OLEH
1
2
RANCANG BANGUN DAN UJI PERFORMANSI MESIN GRADING BIJI
KOPI ROBUSTA
ABSTRAK
ABSTRACT
3
uniformity size of each coffee bean. This research aims to design a Robusta
coffee grading machine and to test its design results. The research method used
experimental method by designing a Robusta coffee grading machine and testing
it with three treatments of the design results. Determining the dimensions of the
grading machine and the sieve diameter were done based on the physical
properties of Robusta coffee beans. The parameters used include the motor drive
power, the work capacity and the efficiency of grading machine. The height of the
grading machine = 130 cm with length = 70 cm, top-width = 40 cm and below-
width = 70 cm. The sieve frame is rectangular with height = 3 cm, width = 40 cm
and length = 29 cm. There are three pieces of sieves with multilevel arrangement
and different hole sizes of sieves which are 9 mm, 8 mm and 7 mm. Grading
mechanism occurs because of the sieving force (to the left and the right) which is
driven using a 1 HP power motor with rotation = 1400 rpm. A reduction is done
to reduce the number of rotation with two transmissions using transmission
pulleys and belts. The type of belt used is the V-type belt with types A50 and A52.
There were 3 kg of Robusta coffee beans was used to test the grading machine
which were given 3 treatments with varying power used by a regulator. The most
optimal test results were in the provision of power = 100 Watt with the rotational
speed = 92.22 rpm, the work capacity = 35.55 kg/hour and the efficiency =
37.74%.
4
PENDAHULUAN pasca pengupasan (hulling process)
harus disortasi terlebih dahulu sebelum
Kopi adalah salah satu minuman diperdagangkan.
yang digemari oleh masyarakat di Salah satu aspek mutu biji kopi
seluruh dunia khususnya di Indonesia. yang sangat penting bagi konsumen
Kopi banyak digemari karena khasiatnya adalah keseragaman ukuran biji atau
untuk menahan kantuk, kebanyakan gradenya. Proses grading adalah peroses
orang cenderung mengalami ketagihan pengklasifikasian biji kopi berdasarkan
dikarenakan kandungan zat caffeine di ukuran dari biji kopi. Proses grading ini
dalamnya. Selain itu kopi memiliki bertujuan untuk meningkatkan grade
banyak kegunaan baik seperti mencegah kopi sehingga nilai jual dari biji kopi
penyakit stroke, serta meningkatkan tersebut bisa meningkat. Selama ini
konsentrasi dan ingatan. Kopi dapat yang kita ketahui biji kopi di jual
meningkatkan kecerdasan, membakar dengan harga yang standar, karaena
lemak, baik untuk hati, mengurangi memiliki ukura yang tidak seragam.
resiko kematian, mengandung Proses grading dilakukan
antioksidan dan nutrisi (Loice dan dengan dua cara yaitu dengan cara
Santosa, 2015). Manfaat-manfaat kopi manual (sortasi) dan dengan
tersebut di atas membuat permintaan menggunakan mesin (mesin grading).
akan kopi relatif tinggi. Proses sortasi manual ini dilakukan
Kopi merupakan salah satu secara manual atau menggunakan tenaga
komoditas perkebunan yang menjadi karyawan. Pada proses ini memiliki
salah satu penghasil devisa bagi beberapa kekurangan yaitu
Indonesia. Jenis kopi arabika (Coffea membutuhkan banyak tenaga, proses
arabica) dan kopi robusta (Coffea sortasi memakan waktu yang cukup
robusta) merupakan spesies yang paling lama dan membutuhkan biaya
banyak dibudidaya di Indonesia oprasional yang tinggi. Proses sortasi
(Sulistyaningtyas, 2017). Robusta membutuhkan biaya yang tinggi, karena
merupakan jenis kopi yang banyak di seluruh tahapan sortasi dilakukan secara
konsumsi maupun di perjual-belikan manual (Widyotomo dan Mulato, 2005).
oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat Sedangakan proses grading dengan
khususnya di pulau Lombok, di mekanis, memiliki nilai produktifitas
karnakan harganya lebih terjangkau di yang tinggi dengan waktu yang lebih
bandingkan dengan kopi Arabika (Yulia. singkat sehingga bisa menekan biaya
dkk, 2017). produksi.
Dalam proses pengolahan biji Kajian mengenai mesin sortasi
kopi memiliki beberapa tahap yaitu, biji kopi pernah dilakukan oleh
pemisahan biji kopi dengan kulitnya Widyotomo dan Mulato (2005) tentang
agar mendapatkan biji kopi yang utuh. kinerja mesin sortasi biji kopi tipe getar
Kemudian di lakukan pencucian untuk dengan melakukan kajian tentang
membersihkan biji kopi dari kulit yang tingkat keseagaman mutu dan
masih tersisia. Setelah itu lalu kemudian keefektifan mesin. Berdasarkan kajian
di jemur utuk mengurang kadar air pada tersebut, mesin ini memiliki tiga
biji kopi. Sebelum proses pengemasan tingkatan ayakan dengan diameter
kopi perlu di lakukan proses sortasi. ayakan yang berbeda-beda yaitu, 7,5
Sortasi biji-bijian merupakan proses mm, 6,5 mm dan 5,5 mm. Mekanisme
pemisahan yang didasarkan atas sifat- sortasi terjadi karena adanya gaya getar
sifat seperti: ukuran, bentuk, berat jenis, (vibration) kompartemen pengayak yang
sifat permukaan dan warna untuk disebabkan oleh motor bakar yang
mendapatkan mutu tertentu (Widyotomo berdaya 5,5 HP dan dan kemiringan
dan Mulato, 2005). Untuk itu, biji kopi
5
kompartemen sangat berpengaruh Penelitian ini dilaksanakan
terhadap kapasitas kerja mesin. melalui beberapa tahap, yaitu
Kemiringan yang paling optimal iyalah pendekatan desain mesin grading biji
100 dengan kapasitas kerja sebesar 2.000 kopi, tahap perancangan mesin grading
kg/jam. biji kopi, tahap penelitian pendahuluan
Berdasarkan uraian di atas, dan tahap pengujian mesin.
maka dilakuakan penelitian yang
berjudul “rancang bangun dan uji 1. Pendekatan Desain Mesin Grading
performansi mesin grading biji kopi Biji Kopi
robusta”. Tahap awal yang dikerjakan
dalam perancangan mesin grading biji
Tujuan dari penelitian ini adalah kopi ini adalah menentukan dimensi
untuk merancang mesin grading biji mesin yang ingin dirancang, setelah itu
kopi robusta serta menganalisis merencanakan elmen-elmen mesin yang
perancanagan dan melakuakan uji akan dipasang, menggambar mesin
performansi terhadap mesin grading biji menggunakan aplikasi SolidWorks,
kopi robusta. pembuatan mesin dan terakhir
melakukan pengujian untuk mengetahui
berfungsi atau tidaknya mesin pada
METODE DAN BAHAN perancangan ini.
A. Desain Fungsional
Alat dan Bahan Bagian-bagian mesin grading
Alat-alat yang digunakan pada
biji kopi yang akan didesain memiliki
penelitian ini adalah mesin bor dan mata
fungsi yang berbeda tetapi saling
bor, mesin bubut, penggaris, palu,
mendukung, sehingga menjadi suatu
meteran, gerinda potong, obeng,
sistem kerja yang berfungsi optimal
seperangkat las listrik, laptop,
sebagai mesin grading biji kopi.
timbangan, jangka sorong, kompresor,
Komponen utamanya adalah rangka,
tachometer, plat baja ringan, besi siku,
unit penggerak dan ruang grading.
jarring ayakan, mur, baut, penggaris
siku, cat besi, amplas, batang poros, a. Rangka
motor listrik, puli, sabuk-V (v-belt), Rangka mesin ini, terbuat dari
sedangkan bahan yang digunakan adalah besi siku dengan ukuran 4 cm x 4 cm
biji kopi robusta kering. dengan tebal 0,4 cm. Penyambungan
antara rangka akan menggunakan las
Metode listrik dan penggerindaan digunakan
Metode yang digunakan dalam untuk menghaluskan hasil
penelitian ini yaitu metode pengelasannya.
eksperimental dengan tiga perlakuan.
Pada perlakuan diberikan daya yang
bervariasi, yaitu 100 Watt, 75 Watt dan
50 Watt.
Parameter penelitian
1. Putaran motor penggerak
2. Kapasitas kerja mesin grading biji
kopi.
3. Efisiensi mesin grading biji kopi.
Gambar 3.1. Besi siku
Tahapan Penelitian b. Unit Penggerak
6
Bagian ini merupakan bagian ketersediannnya serta memperhatikan
terpenting dalam permesinan yang segi ekonominya.
terdiri dari motor listrik sebagai
penggerak, puli dan sabuk serta poros 2. Tahap Perancangan Mesin Grading
untuk transmisi daya. Motor listrik yang Biji kopi
digunakan adalah motor listrik 1 HP Adapun tahap perancangan mesin
dengan putran 1400 rpm denga rencana grading biji kopi antara lain:
putaran yang di butuhkan ialah 100 rpm. a. Perancangan motor penggerak
Sabuk yang digunakan pada mesin grading biji kopi sambung
perancangan ini adalah sabuk-V tipe A robusta
karena biasanya motor dengan daya 1 Daya motor penggerak yang
HP menggunakan sabuk-V tipe A untuk digunakan pada rancangan mesin
meneruskan dayanya. grading biji kopi sambung robusta ini,
dihitung dengan Persamaan 2.1 dan
dengan memasukkan faktor koreksi (fc)
untuk menjaga keamanan mesin saat
bekerja maka daya perencanaan dihitung
menggunakan Persamaan 2.5.
c. Perencanaan Poros
Menrut Ahmad (2006) poros yang
Gambar 3.3. Ayakan meneruskan daya menggunakan sabuk
akan mendapat beban puntir dan lentur.
B. Desain Struktural Kondisi tersebut berarti, pada poros
akan terjadi dua bentuk tegangan, yaitu
Pemilihan bahan-bahan untuk tegangan geser karena beban momen
komponen mesin ini merupakan hal puntir dan tegangan normal karena
yang sangat mendasar. Pemilihan bahan beban momen lentur. Pada rancangan
didasarkan atas analisis teknis dan
7
ini, digunakan sabuk sebagai penerus agar tercapainya tujuan penggunaan
daya sehingga untuk menganalisis suatu mesin. Tingkat efisiensi suatu alat
tegangan maksimal kombinasi (σmaks) atau mesin dapat dievaluasi dengan
yang terjadi pada poros dihitung penilaian-penilaian yang relatif. Pada
menggunakan Persamaan 2.7. pengujian ini, efisiensi peroses grading
biji kopi robusta dapat dengan
d. Menentukan nilai inersia membandingkan kapasitas aktual (q) dan
Pada parameter ini dilakukan kapasitas teoritis (Q), sehingga
penentuan nilai inersia berdasarkan persamaan dapat dihitung dengan rumus
bentuknya. Batangatangan yang (Sedayu dkk, 2013):
digunakan adalah batang homogen
q
sumbu putar tepi yang terdapat pada Ef= .............................. (3.5)
Tabel 2.3, sehingga di gunakan rumus:
3. Tahap Pengujian Pendahuluan
I = m l2 ................................... (3.1) Adapun tahap pengujian
pendahuluan dilaksanakan untuk
e. Persentase Grading mengetahui bagaimana mekanisme kerja
Parameter yang di amati adalah dari mesin grading biji kopi yang
persentasa biji kopi yang tersortasi dirancang, apakah sesuai atau tidak
sempurna dari sampel yang diuji. Biji dengan rancangan awal yang telah
kopi yang tersortasi oleh mesin garading direncanakan. Pada tahap ini akan
( baik grad I, II, maupun III) yang dilakukan pengujian mesin tanpa bahan
tersortir pada tiap-tiap penampung dan menggunakan bahan. Jika terdapat
setelah melalui saluran gradenya (Warji, beberapa komponen yang tidak sesuai
dkk. 2007). dengan rencana maka akan dilakukan
modifikasi sesuai kebutuhan yang ada.
TSi = .................... (3.2)
i 4. Tahap Pengujian Mesin
Adapun tahap pengujian untuk
Biji kopi yang tidak sesuai dengan menguji mesin grading biji kopi adalah
gradenya adalah biji kopi yang lolos sebagai berikut:
pada ayakan grad I,II, dan III (Warji, 1. Disapkan alat dan bahan yang
dkk. 2007). Sehingga digolongkan grade digunakan
lain, dapat di hitung dengan rumus: 2. Dihidupkan mesin grading biji
kopi.
TTS = ................................................................................
3. Dimasukkan bahan(3.3) yang telah
Dimana: disiapkan ke dalam hoper, yaitu
f. Kapasitas Kerja Mesin berupa biji kopi robusta yang sudah
Kapasitas kerja mesin adalah dikeringkan sebanyak 3 kg dengan
kemampuan mesin untuk menyortir biji dilakukannya 3 kali ulangan dan 3
kopi tiap satuan waktu. Perhitungan kali perlakuan.
kapasitas kerja mesin grading biji kopi 4. Perlakuan pertama diberikan daya
ini dapat dilihat pada rumus berikut 100 Watt, perlakuan ke-2 diberikan
(Sugandi, dkk. 2015): daya 75 Watt dan perlakuan ke-3
diberikan daya sebesar 50 Watt.
b 5. Dilakukan pengambilan data sesuai
Ka= ......................................... (3.4)
t parameter yang akan diamati
selama proses grading.
g. Efisiensi mesin grading 6. Dilakukan analisis terhadap data-
Efisiensi adalah nilai kerja data yang diperoleh.
optimum yang dilakukan oleh mesin
8
9
3.5. Rancangan Mesin
10
cm x 3 cm dan ketebalan 0,3 cm denagn karena memiliki beberapa kelebihan
besi plat sebagai saringan memiliki dibanding tenaga penggerak lainnya.
ketebalan 0,2 cm. Ayakan memiliki Kelebihan menggunakan motor listrik
tinggi 3 cm, lebar 29 cm dan panjang 44 diantaranya: 1) perawatan lebih murah
cm , serta memiliki tiga tingkatan dan lebih mudah, 2) getaran yang
dengan jarak antar ayakan 4 cm dan dihasilkan saat beroperasi akan lebih
memiliki diameter lubang ayakan yang halus, 3) saat beroperasi motor lisrik
berbeda-beda ( 9 cm, 8 cm, dan 7 cm). tidak menimbulkan suara bising
adapun bentuk dari ruang grading ini sehingga tidak mengganggu pekerja, 4)
dapat di lihat pada gambar 4.3. tidak memerlukan bahan bakar minyak
sebagai sumber tenaganya sehingga
polusi udara yang ditimbulkan kecil dan
5) konstruksi motor yang sederhana
sehingga mudah dipasang pada berbagai
penggunaan.
Berdasarkan perhitungan yang
terdapat pada Lampiran 4, daya yang
dibutuhkan untuk menggerakan mesin
ini agar dapat bekerja sebesar 41,746
Gambar 4.3. Ruang grading Watt. Daya tesebut belum aman untuk
mesin melakuakan kerja sehingga
4.1.3. Perencanaan Elemen Mesin dikalikan dengan faktor koreksi (fc)
Grading Biji Kopi Robusta sebesar 1,5 yang merupakan nilai faktor
1. Daya penggerak motor koreksi untuk mesin grading, dan daya
yang dibutuhkan untuk bekerja menjadi
62,619 Watt. Daya yang dibutuhkan
mesin untuk melakukan kerja harus
lebih kecil dibandingkan dengan sumber
daya yang akan dipasang pada mesin ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipilih
sumber daya berupa motor listrik
dengan daya 1 HP atau setara 746 Watt.
Jumlah daya yang dibutuhkan dengan
Gambar 4.4. Motor Penggerak yang daya yang digunakan sangat jauh
Terpasang perbedaannya. Hal ini dikarnakan
keterbatasan motor listrik yang ada pada
Table 4.1. Spesifikasi motor listrik yang Laboratorium Daya dan Mesin
dipasang Pertanian, sehingga mesin bertenaga 1
Phase Single phase HP yang digunakan pada mesin tersebut.
Type JY100S4 Adapun bentuk dari motor listrik yang
Daya 1 HP dipasang pada mesin ini dapat dilihat
Tegangan 220 volt pada Gambar 4.4 dan spesifikasi motor
Kuat arus 7,3 A listrik yang dipasang pada mesin ini
Putaran 1400 rpm dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Frekuensi 50 Hz
11
jarak antara pusat puli A-B yang
seharusnya 38,96 cm menjadi 34 cm dan
2. Transmisi Puli dan Sabuk-V jarak antar pusat puli C-D yang
seharusnya 40,20 cm menjadi 35 cm
12
poros ini aman untuk dipasang karena akan dipasang. Bantalan yang dipasang
diameter poros yang dipasang lebih pada mesin ini adalah bantalan P204
besar dari diameter poros minmal. yang memiliki ukuran diameter dalam
Poros yang menerima beban sebesar 2 cm.
torsi dan beban-beban lainnya akan
mengalami kegagalan jika tegangan 4.2. Hasil Rancangan Mesin
yang diterima lebih besar dari tegangan Grading Biji Kopi Robusta
yang diizinkan. Tegangan yang diterima
oleh poros yang dipasang pada mesin ini
berupa tegangan kombinasi (σkombinasi)
yang merupakan gabungan dari
tegangan geser akibat momen puntir (T)
dan tegangan normal akibat momen
lentur (ML). Berdasarkan perhitungan
yang terdapat pada Lampiran 4,
tegangan kombinasi yang diterima poros
mesin ini sebesar 27.818,779 N/m2
sedangkan tegangan izin (τallowable)
sebesar 83.456,333 N/m2. Hal tersebut
berarti, poros yang dipasang pada mesin
ini aman untuk digunakan karena
tegangan izin lebih besar dari tegangan
kombinasi yang diterima.
13
Table 4.5. Hasil pengujian mesin
grading biji kopi robusta
dengan massa 3 kg
14
4.6 waktu yang digunakan selama sebesar 50 Watt. Sesuai dengan Gambar
grading untuk perlakuan pertama adalah 4.10 , terdapat nilai koefisien
5,07 menit, perlakuan kedua 7,18 menit determinasi sebesar 0,9042 dan nilai ini
dan perlakuan ke-3 8,09 menit. Hal ini mendekati nilai angka 1. Hal tersebut
disebabkan karena ketika ditambahkan sesuai dengan teori dari (Sugiyono,
regulator putaran mesin tidak stabil, 2014) bahwa ada hubungan yang erat
sehingga membutuhkan waktu agar antara kecepatan putaran dengan
putaran mesin mencapai putaran kapasitas kerja mesin grading ini.
maksimal. Data pada table 4.6
menggambarkan bahwa perlakuan 40 37.74
pertama membuthkan waktu 0,01 menit 26.96 25.85
Efisiensi (%)
30
agar putaran yang dihasilkan maksimal,
perlakuan ke-2 membutuhkan waktu 20
0,46 menit, dan perlakuan ke-3 10 y = -5.945x + 42.073
R² = 0.8194
membutuhkan waktu 1,19 menit untuk 0
mencapai putaran yang maksimal. 100 watt 75 watt 50 watt
perlakuan
4.3.2. kapasitas kerja dan efisiensi
mesin
40.000 Gambar 4.10. Grafik hubungan efisiensi
35.129
Kapasitas kerja
30.000
mesin dengan pemberian daya
(Kg/jam)
25.063
22.255
20.000
y = -6.4368x + 46.793 Efisiensi mesin grading biji
10.000 R² = 0.9042 kopi robusta yang didapatkan dari hasil
0.000 pengujian dan perhitungan yaitu
100 75 50
bervariasi seiring dengan diberikan
watt watt watt
perlakuan penurunan daya. Hasil
Perlakuan pengujian dapat dilihat pada Grafik 4.2
yang dimana efisiensi mesin paling
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara besar terdapat pada perlakuan pertama
kapasitas kerja dan pemberian daya yaitu sebesar 37,74 % dan nilai R2
sebesar 0,8194. Menurut (Sugiyono,
Kapasitas kerja mesin 2014) bahwa nilai Koefisien determinasi
merupakan kemampuan dari sebuah yang mendekati nilai angka 1 yaitu
mesin untuk melakuakan suatu memiliki hubungan yang erat, maka
pekerjaan per satuan waktu, dalam hal sesuai teori kecepatan putaran memiliku
ini yaitu kemampuan mesin ini hubungan dengan efisiensi mesin.
mensortir biji kopi per satuan waktu.
Berdasarkan data pada Gambar 4.9,
kapasitas kerja dari mesin grading biji KESIMPULAN
kopi ini bervariasi seiring dengan Berdasarkan hasil
perlakuan yang diberiakan. Perlakuan pengamatan dan pembahasan yang
yang pertama yaitu perlakuan dengan telah dijelaskan, dapat ditarik
daya 100 Watt didapat nilai kapasitas beberapa kesimpulan sebagai
kerja sebesar 35,502 kg/jam. Sedangkan berikut:
kemampuan kapasitas kerja mesin
1. Mesin grading biji kopi
grading pada perlakuan ke-2 dengan
daya yang diberikan 75 Watt yaitu robusta ini menggunakan
sebesar 25,062 kg/jam dan 22,255 motor listrik sebagai mesin
kg/jam untuk kapasitas kerja pada penggeraknya dan
perlakuan ke-3 dengan diberikan daya menggunakan
15
sistemtransmisi puli dan Anonim, 2014. Motor Catalog Electrim
sabuk-V tipe A. Motor. Diakses melalui
2. Mesin gradini biji kopi www.electrimmotor.com pada
robusta bekerja dengan tanggal 01 Maret 2019.
sistem pengayakan dan
Apriyanditra, Wiwin. 2017. Rancang
memiliki tiga tingkatan Bangun Mesin Pencampur
ayakan dengan diameret Kedelai dan Ragi pada Proses
lubang ayakan yang berbeda- Pembuatan Tempe Skala
beda, yaitu 9 mm, 8 mm dan Rumah Tangga. Skripsi.
7 mm. Universitas Mataram.
3. Berdasarkan hasil pengujian Mataram.
kecepatan optimal dari mesin
grading biji kopi robusta ini Jefri. 2009. Rancang Bangun Mesin
terdapat pada perlakuan Pengiris Ubi Kapasitas 30
dengan pemberian daya 100 kg/jam. Karya Akhir. Diakses
watt dengan nilai efisiensi melalui www.
repository.usu.ac.id pada
sebesar 37,74 % dan tanggal 5 September 2018.
kapasitas kerjanya 35,502
kg/jam. Khurmi, R.S., J.K. Gupta. 2005. A
Textbook Of Machine Design
SARAN (S1 Unit). New Delhi: Eurasia
Nilai efisiensi mesin grading Publising House.
biji kopi robusta pada perancanagan
ini belum memnuhi target 90% Loice, R. dan N.C. Santosa, 2015.
sehingga perlu untuk dilakuan Perancangan Alat Bantu Sortir
modifikasi kemiringan pada hoper, Biji Kopi Peaberry. Lembaga
ketinggian ayakan serta analisis Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat.
kecepatan putaran yang Universitas Katolik
menggerakkan ayakan sehingga Parahyangan. 2015.
mesin ini lebih efektif untuk
mensortasi biji kopi sehingga tinggat Muharfisa. 2006. Desain dan Uji Teknis
efisiensi mesin ini lebih tinggi. Sistem Mekanik Mesin Sortasi
Buah Manggis. Tesis. Diakses
DAFTAR PUSTAKA melalui
www.repository.ipb.ac.id pada
Ahmad, Zainun. 2006. Elmen Mesin I. tanggal 5 September 2018.
Refika Aditama. Bandung.
Putra, Sas. 2018. Rancang Bangun
Anggriawan, Y.B. 2016. Rancang Mesin Pemisah Biji dan
Bangun Mesin Pemisah Biji Daging Buah Asam
Cabai. Proyek Akhir. Diakses (Tamarindus indica
melalui leguminosae sp). Skripsi.
www.repository.unej.ac.id Universitas Mataram.
pada tanggal 4 September Mataram.
2018.
16
Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. digilib.unpkediri.ac.id pada
Fakultas Pertanian Universitas tanggal 2 September 2018.
Sumatera Utara.
Warji.,S.Asmara dan S.Suharyatun,
Sedayu, B.B. dkk. 2013. Rancang 2007. Rancang Bangun dan
Bangun dan Uji Coba Mesin Uji Kinerja Mesin Sortasi
Pemisah Daging Ikan Berdaya Buah Duku. Jurnal Keteknikan
Listrik Rendah. JPB Pertanian. 21(2) : 135-144.
Perikanan. 8(2):125-132.
Widyotomo S. dan S. Mulato, 2005.
Sonawan, Hery. 2009. Perancangan Kinerja Mesin Sortasi Biji
Elmen Mesin. Alfabeta. Kopi Tipe Meja Getar. Pelita
Bandung. Perkebunan. 21(1), 55-72.
17