Anda di halaman 1dari 24

“CLOUD COMPUTING”

Editor:
Siti Nadlirah

AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Sejarah Cloud Computing..............................................................................................1
1.2 Pengertian Cloud computing..........................................................................................2
1.3 Layanan,Karakteristik Cloud Computing...................................................................2
1.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Cloud Computing....................................................4
1.4 Manfaat Cloud Computing.............................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................7
2.1 Cara Kerja Cloud Computing.......................................................................................7
2.2. Penerapan cloud computing pada perusahaan............................................................8
3.1 Perangkat Lunak Cloud Computing.............................................................................9
3.1 Penggunaan Cloud Computing di Dunia Bisnis.........................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Cloud Computing


Tahun 1960-an Ide awal dari cloud computing sudah ada saat John McCarthy, pakar
komputasi MIT yang dikenal juga sebagai salah satu pionir intelejensia buatan,
menyampaikan visi bahwa “suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik,
seperti halnya listrik dan telepon”. Namun baru di tahun 1995, Larry Ellison, pendiri Oracle ,
memunculkan ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi
Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya. Larry Ellison
menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak memerlukan berbagai software, mulai dari
Sistem Operasi dan berbagai software lain, dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka. PC
Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server
yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses
oleh pengguna.

Popularitas Cloud Computing semakin menjulang saat di awal 2000-an, Marc Benioff
ex VP di Oracle, meluncurkan layanan aplikasi CRM dalam bentuk Software as a Service,
Salesforce.com, yang mendapatkan sambutan gegap gempita. Dengan misinya yang terkenal
yaitu “The End of Software”, Benioff bisa dikatakan berhasil mewujudkan visi bos-nya di
Oracle, Larry Elisson, tentang Network Computing menjadi kenyataan satu dekade kemudian.
Selanjutnya jargon Cloud Computing bergulir seperti bola salju menyapu dunia teknologi
informasi. Dimulai di tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang didorong oleh nama-nama
besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google
dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud
Initiative dan lain sebagainya. Semua inisiatif ini masih terus bergerak, dan bentuk Cloud
Computing pun masih terus mencari bentuk terbaiknya, baik dari sisi praktis maupun dari sisi
akademis. Bahkan dari sisi akademis, jurnal-jurnal yang membahas tentang ini hal ini baru
bermunculan di tiga tahun belakangan. Akhirnya seperti yang kita saksikan sekarang, seluruh
nama-nama besar terlibat dalam pertarungan menguasai awan ini. Bahkan pabrikan Dell,
pernah mencoba mempatenkan istilah “Cloud Computing”, namun ditolak oleh otoritas paten
Amerika

1.2 Pengertian Cloud computing


Cloud Computing terdiri dari 2 kata, yaitu Cloud dan Computing. Cloud diartikan
dalam bahasa Indonesia adalah awan, sedangkan Computing yang berasal dari kata Compute
diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah perhitungan. Jika digabungkan maka, Cloud
Computing merupakan komputasi atau perhitungan yang dilakukan di awan. Awan yang
dimaksud disini adalah jaringan internet.
Komputasi awan ( cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi
komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis Internet (awan). Cloud Computing adalah
suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan
tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah
desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan
lain-lain." Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan
tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan
terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google
Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah
web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini
merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud
Computing ini adalah iCloud.
1.3 Layanan,Karakteristik Cloud Computing
Dengan semakin maraknya pembicaraan tentang Cloud Computing,Semakin banyak
Perusahaan yang mengumumkan bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing. Akan
sangat membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan yang kita
dapatkan adalah Cloud computing atau bukan.dari semua devenisi yang ada,dapat di
intisarikan bahwa cloud computing ideal adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik di
bawah ini :
1) Demand Self Service (pelayanan mandiri diri sendiri saat diperlukan)
Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan
penyedia layanan, misalnya dengan mengguna-kan, sebuah portal web dan manajemen
antarmuka. Pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumber daya yang terkait terjadi
secara otomatis pada penyedia
2) Broad Network Access (akses jaringan yang besar)
Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat
diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick
clien, ataupun media lain seperti smartphone.
3) Resource Pooling (resource menyatu)
Penyedia layanan cloud memberikan layanan melalui sumberdaya yang
dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi data center yang terdiri dari sejumlah server
dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi tenant ini memungkinkan sejumlah
sumberdaya komputasi digunakan bersama-sama oleh sejumlah user, dimana sumberdaya
tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis
untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan. Dengan demikian, pelanggan
tidak perlu tahu bagaimana dan darimana permintaan akan sumberdaya komputasinya
dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, semua permintaan dapat terpenuhi.
Sumberdaya komputasi ini meliputi media penyimpanan, memory, processor, pita
jaringan, mesin virtual.
4) Rapid Elasticity (elastisitas cepat)
Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik
itu dalam bentuk penambahan atau pengurangan kapasitas yang diperluka
5) Measured Service (layanan pengukuran)
Sumber daya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya,
dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap
sumberdaya komputasi yang digunakan (penyimpanan,memory,processor,lebar pita, dan
aktivitas user, dan lainnya). Dengan demikian, jumlah sumber daya yang digunakan dapat
secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya
penggunaan layanan.
Layanan Cloud Computing di antaranya :
1) Infrastructure as a Service (IaaS)
Infrastructure as a Service adalah layanan komputasi awan yang menyediakan
infrastruktur IT berupa CPU, RAM, storage, bandwith dan konfigurasi lain. Komponen-
komponen tersebut digunakan untuk membangun komputer virtual. Komputer virtual
dapat diinstal sistem operasi dan aplikasi sesuai kebutuhan. Keuntungan layanan IaaS ini
adalah tidak perlu membeli komputer fisik sehingga lebih menghemat biaya. Konfigurasi
komputer virtual juga bisa diubah sesuai kebutuhan. Misalkan saat storage hampir penuh,
storage bisa ditambah dengan segera. Perusahaan yang menyediakan IaaS adalah Amazon
EC2, TelkomCloud dan BizNetCloud.
2) Platform as a Service (PaaS)
Platform as a Service adalah layanan yang menyediakan computing platform.
Biasanya sudah terdapat sistem operasi, database, web server dan framework aplikasi agar
dapat menjalankan aplikasi yang telah dibuat. Perusahaan yang menyediakan layanan
tersebutlah yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan computing platform ini.
Keuntungan layanan PaaS ini bagi pengembang adalah mereka bisa fokus pada aplikasi
yang mereka buat tanpa memikirkan tentang pemeliharaan dari computing platform.
Contoh penyedia layanan PaaS adalah Amazon Web Service dan Windows Azure.
3) Software as a Service (SaaS)
Software as a Service adalah layanan komputasi awan dimana kita bisa langsung
menggunakan aplikasi yang telah disediakan. Penyedia layanan mengelola infrastruktur
dan platform yang menjalankan aplikasi tersebut. Contoh layanan aplikasi email yaitu
gmail, yahoo dan outlook sedangkan contoh aplikasi media sosial adalah twitter, facebook
dan google+. Keuntungan dari layanan ini adalah pengguna tidak perlu membeli lisensi
untuk mengakses aplikasi tersebut. Pengguna hanya membutuhkan perangkat klien
komputasi awan yang terhubung ke internet. Ada juga aplikasi yang mengharuskan
pengguna untuk berlangganan agar bisa mengakses aplikasi yaitu Office 365 dan Adobe
Creative Cloud.

