Anda di halaman 1dari 62

CLOUD COMPUTING

Digital Society

Universitas Udayana
Outline
• Apa itu Cloud Computing?
• Sejarah Cloud Computing
• Evolusi Model Computing
• Cloud Computing Services
• Deployment Model
• Arsitektur Cloud Computing
• Teknologi Virtualisasi
Apa itu Cloud Computing?
Apa itu Cloud Computing?
• Cloud computing menurut National Institute of Standards and
Technology (NIST) :
• Cloud computing is a model for enabling ubiquitous, convenient,
on-demand network access to a shared pool of configurable
computing resources (e.g., networks, servers, storage,
applications, and services) that can be rapidly provisioned and
released with minimal management effort or service provider
interaction.

• Suatu model komputasi yang memberikan kemudahan,


kenyamanan, dan sesuai dengan permintaan (on-demand
access) untuk mengakses dan mengonfigurasi sumber daya
komputasi (network, servers, storage, applications, and service)
yang bisa dengan cepat dirilis tanpa adanya banyak interaksi
dengan penyedia layanan.
Apa itu Cloud Computing?
• Cloud computing adalah model, bukan sebuah teknologi spesifik,
menggambarkan operasional dan ekonomi model untuk penyediaan
dan penggunaan infrastruktur IT dan layanan terkait.

• Istilah "Cloud" berasal dari desain jaringan yang digunakan oleh


network engineers untuk mewakili lokasi berbagai perangkat jaringan
dan adanya inter-koneksi. Simbol yang mewakili jaringan ini seperti
awan.
Karakteristik Cloud Computing
Karakteristik Cloud Computing
• On-demand Self Service: pengguna cloud dapat mengatur
sendiri layanan yang dipakai sesuai dengan kebutuhannya
tanpa interaksi dari pihak penyedia layanan.

• Broad Network Access: Akses jaringan yang luas dan bisa


diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone,
tablet, laptop, dsb.

• Resource Pooling: sumber daya komputasi dari


penyedia cloud harus memenuhi banyak pelanggan dan
bersifat dinamis tergantung kebutuhan pelanggannya.
Karakteristik Cloud Computing
• Rapid Elasticity: Kapasitas layanan bersifat fleksibel
tergantung kebutuhan pengguna. Sehingga pengguna cloud
dapat dengan mudah meminta menaikkan atau menurunkan
kapasitas layanan sesuai kebutuhannya. Jadi, kapasitas
layanan ini seolah tak terbatas dan pengguna cloud dapat
memilih sesuai dengan kebutuhannya setiap saat.

• Measured Service: Sistem cloud menyediakan layanan yang


dapat memonitor dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya terhadap layanan yang dipakai (misalnya tempat
penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan akun pengguna
yang aktif). Sehingga pelanggan dapat memonitor sumber
daya komputasi yang dipakai secara transparan antara
penyedia layanan dan pelanggan.
Sejarah Cloud Computing
• Cloud computing adalah hasil dari evolusi bertahap di mana
sebelumnya terjadi fenomena grid computing, virtualisasi, application
service provision (ASP) dan Software as a Service (SaaS).

• Konsep penyatuan computing resources melalui jaringan global


sendiri dimulai pada tahun 60-an. Saat itu muncul “Intergalactic
computer network” oleh J.C.R. Licklider. J.C.R. Licklider merupakan
penanggung jawab atas pembangunan Advanced Research Projects
Agency Network (ARPANET) tepatnya pada tahun 1969.

• Licklider memiliki sebuah cita-cita dimana ia ingin setiap orang di


dunia ini mampu terhubung satu sama lain dan mampu mengakses
data serta program dari berbagai situs dan dari berbagai tempat.
Sejarah Cloud Computing
• Berdasarkan dari dasar pendapat Licklider. Para pakar komputasi
lainnya juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, di
antaranya John McCarthy yang menawarkan ide mengenai jaringan
komputasi yang akan menjadi infrastruktur publik.

• Sejak saat itulah kemudian cloud computing ini mulai berkembang


dan berjalan secara seiringan dengan perkembangan web dan juga
internet.

