G. KOMPLIKASI
1. Adhesi pecah,
2. Bula paru pecah.
3. Kehilangan darah.
4. Kegagalan pernafasan
5. Kematian
6. Fibrosis atau parut dari membran pleura
a. Sistem Pernapasan :
b. Sistem Kardiovaskuler :
c. Sistem Persyarafan :
d. Sistem Perkemihan.
e. Sistem Pencernaan :
Kemampuan sendi terbatas . Ada luka bekas tusukan benda tajam. Terdapat
kelemahan.Kulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan.
g. Sistem Endokrine :
Terjadi peningkatan metabolisme. Kelemahan.
i. Spiritual :
4. Kurang pengetahuan / kebutuhan belajar (tentang kondisi dan aturan pengobatan b/d kurang
terpajan dengan informasi.
C. INTERVENSI
Rencana keperawatan atau intervensi adalah tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menngulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.
Rencana Keperawatan:
5.Dorong atau
berikan perawatan
mulut yang baik
setelah batuk.
6. Kolaborasi dengan
tim kesehatan lain :
·Dengan dokter,
radiologi dan
fisioterapi.
·Pemberian
expectoran.
·Pemberian
antibiotika.
·Fisioterapi
dada.Konsul photo
toraks
Perubahan Tujuan : Nyeri 1. Jelaskan dan bantu 1. Pendekatan dengan
kenyamanan : berkurang/hilang. klien dengan menggunakan relaksasi dan
Nyeri akut ·Kriteria hasil : tindakan pereda nonfarmakologi lainnya
berhubungan § Nyeri berkurang/ dapat nyeri nonfarmakologi telah menunjukkan
dengan trauma diadaptasi. dan non invasif. keefektifan dalam
jaringan dan reflek § Dapat mengindentifikasi mengurangi nyeri.
spasme otot aktivitas yang 2. Ajarkan Relaksasi :
sekunder. meningkatkan/menurunkan Tehnik-tehnik untuk 2. Akan melancarkan
nyeri. menurunkan peredaran darah, sehingga
§ Pasien tidak gelisah ketegangan otot kebutuhan O2 oleh jaringan
rangka, yang dapat akan terpenuhi, sehingga
menurunkan akan mengurangi nyerinya
intensitas nyeri dan
juga tingkatkan 3. Mengalihkan perhatian
relaksasi masase. nyerinya ke hal-hal yang
menyenangkan.
3. Ajarkan metode
distraksi selama nyeri 4. Istirahat akan
akut. merelaksasi semua jaringan
sehingga akan
4. Berikan meningkatkan kenyamanan.
kesempatan waktu
istirahat bila terasa 5.Pengetahuan yang akan
nyeri dan berikan dirasakan membantu
posisi yang nyaman ; mengurangi nyerinya. Dan
misal waktu tidur, dapat membantu
belakangnya mengembangkan
dipasang bantal kecil. kepatuhan klien terhadap
rencana teraupetik.
5. Tingkatkan
pengetahuan 6. Analgetik memblok
tentang : sebab- lintasan nyeri, sehingga
sebab nyeri, dan nyeri akan berkurang.
menghubungkan
berapa lama nyeri 7. Pengkajian yang optimal
akan berlangsung. akan memberikan perawat
6.Kolaborasi dengan data yang obyektif untuk
dokter, pemberian mencegah kemungkinan
analgetik. komplikasi dan melakukan
intervensi yang tepat.
7. Observasi tingkat
nyeri, dan respon
motorik klien, 30
menit setelah
pemberian obat
analgetik untuk
mengkaji
efektivitasnya. Serta
setiap 1 – 2 jam
setelah tindakan
perawatan selama 1
– 2 hari.
Kurang Tujuan : Klien mampu 1. Kaji tingkat 1 Informasi menurunkan
pengetahuan / untuk mengetahui tentang pengetahuan pasien. takut karena ketidaktahuan.
kebutuhan belajar pengertian / informasi
(tentang kondisi hemothtorax 2.Identifikasi 2. Penyakit paru yang ada
dan aturan · Kriteria hasil: kemungkinan seperti PPOM berta dan
pengobatan b/d § Menyatakan pemahaman kambuh/komplikasi keganasan dapat
kurang terpajan kondisi / proses penyakit jangka panjang. meningkatkan insiden
dengan informas dan tindakan, kambuh. Pasien sehat yang
§ Mengidentifikasi 3.Kaji ulang menderita pneumothorak
hubungan tanda / gejala tanda/gejala yang spontan insiden
yang ada dari proses memerlukan evaluasi kekambuhan 10 – 50 %.
penyakit dan medik cepat, seperti :
menghubungkan dengan nyeri dada tiba-tiba, 3. Berulangnya
faktor penyebab. dispnea, distress pneumothorak/hemothorak
pernapasan lanjut. memerlukan intervensi
medik untuk
4.Kaji ulang praktek mencegah/menurunkan
kesehatan yang baik potensial komplikasi.
contoh : nutrisi baik,
istrahat, latihan. 4. Mempertahankan
kesehatan umum
meningkatkan
penyembuhan dan dapat
mencegah kekambuhan.
D. EVALUASI
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah
masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan
dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan
intervensi.
1. Napas kembali normal
2. Batuk yang efektif. Tidak ada lagi penumpukan sekret di sal.pernapasan.Klien nyaman.
3. Nyeri tidak terjadi lagi
4. memahami kondisi /proses dan tindakan yang berhubumgam demgan penyakit.
.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (1997). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Barbara c. long (1996), Perawatan Medikal Bedah , Suatu pendekatan Proses Keperawatan,
Yayasan Ikatan Alumni Keperawatan Pajajaran, Bandung
Hudak & Gallo (1997), Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI Vol.1, EGC, Jakarta
Sjasuhidajat. R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta.