Anda di halaman 1dari 2

3.

Tujuan Terapi
Tujuan terapi : Tujuan pengobatan pada penderita artritis gout adalah untuk
mengurangi rasa nyeri, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah terjadinya
kelumpuhan. Terapi yang diberikan harus dipertimbangkan sesuai dengan berat
ringannya artrtitis gout (Neogi, 2011). Penatalaksanaan utama pada penderitam artritis
gout meliputi edukasi pasien tentang diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi
obyektif penderita, dan perawatan komorbiditas (Khanna et al, 2012).
Ada tiga pilihan obat untuk artritis gout akut, yaitu NSAID, kolkisin,
kortikosteroid, dan memiliki keuntungan dan kerugian. Pemilihan untuk penderita tetentu
tergantung pada beberapa faktor, termasuk waktu onset dari serangan yang berhubungan
dengan terapi awal, kontraindikasi terhadap obat karena adanya penyakit lain, efikasi
serta resiko potensial.NSAID biasanya lebih dapat ditolerir disbanding kolkhisin dan
lebih mempunyai efek yang dapat diprediksi (Depkes, 2006).
 Na diklofenak (retard) 100 mg 1 x 1, Obat golongan NSAID yang di-rekomendasikan
sebagai lini pertama pada kondisi artritis gout akut, yang memiliki khasiat yang
sangat baik dan toksisitas minimal dengan penggunaan jangka pendek serta
menghilangkan gejala dan tanda-tanda akut gout arthritis. NSAID juga dapat
digunakan pada penderita dengan riwayat ganguan saluran pencernaan, gagal jantung,
gagal ginjal kronik, atau penyakit arteri koroner.
 Kolkisin 0,5 mg 2 x 1, diberikan dalam dosis oral rendah (0,5 hingga 0,6 mg dua kali
sehari) mungkin dapat efektif pada pencegahan artritis berulang pada penderita yang
tidak menunjukan gejala tophi yang terlihat dan normal atau sedikit peningkatan
kadar serum urat. Pengobatan pada penderita yang memiliki serangan akut dosis akan
bertambah menjadi 1 mg setiap 2 jam, pada banyak kasus, serangan akan hilang
setelah penggunaan 1 atau 2 mg. Kolsikin biasa diberikan secara oral dengan dosis
awal 1 mg, dilanjutkan denga 0.5mg setiap 2 jam sampai gejala pada sendi berkurang,
pederita akan merasa tidak nyaman pada perut atau diare, atau total dosis 8mg telah
diberikan. Sekita 75 % - 90 % dari penderita dengan gout artritis akut menunjukan
respon positif pada awal 24-48 pengobatan dari timbulnya gejala pada sendi. Efek
samping serius yang sering terjadi pada penggunaan kolsikin secara oral adalah toksis
pada saluran pencernaan yang dirasakan 50 % sampai 80 % penderita sebelum
serangan hilang.
 Allopurinol 200 mg 1 x 1, merupakan obat antihyperuricemacic pilihan pada pasien
dengan riwayat batu kemih atau gangguan fungsi ginjal, pada pasien yang memiliki
gangguan limfoproliferatif atau mieloproliferatif dan perlu pretreatment dengan
inhibitor xanthine oksidase sebelum inisiasi sitotoksik terapi untuk melindungi
terhadap nefropati asam urat akut dan pada pasien dengan asam urat yang merupakan
overproduser asam urat. Ini biasanya dimulai dengan dosis 100 mg/hari dan
meningkat 100 mg/hari pada interval 1 minggu untuk mencapai asam urat serum
tingkat 6 mg/ dL.

Daftar pustaka

Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia.
Jakarta: Depkes RI.

Khanna et all. 2012b, Guidelines for Management of Gout. Part 2: Therapy and Antiinflammatory
Prophylaxis of Acute Gouty Arthritis, American College of Rheumatology, Vol. 64, No. 10, pp. 1447-
1461

Neogi, Tuhina, 2011. Gout, Clinical Practice. The New England Journal Of Medicine, 52: 364-443

Anda mungkin juga menyukai