1.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Cloud Computing


a) Kelebihan
 Fleksibilitas,
Artinya bahan presentasi yang kita buat tidak perlu kita simpan di hardisk yang
akan memakan ruang space atau mungkin dimasukan ke flashdisk.
 Kemudahan Akses
Yang paling menonjol dari komputasi awan adalah kemudahan akses. Untuk
mengerjakan suatu pekerjaan kita tidak mesti berada dihadapan satu komputer
yang sama.
 Penghematan
Kelebihan lain dari komputasi awan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan
besar. Dengan adanya sistem komputasi awan memungkinkan perusahaan untuk
mengurangi infrastruktur komputer yang memerlukan biaya pengadaan dan
perawatan cukup besar, hal ini juga berarti staf IT yang diperlukan tidak terlalu
banyak, dan staf IT yang ada tidak terlalu berurusan dengan update, konfigurasi
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan komputasi. Dengan adanya komputasi
awan, kita juga tidak dihadapkan dengan beban biaya untuk membayar lisensi atas
software-software yang kita instal dan kita gunakan, karena semua software sudah
bisa digunakan melalui komputasi awan.
b) Kekurangan
Hal yang paling wajib dalam komputasi awan adalah koneksi internet, internet
bisa dibilang jalan satu-satunya jalan menuju komputasi awan, ketika tidak ada
koneksi internet ditempat kita berada maka jangan harap bisa menggunakan sistem
komputasi awan. Hal ini masih menjadi hambatan khsusnya bagi Indonesia, karena
belum semua wilayah di tanah air terjangkau oleh akses internet, ditambah lagi
sekalipun ada koneksinya belum stabil dan kurang memadai.
1.4 Manfaat Cloud Computing
Dari penjelasan tentang cloud computing diatas, ada banyak manfaat yang bisa kita
ambil dari cloud computing, yaitu :
a) Skalabilitas, yaitu dengan cloud computing kita bisa menambah kapasitas
penyimpanan data kita tanpa harus membeli peralatan tambahan, misalnya hardisk dll.
Kita cukup menambah kapasitas yang disediakan oleh penyedia layanan cloud
computing.
b) Aksesibilitas, yaitu kita bisa mengakses data kapanpun dan dimanapun kita berada,
asal kita terkoneksi denganinternet, sehingga memudahkan kita mengakses data disaat
yang penting.
c) Keamanan, yaitu data kita bisa terjamin keamanan nya oleh penyedia layanan cloud
computing, sehingga bagi perusahaan yang berbasis IT, data bisa disimpan secara
aman di penyedia cloud computing. Itu juga mengurangi biaya yang diperlukan untuk
mengamankan data perusahaan.
d) Kreasi, yaitu para user bisa melakukan/mengembangkan kreasi atau project mereka
tanpa harus mengirimkan project mereka secara langsung ke perusahaan, tapi user
bisa mengirimkan nya lewat penyedia layanan cloud computing.
e) Kecemasan, ketika terjadi bencana alam data milik kita tersimpan aman di cloud
meskipun hardisk atau gadget kita rusak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cara Kerja Cloud Computing


Berikut merupakan cara kerja penyimpanan data dan replikasi data pada pemanfaatan
teknologi cloud computing. Dengan Cloud Computing komputer lokal tidak lagi harus
menjalankan pekerjaan komputasi berat untuk menjalankan aplikasi yang dibutuhkan, tidak
perlu menginstal sebuah paket perangkat lunak untuk setiap komputer, kita hanya melakukan
installasi operating system pada satu aplikasi. Jaringan komputer yang membentuk awan
(internet) menangani mereka sebagai gantinya. Server ini yang akan menjalankan semuanya
aplikasi mulai dari e-mail, pengolah kata, sampai program analisis data yang kompleks.
Ketika pengguna mengakses awan (internet) untuk sebuah website populer, banyak hal yang
bisa terjadi. Pengguna Internet Protokol (IP) misalnya dapat digunakan untuk menetapkan
dimana pengguna berada (geolocation). Domain Name System (DNS) jasa kemudian dapat
mengarahkan pengguna ke sebuah cluster server yang dekat dengan pengguna sehingga situs
bisa diakses dengan cepat dan dalam bahasa lokal mereka. Pengguna tidak login ke server,
tetapi mereka login ke layanan mereka menggunakan id sesi atau cookie yang telah
didapatkan yang disimpan dalam browser mereka. Apa yang user lihat pada browser biasanya
datang dari web server. Webservers menjalankan perangkat lunak dan menyajikan pengguna
dengan cara interface yang digunakan untuk mengumpulkan perintah atau instruksi dari
pengguna (klik, mengetik, upload dan lain-lain) Perintah-perintah ini kemudian
diinterpretasikan oleh webservers atau diproses oleh server aplikasi. Informasi kemudian
disimpan pada atau diambil dari database server atau file server dan pengguna kemudian
disajikan dengan halaman yang telah diperbarui. Data di beberapa server disinkronisasikan di
seluruh dunia untuk akses global cepat dan juga untuk mencegah kehilangan data.
Web service telah memberikan mekanisme umum untuk pengiriman layanan, hal ini
membuat service-oriented architecture (SOA) ideal untuk diterapkan. Tujuan dari SOA adalah
untuk mengatasi persyaratan yang bebas digabungkan, berbasis standar, dan protocol-
independent distributed computing. Dalam SOA, sumber daya perangkat lunak yang dikemas
sebagai "layanan," yang terdefinisi dengan baik, modul mandiri yang menyediakan
fungsionalitas bisnis standar dan konteks jasa lainnya. Kematangan web service telah
memungkinkan penciptaan layanan yang kuat yang dapat diakses berdasarkan permintaan,
dengan cara yang seragam.
2.2. Penerapan cloud computing pada perusahaan
Cloud storage adalah salah satu layanan cloud yang menyediakan media penyimpanan
yang tersinkronisasi online. Kebanyakan dari rekan-rekan saya menggunakan cloud storage ini
sebagai media backup. Namun menurut saya cloud storage ini menyediakan fitur yang lebih
dari sebatas media backup saja. Contohnya sebagai media kolaborasi dan dapat di akses dari
mana saja termasuk dari telepon genggam anda.
Sekarang bayangkan jika anda memiliki bisnis, dan semua file-file penting anda
berada di komputer anda yang berada di kantor dan hanya anda yang memiliki akses ke
komputer tersebut. Anda tidak memiliki kebebasan untuk mengakses nya kapan saja dan
selalu tergantung pada anda. Bisnis anda tidak dapat berkembang dengan cepat tentunya.
Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan teknologi cloud
storage. Bayangkan jika file-file penting anda tersebut dapat diakses melalui mobile phone
anda. Atau anda cukup memberikan akses ke file tersebut kepada salah satu orang
kepercayaan anda. Maka proses delegasi akan berjalan dengan lancar dan bisnis anda akan
tetap berjalan meskipun anda tidak berada di kantor.
Ada banyak aplikasi cloud storage yang ada saat ini, berikut adalah aplikasi-aplikasi
yang saya rekomendasikan:
a) Dropbox: Aplikasi ini dapat berjalan di computer dan mobile anda. Sangat mudah di
gunakan, setelah anda register di situsnya, anda hanya perlu melakukan instalasi di
komputer dan mobile anda. Setelah itu anda hanya perlu menyalin semua file-file anda
ke folder Dropbox dan akan otomatis tersinkronisasi dengan mobile anda. Anda dapat
menikmati layanan ini gratis untuk 2GB.
b) Google Drive: Jika anda memiliki Google Account maka anda dapat menikmati
layanan ini secara langsung. Cukup dengan melakukan instalasi aplikasi nya makan
komputer, mobile dan account Google anda akan tersinkronisasi. Aplikasi ini sangat
cocok bagi anda pengguna mobile yang berbasi Android. Anda dapat menikmasi
layanan ini secara gratis untuk 5GB.
c) Microsoft Skydrive: Aplikasi ini dibuat oleh Microsoft, cara kerja nya sama dengan
Dropbox dan Google Drive, namun Skydrive ini memberikan keuntungan untuk dapat
membaca file-file Microsoft Office anda secara online dan dapat melakukan perubahan
menggunakan Office Online. Anda dapat menikmati layanan ini secara gratis untuk
7GB.
d) Amazon CloudDrive: Aplikasi ini sangat cocok jika anda suka membaca dan
mendengarkan musik yang anda beli melakui Amazon. Jika anda membeli eBook dan
music melalui Amazon, anda dapat menyimpannya di CloudDrive ini, dan dapat
mengakses nya melalui Kindle, Android, iPhone dan komputer anda.
e) Apple iCloud: Layanan ini otomatis anda dapatkan jika anda menggunakan semua
produk Apple. Dengan menggunakan iCloud anda dapat sinkronisasi file-file anda
yang berada di komputer (iMac, Macbook, dll) ke mobile anda (iPhone, iPad, dan
iPod). Jika anda membeli musik dan film dari iTunes, maka file-file tersebut akan
tersinkronisasi secara langsung ke iCloud anda. Sehingga anda dapat menikmatinya
dari mana saja.

3.1 Perangkat Lunak Cloud Computing


Belakangan ini dikembangkan sebuah bentuk nyata dari konsep Cloud Computing agar
dapat diimplementasikan secara umum dan lebih luas, seperti contoh berikut:
 Ubuntu Enterprise Cloud (UEC)
 Proxmox
 OpenStack
 OpenNebula
 Eucalyptus
Engine utama dalam Cloud Computing sebetulnya adalah aplikasi virtualisasi di sisi server,
seperti:
 KVM
 QEMU
 Xen
 ARSITEKTUR CLOUD
Bagaimana install cloud? ISO installer dapat diambil dari:
 Ubuntu Enterprise Sloud
http://www.ubuntu.com/download/server/download
 Proxmox
http://www.proxmox.com/downloads/proxmox-ve/17-iso-images

3.1 Penggunaan Cloud Computing di Dunia Bisnis


Berikut beberapa perusahaan yang telah menggunakan cloud computing di perusahaan:
a) Perusahaan LMD (Lintas Media Danawa)
Lintas Media Danawa (LMD), anak perusahaan Lintasarta, perusahaan ICT
terkemuka di Indonesia saat ini, membawa teknologi cloud computing ke
Indonesia.jadi perusahaan ini melayani on demand cloud computing dan private cloud
computing Di Indonesia.untuk biayanya juga tidak terlalu mahal yaitu untuk layanan
on demand cloud computing.
Langkah yang diambil oleh perusahaan ini menurut saya sangat benar karena
daripada membeli server baru, lebih baik perusahaan-perusahaan menyewa server
secara virtual. Tak perlu keluar banyak biaya, menghemat biaya sampai 80 persen dan
bebas biaya perawatan.Penghematan yang diperoleh jika menggunakan cloud
computing adalah rak yang dipakai untuk server cukup 2 rak, sedangkan jika tidak
menggunakan teknologi cloud computing, perusahaan butuh lebih 10 rak.
Selain itu, dari sisi biaya, jauh lebih murah. Perusahaan yang belum
menggunakan teknologi ini harus membayar 2.000 dollar AS per bulan untuk sewa
server, sedangkan yang memanfaatkan teknologi ini cukup membayar 40 dollar AS
tergantung skalanya
b) PT Garuda Indonesia Tbk
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengklaim
dirinya sebagai badan usaha milik negara (BUMN) pertama yang menggunakan
teknologi informasi berbasis cloud computing dalam menunjang kegiatan bisnisnya.
Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia Iwan Joeniarto
mengatakan, penggunaan cloud computing merupakan keharusan bagi maskapai pelat
merah tersebut seiring dengan telah bergabungnya Garuda dalam aliansi SkyTeam.
Menurut Iwan kemitraan bisnis dengan berbagai maskapai lain di dunia
mengharuskan Garuda untuk terus tersambung dengan maskapai mitranya tersebut.

“Sebagai anggota aliansi SkyTeam, Garuda juga terhubung dengan sistem 19 maskapai
anggota lainnya yang dapat melayani penumpang untuk terbang ke lebih dari 1.052
destinasi di 177 negara,” ujar Iwan melalui keterangan pers, dikutip Sabtu (23/5).
Alasan lain yang dikemukakan Iwan adalah saat ini Garuda Indonesia Group
mengoperasikan sebanyak 169 pesawat yang menerbangi 76 rute domestik dan
internasional dengan lebih 600 frekuensi penerbangan setiap harinya.
Selain itu, Garuda Indonesia saat ini juga telah memiliki berbagai layanan
transaksional digital berbasis e-commerce bagi pengguna jasa, yang terdiri dari Garuda
Online Sales (GOS), Online sales Partnership (OSP) bersama online travel agency,
Corporate Online System (COS) berbasis business to business (B2B), hingga mobile
apps untuk layanan reservasi dan pembukuan.
Garuda Indonesia disebutnya memanfaatkan layanan data on cloud dalam
berbagai kegiatan operasional seperti layanan Passenger Service System (PSS)
khususnya reservasi, check-in, Garuda Miles (frequent flyer), keuangan, dan layanan
penjadwalan dan rotasi seluruh pesawat dan awak pesawat Garuda Indonesia.
“Salah satu contoh penggunaan cloud computing di Garuda adalah untuk
menunjang kebutuhan operasional di lingkungan kerja perusahaan, baik di kantor pusat
maupun di lebih dari 76 kantor cabang di dalam dan luar negeri. Ini adalah upaya
perusahaan untuk meningkatkan layanannya khususnya percepatan dan kemudahan
layanan kepada para pengguna jasa,” katanya.
Cloud computing atau komputasi awan merupakan gabungan pemanfaatan
teknologi komputer dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet yang
mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer-
komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama.
Iwan menambahkan penggunaan internet berbasis cloud computing akan
memberikan keuntungan bagi Garuda khususnya meningkatkan kapasitas
penyimpanan data perusahaan tanpa harus mengeluarkan tambahan biaya untuk
investasi pembelian peralatan tambahan. Data juga dapat diakses secara real-time oleh
karyawan karena terkoneksi dengan internet. “Selain itu, data juga lebih terjamin
keamanannya apabila disimpan secara on cloud. Keamanan data perusahaan
terlindungi khususnya ketika terjadi bencana alam,” ujar Iwan. (gen)
c) Amazon.com, Inc.
Amazon.com, Inc. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan berbasis online yang terbesar di dunia. Perusahaan yang berkantor pusat
di Seattle, Washington, Amerika Serikat ini pada awalnya hanya menjual buku, namun
sekarang telah bervariasi hingga merambah DVD, CD, video dan download /
streaming, MP3, software, video game, elektronik, pakaian, furnitur, makanan,
mainan, dan perhiasan. Pada bulan Juli 1994 Jeff Bezos mulai mengembangkan
perusahaan yang kemudian berbasis perusahaan online pada tahun berikutnya dengan
nama Amazon.com. Nama Amazon sendiri berasal dari nama sungai terbesar di dunia.
Usaha ini merupakan jawaban dari Jeff Bezos untuk ikut berpartisipasi dalam
bisnis internet yang sedang berkembang saat itu. Usaha ini diproyeksikan semakin
berkembang secara pesat sehingga dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan-nya
sebagai wakil presiden D.E. Shaw, sebuah perusahaan Wall Street. Setelah
memperkirakan perkembangan perdagangan melalui Web akan naik hingga 2.300%,
dia pun mulai mendaftar 20 produk yang bisa dipasarkan secara online. Produk
tersebut antara lain compact disc (CD), computer hardware, computer software, video,
dan buku. Besarnya permintaan akan buku membuat Jeff memutuskan bahwa toko
online miliknya akan fokus menjual buku.
Dalam dua bulan peluncurannya, Amazon telah menjual produk-nya pada 50
kota di hampir lebih dari 45 negara. Pada bulan berikutnya, penjualan-nya naik hingga
mencapai 20.000 dollar AS tiap minggu. Pada Oktober 1995, perusahaan mulai
mengumumkan penawaran sendiri ke publik. Dua tahun kemudian, Amazon mulai
mengeluarkan penawaran umum perdana saham pada tanggal 15 Mei 1997. Pada tahun
1998, Amazon tidak hanya terbatas pada penjualan buku saja, namun mulai
memperkenalkan DVD serta meluncurkan Advantage Program. Amazon terus
mengembangkan bisnis-nya dengan melakukan beberapa upaya, yakni dengan
menjalin kerjasama dengan Toys “R” Us pada tahun 2000, BookSurge LLC pada
tahun 2005, Zappos.com pada tahun 2009, LOVEFiLM International Limited pada
tahun 2011 dan beberapa perusahaan lainnya. Proses kerjasama ini berdampak dengan
semakin bervariasi-ya produk yang dijual di Amazon. Tak hanya itu, Amazon juga
telah membuka banyak program-program yang memanjakan para konsumen-nya. Di
antaranya meluncurkan 1-ClickTM yang memungkinkan konsumen untuk membeli
secara online dengan 1 klik, Amazon.com, Amazon Web Services, Amazon Wedding,
Amazon Connect, Amazon Simple Storage Service (S3), Endless.com, Amazon
Unbox on TiVo, dan beberapa program-program menarik lainnya.
Sejak tahun 1998, Amazon telah membuka situs cabang secara internasional
yang pertama dirilis di Inggris dan Jerman. Hingga saat ini Amazon telah memiliki
bisnis online yang telah tersebar di negara-negara besar di dunia, seperti Amerika
Serikat, Kanada, Perancis, India, Italia, Spanyol, Brazil, Jepang, China, Belanda,
Swedia dan beberapa pengiriman ke negara internasional lainnya.
Amazon.com dengan produknya EC2 (Elastic Computing Cloud) yang
menyediakan layanan media penyimpanan dan penyewaan CPU yang dilengkapi
dengan sistem operasi yang bisa disewa dengan hitungan jam. AMAZON EC2
SEBAGAI PIONEER DALAM Infrastructure as a Services (IaaS) sebuah layanan
yang "menyewakan" sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media
penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-
lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang
dimilikinya.
Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2) adalah layanan web yang
menyediakan kapasitas resizable menghitung di awan. Hal ini dirancang untuk
membuat web skala komputasi lebih mudah untuk pengembang.
Web sederhana Amazon EC2 interface layanan ini memungkinkan untuk
mendapatkan dan mengkonfigurasi kapasitas dengan gesekan minimal.. Ini
memberikan kontrol penuh terhadap sumber daya komputasi dan memungkinkan
menjalankan pada lingkungan komputasi terbukti Amazon. Amazon EC2 mengurangi
waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh dan boot kasus server baru ke menit,
memungkinkan dengan cepat skala kapasitas, baik atas dan bawah, seperti persyaratan
perubahan komputasi .. Amazon EC2 perubahan ekonomi dari komputasi dengan
memungkinkan untuk hanya membayar untuk kapasitas yang benar-benar
menggunakan.. Amazon EC2 menyediakan alat pengembang untuk membangun
aplikasi kegagalan ulet dan mengisolasi diri dari skenario kegagalan umum

d) PT Gramedia Media Asri


Untuk memudahkan rantai pasokan buku dan produk stationery-nya di 102
Toko Buku Gramedia, Gramedia Media Asri mengganti sistem informasi ritel
buatannya dengan sistem best practice yang terintegrasi. Bagaimana proses
implementasi dan pemanfaatannya?
Tak gampang mengelola seratusan toko di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Apalagi, jika pengelolaannya belum terpusat, laporan dan data yang dibutuhkan
datangnya selalu terlambat. Akibatnya, pengambilan keputusan pun tidak bisa
dilakukan secara instan.
Kerepotan tersebut pernah dialami PT Gramedia Media Asri (GMA) sebagai
pengelola jaringan Toko Buku (TB) Gramedia. Bagaimana tidak, GMA harus
mengelola 102 toko buku yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Apalagi, ada sekitar 40 ribu judul buku (belum termasuk produk stationery), dan 2.000
judul buku baru per bulan dari penerbit Kompas Gramedia Group, yakni: Gramedia
Pustaka Utama, Grasindo, Elex Media Komputindo, Gramedia Widya Sarana, Bhuana
Ilmu Populer, dan Gramedia Majalah. Di samping itu, GMA juga mesti mengelola
sekitar 2.000 pemasok buku dan stationery dari penerbit luar.
Aleida Lilipaly, Manajer Sistem & TI GMA, menjelaskan, sebelumnya untuk
mengelola bisnis di jaringan TB Gramedia pihaknya mengembangkan sendiri (in-
house development) sebuah sistem inti yang disebut Retail Business System. Untuk
melengkapinya juga ada sistem point of sales sebagai aplikasi admin di toko dan
aplikasi Admin Keuangan. “Namun sistem yang kami kembangkan itu bersifat lokal,
tidak terintegrasi dan versinya bisa berubah-ubah sesuai kepentingannya,” ungkapnya.
“Jadi, kami kesulitan mengumpulkan data yang diinginkan dan akibatnya kami tidak
bisa mengambil keputusan secara cepat.”
Sebagai contoh, ketika kantor pusat GMA butuh data penjualan buku best
seller, petugas dari kantor pusat mesti mengirim e-mail dengan lampiran format Excel
ke setiap toko. Dan begitu dikirim balik, formatnya bisa berbeda-beda. Alhasil,
datanya terpaksa mesti dikumpulkan dan dientri ulang. Karena banyak, direksi baru
bisa mendapatkan data tersebut paling cepat dua minggu.
Akibat lebih jauh, sistem yang berciri lokal (island) itu berpotensi
memunculkan “raja-raja kecil” yang memiliki kewenangan luar biasa. Maksudnya,
selain sistemnya bersifat lokal, merchandising pun lokal. Artinya, keputusan membeli
dari seorang merchandiser (petugas pembelian) ada di tiap toko. Dengan begitu, kepala
toko memiliki wewenang membeli produk (buku ataupun stationery) ke pemasok
secara langsung. Mereka bisa berhubungan langsung dengan pemasok, sehingga apa
saja yang bisa masuk ke TB Gramedia ditentukan oleh approval kepala toko, bukan
dari kantor pusat (direksi).
Nah, melihat persoalan yang ternyata cukup serius tersebut, pada 2009 GMA
mulai mengganti sistemnya dengan Oracle Retail di sisi front end. Sebab, pada bagian
back end (keuangan), kebetulan sejak 2004 GMA sudah menggunakan aplikasi dari
vendor yang sama.
Menurut Aleida, untuk mengimplementasikan solusi tersebut dibutuhkan waktu
setahun. Sebagian besarnya untuk menyiapkan agar solusi itu bisa siap pakai di GMA.
Dalam rentang waktu setahun itu dicari cara supaya bisa match antara software
tersebut dengan proses bisnis. Dengan kata lain, pihaknya mengupayakan agar bisnis
tetap jalan, tetapi aplikasinya tidak perlu diubah (dikustomisasi). “Saya termasuk
orang yang mengharamkan merombak aplikasi yang sudah best practice. Takutnya
malah bisa ‘dimain-mainkan’ seperti aplikasi lokalan dulu,” ujarnya. “Jadi selama
setahun itu lebih untuk mencocokkan aplikasi pada bisnis dan bisnis pada aplikasi,” ia
menegaskan.
Setelah dianggap siap, pada Agustus 2009 GMA melakukan roll out sistem
Oracle tersebut, dimulai dari Bandung sebagai proyek percontohan. Untuk
komunikasinya menggunakan jaringan Virtual Private Network dari Telkom. Setelah
Bandung, menyusul TB Gramedia di kawasan Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Proses roll out selesai pada Maret 2012.
“Sekarang, karena sudah terintegrasi, maka semua kegiatan bisnis di cabang sudah
disentralisasi,” ucap Aleida. “Sekarang tidak bisa ‘main-main’ lagi, karena semuanya
diatur dari pusat. Toh, hingga saat ini masih ada 6 toko di wilayah timur yang masih
terkendala. Terutama karena masalah pasokan listrik.”
Walaupun tidak mau menyebutkan angka pasti, investasi yang mesti
dibenamkan manajemen GMA untuk mengembangkan sistem informasi yang
terintegrasi itu di atas Rp 10 miliar. Ini sudah termasuk untuk membayar jasa
konsultannya, Accenture.
Sekarang, dari segi proses bisnis, yang memiliki kewenangan menentukan
pembelian atau pengadaan buku dan produk stationery adalah unit merchandising
kantor pusat. Dengan otoritas yang dimiliki, tim merchandising pusat bisa menolak
permintaan seorang kepala toko. Ia juga berwenang dalam menentukan kelayakan
buku atau barang yang bisa masuk ke TB Gramedia. Unit kantor pusat ini juga punya
otoritas memindahkan buku yang tidak laku di toko A ke toko B yang memang
penjualannya lebih baik. “Misalnya, sebuah toko meminta buku Harry Potter, maka
merchandising di pusat berhak bilang tidak, karena berdasarkan pantauan, selama ini
buku itu tidak pernah laku di toko itu,” Aleida menjelaskan.
Ditopang sistem yang sudah terpadu, seorang merchandiser memiliki hak akses
yang luas untuk melihat data di seluruh toko. Setiap pagi mereka akan memantau data
di seluruh toko. Misalnya, mereka mendata semua buku best seller. Lalu, memeriksa
ketersediaan bukunya ada atau tidak. Dan, setelah membuat purchase order (PO) dan
sebagainya untuk semua buku best seller itu, mereka masuk ke alat analisis lain.
Misalnya, ada buku yang sudah dipasok tetapi tidak laku, maka mereka akan
mentransfernya ke toko lain. “Dengan alur kerja seperti itu, tentunya memberi
keuntungan. Buku atau barang pasti terjual, karena kami bisa tahu mana pasarnya.
Dan, tentunya, itu menguntungkan bagi pemasok juga,” papar Aleida bersemangat.

Untuk memasok buku atau barang ke suatu toko buku, merchandiser akan
membuat PO di sistem. Lalu PO itu dikirimkan ke sebuah sistem aplikasi hasil kerja
sama dengan vendor lain, yakni B2B Indonesia. Ini semacam marketplace untuk
transaksi B2B (perusahaan dengan perusahaan). Sistem B2B Indonesia ini tidak
terkoneksi langsung ke sistem GMA. Jadi semua data PO yang dilempar ke pemasok
akan masuk dulu ke aplikasi B2B Indonesia. Nah pemasok tinggal mengambil data PO
tadi di sistem B2B ini. “Kami menggunakan jasa B2B Indonesia agar pemasok bisa
dengan mudah mengambil data. Itu mempercepat proses pengadaan buku dan produk,”
Aleida memberikan ulasan.
Setelah pemasok mengambil PO dari sistem B2B Indonesia, sang pemasok
akan mengirim buku ke gudang buku Gramedia di Cipinang dan gudang stationery di
Cakung. Selanjutnya, buku dan stationery tersebut akan disebar ke berbagai TB
Gramedia, sesuai dengan permintaan dan kuota yang telah ditentukan tim
merchandising pusat. Selanjutnya, pihak toko yang menerima buku tersebut akan
membuka aplikasi untuk mencocokkan antara pesanan dan kiriman. Selanjutnya,
melakukan cetak label di buku. Dan, tiga jam setelah proses penerimaan selesai, buku
akan dipajang di toko. “Itu proses untuk repeat order,” ujar Aleida. Adapun untuk
buku baru, pihak pemasoklah yang justru akan mengirimkan datanya ke B2B
Indonesia. Kami tinggal melihat dan memilihnya,” ia menambahkan.
Diakui Aleida, setelah menggunakan sistem yang terintegrasi, banyak manfaat
yang diperoleh, baik pihak GMA maupun pemasok. Terutama sekali, manajemen jadi
lebih cepat dalam mengambil keputusan. Juga, bisa mengambil barang dengan cepat,
dan stok bisa dipindahkan ke toko mana saja. Tadinya, bisa jadi satu item buku itu
menjadi dead stock di suatu toko, karena tidak tahu harus dipindahkan ke mana.
“Memang data yang dihasilkan tidak real time, tapi masih one day. Sebab, untuk bisnis
ritel berat sekali kalau harus real time. Bayangkan saja, transaksi di seluruh TB
Gramedia mencapai ribuan transaksi per harinya,” Aleida memberikan alasan.
Di sisi lain, pemasok pun diuntungkan. Sebagai contoh, di TB Gramedia
Gajahmada ada buku yang tidak laku, sehingga harus diretur ke pemasok. Nah,
pemasok yang baru terima returan, tiba-tiba harus mengemas lagi karena ada pesanan
dari TB Gramedia Matraman. “Sekarang pemasok hampir tidak mengalami hal itu,
karena kamilah yang akan memindahkannya,” ucapnya bangga.
Tak berhenti di situ. Sejalan dengan perkembangan e-commerce di Indonesia,
GMA pun mengembangkan layanan online. Pada 2010, GMA memperkenalkan situs
e-commerce-nya, Gramedia Online (www.gramediaonline.com).
Menurut Aleida, sebenarnya GMA sudah mengembangkan layanan online ini
sejak 2002, dengan nama Gramedia Cyber. Namun, ketika itu layanan online ini baru
dikelola oleh TB Gramedia Mal Taman Anggrek (MTA). Lagi pula, buku dan barang
yang dijual Gramedia Cyber ini hanya yang ada di toko MTA. “Karena sistemnya
sudah terintegrasi, lalu kami kembangkan sehingga bisa menjual seluruh produk di
semua toko. Namanya pun diganti menjadi Gramedia Online,” ungkap Aleida.
Untuk menjalankan layanan Gramedia Online (GO) ini, pihak GMA
memanfaatkan teknologi cloud computing berbasis Infrastructure as a Service (IaaS)
milik Microsoft Indonesia. Alasannya, pihaknya jadi tidak perlu menyimpan server
sendiri. Begitu pula, tenaga TI perusahaan tidak lagi perlu direpotkan dengan proses
back up server, pemeliharaan dan monitoring operasionalnya. “Kami membuktikan
bahwa tren komputasi baru di cloud computing memang menghasilkan efisiensi besar
bagi perusahaan, terutama yang menjalankan bisnisnya secara online seperti kami,”
kata Aleida.
“Setelah tidak lagi menggunakan on premise server, kami dapat memangkas
sedikitnya 30% biaya operasional karena dapat mengeliminasi biaya perawatan web
server dan biaya profesional tenaga T,” kata Filemon Soukotta, Manajer Online
Shopping Kompas Gramedia Group. “Cloud computing juga bisa begitu fleksibel
mengikuti pertumbuhan e-commerce di Indonesia,” ia menambahkan.
Menurut Aleida, antara sistem GO dan sistem GMA ini belum terintegrasi
sepenuhnya. Untuk aplikasi Oracle Finance memang sudah terintegrasi. Namun, untuk
aplikasi Oracle Retail, dibuatkan interface. “Interface ini dibuat atau diatur secara
mingguan, harian atau per jam. Jadi kalau dibilang terintegrasi, ya terintegrasi. Karena
petugas GO bisa melihat stok buku yang diminta pelanggan ada di toko buku mana
saja,” katanya.
Untuk merancang situs e-commerce GO ini, pihak GMA memercayakan
kepada Indokart, perusahaan desain web berbasis di Amerika Serikat. Sementara itu,
untuk jasa ekspedisinya bekerja sama dengan JNE. Dan, untuk metode
pembayarannya, sekarang menggunakan metode payment gateway BCA – yang
sebelumnya dilakukan secara transfer atau via ATM. Jumlah transaksi online-nya
sejauh ini sekitar 150 transaksi per hari.
“Sekarang, sistem di Gramedia Online bisa menunjuk toko mana saja yang bisa
diambil stoknya,” kata Aleida. Jadi, ketika pelanggan mencatatkan order, sistem di
back end akan mengecek item yang dipesan tadi. “Kami sih inginnya Gramedia Online
bisa seperti Amazon,” ujar Aleida lagi.
e) PT Infinys System Indonesia
Penyedia solusi cloud PT Infinys System Indonesia dan PT Duta Kalingga
Pratama (DKP) dengan solusi Auto Identification Data Capture (AIDC) pada hari
Senin (10/9) menjelaskan fokus bisnis mereka di industri manufaktur. Untuk
mengukuhkan niat tersebut, keduanya akan menggelar event kolaborasi bertajuk “The
Revolution of Cloud Solutions in Today’s Manufacturing Environment” pada tanggal
4 Oktober 2012 di Hotel Aston Paramount, Serpong.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager PT Infinys System Indonesia
Dondy Bappedyanto juga menjelaskan sejumlah keunggulan yang ditawarkan Infinys
kepada pelanggannya. Salah satunya adalah harga yang kompetitif, yaitu mulai dari
Rp35.000/bulan dengan hanya menawarkan layanan email.
“Cloud merupakan komoditi yang harus bisa diakses oleh seluruh lapisan
masyarakat. Saat ini, fokus kami masih di segmen enterprise, tetapi tahun depan kami
akan menyasar kepada para end user,” ujar Dondy.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Dondy mengaku masih ada masalah dan
tantangan yang harus mereka hadapi. Salah satu tantangan terbesarnya adalah
perbandingan harga cloud di Indonesia yang masih terhitung lebih mahal dibanding di
luar negeri. Namun, Dondy percaya stigma tersebut dapat dihilangkan. Ia mengambil
contoh langkah yang telah diambil industri telekomunikasi dalam menghadirkan kartu
perdana dengan harga yang jauh lebih murah dibanding di luar negeri.
Solusi yang ditawarkan Infinys meliputi Software as a Service (SaaS), Platform
as a Service (PaaS), dan Infrastructure as a Service (IaaS). SaaS terdiri dari solusi
Communication & Colaboration untuk semua kebutuhan komunikasi dan kolaborasi di
perusahaan, PaaS meliputi layanan SharePoint dan C2 Portal, sedangkan IaaS meliputi
Cloud Server untuk Windows dan Linux.
Sebagai tambahan, Dondy menyebutkan satu aplikasi yang sedang
dikembangkan Infinys untuk memudahkan proses backup otomatis. Aplikasi tersebut
nantinya akan berjalan di PC dan perangkat mobile
f) IBM SmartCloud
IBM Smart Cloud adalah panggilan untuk layanan Cloud Computing dari IBM.
Dengan semboyan ”IBM cloud computing : Rethink IT. Reinvent business“. IBM
dalam websitenya menuliskan bahwa “cloud computing mengubah cara kita berfikir
tentang teknologi. Cloud adalah sebuah model komputasi yang menyediakan software
berbasis web, middleware, dan sumber daya komputasi sesuai dengan permintaan”.
Masih dilanjutkan dalam web IBM Smart Cloud disebutkan bahwa “ Dengan
membuat teknologi sebagai layanan, Kita bisa memberikan pengguna hak akses yang
hanya dibutuhkan untuk hal tertentu. Hal ini mencegah kita untuk membayar apa yang
tidak kita gunakan. Dengan menggunakan cloud computing kita juga dapat melakukan
penghematan biaya dengan mengizinkan pengguna untuk mengakses penawaran
terbaru dari software dan infrastruktur untuk mendorong inovasi bisnis”.
DAFTAR PUSTAKA

n.d. Apa Itu Amazon.com & Sejarah Perkembangannya. http://rund-


streetteam.blogspot.co.id/2013/07/cloud-computing-dan-perusahaan-pengguna.html.

2016, MAKALAH CLOUD COMPUTING TERBARU. 2015. Purnomo Lamala. Accessed


Desember 19, 2015. http://purnomolamala.blogspot.co.id/2015/06/makalah-cloud-
computing-terbaru-2016.html.

Aji, Gentur Putro. n.d. Tunjangan Bisnis Garuda Indonesia Manfaatkan Cloud Computing.
Accessed Desember 19, 2015.
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150523044119-92-55157/tunjang-bisnis-
garuda-indonesia-manfaatkan-cloud-computing/.

n.d. Apa itu Cloud Computing. http://www.warungtechnology.com/2013/05/apa-itu-cloud-


computing.html.

BS, A Mohammad. n.d. Cara Gramedia Mengelola Seratus Toko Buku. Accessed Desember
19, 2015. http://zepbes.com/best-practice/cara-gramedia-mengelola-seratus-toko-
buku/Penggunaan Teknologi Web-Based.

Cloud, Aplikasi Media Penyimpanan. n.d. http://www.cloudindonesia.or.id/aplikasi-media-


penyimpanan-cloud.html.

Dimitria, Ernest. n.d. PT Infinys System Indonesia Hadirkan Solusi Cloud untuk Industri
Manufaktur. Accessed Desember 19, 2015. http://www.jagatreview.com/2012/09/pt-
infinys-system-indonesia-hadirkan-solusi-cloud-untuk-industri-manufaktur/.

Komputer, Wahana. 2011. Kupas Tuntas Bermacam Aplikasi Generasi Cloud Computing.
Jakarta: Andi Publisher.

Munif, Ahmad. n.d. Apa itu IBM Smartcloud. Accessed Desember 19, 2015.
http://www.cloudindonesia.or.id/apa-itu-ibm-smartcloud.html.
Triwahyuni, Yulia. n.d. Perusahaan, Cloud Computing dan Contoh Penerapan dalam.
Accessed Desember 19, 2015. http://cloudindonesia.com/cloud-computing-dan-
contoh-penerapan-dalam-perusahaan/.

Anda mungkin juga menyukai