Editor:
Siti Nadlirah
AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Sejarah Cloud Computing..............................................................................................1
1.2 Pengertian Cloud computing..........................................................................................2
1.3 Layanan,Karakteristik Cloud Computing...................................................................2
1.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Cloud Computing....................................................4
1.4 Manfaat Cloud Computing.............................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................7
2.1 Cara Kerja Cloud Computing.......................................................................................7
2.2. Penerapan cloud computing pada perusahaan............................................................8
3.1 Perangkat Lunak Cloud Computing.............................................................................9
3.1 Penggunaan Cloud Computing di Dunia Bisnis.........................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Popularitas Cloud Computing semakin menjulang saat di awal 2000-an, Marc Benioff
ex VP di Oracle, meluncurkan layanan aplikasi CRM dalam bentuk Software as a Service,
Salesforce.com, yang mendapatkan sambutan gegap gempita. Dengan misinya yang terkenal
yaitu “The End of Software”, Benioff bisa dikatakan berhasil mewujudkan visi bos-nya di
Oracle, Larry Elisson, tentang Network Computing menjadi kenyataan satu dekade kemudian.
Selanjutnya jargon Cloud Computing bergulir seperti bola salju menyapu dunia teknologi
informasi. Dimulai di tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang didorong oleh nama-nama
besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google
dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud
Initiative dan lain sebagainya. Semua inisiatif ini masih terus bergerak, dan bentuk Cloud
Computing pun masih terus mencari bentuk terbaiknya, baik dari sisi praktis maupun dari sisi
akademis. Bahkan dari sisi akademis, jurnal-jurnal yang membahas tentang ini hal ini baru
bermunculan di tiga tahun belakangan. Akhirnya seperti yang kita saksikan sekarang, seluruh
nama-nama besar terlibat dalam pertarungan menguasai awan ini. Bahkan pabrikan Dell,
pernah mencoba mempatenkan istilah “Cloud Computing”, namun ditolak oleh otoritas paten
Amerika
PEMBAHASAN
“Sebagai anggota aliansi SkyTeam, Garuda juga terhubung dengan sistem 19 maskapai
anggota lainnya yang dapat melayani penumpang untuk terbang ke lebih dari 1.052
destinasi di 177 negara,” ujar Iwan melalui keterangan pers, dikutip Sabtu (23/5).
Alasan lain yang dikemukakan Iwan adalah saat ini Garuda Indonesia Group
mengoperasikan sebanyak 169 pesawat yang menerbangi 76 rute domestik dan
internasional dengan lebih 600 frekuensi penerbangan setiap harinya.
Selain itu, Garuda Indonesia saat ini juga telah memiliki berbagai layanan
transaksional digital berbasis e-commerce bagi pengguna jasa, yang terdiri dari Garuda
Online Sales (GOS), Online sales Partnership (OSP) bersama online travel agency,
Corporate Online System (COS) berbasis business to business (B2B), hingga mobile
apps untuk layanan reservasi dan pembukuan.
Garuda Indonesia disebutnya memanfaatkan layanan data on cloud dalam
berbagai kegiatan operasional seperti layanan Passenger Service System (PSS)
khususnya reservasi, check-in, Garuda Miles (frequent flyer), keuangan, dan layanan
penjadwalan dan rotasi seluruh pesawat dan awak pesawat Garuda Indonesia.
“Salah satu contoh penggunaan cloud computing di Garuda adalah untuk
menunjang kebutuhan operasional di lingkungan kerja perusahaan, baik di kantor pusat
maupun di lebih dari 76 kantor cabang di dalam dan luar negeri. Ini adalah upaya
perusahaan untuk meningkatkan layanannya khususnya percepatan dan kemudahan
layanan kepada para pengguna jasa,” katanya.
Cloud computing atau komputasi awan merupakan gabungan pemanfaatan
teknologi komputer dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet yang
mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer-
komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama.
Iwan menambahkan penggunaan internet berbasis cloud computing akan
memberikan keuntungan bagi Garuda khususnya meningkatkan kapasitas
penyimpanan data perusahaan tanpa harus mengeluarkan tambahan biaya untuk
investasi pembelian peralatan tambahan. Data juga dapat diakses secara real-time oleh
karyawan karena terkoneksi dengan internet. “Selain itu, data juga lebih terjamin
keamanannya apabila disimpan secara on cloud. Keamanan data perusahaan
terlindungi khususnya ketika terjadi bencana alam,” ujar Iwan. (gen)
c) Amazon.com, Inc.
Amazon.com, Inc. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan berbasis online yang terbesar di dunia. Perusahaan yang berkantor pusat
di Seattle, Washington, Amerika Serikat ini pada awalnya hanya menjual buku, namun
sekarang telah bervariasi hingga merambah DVD, CD, video dan download /
streaming, MP3, software, video game, elektronik, pakaian, furnitur, makanan,
mainan, dan perhiasan. Pada bulan Juli 1994 Jeff Bezos mulai mengembangkan
perusahaan yang kemudian berbasis perusahaan online pada tahun berikutnya dengan
nama Amazon.com. Nama Amazon sendiri berasal dari nama sungai terbesar di dunia.
Usaha ini merupakan jawaban dari Jeff Bezos untuk ikut berpartisipasi dalam
bisnis internet yang sedang berkembang saat itu. Usaha ini diproyeksikan semakin
berkembang secara pesat sehingga dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan-nya
sebagai wakil presiden D.E. Shaw, sebuah perusahaan Wall Street. Setelah
memperkirakan perkembangan perdagangan melalui Web akan naik hingga 2.300%,
dia pun mulai mendaftar 20 produk yang bisa dipasarkan secara online. Produk
tersebut antara lain compact disc (CD), computer hardware, computer software, video,
dan buku. Besarnya permintaan akan buku membuat Jeff memutuskan bahwa toko
online miliknya akan fokus menjual buku.
Dalam dua bulan peluncurannya, Amazon telah menjual produk-nya pada 50
kota di hampir lebih dari 45 negara. Pada bulan berikutnya, penjualan-nya naik hingga
mencapai 20.000 dollar AS tiap minggu. Pada Oktober 1995, perusahaan mulai
mengumumkan penawaran sendiri ke publik. Dua tahun kemudian, Amazon mulai
mengeluarkan penawaran umum perdana saham pada tanggal 15 Mei 1997. Pada tahun
1998, Amazon tidak hanya terbatas pada penjualan buku saja, namun mulai
memperkenalkan DVD serta meluncurkan Advantage Program. Amazon terus
mengembangkan bisnis-nya dengan melakukan beberapa upaya, yakni dengan
menjalin kerjasama dengan Toys “R” Us pada tahun 2000, BookSurge LLC pada
tahun 2005, Zappos.com pada tahun 2009, LOVEFiLM International Limited pada
tahun 2011 dan beberapa perusahaan lainnya. Proses kerjasama ini berdampak dengan
semakin bervariasi-ya produk yang dijual di Amazon. Tak hanya itu, Amazon juga
telah membuka banyak program-program yang memanjakan para konsumen-nya. Di
antaranya meluncurkan 1-ClickTM yang memungkinkan konsumen untuk membeli
secara online dengan 1 klik, Amazon.com, Amazon Web Services, Amazon Wedding,
Amazon Connect, Amazon Simple Storage Service (S3), Endless.com, Amazon
Unbox on TiVo, dan beberapa program-program menarik lainnya.
Sejak tahun 1998, Amazon telah membuka situs cabang secara internasional
yang pertama dirilis di Inggris dan Jerman. Hingga saat ini Amazon telah memiliki
bisnis online yang telah tersebar di negara-negara besar di dunia, seperti Amerika
Serikat, Kanada, Perancis, India, Italia, Spanyol, Brazil, Jepang, China, Belanda,
Swedia dan beberapa pengiriman ke negara internasional lainnya.
Amazon.com dengan produknya EC2 (Elastic Computing Cloud) yang
menyediakan layanan media penyimpanan dan penyewaan CPU yang dilengkapi
dengan sistem operasi yang bisa disewa dengan hitungan jam. AMAZON EC2
SEBAGAI PIONEER DALAM Infrastructure as a Services (IaaS) sebuah layanan
yang "menyewakan" sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media
penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-
lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang
dimilikinya.
Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2) adalah layanan web yang
menyediakan kapasitas resizable menghitung di awan. Hal ini dirancang untuk
membuat web skala komputasi lebih mudah untuk pengembang.
Web sederhana Amazon EC2 interface layanan ini memungkinkan untuk
mendapatkan dan mengkonfigurasi kapasitas dengan gesekan minimal.. Ini
memberikan kontrol penuh terhadap sumber daya komputasi dan memungkinkan
menjalankan pada lingkungan komputasi terbukti Amazon. Amazon EC2 mengurangi
waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh dan boot kasus server baru ke menit,
memungkinkan dengan cepat skala kapasitas, baik atas dan bawah, seperti persyaratan
perubahan komputasi .. Amazon EC2 perubahan ekonomi dari komputasi dengan
memungkinkan untuk hanya membayar untuk kapasitas yang benar-benar
menggunakan.. Amazon EC2 menyediakan alat pengembang untuk membangun
aplikasi kegagalan ulet dan mengisolasi diri dari skenario kegagalan umum
Untuk memasok buku atau barang ke suatu toko buku, merchandiser akan
membuat PO di sistem. Lalu PO itu dikirimkan ke sebuah sistem aplikasi hasil kerja
sama dengan vendor lain, yakni B2B Indonesia. Ini semacam marketplace untuk
transaksi B2B (perusahaan dengan perusahaan). Sistem B2B Indonesia ini tidak
terkoneksi langsung ke sistem GMA. Jadi semua data PO yang dilempar ke pemasok
akan masuk dulu ke aplikasi B2B Indonesia. Nah pemasok tinggal mengambil data PO
tadi di sistem B2B ini. “Kami menggunakan jasa B2B Indonesia agar pemasok bisa
dengan mudah mengambil data. Itu mempercepat proses pengadaan buku dan produk,”
Aleida memberikan ulasan.
Setelah pemasok mengambil PO dari sistem B2B Indonesia, sang pemasok
akan mengirim buku ke gudang buku Gramedia di Cipinang dan gudang stationery di
Cakung. Selanjutnya, buku dan stationery tersebut akan disebar ke berbagai TB
Gramedia, sesuai dengan permintaan dan kuota yang telah ditentukan tim
merchandising pusat. Selanjutnya, pihak toko yang menerima buku tersebut akan
membuka aplikasi untuk mencocokkan antara pesanan dan kiriman. Selanjutnya,
melakukan cetak label di buku. Dan, tiga jam setelah proses penerimaan selesai, buku
akan dipajang di toko. “Itu proses untuk repeat order,” ujar Aleida. Adapun untuk
buku baru, pihak pemasoklah yang justru akan mengirimkan datanya ke B2B
Indonesia. Kami tinggal melihat dan memilihnya,” ia menambahkan.
Diakui Aleida, setelah menggunakan sistem yang terintegrasi, banyak manfaat
yang diperoleh, baik pihak GMA maupun pemasok. Terutama sekali, manajemen jadi
lebih cepat dalam mengambil keputusan. Juga, bisa mengambil barang dengan cepat,
dan stok bisa dipindahkan ke toko mana saja. Tadinya, bisa jadi satu item buku itu
menjadi dead stock di suatu toko, karena tidak tahu harus dipindahkan ke mana.
“Memang data yang dihasilkan tidak real time, tapi masih one day. Sebab, untuk bisnis
ritel berat sekali kalau harus real time. Bayangkan saja, transaksi di seluruh TB
Gramedia mencapai ribuan transaksi per harinya,” Aleida memberikan alasan.
Di sisi lain, pemasok pun diuntungkan. Sebagai contoh, di TB Gramedia
Gajahmada ada buku yang tidak laku, sehingga harus diretur ke pemasok. Nah,
pemasok yang baru terima returan, tiba-tiba harus mengemas lagi karena ada pesanan
dari TB Gramedia Matraman. “Sekarang pemasok hampir tidak mengalami hal itu,
karena kamilah yang akan memindahkannya,” ucapnya bangga.
Tak berhenti di situ. Sejalan dengan perkembangan e-commerce di Indonesia,
GMA pun mengembangkan layanan online. Pada 2010, GMA memperkenalkan situs
e-commerce-nya, Gramedia Online (www.gramediaonline.com).
Menurut Aleida, sebenarnya GMA sudah mengembangkan layanan online ini
sejak 2002, dengan nama Gramedia Cyber. Namun, ketika itu layanan online ini baru
dikelola oleh TB Gramedia Mal Taman Anggrek (MTA). Lagi pula, buku dan barang
yang dijual Gramedia Cyber ini hanya yang ada di toko MTA. “Karena sistemnya
sudah terintegrasi, lalu kami kembangkan sehingga bisa menjual seluruh produk di
semua toko. Namanya pun diganti menjadi Gramedia Online,” ungkap Aleida.
Untuk menjalankan layanan Gramedia Online (GO) ini, pihak GMA
memanfaatkan teknologi cloud computing berbasis Infrastructure as a Service (IaaS)
milik Microsoft Indonesia. Alasannya, pihaknya jadi tidak perlu menyimpan server
sendiri. Begitu pula, tenaga TI perusahaan tidak lagi perlu direpotkan dengan proses
back up server, pemeliharaan dan monitoring operasionalnya. “Kami membuktikan
bahwa tren komputasi baru di cloud computing memang menghasilkan efisiensi besar
bagi perusahaan, terutama yang menjalankan bisnisnya secara online seperti kami,”
kata Aleida.
“Setelah tidak lagi menggunakan on premise server, kami dapat memangkas
sedikitnya 30% biaya operasional karena dapat mengeliminasi biaya perawatan web
server dan biaya profesional tenaga T,” kata Filemon Soukotta, Manajer Online
Shopping Kompas Gramedia Group. “Cloud computing juga bisa begitu fleksibel
mengikuti pertumbuhan e-commerce di Indonesia,” ia menambahkan.
Menurut Aleida, antara sistem GO dan sistem GMA ini belum terintegrasi
sepenuhnya. Untuk aplikasi Oracle Finance memang sudah terintegrasi. Namun, untuk
aplikasi Oracle Retail, dibuatkan interface. “Interface ini dibuat atau diatur secara
mingguan, harian atau per jam. Jadi kalau dibilang terintegrasi, ya terintegrasi. Karena
petugas GO bisa melihat stok buku yang diminta pelanggan ada di toko buku mana
saja,” katanya.
Untuk merancang situs e-commerce GO ini, pihak GMA memercayakan
kepada Indokart, perusahaan desain web berbasis di Amerika Serikat. Sementara itu,
untuk jasa ekspedisinya bekerja sama dengan JNE. Dan, untuk metode
pembayarannya, sekarang menggunakan metode payment gateway BCA – yang
sebelumnya dilakukan secara transfer atau via ATM. Jumlah transaksi online-nya
sejauh ini sekitar 150 transaksi per hari.
“Sekarang, sistem di Gramedia Online bisa menunjuk toko mana saja yang bisa
diambil stoknya,” kata Aleida. Jadi, ketika pelanggan mencatatkan order, sistem di
back end akan mengecek item yang dipesan tadi. “Kami sih inginnya Gramedia Online
bisa seperti Amazon,” ujar Aleida lagi.
e) PT Infinys System Indonesia
Penyedia solusi cloud PT Infinys System Indonesia dan PT Duta Kalingga
Pratama (DKP) dengan solusi Auto Identification Data Capture (AIDC) pada hari
Senin (10/9) menjelaskan fokus bisnis mereka di industri manufaktur. Untuk
mengukuhkan niat tersebut, keduanya akan menggelar event kolaborasi bertajuk “The
Revolution of Cloud Solutions in Today’s Manufacturing Environment” pada tanggal
4 Oktober 2012 di Hotel Aston Paramount, Serpong.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager PT Infinys System Indonesia
Dondy Bappedyanto juga menjelaskan sejumlah keunggulan yang ditawarkan Infinys
kepada pelanggannya. Salah satunya adalah harga yang kompetitif, yaitu mulai dari
Rp35.000/bulan dengan hanya menawarkan layanan email.
“Cloud merupakan komoditi yang harus bisa diakses oleh seluruh lapisan
masyarakat. Saat ini, fokus kami masih di segmen enterprise, tetapi tahun depan kami
akan menyasar kepada para end user,” ujar Dondy.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Dondy mengaku masih ada masalah dan
tantangan yang harus mereka hadapi. Salah satu tantangan terbesarnya adalah
perbandingan harga cloud di Indonesia yang masih terhitung lebih mahal dibanding di
luar negeri. Namun, Dondy percaya stigma tersebut dapat dihilangkan. Ia mengambil
contoh langkah yang telah diambil industri telekomunikasi dalam menghadirkan kartu
perdana dengan harga yang jauh lebih murah dibanding di luar negeri.
Solusi yang ditawarkan Infinys meliputi Software as a Service (SaaS), Platform
as a Service (PaaS), dan Infrastructure as a Service (IaaS). SaaS terdiri dari solusi
Communication & Colaboration untuk semua kebutuhan komunikasi dan kolaborasi di
perusahaan, PaaS meliputi layanan SharePoint dan C2 Portal, sedangkan IaaS meliputi
Cloud Server untuk Windows dan Linux.
Sebagai tambahan, Dondy menyebutkan satu aplikasi yang sedang
dikembangkan Infinys untuk memudahkan proses backup otomatis. Aplikasi tersebut
nantinya akan berjalan di PC dan perangkat mobile
f) IBM SmartCloud
IBM Smart Cloud adalah panggilan untuk layanan Cloud Computing dari IBM.
Dengan semboyan ”IBM cloud computing : Rethink IT. Reinvent business“. IBM
dalam websitenya menuliskan bahwa “cloud computing mengubah cara kita berfikir
tentang teknologi. Cloud adalah sebuah model komputasi yang menyediakan software
berbasis web, middleware, dan sumber daya komputasi sesuai dengan permintaan”.
Masih dilanjutkan dalam web IBM Smart Cloud disebutkan bahwa “ Dengan
membuat teknologi sebagai layanan, Kita bisa memberikan pengguna hak akses yang
hanya dibutuhkan untuk hal tertentu. Hal ini mencegah kita untuk membayar apa yang
tidak kita gunakan. Dengan menggunakan cloud computing kita juga dapat melakukan
penghematan biaya dengan mengizinkan pengguna untuk mengakses penawaran
terbaru dari software dan infrastruktur untuk mendorong inovasi bisnis”.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Gentur Putro. n.d. Tunjangan Bisnis Garuda Indonesia Manfaatkan Cloud Computing.
Accessed Desember 19, 2015.
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150523044119-92-55157/tunjang-bisnis-
garuda-indonesia-manfaatkan-cloud-computing/.
BS, A Mohammad. n.d. Cara Gramedia Mengelola Seratus Toko Buku. Accessed Desember
19, 2015. http://zepbes.com/best-practice/cara-gramedia-mengelola-seratus-toko-
buku/Penggunaan Teknologi Web-Based.
Dimitria, Ernest. n.d. PT Infinys System Indonesia Hadirkan Solusi Cloud untuk Industri
Manufaktur. Accessed Desember 19, 2015. http://www.jagatreview.com/2012/09/pt-
infinys-system-indonesia-hadirkan-solusi-cloud-untuk-industri-manufaktur/.
Komputer, Wahana. 2011. Kupas Tuntas Bermacam Aplikasi Generasi Cloud Computing.
Jakarta: Andi Publisher.
Munif, Ahmad. n.d. Apa itu IBM Smartcloud. Accessed Desember 19, 2015.
http://www.cloudindonesia.or.id/apa-itu-ibm-smartcloud.html.
Triwahyuni, Yulia. n.d. Perusahaan, Cloud Computing dan Contoh Penerapan dalam.
Accessed Desember 19, 2015. http://cloudindonesia.com/cloud-computing-dan-
contoh-penerapan-dalam-perusahaan/.