Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TRANSLATE

MATAKULIAH PENGANTAR AKUSTIK

Oleh :

A.A Diah satria Purnama

1408205006

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERITAS UDAYANA
2017

1
BAB 3 AKUSTIK RUANG
Pada bab ini akan lebih focus pada karakteristik bunyi dalam ruang tertutup untuk
memperoleh efek akustik terbaik bagi pendengar dalam ruangan tersebut. Berbagai efek
pada ruangan-ruangan memiliki sifat-sifat subjektif dari bunyi yang dipelajari.

A. TINGKAH LAKU BUNYI

Refleksi yang diterangkan pada bab 1 memperlihatkan bahwa bunyi dapat


dipantulkan seperti cahaya, yaitu sudut datang akan sama dengan sudut pantul. Namun,
perlu diingat bahwa hal tersebut akan terjadi jika pantulan suatu objek setidaknya memiliki
panjang gelombang yang sama. Hal tersebut sangat berguna untuk melakukan analisis
geometri yang terbatas. Hal ini dapat mencegah masalah dari pemantulan yang tertunda
dan efek focus. Sangat tidak berguna melakukan analisi geometri diluar pemantulan
pertama atau kedua, namun dapat mencegah keasalahan kotor saat mendesain.

Kesalahan ini sering disebabkan dari efek fokus bentuk konkaf (cekung) yang
menghasilkan ruangan dengan bunyi yang keras atau memiliki titik mematikan seperti
yang terlihat pada gambar 3.1. sangatlah tidak baik apabila memiliki permukaan cekung
pada sebuat aula kecuali kecekungan tersebut memiliki focus yang berada diluar aula.
Permukaan cembung sangat berguna untuk memberikan permukaan yang menyebar agar
pemantulan merata diseluruh aula.

Gambar 3.1 efek penyebaran dari permukaan berbentuk cembung dan efek memfokuskan dari permukaan
berbentuk cekung

Pada aula yang luar, perhatian kita haruslah pada efek pemantulan yang kurang kuat
dari bunyi tersebut untuk dapat didengar oleh pendengar pada aula tersebut setelah 50ms,

2
jika tidak kekacauan akan mungkin terjadi diantara bunyi langsung dan bunyi pantulan
ketika berbicara. Pidato atau bebicara rata-rata ada pada rentan antara 15-20 suku kata
perdetik atau kurang lebih satu kata setiap 50-70ms. Hal ini berkoresponden untuk
menunda sekitar 17 m. seorang anggota pendengar yang duduk di 8.5 m dari sebuah
pantulan dari belakang tembok pada suatu aula akan menemukan kesulitanuntuk mengerti
pidato tersebut . pada suatu aula yang lebih besar permukaan lain menjadi penting, seperti
dinding-dinding samping dan pada plafon, seperti pada gambar 3.2. pantulan kuat tersebut
dapat dicegah dengan melapisi permukaan dengan bahan penyerap atau dengan membuat
permukaan tersebut menjadi permukaan yang menyebarkan pantulan bunyi yaitu
permukan cembung. Pemantulan cepat dari sudut-sudut akan membuat sebuah masalah
namun mudah untuk diatasi dengan menggunakan sebuah plaster akustik atau beberapa
bahan penyerap.

Gambar 3.2 jalur suara yang berbeda 17m akan menyebabkan kebingungan ketika berbicara

Solusi termudah muncul untuk mengcover sebanyak mungkin permukaan untuk


dilapisi bahan penyerap. Namun, terlalu banyak bahan penyerap akan mengarahkan ke
efek yang tidak menyenangkan dan juga akan membuat bunyi atau suatu pidato tersebut
tidak teramplifikasi untuk didengar di aula bagian belakang. Tujuan penggunaan bahan
penyerap haruslah seminimal mungkin sehingga aula tersebut akan memiliki volume yang
tidak terlalu besar untuk menambah daya tamping pada aula.

3
GEMA YANG BERGETAR, ini berisikan penggantian cepat dari gema yang
terdeteksi setelah ledakan singkat dari sebuah bunyi seperti bunyi tepukan tangan (lihat
pada gambar 3.3). hal ini dapat dicegah dengan membuat beberapa tipe sumber bunyi yang
tidak ada secara pararel diantara pemantulan permukaan tersebut. Bahan penyerap bunyi
yang ditempel ditembok juga dapat mengurangi efek tersebut, bnamun pendistribusian
bunyi tersebut tidak akan sejenis.

Gambar 3.3 kurva peluruhan yang terekam menunjukan efek gema yang bergetar

Gema yang bergetar akan susah untuk diatur di sebuah ruangan-ruangan kecil
seperti ruangan untuk berlatih music dimana banyak bahan penyerap yang tidak
diinginkan.. jawaban dari kasus ini adalah untuk mencegah dinding-dinding pararel,
plafon-plafon pararel dan lantai-lantai, seperti yang ditunjukan digambar 3.4.

Gambar 3.4 gema yang bergetar dapat dihindari dengan membuat dinding yang sejajar bebrapa millimeter

4
B. MEMPELAJARI RIAK TANGKI

Efek dari bentuk-bentuk yang anehdapat dipelajari dengan riank tangki. Hal ini
terdiri dari sebuah tray yang tipis dan transparan dari air yang memiliki bentuk duduk.
Sumber dari bunyiadalah sebuah vibrator yang menyebabkan bentuk beriak-riak. Efek
dari memfokuskan, difusi atau interferensi dapat diinvestigasi dengan cara yang mudah ini.
Sebuah stroboskopik memperlihatkan hal ini dengan jelas. Hal ini haruslah diapresiasi
bahwa metode ini hanya memperlihatkan efek untuk dua dimensi dan tidak untuk simulasi
penyerapan.

C. MODE KAMAR

Pada beberapa jenis ruangan tingkah laku bunyi sangatlah unik dan sangatlah
kompleks karena properti penyerapan dan pemantulan dari semua bentuk pada dinding itu.
Faktanya adalahg energy bunyi tidak terdistribusi merata yang mana dapat
didemonstrasikan dengan memiliki sebuah frekuensi tunggal dicatat dimainkan dan
mendengarkan ituselama berjalan disekitar ruangan tersebut. Posisi yang lebih tinggi dan
lebih rendah untuk mendengar bunyi tersebut akan terlihat. Tentu saja posisi-posisi ini
tidak akan sama untuk frekuensi yang berbeda. Variasi-variasi level ini sangatlah tidak
bagus untuk dijadikan posisi mendengar para pendengar.

D. PEMANTUL AKUSTIK

Tanpa system amplifikasi akan terdapat kekuatan bunyi yang terbatas untuk tanpa
bantuan pidato ini diantara 10-50 W. pada aula yang lebih besar kekuatan bunyi yang
tersedia haruslah tersebar merata. Akan terdapat sedikit masalah awalnya dan lebih jauh
kebelakang hal tersebut akan sangat diperlukan untuk memiliki bunyi yang diarahkan
dalam artian sebuah bentuk pemantul yang special. Dalam banyak kasusu, plafon-plafon
dapat dimanfaatkan asalkan pantulan-pantulan yang tertunda lama dicegah. (lihat pada
gambar 3.5)

E. BENTUK SEBUAH AULA

Tiga rencana dasar sudah umum digunakan untuk aula yang lebih besar. Yaitu,
bentuk persegi, bentuk fan dan horseshoe. Pada sebuah aula yang memiliki tempat duduk
dibawah 1000orang, bentuknya tidak terlalu genting. Ketika ukuran membesar akan lebih
baik memilih bentuk fan, sehingga para pendengar duduk sedikit lebih dekat ke sumber

5
bunyi (lihat pada gambar 3.6). perhatian haruslah terfokuskan pada aula yang tidak cekung.
Masalah-masalah dapat timbul dari pantulan-pantulan dinding samping yang mana harus
dihancurkan dengan membuat permukaan yang menyebarkan bunyi atau menambah bahan
penyerap bunyi. Seperti contoh aula berbentuk fan.

Gambar 3.5 pemantulan pada langi-langit

Gambar 3.6 aula berbentuk Fan

Rumah opera seringkali dibangun berbentuk horseshoe. Bentuk permukaan yang


cekung efeknya dapat diminimalkan dengan menambahkantingkatan kotak disekeliling
dinding. Para pendengar akanmemberikan penyerapan bunyi itu sendiri. Tipe ini sangat
bagus untuk rumah opera dimana kejernihan dari suatu bunyi lebih penting daripada
penuhnya suatu nada.namun tidak disarankan untuk music orchestra. Covent Garden
Opera House adalah contoh dari ruangan berbentuk horseshoe.

Bentuk ruangan kotak yang tradisional memiliki banyak keuntungan pada


konstruksinya dan selama pemantul digunakan pada sumber suara, kesulitan untuk

6
mendapatkan kenyaringan yang cukup didekat bagian belakang dapat diatasi. The Royal
Festival Hall di London adalah contoh dari aula yang berbentuk kotak (lihat gambar 3.7)

Gambar 3.7 aula berbentuk kotak

Bentuk lainnya dapat digunakan atau disarankan. Bentuk konvensional mungkin


lebih populer karena kerumitannya lebih sedikit dari suatu kuantitas yang tidak diketahui.
The Royal Albert Hall adalah salahsatu contoh dari sebuah konstruksi berbentuk oval,
namun memiliki permasalahan akustik. The Philharmonic Concert Hall di Berlin adalah
aula dengan bentuk yang irregular. The Philharmonic Concert Hall di New York adalah
aula dengan kombinasi dari bentuk kotak dan bentuk fan. Dimensi tradisionalnya memiliki
rasio yaitu 2:3:5 untuk tinngi:lebar:panjang.

Gambar 3.8 suitable rake dari aula dengan balkon

7
F. VOLUME

Untuk kondisi mendengar yang optimum, sangat penting untuk suatu aula
menggunakan volume yang pas. Hal ini diberikan pada tabel 3.1

Dapat dilihat bahwa volume perorang bergantung pada fungsi dari aula tersebut.
Music yang dimainkan disebuah aula yang memiliki volume kecil cenderung kurang
kepenuhan, sedangkan pidato diaula yang memiliki volume besar untuk kapasitas
duduknya diperkirakan bisa kurang jelas. Tabel 3.2 dan 3.3 memberikan keterangan list
dari statistik akustik vital untuk beberapa aula konser biasanya dan rumah opera. Hampir
semua dari aula-aula konser yang bagus dan rumah opera diseluruh dunia sesuai dengan
pola umum dari volume yang direkomendasikan di tabel 3.1.

Volume dari gereja-gereja yang besar sekali, dengan banyak katedral yang terkenal
memiliki kapasitas hingga empat kali dari yang direkomendasikan. Sebagai contoh, St
Pauls Cathedral, memiliki volume kurang lebih 30.000 m3 atau lebih.

8
G. WAKTU DENGUNGAN

Ini adalah waktu yang dibutuhkan sebuah bunyi untuk menghilang hingga 60dB.
Salah satu dari sedikitnya aula konser memiliki kriteria yang didefinisikan dan terukur
dengan akurasi yang wajar adalah waktu dengungan. Ini adalah salah satu kriteria yang
paling penting. Suatu bunyi tidak mati begitu saja seperti saat diproduksi tetapi akan terus
didengar untuk beberapa waktu karena pantulan dari dinding, langit-langit, lantai, dan
permukaan lainnya. Itu akan tercampur kemudian dengan bunyi langsung yang biasanya
disebut bunyi dengungan. Orang-orang menduga beberapa bunyi dengungan dapat
membantu pendengar untuk memahami lebih baik atau membantu menyampaikan dari
atmosfer ke pendengar. Dari rumah berhantu dengan waktu dengungan yang panjang
hingga sel-sel yang terlapisi. Rasa sehat dari seseorang atau tidak diragukan lagi
dipengaruhi oleh lamanya waktu dengung.

Waktu dengungan yang ideal telah disarankan oleh berbagai pekerja menggunakan
metode empiris. Salah satunya karena Stephens dab Bate yaitu :

3
= (0.012 + 0.1070)

Dimana T = waktu dengun per detik

V = volume aula dalam m3

r = 4 (untuk pidato), 5 (untuk orkestra), 6 (paduan suara)

Peningkatan sebesar 40% adalah suatu yang bijak pada frekuensi yang rendah.
Metode lainnya menggunakan set dari suatu grafik, seperti yang terlihat digambar 3.9.
beberapa perhitungan sederhana memperlihatkan bahwa hal ini memberikan hasil yang
mirip dibanyak kasus.

9
Gambar 3.9 waktu dengung optimum untuk auditorium yang berbeda ukuran

RUMUS SABINE actual waktu dengungan dapat dihitung dengan menggunakan


rumus sabine :

0.16
=

Dimana T = waktu dengungan per detik

V = volume aula dalam m3

A = luas bahan penyerap dalam m2

Nilai dari bahan penyerap dapat dihitung dengan menggunakan tabel koefisien
penyerap tiap-tiap material yang digunakn pada aula tersebut. Koefisien penyerapan untuk
suatu bahan adalah fraksi dari suatu bunyi yang tidak terpantulkan. Contoh-contoh
koefisien tersebut diberikan pada tabel 3.4 Dan 3.5. Nilai dari suatu bahan penyerap secara
normal dapat dihitung untuk tiga atau empat frekuensi terpilih, yaitu: 125 Hz, 500Hz,
2000Hz, dan jika perlu 4000Hz.

10
RUMUS EYRING rumus sabine memiliki kelebihan besar dari kesederhanaan dan
akurasi selama rata-rata penyerapan dari semua permukaan dalam ruangan yaitu 0.2

Sabine mengasumsikan bahwa bunyi didalam suatu ruangan akan hancur secara terus
menerus, dimana Eyring menganggap hal itu merupakan penghancuran secara berselang
seling pada suatu pantulan bunyi.

11
Anggap I0 adalah intensitas asli suatu bunyi pada waktu t = 0 dan rata-rata koefisien
penyerapan dari pantulan permukaan adalah Sehingga :

Intensitas setelah pantulan 1 = (1 )0

Intensitas setelah pantulan 2 = (1 )2 0

Intensitas setelah pantulan n = (1 ) 0

Namun waktu dengungan adalah waktu yang diambil ketika 60dB peluruhan atau suatu
peluruhan yaitu 10-6 dari intensitas asli

(1 ) 0 = 106 0

(1 ) = 106

log (1 ) = 6 log 10

6 log 10
=
log (1 )

Hal ini menunjukan bahwa berarti bagian yang bebas dalam suatu ruangan kotak yang
memiliki volume V dan area permukaan S = 4V/S m. selama rata-rata waktunyanya
diantara pantulan yaitu

4 1
= .

4
=

Dimana c adalah kecepatan bunyi diudara

4
pantulan membutuhkan waktu seconds

4 ( 6 log 10) 24 log 10


waktu dengungan, T = =
log (1 ) log (1 )

12
= 330 /
[ ]
24 log 10
= 0.16
330

0.16
=
log 10(1 )

Hal ini haruslah dicatat bahwa ekspansi dari log 10(1 ) adalah seperti pada tabel 3.6.
dan untuk nilai yang kecil dari (anggap 0.2) semua persyaratan pertama akan diabaikan
sehingga rumusan waktu dengung menjadi :

0.16 0.16
= =
()()

Koreksi lebih lanjut mungkin perlu ditambahkan untuk frekuensi yang lebih tinggi
untuk memungkinkan penyerapan udara. Sehingga:

0.16
=
log 10 (1 ) +

13
Dimana x adalah penyerapan suara atau satuan volume udara, lihat pada tabel 3.7. jika nilai
dari kurang dari 0.2 namun frekuensinya diatas 1000Hz, maka rumusan Sabine
dimodifikasi menjadi :

0.16
=
+

H. PENGUKURAN WAKTU DENGUNG

Permasalah utama adalah keakuratan pengukuran untuk waktu yang sangat singkat
yaitu sekitar 0.5s. pada daarnya, metodenya sangat mudah. Bunyi dihasilkan dengan
amplitude yang cocok dan kemudian laju dari peluruhan perbedaan frekuensi
diukur.seperti yang ditunjukan pada gambar 3.3.

Idealnya, sumber dari bunyi akan menjadi oktaf atau oktaf ketiga pita acak
kebisingan dari sebuah generator kebisingan, melalui sebuah amplifier untuk
memasangkan pengeras suara, seperti yang terlihat pada gambar 3.11. hal ini bisa saja sulit
dan sebuah alternatifnya yaitu menggunakan pistol seperti yang terlihat pada gambar 3.11.

Pengukuran dapat dilakukan dengan metode yang digambarkan pada gambar 3.10
atau 3.11. hal ini mencakup koneksi microphone ke alat analisis frekuensiyang tersambung
dengan sebuah level perkam. Level perekam tersebut akan memiliki logaritma
potensiometer pada sirkuit untuk mengubah tekanan menjadi dB. Mikroprosesor modern
yang dasar peralatannya dapat untuk menghasilakn grafik dari kurva peluruhan pada suatu
layar video dan secara otomatis terhitunglah nilai dari waktu dengungnya.

14
15
Pada beberapa kasus, pengukuran akan biasanyadibuat dalam bentuk pita oktaf, hal
ini dapat diselesaikan dengan mengganti tapis-tapis pada alat analisa frekuensi. Hasil dari
beberapa ruangan dapat dilihat pada tabel 3.8

I. MENGHITUNG KOEFISIEN PENYERAPAN

Perumusan Sabine memperlihatkan bahwa waktu dengung pada sebuah ruangan


yaitu sebanding dengan volumenya dan berbanding terbalik dengan penyerapannya. Hal
ini sangatlah esensial bahwa penyerapan suatu permukaan akan rampung jika mengetahui
desain dari panggung sehingga kemungkinan waktu dengungan dapat terkalkulasi. Untuk
ini, nilai suatu bahan terutama koefisien penyerapannya sangatlah dibutuhkan. Hal ini
biasanya didefinisikan sebagai sebuah fraksi dari energy bunyi yang takj dipantulkan.
Terdapat dua metode untuk menghitung yaitu metode ruang gema atau metode tabung
impedansi.

1. METODE RUANG GEMA/DENGUNGAN


Metode ini adalah metode yang lebih baik karena memperbolehkan semua sudut
kejadian. Namun terdapat kerugian yaitu membutuhkan sebuah ruangan dengan volume
200m3 sehingga pengukurn untuk 100Hz dapat dikerjakan (frekuensi paling kecil tidak

16
3
boleh dibawah dari 125 (180/ ) Hz untuk memastikan bidang difusi bunyi, dimana
V=volume ruangan tersebut). Ruangan itu sendiri akan memiliki dinding dan langit-langit
yang pararel, disana juga aka nada beberapa objek difusi. Sebuah waktu dengungan yang
panjangg sangat penting untuk keakuratan perhitungan.
Metode ini sangatlah sederhana. Perhitungan waktu dengungan dibuat terlebihdahulu
tanpa bahan penyerap dan kemudian dengan bahan penyerap pada ruangan.
0.16 0.16
1 = dan 2 =
+
Dimana V = volume dari ruang gema
T1 = waktu dengungan tanpa bahan penyerap
T2 = waktu dengungan dengan bahan penyerap
A = penyerapan ruangan tanpa bahan penyerap
Dan = ektra penyerapan dari bahan

0.16
=
1
0.16
+ =
2
1 1
= 0.16 ( + )
2 1
Pada praktiknya, terdapat sedikit koreksi pada perilaku bunyi di ruang gema yang
dapat membuat sebuah perbedaan sekitar 5% . koreksi ini diberikan di BS 3638:1987
metode untuk menghitung koefisien penyerapan bunyi (ISO) pada ruangan gema.
1 1
Dimana = (55.3 )( )
2 1

Dan c adalah kecepatan bunyi di udara



Maka koefisien penyerapannya yaitu =

Dimana S = luas permukaan yang dihitung, yang mana seharusnya merupakan
single area antara 10-12 m2.

2. METODE TABUNG IMPEDANSI


Metode ini hanya menghitung koefisien penyerapan pada kejadian normal. Hal ini
merupakan indikasi yang sangat berguna dari pendeknya property penyerapan yang
dimiliki suatu bahan. Hal ini lebih digunakan untuk pekerjaan secara teori, pekerjaan

17
research atau dalam control kualitas untuk menghasilakn bahan penyerap akustik. Nada
murni dihasilkan dengan suatu oscillator yang digunakan untuk meranggsang pengeras
suara, seperti yang terlihat pada gambar 3.13. Jika perpindahan setiap waktu dari kejadian
gelombang digambarkan oleh :
1 = sin( )

2
= , = 2
[ ]

2 = sin( + )

= 1 + 2

Dimana a = amplitude maksimum asli dan fa = amplitude maksimum dari pantulan

18

Anda mungkin juga menyukai