• Pada tahun 1999, storage.salesforce.com seakan menjadi batu


loncatan yang sangat berarti bagi sejarah perkembangan cloud
computing karena situs tersebut merupakan pencetus yang pertama
untuk aplikasi perusahaan yang dijalankan dengan Internet.
Kemudian perkembangan cloud computing disusul dengan web
Amazon pada tahun 2006 yang menggunakan teknologi Elastic
Compute Cloud.
Sejarah Cloud Computing
• Batu loncatan besar lainnya datang pada tahun 2009. Pada saat itu,
Google dan perusahaan besar lainnya mulai menawarkan aplikasi
dengan browser sebagai dasarnya. Sebut saja seperti Google apps.
Evolusi Model Computing
• Cloud computing adalah next generation internet computing dan next
generation data centers hasil inovasi pengembangan dari teknologi
komputing sebelumnya seperti grid computing, utility computing dan
software as a services dan lain-lain.

• Cloud Computing menggunakan kombinasi teknologi processor baru


berkecepatan tinggi, teknologi virtualiasi, distributed storage,
broadband internet access, automated management serta server
yang tidak terlalu mahal.
Evolusi Model Computing
Hubungan Cloud Computing dengan
Model Computing Lainnya
• Infrastruktur cloud computing menggunakan teknologi virtualisasi
yang dibangun berbasis server cluster dan memiliki relasi dengan
grid computing dan utility computing yang digunakan untuk
berkompetisi dengan dedicated server dan collocation.
Grid Computing
• Grid Computing adalah penggunaan sumber daya komputasi yang
melibatkan banyak komputer yang letaknya terpisah secara geografis
dan saling terhubung melalui jalur komunikasi untuk memecahkan
persoalan komputasi skala besar.

• Dengan kata lain konsep Grid Computing adalah komputasi parallel


dengan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat
menyediakan akses yang bisa diandalkan, konsisten, tahan lama dan
tidak mahal terhadap kemampuan komputasi mutakhir yang tersedia.
Grid Computing
Grid Computing
Cloud Computing vs Grid Computing
• Komputasi Grid lebih menekankan pada “resources sharing” , setiap
node grid dapat mengajukan permintaan sumber daya dari node lain,
dan setiap node harus memberikan kontribusi sumber daya ke grid.

• Fokus komputasi grid adalah kepada kemampuan memindahkan


beban kerja ke lokasi sumber daya yang memerlukan.

• Komputasi Grid menekankan pada tugas-tugas komputasi yang


sensitif dan sulit untuk yang berskala otomatis. Cloud computing
menekankan pada aplikasi transaksi, suatu permintaan dengan
jumlah besar dan terpisah-pisah, dan dapat untuk skala otomatis atau
semi otomatis.
Cloud Computing vs Grid Computing
• Cloud computing lebih menekankan pada kepemilikan (proprietary),
setiap pengguna cloud bisa mendapatkan sumber daya pribadi dari
cloud, yang disediakan oleh service provider tertentu dan pengguna
tidak perlu berkontribusi dalam penyediaan sumber daya.

• Sumber daya computing di dalam lingkungan cloud seperti server,


dapat dibentuk secara dinamis dari hardware infrastruktur utamanya
dan dibuat tersedia untuk suatu beban kerja. Selain “cloud computing‘
dapat mendukung grid, juga dapat mendukung lingkungan nongrid,
seperti arsitektur Web three-tier mejalankan aplikasi tradisional atau
aplikasi Web 2.0.
Utility Computing
• “The packaging of computing resources (computation,
storage etc.) as a metered service similar to a traditional
public utility”.

• "If computers of the kind I have advocated become the


computers of the future, then computing may someday be
organized as a public utility just as the telephone system is a
public utility. The computer utility could become the basis of
a new and important industry." - John McCarthy, MIT Centennial in
1961
Utility Computing
Cloud Computing vs Utility Computing
• Utility computing adalah suatu model bisnis penyediaan aplikasi
sumber daya infrastruktur IT khususnya berkaitan dengan “price
model”.

• Cloud computing adalah “computing model” berkaitan dengan cara


kita mendisain, mengembangkan, menyebarkan/mendistribusikan
dan menjalankan aplikasi yang dioperasikan dengan suatu “sharing
resources”.

• Utility computing sering menggunakan infrastuktur cloud computing


tetapi tidak harus.

• Kesamaan tersebut di atas, kita dapat mengadopsi utility computing


dan dapat mengadopsi price model dari yang lain.
Distributed Computing
• Distributed computing berkaitan dengan system hardware dan
software yang memiliki lebih dari satu elemen pemrosesan atau
storage element, concurent process, atau multiple program berjalan
di bawah pengendalian yang ketat.

