Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL ILMIAH

RANCANG BANGUN DAN UJI PERFORMANSI MESIN GRADING BIJI


KOPI ROBUSTA

OLEH

RIAN HADI PUTRA


J1B 014 095

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI


UNIVERSITAS MATARAM
2019

1
2
RANCANG BANGUN DAN UJI PERFORMANSI MESIN GRADING BIJI
KOPI ROBUSTA

Design And Performance Test Of Robusta Coffee Bean Grading Machine

Rian Hadi Putra1, Murad2, Ansar2


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian di Fakultas Teknologi Pangan dan
Agroindustri Universitas Mataram
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertanian di Fakultas Teknologi Pangan dan
Agroindustri Universitas Mataram

ABSTRAK

Biji kopi sebelum di konsumsi ataupun di perjualbelikan perlu dilakuakn


proses grading, karena mutu biji kopi dilihat dari keseragaman ukuran biji kopi.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang mesin grading biji kopi robusta dan
melakukan pengujian terhadap hasil rancangan. Metode penelitian yang
digunakan untuk mengkaji permasalahan ini adalah metode eksperimental dengan
mendisain mesin grading biji kopi robusta dan melakukan pengujian dengan tiga
kali perlaakuan terhadap hasil desainan tersebut. Perencanaan awal yang
dilakukan yaitu menentukan dimensi dari mesin grading dan menentukan
diameter ayakan berdasarkan sifat fisik dari biji kopi robusta. Parameter yang
digunakan meliputi perencanaan daya motor penggerak, kapasitas kerja dan
efisiensi dari mesin grading biji kopi robusta. Mesin grading memiliki tinggi 130
cm, panjang 70 cm, lebar atas 40 cm dan lebar bawah 70 cm. Rangka pengayak
berbentuk persegi panjang dengan tinggi 3 cm, lebar 40 cm dan panjang 29 cm.
ayakan terdiri dari tiga buah dengan susunan bertingkat dan tiap-tiap ayakan
memiliki ukuran lubang yang berbeda-beda yaitu 9 mm, 8 mm dan 7 mm.
Mekanisme grading terjadi karena adanya gaya pengayakan (kekiri – kekanan)
yang digerakakan menggunakan motor penggerak yang berdaya 1 HP dengan
putaran 1400 rpm dan dilakukan reduksi untuk mengurangi jumlah putaran
dengan dua kali transmisi menggunakan transmisi puli dan sabuk. Jenis sabuk
yang digunakan adalah jenis sabuk-V tipe A50 dan A52. Pengujian mesin grading
dilakukan menggunakan 3 kg biji kopi robusta dan diberikan 3 kali perlakuan
dengan pemberian daya yang bervariasi menggunakan regulator. Hasil pengujian
yang paling optimal tercatat pada pemberian daya 100 Watt dengan kecepatan
putaran sebesar 92,22 rpm, kapasitas kerja sebesar 35,55 kg/jam dan efisiensinya
sebesar 37,74 %.

Kata kunci: Biji kopi, grading, mesin, rancang bangun

ABSTRACT

Grading process is a process which done before consuming or distributing


the coffee beans in order to perceive the quality of them that are seen from the

3
uniformity size of each coffee bean. This research aims to design a Robusta
coffee grading machine and to test its design results. The research method used
experimental method by designing a Robusta coffee grading machine and testing
it with three treatments of the design results. Determining the dimensions of the
grading machine and the sieve diameter were done based on the physical
properties of Robusta coffee beans. The parameters used include the motor drive
power, the work capacity and the efficiency of grading machine. The height of the
grading machine = 130 cm with length = 70 cm, top-width = 40 cm and below-
width = 70 cm. The sieve frame is rectangular with height = 3 cm, width = 40 cm
and length = 29 cm. There are three pieces of sieves with multilevel arrangement
and different hole sizes of sieves which are 9 mm, 8 mm and 7 mm. Grading
mechanism occurs because of the sieving force (to the left and the right) which is
driven using a 1 HP power motor with rotation = 1400 rpm. A reduction is done
to reduce the number of rotation with two transmissions using transmission
pulleys and belts. The type of belt used is the V-type belt with types A50 and A52.
There were 3 kg of Robusta coffee beans was used to test the grading machine
which were given 3 treatments with varying power used by a regulator. The most
optimal test results were in the provision of power = 100 Watt with the rotational
speed = 92.22 rpm, the work capacity = 35.55 kg/hour and the efficiency =
37.74%.

Keywords: Coffee beans, grading, machine, engineering

4
PENDAHULUAN pasca pengupasan (hulling process)
harus disortasi terlebih dahulu sebelum
Kopi adalah salah satu minuman diperdagangkan.
yang digemari oleh masyarakat di Salah satu aspek mutu biji kopi
seluruh dunia khususnya di Indonesia. yang sangat penting bagi konsumen
Kopi banyak digemari karena khasiatnya adalah keseragaman ukuran biji atau
untuk menahan kantuk, kebanyakan gradenya. Proses grading adalah peroses
orang cenderung mengalami ketagihan pengklasifikasian biji kopi berdasarkan
dikarenakan kandungan zat caffeine di ukuran dari biji kopi. Proses grading ini
dalamnya. Selain itu kopi memiliki bertujuan untuk meningkatkan grade
banyak kegunaan baik seperti mencegah kopi sehingga nilai jual dari biji kopi
penyakit stroke, serta meningkatkan tersebut bisa meningkat. Selama ini
konsentrasi dan ingatan. Kopi dapat yang kita ketahui biji kopi di jual
meningkatkan kecerdasan, membakar dengan harga yang standar, karaena
lemak, baik untuk hati, mengurangi memiliki ukura yang tidak seragam.
resiko kematian, mengandung Proses grading dilakukan
antioksidan dan nutrisi (Loice dan dengan dua cara yaitu dengan cara
Santosa, 2015). Manfaat-manfaat kopi manual (sortasi) dan dengan
tersebut di atas membuat permintaan menggunakan mesin (mesin grading).
akan kopi relatif tinggi. Proses sortasi manual ini dilakukan
Kopi merupakan salah satu secara manual atau menggunakan tenaga
komoditas perkebunan yang menjadi karyawan. Pada proses ini memiliki
salah satu penghasil devisa bagi beberapa kekurangan yaitu
Indonesia. Jenis kopi arabika (Coffea membutuhkan banyak tenaga, proses
arabica) dan kopi robusta (Coffea sortasi memakan waktu yang cukup
robusta) merupakan spesies yang paling lama dan membutuhkan biaya
banyak dibudidaya di Indonesia oprasional yang tinggi. Proses sortasi
(Sulistyaningtyas, 2017). Robusta membutuhkan biaya yang tinggi, karena
merupakan jenis kopi yang banyak di seluruh tahapan sortasi dilakukan secara
konsumsi maupun di perjual-belikan manual (Widyotomo dan Mulato, 2005).
oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat Sedangakan proses grading dengan
khususnya di pulau Lombok, di mekanis, memiliki nilai produktifitas
karnakan harganya lebih terjangkau di yang tinggi dengan waktu yang lebih
bandingkan dengan kopi Arabika (Yulia. singkat sehingga bisa menekan biaya
dkk, 2017). produksi.
Dalam proses pengolahan biji Kajian mengenai mesin sortasi
kopi memiliki beberapa tahap yaitu, biji kopi pernah dilakukan oleh
pemisahan biji kopi dengan kulitnya Widyotomo dan Mulato (2005) tentang
agar mendapatkan biji kopi yang utuh. kinerja mesin sortasi biji kopi tipe getar
Kemudian di lakukan pencucian untuk dengan melakukan kajian tentang
membersihkan biji kopi dari kulit yang tingkat keseagaman mutu dan
masih tersisia. Setelah itu lalu kemudian keefektifan mesin. Berdasarkan kajian
di jemur utuk mengurang kadar air pada tersebut, mesin ini memiliki tiga
biji kopi. Sebelum proses pengemasan tingkatan ayakan dengan diameter
kopi perlu di lakukan proses sortasi. ayakan yang berbeda-beda yaitu, 7,5
Sortasi biji-bijian merupakan proses mm, 6,5 mm dan 5,5 mm. Mekanisme
pemisahan yang didasarkan atas sifat- sortasi terjadi karena adanya gaya getar
sifat seperti: ukuran, bentuk, berat jenis, (vibration) kompartemen pengayak yang
sifat permukaan dan warna untuk disebabkan oleh motor bakar yang
mendapatkan mutu tertentu (Widyotomo berdaya 5,5 HP dan dan kemiringan
dan Mulato, 2005). Untuk itu, biji kopi

5
kompartemen sangat berpengaruh Penelitian ini dilaksanakan
terhadap kapasitas kerja mesin. melalui beberapa tahap, yaitu
Kemiringan yang paling optimal iyalah pendekatan desain mesin grading biji
100 dengan kapasitas kerja sebesar 2.000 kopi, tahap perancangan mesin grading
kg/jam. biji kopi, tahap penelitian pendahuluan
Berdasarkan uraian di atas, dan tahap pengujian mesin.
maka dilakuakan penelitian yang
berjudul “rancang bangun dan uji 1. Pendekatan Desain Mesin Grading
performansi mesin grading biji kopi Biji Kopi
robusta”. Tahap awal yang dikerjakan
dalam perancangan mesin grading biji
Tujuan dari penelitian ini adalah kopi ini adalah menentukan dimensi
untuk merancang mesin grading biji mesin yang ingin dirancang, setelah itu
kopi robusta serta menganalisis merencanakan elmen-elmen mesin yang
perancanagan dan melakuakan uji akan dipasang, menggambar mesin
performansi terhadap mesin grading biji menggunakan aplikasi SolidWorks,
kopi robusta. pembuatan mesin dan terakhir
melakukan pengujian untuk mengetahui
berfungsi atau tidaknya mesin pada
METODE DAN BAHAN perancangan ini.
A. Desain Fungsional
Alat dan Bahan Bagian-bagian mesin grading
Alat-alat yang digunakan pada
biji kopi yang akan didesain memiliki
penelitian ini adalah mesin bor dan mata
fungsi yang berbeda tetapi saling
bor, mesin bubut, penggaris, palu,
mendukung, sehingga menjadi suatu
meteran, gerinda potong, obeng,
sistem kerja yang berfungsi optimal
seperangkat las listrik, laptop,
sebagai mesin grading biji kopi.
timbangan, jangka sorong, kompresor,
Komponen utamanya adalah rangka,
tachometer, plat baja ringan, besi siku,
unit penggerak dan ruang grading.
jarring ayakan, mur, baut, penggaris
siku, cat besi, amplas, batang poros, a. Rangka
motor listrik, puli, sabuk-V (v-belt), Rangka mesin ini, terbuat dari
sedangkan bahan yang digunakan adalah besi siku dengan ukuran 4 cm x 4 cm
biji kopi robusta kering. dengan tebal 0,4 cm. Penyambungan
antara rangka akan menggunakan las
Metode listrik dan penggerindaan digunakan
Metode yang digunakan dalam untuk menghaluskan hasil
penelitian ini yaitu metode pengelasannya.
eksperimental dengan tiga perlakuan.
Pada perlakuan diberikan daya yang
bervariasi, yaitu 100 Watt, 75 Watt dan
50 Watt.
Parameter penelitian
1. Putaran motor penggerak
2. Kapasitas kerja mesin grading biji
kopi.
3. Efisiensi mesin grading biji kopi.
Gambar 3.1. Besi siku
Tahapan Penelitian b. Unit Penggerak

6
Bagian ini merupakan bagian ketersediannnya serta memperhatikan
terpenting dalam permesinan yang segi ekonominya.
terdiri dari motor listrik sebagai
penggerak, puli dan sabuk serta poros 2. Tahap Perancangan Mesin Grading
untuk transmisi daya. Motor listrik yang Biji kopi
digunakan adalah motor listrik 1 HP Adapun tahap perancangan mesin
dengan putran 1400 rpm denga rencana grading biji kopi antara lain:
putaran yang di butuhkan ialah 100 rpm. a. Perancangan motor penggerak
Sabuk yang digunakan pada mesin grading biji kopi sambung
perancangan ini adalah sabuk-V tipe A robusta
karena biasanya motor dengan daya 1 Daya motor penggerak yang
HP menggunakan sabuk-V tipe A untuk digunakan pada rancangan mesin
meneruskan dayanya. grading biji kopi sambung robusta ini,
dihitung dengan Persamaan 2.1 dan
dengan memasukkan faktor koreksi (fc)
untuk menjaga keamanan mesin saat
bekerja maka daya perencanaan dihitung
menggunakan Persamaan 2.5.

b. Perancangan Sabuk (v-belt)


a. Diameter dan putaran puli
Gambar 3.2. Puli Dengan diketahuinya jumlah
c. Ruang grading putaran pada motor (n1), putaran poros
penerus daya motor (n2), dan
Ruang grading ini terdiri dari perencanaan diameter puli penggerak
besi siku yang memiliki ukuran 3 x 3 cm (dp), maka akan diperoleh diameter puli
dengan ketebalan 0,3 cm yang di bentuk yang akan digerakkan (Dp) untuk
kotak dan saringan dengan ukuran mesh menurunkan putaran dan digunakan
berbeda – beda (9 mm, 8 mm dan 7 Persamaan 2.11 untuk menghitungnya.
mm), dengan jarak tiap ayakan 4 cm.
ukuran mesh ini di tentukan berdasarkan b. Jarak antara pusat puli dan
ukuran rata-rata biji kopi yang dapat panjang sabuk
dilihat pada gambar 3.3. Jarak antara pusat puli (C) adalah
jarak antar titik tengah posisi poros pada
puli. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung jarak antara pusat puli
adalah Persamaan 2.13 Untuk memilih
panjang sabuk yang akan mengelilingi
kedua puli dihitung dengan Persamaan
2.12.

c. Perencanaan Poros
Menrut Ahmad (2006) poros yang
Gambar 3.3. Ayakan meneruskan daya menggunakan sabuk
akan mendapat beban puntir dan lentur.
B. Desain Struktural Kondisi tersebut berarti, pada poros
akan terjadi dua bentuk tegangan, yaitu
Pemilihan bahan-bahan untuk tegangan geser karena beban momen
komponen mesin ini merupakan hal puntir dan tegangan normal karena
yang sangat mendasar. Pemilihan bahan beban momen lentur. Pada rancangan
didasarkan atas analisis teknis dan

