Anda di halaman 1dari 23

Materi Komunikasi Bisnis: Dasar-Dasar Komunikasi

Bisnis
PRINSIP DASAR DAN PEMAHAMAN MENGENAI KOMUNIKASI
BISNIS
BENTUK DASAR KOMUNIKASI

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang
biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Willian C.
Himstreet dan Wayne Murlin Baty dalam Business Communications : Principles and
Methods)

Komunikasi :
melibatkan dua orang atau lebih
menggunakan cara - cara (melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal non verbal
PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS
Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi bisnis yang diambil dari beberapa sumber :
· Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun
partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk;
servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang
dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan
eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi
(perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan
prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll.
Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas,
hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua
hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business
value).
· Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.

· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan
komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah
Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan
komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah
Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi lintas
budaya. Komunikasi antar pribadi ( interpersonal communications ) merupakan bentuk
komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hariantara dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya ( intercultural /
communication ) merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih,
yang masing – masing memiliki budaya yang berbeda.
Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Bentuk Dasar Komunikasi
Verbal : melalui tulisn dan lisan
Non Verbal : bahasa tubuh, ekspresi
Komunikasi Verbal
Komunikasi dalam bisnis dapat efektif tergantung pada keterampilan menyampaikan (melalui
tulisan dan berbicara) dan menerima (mendengar dan membaca) pesan-pesan bisnis.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Sepasang
kekasih ber sms- an tiap hari, seorang presenter membawakan acara musik di stasion televisi,
seorang wartawan menulis berita atau opininya di surat kabar, atau seorang ayah menelpon
anaknya, itu merupakan sebagian kecil contoh komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal.
Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami
pesan-pesan yang disampaikan.

Prakteknya, komunikais verbal bisa dilakukan dengan cara :


Berbicara dan menulis. Umumnya untuk menyampaikan bussines message,orang cenderung
lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing ). Selain karena alas an praktis,
speaking dianggap lebih mudah “menyentuh” sasaran karena langsung didengar komunikan.
Namun bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang
panjang dan memerlukan pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula penyampaian
writing. Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin jika hanya disampaikan
dengan berbicara.
Mendengarkan dan membaca. Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering
mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas penerimaan
informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan membaca
(reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di antara kalangan bisnis
yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan
listening ini. Sehingga pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian
kecil yang tercerna dengan baik.
Bentuk Komunikasi Verbal :
1.                  membuat dan mengirim surat klaim
2.                  membuat dan mengirim surat penawaran harga kepada pihak lain
3.                  membuat dan mengirim surat pemesanan barangan kepada pihak lain
4.                  membuat dan mengirim surat konfirmasi kepada pelanggan
5.                  membuat dan mengirim surat kontrak kerja kepada pihak lain
6.                  memberi informasi kepada pelanggan yang meminta informasi tentang
produk baru
7.                  berdiskusi dalam suatu tim kerja (team work)
8.                  melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja di suatu perusahaan
9.                  mengadakan briefing dengan staf karyawan
10.              mengadakan pelatihan manajemen kepada para manajer operasional/lini
bawah
11.              melakukan presentasi proposal pengembangan perusahaan di hadapan tim
penguji
12.              melakukan teleconference dengan pihak lain
KOMUNIKASI NON VERBAL
Meski jarang disadari diyakini manfaatnya, Komunikais non verbal ( non verbal
communicarion) merupakan hal yang penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya
karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu
bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan
mengenainsuatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci,
cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis,
komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang
disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah,
sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
Tujuan komunikais non verbal ;
- Menyediakan/memberikan informasi
- Mengatur alur suatu percakapan
-Mengekspresikan suatu emosi
-Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkankan pesan-pesan verbal.
-Mengendalikan atau mempersuasi orang lain
-Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan
serve badmintos, belajar golf dan sejenisnya.
Lebih jauh, relevansi komunikasi non verbal dalam dunia bisnis, komunikasi non verbal yang
disampaikan dengan baik akan mampu membantu seseorang meningkatkan kredibilitas dan
potensi leadeship, selain tentunya akan mempermudah proses penyampaian pesan inti kepada
komunikan.
Bentuk Komunikasi Non Verbal
1.                  menggerakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan
2.                  mengerutkan dahi untuk menunjukkan seseorang sedang serius/ berpikir
3.                  gambar pria/wanita yang dipasang dipintu masuk toilet umum untuk
4.                  menunjukkan kamar sesuai dengan jenis kelaminnya
5.                  berpangku tangan untuk menunjukkan seseorang sedang melam
6.                  tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa
senang,
7.                  simpati dan penghormatan
8.                  membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau antipati
terhadap                
9.                  orang lain
10.              menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau keheranan
11.              asbak di atas meja yang menunjukkan tamu diperkenankan/ boleh merokok
12.              mengirimkan bunga sebagai tanda kesuksesan, cinta atau duka cita
            Pentingnya Komunikasi Non Verbal
1.                  menyediakan/ memberikan informasi
2.                  mengatur alur suatu percakapan
3.                  mengekspresikan emosi
4.                  memberi sifat, melengkapi, mengembangkan komunikasi verbal
5.                  mengendalikan/ mempengaruhi orang lain
6.                  mempermudah tugas-tugas khusus  
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi
pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran
yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan
individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi
dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi
Komunikasi” hal. 50, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan
informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan
demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor
kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan
informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.

3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi
cetak dan elektronik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human
Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
1.  Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator
memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa
mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
2.  Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada
tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung
bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda,
dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain
bertindak sebagai komunikan.
3.   Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami
dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini
menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang
tidak dapat dikomunikasikan.
Mengenai organisasi, salah satu defenisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan suatu
kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja,
berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.  Dari batasan tersebut dapat digambarkan
bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:
1. Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan
semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas,
seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
2. Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik
yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya.
Dengan landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah
diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam organisasi secara
sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi dalam
kontek organisasi.  Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi
diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergabung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent
relationships 

Proses Komunikasi
Pada tataran teoritis, paling tidak kita mengenal atau memahami komunikasi dari dua
perspektif, yaitu:
1. Perspektif Kognitif.  Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili
perspektif kognitif  adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai
kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian.  Informasi
adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan lain
melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya.  Jika pesan yang disampaikan
diterima secara akurat, receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang
dimiliki sender, oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi.
2. Perspektif Perilaku. Menurut BF. Skinner dari perspektif perilaku
memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik di mana sender
berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada receiver.  Masih dalam
perspektif perilaku, FEX Dance menegaskan bahwa komunikasi adalah adanya satu
respons melalui lambang-lambang verbal di mana simbol verbal tersebut bertindak
sebagai stimuli untuk memperoleh respons.  Kedua pengertian komunikasi yang
disebut terakhir, mengacu pada hubungan stimulus respons antara sender dan
receiver.
Setelah kita memahami pengertian komunikasi dari dua perspektif yang berbeda, kita
mencoba melihat proses komunikasi dalam suatu organisasi.  Menurut Jerry W. Koehler dan
kawan-kawan, bagi suatu organisasi, perspektif perilaku dipandang lebih praktis karena
komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mempengaruhi penerima (receiver).  Satu
respons khusus diharapkan oleh pengirim pesan (sender) dari setiap pesan yang
disampaikannya.  Ketika satu pesan mempunyai efek yang dikehendaki, bukan suatu
persoalan apakah informasi yang disampaikan tersebut merupakan tindak berbagi informasi
atau tidak.
Sekarang kita mencoba memahami proses komunikasi antarmanusia yang disajikan
dalam suatu model berikut:
Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang
berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan
satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan.  Ideation
ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.
2. Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu
sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda
atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan
diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain.  Pesan atau message adalah alat-
alat di mana sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan,
bahasa tulisan ataupun perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau
gambar-gambar.
3. Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang
telah disandi (encode).  Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara
berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu.  Pada
langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk
menyampaikan suatu pesan.  Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap
muka, radio dan telepon.  Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap
materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis
seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector).  Sumber berusaha untuk
mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan
dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.
4. Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan.  Jika pesan
itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena
jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang.  Dalam proses ini,
penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap
pesan yang disampaikan kepadanya.  Pemahaman (understanding) merupakan kunci
untuk melakukan decoding dan  hanya terjadi dalam pikiran penerima.  Akhirnya
penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan
bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.
5. Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik
yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah
disampaikannya kepada penerima.  Respons atau umpan balik dari penerima
terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun
tindakan-tindakan tertentu.  Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun
menyimpannya.  Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk
mengevaluasi efektivitas komunikasi.

Fungsi Komunikasi dalam Organisasi


Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi
dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1.  Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-
processing system).  Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap
dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi
yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang
yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.  Orang-orang dalam
tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.  Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2.  Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi.  Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
1. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan.  Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan
instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya.  Namun demikian, sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.
2. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi.
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2.  Berkaitan dengan pesan atau message.  Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja.  Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.  Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. 
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.  Ada dua saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan
darmawisata.  Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Memahami Komunikasi dalam Organisasi
Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada
kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka
melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan.  Sementara pada pengaruh
kekuasaan dalam organisasi, kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh
orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi
kemampuan berkomunikasi dalam organsasi, kita akan diajak untuk memikirkan bagaimana
mendefinisikan tujuan kita sehubungan dengan tugas dalam organisasi, bagaimana kita
memilih orang yang tepat untuk diajak kerjasama dan bagaimana kita memilih saluran yang
efektif untuk melaksanakan tugas tersebut.
Gaya Komunikasi.  
Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku
antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized
set of intexpersonal behaviors that are used in a given situation).
Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang
dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu
pula.  Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari
pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).

SUMBER: http://catatanindahpratiwi.blogspot.com/2011/03/prinsip-dasar-dan-
pemahaman-mengenai.html
KOMUNIKASI DALAM BISNIS
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang berkomunikasi dengan sesamanya melalui berbagai media
komunikasi yang berbentuk media elektronik maupun media non-elektronik. Media elektronik yang
lazim dikenal adalah media audio-visual (televise), intercom, internet, teleconference,
videoconference, telepon biasa (fixed line), dan telepon genggam/selular (mobile). Sedangkan media
non-elektronik diantaranya adalah bahasa isyarat, surat-menyurat, surat kabar (Koran), majalah, dan
tabloid.

Dalam dunia bisnis, orang-orang yang ada dalam organisasi di dalamnya tidak dapat lepas dari
kegiatan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting untuk
pencapaian tujuan suatu organisasi atau manajemen.

PEMBAHASAN

Manajemen adalah komunikasi. Setiap fungsi manajemen dan aktivitas pasti melibatkan beberapa
bentuk komunikasi baik langsung maupun tidak langsung. Apakah ketika melakukan perencanaan
dan pengorganisasian atau pengarahan dan kepemimpinan para manajer mendapati diri mereka
berkomunikasi dengan dan melalui orang lain. Keputusan manajemen dan kebijakan organisasi tidak
akan efektif kecuali jika dipahami dengan penuh tanggungjawab oleh mereka yang akan
melaksanakannya. Para ahli manajemen juga mengatasi bahwa komunikasi yang efektif adalah
landasan dari perilaku organisasi yang beretika.

Banyak orang berfikir bahwa komunikasi adalah hal yang sederhana, karena orang berkomunikasi
tanpa kesadaran berfikir dan upaya. Namun, biasanya komunikasi itu bersifat kompleks, dan
kesempatan (peluang) untuk mengirim dan menerima pesan yang salah yang tidak terhitung.
Dua elemen umum dalam setiap situasi komunikasi adalah pengirim dan penerima. Pengirim adalah
seseorang yang bermaksud mengirim sebuah gagasan atau konsep kepada orang lain, untuk mencari
informasi atau untuk mengekspresikan suatu pemikiran atau emosi. Penerima adalah orang yang
dikirimi pesan.

Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu system yang biasa (lazim) baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Komunikasi Bisnis, Erlangga, 2003, Drs.
Djoko Purwanto, M.B.A.). Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih
dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang dengan cara
lisan maupun tulisan.

Komunikasi terbagi tiga (3), yaitu:

1.      Komunikasi antarpribadi (interpersonal communications), merupakan bentuk komunikasi yang


lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
tertentu.

2.      Komunikasi lintas budaya (intercultural/cross-cultural communication), merupakan bentuk


komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing-masing memiliki budaya yang
berbeda,

3.      Komunikasi bisnis, merupakan komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis.

Pada dasarnya, ada dua bentuk komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, yaitu komunikasi
verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi Verbal (Verbal Communications) merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis
kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan yang mempunyai struktur yang teratur dan
terorganisasi dengan baik. Contoh komunikasi verbal dalam dunia bisnis adalah membuat dan
mengirimsurat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.

Pada umumnya, untuk mengirimkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang berbicara (speaking)
daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya, komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis, dan
cepat dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Bagi para pelaku bisnis, penyampaian pesan dengan
tulisan relatif jarang. Penerima pesan berdasarkan alasan ini menggunakan indera pendengaran.
Mendengarkan (listening) melibatkan keterampilan memahami baik fakta maupun perasaan untuk
mengintrepertasikan arti pesan sesungguhnya. Setelah mendengar, seseorang baru dapat memberi
tanggapan yang benar. Meskipun demikian, bukan berarti komunikasi lewat tulisan tidak penting.
Hal ini karena tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan. Adapun bentuk-bentuk komunikasi
tertulis dalam dunia bisnis mencakup surat-surat bisnis, memo, dan laporan.

Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka mencari atau memperoleh
informasi tetapi jarang menyampaikan informasi. Untuk melakukan hal tersebut, memerlukan
keterampilan mendengan (listening) dan membaca (reading).

Komunikasi Non Verbal mengacu kepada pesan yang dikirim melalui tindakan dan perilaku yang
manusiawi daripada sekedar kata-kata.  Komunikasi Non Verbal (Non Verbal Communications)
merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, manusia telah
menggunakan gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal adalah menggelengkan kepala untuk
menunjukkan sikap menolak atau keheranan. Komunikasi nonverbal kebanyakan terjadi pada saat
tatap muka.

Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang
berbagai macam perasaan orang lain, baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan berbagai macam
perasaan lainnya. Pada umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang
terstruktur yang membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Sebagai contoh, seseorang
akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain untuk mengambil buku kerja di suatu tempat
yang terdapat beragam warna maupun judul bukunya dengan menggunakan bahasa nonverbal.

Komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan dengan komunikasi verbal dalam hal
penyampaian suatu pesan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang sudah
memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan.

Kebaikan dari komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini berkaitan dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa isyarat. Orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata
daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi nonverbal penting artinya bagi
pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat
disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan
cepat.

Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun seringkali berkaitan dengan ucapan
(lisan). Komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu:

1.      menyediakan/memberikan informasi,

2.      mengatur alur suatu percakapan,

3.      mengekspresikan emosi,

4.      memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal,

5.      mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.

6.      mempermudah tugas-tugas khusus.

Dalam dunia bisnis, komunikasi nonverbal dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi
kepemimpinan seseorang. Dengan kata lain, seorang manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat
menjadi komunikator yang baik. Ia harus tahu bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnis yang
harus disampaikan.

Komunikasi memerlukan proses yang cukup panjang. Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil
dalam Business Communication Today, proses komunikasi (communication process)  terdiri atas
enam tahap, yaitu:

1.      pengirim mempunyai ide atau gagasan,

Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka pengirim pesan harus menyiapkan ide
apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain (audiens). Pesan adalah rumusan berwujud dari
gagasan yang dikirim kepada penerima. Persepsi adalah hal yang unik, ide yang disampaikan
seseorang mungkin akan ditafsirkan secara berbeda oleh orang lain. Seorang komunikator yang baik
harus dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan, dan memusatkan perhatian
pada hal-hal yang memang penting dan relevan.Dalam dunia komunikasi, proses tersebut dikenal
sebagai abstraksi (abstraction).

2.      pengirim mengubah ide tersebut menjadi sebuah pesan,

Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna.
Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesa harus memperhatikan
beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal,
dan latar belakang budaya.

3.      pengirim menyampaikan pesan,

Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relative pendek,
namun ada juga yang cukup panjang. Panjang-pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan
akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila pesan yang panjang disampaiakn
secara lisan, pesan tersebut bisa bertentangan dengan pesan aslinya. Di samping itu, dalam
menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi dapat digunakan, media tulisan maupun
lisan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan. Selain itu,
pengirim juga harus memilih simbol yang digunakan untuk mengirim pesan.

4.      penerima menerima pesan,

Komunikasi antaraseseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan
dan penerima menrima pesan tersebut. Jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru
bisa terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

5.      penerima menafsirkan pesan,

Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat manafsirkan
pesan dan menerjemahkan simbol yang digunakan dalam pesan untuk menginterpretasikan
arti. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak
pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila
penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.

6.      penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.

Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu proses komunikasi. Feedback


merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas
suatu pesan. Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu
terhadap pengirim pesan.

Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena memberikan
kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Selain itu, adanya umpan balik
dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikai, misalnya perbedaan latar
belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.

Tidak semua proses komunikasi itu dapat berjalan dengan lancar. Salah satu ketidaklancaran proses
komunikasi yang dilakukan adalah munculnya kesalahpahaman. Hal ini disebabkan oleh adanya
faktor-faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor
penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama. Masalah
tersebut adalah:

1.      Masalah dalam mengembangkan pesan.


Sumber masalah potensial dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan
suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat mencakup antara lain munculnya
keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan
audiens, adanay pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.

2.      Masalah dalam menyampaikan pesan.

Komunikasi dapat juaga terganggu karena munculnya masalah dalam mendapatkan pesan dari
pengirim ke penerima. Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor fisik.
Misalnya, pada saat menggunakan sound system terdapat sambungan kabel yang kurang baik
(antara tersambung dan tidak, sehingga muncul suatu grak-grek), kualitas suara sound system  yang
kurang baik, lampu penerangan tiba-tiba padam, audiens terhalang oleh pilar (tiang bangunan), dan
tidasan surat yang tak terbaca.

Jika anda sedang menyampaikan presentasi makalah atau kertas kerja, sebaiknya memilih tempat
yang memungkinkan audiens dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang disampaikan.

Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang
disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan atau bermakna ganda. Bila dua buah pesan
disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup panjang. Orang terakhir yang menerima pesan
mungkin hanya dapat menangkap sebagian kecil saja dari orang yang pertama atau bahkan pesan
yang disampaikan bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.

3.      Masalah dalam menerima pesan.

Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara
penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang teran, dan kondisi lain yang
dapat mengganggu konsentrasi penerima.

Dalam beberapa kasus, gangguan atau masalah penerimaan pesan dapat muncul berkaitan dengan
kesehatan si penerima pesan. Mislnya, pendengaran yang kurang baik, penglihatan yang mulai kabur
atau bahkan sakit kepala, juga dapat mengganggu penerima dalam menerima suatu pesan.
Meskipun hal tersebut tidak memblok (menghambat) jalur komunikasi secara total, tetapi dapat
mengurangi konsentrasi si penerima pesan. Barangkali gangguan yang paling umum terjadi adalah
kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi.

4.      Masalah dalam menafsirkan pesan.

Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan terjadi, namun masalah
terbesar adalah pada mata rantai terakhir, di mana suatu pesan ditafsirkan oleh penerima pesan.
Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, dapat menimbulkan
munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.

Seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan harapan yang serupa,
maka apa yang dia katakana secara otomatis cocok dengan kerangka berfikir dirinya.  Bila seseorang
menghadapi orang yang memiliki latar belakang berbeda, apa yang dia katakana mungkin akan
ditafsirkan dari sudut pandang yang berbeda. Masalah dalam memahami pesan-pesan sebenarnya
terletak pada bahasa, yang menggunakan kata-kata sebagai simbol untuk menggambarkan suatu
kenyataan.
Suatu hal yang cukup menarik bahwa seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap kata
yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi,
namun dalam situasi yang berbeda suatu kata dapat membingungkan. Hal ini tergantung pada
hubungan emosional antara penerima dan pengirim pesan.

Dalam melakukan komunikasi, kadang-kadang hasilnya tidak sesuati dengan apa yang kita harapkan.
Dengan kata lain, komunikasi yang kita lakukan tidak bisa efektif, tidak mencapai sasaran dengan
baik. Untuk melakukan komunikasi yang efektif memerlukan beberapa hal, yaitu:

-         Persepsi,

Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikan dapat diterima
oleh penerima pesan. Bila prediksinya tepat, audiens akan membaca dan menerima tanggapannya
dengan benar. Audien sebagai penerima pesan, lalu akan mengantisipasi reaksi mereka, dengan
tetap melakukan penyesuaian untuk menghindari kesalahpahaan dalam komunikasi yang dilakukan.

-         Ketepatan,

Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir. Agar komunikasi yang dilakukan
mencapai sasaran, maka seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada
dalam kerangka berpikir mereka. Apabila hal itu diabaikan, maka yang muncul
adalah miscommunications.

-         Kredibilitas,

Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya adalah orang-orang yang dapat
dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan akan inti
pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan.

-         Pengendalian,

Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi
mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah
lembut. Hal ini ditentukan oleh intensitas reaksi yang dilontarkan audiens terhadap apa yang
disampaikan oleh komunikator. Sebaliknya, reaksi audiens tergantung pada berhasil atau tidaknya
komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi.

-         Keharmonisan,

Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan
audiens, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannay. Seorang komunikator
yang baik juga akan menghormati dan berhasil memberi kesan yang baik kepada audiensnya.

Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan
tiga hal sebagai berikut:

1.      Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati,

Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi adalah memperhatikan maksud dan
tujuan berkomunikasi dan audiens yang dituju. Katakan apa yang dikehendaki audiens, gunakan
bahasa yang jelas, dan mudah dipahami, tidak bertele-tele, jelaskan poin yang penting, dan jangan
lupa tekankan dan telaah ulang poin-poin yang penting.

2.      Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi

Melalui pemilihan saluran komunikasi yang hati-hati, komunikator dapat membuat audiensnya lebih
mudh memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan. Penyampaian pesan dengan cara lisan
(oral) akan efektif bila lokasi atau tempat penyampaian pesan memiliki kondisi yang teratur, rapi dan
nyaman, ruangan yang sejuk, dan sebagainya.

3.      Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan.

Agar pemberian umpan balik tersebut memberikan suatu manfaat yang cukup berarti, cara dan
waktu penyampaiannya harus direncanakan dengan baik. Kalau komunikator menghendaki umpan
balik yang cepat, dapat dipilih sarana komunikasi yang cepat, misalnya melalui tatap muka atau
melalui telepon. Tetapi, bila mpan balik yang cepat terlalu dipentingkan, sarana tulisan (surat) dapat
menjadi alternatif yang baik untuk menyampaikan pesan.

PENUTUP

Komunikasi dalam dunia bisnis merupakan salah satu faktor penting yang perlu
dipertimbangkan  bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Tetapi, seringkali orang mengabaikan arti
pentingnya komunikasi dalam dunia bisnis. Saluran komunikasi formal adalah saluran apa yang
mengalir dalam rantai komando atau tanggungjawab tugas yang didefinisikan oleh organisasi.

Secara garis besar, ada dua bentuk komunikasi yang paling mendasar, yaitu komunikasi verbal dan
nonverbal. Komunikasi verbal berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan baik melalui tulisan
maupun lisan, misalnya dalam bentuk surat, laporan, memo, rapat kerja, dan sejenisnya. Sedangkan
komunikasi nonverbal merupakan komuniksi yang digunakan tidak lewat tulisan maupun lisan,
seperti menggunakan bahasa isyarat (body language), symbol, uniform, ekspresi wajah, lambing
(logo) perusahaan, jarak saat berbicara, dan warna.

Dalam kaitannya dengan proses komunikasi, ada lima tahapan yang perlu diperhatikan yaitu adanya
ide atau gagasan, mengubah ide ke dalam suatu pesan, menyampaikan pesan, penerimaan pesan,
menafsirkan pesan, dan memberikan respons dan umpan balik (feedback).

Dalam komunikasi seringkali muncul kesalahpahaman baik dalam mengembangkan pesan,


menyampaikan pesan, dalam menerima pesan, maupun dalam menafsirkan suatu pesan.
Kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat diatasi dengan memperhatikan persepsi lawan bicara,
ketepatan penyampaiannya, kredibilitas pengirim pesan, dan kemampuan mengendalikan pesan.

Jadi, komunikasi (communication), adalah proses dimana informasi dipertukarkan dan dimengerti


oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku.

PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS

Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki tujuan
tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau sinyal. Dalam
komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
1.Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi
2.Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator dan
komunikan.
3.Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung
tujuan, situasi, dan kondisinya.
4.Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan
media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
5.Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau
dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
6.Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga
formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.

Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara
personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar
dalam berkomunikasi, yaitu :
a. menulis,
b. membaca,
c. berbicara; dan
d. mendengar.
Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut
diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu
kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk
melakukannya secara efektif.
Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah
mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan
efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.

Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia.
Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang
kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca
dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang
dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat.
Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau seberapapun
kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan
komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar
dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi
yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan
untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat
audio visual merupakan bagian yang sangat penting.
Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi buntu sama sekali. Faktor hambatan
yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :

- Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan
peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi
komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat
diandalkan serta lebih efisien.
- Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara
efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan
yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata
yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan
kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.

- Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup :


· Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur,
keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.
· Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan
budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut .

Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya).
Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus
kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan
sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi
terjadi setiap saat. Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-
unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan hierarchies antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan.

Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam
kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain
mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai
perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya
maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi
7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :

1. Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan agar
penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim pesan

2. Conciseness (Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil
mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan
gagasannya.

3. Consideration (Pertimbangan)
Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan
mengutamakan penerima pesan.
4. Concreteness (konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas
.
5. Clarity (Kejelasan)
Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan
serta memiliki makna yang jelas.
6. Courtessy (Kesopanan)
Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam
komunikasi bisnis.

7. Correctness (ketelitian)
Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaan dengan
benar (formal atau resmi).

II. Pentingnya Kemampuan Komunikasi Bisnis


Tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin sulit, yang menuntut kemampuan
untuk mengkomunikasikan ide gagasan dan tujuan dalam lingkungan organisasinya serta bagaimana
menyampaikan produk atau jasa yang dimilikinya kepada pelanggan. Di sisi lain, proses manajemen,
adalah suatu aktivitas komunikasi. Terdapat 6 kendala yang mungkin muncul saat manajer
mengkomunikasikan bisnis organisasinya, yaitu :
a. Struktur komunikasi yang buruk
Struktur komunikasi adalah faktor esensial, yang menentukan baik-buruknya komunikasi bisnis.
Tidak penting apakah audiencenya hanya satu orang atau ribuan orang dan sekalipun di tengah
bisingnya lingkungan bisnis dan pemasaran, pesan yang disampaikan haruslah terdengar dan
dimengerti. Struktur komunikasi yang baik, mengikuti pola :
- pembukaan
- isi
- penutup
selanjutnya : Umum à Detil à Umum atau Global à Detil à Global
b. Penyampaian yang lemah
Tidak menjadi menjadi masalah, apakah pesan itu penting atau impresif. Namun apabila
disampaikannya tanpa “sentuhan yang kuat”, hasilnya tidak akan dapat menyakinkan orang lain
sesuai harapan. Disamping itu, meskipun telah dilakukan “sentuhan “ yang sudah tepat ternyata
seringkali juga masih memerlukan waktu untuk mendapatkan respons. Dengan demikian, pesan
yang kuat, tidak boleh seperti lawakan yang tidak lucu. Pesan yang disampaikan haruslah
‘menyentuh’ secara kuat dan telak, tidak sekedar mengelus-elus atau mengingatkan.
c. Penggunaan media yang salah
Perlu untuk mempertimbangkan siapa, dari kalangan atau status sosial mana dan karakteristik unik
lainnya dari sasaran yang kita tuju, sehingga kita dapat memilih media yang tepat. Jika pesan yang
disampaikan sangat kompleks, berikanlah ruang agar audience kita dapat mencerna pesan tersebut
secara lebih leluasa, sesuai kecepatan mereka, seperti di kamar tidur, kamar mandi, televise, radio,
majalah, koran dan lain sebagainya.

d. Pesan yang campur aduk


Pesan yang campur aduk, hanya akan menimbulkan kebingungan atau bahkan cemoohan dari
audience. Seperti, larangan untuk memberikan hadiah kepada klien, tetapi pada saat yang sama
memberikan pengecualian untuk klien-klien baru atau pelanggan VIP yang berpotensi besar pada
bisnis perusahaan. Sementara, kriteria dari klien potensial atau pelanggan VIP tersebut tidak dirinci
secara jelas.
e. Salah Audience
Topik yang dipilih hendaknya relevan dan sesuai dengan ekspektasi audience. Sebagai contoh,
misalnya dalam event pertemuan antara wakil dari Pemerintah dan Pengusaha, namun dalam
presentasi disajikan tentang analisis situasi politik dan pemerintahan, sedangkan para pengusaha,
sebenarnya lebih mengharapkan penjelasan bagaimana tindakan atau langkah-langkah konkrit yang
diambil pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
f. Lingkungan yang mengganggu
Lingkungan yang mengganggu jelas merupakan kendala dalam komunikasi, sehingga pesan yang
disampaikan tidak dapat diterima / didengar secara optimal. Seperti Suara penyaji yang tidak cukup
terdengar oleh Audience, Suara keras dari luar ruangan, (seperti raungan sirine ambulan atau suara
lalu lintas yang padat ), Bunyi handphone dari kantong audience, Interupsi, Sesi bicara yang
menegangkan, dsb. Oleh karena itu, perlunya pemilihan tempat yang tepat serta upaya agar
audience fokus dengan pesan yang disampaikan.

Kendala komunikasi bisnis dapat bermacam-macam, namun dengan kehati-hatian serta kecermatan,
sebagian kendala tersebut akan dapat diatasi. Presentasi yang disampaikan akan lebih bermakna
dengan kendala yang diminimalisir, sehingga pesan yang disampaikan dapat memberikan efek yang
diharapkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan sistim informasi, komunikasi berkembang menjadi
suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim informasi dan teknologi mempercepat proses
Globalisasi, sehingga proses komunikasi terjadi setiap saat tanpa berhenti dan berlangsung pada saat
yang hampir bersamaan di seluruh belahan dunia. Informasi dengan mudah dan cepat menyebar,
bahkan nyaris tanpa penghalang apapun .
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memungkinkan orang untuk berkomunikasi melalui
berbagai macam media. Tantangan ke depan, bukan saja sekedar menjual produk & jasa
perusahaan, tetapi bagaimana menyampaikan pesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan dapat
memberikan manfaat kepada banyak orang dari berbagai ragam budaya, latar belakang, dan
sebagainya. Proses penyampaian pesan atau informasi tersebut, dapat dilakukan secara satu arah,
seperti melalui media elektronik atau media cetak juga dapat dilakukan secara dua arah (interaktif)
melalui jaringan internet.

III. Komunikasi Bisnis dan E – Commerce


Perdagangan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradabannya.
Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berdagang
senantiasa berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan penggunaannya kini
adalah e-commerce. Secara umum, e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi
perdagangan atau perniagaan barang dan jasa dengan menggunakan media elektronik.. Media
elektronik yang popular digunakan saat ini adalah internet. Perkembangan teknologi di masa
mendatang, memberikan kemungkinan yang terbuka untuk penggunaan media lain selain internet.
Di dalam e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan / perniagaan hanya
berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir
menggunakan media internet. E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menghubungkan
perusahaan, konsumen dan suatu komunitas melalui transaksi elektronik serta perdagangan barang,
layanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya, antara perusahaan dengan pelanggan (pelanggan), atau antara perusahaan dengan institusi
yang bergerak dalam pelayanan publik. Sistem E-commerce dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe
aplikasi, yaitu :

a. Electronic Markets (EMs), yaitu sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk melakukan atau menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga
pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain,
EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para
penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan.
Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu, sedangkan
bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan
dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.

b. Elektronic Data Interchange (EDI), adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-
transaksi regular yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara
formal, EDI didefinisikan oleh International Data Exchabge Association (IDEA) sebagai “transfer data
terstruktur dengan format standard yang telah disepakati, yang dilakukan dari satu sistem komputer
ke sistem komputer lain dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaaanya,
biasanya digunakan oleh kelompok retail besar, ketika melakukan transaksi bisnis dengan para
supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga organisasi
komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer ke sistem
komputer yang lain, tanpa memerlukan hardcopy atau faktur, sehingga terhindar dari penundaan,
kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan
menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan,
respon dan pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara
elektronik.

c. Internet Commerce, adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi untuk aktivitas perdagangan. Kegiatan komersial ini, seperti iklan dalam penjualan
produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet, antara lain pemesanan/pembelian
barang dimana barang akan dikirimkan melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke
rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti
memberikan keuntungan, antara lain :
· untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet;
· harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan
dengan membuka outlet retail di berbagai tempat;
· internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang
relatif lebih murah; serta
· pembelian melalui internet selalu akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di
tempat pemesan.

Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki beberapa karakteristik
yang sangat khusus, yaitu :
a. Transaksi tanpa batas : Sebelum era internet, batas-batas geografi seringkali menjadi penghalang
suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international, sehingga hanya perusahaan atau
individu yang bermodal besar saja yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri. Dewasa ini,
dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara internasional,
cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa dibatas
waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut serta
melakukan transaksi secara on line.

b. Transaksi anonim: Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu
muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang pembayarannya
telah diotorisasi oleh penyedia layanan sistem pembayaran yang ditentukan, pada umumnya dengan
kartu kredit,
c. Produk Digital dan Non Digital : Produk-produk digital seperti software computer, musik dan
produk lain yang bersifat digital, dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload
secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi
barang-barang kebutuhan lainnya.

d. Produk barang tak berwujud; Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce
menawarkan barang tak berwujud (intangible) seperti data, software dan ide-ide yang dijual melalui
internet.
Implementasi e-commerce pada dunia industri, semakin lama semakin luas tidak hanya memberikan
kemudahan dalam bisnis, tetapi juga mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan
global. Perkembangan teknologi tidak hanya mendukung kelancaran dan keberlangsungan suatu
aktivitas bisnis, namun juga menciptakan industri baru dalam komunikasi bisnis.
Penerapan e-commerce, telah menciptakan suatu komunitas tersendiri yang dinamakan Komunitas
Bisnis Elektronik (electronic business community). Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai
tempat bertemu, berkomunikasi dan berkoordinasi secara intensif dengan memanfaatkan media
dan infrastruktur telekomunikasi serta teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya seharai-
hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai pihak dengan beragam
kepentingan secara natural telah membentuk sebuah pasar tersendiri tempat bertemunya
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dengan perkembangan teknologi e-commerce, maka
transaksi tadi dapat dengan mudah dilakukan, sekalipun kedua pihak yang bertransaksi berada pada
sisi geografis yang berbeda.
Banyak orang mengasumsikan, bahwa e-commerce dan e-bisnis adalah sama. Istilah e-commerce
dan e-bisnis terdengar hampir sama, tapi secara teknis sebenarnya keduanya berbeda. E-commerce
memiliki pengertian yang lebih sempit dibandingkan e-bisnis, dimana e-commerce adalah sub
perangkat atau bagian dari e-bisnis. E-bisnis memiliki makna yang lebih luas dan menunjuk kepada
penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil atau dampak besar kepada
bisnis secara keseluruhan.
Istilah e-bisnis mengcover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu
berkomunikasi dengan para klien atau nasabah secara e-mail, Pemasaran dilakukan melalui internet,
menjual produk atau jasa melalui internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya.
Sedangkan E-commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja on line, seperti belanja
produk atau jasa melalui internet. Sampel lainnya adalah ketika individu atau perusahaan membayar
sejumlah uang melalui internet.
Di era e-bisnis, Berbagai aktivitas, mulai dari sekedar pembicaraan tekstual sampai dengan transaksi
bisnis telah dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang
bersamaan. Dalam situasi seperti ini, peluang untuk berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis,
persahabatan ataupun lainnya terbuka lebar.

Di Indonesia, internet belum terlalu popular digunakan menjadi media interaktif bisnis, bukan hanya
karena minimnya penetrasi infrastruktur internet ke lapisan masyarakat, tetapi juga masih banyak
pelaku usaha yang belum memahami bagaimana mengkomunikasikan bisnis melalui jaringan
teknologi mutakhir ini. Hampir semua calon konsumen di Indonesia masih memiliki keragu-raguaan
(skeptis) untuk melakukan transaksi di jaringan toko maya ini, yang antara lain disebabkan oleh :

a. Masalah Kepercayaan; Mayoritas konsumen di Indonesia masih belum mempercayai kebenaran


sistem penjualan on line, karena takut tertipu disamping tidak melihat langsung produk yang
ditawarkan.
b. Masalah Pembayaran; mayoritas konsumen meragukan keamanan cara pembayaran yang
dilakukannya melalui internet.
c. Masalah Info produk; Keraguan ini timbul, karena calon konsumen tidak bisa melihat langsung
barang yang dijual, sehingga selain tidak yakin dengan kualitas produk yang ditawarkan juga
meragukan kebenarannya.
d. Mayoritas konsumen di Indonesia masih merasa lebih aman serta nyaman dalam bertransaksi
yang dilakukan dengan cara interaksi dua arah secara langsung.
Bisnis di dalam era globalisasi akan diselenggarakan dalam dukungan penuh suatu kerja tim yang
memiliki kemampuan untuk memadukan :
1. Keuletan bernegosiasi dengan wawasan (vision)
2. Kesabaran dan keuletan hati (tenacity)
3. Fleksibilitas dengan fokus.
Bisnis dalam era globalisasi dilakukan dengan melintasi jarak, keanekaragaman lingkungan dan
waktu secara cepat dan mudah. Untuk dapat bersaing dan berhasil dalam lingkungan global yang
dinamis, haruslah dibekali dengan kesungguhan, kemampuan dan inovasi serta selalu siap dan
waspada dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat.
Di era globalisasi ini, dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin
turbulen. Peran komunikasi bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca,
menafsirkan laporan dan informasi dari lingkungan. Disamping kemampuan menyampaikan gagasan,
baik lisan maupun tertulis secara sistematik.
Di era globalisasi, keterampilan lintas budaya menjadi tuntutan dan persyaratan, berupa
kemampuan berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain,
maupun kerjasama tim, baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis.

UNSUR-UNSUR DALAM BERKOMUNIKASI


Komunikasi meliputi 5 unsur, kemudian dikenal dengan formula 5 W + 1 H, yakni :
1. Komunikator = who [communicator, source, sender]
2. Pesan = says what [message]
3. Media = in which channel [channel, media]
4. Komunikan = to whom [communicant, communicatee, reciever, recipient]
5. Efek [effect, impact, influence]
Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar komunikasi. Karena seorang
komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat komunikasi yang menunjang dalam
menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara menempatkan kata dalam suatu komunikasi
sehingga memiliki arti dan bisa menarik minat dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak
peserta untuk ikut aktif dalam berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi. 

BENTUK KOMUNIKASI
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu,
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. 
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca
majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-
lain.
Sedangkan komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan aktif atau
pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal dapat bertindak
sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai audience 
Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun
dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :
· Berbicara dan Menulis
Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan
tulisan, seperti surat, memo dan laporan
· Mendengarkan dan Membaca
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-
orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca
(reading). 

2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi
bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga
sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan
tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal
dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal.
pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan
secara tidak sadar dan bersifat alami

Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu:


· Menyediakan dan memberikan informasi
· Mangatur alur suatu percakapan
· Mengekspresikan emosi
· Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal
· Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
· Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah

Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antar komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena biasanya kata-kata yang disampaikan
dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya membawa sebagian dari pesan.
Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi nonverbal dapat menentukan kredibilitas
dan kepemimpinan seseorang, yang dapat dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan,
gerakan dan posisi tubuh juga melalui ekspresi wajah dan mata.http://iqbalmilan89@yahoo.co.id

III. Penutup
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis,
pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain
bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Di era globalisasi ini, tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin sulit, karena
dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin turbulen. Para manajer
perlu membekali diri dengan keterampilan lintas budaya, berupa kemampuan berinteraksi dengan
berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain, maupun kerjasama tim, baik intern
maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis. Disini peran komunikasi bisnis menjadi
semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan laporan dan informasi dari
lingkungan. Disamping menyampaikan gagasan, baik lisan maupun tertulis secara sistematik.
Di era e-bisnis, Komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim
informasi dan teknologi mempercepat proses Globalisasi dan memberikan peluang bagi dunia usaha
di Indonesia untuk mengembangkan usahanya, melalui berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis,
pemasaran produk ataupun lainnya. Melalui e-bisnis, transaksi bisnis telah dilakukan melintasi batas
demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang bersamaan.
Aktivitas e-bisnis di Indonesia, merupakan tantangan tersendiri bagi para manajer untuk
mengkomunikasikan bisnisnya kepada masyarakat yang mayoritas skeptis terhadap sistem penjualan
on line melalui perbaikan sistem, pemupukan tingkat kepercayaan masyarakat serta pemberian
edukasi yang berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai