6 + 12+11.6 = 189.2 75.68
Gypsum 0.05 331.2 16.56
Total αA = 112.4256 Volume = 2036.88
RT = 0.161 x V / αA = 0.161 x 2036.88 / 112.4256 = 2.9
2.2 Usaha Meningkatkan Kualitas Akustik yang Terjadi dalam Teater Blackbox
Salihara
Penulis menawarkan solusi yaitu mempertahankan layout arena untuk segala kegiatan yang
berlangsung di dalam teater, karena kelebihannya sebagai berikut:
1. Stage dapat dilihat dari banyak arah, sehingga memaksimalkan interaksi antara penampil
dengan audiens. Hal ini bermanfaat untuk kegiatan talkshow atau diskusi
2. Menghasilkan row kursi yang lebih sedikit sehingga kualitas pandangan maupun
pendengaran penonton paling belakang tidak jauh berbeda daripada penonton terdepan. Hal
ini relatif bermanfaat untuk semua kegiatan, terutama pertunjukan teater dan musik.
Akan tetapi, beberapa kegiatan seperti pertunjukan teater atau musik membutuhkan jarak tertentu
agar suara penampil dapat terpantul dengan baik. Layout arena terlalu lebar untuk menimbulkan
pantulan langsung, ditambah dengan ceiling yang tinggi di bagian stage. Sehingga untuk
mengatasinya, penulis menyarankan untuk menambah bidang reflektor dengan α lebih besar dari
gypsum di bagian atas stage yang lebih rendah dari tinggi ceiling bangunan teater, sehingga suara
penampil dapat dipantulkan dengan jarak yang lebih pendek. Di 3 sisi dinding ditambahkan karpet
untuk meredam gema yang tidak diperlukan bagi penonton paling belakang.
Efeknya, volume lebih kecil, luas permukaan bisa lebih besar, dan total αA lebih besar, sehingga
Reverberation Time juga bisa diperkecil sehingga waktu pemantulan tidak terlalu panjang.
Material α A αA
Concrete floor 0.01
69.6 0.696
Standard brickworks 0.04
104.4 4.176
Solid timber 0.10
6 + 470.6 = 476.6 47.66
Adult per person seated 0.40
165.6+11.6+12= 189.2 75.68
Carpet, thin 0.25
159.04+141.6=300.64 75.16
Total αA = 203.372 Volume = 1902.72
RT = 0.161 x V / αA = 0.161 x 1902.72 / 203.372 = 1.5