Anda di halaman 1dari 15

ALJABAR BOOLEAN

A. Sejarah Aljabar Boolean


Aljabar boole pertama kali dikemukakan oleh seseorang matematikawan inggris,
Geogre Boole pada tahun 1854. Aljabar boolean adalah cabang ilmu matematika yang
diperlukan untuk mempelajari desain logika dari suatu sistem digital yang merupakan
operasi aritmatik pada bilangan boolean (bilangan yang hanya mengenal 2 keadaan yaitu
False/True, Yes/No, 1/0) atau bisa disebut bilangan biner. Pada tahun 1938, Clamde
Shanmon memperlihatkan penggunaan aljabar boole untuk merancang rangkaian sirkuit
yang menerima masukan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran juga 0 dan 1. Aljabar boole
telah menjadi dasar teknologi komputer digital.

B. Sifat atau Hukum-hukum Aljabar Boolean


Sistem Logika Proposisi dengan operasi ,  Sistem Himpunan dengan operasi , 
Hukum Komutatif Hukum Komutatif

p∨q≡q∨ p A∪B=B∪ A
p∧q≡q∧ p A∩B=B∩ A
Hukum Asosiatif Hukum Asosiatif

( p∨q )∨r≡ p∨(q∨r) ( A∪B )∪C= A∪(B∪C )


( p∧q )∧r≡ p∧(q∧r) ( A∩B )∩C= A∩(B∩C )
Hukum Distributif Hukum Distributif

p∧(q∨r )≡( p∧q )∨( p∧r ) A∩(B∪C )=( A∩B )∪( A∩C )
p∨(q∧r )≡( p∨q )∧( p∨r ) A∪(B∩C )=( A∪B )∩( A∪C )
Hukum Identitas Hukum Identitas

p∨F≡ p A∪Φ= A
p∧T ≡ p A∩S= A
Hukum Negasi Hukum Komplemen

p∨¿ ¿  p≡T A∪ A '=U


A∩ A '=Φ
p∧¿ ¿  p≡F
Hukum De'Morgan Hukum De'Morgan

 ( p∪q)≡¿ ¿  p∩¿ ¿  q ( A∪B )'= A '∩B '


( A∩B )'= A '∪B '
 ( p∩q)≡¿ ¿  p∪¿ ¿  q

Dari teori mengenai logika proposisi dan himpunan dikenal operasi-operasi yang berlaku pada
sistem tersebut, yaitu operasi ,  pada sistem proposisi (pernyataan) dan operasi ,  pada sistem
himpunan. Pada kedua sistem tersebut berlaku beberapa sifat-sifat yang memiliki kesamaan, yang
ditunjukkan pada tabel diatas. Pada kedua sistem ini juga berlaku sifat-sifat lain yang dapat dibuktikan
dengan sifat-sifat pada tabel diatas. Bila didefinisikan secara umum suatu sistem dengan dua operasi
yang berlaku pada sistem tersebut dan memenuhi sifat-sifat: Hukum Komutatif, Hukum Asosiatif,
Hukum Distributif, Hukum Identitas, Hukum Komplemen dan Hukum De'Morgan, maka
sistem ini disebut suatu aljabar boole.

C. Definisi Aljabar Boole


Misalkan terdapat suatu sistem 5 tupel yaitu:
B=Himpunan
+dan∗¿ operasi biner
' =operasi uner
0=elemen zero pada B
1=elemen unit pada B
Dengan elemen zero sebagai elemen identitas untuk operasi biner + dan elemen unit
sebagai elemen identitas untuk operasi biner *. Maka sistem tersebut dikatan sebagai suatu
aljabar boole apabila memenuhi:
Closure (tertutup): (i) a + b  B

(ii) a  b  B

Identitas: (i) a + 0 = a

(ii) a  1 = a

Komutatif: (i) a + b = b + a

(ii) a  b = b . a

Distributif: (i) a  (b + c) = (a  b) + (a  c)

(ii) a + (b  c) = (a + b)  (a + c)

Komplemen: (i) a + a’ = 1

(ii) a  a’ =

Disamping sifat-sifat yang ada pada definisi aljabar boole ada beberapa sifat yang
dapat diturunkan dari sifat-sifat dasar tersebut. Sifat-sifat ini adalah:
5. Idempoten : ¿{a+a=a¿¿¿¿
¿
D. Aljabar Boole Dua Nilai
Didefinisikan suatu operasi biner + dan * pada himpunan B={0,1} dengan aturan
untuk operasi biner + dan * disebutkan pada tabel dibawah ini

a b a*b A b a+b a a’
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1

Akan diselidiki apakah ( B , 0 ,1 ,+,∗, ' ) adalah suatu aljabar boole:


( B , 0 ,1 ,+,∗, ' ) disebut sebagai ajabar boole apabila memenuhi postulat-postulat
huntington
1. Closure (sifat tertutup)
Jelas berlaku, karena hasil dari operasi uner maupun biner seluruhnya merupakan elemen
B
2. Identitas
Jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa:
I. 1+0=0+1=1
II. 1∗0=0∗1=0
3. Komutatif
Jelas berlaku, sifat komutatif terlihat pada tabel di atas
4. Distributif
a∗( b+ c )=( a∗b ) +(a∗c)

Sifat distributif dapat ditunjukkan dengan membuat tabel berikut, dengan mengambil
nilai C anggota himpunan B

b c b+c a  (b + c) ab ac (a  b) + (a  c)


a
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1

5. Komplemen
Berlaku, seperti yang diperlihatkan oleh tabel sebelumnya
(i) a + a‘ = 1, karena 0 + 0’= 0 + 1 = 1 dan 1 + 1’= 1 + 0 = 1
(ii) a * a = 0, karena 0 * 0’= 0 * 1 = 0 dan 1 * 1’ = 1 * 0 = 0

Karena kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa sistem 5 tupel
( B , 0 ,1 ,+,∗, ' ) merupakan aljabar Boolean.

E. Contoh Aljabar Boolean


Suatu Himpunan D70={1, 2 ,5 , 7 , 10 , 14 , 35 ,70 } dengan operasi + dan * dengan kaidah
+ = KPK(a, b) dan * = FPB (a, b) adalah aljabar boole.

Dengan kedua operasi + dan * dapat dibuktikan memenuhi hukum-hukum dasar aljabar
boole. Sebagai contoh
1 + 2 = KPK (1, 2) = 1
5 + 10 = KPK (5, 10) = 10
35 + 70 = KPK (35, 70) = 70

Sehingga dapat dibuatkan tabel

+ 1 2 5 7 10 14 35 70
1 1 2 5 7 10 14 35 70
2 2 2 10 14 10 14 70 70
5 5 10 5 35 10 70 35 70
7 7 14 35 7 70
10 10 10 10 70 10 70
14 14 14 70 70 14 70
35 35 70 35 70 35 70
70 70 70 70 70 70

1*2=FPB (1,2) = 1
5*10=FPB (5,10) = 5
35*70=FPB (35,70) = 35
Sehingga dapat dibuatkan tabel

* 1 2 5 7 10 14 35 70
1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 2 2 1 2
5 1 1 5 1 5 1 5 5
7 1 1 1 7 1
10 1 2 5 10 2
14 1 2 1 2 14 7
35 1 1 5 7 35 35
70 1 2 5 35 70

Dari dari contoh kita dapat melakukan operasi :

 5 + 10 = 10

 5 * 10 = 5

 elemen zero = ?

a + zero = a

14 + zero = 14

zero = 1   elemen zero = 1


 elemen unit = ?

a * unit = a

10 * unit = 10

unit = 70   elemen unit = 70


 14 + (10 * 35) = ?

jawab : 14 + (10 * 35) = 14 + 5 = 70

 14 =?

Jawab : a’ + a = unit

a’ + 14 = 70
a’ = 5

∴ 14' =5

contoh :a* (b+c) * (b’*c’) = ?

jawab: a* (b+c) * (b’*c’) =a* (b+c) * (b+c)’

= a*0

=0

 Operasi : + dapat ditulis V

* dapat ditulis , sehingga


Contoh : x   y  x    x  y  ?

jawab : x   x  y    x  y 

 x   x  y
 x   x   y 
  x  x    x  y 
 0   x  y 
 x  y

F. Ekspresi Boolean

Misalkan (B, +,, ’) adalah sebuah aljabar Boolean. Suatu ekspresi Boolean dalam (B, +, ’)
adalah:
(i) setiap elemen di dalam B,
(ii) setiap peubah,
(iii) jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2, e1 × e2, e1’ adalah ekspresi Boolean
Contoh: 0
1
a
b
c
a+b
a×b
a’× (b + c)
a × b’ + a × b × c’ + b’, dan sebagainya

Contoh: a’× (b + c)
jika a = 0, b = 1, dan c = 0, maka hasil evaluasi ekspresi:
0’× (1 + 0) = 1 × 1 = 1
Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (dilambangkan dengan ‘=’) jika keduanya
mempunyai nilai yang sama untuk setiap pemberian nilai-nilai kepada n peubah.
a . (b + c) = (a . b) + (a .c)
Contoh. Perlihatkan bahwa a + a’b = a + b .
Penyelesaian:

A b a’ a’b a + a’b a+b


0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1
1 1 0 0 1 1

Perjanjian: tanda titik (×) dapat dihilangkan dari penulisan ekspresi Boolean, kecuali jika
ada penekanan:
1. a(b + c) = ab + ac
2. a + bc = (a + b) (a + c)
a × 0 , bukan a0

G. Dualitas

Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang melibatkan operator +,
, dan komplemen, maka jika pernyataan S* diperoleh dengan cara mengganti
 dengan +
+ dengan 
0 dengan 1
1 dengan 0
dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S* juga benar. S*
disebut sebagai dual dari S.
Contoh.
(i) (a × 1)(0 + a’) = 0 dualnya (a + 0) + (1 × a’) = 1
(ii) a(a‘ + b) = ab dualnya a + a‘b = a + b

H. Fungsi Boolean

Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui
ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai

f : Bn  B

Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di


dalam daerah asal B.

Setiap ekspresi Boolean merupakan fungsi Boolean.

Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah

f(x, y, z) = xyz + x’y + y’z

Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3

(x, y, z) ke himpunan {0, 1}.

Penyelesaian : (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1

sehingga f(1, 0, 1) = 1  0  1 + 1’  0 + 0’ 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .

Contoh. Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:


1. f(x) = x
2. f(x, y) = x’y + xy’+ y’
3. f(x, y) = x’ y’
4. f(x, y) = (x + y)’
5. f(x, y, z) = xyz’

Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut
literal.
Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz’ pada contoh di atas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x,
y, dan z’.

Contoh. Diketahui fungsi Booelan h(x, y, z) = xy z’, nyatakan h dalam tabel


kebenaran.

Penyelesaian:

X Y z h(x, y, z) = xy z’
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0

I. Aplikasi Aljabar Boolean

Untuk Jaringan Pensaklaran (Switching Network).


Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah keadaan: buka dan tutup.

Tiga bentuk gerbang paling sederhana:

1. a x b

Output b hanya ada jika dan hanya jika x dibuka  x


2. a x y b

Output b hanya ada jika dan hanya jika x dan y dibuka  xy

3. a x
c
b y

Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y dibuka  x + y

Contoh rangkaian pensaklaran pada rangkaian listrik:

1. Saklar dalam hubungan SERI: logika AND

Lampu

A B


Sumber tegangan
2. Saklar dalam hubungan PARALEL: logika OR

B Lampu


Sumber Tegangan
Contoh. Nyatakan rangkaian pensaklaran pada gambar di bawah ini dalam ekspresi Boolean.

x’ y

x’

x
x y

x y’ z

Jawab: x’y + (x’ + xy)z + x(y + y’z + z)

J. Gerbang Logika
Pengertian GERBANG (GATE) :
 Rangkaian satu atau lebih sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal
keluaran.
 Rangkaian digital (dua keadaan), karena sinyal masukan atau keluaran hanya berupa
tegangan tinggi atau low ( 1 atau 0 ).
 Setiap keluarannya tergantung sepenuhnya pada sinyal yang diberikan pada masukan
masukannya.
Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan
matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah
sinyal keluaran logik. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara elektronis
menggunakan dioda atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan
susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay),
cairan, optik dan bahkan mekanik.
Rangkaian gerbang logika (rangkaian logika kombinasi):

Contoh. Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + x’y ke dalam rangkaian logika.


Jawab:
a) Cara pertama
x
xy
y

xy+x'y
x'
x
x'y
y

b) Cara kedua

c) Cara Ketiga

x y

xy

xy+x'y

x'
x'y

Anda mungkin juga menyukai