7
ini, digunakan sabuk sebagai penerus agar tercapainya tujuan penggunaan
daya sehingga untuk menganalisis suatu mesin. Tingkat efisiensi suatu alat
tegangan maksimal kombinasi (σmaks) atau mesin dapat dievaluasi dengan
yang terjadi pada poros dihitung penilaian-penilaian yang relatif. Pada
menggunakan Persamaan 2.7. pengujian ini, efisiensi peroses grading
biji kopi robusta dapat dengan
d. Menentukan nilai inersia membandingkan kapasitas aktual (q) dan
Pada parameter ini dilakukan kapasitas teoritis (Q), sehingga
penentuan nilai inersia berdasarkan persamaan dapat dihitung dengan rumus
bentuknya. Batangatangan yang (Sedayu dkk, 2013):
digunakan adalah batang homogen
q
sumbu putar tepi yang terdapat pada Ef= .............................. (3.5)
Tabel 2.3, sehingga di gunakan rumus:
3. Tahap Pengujian Pendahuluan
I = m l2 ................................... (3.1) Adapun tahap pengujian
pendahuluan dilaksanakan untuk
e. Persentase Grading mengetahui bagaimana mekanisme kerja
Parameter yang di amati adalah dari mesin grading biji kopi yang
persentasa biji kopi yang tersortasi dirancang, apakah sesuai atau tidak
sempurna dari sampel yang diuji. Biji dengan rancangan awal yang telah
kopi yang tersortasi oleh mesin garading direncanakan. Pada tahap ini akan
( baik grad I, II, maupun III) yang dilakukan pengujian mesin tanpa bahan
tersortir pada tiap-tiap penampung dan menggunakan bahan. Jika terdapat
setelah melalui saluran gradenya (Warji, beberapa komponen yang tidak sesuai
dkk. 2007). dengan rencana maka akan dilakukan
modifikasi sesuai kebutuhan yang ada.
TSi = .................... (3.2)
i 4. Tahap Pengujian Mesin
Adapun tahap pengujian untuk
Biji kopi yang tidak sesuai dengan menguji mesin grading biji kopi adalah
gradenya adalah biji kopi yang lolos sebagai berikut:
pada ayakan grad I,II, dan III (Warji, 1. Disapkan alat dan bahan yang
dkk. 2007). Sehingga digolongkan grade digunakan
lain, dapat di hitung dengan rumus: 2. Dihidupkan mesin grading biji
kopi.
TTS = ................................................................................
3. Dimasukkan bahan(3.3) yang telah
Dimana: disiapkan ke dalam hoper, yaitu
f. Kapasitas Kerja Mesin berupa biji kopi robusta yang sudah
Kapasitas kerja mesin adalah dikeringkan sebanyak 3 kg dengan
kemampuan mesin untuk menyortir biji dilakukannya 3 kali ulangan dan 3
kopi tiap satuan waktu. Perhitungan kali perlakuan.
kapasitas kerja mesin grading biji kopi 4. Perlakuan pertama diberikan daya
ini dapat dilihat pada rumus berikut 100 Watt, perlakuan ke-2 diberikan
(Sugandi, dkk. 2015): daya 75 Watt dan perlakuan ke-3
diberikan daya sebesar 50 Watt.
b 5. Dilakukan pengambilan data sesuai
Ka= ......................................... (3.4)
t parameter yang akan diamati
selama proses grading.
g. Efisiensi mesin grading 6. Dilakukan analisis terhadap data-
Efisiensi adalah nilai kerja data yang diperoleh.
optimum yang dilakukan oleh mesin

8
9
3.5. Rancangan Mesin

Gambar 4.1. Rangka Mesin


Rangka mesin ini terbuat dari
besi siku dengan ukuran 4 cm x 4 cm
dengan ketebalan 0,4 cm. rangka ini
Gambar 3.4. Disain mesin grading biji memiliki tinggi 130 cm, panjang 70 cm,
kopi lebar atas 29 cm dan lebar bawah 70 cm.
Keterangan : 1. Hoper penyambungan antara rangka
menggunakan mesin las listrik dan
2. Output hoper untuk menghaluskan hasil pengelasan
dilakukan penggerindaan dengan
3. Ayakan menggunakan mesin gerinda tangan.
4. Puli 2. Hoper
5. Motor listrik
6. Output

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perencanaan Mesin Grading


Biji Kopi Robusta
4.1.1. Proses Perancangan Mesin
Grading Biji Kopi Robusta
Tahap yang dilakukan dalam
perancangan mesin ini diantaranya : 1) Gambar 4.2. Hoper
menentukan dimensi rangka, 2) Hoper dibuat menggunakan besi
menentukan elmen-elmen mesin yang plat dengan ketebalan 0,4 cm yang
akan dipasang pada mesin, 3) membuat kemudian di bentuk melingkar seperti
gambar mesin menggunakan tabung lalu di satukan menggunakan las
Solidworks, 4) pembuatan mesin, dan 5) listrik. Hoper ini memiliki tinggi 44 cm ,
pengujian mesin. diameter atas 30 cm dan diameter bawah
19 cm. selain itu juga hoper ini memiliki
4.1.2. Dimensi Rangka, Hoper Dan outpu dengan lebar 10 cm.
Ruang Grading 3. Ruang grading
1. Rangka mesin grading biji Ruang grading biji kopi ini
kopi robusta terbuat dari besi siku dengan ukuran 3

10
cm x 3 cm dan ketebalan 0,3 cm denagn karena memiliki beberapa kelebihan
besi plat sebagai saringan memiliki dibanding tenaga penggerak lainnya.
ketebalan 0,2 cm. Ayakan memiliki Kelebihan menggunakan motor listrik
tinggi 3 cm, lebar 29 cm dan panjang 44 diantaranya: 1) perawatan lebih murah
cm , serta memiliki tiga tingkatan dan lebih mudah, 2) getaran yang
dengan jarak antar ayakan 4 cm dan dihasilkan saat beroperasi akan lebih
memiliki diameter lubang ayakan yang halus, 3) saat beroperasi motor lisrik
berbeda-beda ( 9 cm, 8 cm, dan 7 cm). tidak menimbulkan suara bising
adapun bentuk dari ruang grading ini sehingga tidak mengganggu pekerja, 4)
dapat di lihat pada gambar 4.3. tidak memerlukan bahan bakar minyak
sebagai sumber tenaganya sehingga
polusi udara yang ditimbulkan kecil dan
5) konstruksi motor yang sederhana
sehingga mudah dipasang pada berbagai
penggunaan.
Berdasarkan perhitungan yang
terdapat pada Lampiran 4, daya yang
dibutuhkan untuk menggerakan mesin
ini agar dapat bekerja sebesar 41,746
Gambar 4.3. Ruang grading Watt. Daya tesebut belum aman untuk
mesin melakuakan kerja sehingga
4.1.3. Perencanaan Elemen Mesin dikalikan dengan faktor koreksi (fc)
Grading Biji Kopi Robusta sebesar 1,5 yang merupakan nilai faktor
1. Daya penggerak motor koreksi untuk mesin grading, dan daya
yang dibutuhkan untuk bekerja menjadi
62,619 Watt. Daya yang dibutuhkan
mesin untuk melakukan kerja harus
lebih kecil dibandingkan dengan sumber
daya yang akan dipasang pada mesin ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipilih
sumber daya berupa motor listrik
dengan daya 1 HP atau setara 746 Watt.
Jumlah daya yang dibutuhkan dengan
Gambar 4.4. Motor Penggerak yang daya yang digunakan sangat jauh
Terpasang perbedaannya. Hal ini dikarnakan
keterbatasan motor listrik yang ada pada
Table 4.1. Spesifikasi motor listrik yang Laboratorium Daya dan Mesin
dipasang Pertanian, sehingga mesin bertenaga 1
Phase Single phase HP yang digunakan pada mesin tersebut.
Type JY100S4 Adapun bentuk dari motor listrik yang
Daya 1 HP dipasang pada mesin ini dapat dilihat
Tegangan 220 volt pada Gambar 4.4 dan spesifikasi motor
Kuat arus 7,3 A listrik yang dipasang pada mesin ini
Putaran 1400 rpm dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Frekuensi 50 Hz

Sumber daya penggerak yang


digunakan mesin ini untuk melakukan
kerja adalah motor listrik. Menurut
Apriyanditra (2017) penggunaan motor
listrik sebagai sumber tenaga penggerak

11
jarak antara pusat puli A-B yang
seharusnya 38,96 cm menjadi 34 cm dan
2. Transmisi Puli dan Sabuk-V jarak antar pusat puli C-D yang
seharusnya 40,20 cm menjadi 35 cm

Gambar 4.5. sabuk-V terpasang


Table 4.2. Perbandingan ukuran sabuk Gambar 4.6. Puli kecil (kanan) dan puli
teoritis dan aktual besar (kiri) terpasang

Table 4.3. Perbandingan ukuran puli dan


jumlah putran teoritis dan actual

Putaran motor listrik yang


digunakan pada perencanaan mesin ini
1400 rpm sedangan putaran yang Diameter puli besar yang di
diinginkan untuk mesin ini sebesar 110 pasang pada perancangan ini berukuran
rpm. Sistem teransmisi yang digunakan 28 cm. Berdasakan Tabel 4.3 diameter
untuk menurunkan putaran tersebut puli kecil perencanaan dan terpasang
adalan dengan melakukan reduksi memiliki ukuran yang berbeda.
dengan menggunakan puli dan sabuk-V Perbedaan ukuran diameter tersebut
tipe A. Reduksi ini dilakuakan bertujuan terjadi di karnakan tidak adanya ukuran
untuk mengurangi putaran yang di puli dengan ukuran tersebut sesuai
hasilakan, yang dimana dilakuakn dua dengan perencanaan yaitu 8,25 cm,
kali transmisi. Transmisi yang pertama maka di pasang puli dengan ukuran 8
yaitu transmisi A-B, yang mana cm. selain itu, putaran mesin teoritis
transmisi ini dari motor penggerak ke (perencanaan) lebih besar dibandingkan
puli yang pertama dengan kecepatan dengan putaran mesin aktual. Hal
putaran yang dihasilkan sesuai tersebut terjadi dikarnakan ukuran
perhitungan yaitu 400 rpm. Kemudian diameter puli yang dipasang lebih kecil
teransmisi yeng kedua yaitu dari puli C- di bandingkan dengan ukuran diameter
D, dimana kecepatan puli B sama puli yang direncanakan. Dimana
dengan kecepatan pada puli C karena semakin besar diameter puli yang
berada pada poros yang sama. Sehingga digerakkan, maka semakin kecil jumlah
putaran yang di hasilkan pada puli D putaran yang dihasilkan.
yaitu 110 rpm. Berdasarkan data pada
Tabel 4.2 panjang sabuk perencanaan 3. Poros
dan terpasang memiliki ukuran yang Berdasarkan perhitungan yang
berebeda. Perbedaan tersebut terdapat pada Lampiran 4, ukuran
disebabkan oleh subuk-V tipe A yang diameter poros minimal yang bisa
direncanakan untuk dipasang dan digunakan dalam perancangan mesin ini
terpasang berbeda. Hal tersebut terjadi sebesar 1,525 cm. Pada perancangan
karena pada saat pembuatan mesin, jarak mesin ini akan dipasang poros dengan
antara pusat puli (C) diabaikan, sehingga diameter 2 cm. Hal tersebut berarti,

12
poros ini aman untuk dipasang karena akan dipasang. Bantalan yang dipasang
diameter poros yang dipasang lebih pada mesin ini adalah bantalan P204
besar dari diameter poros minmal. yang memiliki ukuran diameter dalam
Poros yang menerima beban sebesar 2 cm.
torsi dan beban-beban lainnya akan
mengalami kegagalan jika tegangan 4.2. Hasil Rancangan Mesin
yang diterima lebih besar dari tegangan Grading Biji Kopi Robusta
yang diizinkan. Tegangan yang diterima
oleh poros yang dipasang pada mesin ini
berupa tegangan kombinasi (σkombinasi)
yang merupakan gabungan dari
tegangan geser akibat momen puntir (T)
dan tegangan normal akibat momen
lentur (ML). Berdasarkan perhitungan
yang terdapat pada Lampiran 4,
tegangan kombinasi yang diterima poros
mesin ini sebesar 27.818,779 N/m2
sedangkan tegangan izin (τallowable)
sebesar 83.456,333 N/m2. Hal tersebut
berarti, poros yang dipasang pada mesin
ini aman untuk digunakan karena
tegangan izin lebih besar dari tegangan
kombinasi yang diterima.

4. Bantalan Gambar 4.8. Mesin grading biji kopi


Keterangan : 1. Rangka mesin
2. Hoper
3. Output hoper
4. Ayakan
5. Output
6. Motor listrik
penggerak
Gambar 4.7. Bantalan terpasang 7. Puli
8. Sabuk-V
Sistem transmisi yang
menggunakan sabuk akan memberikan
beban untuk bantalan berupa beban
radial. Berdasarkan hal tersebut, Table 4.4. Spesifikasi mesin grading biji
bantalan yang akan dipasang pada mesin kopi robusta
ini berupa bantalan radial. Selain itu,
pemilihan bantalan untuk dipasang pada
sebuah mesin didasarkan pada diameter
poros yang digunakan dan besarnya
basic dinamic load rating. Berdasarkan
perhitungan yang terdapat pada lampiran
4, nilai basic dinamic load rating
perhitungan sebesar 69,0723 lb tidak ada
di dalam Tabel ball bearing 6200
sehingga digunakan ukuran diameter
poros untuk menentukan bantalan yang

13
Table 4.5. Hasil pengujian mesin
grading biji kopi robusta
dengan massa 3 kg

Berdasarkan data Tabel 4.6 hasil


penggujian dari tiap-tiap grade dari
mesin grading biji kopi menggunakan
Mesin ini digunakan untuk bahan sebanyak 3 kg dan diberikan 3
mengelompokkan biji kopi berdasarkan perlakuan. Dimana pada perlakuan ini
ukuran atau grade-nya. Berdasarkan digunakan regulator yang fungsinya
perhitungan yang dapat dilihat pada untuk menurunkan daya yang masuk ke
lampiran 4. Kapasitas aktual dari mesin motor penggerak. Pada perlakuan
ini sebersar 30,91 kg/jam. Mesin ini pertama menggunakan daya 100 waat
memanfaatkan energi gerak yang dan biji kopi grade 1 diperoleh sebanyak
dihasilkan dari putaran yang kemudian 0,58 kg grade 2 sebanyak 1,45 kg grade
terjadi gerak mengayak ke kiri dan ke 3 sebanyak 0,6 kg dan sisa sebanyak
kanan, sehingga biji kopi yang jatuh dari 0,35 kg dari bahan 3 kg. Pada perlakuan
hoper melalui ayakan akan terpisah ke-2 diberikan daya sebesar 75 Watt.,
sendirinya dengan adanya gerakan dimana hasil yang diperoleh untuk
ayakan yang dihasilkan oleh putaran grade 1 sebesar 0,86 kg grade 2
tersebut. sebanyak 1,47 kg, grade 3 sebanyak
0,45 kg dan grade sisa sebanyak 0,23
Biji kopi yang akan disortir atau kg. Sedangkan pada perlakuan ke-3
yang akan dikelompokkan berdasarkan diberikan daya sebesar 50 Watt dan hasil
ukran dimasukakn kedalam hoper. Biji yang didapat untuk grade 1 ialah 0,74
kopi tersebut akan jatuh dari hoper ke kg, grade 2 1,29 kg, grade 3 0,65 kg dan
ayakan. Yang dimana ayakan ini grade sisa sebanyak 0,33 kg dari 3 kg
memiliki tiga tingkat dan ukuran ayakan biji kopi yang digunakan.
yang berbeda-beda. Ayakan akan
bergergerak seiring dengan putaran yang Table 4.6 Kecepatan putaran mesin
dihasilkan oleh motor penggerak. grading biji kopi robusta
sehingga dengn sendirinya biji kopi
akan jatuh apabila biji kopi tersebut
lebih kecil ukurannya dibandingkan
diameter ayakan dan dengan sendiri pula
biji kopi tersebut akan terkelompokkan
sesuai ukurannya.

4.3. Pengujian Mesin Grading Biji


Kopi Robusta Berdasarkan data pada table 4.5
hasil pengujian grading biji dari tiap
4.3.1. Hasil Pengujian grade dengan perbedaan perlakuan tidak
mengalami perbedaan yang terlalu jauh,
hanya saja yang membedakan adalah
waktu grading. Dimana data pada Tabel

14
4.6 waktu yang digunakan selama sebesar 50 Watt. Sesuai dengan Gambar
grading untuk perlakuan pertama adalah 4.10 , terdapat nilai koefisien
5,07 menit, perlakuan kedua 7,18 menit determinasi sebesar 0,9042 dan nilai ini
dan perlakuan ke-3 8,09 menit. Hal ini mendekati nilai angka 1. Hal tersebut
disebabkan karena ketika ditambahkan sesuai dengan teori dari (Sugiyono,
regulator putaran mesin tidak stabil, 2014) bahwa ada hubungan yang erat
sehingga membutuhkan waktu agar antara kecepatan putaran dengan
putaran mesin mencapai putaran kapasitas kerja mesin grading ini.
maksimal. Data pada table 4.6
menggambarkan bahwa perlakuan 40 37.74
pertama membuthkan waktu 0,01 menit 26.96 25.85

Efisiensi (%)
30
agar putaran yang dihasilkan maksimal,
perlakuan ke-2 membutuhkan waktu 20
0,46 menit, dan perlakuan ke-3 10 y = -5.945x + 42.073
R² = 0.8194
membutuhkan waktu 1,19 menit untuk 0
mencapai putaran yang maksimal. 100 watt 75 watt 50 watt
perlakuan
4.3.2. kapasitas kerja dan efisiensi
mesin
40.000 Gambar 4.10. Grafik hubungan efisiensi
35.129
Kapasitas kerja

30.000
mesin dengan pemberian daya
(Kg/jam)

25.063
22.255
20.000
y = -6.4368x + 46.793 Efisiensi mesin grading biji
10.000 R² = 0.9042 kopi robusta yang didapatkan dari hasil
0.000 pengujian dan perhitungan yaitu
100 75 50
bervariasi seiring dengan diberikan
watt watt watt
perlakuan penurunan daya. Hasil
Perlakuan pengujian dapat dilihat pada Grafik 4.2
yang dimana efisiensi mesin paling
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara besar terdapat pada perlakuan pertama
kapasitas kerja dan pemberian daya yaitu sebesar 37,74 % dan nilai R2
sebesar 0,8194. Menurut (Sugiyono,
Kapasitas kerja mesin 2014) bahwa nilai Koefisien determinasi
merupakan kemampuan dari sebuah yang mendekati nilai angka 1 yaitu
mesin untuk melakuakan suatu memiliki hubungan yang erat, maka
pekerjaan per satuan waktu, dalam hal sesuai teori kecepatan putaran memiliku
ini yaitu kemampuan mesin ini hubungan dengan efisiensi mesin.
mensortir biji kopi per satuan waktu.
Berdasarkan data pada Gambar 4.9,
kapasitas kerja dari mesin grading biji KESIMPULAN
kopi ini bervariasi seiring dengan Berdasarkan hasil
perlakuan yang diberiakan. Perlakuan pengamatan dan pembahasan yang
yang pertama yaitu perlakuan dengan telah dijelaskan, dapat ditarik
daya 100 Watt didapat nilai kapasitas beberapa kesimpulan sebagai
kerja sebesar 35,502 kg/jam. Sedangkan berikut:
kemampuan kapasitas kerja mesin
1. Mesin grading biji kopi
grading pada perlakuan ke-2 dengan
daya yang diberikan 75 Watt yaitu robusta ini menggunakan
sebesar 25,062 kg/jam dan 22,255 motor listrik sebagai mesin
kg/jam untuk kapasitas kerja pada penggeraknya dan
perlakuan ke-3 dengan diberikan daya menggunakan

15
sistemtransmisi puli dan Anonim, 2014. Motor Catalog Electrim
sabuk-V tipe A. Motor. Diakses melalui
2. Mesin gradini biji kopi www.electrimmotor.com pada
robusta bekerja dengan tanggal 01 Maret 2019.
sistem pengayakan dan
Apriyanditra, Wiwin. 2017. Rancang
memiliki tiga tingkatan Bangun Mesin Pencampur
ayakan dengan diameret Kedelai dan Ragi pada Proses
lubang ayakan yang berbeda- Pembuatan Tempe Skala
beda, yaitu 9 mm, 8 mm dan Rumah Tangga. Skripsi.
7 mm. Universitas Mataram.
3. Berdasarkan hasil pengujian Mataram.
kecepatan optimal dari mesin
grading biji kopi robusta ini Jefri. 2009. Rancang Bangun Mesin
terdapat pada perlakuan Pengiris Ubi Kapasitas 30
dengan pemberian daya 100 kg/jam. Karya Akhir. Diakses
watt dengan nilai efisiensi melalui www.
repository.usu.ac.id pada
sebesar 37,74 % dan tanggal 5 September 2018.
kapasitas kerjanya 35,502
kg/jam. Khurmi, R.S., J.K. Gupta. 2005. A
Textbook Of Machine Design
SARAN (S1 Unit). New Delhi: Eurasia
Nilai efisiensi mesin grading Publising House.
biji kopi robusta pada perancanagan
ini belum memnuhi target 90% Loice, R. dan N.C. Santosa, 2015.
sehingga perlu untuk dilakuan Perancangan Alat Bantu Sortir
modifikasi kemiringan pada hoper, Biji Kopi Peaberry. Lembaga
ketinggian ayakan serta analisis Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat.
kecepatan putaran yang Universitas Katolik
menggerakkan ayakan sehingga Parahyangan. 2015.
mesin ini lebih efektif untuk
mensortasi biji kopi sehingga tinggat Muharfisa. 2006. Desain dan Uji Teknis
efisiensi mesin ini lebih tinggi. Sistem Mekanik Mesin Sortasi
Buah Manggis. Tesis. Diakses
DAFTAR PUSTAKA melalui
www.repository.ipb.ac.id pada
Ahmad, Zainun. 2006. Elmen Mesin I. tanggal 5 September 2018.
Refika Aditama. Bandung.
Putra, Sas. 2018. Rancang Bangun
Anggriawan, Y.B. 2016. Rancang Mesin Pemisah Biji dan
Bangun Mesin Pemisah Biji Daging Buah Asam
Cabai. Proyek Akhir. Diakses (Tamarindus indica
melalui leguminosae sp). Skripsi.
www.repository.unej.ac.id Universitas Mataram.
pada tanggal 4 September Mataram.
2018.

16
Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. digilib.unpkediri.ac.id pada
Fakultas Pertanian Universitas tanggal 2 September 2018.
Sumatera Utara.
Warji.,S.Asmara dan S.Suharyatun,
Sedayu, B.B. dkk. 2013. Rancang 2007. Rancang Bangun dan
Bangun dan Uji Coba Mesin Uji Kinerja Mesin Sortasi
Pemisah Daging Ikan Berdaya Buah Duku. Jurnal Keteknikan
Listrik Rendah. JPB Pertanian. 21(2) : 135-144.
Perikanan. 8(2):125-132.
Widyotomo S. dan S. Mulato, 2005.
Sonawan, Hery. 2009. Perancangan Kinerja Mesin Sortasi Biji
Elmen Mesin. Alfabeta. Kopi Tipe Meja Getar. Pelita
Bandung. Perkebunan. 21(1), 55-72.

Sugandi, W.K., Sudaryanto, dan T. Yulia, M., R. Iriani, D. Suhandy, S.


Herwanto, 2015. Uji Kinerja Waluyo dan C.Sugianti, 2017.
dan Pengujian Lapangan Studi Penggunaan UV-Vis
Mesin Grading Tomat Spectroscopy dan
(Lycopersicum esculentum) Kemometrika untuk
TEP-5. Jurnal Teknik Mengidentifikasi Pemalsuan
Pertanian. 5(3) : 145-156. Kopi Arabika dan Robusta
Secara Cepat. Jurnal Teknik
Sugiyono. 2014. Model Penelitian Pertanian.. 6 (1) : 43-52.
Bisnis. Edisi Kedelapan belas.
Alfabeta. Bandung

Sularso dan K. Suga, 2004. Dasar


Perencanaan Dan Pemilihan
Elemen Mesin. Pradnya
Paramita: Jakarta.

Sulistyaningtyas, A.R., 2017.Pentingnya


Pengolahan Basah (Wet
Processing) Buah Kopi
Robusta (Coffea robusta
Lindl.ex.de.Will) untuk
Menurunkan Resiko
Kecacatan Biji Hijau Saat
Coffee Grading. Prosiding
Seminar Nasional Publikasi.
Program Studi Analis
Kesehatan Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang : 91-94.

Utomo, 2009.Variasi Diameter Pulley


yang Digerakkan Pada Mesin
Pencacah Cengkeh. Skripsi.
Diakses melalui www.

17

Anda mungkin juga menyukai