NIM : 0433131420115011
Prodi : S1 Keperawatan
Judul : Faktor – Faktor yang mempengaruhi angka kejadian Osteoathritis pada wanita di kecamatan X
4 GAMBARAN PENDERITA Penelitian ini - - - Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah
OSTEOARTRITIS merupakan penderita osteoartritis di bagian bedah RSUD Arifin
DI BAGIAN BEDAH RSUD penelitian Ahmad periode Januari 2011-Desember 2013 paling
ARIFIN ACHMAD deskriptif dengan banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 126 orang
metode retrospektif (63,6%) selebihnya laki-laki sebanyak 72 orang
PERIODE JANUARI 2011 -
terhadap data (36,4%)
DESEMBER 2013 rekam medik
(Bunga Amilia Suari penderita
Muhammad Ihsan osteoarthritis
Laode Burhanuddin)
5 Hubungan Indeks Massa Desain penelitian - - - Tabel 1 memperlihatkan kejadian osteoartritis lutut
Tubuh dengan Derajat ini adalah analitik lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan
Kerusakan Sendi pada dengan pendekatan pada laki – laki (75%).
Pasien Osteoartritis Lutut di potong lintang Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa kejadian
osteoarthritis lutut sebagian besar terjadi pada orang
RSUP Dr. M. Djamil Padang
yang berusia diatas lima puluh tahun (91,7%).
Endang Mutiwara1, Najirman2,
Tabel 3 memperlihatkan kejadian osteoartitis lebih
Afriwardi3 banyak terjadi pada orang yang bertubuh gemuk
dibandingkan orang yang bertubuh normal (75%).
6 UPAYA PENCEGAHAN Penelitian ini - - - Berdasarkan keseluruhan dari hasil penelitian
PROGRESIFITAS merupakan didapatkan hasil bahwa upaya pencegahana
STADIUM deskriptif progresifitas stadium osteoarthritis adalah 24% baik,
OSTEOARTHRITIS kuantitatif dengan 63 % cukup baik, dan 13 % kurang baik. Demikian
LUTUT disain cross pula penelitian Marlina (2014) menyebutkan bahwa
DI RUMAH sectional 82.5% penderita osteoarthritis lutut adalah
(Yohanes Edi Setiawan*, perempuan. Hal ini dikaitkan dengan perubahan
Theresia Titin Marlina**) kadar estrogen yang memicu terjadinya osteoarthritis
pada wanita post menopause.
7 FAKTOR-FAKTOR YANG Penelitian ini - - - Berdasarkan tabel 1.2 didapatkan hasil bahwa faktor
MEMPENGARUHI merupakan usia berpengaruh secara signifikan terhadap
TERJADINYA penelitian terjadinya OA lutut (p=0,002). Probabilitas usia
OSTEOARTHRITIS diskriptif tertua untuk mengalami OA lutut adalah 29,35 kali
kuantitatif dengan dibandingkan dengan usia termuda. Artinya
LUTUT PADA PASIEN
pendekatan cross bahwa semakin tua usia seseorang maka semakin
DI RUMAH SAKIT PANTI sectional, beresiko terjadi OA lutut. Hal ini didukung data
RAPIH YOGYAKARTA pada penelitian ini yaitu lebih dari separuh (51.3%)
(Theresia Titin Marlina1 ) responden berusia 60-74 tahun atau berada pada usia
lanjut (elderly).
Hasil uji statistik didapatkan bahwa jenis kelamin
tidak signifikan mempengaruhi terjadinya OA lutut
(p=0,850). Hal ini didukung data
pada penelitian ini bahwa sebagian besar (82.5%)
berjenis kelamin perempuan. Probabilitas jenis
kelamin perempuan untuk mengalami OA lutut
adalah 1,41 kali dibandingkan dengan laki-laki.
8 HUBUNGAN OBESITAS Penelitian ini - - - Dari hasil analisis statistik dengan uji chi square pada
OSTEOARTRITIS LUTUT merupakan tabel 1 diperoleh X2 hitung = 9,62. Nilai
PADA LANSIA penelitian analitik ini lebih besar dari nilai X2 tabel untuk db=2 dengan
DI WILAYAH KERJA observasional signifikansi 0,05 yaitu 5,991. Perhitungan
dengan pendekatan data tersebut menunjukkan adanya hubungan antara
PUSKESMAS HELVETIA
studi obesitas dengan osteoartritis lutut pada
MEDAN cross sectional. lansia di Wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.
(Dahlia Purba, SKM.,M.Kes)
Dan dari uji odds ratio menunjukkan OR
Normoweight (IMT kurang) = 1,5 yang artinya lansia
dengan IMT normal memiliki risiko
terjadinya osteoartritis 1,5 kali lebih besar dari lansia
dengan IMT kurang. Dan OR overweight
(IMT lebih) = 4,9 , yang artinya lansia dengan IMT
lebih memiliki risiko terjadinya osteoartritis
4,9 kali lebih besar dari lansia dengan IMT normal di
Wilayah kerja Puskesmas Helvetia
Medan.
Berdasarkan tabel di atas kelompok usia yang paling
banyak menderita osteoartritis lutut adalah
elderly age, dengan jumlah 20 lansia dari 29 lansia
yang menderita osteoartritis lutut di wilayah
kerja Puskesmas Helvetia.
9 PREVALENSI DAN Penelitian ini - - - Berdasarkan tabel 1, kelompok usia terbanyak
DISTRIBUSI menggunakan responden adalah kelompok usia 60 – 69 tahun. Rata-
OSTEOARTRITIS LUTUT rancangan rata usia responden secara keseluruhan adalah 67.40
BERDASARKAN penelitian cross ± 1.165 tahun (median 66.50 tahun) dengan usia
sectional deskriptif minimal adalah 52 tahun dan usia maksimal 91 tahun.
KARAKTERISTIK SOSIO-
yaitu dilakukan Proporsi responden berjenis kelamin laki-laki hampir
DEMOGRAFI satu kali sebanding dengan perempuan (masing-masing 47.4%
DAN FAKTOR RISIKO DI pengumpulan data dan 52.6%).
WILAYAH KERJA untuk memperoleh Sebagian besar responden bekerja sebagai petani dan
PUSKESMAS SUSUT I, gambaran peternak (34.6%) serta buruh (20.5%).
KECAMATAN SUSUT, berbagai faktor Dari tabel 2, didapatkan bahwa point prevalensi
KABUPATEN BANGLI yang terkait dengan OA lutut pada penduduk usia di atas 50 tahun di Desa
PADA TAHUN 2014 osteoartritis (OA) Susut Kecamatan Susut Kabupaten Bangli pada bulan
(Wan Amin Hasiibi Bin Wan lutut di wilayah April 2014 sebesar 62.8%.
Ali1) kerja Puskesmas Berdasarkan tabel 3, proporsi responden
Susut I. memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) kurus – normal
lebih banyak daripada responden yang memiliki IMT
berisikoOA lutut (masing-masing 57.7% dan 42.3%).
Sebagianbesar responden (66.7%) memiliki riwayat
beban kerja
sedang-berat.
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa kejadian OA
lutut lebih banyak dialami oleh kelompok usia 50-70
tahun (61.2%), pada perempuan (57.1%) dan pada
pekerja fisik (petani, buruh, ABRI dan peternak)
(65.3%).
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa 70.4% responden
berusia > 70 tahun menderita OA lutut. Dilihat dari
jenis kelamin dan pekerjaan, sebesar 68.3%
responden perempuan dan 68.1% pekerja fisik
menderita OA lutut.
Berdasarkan tabel 6, proporsi kejadian OA pada
responden dengan IMT kurus-normal sedikit lebih
banyak (59.2%) daripada responden yang kelebihan
berat badan-kegemukan. Sebagian besar kejadian OA
lutut dialami oleh responden yang riwayat beban
kerjanya sedang-berat (71.4%) dengan perkiraan
berat beban < 25 kg (79.6%) dan frekuensi kerja
dengan beban dalam minggu ≥ 4x/minggu. Sebagian
besar kejadian OA lutut dialami responden dengan
durasi kerja ≥ 17 tahun
(91.8%) dengan kondisi geografis yang naik-turun
dan tangga (77.6%). Dan sebagian besar kejadian OA
dialami oleh responden yang tidak pernah mengalami
cedera lutut sebelumnya (87.8%).
Berdasarkan tabel 7, 64.4% responden dengan
IMT kurus-normal menderita OA lutut. Angka ini
sedikit lebih banyak dari proporsi responden dengan
IMT kelebihan berat badan-kegemukan yang
menderita OA lutut (60.6%). Dilihat dari riwayat
beban kerja, 67.3% responden dengan beban kerja
sedang-berat menderita
OA lutut.
10 Penerapan Metode Certainty metode certainty - - - Dari hasil perhitungan pada dua gambar
Factor dalam Sistem Pakar factor. terakhir, dapat disimpulkan bahwa wanita
Pendeteksi Resiko tersebut terdeteksi resiko penyakit osteoarthritis
Osteoporosis dan karena nilai certainty factor osteoarthritis lebih
besar dari nilai certainty factor osteoporosis.
Osteoarthritis
(Stephanie Halim, Seng
Hansun)