Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hendi Kurniawan

NIM : 0433131420115011

Prodi : S1 Keperawatan

Judul : Faktor – Faktor yang mempengaruhi angka kejadian Osteoathritis pada wanita di kecamatan X

No Nama & Artikel Metode/Desain Intervensi Lama Perbandin Hasil


penelitian gan
1 KORELASI ANTARA Penelitian ini - - - Enam puluh enam orang yang memenuhi
DERAJAT BERATNYA merupakan studi kriteria pada penelitian ini diperiksa COMP
OSTEOARTHRITIS potong serum dan rontgen lututnya, dimana 28 (42,4%)
LUTUT DAN CARTILAGE lintang analitik diantaranya adalah laki-laki dan 38 (57,6%) adalah
perempuan. Rerata umur sampel adalah 63,9 ± 7,0
OLIGOMERIC MATRIX
tahun dengan rentang umur antara 50 sampai dengan
PROTEIN SERUM 84 tahun. Pendidikan sampel terbanyak adalah
(Ketut Andriyasa, Tjokorda Raka
Sekolah Menengah Umum (SMU) (57,6%), dan
Putra)
sebagian besar berprofesi sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) atau pensiunan PNS (68,2%).
Derajat beratnya OA lutut berdasarkan
kriteria Kellgren dan Lawrence yang dialami oleh
responden berturut-turut adalah: derajat satu 4,5%,
derajat dua 38,4%, derajat tiga 39,4% dan derajat
4 sebesar 21,2%. Beratnya keluhan pasien sebagian
besar adalah fungsional kelas 2 (90,9%).
2 KARAKTERISTIK PASIEN Penelitian ini - - - Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, di dapatkan
OSTEOATHRITIS LUTUT merupakan hasil bahwa selama tahun 2014 terdapat 487 pasien
PRIMER DI POLIKLINIK penelitian yang yang mengalami osteoarthritis lutut primer di rumah
ORTOPEDI RUMAH berifat deskriptif sakit Al-Islam kota bandung. Distribusi karakteristik
dengan metode pasien Osteoathritis lutut primer dilihat dari usia,
SAKIT AL-ISLAM
cross sectional jenis kelamin, dan keluhan utama digunakan 487
BANDUNG TAHUN2014 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi untuk
(Muhamad regi sonjaya, Dadang
mengetahui karakteristik pasien dilihat dari usia, jenis
rukanta, widayanto)
kelamin, dan keluhan utama.
3 penelitian ini - - - Latihan lutut secara statistik efektif menurunkan
EFEKTIVITAS LATIHAN menggunakan intensitas nyeri (p=0,004), faktor berat badan efektif
LUTUT TERHADAP metode quasi menurunkan intensitas nyeri (p=0,013), sedangkan
PENURUNAN INTENSITAS eksperimen dengan variabel lain yaitu usia, jenis kelamin, kecemasan dan
NYERI PASIEN randomised aktivitas fisik lain tidak efektif menurunkan intesitas
pretest-postest nyeri. Sedangkan secara simultan variabel
OSTEOARTHRITIS LUTUT
control independen efektif mempengaruhi variabel dependen
DI YOGYAKARTA design, sebesar 28,7%.
menggunakan uji
(Theresia Titin Marlina)
statistik regresi
ordinal.

