Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dewasa dini
Dewasa Dini, memiliki ciri-ciri yaitu :
Usia berkisar antara 18-25 dan berakhir sekitar 35-40
1. Fungsi Fsikis : fungsi organ-organ berjalan dengan sempurna dan
mengalami masa produktifitas yang tinggi.
2. Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang maksimal dan mereka
dapat menggunakan kemampuan ini dalam situasi tertentu dan lebih luas.
3. Fungsi psikomotorik :
 Kemampuan kaki : mampu berjalan dan meloncat secara maksimal,
biasanya atlit yang berprestasi mencapai puncak kejayaannya atau
klimaknya pada usia dewasa muda.
 Kemampuan halus : Mampu menggerakan tangan dan muut secara
maksimal.
 Bahasa : Keterampilan berbahasa lebih dikuasai, dan lebih supel serta
mudah berkomunikasi dengan orang lain.
 Intelegensi : Kemampuan berfikir lebih realistis dan berfikir jauh
kedepan, strategis dan selalu bersemangat untuk berwawasan luas.
 Emosional : stabilitas emosi masih mengalami naik turun, namun tetap
terkontrol dan cendrung mengarah ketitik ketitik keseimbangan dan
bisa mnerima tanggung jawab. Pada masa ini setiap orang dewasa
muda pria dan wanita diharapkan untuk menerima tanggung jawab
sesuai dengan masing-masing tugas yang dipikulnya. Ketegangan
emosional terjadi pada orang dewasa dini,karena mereka baru
memasuki suatu lingkungan sosial baru dan hal ini merupakan simbol
yang dimunculkan akibat adanya suatu penyesuain diri.
 Kepribadian

a. Masa dewasa dini sebagai masa kreatif; Orang dewasa muda


cendrung kreatif karena mereka bebas melakukan segala sesuatu
tanpa dibatasi aturan orang tua, bentuk kreatifitas yang dihasilkan
berbeda tergantung pada minat dan kemampuan individual. Masa
dewasa dini sebagai masa keinginan mandiri.
b. Masa dewasa dini sebagai masa komitmen ; Suatu komitmen
dibuat oleh orang dewasa muda karena mereka dituntut untuk
menjadi orang dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab bagi
kehidupannya sendiri.
c. Masa dewasa dini sebagai masa ketergantungan ; Tidak semua
orang dewasa bisa hidup mandiri, mereka masih harus tergantung
kepada pihak lain untuk dapat menentukan segala sesuatunya atau
untuk lebih memantapkan pilihan hidupnya.
d. Sosial : Masa dewasa dini biasanya akan lebih supel dalam
berteman namun kondisi mereka seringkali mengubah cara
berteman kerah kelompok-kelompok.
e. Moralitas dan keagamaan : masa dewasa dini selalu memiliki
keinginan untuk bisa mengikuti nilai-nilai adapt istiadat yang
berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yang memiliki
tempat tersendiri dihati orang dewasa, namun seringkali dewasa
muda belum bisa mengikuti nilai-nilai tersebut secara sempurna.

Selain karakteristik yang telah disebutkan diatas, dari sumber yang


berbeda ada beberapa tambahan karakteristik manusia pada saat
dewasa dini, sebagai berikut:
1. Masa dewasa dini sebagai usia reproduksi
Pada masa dewasa dini, orang telah mampu dan layak untuk
memperoleh suatu keturunan dalam kehidupanya, karena pada
masa inilah setiap orang dewasa pria maupun wanita mengalami
masa produktif yang paling banyak dan menghasilkan suatu
keturunan.
2. Masa dewasa dini sebagai masa bermasalah
Disebut sebagai masa bermasalah, karena pada masa ini orang
dihadapkan pada masalah penyesuaian diri yakni menyesuaikan
diri terhadap suatu kehidupan baru yang lebih menuntut suatu
kemandirian..
3. Masa dewasa dini sebagai masa keterasingan social
Keterasingan sosial pada masa ini disebabkan karena adanya suatu
pemutusan hubungan dengan kelomok yang terjalin pada masa
sebelumnya.
4. Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilai
Pada masa ini, orang menyadari akan nilai-nilai pengalaman
hidupnya pada masa kanak-kanak dan remaja. Selain itu,
merekapun memperoleh nilai-nilai baru dari lingkungan sosial dan
pengalaman hidup baru.
5. Masa dewasa dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara
hidup baru
Orang dewasa muda akan dihadapkan pada satu cara hidup baru
karena mereka memasuki lingkungan dan kehidupan yang baru.
Oleh karena itu, mereka selalu berusaha untuk dapat menyesuaikan
diri agar dapat bertahan hidup.
B. Dewasa Madya
Usia berkisar antara 35-40 dan berakhir sekitar usia 60
1. Fsikis : fungsi organ-organ berjalan sempurna namun mulai mengalami
gangguan-gangguan, seperti penyakit pada saluran pencernaan, dll.
2. Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang baik, tetapi diakhir usia
dewasa madya kecepatan respon mengalami penurunan.
3. Fungsi psikomotorik :
 Kemampuan kaki : mampu berjalan dan meloncat, diakhir usia
madya kemampuan kaki mulai mengalami keterbatasan.
 Bahasa : Keterampilan berbahasa lebih sopan, agak bijak dan lebih
dewasa.
 Intelegensi : Kemampuan berfikir masih realistis. Untuk sebagian
orang dari kalangan pemikir, biasanya saat dewasa madya mereka
masih mengalami semangat untuk berwawasan luas, namun sebagian
besar dewasa madya, lebih kearah medayagunakan kemampuan yang
telah dimiliki seadanya dan kurang tertarik terhadap keahlian-
keahlian baru atau ilmu-ilmu baru.
 Emosional : stabilitas emosi masih sudah seimabang, terkontrol.
 Sosial : Masa dewasa madya awal biasanya lebih fokus pada
kegiatannya masing-masing, berteman dengan kelompok yang telah
mereka bina, namun pada akhir masa dewasa madya perubahan
respon sosial mulai naik, lebih giat bermasyarakat dan mengenal
tetangga.
 Moralitas dan keagamaan : sangat menghargai adapt istiadat dan
daya tarik kearah religi mulai terlihat apalagi di usia madya akhir.

Beberapa ciri has lain pada perkembangan usia dewasa madya yaitu :

a. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti


Ciri pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan
periode yang sangat menakutkan. Diakui bahwa semakin mendekati
usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih menakutkan dilihat
dari seluruh kehidupan manusia.
b. Usia madya merupakan masa transisi
Seperti juga masa puber yang merupakan masa transisi dari masa
kanak-kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula
usia madya merupakan masa dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki masa
suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri
jasmani dan prilaku baru. Periode ini merupakan masa dimana pria
mengalami perubahan keperkasaan dan wanita dalam kesuburan.
c. Usia madya adalah masa stress
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang
berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik,
selalu cendrung merusak homeostatis fisik dan psikologis seseorang
dan membawa ke masa stress.
Marmor telah membagi sumber-sumber umum dari stress selama usia
madya yang mengarah pada ketidak seimbangan, yaitu :
 Stress somatik, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang
menunjukan usia tua.
Contoh : Berat badan bertambah, rambut menipis, berubah dan
botak, kulit kering dan berkedut, mata kurang bersinar dan
rabun, terjadi kegemukan dan lemak terkumpul yang
menyebabkan perut meninjol.
 Stress budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi
pada kemudaan, keperkasaan dan kesuksesan oleh kelompok
budaya tertentu.
 Stress ekonomi, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari
mendidik anak dan memberikan status simbol bagi seluruh
anggota keluarga.
 Stress psikologis, yang mungkin diakibatkan oleh kematian
suami atau istri, kepergian anak dari rumah, kebosanan terhadap
perkawinan, atau rasa hilangnya masa muda dan mendekati
ambang kematian.
Contoh: Kadar kematian meningkat: 2 penyebab utama
kematian; kanker dan jantung terutama bagi laki-laki. (Bee,
1994) 2/3 pertengahan usia dewasa penyakit kronik dan setress.
(Papalia & Olds, 1995) Putus haid/ menopause dikalangan
wanita & lelaki mengalami perubahan daya tarik seksual.
d. Usia madya adalah “usia yang berbahaya”
Cara biasa menginterprestasi “usia berbahaya” ini berasal dari
kalangan pria yang melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang
berakhir sebelum memasuki usia lanjut. Seperti yang dikatakan
Acher: “Terhadap apa saja yang ada disekelilingnya, kelihatannya
bahwa orang berusia madya berusaha mencari percontohan kegiatan
dan pengalaman baru. Periode ini dapat didramatisi ektra-marital, atau
dengan bentuk alkoholisme. Bagi beberapa orang, krisis usia madya
dapat berakhir dengan kesusahan dan semakin pendeknya usia
mereka.
Usia ini dapat menjadi berbahaya dalam beberapa hal lain. Saat
ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami kesusahan
fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang
berlebihan, ataupun kurang memperhatkan kehidupan. Timbulnya
penyakit jiwa datang dengan cepat dikalangan pria dan wanita, dan
gangguan ini berpuncak pada bunuh diri.
e. Usia madya adalah usia canggung
Usia ini bukan masa muda tapi juga bukan masa tua. Merasa bahwa
keberadaan mereka tidak diakui di masyarakat, orang-orang berusia
madya sedapat mungkin berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain.
Hal ini nempak dalam cara mereka berpakaian. Sebagian besar
mereka berusaha berpakaian sesederhana mungkin namun masih
menggunakan gaya yang berlaku pada masa yang seterusnya.
f. Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa krisis dimana baik
“generavitas” kecendrungan untuk menghasilkan maupun stagnasi
kecendruangan untuk tetap berhenti akan dominan. Selama usia
madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebalinya mereka
berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu lagi.
g. Usia madya merupakan masa evaluasi
Usia ini sebagai evaluasi terutama evaluasi diri. Karena usia pada
umumnya merupakan saat mencapai puncak prestasinya, maka
logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi
tersebut berdasarkan aspirasi mereka dan harapan-harapan orang lain,
khususnya anggota keluarga dan teman.
h. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan: Pertama, aspek yang
berkaitan dengan perubahan jasmani, contoh rambut menjadi putih,
timbul kerut-kerut dan keriput diwajah, dan terjadinya beberapa
bagian otot yang mengendur terutama pada bagian pinggang. Kedua,
dimana standar ganda dapat terlihat nyata pada cara mereka
menyatakan sikaf terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang
berbeda tentang bagaimana orang harus menyesuaikan diri dengan
usia madya. Satu, harus tetap merasa muda aktif, dua, menua dengan
anggun semakin lambat dan hati-hati, dan menjalani hidup dengan
nyaman.
i. Usia madya merupakan masa sepi
Masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua.
Kecuali dalam beberapa kasus dimana pria dan wanita menikah lebih
lambat dibanding usia rata-rata, atau menunda kelahiran anak
sehingga mereka lebih mapan dalam karier, atau mempunyai keluarga
besar sepanjang masa, usia madya merupakan masa sepi dalam
kehidupan perkawinan.
j. Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan
pada akhir usia 30-an dan 40-an. Kejenuhan tidak akan mendatangkan
kebahagiaan dalam masa manapun. Akibatnya, usia madya seringkali
merupakan periode yang tidak menyenangkan dalam hidup.

C. Dewasa Akhir
Ciri-ciri Dewasa akhir (usia lanjut)
Usia lanjut ditandai engan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-
efek tersebut menentukan apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakuan
penyesuaian diri secara baik atau buruk. Akan tetapi, ciri-ciri usia lanjut
cendrung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk daripada yang
baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan. Itulah sebabnya usia
lanjut lebih ditakuti daripada usia madya dalam kebudayaan Amerika.
