Anda di halaman 1dari 12

BAB 3 AKUSTIKA

3.3. Aspek Perancangan


3.3.1 Sistem Tata Suara Ruang Elektronik yang Efek f
Sub-bab ini memberikan p untuk menggunakan Sound system dengan efekt

 Sistem penguat bunyi (sound-reinforcing system) yang dirancang dengan baik harus
terintegrasi dengan akus k bangunan sehingga akan mendukung transmisi alami
bunyi dari sumber ke pendengarnya. Sistem tersebut harus menjaga bunyi di dalam
ruang terdistribusi dengan baik dan dengan kekerasan yang cukup.

 Bila digunakan oleh pembicara yang pengalaman, auditorium berkapasitas kurang


dari 500 tempat duduk jarang memerlukan sistem penguat bunyi; antara 500 hingga
1000 tempat duduk mung- kin mulai memerlukan sistem penguat bunyi; lebih dari
1000 tempat duduk memerlukan sistem penguat bunyi meskipun dak selalu
dipakai. Ruang yang dipergunakan oleh pembicara yang dak berpengalaman seper
ruang pengadilan dan ruang sidang di perkantoran, tanpa tergantung oleh
ukurannya, selalu memerlukan sistem penguat bunyi.

 Pilihan pertama sistem penguat bunyi adalah pe sentral (central) yaitu loudspeaker
(atau kumpulan loudspeaker) yang diletakkan tepat di atas sumber bunyi. Cara ini
dianggap paling alami karena bunyi datang dari sumber bunyi.

 Pilihan kedua adalah sistem penguat bunyi tersebar (distributed). yaitu penempatan
sejumlah besar loudspeaker secara tersebar dengan ke nggian rendah. Se ap
loudspeaker mengeluarkan bunyi yang dak terlalu kuat untuk melayani area yang
dak terlalu luas di bawahnya.

 Letakkanlah mikrofon di luar cakupan bunyi loudspeaker untuk menghindari


feedback (kecuali pembicara dekat dengan mik dan mik tersebut dak terlalu peka).
3.3.2 Per mbangan Akus ka dalam memilih rumah
Jika Anda hendak memilih rumah dan Anda pe orang yang sangat sensi f terhadap
bunyi, cobalah beberapa p di bawah ini:

 Pilihan pertama adalah rumah nggal yang berdiri sendiri, pilihan kedua rumah
nggal townhouse, dan pilihan terakhir adalah lantai paling atas kondominium.

 Kenali (dan tentunya berusaha hindari) lokasi terdekat dari: jalan raya, halte bus
(persis di depan rumah?), rel kereta api, bandara, kantor/garasi dinas pemadam
kebakaran, sta on ambulan, diskotek/ pub yang mungkin menghasilkan kebisingan
hingga larut malam (atau malah hampir pagi).

 Carilah tahu ke Dinas Tata Kota tentang konsep pengembangan kota dan jaringannya
(jangan terlalu percaya pada Pengembang).

 Cobalah berkunjung ke calon rumah Anda beberapa kali pada saat yang berbeda.
Sunyi di satu saat belum tentu begitu di saat lain. Pesawat terbang dapat nggal
landas dan mendarat dari arah yang berbeda, tergantung arah angin.

 Rasakanlah kondisi akus k di luar dan di dalam rumah.

 Berjalanlah berkeliling rumah dan catatlah keadaan lahan yang bersebelahan. Jika
lahan masih kosong, tanyakan kepada perencana lingkungan/kota akan difungsikan
sebagai apa.

 Ajaklah orang lain, mintalah berjalan di lantai atas, mengguyur toilet, dan lain-lain,
rasakanlah apakah bunyi-bunyi tersebut dapat ditolerir.

 Catatlah letak elevator (jika di bangunan berlantai banyak), letak transformer utama,
serta pembuangan sampah. Dengarkanlah bunyinya dari dalam rumah.

 Tanyakan pada kontraktor apakah pipa pembuangan dari besi digunakan.

 Mintalah gambar kerja bangunan dari arsitek, Anda mungkin akan memerlukannya
jika ingin mengadakan perbaikan-perbaikan.

 Yakinkanlah bahwa denah ruang di atas dan di bawah rumah Anda (bila menjadi
bagian bangunan berlantai banyak) sama. Itu berar di atas dan di bawah dapur
Anda ada dapur tetangga. Di atas dan di bawah toilet Anda ada toilet tetangga. Jadi,
jangan sampai di atas kamar dur ada toilet tetangga.

 Mintalah konfirmasi tertulis posisi penghuni terhadap penutup lantai. Jangan sampai
tetangga Anda di atas mengubah karpet ke marmer.
 Mintalah konfirmasi tertulis posisi penghuni terhadap piano dan organ.

 Jika sudah ada tetangga, bicaralah dengan mereka apakah ada masalah kebisingan,
apakah mereka dapat saling mendengar dengan tetangga lain, dan sebagainya.

 Mintalah kopi catatan dewan penghuni tentang adanya komplain beberapa tahun
belakangan, adakah keluhan yang berhubungan dengan kebisingan dan bagaimana
masalah tersebut diselesaikan.

 Mintalah jaminan tertulis dari wakil penjual atau pengembang mengenai klaim untuk
permasalahan kebisingan.

 Untuk kondominium (rumah susun), carilah unit yang paling sedikit mempunyai
dinding yang beradu dengan tetangga (misalnya disudut). Di perumahan, carilah yang
di ujung.

 Jangan membeli rumah di dekat elevator, lubang pembuangan sampah, ruang olah
raga, atau ruang pesta.

 Jangan menawar tanpa memper mbangkan hal-hal di atas!


3.3.3 Bangunan Ibadah
Bangunan ibadah, seper gereja, mempunyai akus k yang unik. Di gereja, misalnya,
ada ak vitas kotbah dan menyanyi, baik yang dilakukan oleh jema'at ataupun paduan suara.
Berbeda dengan di auditorium sekuler, di gereja suara pemimpin ibadah perlu diberi
sentuhan akus k agar lebih berwibawa dan menarik. Suara pendeta dak hanya perlu jelas,
tetapi juga mantap berwibawa. Jika sedang membaca kitab suci, misalnya, atau berdo'a,
nggi rendah dan penekanan suara sangat pen ng. Demikian pula suara paduan suara harus
dapat memenuhi seluruh ruangan gereja dan terkendali (keras lembutnya) dengan baik.
Ada satu rumus yang disebut sweetspot (dari Joseph De Buglio) yang dapat
digunakan sebagai pedoman peletakan speaker di gereja. Rumus ini belum dikaji secara
ilmiah, namun secara empiris banyak dipercaya cocok untuk gereja.
In dari sweetspot adalah peletakan speaker pe terpusat. (cluster) pada jarak (L-
W)/2+W dihitung dari dinding belakang ruang gereja (L adalah panjang ruangan, W adalah
lebar ruangan). Secara sederhana kumpulan speaker akan berada di posisi antara 1/3 dan
1/4 panjang ruangan dihitung dari depan (mimbar) dan tepat di tengah antara dinding kiri
dan kanan.
Beberapa pedoman untuk desain akus k gereja (disarikan dari Egan):

 Untuk musik, gereja berdenah sempit dengan volume ruang besar akan sangat
bagus. Denah melebar dengan jema'at mengelilingi mimbar kurang baik karena
kurangnya bunyi lateral yang dibutuhkan agar musik terasa mengisi penuh gereja.

 Mimbar harus diangkat dan berada dekat dengan dinding. Jika langit- langit terlalu
nggi, buatlah kanopi mimbar yang diarahkan ke jema'at untuk memperoleh suara
langsung yang lebih baik dan menghindari pantulan yang terlalu lama.

 Hindarilah bentuk-bentuk kubah atau cekungan yang akan mencipta- kan k api
bunyi.

 Atur kursi sedemikian rupa sehingga seluruh jema'at dapat melihat mimbar dan jarak
jema'at ke mimbar sekecil-kecilnya agar ucapan dari mimbar terdengar lebih baik.

 Permukaan dinding dan langit-langit sebaiknya dari bahan pemantul bunyi, dengan
bentuk cembung atau berceruk-ceruk untuk mencipta- kan dengung, difusi, dan
pantulan lateral bunyi yang diperlukan (agar jema'at dikelilingi oleh bunyi). Hindarilah
bahan yang terlalu banyak meredam frekuensi rendah.

 Sisi bawah balkon perlu diberi peredam untuk menghindari echo atau permukaannya
dibentuk berlekuk-lekuk.
 Tempatkan organ dan paduan suara berdekatan (<13m) agar diperoleh
keseimbangan antara bunyi organ dan suara paduan suara. Kelilingi keduanya dengan
bahan pemantul bunyi (tetapi bukan ceruk yang terlalu dalam) untuk mengarahkan
bunyi ke jema'at.

 Untuk mendukung kegiatan meditasi, kebisingan harus ditekan serendah-rendahnya.


Tingkat kebisingan ruang yang disebabkan oleh peralatan mekanik (seper lubang
AC) harus memenuhi NC-25 (Noise Criterion 25 dB). Maksudnya, bunyi latar belakang
yang ada di ruang tersebut jangan lebih dari 25dB.

 Untuk meningkatkan kejelasan ucapan pemimpin ibadah di ruangan yang


berdengung, pakailah speaker sistem terpusat yang terarah ke area jema'at. Dapat
juga dengan sistem tersebar dengan penunda sinyal.

3.3.4 Gedung Konser


Gedung konser (Concert Hall) adalah termasuk bangunan yang memiliki akus k kri s.
Arsitek perlu didampingi ahli akus k untuk memperoleh desain yang sempurna.
Berikut ini adalah pedoman sederhana bagi arsitek yang dapat digunakan dalam
tahap awal desain (disarikan dari Egan):

 Waktu dengung (TR) pada frekuensi tengah (rata-rata untuk 500 dan 1000Hz) di saat
ruangan penuh antara 1,6 dan 2,4 de k untuk opera, simponi, organ, dan paduan
suara. Ingat bahwa bunyi musik di ruangan yang memiliki waktu dengung tepat akan
sangat hidup. memenuhi ruangan, dan memadu dengan baik.

 Untuk pertunjukkan musik, rasio bass (bass ra o) harus lebih besar dari 1,2. Rasio
bass adalah perbandingan antara waktu dengung frekuensi rendah (rata-rata untuk
125 dan 250Hz) dan frekuensi tengah (rata-rata untuk 500 dan 1000Hz).

 Kein man (in macy) dapat diperoleh dengan mengusahakan celah tunda waktu awal
(ini al- me-delay gap, ITDG) kurang dari 20 ms (milisecond, mili-de k, seperseribu
de k) untuk bunyi pantulan. (Ini al me delay gap adalah waktu selang antara
kedatangan bunyi langsung dan bunyi pantulan pertama yang harus kurang dari 30
ms, yaitu setara dengan perbedaan jarak tempuh 34 atau 10,36m). Ruangan musik
berbentuk empat persegi panjang sebaiknya mempunyai perbandingan panjang dan
lebar (L/W) kurang dari 2. Secara empiris terbuk bahwa gedung konser yang baik di
Eropa mempunyai perbandingan nggi dan lebar (H/W) lebih besar 0,7!
 Kekerasan (loudness) ditentukan oleh volume ruangan, peredaman bunyi, dan
bentuk sisi depan ruangan. Untuk ruangan berbentuk empat persegi panjang dengan
panggung di depan, volume ruang per orang adalah 8m. Untuk panggung di tengah,
volume ruang per orang adalah 13m.

 Kepadatan tempat duduk 0,6-0,8 m².

 Permukaan dinding samping. langit-langit, dinding balkon, dan dinding panggung


harus dapat memantulkan bunyi secara baur (difus). Hindarilah permukaan-
permukaan yang rata.

 Permukaan pemantul bunyi di dekat panggung harus dapat memantulkan bunyi


kembali ke panggung sehingga pemain dapat merasakan respon ruangan yang
memadai.

 Hindarilah permukaan-permukaan yang menyebabkan gema (echo), lecutan (flu er,


bunyi seper lecutan akibat pantulan yang cepat), rayapan (creep, bunyi yang
merambat di permukaan kubah).

 Hindarilah permukaan-permukaan yang menyebabkan gema (echo), lecutan (flu er,


bunyi seper lecutan akibat pantulan yang cepat), rayapan (creep, bunyi yang
merambat di permukaan kubah).
3.3.5 Ruang Mesin dan Perlrngkapan
Ruang mesin merupakan sumber kebisingan. Beberapa cara untuk menanganinya
adalah sebagai berikut (disarikan dari Egan):

 Letakkan ruang mesin jauh dari ruangan yang sensi f terhadap bunyi.

 Pakailah mesin atau peralatan yang mengeluarkan kebisingan rendah.

 Gunakan konstruksi dinding, lantai, dan langit-langit yang mem- punyai nilai
kehilangan transmisi (transmission loss, isolasi bunyi) besar.

 Isilah dinding dan langit-langit dengan bahan peredam bunyi yang banyak untuk
mencegah mbulnya kebisingan melalui udara.

 Gunakan bahan-bahan yang lembek (seper pegas) di bawah lantai

 Untuk mengisolasi rambatan bunyi (mencegah) ke struktur bangunan.

3.4 Aspek Matema s


3.4.1 Jarak Loudseaker Ke Penderngar (untuk T <2dtk)
d = 0,18.(QV/T)0,5 m.
d = jarak maksimum loudspeaker - pendengar, m.
Q = direk vitas loudspeaker (antara 2-15, semakin besar nilainya berar semakin
terarah atau fokus, untuk suara orang direk vitasnya adalah 2 pada 500Hz), tanpa
unit
V = volume ruang, m³.
T = waktu dengung, dtk.

3.4.2 Jarak (distribusi) antar-Loudspeaker


s=1,4.(h-1,2) m.
s= jarak antar loudspeaker, m.
h = ke nggian langit-langit dari lantai, m. 1,2= rata-rata ke nggian telinga manusia
duduk, m. (gan lah dengan angka 1,7 bila ruangan tersebut untuk pendengar
berdiri).
3.4.3 Loudspeaker Bunyi Latar (Background Masking)
s = 1, 4(2d + h - 1, 2) m.
s = jarak antar loudspeaker, m.
d = ke nggian rongga langit-langit, m. h = ke nggian langit-langit dari lantai, m
1.2= rata-rata ke nggian telinga manusia duduk, m. (gan lah dengan angka 1,7 bila
ruangan tersebut untuk pendengar berdiri)

3.4.4 Ke nggian Langit-langit Auditorium


h = 6, 1 Tr m R

h = rata-rata ke nggian langit-langit dari lantai, dengan kursi terbungkus dan dinding
belakang meredam bunyi, m.
T = waktu dengung untuk frekuensi tengah, dtk.

3.4.5 Frekuensi Resonansi Panil Getar (Vibra ng Panel)


Panil resonan (resonant panels) adalah panel peredam bunyi frekuensi rendah ≤
250Hz.
F,= 207,4/(w.d).5 Hz.
F frekuensi resonansi panil, Hz.lesgasta =
w = berat panil, kg/m².
d = kedalaman udara dibelakang panil, m.
3.5 Contoh Perhitungan
3.5.1 Menghitung Jarak Maksimum Loudspeaker ke Pendengar
Soal: Hitunglah jarak maksimum loudspeaker ke pendengar bila dike- tahui ukuran ruangan
panjang 20m, lebar 10m, dan nggi 4m. Loudspeaker yang digunakan jenis biasa dengan
direk vitas 6. Waktu dengung ruang, TR, 1,2 dtk.
Jawab:
Akan digunakan rumus d = 0,18.(QV/T)5 m.
Direk vitas speaker = 6
Volume ruang (V) = (20)(10) (4) m² = 800 m². Waktu dengung (TR) = 1,2 dtk.
Jadi, jarak maksimum speaker ke pendengar
datud = 0,18.(QV/T)05 m.
= 0,18 ((6)(800)/1,210.5 = 11,38 m.
3.5.2 Menghitung Jarak antar-Loudspeaker

3.5.2 Menghitung Jarak antar-Loudspeaker


Soal: Hitunglah jarak antar-speaker (sistem terdistribusi di langit-langit) pada ruang kuliah
bila ke nggian langit-langit 3,6 m.
Jawab:
Kita akan menggunakan rumus s= 1,4.(h-1,2) m.
Ke nggian langit-langit (h) = 3,6 m. (Ingat angka 1.2 kita biarkan tetap karena ruang kuliah
tersebut diasumsikan digunakan dalam keadaan duduk. Angka 1,2 adalah ke nggian rata-
rata telinga manusia dalam keadaan duduk. Jika ruang tersebut digunakan dalam keadaan
berdiri, maka angka 1,2 kita gan 1,7 yaitu rata-rata ke nggian telinga manusia dalam
keadaan berdiri).
Jadi, jarak antarspeaker adalah:
s = 1,4.(h-1,2) mamedW han 1,4.(3,6-1,2)bu monbad by
= 3,36 m.
3.5.3 Menghitung Jarak antar-Loudspeaker untuk Bunyi Latar
Soal: Hitunglah jarak antarspeaker (sistem terdistribusi pada langit- langit) untuk bunyi latar
pada ruang kantor bila nggi langit-langit 3,6 m dan rongga (jarak antara-speaker dan
permukaan di atasnya) 0,8 m.
Jawab:
Akan digunakan rumus s = 1,4 (2d + h - 1,2) m.
Ke nggian langit-langit (h) = 3,64 m dan jarak antara susunan speaker dan permukaan di
atasnya (d) = 0,8 m.
Maka jarak antarspeaker:
S = 1,4 (2d+h-1,2) m.
= 1,4 (2(0,8)+3,6-1,2)
= 5,6 m.
Jadi, jarak antar speaker 5,6m!

3.5.4 Menghitung Ke nggian Langit-langit Auditorium


Soal: Hitunglah rata-rata ke nggian langit-langit sebuah auditorium bila waktu dengung
nada tengah 2,2 dtk.
Jawab:
Akan dipakai rumus h = 6,1 TR m

Jika waktu dengung (TR) = 2,2, maka rata-rata ke nggian langit-langit yang disarankan:
h = 6,1 Tr m.
= 6,1.(2,2)
= 13,42 m.
3.5.5 Menghitung Resonansi Panil Getar
Soal:
a. Hitunglah frekuensi resonansi sebuah panil seberat 50kg/m² yang diletakkan sejauh 0,4m
dari dinding.
b. Hitunglah frekuensi resonansi bila panil digan dengan material seberat 10kg/m²
Jawab:
Akan kita gunakan rumus F, = 207,4/(w.d)0,5 Hz
a. Berat panil (w) = 50kg/2; kedalaman rongga udara di belakang panil (d) = 0,4m.
Maka resonansi panil:
F,207,4/(w.d)0.5 Hz
=207,4/{(50) (0,4))
= 46,38 Hz
Jadi, penil tadi akan meredam nada yang cukup rendah yaitu 46,38 Hz!
b. Untuk berat panil (w) = 10 kg/m², maka resonansi:
F = 207,4/(w.d)0.5 Hz
=207,4/((10) (0,4)10.5 = 103,7 Hz

Ternyata bila memakai panil lebih ringan, dengan rongga sama, frekuensi yang diredam lebih
nggi, yaitu 103,7 Hz.

Anda mungkin juga menyukai