4 GAMBARAN PENDERITA Penelitian ini - - - Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah
OSTEOARTRITIS merupakan penderita osteoartritis di bagian bedah RSUD Arifin
DI BAGIAN BEDAH RSUD penelitian Ahmad periode Januari 2011-Desember 2013 paling
ARIFIN ACHMAD deskriptif dengan banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 126 orang
metode retrospektif (63,6%) selebihnya laki-laki sebanyak 72 orang
PERIODE JANUARI 2011 -
terhadap data (36,4%)
DESEMBER 2013 rekam medik
(Bunga Amilia Suari penderita
Muhammad Ihsan osteoarthritis
Laode Burhanuddin)
5 Hubungan Indeks Massa Desain penelitian - - - Tabel 1 memperlihatkan kejadian osteoartritis lutut
Tubuh dengan Derajat ini adalah analitik lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan
Kerusakan Sendi pada dengan pendekatan pada laki – laki (75%).
Pasien Osteoartritis Lutut di potong lintang Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa kejadian
osteoarthritis lutut sebagian besar terjadi pada orang
RSUP Dr. M. Djamil Padang
yang berusia diatas lima puluh tahun (91,7%).
Endang Mutiwara1, Najirman2,
Tabel 3 memperlihatkan kejadian osteoartitis lebih
Afriwardi3 banyak terjadi pada orang yang bertubuh gemuk
dibandingkan orang yang bertubuh normal (75%).
6 UPAYA PENCEGAHAN Penelitian ini - - - Berdasarkan keseluruhan dari hasil penelitian
PROGRESIFITAS merupakan didapatkan hasil bahwa upaya pencegahana
STADIUM deskriptif progresifitas stadium osteoarthritis adalah 24% baik,
OSTEOARTHRITIS kuantitatif dengan 63 % cukup baik, dan 13 % kurang baik. Demikian
LUTUT disain cross pula penelitian Marlina (2014) menyebutkan bahwa
DI RUMAH sectional 82.5% penderita osteoarthritis lutut adalah
(Yohanes Edi Setiawan*, perempuan. Hal ini dikaitkan dengan perubahan
Theresia Titin Marlina**) kadar estrogen yang memicu terjadinya osteoarthritis
pada wanita post menopause.
7 FAKTOR-FAKTOR YANG Penelitian ini - - - Berdasarkan tabel 1.2 didapatkan hasil bahwa faktor
MEMPENGARUHI merupakan usia berpengaruh secara signifikan terhadap
TERJADINYA penelitian terjadinya OA lutut (p=0,002). Probabilitas usia
OSTEOARTHRITIS diskriptif tertua untuk mengalami OA lutut adalah 29,35 kali
kuantitatif dengan dibandingkan dengan usia termuda. Artinya
LUTUT PADA PASIEN
pendekatan cross bahwa semakin tua usia seseorang maka semakin
DI RUMAH SAKIT PANTI sectional, beresiko terjadi OA lutut. Hal ini didukung data
RAPIH YOGYAKARTA pada penelitian ini yaitu lebih dari separuh (51.3%)
(Theresia Titin Marlina1 ) responden berusia 60-74 tahun atau berada pada usia
lanjut (elderly).
Hasil uji statistik didapatkan bahwa jenis kelamin
tidak signifikan mempengaruhi terjadinya OA lutut
(p=0,850). Hal ini didukung data
pada penelitian ini bahwa sebagian besar (82.5%)
berjenis kelamin perempuan. Probabilitas jenis
kelamin perempuan untuk mengalami OA lutut
adalah 1,41 kali dibandingkan dengan laki-laki.
8 HUBUNGAN OBESITAS Penelitian ini - - - Dari hasil analisis statistik dengan uji chi square pada
OSTEOARTRITIS LUTUT merupakan tabel 1 diperoleh X2 hitung = 9,62. Nilai
PADA LANSIA penelitian analitik ini lebih besar dari nilai X2 tabel untuk db=2 dengan
DI WILAYAH KERJA observasional signifikansi 0,05 yaitu 5,991. Perhitungan
dengan pendekatan data tersebut menunjukkan adanya hubungan antara
PUSKESMAS HELVETIA
studi obesitas dengan osteoartritis lutut pada
MEDAN cross sectional. lansia di Wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.
(Dahlia Purba, SKM.,M.Kes)
Dan dari uji odds ratio menunjukkan OR
Normoweight (IMT kurang) = 1,5 yang artinya lansia
dengan IMT normal memiliki risiko
terjadinya osteoartritis 1,5 kali lebih besar dari lansia
dengan IMT kurang. Dan OR overweight
(IMT lebih) = 4,9 , yang artinya lansia dengan IMT
lebih memiliki risiko terjadinya osteoartritis
4,9 kali lebih besar dari lansia dengan IMT normal di
Wilayah kerja Puskesmas Helvetia
Medan.
Berdasarkan tabel di atas kelompok usia yang paling
banyak menderita osteoartritis lutut adalah
elderly age, dengan jumlah 20 lansia dari 29 lansia
yang menderita osteoartritis lutut di wilayah
kerja Puskesmas Helvetia.
9 PREVALENSI DAN Penelitian ini - - - Berdasarkan tabel 1, kelompok usia terbanyak
DISTRIBUSI menggunakan responden adalah kelompok usia 60 – 69 tahun. Rata-
OSTEOARTRITIS LUTUT rancangan rata usia responden secara keseluruhan adalah 67.40
BERDASARKAN penelitian cross ± 1.165 tahun (median 66.50 tahun) dengan usia
sectional deskriptif minimal adalah 52 tahun dan usia maksimal 91 tahun.
KARAKTERISTIK SOSIO-
yaitu dilakukan Proporsi responden berjenis kelamin laki-laki hampir
DEMOGRAFI satu kali sebanding dengan perempuan (masing-masing 47.4%
DAN FAKTOR RISIKO DI pengumpulan data dan 52.6%).
WILAYAH KERJA untuk memperoleh Sebagian besar responden bekerja sebagai petani dan
PUSKESMAS SUSUT I, gambaran peternak (34.6%) serta buruh (20.5%).
KECAMATAN SUSUT, berbagai faktor Dari tabel 2, didapatkan bahwa point prevalensi
KABUPATEN BANGLI yang terkait dengan OA lutut pada penduduk usia di atas 50 tahun di Desa
PADA TAHUN 2014 osteoartritis (OA) Susut Kecamatan Susut Kabupaten Bangli pada bulan
(Wan Amin Hasiibi Bin Wan lutut di wilayah April 2014 sebesar 62.8%.
Ali1) kerja Puskesmas Berdasarkan tabel 3, proporsi responden
Susut I. memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) kurus – normal
lebih banyak daripada responden yang memiliki IMT
berisikoOA lutut (masing-masing 57.7% dan 42.3%).
Sebagianbesar responden (66.7%) memiliki riwayat
beban kerja
sedang-berat.
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa kejadian OA
lutut lebih banyak dialami oleh kelompok usia 50-70
tahun (61.2%), pada perempuan (57.1%) dan pada
pekerja fisik (petani, buruh, ABRI dan peternak)
(65.3%).
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa 70.4% responden
berusia > 70 tahun menderita OA lutut. Dilihat dari
jenis kelamin dan pekerjaan, sebesar 68.3%
responden perempuan dan 68.1% pekerja fisik
menderita OA lutut.
Berdasarkan tabel 6, proporsi kejadian OA pada
responden dengan IMT kurus-normal sedikit lebih
banyak (59.2%) daripada responden yang kelebihan
berat badan-kegemukan. Sebagian besar kejadian OA
lutut dialami oleh responden yang riwayat beban
kerjanya sedang-berat (71.4%) dengan perkiraan
berat beban < 25 kg (79.6%) dan frekuensi kerja
dengan beban dalam minggu ≥ 4x/minggu. Sebagian
besar kejadian OA lutut dialami responden dengan
durasi kerja ≥ 17 tahun
(91.8%) dengan kondisi geografis yang naik-turun
dan tangga (77.6%). Dan sebagian besar kejadian OA
dialami oleh responden yang tidak pernah mengalami
cedera lutut sebelumnya (87.8%).
Berdasarkan tabel 7, 64.4% responden dengan
IMT kurus-normal menderita OA lutut. Angka ini
sedikit lebih banyak dari proporsi responden dengan
IMT kelebihan berat badan-kegemukan yang
menderita OA lutut (60.6%). Dilihat dari riwayat
beban kerja, 67.3% responden dengan beban kerja
sedang-berat menderita
OA lutut.
10 Penerapan Metode Certainty metode certainty - - - Dari hasil perhitungan pada dua gambar
Factor dalam Sistem Pakar factor. terakhir, dapat disimpulkan bahwa wanita
Pendeteksi Resiko tersebut terdeteksi resiko penyakit osteoarthritis
Osteoporosis dan karena nilai certainty factor osteoarthritis lebih
besar dari nilai certainty factor osteoporosis.
Osteoarthritis
(Stephanie Halim, Seng
Hansun)

