Anda di halaman 1dari 7

Anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau kandungan hemoglobin di dalam

darah. Hemoglobin (hb) adalah suatu senyawa protein pembawa oksigen di dalam sel darah
merah. Sel darah merah diproduksi di sumsum tulang.

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang darai
normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika
kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati, 2011).

Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Sekitar dua per tiga zat
besi dalam tubuh terdapat dalam sel darah merah hemoglobin. Faktor lain yang berpengaruh
terhadap kejadian anemia antara lain gaya hidup seperti merokok, minum minuman keras,
kebiasaan sarapan pagi, sosial ekonomi dan demografi, pendidikan, jenis kelamin, umur dan
wilayah. Wilayah perkotaan atau pedesaan berpengaruh melalui mekanisme yang
berhubungan dengan ketersediaan sarana fasilitas kesehatan maupun ketersediaan makanan
yang pada gilirannya berpengaruh pada pelayanan kesehatan dan asupan zat besi.

Remaja laki-laki maupun perempuan dalam masa pertumbuhan membutuhkan energi, protein
dan zat-zat gizi lainnya yang lebih banyak dibanding dengan kelompok umur lain.
Pematangan seksual pada remaja menyebabkan kebutuhan zat besi meningkat. Kebutuhan zat
besi remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki, karena dibutuhkan untuk
mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasi.

Anemia dapat menyebabkan lekas lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga prestasi
belajar rendah dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Di samping itu, anemia juga
menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Keadaan ini berpengaruh
terhadap konsentrasi dan prestasi belajar serta memengaruhi produktifitas kerja di kalangan
remaja. Mengingat dampak yang terjadi sebagai akibat anemia sangat merugikan untuk masa
mendatang, maka usaha pencegahan perlu dilakukan.

Untuk melakukan upaya pencegahan dan perbaikan yang optimum diperlukan informasi yang
lengkap dan tepat tentang status gizi pada remaja, serta faktor yang memengaruhinya.

Studi morbiditas pada SKRT 2001 mengumpulkan data mengenai faktor-faktor risiko yang
mencakup kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kebiasaan sarapan pagi, penggunaan
waktu untuk aktivitas fisik, hasil pengukuran antropometri dan kadar hemoglobin. Artikel ini
menyajikan hasil analisis SKRT 2001 dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap anemia pada remaja.

Remaja memiliki risiko tinggi mengalami anemia karena defisiensi zat besi.

Ini disebabkan memasuki fase remaja, tubuh tumbuh semakin pesat yang disertai berbagai
perubahan hormonal menjelang fase kedewasaan. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan
sejumlah besar nutrisi, termasuk zat besi, yang terutama digunakan oleh darah untuk
mengangkut oksigen.
Mudah Mengantuk, Gejala Anemia
Zat besi yang tidak mencukupi akan memicu anemia. Remaja perempuan umumnya memiliki
risiko lebih tinggi terkena anemia dikarenakan remaja perempuan yang telah mulai
mengalami menstruasi bulanan sehingga asupan makanan yang rendah zat besi dapat memicu
anemia.

Anemia juga berpotensi terjadi pada remaja vegetarian. Salah satu sumber utama zat besi
adalah daging merah. Berpantang memakan daging pada vegetarian akan mengurangi jumlah
zat besi yang masuk ke tubuh.

Gejala Anemia akibat Defisiensi Zat Besi

Gejala-gejala anemia tidak selalu bisa diamati. Bahkan ketika ada gejala yang terlihat, sering
gejala tersebut diabaikan. Gejala yang paling umum dari anemia adalah sebagai berikut:

1. Kelelahan atau kelemahan


2. Warna kulit pucat yang disebabkan oleh jumlah sel darah yang berkurang,
3. Kesulitan berkonsentrasi atau mengingat akibat kurangnya pasokan oksigen ke otak.
4. Denyut nadi cepat yang disebabkan jantung berdetak lebih keras untuk memompa
lebih banyak oksigen ke dalam tubuh, 
5. Napas pendek ketika berjalan atau naik tangga, dan
6. Sering mengalami sakit kepala.

Anemia ditandai pula dengan terjadinya mimisan mendadak yang kadang disertai sakit
kepala. Sayangnya, gejala-gejala ini juga dapat disebabkan oleh hal lain.

Perawatan Anemia Defisiensi Zat Besi

Saat seorang remaja didiagnosis anemia karena defisiensi zat besi, suplemen zat besi
kemungkinan besar akan diresepkan oleh dokter untuk jangka waktu tertentu.

Dokter mungkin juga akan merekomendasikan perubahan gaya hidup yang melibatkan diet
dengan memperbanyak konsumsi sayuran hijau tua, kacang-kacangan ,dan daging merah.

Penderita anemia juga harus berusaha mendapatkan setidaknya delapan jam tidur malam,
yang merupakan jumlah minimum yang disarankan untuk remaja yang sedang tumbuh

Anemia pada remaja yang tidak mendapat perhatian dan penanganan lebih lanjut dapat
mengakibatkan anemia berat. Berikut ini kita akan membahas lebih dalam lagi mengenai
anemia berat pada remaja:
Anemia Berat Pada Remaja

Mungkinkah Remaja Mengalami Anemia Berat?

Masa remaja identik dengan masa ceria penuh canda, penuh semangat dan memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi dibanding masa sebelumnya. Segala sesuatu yang baru baginya
menarik untuk dipahami dan dipelajari. Itu semua bisa dijalani dengan catatan remaja
tersebut tumbuh normal tanpa gangguan kesehatan.

Pada usia ini terjadinya pubertas yaitu fase peralihan dari dunia anak anak ke dewasa yang
ditandai perubahan yang fisik dan psikis yang cukup menonjol. Secara umum orang yang
mengalami fase ini kelihatan bahagia nyaris tidak ada yang menjalani dengan duka nestapa.
Tetapi perlu diingat anemia tidak mengenal usia siapa saja bisa terkena termasuk remaja
terlebih lagi yang punya riwayat keluarga mengidap talasemia. Remaja yang terkena anemia
akan murung, kelihatan cepat lelah, letih, lesu dan kurang bergairah dalam beraktivitas
sehari-hari. Baginya masa remaja tidak ada bedanya dengan masa lainnya bahkan terasa
menjemukan. Sebelum membahas cara mengatasinya kita perlu identifikasi dahulu penyebab
anemia tersebut.

Penyebab Anemia Berat pada Remaja

Anemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar oksigen dalam darah yang terutama
disebabkan oleh kekurangan asupan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan
Hemoglobin. Sebenarnya anemia tidak mencerminkan penyakit seseorang hanya saja
indikator bahwa seseorang kekurangan Hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke berbagai
jaringan tubuh. Pada remaja puteri lebih rentan dan beresiko terkena anemia karena
kebutuhan zat besinya 3 kali lipat, mereka banyak keluar darah saat menstruasi.

Setelah diiventarisir penyebab Anemia Berat pada remaja adalah sebagai berikut :

1. Sedikit sekali makan makanan yang mengandung zat besi. Biasanya mereka jajan di
sekolah seadanya tanpa memperhitungkan komposisi gizi di dalamnya yang penting
kenyang . Kadang pagi juga tidak sarapan dengan alasan tidak keburu.
2. Diet ingin langsing. Remaja yang pertumbuhan fisiknya begitu pesat kaget dengan
badannya dan ingin kembali langsing dengan ikut program diet. Makanan yang
mengandung zat besi yang seharusnya dimakan diabaikan karena ingin langsing.
3. Semua orang setiap harinya kehilangan zat besi 0,6 mg yang dibuang melalui feses
atau kotoran, mau tidak mau zat besi yang terbuang harus digantikan dengan makan
nutrisi yang mengandung zat besi seperti sayur dan buah. Jarang makan sayuran hijau
pasti akan anemia.
4. Khusus remaja putri saat menstruasi kehilangan zat besi sebanyak 1,3 mg setiap
harinya sehingga kalau tidak diimbangi makanan akan merasa lemas, lesu dan uring-
uringan saat tersinggung sedikit saja.
5. Pendarahan ; ini peristiwa yang jarang terjadi, mungkin kalau mengalami kecelakaan
dan darah banyak keluar maka akan mengalami anemia.
6. Faktor genetika atau keturunan; Seorang remaja yang orangtuanya pernah mengalami
anemia akan beresiko lebih besar terkena anemia juga.

Tips Cara Alami Mengatasi Anemia Berat pada Remaja

Menu Atasi Anemia


Untuk mengatasi masalah anemia pada remaja tidak semudah membalikkan telapak tangan
apalagi kalau sudah masuk kategori berat yang ditandai dengan wajah dan mata pucat, lemas,
lesu dan kurang gairah. Perlu waktu 1-2 minggu untuk mendapatkan kondisi sel darah merah
dan Hemoglobin yang cukup sesuai standar.

Berikut ini adalah Tips Cara Alami Mengatasi Anemia Berat pada Remaja berdasarkan
pengalaman medis maupun pengalaman pribadi penderita anemia:

1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam folat seperti
sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-buahan dan daging segar terutama saat remaja
masa menstruasi agar pengeluaran zat besi diimbangi asupan zat besi kalau bisa
asupan zat besinya lebih banyak.
2. Hindari makan apel dan belimbing
3. Tidak usah tidur terlalu malam karena kurang tidur akan menyebabkan menurunnya
nafsu makan dan akhirnya kurang asupan makanan terutama zat besi.
4. Rubah kebiasaan hidup menjadi pola hidup teratur, makan teratur dan gizi seimbang
terutama mengandung zat besi untuk mengatasi anemia.
5. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak stress, apapun masalah yang dihadapi kalau bisa
selesaikan sendiri kalau tidak konsultasi sama orang tua atau guru, kalau tidak akan
berhubungan juga dengan menurunnya selera makan.
6. Tidak usah ingin diet andaikan mengalami kelebihan berat badan biarkan saja apa
adanya yang penting sehat . Kalau memaksakan diet akan menghambat masuknya
nutrisi yang diperlukan termasuk juga zat besi.

Remaja putri mudah terserang anemia karena :


1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak

mengonsumsi makanan  nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan

dengan makanan  hewani,  sehingga kebutuhan  tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.

2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga membatasi asupan makanan.

3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui

feses.

4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg per

hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki-laki.

Tanda-tanda Anemia

            Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :

1.      Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)

2.      Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

3.      Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

Penyebab Anemia

            Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah

1.      Penghancuran sel darah merah yang  berlebihan

Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang  akan beredar melalui darah ke

seluruh tubuh. Pada saat  sintesis, sel darah yang  belum matur (muda) dapat juga disekresi

kedalam darah. Sel darah yang usianya muda biasanya gampang pecah sehingga terjadi

anemia. Penghancuran sel darah merah yang berlebuhan dapat disebabkan oleh :

a.       Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, atau multiple myeloma.

b.      Masalah dengan system kekebalan tubuh.

c.       Kemoterapi

d.      Penyakit kronis seperti AIDS

2.      Kehilangan darah


Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :

a.       Perdarahan : menstruasi, persalinan

b.      Penyakit : malaria, cacingan, kanker, dll

3.      Penurunan produksi sel darah merah

Jumlah sel darah yang diproduksi dapat  menurun ketika terjadi  kerusakan  pada daerah

sumsum tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia. Penurunan produksi sel darah dapat

terjadi akibat :

a.       Obat-obatan/ racun

b.      Diet yang rendah, vegetarian ketat

c.       Gagal ginjal

d.      Genetik, seperti talasemia

e.       Kehamilan

Menurut Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor pendorong anemia pada remaja

putri adalah

a.       Adanya penyakit infeksi yang kronis

b.      Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri

c.       Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan

d.      Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk

Dampak Anemia pada Remaja Putri

            Menurut Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja putri adalah :

1.      Menurunnya kesehatan reproduksi

2.      Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan

3.      Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.

4.      Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.

5.      Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran


6.      Mengakibatkan muka pucat

Pencegahan Anemia

            Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia adalah :

1.      Meningkatkan konsumsi makanan bergizi

1)         Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani ( daging,

ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacang-

kacangan, tempe).

2)         Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung vitamin C ( daun katuk,

daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan

penyerapan zat besi dalam usus.

2.      Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD).

Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat  yang setiap tablet mengandung 200 mg Fero

Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

http://monikajp.blogspot.co.id/2012/12/anemia-pada-remaja-putri.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Psikep Emosi
    Psikep Emosi
    Dokumen15 halaman
    Psikep Emosi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • D e M o K R A S I
    D e M o K R A S I
    Dokumen3 halaman
    D e M o K R A S I
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen12 halaman
    C
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Hak Asasi Manusia
    Hak Asasi Manusia
    Dokumen3 halaman
    Hak Asasi Manusia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Psikep Emosi
    Psikep Emosi
    Dokumen15 halaman
    Psikep Emosi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen34 halaman
    Bab I
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • LP Bronkitis Akut
    LP Bronkitis Akut
    Dokumen13 halaman
    LP Bronkitis Akut
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Strees
    Strees
    Dokumen24 halaman
    Strees
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perubahan Psikologis
    Perubahan Psikologis
    Dokumen13 halaman
    Perubahan Psikologis
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen20 halaman
    Bab 1
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Masa Dewasa
    Perkembangan Masa Dewasa
    Dokumen12 halaman
    Perkembangan Masa Dewasa
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Definisi Epispadia
    Definisi Epispadia
    Dokumen6 halaman
    Definisi Epispadia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Masa Dewasa
    Perkembangan Masa Dewasa
    Dokumen17 halaman
    Perkembangan Masa Dewasa
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra DPD
    Renpra DPD
    Dokumen6 halaman
    Renpra DPD
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • HH
    HH
    Dokumen6 halaman
    HH
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra PK
    Renpra PK
    Dokumen29 halaman
    Renpra PK
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra Halusinasi
    Renpra Halusinasi
    Dokumen7 halaman
    Renpra Halusinasi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen10 halaman
    PEMBAHASAN
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • RENPRA Isolasi Sosial
    RENPRA Isolasi Sosial
    Dokumen4 halaman
    RENPRA Isolasi Sosial
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra HDR
    Renpra HDR
    Dokumen3 halaman
    Renpra HDR
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Leukimia
    Leukimia
    Dokumen18 halaman
    Leukimia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Phbs
    Phbs
    Dokumen2 halaman
    Phbs
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Leukimia
    Leukimia
    Dokumen18 halaman
    Leukimia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Defisiensi Pengetahuan
    Defisiensi Pengetahuan
    Dokumen11 halaman
    Defisiensi Pengetahuan
    Yulianti Sistiana Dewi Nurhilalia
    Belum ada peringkat
  • Defisiensi Pengetahuan
    Defisiensi Pengetahuan
    Dokumen11 halaman
    Defisiensi Pengetahuan
    Yulianti Sistiana Dewi Nurhilalia
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Kesimpulan
    BAB IV Kesimpulan
    Dokumen1 halaman
    BAB IV Kesimpulan
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen10 halaman
    PEMBAHASAN
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Stres
    Manajemen Stres
    Dokumen1 halaman
    Manajemen Stres
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat