Anda di halaman 1dari 26

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR PNS

A. Konsep Aktualisasi
Nilai-nilai dasar profesi PNS yang perlu diterapkan dan diaktualisasikan
dalam setiap kegiatan di instansi masing-masing antara lain Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi atau yang sering
disingkat dengan ANEKA. Selain itu dalam PNS juga perlu mengetahui
kedudukan dan perannya dalam NKRI meliputi Manajemen PNS, Whole Of
Government dan Pelayanan Publik.

1. Nilai-nilai Dasar Aneka


1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas (bahasa latin accomptare) berarti mempertanggungjawabkan,
bentuk kata dasar computare (memperhitungkan) yang juga berasal dari kata
putare (mengadakan perhitungan).
Dapat disimpulkan bahwa, akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban
dari seseorang yang diberikan amanat untuk melaksanakan tugas tertentu
kepada atasan atau orang yang memberikan tugas.
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab, walaupun pada dasarnya kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sementara akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Responsibilitas bersifat eksternal, dan akuntabilitas lebih bersifat
internal
Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan lingkungan
organisasi yang akuntabel. Aspek-aspek nilai dasar akuntabilitas tersebut yaitu:
1. Kepemimpinan.
Adanya komitmen yang tinggi dari pimpinan dalam melakukan pekerjaan
akan memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula.

9
2. Transparansi.
Transparansi merupakan keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan,
3. Integritas.
Integritas merupakan kesesuaian antara pikiran, ucapan, dan perbuatan.
4. Tanggung jawab.
Tanggungjawab memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang
telah dibuat.
5. Keadilan.
Keadilan adalah suatu hal yang berkaitan dengan sikap dan tindakan dalam
hubungan antar manusia yang berisi sebuat tuntutan agar antar sesama
mendapatkan perlakuan sesuai hak dan kewajibannya. Keadilan adalah
landasan utama dari akuntabilitas.
6. Kepercayaan.
Rasa keadilan akan membawa sebuah kepercayaan, yang pada akhirnya
akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan.
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
8. Kejelasan.
Individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggung
jawabnya harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi.
Konsistensi adalah kemampuan untuk terus menerus berusaha sampai
suatu pencapaian berhasil diraih.

10
1.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air,
mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya
terutama bagi seorang ASN. Setiap pegawai ASN harus memiliki nasionalisme
dan wawasan kebangsaan yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya
dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan pemersatu bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD
Tahun 1945.
Nasionalisme yang kuat akan memciptakan pegawai ASN yang memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Ada
lima nilai dasar nasionalisme yang harus dipahami dan diimplementasikan,
yaitu:
1. Nilai Ketuhanan yang Maha Esa
Nilai-nilai ketuhanan yang dianut masyarakat berkaitan erat dengan
kemajuan suatu bangsa. Ini karena nilai-nilai yang dianut masyarakat
membentuk pemikiran mereka dalam memandang persoalan yang terjadi.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan
hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan
terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu
wilayah geopolitik nyata. Selain kehendak hidup bersama, keberadaan

11
bangsa Indonesia juga didukung oleh semangat Gotong Royong. Dengan
kegotong royongan itulah, Negara Indonesia harus mampu melindungi
segenap bangsa dan tumpah darah Indinesia, bukan membela atau
mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial
Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Sila ke-4 Pancasila mengandung ciri-ciri demokrasi yang dijalankan di
Indonesia, yakni kerakyatan (kedaulatan rakyat), permusyawaratan
(kekeluargaan), dan hikmat-kebijaksanaan. Demokrasi yang berciri
kerakyatan berarti adanya penghormatan terhadap suara rakyat.
Sementara ciri permusyawaratan bermakna bahwa negara menghendaki
persatuan di atas kepentingan perseorangan dan golongan.
5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Komitmen keadilan dalam alam pikiran Pancasila memiliki dimensi sangat
luas. Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya
ada dalam empat kerangka; perwujudan relasi yang adil di semua tingkat
sistem kemasyarakatan, pengembangan struktur yang menyediakan
kesetaraan kesempatan, proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan
sumber daya yang diperlukan, dan dukungan atas pertisipasi bermakna
atas pengambilan keputusan bagi semua orang. Tujuan gagasan keadilan
tidak terbatas hanya semata pada tujuan ekonomis, tapi juga terkait dengan
usaha emansipasi dalam rangka pembebasan manusia dari pemberhalaan
terhadap benda, permuliaan martabat emanusiaan, pemupukan solidaritas
kebangsaan, dan penguatan daulat rakyat.

1.3 Etika Publik


Konsep etika sering disamakan dengan moral. Etika lebih dipahami
sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada

12
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Menurut Gene Blocker, etika merupakan cabang filsafat moral yang mencoba
mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional
teori yang berlaku secara umum tentang benar dan salah serta baik dan buruk.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Sementara kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU ASN adalah
sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam Ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas negara secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskrimatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi srandar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cermat, tepat,
alurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem kari

13
1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Ada empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh ASN sesuai dengan UU No. 2003 tahun
2014 tentang pemerintahan; teknis, managerial, sosio-kultural, pemerintahan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, antara lain:
1. Efektivitas
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
2. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan
4. Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijasikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh
lembaga lain sebagai pesaing. Mutu menjadi salah stu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.

14
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010:11), yaitu :
a. Tangibles (bukti langsung), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi.
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.
d. Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya.
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

1.5 Anti Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi sering dilakukan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang pendek namum dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada sembilan indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan.
1. Jujur adalah menyampaikan sesuatu dengan apa adanya tidak berbeda
dengan kenyataan yang ada.
2. Peduli adalah perhatian seseorang terhadap sesama menjadi seseorang
memiliki kasih saying.
3. Mandiri adalah membentuk karakter seseorang sehingga tidak terlalu banyak
bergantung pada orang lain

15
4. Disiplin adalah ketekunan dan konsisten untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memperdayakan dirinya
dalam memperdayakan tugas
5. Tanggung Jawab adalah pribadi yang utuh mengenal diri bahwa dirinya
berbuat yang terbaik sesame manusia
6. Kerja Keras adalah individu yang terus meningkatka kualitas hasil kerja demi
kemanfaatan publik
7. Sederhana adalah manusia berintegritas tinggi dengan menyadari
keterbatasannya dengan melakukan sesuatu tanpa berlebih-lebihan.
8. Berani adalah seseorang yang mampu mengatakan kebenaran dan menolak
kebatilan.
9. Adil adalah karakter yang menyadari dirinya bahwa apa yang diterima sesuai
dengan jeripayahnya..

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


2.1 Manajemen PNS
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam UU No. 5 Tahun
2014 Tentang ASN, berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Untuk menjalankan kedudukannya, maka ASN berfungsi sebagai pelaksanan
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas untuk menjalankan
fungsi dan tugasnya.
Agar ASN dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dan
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak dan kewajiban. PNS berhak
memperoleh: gaji, tunjangan dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan
hari tua, perlindungan dan pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK

16
berhak memperoleh: gaji, tunjangan dan fasilitas, cuti, perlindungan,
pengembangan kompetensi.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
d. Menaati ketentua peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2.2 Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Whole-of-Government (WoG)
dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan,
tujuan bersama dan mencakup keseluruhan actor dari seluruh sector
pemerintah.

17
2.3 Pelayan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik
(UU No.25 Tahun 2009). Terdapat 3 (tiga) unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu: penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan),
kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
B. Isu Aktual
Isu merupakan masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi. Dalam
penetapan isu perlu mendapatkan dukungan teoritik dari mata pelatihan yang
telah dipelajari seperti nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) dan Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen ASN, Whole of Government,
dan Pelayanan Publik. Isu harus bersumber dari tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) pegawai, perintah atasan dan ide atau inisiatif dari pegawai itu sendiri
yang disetujui oleh atasan.

1. Identifikasi Isu
Identifikasi isu merupakan tahapan awal dalam mengetahui isu aktual.
Indentifikasi isu meliputi menentukan apa saja permasalahan yang ada di
lingkungan instansi. Setelah berdiskusi dengan mentor dan teman sejawat
dokter IGD, maka dirumuskanlah tiga isu yang dianggap aktual terjadi saat ini di
IGD RSUD Bengkalis, yaitu :
a. Masih rendahnya peran tenaga medis dalam mensosialisasikan
penggunaan masker di ruang isolasi IGD RSUD Bengkalis.
b. Penerapan jalur cepat batuk bagi pasien-pasien yang berobat di poli klinik
RSUD Bengkalis.
c. Masih rendahnya peran tenaga medis dalam mensosialisasikan Etika
Batuk bagi pasien yang berobbat di IGD RSUD Bengkalis.

18
2. Analisis USG
Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) merupakan salah satu cara
menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring demi
menjaga keobjektifan pemilihan isu.

1) Urgency
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2) Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan atau bahkan dapat menimbulkan masalah-masalah lain.
3) Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.

N PENILAIAN Total Peringkat


IDENTIFIKASI ISU
o U S G
Masih Rendahnya Penggunaan Alat
Pelindung Diri ( Masker ) Oleh
1. Keluarga Pasien di Ruang Isolasi IGD 4 5 3 12 I
RSUD Bengkalis

Penerapan jalur cepat batuk bagi


pasien-pasien yang berobat di poli
2. 3 4 4 11 II
klinik RSUD Bengkalis

Masih rendahnya penerapan Etika


Batuk bagi pasien yang berobat di
3. 3 3 4 10 III
IGD RSUD Bengkalis

Tabel 1. Penetapan Isu Prioritas Menggunakan Metode USG

19
Keterangan USG : Keterangan Peringkat :
5 : Sangat Mendesak/Berpengaruh/Berdampak 1 = Tinggi
4 : Mendesak/Berpengaruh/ Berdampak 2 = Sedang
3 : Cukup Mendesak/Berpengaruh/Berdampak 3 = Rendah
2 : Tidak Mendesak/Berpengaruh/Berdampak
1 : Sangat Tidak Mendesak/Berpengaruh/Berdampak

Berdasarkan hasil penilaian prioritas menggunakan metode USG yang telah


didiskusikan terlebih dahulu kepada atasan langsung, maka isu yang dipilih
adalah “Masih rendahnya peran tenaga medis dalam mensosialisasikan
penggunaan masker di ruang isolasi IGD RSUD Bengkalis ” . Isu ini memiliki
skor 12 dan menjadi isu prioritas yang akan dibahas dalam rancangan
aktualisasi.

C. Gagasan Penyelesaian Isu


Tabel 2. Gagasan Penyelesaian Isu

Rumah Sakit Umum Daerah Bengkalis Kabupaten


1 Unit Kerja
Bengkalis
Masih Rendahnya Penggunaan Alat Pelindung Diri
Isu yang ( Masker) Oleh Keluarga Pasien di Ruang Isolasi IGD
2
Diangkat RSUD Bengkalis

1. Berkonsultasi dengan mentor tentang kegiatan


3 Gagasan
aktualisasi
Pemecah Isu
2. Membuat media informasi tentang pentingnya
penggunaan masker di ruang isolasi.
3. Melakukan sosialisasi kepada tenaga medis
tentang pentingnya penggunaan masker di ruang
siolasi IGD RSUD Bengkalis
4. Melakukan sosialisasi cara penggunaan masker
yang baik dan benar kepada pasien maupun
keluarga pasien di ruang isolasi IGD RSUD
Bengkalis

20
5. Menempatkan Masker di ruang isolasi IGD RSUD
Bengkalis
6. Evaluasi pelaksanaan kebijakan penggunaan
masker di ruang solasi IGD RSUD bengkalis

D. Rancangan Aktualisasi
Tabel 3. Kegiatan 1 : Perencanann Pelaksanaan Kegiatan.

No Uraian Keterangan
Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan Penggunaan
Masker di Ruang Isolasi RSUD Bengkalis Dengan
melaksanakan perencanaan kegiatan Penggunaan
Masker di Ruang Isolasi memberikan pemahaman
1 Kegiatan tentang pentingnya persiapan yang matang sebelum
melaksanakan suatu kegiatan. Hal tersebut
menggambarkan pelaksanaan ANEKA, Pelayanan
Publik dan Whole of Government (Peran dan Fungsi
ASN dalam NKRI)
1. Menyiapkan bahan untuk konsultasi dengan
atasan dengan menerapkan nilai Akuntabilitas
(jelas), Anti Korupsi (mandiri, tanggungjawab)
2. Mengatur jadwal pertemuan konsultasi dengan
atasan dengan menerapkan nilai Nasionalisme
(sila 5), Akuntabilitas (transparansi), Etika
Publik (sopan santun)
3. Melakukan konsultasi dengan atasan dengan
Tahapan menerapkan nilai Nasionalisme (sila 1), Etika
2
Kegiatan Publik (sopan Santun)
4. Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan
timbul dalam penggunaan masker di ruang isolasi
di IGD RSUD Bengkalis dengan menerapkan nilai
Komitmen Mutu (efektif dan efisien)
5. Mendokumentasikan hasil konsultasi dengan
atasan dengan menerapkan nilai Akuntabilitas
(tanggungjawab), Anti Korupsi (jujur),
Komitmen Mutu (efektif dan efisien)
Terwujudnya perencanaan pelaksanaan kegiatan
Output / Hasil
3 penggunaan masker di ruang isolasi di IGD RSUD
Kegiatan
Bengkalis
Keterkaitan Akuntabilitas, Anti Korupsi
4 Dalam melaksanakan perencanaan kegiatan
Substansi Mata

21
Pelatihan Penggunaan Masker di Ruang Isolasi saya terlebih
dahulu akan menyiapkan bahan untuk konsultasi agar
didapatkan kejelasan mengenai bentuk kegiatan yang
berkualitas (Akuntabilitas). Saya secara mandiri dan
bertanggung jawab (Anti Korupsi) mencari teknis
pelaksanaan kegiatan dari berbagai sumber
maupun dengan membadingkan dengan rumah sakit
lainnya, kemudian bahan tersebut saya catat dan
dokumentasikan dan akan saya jadikan bahan
konsultasi dengan atasan dengan menggunakan teknik
berfikir kreatif

Nasionalisme, Akuntabilitas, Etika Publik


Selanjutnya saya akan mengatur jadwal pertemuan
dengan atasan dengan prinsip Tepat Waktu
(Nasionalisme) yaitu dengan mencari jadwal yang
tepat dimana saya dan atasan dapat hadir tanpa
memaksakan kehendak pribadi. Saya akan langsung
menemui atasan (Akuntabilitas) dan bersikap sopan
santun serta menggunakan bahasa yang hormat
(Etika Publik). Setelah jadwal ditetapkan, saya akan
mencatatnya di agenda saya agar saya tidak lupa
dengan menggunakan teknik berfikir kreatif

Nasionalisme, Etika Publik


Kemudian saya akan melakukan konsultasi dengan
atasan saya sesuai jadwal yang ditetapkan. Pada saat
melakukan konsultasi saya akan memulainya dengan
berdoa (Nasionalisme). Saya akan menerapkan
perilaku sopan santun dan hormat seperti dengan
cara mengucapkan salam dan senyum saat bertemu,
berbicara menggunakan tutur kata yang baik dan
benar, menyampaikan data dan fakta secara sopan,
dan tidak memotong pembicaraan dengan
sembarangan (Etika Publik). Dengan menggunakan
teknik momunikasi efektif.

Komitmen Mutu
Pada saat berkonsultasi dengan atasan, saya akan
menerapkan prinsip Efektif-Efisien (Komitmen Mutu)
dengan mencari aspek tiap masalah dan akar tiap
masalah mengapa penggunaan masker di ruang
isolasi belum berkualitas, setelah mengetahui hal
tersebut, saya mencatatnya di buku dengan

22
menggunaakn teknik komunikasi efektif.

Akuntabilitas, Anti Korupsi, Komitmen Mutu


Pada saat melakukan dokumentasi, saya akan mencatat
hasil konsultasi dengan penuh tanggung jawab
(Akuntabilitas) dan Jujur (Anti Korupsi). Dokumentasi
akan saya lakukan dengan membuat suatu skema
agar menjadi sederhana dan mudah dimengerti,
serta menggunakan foto agar efektif-efisien
(Komitmen Mutu).

Kegiatan saya ini akan menggambarkan pelaksanaan


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi
layanan agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan
dalam hal ini pasien, berpengaruh terhadap tata kelola
ruang isolasi (Management ASN). Pada tahap ini juga
mencerminkan Whole of Government (WoG) yaitu
dibutuhkan kerjasama antar instansi agar perkerjaan
menjadi lebih cepat dan mudah .

Dengan melaksanakan penggunaan masker di ruang


isolasi di IGD RSUD Bengkalis akan berkontribusi dalam
Kontribusi
mewujudkan misi rumah sakit nomor dua dan tiga yaitu
5 Terhadap Visi
menyelenggarakan pelayanan prima serta
Misi Organisasi
meningkatkan profesionalisme sumber daya
manusia

Dengan melaksanakan kegiatan perencanaan


Penguatan Nilai pelaksanaan penggunaan masker di ruang isolasi di IGD
6
Organisasi RSUD Bengkalis mewujudkan nilai-nilai organisasi
rumah sakit yaitu bekerjasama, profesional

Tabel 4. Kegiatan 2 : Membuat Media Informasi

23
Membuat Media informasi mengenai “Penggunaan Masker
di Ruang Isolasi IGD RSUD Bengkalis” Dengan
melaksanakan pembuatan media informasi tentang
Penggunaan Masker di Ruang Isolasi memberikan
Kegiatan pemahaman tentang pentingnya menggunakan media
yang tepat, efektif, sfisien dan bermutu. Hal tersebut
menggambarkan pelaksanaan ANEKA, Pelayanan Publik
dan Whole of Government (Peran dan Fungsi ASN dalam
NKRI)
1. Merancang tulisan yang akan dibuat di standing
banner dan leaflet Akuntabilitas (Tanggung
jawab), Nasionalisme (Tidak diskriminatif),
Komitmen mutu (Efisien)
2. Membuat desain standing banner dan leaflet
Akuntabilitas (Mendahuukan kepentingan publik
), Nasionalisme (Tidak Memaksakan Kehendak )
Komitmen mutu (Efektif)
3. Mencetak standing banner ketempat reklame Anti
Korupsi (Jujur)
Tahapan 4. Menentukan tempat yang strategis dalam
Kegiatan pemasangan standing banner dan meletakan leaflet
Akuntabilitas (Mendahulukan kepentingan
public), Nasionalisme (tidak Memaksakan
kehendak), Komitmen Mutu (Efektif dan efisien).
5. Membagikan leaflet pada pasien dan keluarga
pasien yang berobat di IGD RSUD Bengkalis
Nasionalisme (Tidak diskriminatif) Etika Publik
(Sopan), Anti Korupsi (Adil)
6. Memasang standing banner sesuai lokasi yang
telah ditentukan Akuntabilitas (Adil, Tanggung
jawab)
Terwujudnya media informasi berupa standing banner dan
Output / Hasil
leaflet tentang Penggunaan masker di ruang isolasi IGD
Kegiatan
RSUD Bengkalis
Keterkaitan Akuntabilitas, Nasionalisme, Komitmen Mutu:
Substansi Mata Dalam Merancang tulisan yang akan dibuat di standing
Pelatihan banner dan leaflet saya akan melakukannya dengan
penuh tanggung jawab (Akuntabilitas), memilih tulisan
yang tidak mengandung SARA (Nasionalisme) dan
mudah di mengerti. (Komitmen Mutu) dengan
menggunakan teknik berfikir kreatif.

Komitmen Mutu

24
Dalam membuat design standing banner dan leaflet
penggunaan masker di ruang isolasi IGD RSUD
Bengkalis, saya akan menggunakan design yang menarik
dan mudah di menegerti serta menggunakan bahan
yang berkualitas Komitmen mutu ( efektif, efisien,
Orientasi Mutu) dengan menggunakan teknik berfikir
kreatif.

Anti Korupsi
Setelah itu saya akan mencetak standing banner dan
leaflet di tempat reklame dengan Jujur (Anti Korupsi)

Akuntabilitas, Nasionalisme, Komitmen mutu


Dalam menentukan tempat yang strategis dalam
pemasangan standing banner dan meletakan leaflet, saya
akan memilih tempat yang mudah terlihat Akuntabilitas
(Mendahuluka kepentingan Publik) sesuai dengan
keputusan bersama Nasionalisme (Tidak memaksakan
Kehendak) dan mudah terlihat Komitmen mutu ( efektif
dan efisien ) dengan menggunakan teknik berfikir kreatif.

Anti Korupsi, Nasionalisme, Etika Publik


Saat membagikan leaflet pada pasien dan keluarga pasien
yang berobat di IGD RSUD Bengkalis, saya akan
melakukannya dengan Adil (Anti Korupsi) Tidak
membeda-bedakan orang lain Nasionalisme (tidak
diskriminatif) dan memberikannya dengan hormat,sopan
dan santun Etika Publik (hormat, sopan). Dengan
menggunakan teknik berfikir kreatif

Akuntabilitas
Saat memasang standing banner saya akan
menempatkannya dengan adil dan bertanggung jawab
( Akuntabilitas) dengan teknik berfikir kreatif .

Kegiatan saya ini akan menggambarkan pelaksanaan


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi layanan
agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan dalam hal
ini pasien, berpengaruh terhadap tata kelola ruang isolasi
(Management ASN). Pada tahap ini juga mencerminkan
Whole of Government (WoG) yaitu dibutuhkan
kerjasama antar instansi agar perkerjaan menjadi lebih
cepat dan mudah .

25
Dengan membuat media informasi berupa standing
Kontribusi banner dan leaflet akan berkontribusi dalam mewujudkan
Terhadap Visi misi rumah sakit yaitu Menyelenggarakan pelayanan
Misi Organisasi prima dan Mengembangkan sarana dan prasarana
yang berkualitas

Dengan adanya media informasi berupa standing banner


Penguatan Nilai
dan leaflet diharapkan dapat mewujudkan nilai-nilai
Organisasi
organisasi yaitu efektif,efisien dan ramah

Tabel 5. Kegiatan 3 : Melakukan sosialisasi kepada tenaga medis

Melakukan sosialisasi tentang penggunaan masker di


ruang isolasi IGD RSUD Bengkalis kepada tenaga medis
Dengan melakukan sosialisasi akan meningkatkan
pemahaman dan peran serta tenaga medis tentang
Kegiatan
penggunaan masker di ruang isolasi. Hal tersebut
menggambarkan pelaksanaan ANEKA, Pelayanan Publik
dan Whole of Government (Peran dan Fungsi ASN dalam
NKRI)

1. Meminta izin kepada atasan untuk melakukan


kegiatan sosialisasi penggunaan masker di ruang
isolasi IGD RSUD Bengkalis. Akuntabilitas
(Kejelasan), Nasionalisme (Sila ke 1), Etika
Publik (Sopan, santun).
2. Mempersiapkan saran dan prasarana pendukung
sosialisasi tentang Penggunaan masker di ruang
isolasi. Komitmen Mutu (Efektif dan efisien) Anti
Tahapan Korupsi (Tanggung jawab),
Kegiatan 3. Mengundang dan mensosialisasikan tentang
pentingnya penggunaan masker di ruang isolasi
IGD RSUD bengkalis kepada tenaga medis.
Nasionalisme (TIdak diskriminatif), Etika Publik
(Santun), Anti Korupsi (Disiplin).
4. Melakukan diskusi tentang penggunaan masker di
ruang isolasi Nasionalisme (Tidak DIskriminatif),
Etika Publik (Santun), Akuntabilitas (Jujur).
Terlaksananya sosialisasi kepada tenaga medis
Output / Hasil
tentang penggunaan masker di ruang isolasi IGD
Kegiatan
RSUD Bengkalis.

26
Keterkaitan Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik.
Substansi Mata Sebelum melaksanakan sosialisasi tentang penggunaan
Pelatihan masker di ruang isolasi saya terlebih dahulu akan
menyiapkan bahan agar didapatkan kejelasan mengenai
bentuk sosialisasi yang berkualitas (akuntabilitas) saat
berkonsultasi dengan atasan, saya akan hadir tepat
waktu (Nasionalisme) berkonsultasi dengan sopan dan
menggunakan bahasa yang santun (Etika Publik)
Sebelum berkonsusltasi saya akan memulainya dengan
berdoa (Nasionalisme). Kegiatan konsultasi saya lakukan
dengan teknik komunikasi efektif.

Komitmen mutu, Anti Korupsi:


Sebelum melakukan sosialisasi tentang penggunaan
masker di ruang isolasi dengan penuh rasa tanggung
jawab (Anti Korupsi) saya akan menyiapkan saran
berupa ruangan sosialisasi dan prasarana berupa media
leaflet dan banner yang menarik dan mudah dimengerti
(Komitmen mutu). Dengang menggunakan teknik berfikir
kreatif.

Nasionalisme, Etika Publik, Anti Korupsi:


pada saat melakukan sosialisasi tentang penggunaan
masker di ruang isolasi saya akan menggunakan bahasa
yang baik dan santun (Etika Publik) tidak diskriminatif
(Nasionalisme) dan melakukannya dengan tepat waktu
(Anti Korupi). Dengang menggunakan teknik presentasi.
Komitmen Mutu, Etika Publik

Etika Publik, Nasionalisme, Akuntabilitas


Saat berdiskusi tentang penggunaan masker di ruang
isolasi saya akan melakukannya dengan Bahasa yang
santun (Etika Publik) Mengizinkan peserta untuk
bertanya dan mendiskusikan masalah-masalah yang
timbul ,Tidak Diskriminatif (Nasionalisme) dan
menjawab pertanyaan dengan baik dan jujur
(Akuntabilitas) Dengang menggunakan teknik Partisipatif.

Kegiatan saya ini akan menggambarkan pelaksanaan


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi layanan
agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan dalam hal
ini pasien, berpengaruh terhadap tata kelola ruang isolasi
(Management ASN). Pada tahap ini juga mencerminkan
Whole of Government (WoG) yaitu dibutuhkan

27
kerjasama antar instansi agar pekerjaan menjadi lebih
cepat dan mudah .
Dengan melakukan sosialisasi kepada tenaga medis akan
Kontribusi
berkontribusi dalam mewujudkan misi rumah sakit yaitu
Terhadap Visi
meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
Misi Organisasi
dan meningkatkan kualitas SDM.
Dengan melakukan sosialisasi kepada paramedis
Penguatan Nilai
diharapkan dapat mewujudkan nilai-nilai organisasi yaitu
Organisasi
bekerjasama, efektif dan efisien.

Tabel 6. Kegiatan 4 : Mensosialisasikan cara penggunaan masker

No Uraian Keterangan
Mensosialisasikan cara penggunaan masker yang baik
dan benar kepada pasien dan keluarga pasien di ruang
isolasi IGD RSUD Bengkalis Dengan melakukan
sosialisasi akan meningkatkan pemahaman dan peran
1 Kegiatan serta pasien dan keluarga pasien tentang penggunaan
masker di ruang isolasi. Hal tersebut menggambarkan
pelaksanaan ANEKA, Pelayanan Publik dan Whole of
Government (Peran dan Fungsi ASN dalam NKRI)

2 Tahapan 1. Mengkonsultasikan dan meminta izin kepada


Kegiatan atasan untuk melakukan kegiatan sosialisasi
penggunaan masker di ruang isolasi IGD RSUD
Bengkalis. Akuntabilitas (Kejelasan),
Nasionalism ( Sila ke 1) , Etika Publik
(Santun).
2. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung
sosialisasi. Komitmen Mutu (Efektif, efisien),
Anti Korupsi (Tanggung jawab).
3. Mengunjungi dan mensosialisaikan penggunaan
masrker di ruang isolasi kepada pasien dan
keluarga pasien. Nasionalisme (Tidak
diskriminatif) Etika Publik (Santun), Anti
Korupsi (Disiplin).
4. Memperagakan cara penggunaan masker
dengan baik dan benar. Nasionalisme (Sila ke
5), Komitmen Mutu (Efektif).
5. Melakukan tanya jawab tentang penggunaan
masker yang baik dan benar di ruang isolasi.
Akuntabilitas (Tanggung jawab), Etika Publik

28
(Santun).
a. Terlaksananya sosialisasi kepada pasien dan
keluarga pasien tentang penggunaan masker di
ruang isolasi IGD RSUD Bengkalis.
Output / Hasil
3 b. Meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga
Kegiatan
pasien tentang penggunaan masker
c. Meningkatnya kesadaran pasien dan keluarga
pasien tentang penggunaan masker
4 Keterkaitan Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik.
Substansi Mata Sebelum melaksanakan sosialisasi tentang penggunaan
Pelatihan masker di ruang isolasi saya terlebih dahulu akan
menyiapkan bahan agar didapatkan kejelasan
mengenai bentuk sosialisasi yang berkualitas
(akuntabilitas) saat berkonsultasi dengan atasan, saya
akan hadir tepat waktu (Nasionalisme) berkonsultasi
dengan sopan dan menggunakan bahasa yang santun
(Etika Publik) Sebelum berkonsusltasi saya akan
memulainya dengan berdoa (Nasionalisme). Kegiatan
konsultasi saya lakukan dengan teknik komunikasi
efektif.

Komitmen mutu, Anti Korupsi:


Sebelum melakukan sosialisasi tentang penggunaan
masker di ruang isolasi dengan penuh rasa tanggung
jawab (Anti Korupsi) saya akan menyiapkan sarana
berupa ruangan sosialisasi dan prasarana berupa media
leaflet, banner dan masker yang menarik dan mudah
dimengerti (Komitmen mutu). Dengang menggunakan
teknik berfikir kreatif.

Nasionalisme, Etika Publik, Anti Korupsi:


pada saat melakukan sosialisasi tentang penggunaan
masker di ruang isolasi saya akan menggunakan
bahasa yang baik dan santun (Etika Publik) tidak
menggunakan bahasa yang bersifat Diskriminatif
(Nasionalisme) dan melakukannya dengan tepat
waktu (Anti Korupsi) Dengan teknik komunikasi efektif,

Nasionalisme, Komitmen Mutu:


Saya akan memperagakan cara penggunaan masker
dengan langkah-langkah yang mudah di mengerti
(Komitmen mutu) dan memberikan kesempatan bagi
pasien atau keluarga pasien untuk mempraktikannya
(Nasionalisme) dengan teknik partisipatif.

29
Anti Korupsi, Etika Publik.
Setelah memperagakan cara penggunaan masker
dengan penu tanggung jawab saya memberi
kesempatan kepada pasien untuk bertanya
(Akuntabilitas) dan menjawab pertanyaan dengan
santun (Etika Publik). Dengan teknik komunikasi
efektif.

Kegiatan saya ini akan menggambarkan pelaksanaan


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi
layanan agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan
dalam hal ini pasien, berpengaruh terhadap tata kelola
ruang isolasi (Management ASN). Pada tahap ini juga
mencerminkan Whole of Government (WoG) yaitu
dibutuhkan kerjasama antar instansi agar pekerjaan
menjadi lebih cepat dan mudah .
Dengan melakukan sosialisasi kepada pasien dan
Kontribusi
keluarga pasien tentang penggunaan masker akan
5 Terhadap Visi
berkontribusi dalam mewujudkan misi rumah sakit yaitu
Misi Organisasi
Menyelenggarakan pelayanan prima.

Dengan melakukan sosialisasi kepada pasien dan


Penguatan Nilai keluarga pasien tentang penggunaan masker
6
Organisasi diharapkan dapat mewujudkan nilai-nilai organisasi yaitu
bekerjasama, efektif dan efisien.

Tabel 7. Kegiatan 5 : Menempatkan Alat Pelindung Diri di ruang isolasi

No Uraian Keterangan
Menempatkan masker di ruang Isolasi IGD RSUD
Bengkalis Dengan ditempatkannya masker di ruang
isolasi akan mempermudah merealisaikan kebijakan
1 Kegiatan tentang penggunaan masker di ruang isolasi. Hal
tersebut menggambarkan pelaksanaan ANEKA,
Pelayanan Publik dan Whole of Government (Peran dan
Fungsi ASN dalam NKRI)
1. Meminta izin dan persetujuan kepada mentor
untuk menempatkan masker di ruang isolasi IGD
Tahapan RSUD Bengkalis. Akuntabilitas (Jelas),
2
Kegiatan Nasionalisme (Sila ke 1), Etika Publik
(Santun).
2. Melakukan Riset dan pengecekan tempat

30
meletakan masker di ruang isolasi. Akuntabilitas
(Kejelasan), Anti Korupsi (Tanggung jawab).
3. Meletakan Masker di ruang isolasi di tempat yang
mudah di lihat dan dijangkau. Akuntabilitas
(Tanggung jawab), Komitmen Mutu (Efektif,
efisien).
Output / Hasil Ditempatkan masker di ruang isolasi
3
Kegiatan
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik
Sebelum meminta izin menempatkan masker di ruang
isolasi saya terlebih dahulu akan menyiapkan bahan
agar didapatkan kejelasan mengenai bentuk sosialisasi
yang berkualitas (akuntabilitas) saat berkonsultasi
dengan atasan, saya akan hadir tepat waktu
(Nasionalisme) berkonsultasi dengan sopan dan
menggunakan bahasa yang santun (Etika Publik)
Sebelum berkonsusltasi saya akan memulainya dengan
berdoa (Nasionalisme). Kegiatan konsultasi saya
lakukan dengan teknik komunikasi efektif.

Akuntabilitas, Anti Korupsi


Setelah berkonsultasi saya akan menuju ruang isolasi
dan melakukan pengecekan ruang isolasi dengan penuh
Tanggung jawab (Anti Korupsi) sehinggan di dapat
Keterkaitan
kejelasan dimana masker akan di letakan
4 Substansi Mata
(Akuntabilitas) dengan teknik berfikir kreatif.
Pelatihan
Akuntabilitas, Komitmen Mutu
Setelah itu saya akan menempaatkan masker di tempat
yang mudah terlihat dan diambil dengan menerapkan
nilai Efektif dan efisien (Komitmen Mutu) serta
dengan penuh rasa tanggung jawab (Akuntabilitas)
Dengan teknik kroscek.

Kegiatan saya ini akan menggambarkan pelaksanaan


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi
layanan agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan
dalam hal ini pasien, berpengaruh terhadap tata kelola
ruang isolasi (Management ASN). Pada tahap ini juga
mencerminkan Whole of Government (WoG) yaitu
dibutuhkan kerjasama antar instansi agar pekerjaan
menjadi lebih cepat dan mudah .

31
Dengan menempatkan masker di ruang isolasi akan
Kontribusi berkontribusi dalam mewujudkan misi rumah sakit yaitu
5 Terhadap Visi Menyelenggarakan pelayanan prima dan
Misi Organisasi Mengembangkan sarana dan prasarana yang
berkualitas

Dengan menempatkan masker di ruang isolasi


Penguatan Nilai
6 diharapkan dapat mewujudkan nilai-nilai organisasi yaitu
Organisasi
bekerjasama, efektif dan efisien.

Tabel 8. Kegiatan 6 : Evaluasi Kegiatan


Evaluasi Kegiatan
Dengan melaksanakan evaluasi kegiatan Pelaksanaan
penggunaan masker bagi keluarga pasien di ruang isolasi
akan memberikan pemahaman tentang pentingnya
Kegiatan
penilaian dan evaluasi terhadap suatu kegiatan. Hal
tersebut menggambarkan pelaksanaan ANEKA,
Pelayanan Publik dan Whole of Government (Peran dan
Fungsi ASN dalam NKRI)
1. Mengumpulkan seluruh dokumen dan catatan yang
ada dari kegiatan-kegiatan sebelumnya dengan
menerapkan nilai Akuntabilitas (tanggung jawab)
2. Melakukan evaluasi secara langsung tentang
pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan penggunaan
maske bagi keluarga pasien di ruang isolasi dengan
menerapkan nilai Nasionalisme (sila 4), Komitmen
Tahapan
Mutu (efektif dan efisien)
Kegiatan
3. Melakukan konsultasi dengan atasan terhadap
pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan penggunaan
maske bagi keluarga pasien di ruang isolasi dengan
menerapkan nilai Akuntabilitas (tanggung jawab),
Nasionalisme (sila 1), Etika Publik (sopan santun)
4. Mencatat hasil dengan menerapkan nilai Anti Korupsi
(jujur)
Output / Hasil
Terlaksananya Evaluasi Kegiatan
Kegiatan
Keterkaitan Akuntabilitas
Substansi Mata Dalam melaksanakan evaluasi kegiatan, saya akan
Pelatihan memulainya dengan mengumpulkan seluruh dokumen dan
catatan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya dengan
penuh tanggung jawab (Akuntabilitas) dengan teknik
berfikir kreatif

32
Akuntabilitas Komitmen Mutu
Selanjutnya saya akan memantau penggunaan masker
oleh keluarga pasien dan mencatat tingkat kepatuhan
keluarga pasien dalam memakai masker . Hal ini saya
lakukan secara Jujur (Akuntabilitas) efektif dan efisien
(Komitmen Mutu) dengan teknik monitoring

Akuntabilitas, Anti Korupsi, Etika Publik


Kemudian saya akan mengatur jadwal pertemuan dengan
atasan. Saat bertemu saya akan membawa bahan untuk
dikonsultasikan berupa laporan mengenai Tingkat
Kepatuhan penggunaan masker oleh keluarga pasien
dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas).
Sebelum memulai konsultasi saya akan memimpin untuk
berdoa (Nasionalisme). Saya akan berkata yang
sebenarnya (Anti Korupsi) mengenai pelaksanaan
kegiatan dan bersikap sopan santun yaitu dengan cara
memberikan salam, sapa, senyum, dan hormat, serta
menggunakan bahasa yang baik dan benar saat
konsultasi (Etika Publik) saya melakukannya dengan
menggunakan teknik komunikasi efektif

Anti Korupsi
Hasil pertemuan dengan atasan akan kembali saya catat
secara lengkap dan jujur (Anti Korupsi) . Dan hasil
evaluasi akan digunakan sebagai bahan rujukan untuk
perbaikan kegiatan kegiatan Pelaksanaan penggunaan
masker bagi keluarga pasien di ruang isolasi

Kegiatan saya ini akan menggambarkan pelaksanaan


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi layanan
agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan dalam hal
ini pasien, berpengaruh terhadap tata kelola ruang isolasi
(Management ASN). Pada tahap ini juga mencerminkan
Whole of Government (WoG) yaitu dibutuhkan
kerjasama antar instansi agar pekerjaan menjadi lebih
cepat dan mudah .
Dengan dilakukan monitoring dan Penindakan
Pelaksanaan Kebijakan Penggunaan Masker di Ruang
Kontribusi
Isolasi akan berkontribusi dalam mewujudkan misi rumah
Terhadap Visi
sakit yaitu Menyelenggarakan pelayanan prima dan
Misi Organisasi
Mengembangkan sarana dan prasarana yang
berkualitas

33
Dengan dilakukan monitoring dan Penindakan
Penguatan Nilai Pelaksanaan Kebijakan Penggunaan Masker di Ruang
Organisasi Isolasi dapat mewujudkan nilai-nilai organisasi yaitu
bekerjasama, efektif,efisien dan adil.

34

Anda mungkin juga menyukai