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Periode usia lanjut adalah ketika fisik dan mental terjadi secara perlahan
dan bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dapat
dilakukan, dikenal sebagai “senescence”, yaitu masa proses menjadi tua.
Seseorang akan menjadi tua pada usia lima puluhan atau tidak sampai
mencapai awal atau akhir usia enam puluhan, tergantung pada laju
kemunduran fisik dan mentalnya.
Istilah “keuzuran” (senility) digunakan untuk mengacu pada periode
waktu selama usia lanjut apabila kemunduran fisik sudah terjadi dan
apabila sudah terjadi disorganisasi mental. Kemunduran itu sebagian
datang dari fakta fisik dan sebagian lagi dari faktor psikologis. Penyebab
fisik kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan
karena penyakit khusus, tetapi karena proses menua.
2. Perbedaan Individual Pada Efek Menua
Dewasa ini, bahkan lebih banyak terjadi daripada dahulu kala bahwa
menua itu mempengaruhi orang-orang secara berbeda. Orang menjadi tua
secara berbeda, karena meeka memilii sifat bawaan yang berbeda,
sosioekonomi dan latar belakang pendidikan yang berbeda, dan pola hidup
yang berbeda.
Sebagai kebiasaan hukum umum bahwa penuaan fisik lebih cepat
dibandingkan dengan penuaan mental, walaupun hal yang sebaliknya juga
kadang-kadang terjadi, terutama apabila seseorang sangat memikirkan
proses ketuannya dan membiarkan saja penuaan mentalnya terjadnya
terjadi apabila tanda-tanda pertama ketuaan fisik tampak.
3. Perubahan umum fungsi inderawi pada usia lanjut
Terjadi perubahan umum fungsi inderawi pada usia lanjut, muali dari
terjadi kemunduran atau berkurang fungsinya, hingga kehilangan fungsi
inderawi, yaitu: indra penglihatan, indera pendengaran, indera perasa,
indera penciuman, indra perabaan dan indera sensitivitas terhadap rasa
sakit.
4. Perubahan Kemampuan Motorik pada usia lanjut
 Kekuatan : penurunan kekuatan yang paling nyata adalah pada
kelenturan otot-otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang
tegaknya tubuh.
 Kecepatan : Penurunn kecepatan dalam bergerak bagi orang usia lanjut
dapat dilihat dari tes terhadap waktu reaksi dan keterampilan dalam
bergerak.
 Belajar Keterampilan Baru : Belajar keterampilan baru akan
menguntungkan pribadi mereka.
 Kekuatan : Orang usia lanjut cendrung menjadi canggung dan kagok.
5. Perubahan Kemampuan Mental pada Usia Lanjut
 Belajar : Orang yang berusia lanjut lebih berhati-hati dalam belajar.
 Berpikir dalam memberi Argumentasi: Secara umum terdapat
penurunan kecepatan dalam mencapai kesimpulan.
 Kreativitas : Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berpikir
kreatif bagi orang beruasia lanjut cendrung berkurang.
 Ingatan : Orang berusia lanjut pada umunya cendrung lemah dalam
mengingat hal-hal yang baru dipelajari dan sebaliknya ingatan kuat
terhadap hal-hal yang telah lama dipelajari.
 Mengingat kembali : Untuk membantu kemampuan mereka dalam
mengingat kembali dengan menggunakan tanda-tanda, terutama
simbol visual, dan gerakan (Kinesthetic).
 Mengenang : Kecendrungan untuk mengingat sesuatu yang terjadi
pada masa lalu meningkat semakin tajam sejalan dengan
bertambahnya usia.
 Rasa Humor : Pendapat umum yang sudah klise tetapi banyak
dipercaya orang, bahwa orang berusia lanjut kehilangan rasa dan
keinginannya terhadap hal-hal yang lucu.
 Perbedaan kata : Menurutnya perbendaharaan kata yang dimiliki orang
berusia lanjut menurun sangat kecil.
6. Usia Tua dinilai dengan kriteria yang berbeda
Karena arti luas itu sendiri kabur, tidak jelas, dan tidak dapat dibatasi pada
anak muda, maka orang cendrung menilai tua itu dalam hal penampilan dan
kegiatan fisik. Orang tua mempunyai rambut putih dan tidak lama lagi
berhenti dari pekerjaan sehari-hari. Pada waktu anak-anak mencapai remaja,
mereka menialai usia lanjut dalam cara yang ama engan cara yang sama
dengan cara penilaian orang dewasa, yaitu dalam hal penampilan diri dan apa
yang dapat dan tidak dapat dilakukannya.
7. Berbagai Stereotipe Lanjut Usia
Dewasa ini, dalam kebudayaan orang Amerika terdapat banyak stereotipe
orang lanjut usia dari banyak kepercayaan tradisional tentang kemampuan
fisik dan mental. Stereotipe dan kepercayaan ini tumbuh dari berbagai
sumber, di antaranya :
 Cerita rakyat dan dongeng yang diturunkan dari generasi ke generasi
berikutnya, cendrung melkiskan usia lanjut sebagai usia yan tidak
enyenangkan.
 Orang yang berusia lanjut sering diberi tanda dan diartikan orang secara
tidak menyenangkan oleh berbagai media masa.
 Beragai humor dan canda yang berbeda juga menyangkut aspek negatif
orang usia lanjut, dengan cara yang tidak menyenangkan dan klise yang
sebagian besar lebih menekankan sikap ketololan seagai orangtua daripada
kebijakan.
 Pendapat klise lama telah diperbuat oleh hasil studi ilmiah, karena masalah
pokok dari studi tersebut pada umumnya menekankan masa sbelumnya,
bahwa orang-orang dalam lembaga tertentu yang kemampuan fisik dan
mentalnya telah menurun merupakan orang penting yang
bertanggungjawab terhadap proses perlembagaannya.
8. Sikap sosial terhadap Usia Lanjut
Pendapat klise tentang usia lanjut merupakan pengaruh yang besar terhadap
sikap sosial dan terhadap usia lanjut maupun terhadap orang usia lanjut. Arti
penting tentang sikap sosial terhadap usia lanjut yang tidak menyenangkan
mempengaruhi cara mereka memerlakukan oang usia lanjut. Sebagai
pengganti penghormatan dan penghargaan tehadap orang usia lanjut, dan
sebagai cirri-ciri banyak kebudayaan, sikap sosial di Amerika mengakibatkan
orang usia lanjut merasa tiak lagi bermanfaat bahkan lebih banyak
menyusahkan daripada sikap menyenangkan.
Orang yang berasal dari Negara-negara yang menghargai orang usia
lanjut, mereka sudah terbiasa memperlakukannya dengan lebih
menyenangkan dan lebih horat disbanding mereka yang tinggal di Amerika.
Anggota masyarakat dari kelompok sosial yang lebih tinggi yang tahu bhwa
orang usia lanjut memegang kekuasaan terhadap harta kekayaan yang
menentukan nasib keberuntungan keluarga, cendrung untuk lebih menghargai
dan menghormati orang usia lanjut disbanding mereka yang berasal dari
kelompok masyarakat yang ekonomi menengah dan lebih rendah.
9. Orang Usia Lanjut mempunyai status kelompok-Minioritas
Dewasa ini, di Amerika orang usia lanjut mempunyai status kelompok
minoritas, yaitu kelompok status yang dalam beberapa hal mengecualikan
mereka untuk tidak berinteraksi dengan kelomok lainnya, dan memberinya
sedikit kekuasaan atau bahkan tidak memperoleh kekuasaan apapun. Hal ini
terjadi sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenagkan tehadap orang
usia lanjut dan diperkuat oleh pendapat klise yang tidak menyenangkan
tentang mereka.
10. Menua membutuhkan perubahan peran
Dalam kebudayaan Amerika dewasa ini, orang berusia lanjut diangap tidak
ada gunanya lagi. Lebuh jauh lagi, orang usia lanjut diharapkan untuk
mengurangi peran akifnya dalam urusan masyarakat dan sosial. Karena sikap
sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum usia lanjut, pujiaan yang mereka
hasilkan dihubungkan dengan peran usia tua bukan dengan keberhasilan
mereka.
11. Penyesuaian yang buruk merupakan Ciri Usia Lanjut
Karena sikap sosial yang tidak menyengkan bagi orang usia lanjut, yang
nampak dalam seseorang memperlakukan mereka, maka tidak aneh lagi kalau
banyak orang usia lanjut mengembangkan konsep diri yang tidak
menyenangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal ini cendrung
diwujudkan dalam bentuk peran yang buruk dengan tingkat kekerasan yang
bereda.

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Bronkitis Akut
    LP Bronkitis Akut
    Dokumen13 halaman
    LP Bronkitis Akut
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen34 halaman
    Bab I
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • D e M o K R A S I
    D e M o K R A S I
    Dokumen3 halaman
    D e M o K R A S I
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Psikep Emosi
    Psikep Emosi
    Dokumen15 halaman
    Psikep Emosi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Hak Asasi Manusia
    Hak Asasi Manusia
    Dokumen3 halaman
    Hak Asasi Manusia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Psikep Emosi
    Psikep Emosi
    Dokumen15 halaman
    Psikep Emosi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen20 halaman
    Bab 1
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Masa Dewasa
    Perkembangan Masa Dewasa
    Dokumen12 halaman
    Perkembangan Masa Dewasa
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen12 halaman
    C
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perubahan Psikologis
    Perubahan Psikologis
    Dokumen13 halaman
    Perubahan Psikologis
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Masa Dewasa
    Perkembangan Masa Dewasa
    Dokumen17 halaman
    Perkembangan Masa Dewasa
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen10 halaman
    PEMBAHASAN
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Strees
    Strees
    Dokumen24 halaman
    Strees
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Definisi Epispadia
    Definisi Epispadia
    Dokumen6 halaman
    Definisi Epispadia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra DPD
    Renpra DPD
    Dokumen6 halaman
    Renpra DPD
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • HH
    HH
    Dokumen6 halaman
    HH
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra HDR
    Renpra HDR
    Dokumen3 halaman
    Renpra HDR
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra Halusinasi
    Renpra Halusinasi
    Dokumen7 halaman
    Renpra Halusinasi
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Renpra PK
    Renpra PK
    Dokumen29 halaman
    Renpra PK
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Promkes Anemia
    Promkes Anemia
    Dokumen7 halaman
    Promkes Anemia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Leukimia
    Leukimia
    Dokumen18 halaman
    Leukimia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Leukimia
    Leukimia
    Dokumen18 halaman
    Leukimia
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • RENPRA Isolasi Sosial
    RENPRA Isolasi Sosial
    Dokumen4 halaman
    RENPRA Isolasi Sosial
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Phbs
    Phbs
    Dokumen2 halaman
    Phbs
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Kesimpulan
    BAB IV Kesimpulan
    Dokumen1 halaman
    BAB IV Kesimpulan
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen10 halaman
    PEMBAHASAN
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Stres
    Manajemen Stres
    Dokumen1 halaman
    Manajemen Stres
    Rîan Apriansah
    Belum ada peringkat
  • Defisiensi Pengetahuan
    Defisiensi Pengetahuan
    Dokumen11 halaman
    Defisiensi Pengetahuan
    Yulianti Sistiana Dewi Nurhilalia
    Belum ada peringkat
  • Defisiensi Pengetahuan
    Defisiensi Pengetahuan
    Dokumen11 halaman
    Defisiensi Pengetahuan
    Yulianti Sistiana Dewi Nurhilalia
    Belum ada peringkat