Anda mungkin juga menyukai

  • Psikep Emosi
    Psikep Emosi
    Dokumen15 halaman
    Psikep Emosi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • D e M o K R A S I
    D e M o K R A S I
    Dokumen3 halaman
    D e M o K R A S I
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen12 halaman
    C
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Hak Asasi Manusia
    Hak Asasi Manusia
    Dokumen3 halaman
    Hak Asasi Manusia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Psikep Emosi
    Psikep Emosi
    Dokumen15 halaman
    Psikep Emosi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen34 halaman
    Bab I
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • LP Bronkitis Akut
    LP Bronkitis Akut
    Dokumen13 halaman
    LP Bronkitis Akut
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Strees
    Strees
    Dokumen24 halaman
    Strees
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perubahan Psikologis
    Perubahan Psikologis
    Dokumen13 halaman
    Perubahan Psikologis
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen20 halaman
    Bab 1
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Masa Dewasa
    Perkembangan Masa Dewasa
    Dokumen12 halaman
    Perkembangan Masa Dewasa
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Definisi Epispadia
    Definisi Epispadia
    Dokumen6 halaman
    Definisi Epispadia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Masa Dewasa
    Perkembangan Masa Dewasa
    Dokumen17 halaman
    Perkembangan Masa Dewasa
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • RENPRA Isolasi Sosial
    RENPRA Isolasi Sosial
    Dokumen4 halaman
    RENPRA Isolasi Sosial
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Promkes Anemia
    Promkes Anemia
    Dokumen7 halaman
    Promkes Anemia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra DPD
    Renpra DPD
    Dokumen6 halaman
    Renpra DPD
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra Halusinasi
    Renpra Halusinasi
    Dokumen7 halaman
    Renpra Halusinasi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra HDR
    Renpra HDR
    Dokumen3 halaman
    Renpra HDR
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen10 halaman
    PEMBAHASAN
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra PK
    Renpra PK
    Dokumen29 halaman
    Renpra PK
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Phbs
    Phbs
    Dokumen2 halaman
    Phbs
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Leukimia
    Leukimia
    Dokumen18 halaman
    Leukimia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Leukimia
    Leukimia
    Dokumen18 halaman
    Leukimia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Defisiensi Pengetahuan
    Defisiensi Pengetahuan
    Dokumen11 halaman
    Defisiensi Pengetahuan
    Yulianti Sistiana Dewi Nurhilalia
    Belum ada peringkat
  • Defisiensi Pengetahuan
    Defisiensi Pengetahuan
    Dokumen11 halaman
    Defisiensi Pengetahuan
    Yulianti Sistiana Dewi Nurhilalia
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Kesimpulan
    BAB IV Kesimpulan
    Dokumen1 halaman
    BAB IV Kesimpulan
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen10 halaman
    PEMBAHASAN
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Stres
    Manajemen Stres
    Dokumen1 halaman
    Manajemen Stres
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat