Anda di halaman 1dari 16

Laporan Field Trip

MUSEUM TSUNAMI ACEH

Kelompok 4 :

Dira Sabrina Putri 2313101010008


Indah Rezkina 2313101010035
Rayhan Al-Faiq 2313101010049
Luthfiah Nurrahmah 2313101010063
Melanie Amelia 2313101010065
Siti Zakhirah 2313101010083

Dosen Pengampu :
Dr. Irwan Saputra, S.Kep., M.KM

UPT. MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
OKTOBER 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 2


DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ 3
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 4
BAB I ............................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Pembelajaran ............................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Pembelajaran ............................................................................................................. 5
BAB II .............................................................................................................................................. 6
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................................ 6
2.1 Tempat Kunjungan .................................................................................................................. 6
2.2 Waktu Kunjungan.................................................................................................................... 6
2.3 Metode Pengumpulan Informasi dan Data ............................................................................... 6
BAB III............................................................................................................................................. 7
HASIL OBSERVASI dan PEMBAHASAN ...................................................................................... 7
3.1 Hasil Observasi ....................................................................................................................... 7
3.2 PEMBAHASAN ................................................................................................................... 11
BAB IV .......................................................................................................................................... 15
PENUTUP ...................................................................................................................................... 15
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
4.2 Saran ..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 16

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Museum Tsunami Aceh Tampak Depan ........................................................................ 7


Gambar 2. 2 Lorong Tsunami ........................................................................................................... 8
Gambar 2. 3 Lorong Kebingungan .................................................................................................... 8
Gambar 2. 4 Sumur Doa.................................................................................................................... 9
Gambar 2. 5 Jembatan Perdamaian.................................................................................................. 10
Gambar 2. 6 Miniatur PLTD Apung ................................................................................................ 10
Gambar 2. 7 Ruang Galeri Geograpic.............................................................................................. 11
Gambar 2. 8 PascaTsunami ............................................................................................................. 11
Gambar 2. 9 Sekarang ..................................................................................................................... 12
Gambar 2. 10 Monumen Kapal di Atas Rumah ............................................................................... 12

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan field trip makalah tentang “Museum Tsunami Aceh ”.
Makalah ini merupakan salah satu bentuk dari hasil diskusi kami mengenai Museum Tsunami Aceh .

Penyusun telah berusah semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik melalui makalah
ini. Namun, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, tentu masih banyak kesalahan
yang terdapat dalam makalah ini, dan juga tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pengajar, teman-teman dan pembaca
makalah ini.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada bapak Dr. Irwan Saputra, S.Kep., M.KM dan
seluruh anggota kelompok 4 yang telah berkontribusi dan membantu dalam penyusunan makalah ini,
dan pihak-pihak lain yang telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, kami
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana semestinya.

Banda Aceh, 9 Oktober 2023

Penyusun,

Kelompok 5

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Field trip merupakan kegiatan yang wajib diselenggarakan dan dilaksanakan di kampus
masing-masing. Kegiatan tamasya biasanya mencakup kunjungan ke bisnis, institusi, dan situs.
Tujuan dari kegiatan ini juga untuk menambah wawasan sejarah dan pengetahuan siswa. Tur
kami termasuk kunjungan ke Museum Tsunami. Kegiatan ini sangat membantu siswa
memperdalam pemahaman tentang sejarah bencana alam yaitu Tsunami Aceh. Museum
Tsunami Aceh merupakan museum yang dibangun untuk mengingatkan generasi mendatang
akan bencana gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia 26 Desember 2004. Museum
Tsunami Aceh memiliki beberapa koleksi yang berkaitan dengan peristiwa tsunami Samudera
Hindia tahun 2004. Koleksinya mencapai 55 benda, terdiri dari 22 alat peraga, 26 foto, dan 7
pawai.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Bagaimana kondisi sebelum dan setelah terjadinya bencana tsunami Aceh?
2. Apa yang dilakukan selama masa pemulihan pasca tsunami?
3. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan selama melakukan kunjungan?
4. Apa hikmah dari semua yang terjadi dan hikmah setelah mengunjungi museum tsunami
Aceh?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Sebagai wawasan, pengetahuan mahasiswa yang lebih luas tentang sejarah terjadinya
tsunami Aceh
2. Sebagai pembelajaran dari peristiwa bencana tsunami yang terjadi.

1.4 Manfaat Pembelajaran


1. Menambah dan meningkatkan wawasan terhadap bencana tsunami.
2. Mahasiswa dapat mengambil hikmah dari kejadian tsunami yang terjadi di Aceh.
3. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran kondisi pada saat terjadinya tsunami Aceh

5
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tempat Kunjungan


Tempat yang kami kunjungi adalah Museum Tsunami Aceh yang berada di Jalan
Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Provinsi
Aceh., Kode pos 23116.

2.2 Waktu Kunjungan


Kami melakukan kunjungan ini pada hari Senin tanggal 2 Oktober 2023 pukul 10.30
WIB – 11.00 WIB

2.3 Metode Pengumpulan Informasi dan Data


1. Metode observasi diterapkan dengan melakukan pengamatan langsung pada kondisi
lapangan
2. Metode tinjauan literatur Kami juga menggunakan website Museum Tsunami Aceh di
Internet sebagai bahan tambahan.
3. Metode dokumentasi Kami mengambil gambar atau foto benda-benda yang ada di
Museum Tsunami Aceh.

6
BAB III

HASIL OBSERVASI dan PEMBAHASAN

3.1 Hasil Observasi


1. Sejarah Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami adalah sebuah gedung yang diarsitekkan oleh Bapak Ridwan Kamil.
Gedung ini menjadi situs sejarah kelamnya Rakyat Aceh terhadap bencana yang menimpa Rakyat
Aceh pada 26 Desember 2004. Gedung ini menjadi memorial dan juga pembelajaran untuk Indonesia
khususnya Rakyat Aceh dalam menghadapi bencana yang terus menjadi siklus di suatu daerah. Agar
hal yang tidak di inginkan dapat dihindari. oleh karena itu, gedung ini di bangun dengan konsep
filosofi yang sangat mendalam di setiap pojoknya. membawa suasan fisik dan mental bagi
pengunjung museum ini

Gambar 2. 1 Museum Tsunami Aceh Tampak Depan

2. Koleksi Museum Tsunami Aceh.

Berikut koleksi-koleksi yang ada di Museum Tsunami Aceh yaitu:

a) Lorong Tsunami.

Lorong yang sempit,gelap,dan terdengar tahlil disertai gemercik air.Panjang dari


Lorong tsunami ini adalah 19 meter dengan tinggi 22 meter,seperti ketinggian rata-

7
rata tsunami di pesisir pantai Aceh.Suasana yang diciptakan di Lorong tersebut untuk
menggambarkan kondisi korban saat terkena tsunami.Mereka berlari menyebut nama
Allah SWT berharap pertolongan Allah SWT datang.

Gambar 2. 2 Lorong Tsunami

b) Lorong Kebingungan

Lorong ini merupakan Lorong berputar dengan dinding gelap.Lorong ini


menggambarkan kondisi para masyarakat yang terkena tsunami Aceh seperti kesedihan
dan kebinggungan kehilangan banyak hal,salah satunya keluarga.

Gambar 2. 3 Lorong Kebingungan

c) Sumur Doa.

8
Sumur doa dengan tinggi meter yang mana dindingnya berisi nama-nama
korban tsunami. Sumur ini diberi nama Sumur Doa atau Chamber of Blessing,
terdapat 4.000 nama dari sekian banyak korban yang meninggal saat tsunami Aceh.
Sumur Doa ini dibuat setinggi 32 meter, di mana saat itu gelombang tsunami yang
terjadi di Lhoknga, Aceh Besar, Aceh mencapai 32 meter. Sumur Doa ini juga
diibaratkan sebagai kuburan massal para korban tsunami, di bagian atas ruangan
terdapat lafadz Allah. Kita bisa mengirimkan doa kepada Sang Pencipta untuk para
korban di sini.

Gambar 2. 4 Sumur Doa

d) Jembatan Perdamaian

Jembatan Perdamaian sendiri membentang sepanjang 15 meter di atas sebuah


kolam ikan. Di sekeliling kolam sendiri berdiri 52 batu besar sebagai tempat duduk-
duduk para pengunjung.

Batu-batu besar tersebut ternyata bukan hanya menambah artistik Musuem


Tsunami, melainkan memiliki makna. Jumlah batu di pinggir kolam tersebut

9
merupakan jumlah negara yang memberi bantuan pada Aceh dalam merekonstruksi
pembangunan.

Sementara itu, jika pengunjung melihat ke langit-langit ketika melintas


Jembatan Perdamaian, maka bendera-bendera negara tergantung indah. Hal ini karena
di setiap bendera negara-negara yang tergantung tersebut tertulis kata damai dalam
berbagai bahasa..

Gambar 2. 5 Jembatan Perdamaian

e) Miniatur PLTD Apung

Miniatur ini merupakan kapal PLTD Apung yang merupakan kapal generator
listrik milik PLN yang berasal dari Wilayah Kalimantan Barat dengan bobot 2000 ton.

Gambar 2. 6 Miniatur PLTD Apung


f) Ruang Galeri Geographic
Ruangan ini berisikan informasi seputar tsunami Aceh.

10
Gambar 2. 7 Ruang Galeri Geograpic

3.2 PEMBAHASAN

A. Kondisi Saat Terjadi Tsunami Aceh dan Kondisi Sekarang

Bencana Tsunami Aceh terjadi pada hari Minggu,26 Desember 2004. Tsunami Aceh
didahului gempa yang terjadi pada pukul 07.59 WIB. Tidak lama setelah itu, muncul gelombang
tsunami yang diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter, dengan kecepatan mencapai 100 meter per
detik, atau 360 kilometer per jam.

Gelombang besar nan kuat ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak, menghancurkan
pemukiman bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah kapal ke tengah daratan.
Kapal itu ialah Kapal PLTD Apung yang terseret hingga 5 kilometer dari kawasan perairan ke tengah
daratan.

Tsunami 2004 ini telah memakan korban sebanyak 226.308 jiwa di negara-negara terdampak.
Indonesia menjadi negara dengan jumlah korban terbesar yaitu sebanyak 173.741 jiwa meninggal
dan 394.539 mengungsi.Tentunya banyak perbedaan kondisi wilayah pada saat sebelum dan sesudah
tsunami. Berikut perbedaan beberapa kondisi saat terjadi tsunami Aceh dan kondisi sekarang :

1. Masjid Baiturrahman

Gambar 2. 8 PascaTsunami

11
Gambar 2. 9 Sekarang

2. Kapal di atas Rumah Lampulo


Akibat dari bencana alam tersebut, memporak-porandakan seluruh rumah juga
infrastruktur termasuk di Kota Banda Aceh, serta terdamparnya sebuah kapal yang
terbawa kuatnya gelombang ke permukaan dan tersangkut di atap salah satu rumah

warga.

Gambar 2. 10 Monumen Kapal di Atas Rumah

B. Proses Pemulihan Setelah Bencana Tsunami Aceh

Pasca tsunami 26 Desember 2004, pemerintah saat itu membentuk badan khusus penanganan
bencana di Aceh, yaitu Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Dukungan banyak pihak
juga datang dari masyarakat dalam dan luar negeri.Di bawah koordinasi BRR, koordinasi dan
fokus penanganan bencana Aceh berjalan dengan baik. Seluruh dunia hadir untuk membantu

12
Aceh. Proses pemulihan dan rekonstruksi yang berlangsung pada tahun 2005 hingga 2009
berhasil memulihkan keadaan Aceh. Perumahan dan berbagai infrastruktur dibangun saat ini.

Pasca bencana tsunami, BMKG memasang 22 sensor seismik digital broadband di seluruh
provinsi Aceh dengan tujuan mendukung sistem pemrosesan yang cepat dan akurat untuk
memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini Tsunami di Aceh. yang dikeluarkan
BMKG dapat segera diterima oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan di Aceh,
sehingga BMKG kini telah memasang 41 alat penerima informasi gempa dan perangkat
peringatan dini tsunami. Alat-alat ini termasuk WRS Generasi Baru, WRS 2 Way dan WRS
DVB. Di Aceh, BMKG juga memasang peralatan sistem peringatan dini “EWS”. Stasiun Radio.

Sebagai daerah yang terkena dampak tsunami, masyarakat Aceh rutin mendapatkan pelatihan
mitigasi bencana dan pencegahan bencana. Meski masyarakat sudah beraktivitas normal, namun
tetap waspada terhadap bencana. Hal serupa bisa saja terulang kembali. Pada tanggal 26,
peringatan tsunami akan diaktifkan sekaligus untuk mengetahui apakah peringatan tersebut masih
aktif dan menikmati kenangan akan kejadian tsunami Aceh.

Berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana terus
dilakukan secara berkala, seperti kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh komunitas mitigasi
bencana di Aceh. BPBA dan Pemda Aceh juga telah membangun beberapa bangunan
penyelamatan atau bangunan evakuasi yang tersebar di beberapa kabupaten. Bentuknya bisa
bermacam-macam, termasuk bentuk sebagian yaitu gabungan antara gudang dan bangunan
evakuasi atap. Tidak hanya bangunan saja yang disiapkan, namun lokasi penyelamatan juga
disiapkan, seperti bukit penyelamatan yakni evakuasi ke pegunungan tinggi. Masyarakat juga
telah menyiapkan Tempat Evakuasi Sementara (TES) berupa gedung-gedung bertingkat khusus
di wilayah yang sering terdampak banjir. Mitigasi bencana juga dilakukan melalui kegiatan
seruan mulai dari film dokumenter hingga jingle.

C. Hambatan Saat Melakukan Kunjungan Ke Museum Tsunami Aceh


Saat menuju lokasi kami tidak menemukan hambatan apapun dikarenakan lokasi dari
Museum Tsunami Aceh ini yang mudah di akses dengan berbagai kendaraan baik umum
maupun pribadi.
Hambatan yang terjadi ada di dalam Museum Tsunaminya sendiri dikarenakan
kondisi yang saat itu lumayan ramai pengunjung sehingga sedikit sulit untuk lebih lama
menjelajah museum tersebut. Selain itu juga, waktu istirahat yang membuat kami harus lebih
cepat dalam menyusuri museum tsunami Aceh.

13
D. Hikmah dari Kejadian Tsunami Aceh

Hikmah dari kejadian tsunami bagi masyarakat Aceh adalah, pelajaran bahwa kita tidak ada
apa-apanya dan bukan siapa-siapa sampai waktunya kita juga dipanggil menghadap Allah.
Kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana alam juga semakin meningkat di kalangan masyarakat
Aceh dan, yang lebih penting, masyarakat Aceh menjadi kuat.
Menurut kami, hikmah yang dapat diambil dari peristiwa tsunami Aceh adalah dengan
adanya peristiwa tersebut pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap daerah rawan
bencana, misalnya dengan memberikan peringatan. Dari kejadian ini mungkin opini masyarakat
juga akan lebih tertarik dan sadar. Terkait mitigasi bencana alam, hal ini dibuktikan dengan
tingginya kesadaran masyarakat terhadap tingkat bahaya dan cara menyikapi bencana alam.
Peristiwa ini juga memotivasi masyarakat dan pemerintah untuk mencari cara meminimalkan
kerusakan dan korban jiwa di wilayah yang sering dilanda bencana alam. Peristiwa tsunami Aceh
juga dapat menimbulkan ketakutan dalam jiwa manusia sehingga dapat memperbaiki segala
dosanya dan kembali ke jalan yang benar.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tsunami Aceh merupakan kesedihan yang mendalam bagi Indonesia, khususnya bagi
masyarakat Aceh. Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangunlah sebuah museum yang diberi
nama Museum Tsunami Aceh. Museum ini berisi beberapa koleksi peninggalan bencana tsunami
Aceh. Museum ini juga mampu menciptakan suasana zaman yang sangat jernih. Bencana tsunami
terjadi sedemikian rupa sehingga kita seolah-olah bisa merasakan dan membayangkan peristiwa
tsunami tersebut.

Peristiwa tsunami Aceh menyadarkan kita akan pentingnya mitigasi bencana. Sebagai
masyarakat yang tinggal di daerah yang sering terjadi bencana alam, kita sudah seharusnya semakin
waspada terhadap risiko bencana.

4.2 Saran
Saran kami kepada Museum Tsunami Aceh agar koleksi Museum Tsunami Aceh lebih
memperhatikan pemeliharaan dan kebersihannya agar pengunjung lebih nyaman ketika datang ke
museum.
Ada saran dari penulis kepada para pembaca agar pembaca dapat mempelajari gambaran
tsunami yang terjadi di aceh dan mengetahui sejarah terjadinya tsunami aceh. Kami berharap dengan
adanya artikel ini pembaca dapat mengambil hikmah dan hikmah dari kejadian tsunami Aceh. Kami
juga berharap tulisan kami dapat menjadi wacana yang membuka pola berpikir pembaca dan
memberikan saran yang tersirat dan tersurat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akbar.(2021).Mengenang tsunami aceh 17 tahun lalu dan upaya mitigasi bencana.Diakses


pada 28 Februari 2021,dari https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/27/120000565/mengenang-
tsunami-aceh-17-tahun-lalu-dan-upaya-mitigasi-bencana-serupa?page=all
Arifin.(2021).10 potret dulu vs sekarang pasca tsunami Banda Aceh.Diakses pada 27
Februari 2023,dari https://sumut.idntimes.com/news/sumut/arifin-alamudi/pasti-gak-nyangka-10-
potret-dulu-vs-sekarang-pasca-tsunami-banda-aceh?page=all

Prita.(2019).15 tahun tsunami aceh dulu pahit kini lebih siaga.Diakses pada 27 Februari
2023,dari https://www.dw.com/id/15-tahun-tsunami-aceh-dulu-pahit-kini-lebih-siaga/a-51798329
Museum Tsunami.Diakses pada 28 Februari 2023,dari
https://museumtsunami.acehprov.go.id/halaman/sejarah-museum-tsunami-aceh
Helmi (2014). Meresapi makna Lorong kebingungan museum tsunami.Diakses pada 28
Februari 2023, dari https://travel.okezone.com/read/2014/12/26/406/1084341/meresapi-makna-
lorong-kebingungan-museum-tsunami

16

Anda mungkin juga menyukai