• Pada distributed computing suatu program di pecah ke beberapa


bagian yang dijalankan secara bersamaan pada banyak komputer
yang berkomunikasi melalui jaringan.

• Distributed computing adalah suatu bentuk dari parallel computing,


tetapi parallel computing paling umum digunakan untuk
menggambarkan bagian-bagian program yang berjalan secara
bersamaan di atas multiple processor di komputer yang sama.
Distributed Computing
• Kedua tipe processing (distributed dan paralel computing)
membutuhkan pembagian program kepada bagian-bagian yang dapat
berjalan serempak, tetapi distributed computing yang dapat berjalan
secara simultan.
Distributed Computing
Cloud Computing Services
Cloud Computing Services
• Terdapat tiga model layanan utama untuk komputasi
cloud.
• Software as a Service (SaaS)
• Platform as a Service (PaaS)
• Infrastructure as a Service (IaaS)
Software as a Service (SaaS)
• Salah satu layanan dari Cloud Computing dimana user tinggal
menggunakan software (perangkat lunak) yang telah disediakan.
User hanya tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa
digunakan dengan baik.

• Contoh: layanan email publik (Gmail, YahooMail, Hotmail), social


network (Facebook, Twitter, LinkedIn), instant messaging (Skype,
Line, WhatsApp), Office 365 dan masih banyak lagi yang lain.

• Dalam perkembangan-nya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya


bisa nikmati dengan menginstall aplikasi tersebut di komputer (on-
premise) mulai sekarang bisa dinikmati lewat Cloud Computing.
Platform as a Service (PaaS)
• Layanan dari Cloud Computing yang dapat dianalogikan dimana user
menyewa “rumah” berikut lingkungan-nya (sistem operasi, network,
database engine, framework aplikasi, dll), untuk menjalankan aplikasi
yang user buat.

• User tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara


“rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat bisa berjalan
dengan baik di “rumah” tersebut. Untuk pemeliharaan “rumah” ini
menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan.
Platform as a Service (PaaS)
• Contoh penyedia layanan PaaS ini adalah: Amazon Web Service,
Windows Azure, bahkan tradisional hosting-pun merupakan contoh
dari PaaS.

• Keuntungan dari PaaS adalah user sebagai pengembang bisa fokus


pada aplikasi yang dibuat, tidak perlu memikirkan operasional dari
“rumah” untuk aplikasi yang dibuat.
Infrastructure as a Service (IaaS)
• Layanan dari Cloud Computing dimana user bisa “menyewa”
infrastruktur IT (komputasi, storage, memory, network). User bisa
mendefinisikan berapa besar-nya unit komputasi (CPU),
penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwith, dan
konfigurasi lain-nya yang akan disewa.

• Mudah-nya, IaaS ini adalah menyewa komputer virtual yang masih


kosong, dimana setelah komputer ini disewa user bisa menggunakan-
nya terserah dari kebutuhannya. User bisa melakukan instalasi
sistem operasi dan aplikasi apapun diatas-nya.
Infrastructure as a Service (IaaS)
• Contoh penyedia layanan IaaS ini adalah: Amazon EC2,
TelkomCloud, BizNetCloud, .

• Keuntungan dari IaaS ini adalah user tidak perlu membeli komputer
fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut bisa dirubah (scale
up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer
virtual tersebut sudah kelebihan beban, user bisa menambahkan
CPU, RAM, Storage dan lainnya dengan segera.
Perbandingan IaaS, PaaS, SaaS
Service & Control
Deployment Model
Cloud Provider

Public
External

The hosting infrastructure is


Service & infrastructure
Hybrid provided exclusively for one Customized combination of
provided publlicly for multiple
customer (either locally or at private and public cloud
client. Most economical
en external provider). Most services. Most flexible system,
solution, but security and
expensive solution for security but difficult to implement.
compliance concerns.
requirements.

Share infrastructure Does not share Data residence based


accross different users infrastructure on classificaiton

Mission critical
Inexpensive and easy to Dynamic and highly
workload, security,
setup changeable workload
uptime, etc

Private Private
(Service Provider)
On-
premise
(Customer)
Deployment Model
Deployment Model : Public Cloud
• Layanan Cloud Computing yang disediakan untuk masyarakat umum.
User tinggal mendaftar ataupun bisa langsung memakai layanan
yang ada. Banyak layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga
yang perlu membayar untuk bisa menikmati layanan-nya.

• Contoh Public Cloud yang gratis: Windows Live


Mail, GoogleMail, Facebook, Twitter dan sebagainya.

• Contoh Public Cloud yang berbayar: SalesForce, Office 365, Adobe


Creative Cloud, Windows Azure, Amazon EC2, dan sebagainya.
Deployment Model : Public Cloud
• Keuntungan: Pengguna tidak perlu melakukan investasi dan
merawat infrastruktur, platform ataupun aplikasi. Tinggal pakai secara
gratis (untuk layanan yang gratis) atau bayar sejauh pemakaian (pay
as you go).

• Kerugian:
• Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet yang
digunakan, jika koneksi internet mati, pengguna tidak bisa
memakai layanan-nya. Untuk itu perlu dipikirkan secara matang
infrastruktur internet-nya.
• Tidak semua penyedia layanan, menjamin keamanan data
user. Untuk itu pengguna perlu berhati-hati untuk memilih
provider Public Cloud ini. Pelajari dengan seksama profil dan
Service Level Agreement (SLA) dari penyedia layanan.
Deployment Model : Private Cloud
• Layanan Cloud Computing yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan internal dari organisasi/perusahaan. Biasa-nya
departemen IT akan berperan sebagai Service Provider (penyedia
layanan) dan departemen lain menjadi user (pemakai).

• Sebagai Service Provider tentu saja Departemen IT harus


bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai
dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh
perusahaan, baik infrastruktur, platform maupun aplikasi yang ada.
Deployment Model : Private Cloud
• Contoh layanannya:
• SaaS: Web Application internal, Sharepoint, Mail Server internal,
Database Server untuk keperluan internal.
• PaaS: Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database
yang disediakan untuk internal
• IaaS: Virtual Machine yang bisa di-request sesuai dengan
kebutuhan internal
Deployment Model : Private Cloud
• Keuntungan:
• Keamanan data terjamin, karena dikelola sendiri.
• Menghemat bandwith internet ketika layanan itu hanya diakses dari
jaringan internal.
• Proses bisnis tidak tergantung dengan koneksi internet, tapi tetap
saja tergantung dengan koneksi internet lokal (intranet).

• Kerugian:
• Investasi besar, karena organisasi/perusahaan sendiri yang harus
menyiapkan infrastruktur-nya.
• Butuh tenaga kerja untuk merawat dan menjamin layanan berjalan
dengan baik.
Deployment Model : Hybrid Cloud
• Merupakan gabungan dari layanan Public Cloud dan Private
Cloud yang di-implementasikan oleh suatu organisasi/perusahaan.
Dalam Hybrid Cloud ini, organisasi/perusahaan bisa memilih proses
bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis
mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Deployment Model : Hybrid Cloud
• Contohnya:
• Perusahaan A, menyewa layanan dari Windows Azure (Public
Cloud) sebagai “rumah” yang dipakai untuk aplikasi yang mereka
buat, tapi karena aturan undang-udang yang berlaku, data nasabah
dari perusahaan A tidak boleh ditaruh di pihak ketiga, karena
perusahaan A taat pada aturan yang ada, maka data dari nasabah
tetap disimpan di database mereka sendiri (Private Cloud), dan
aplikasi akan melakukan koneksi ke database internal tersebut.

• Perusahaan B, menyewa layanan dari Office 365 (Public


Cloud), karena perusahaan B tersebut sudah punya Active
Directory yang berjalan di atas Windows Server mereka (Private
Cloud) maka kita bisa konfigurasikan Active Directory tersebut
sebagai identity untuk login di Office 365.
Deployment Model : Hybrid Cloud
• Keuntungan:
• Keamanan data terjamin, karena data bisa dikelola sendiri (hal
ini TIDAK berarti bahwa menyimpan data di public cloud tidak
aman).
• Lebih leluasa untuk memilih mana proses bisnis yang harus tetap
berjalan di private cloud dan mana proses bisnis yang bisa
dipindahkan ke public cloud dengan tetap menjamin integrasi dari
kedua-nya.

• Kerugian:
• Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public
cloud dan private cloud, maka infrastruktur internet harus dipikirkan
secara matang.
Arsitektur Cloud Computing
Arsitektur Cloud Computing
• Layer physical hardware divirtualisasi untuk memberikan platform
yang fleksibel dan meningkatakn utilisasi resources. Kunci dari new
enterprise data center adalah bagaimana mengkombinasikan layer
virtualiasi dan layer management agar dapat mengelola data center
secara efisien, men-deploy dan meng-configure layanan dengan
cepat.
Teknologi Virtualisasi
• Virtualisasi merupakan upaya untuk menghasilkan suatu bentuk
virtual dari sesuatu yang bersifat fisik. Hal ini bisa berupa perangkat
penyimpanan data maupun sistem operasi, termasuk juga pembuatan
sumber daya tunggal seperti server.

• Virtualisasi adalah proses membuat suatu hal menggunakan software


untuk merepresentasikan sesuatu, seperti aplikasi, server, storage,
dan jaringan virtual. Virtualisasi merupakan salah satu cara yang
cukup efektif untuk mengurangi biaya IT namun meningkatkan
efisiensi dan kelincahan untuk semua ukuran bisnis.
Tipe Virtualisasi
• Virtualisasi Server
• Virtualisasi server memungkinkan beberapa sistem operasi
berjalan pada sebuah server fisik. Manfaat dari virtualisasi server
antara lain efisiensi IT, mengurangi biaya operasional,
meningkatkan pembagian workload, meningkatkan performa
aplikasi, meningkatkan ketersediaan server, dan menghilangkan
kompleksitas server.

• Virtualisasi Jaringan
• Virtualisasi jaringan memproduksi ulang jaringan fisik dan
memungkinkan aplikasi berjalan pada jaringan virtual seperti
berjalan di jaringan fisik. Virtualisasi jaringan merepresentasikan
layanan dan device jaringan seperti logical port, switch, router,
firewall, load balancer, VPN, dan sebagainya dalam workload yang
terkoneksi.
Tipe Virtualisasi
• Virtualisasi Dekstop
• Memanajemen desktop sebagai layanan memungkinkan organisasi
merespon lebih cepat terhadap perubahan lingkungan kerja dan
kebutuhan darurat. Virtualisasi desktop dapat dilakukan dengan
cepat di cabang, karyawan outsourced & offshore, dan karyawan
yang menggunakan iPad dan tablet Android.
Teknologi Virtualisasi
Teknologi Virtualisasi
• Secara ringkas virtualisasi di komputer adalah cara bagaimana
dengan sebuah komputer fisik dapat menjalankan beberapa
komputer atau sistem operasi (secara virtual) di atasnya. Komputer
fisik ini disebut dengan host, dan mesin virtual (virtual machine) yang
berjalan di atasnya disebut dengan guest. Sebuah Komputer host
mempunyai sumberdaya yang nanti akan dapat digunakan
oleh guest, misalnya: CPU (processor), RAM, hardisk, DVD driver,
network, dsb.
Teknologi Virtualisasi : Hypervisor
• Hypervisor adalah program yang ada di dalam komputer yang mana
dengan program ini memungkinkan untuk menjalankan beberapa
mesin virtual dengan sistem operasinya (Bisa Linux, Windows,
FreeBSD, MacOS atau lainnya tergantung dari kemampuan
hypervisor) dalam sebuah server fisik (host).

• Mesin virtual (guest) tersebut akan menggunakan sumberdaya yang


ada di host secara bersama-sama. Untuk itu di hypervisor harus
terlebih dahulu membuat mesin virtual dan kemudian
menjalankannya sebagaimana layaknya sistem operasi berjalan pada
komputer sesungguhnya.
Hypervisor Tipe 1
Hypervisor Tipe 1
• Hypervisor type 1 berjalan secara langsung di atas
hardware host untuk mengontrol sumberdaya hardware dan
melakukan fungsi manajemen mesin virtual.

• Hypervisor Type 1 adalah sistem operasi yang sudah dimodifikasi


sedemikian rupa untuk hanya menjalankan fungsi virtualisasi.
Sehingga setelah komputer di boot, komputer murni akan berfungsi
hanya untuk menjalankan virtualisasi saja dan tidak dapat digunakan
untuk pekerjaan atau tugas lain.
Hypervisor Tipe 1
• Keuntungan dari Hypevisor Type 1 ini adalah virtualisasi berjalan
dengan cepat dan resource host dapat dialokasikan secara maksimal
karena tidak perlu meload sistem operasi dan aplikasi lain yang tidak
diperlukan selain untuk keperluan virtualisasi.

• Hypervisor Type 1 kadang-kadang disebut juga dengan “native” atau


“bare-metal”. Contoh dari Hypervisor Type 1 ini adalah Microsoft
Hyper-V, VMWare vSphere ESXi, Citrix XenServer,
dan KVM (Kernel-based Virtual Machine) yang bersifar open source.
Hypervisor Tipe 2
Hypervisor Tipe 2
• Hypervisor Type 2 berjalan di atas sistem operasi umumnya yang
digunakan, seperti Linux, FreeBSD, Windows atau MacOS. .

• Setelah sistem operasi terinstall di komputer, langkah selanjutnya


adalah menginstall software virtualisasi dan dilanjutkan dengan
membuat mesin virtual di atasnya. Dengan demikian Hypervisor
Type 2 mutlak memerlukan sistem operasi yang harus sudah running
terlebih dahulu agar dapat berjalan. Contoh dari Hypervisor Type
2 ini adalah VMWare Workstation dan Oracle VirtualBox.
Keuntungan Virtualisasi
• Pengurangan Biaya Investasi Hardware
• Investasi hardware dapat ditekan lebih rendah karena virtualisasi hanya
mendayagunakan kapasitas yang sudah ada. Tak perlu ada penambahan perangkat
komputer, server dan pheriperal secara fisik. Kalaupun ada penambahan kapasitas
harddisk dan memori, itu lebih ditujukan untuk mendukung stabilitas kerja komputer
induk, yang jika dihitung secara finansial, masih jauh lebih hemat dibandingkan
investasi hardware baru.

• Kemudahan Backup & Recovery


• Server-server yang dijalankan didalam sebuah mesin virtual dapat disimpan dalam
1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi sistem. Jika satu saat server tersebut
crash, kita tidak perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang. Cukup mengambil
salinan image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup terakhir dan
server berjalan seperti sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya.
Keuntungan Virtualisasi
• Kemudahan Deployment
• Server virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat dijalankan pada mesin
lain dengan mengubah sedikit konfigurasi. Mengurangi beban kerja para staff IT dan
mempercepat proses implementasi suatu sistem.

• Mengurangi Panas
• Berkurangnya jumlah perangkat otomatis mengurangi panasnya ruang server/data
center. Ini akan berimbas pada pengurangan biaya pendinginan/AC dan pada
akhirnya mengurangi biaya penggunaan listrik

• Mengurangi Biaya Space


• Semakin sedikit jumlah server berarti semakin sedikit pula ruang untuk menyimpan
perangkat. Jika server ditempatkan pada suatu co-location server/data center, ini
akan berimbas pada pengurangan biaya sewa
Keuntungan Virtualisasi
• Kemudahan Maintenance & Pengelolaan
• Jumlah server yang lebih sedikit otomatis akan mengurangi waktu dan biaya untuk
mengelola. Jumlah server yang lebih sedikit juga berarti lebih sedikit jumlah server
yang harus ditangani.

• Standarisasi Hardware
• Virtualisasi melakukan emulasi dan enkapsulasi hardware sehingga proses
pengenalan dan pemindahan suatu spesifikasi hardware tertentu tidak menjadi
masalah. Sistem tidak perlu melakukan deteksi ulang hardware sebagaimana
instalasi pada sistem/komputer fisik

• Kemudahan Replacement
• Proses penggantian dan upgrade spesifikasi server lebih mudah dilakukan. Jika
server induk sudah overload dan spesifikasinya tidak mencukupi lagi, kita bisa
dengan mudah melakukan upgrade spesifikasi atau memindahkan virtual machine
ke server lain yang lebih powerful
Kelemahan Virtualisasi
• Satu Pusat Masalah
• Virtualisasi bisa dianalogikan dengan menempatkan semua telur didalam 1
keranjang. Ini artinya jika server induk bermasalah, semua sistem virtual machine
didalamnya tidak bisa digunakan. Hal ini bisa diantisipasi dengan menyediakan
fasilitas backup secara otomatis dan periodik atau dengan menerapkan prinsip fail
over/clustering.

• Spesifikasi Hardware
• Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan
server induk dan mesin virtual didalamnya

• Satu Pusat Serangan


• Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai
target serangan. Jika hacker mampu menerobos masuk kedalam sistem induk, ada
kemungkinan ia mampu menyusup kedalam server- server virtual dengan cara
menggunakan informasi yang ada pada server induk

Anda mungkin juga menyukai