Disusun Oleh :
Kelompok 4 / Perikanan A
Ratih Wulandari 230110200023
Santi Amelia 230110200035
Fauzan Syaiful Alim 230110200036
Fiza Jasmine Hasani 230110200041
Muhamad Luthfi Az-Zakiy 230110200057
M. Gufron Sugih 230110200058
Abraham Luther Folabessy 230110200059
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2021
IDENTIFIKASI IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer)
Disusun Oleh :
Kelompok 4 / Perikanan A
Ratih Wulandari 230110200023
Santi Amelia 230110200035
Fauzan Syaiful Alim 230110200036
Fiza Jasmine Hasani 230110200041
Muhamad Luthfi Az-Zakiy 230110200057
M. Gufron Sugih 230110200058
Abraham Luther Folabessy 230110200059
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui :
Afiefah Salsabila
NPM. 230110170106
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
ikan lele. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Laporan praktikum yang berjudul Identifikasi Ikan kakap putih (Lates calcarifer)
dibuat untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Ikhtiologi pada Program
Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Ikhtiologi.
2. Rajib Abdul Rahman Sidik, selaku koordinator asisten
mata kuliah Ikhtiologi.
3. Afiefah Salsabila, selaku asisten penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi.
4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala
bimbingan dan masukkan.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan praktikum, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun bagi
penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum yang telah disusun
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ikan Kakap Putih............................................. 3
2.2 Klasifikasi Ikan Kakap Putih........................................... 4
2.3 Morfologi Ikan Kakap Putih............................................ 4
2.4 Anatomi Ikan Kakap Putih.............................................. 5
iii
4.3 Ciri Morfologi Khusus ................................................... 12
4.4 Sistem Integumen .......................................................... 14
4.5 Sistem Otot .................................................................... 15
4.6 Sistem Pencernaan ......................................................... 16
4.7 Sistem Pernafasan .......................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................. 23
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum identifikasi ikan kakap putih adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui morfologi dan anatomi ikan kakap putih
2. Untuk mengetahui ciri meristik ikan kakap putih dan morfometrik ikan
kakap putih
3. Untuk mengetahui sistem integumen, sistem otot, sistem pencernaan dan
sistem pernapasan ikan kakap putih
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum identifikasi ikan kakap putih adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui dan memberikan informasi tentang morfologi dan
anatomi ikan kakap putih
2. Dapat mengetahui dan memberikan informasi tentang ciri meristik dan ciri
morfometrik ikan kakap putih
3. Dapat mengetahui dan memberikan informasi tentang mengetahui sistem
integumen, sistem otot, sistem pencernaan dan sistem pernapasan ikan
kakap putih
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
di KJA mencapai 2-2, 4 g/hari. Kakap putih merupakan ikan berukuran besar, relatif
cepat dan dapat dibudidayakan di berbagai lingkungan perairan.
Pada waktu masih burayak (umur 1- 3 bulan) warnanya gelap dan setelah
menjadi gelondongan (umur 3-5 bulan) warnanya terang dengan bagian punggung
berwarna coklat kebiru-biruan yang selanjutnya berubah menjadi keabu-abuan
dengan sirip berwarna abu-abu gelap (Arif 2001).
agak melebar. Bentuknya seperti tabung yang panjang tanpa perlakukan cardia
dibagian depan dan pilorus dibagian belakang. Hati yaitu hati berbentuk tidak
beraturan, berwarna merah, letaknya melebar mengelilingi usus. Hati
mensekresikan cairan empedu.
Sistem jaringan otot ikan kakap putih dapat berenang dengan bantuan sistem
jaringan otot. Alat respirasi yang dimiliki oleh jenis ikan kakap putih adalah insang.
Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian
dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri
dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).
Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Mekanisme
pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada fase
inspirasi, O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2 diikat oleh kapiler darah
untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase
ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan
dari insang diekskresikan keluar tubuh (Arif 2001).
BAB III
BAHAN DAN METODE
7
8
6. Bentuk tubuh ikan, bentuk mulut, letak mulut, bentuk sirip caudal diamati
kemudian hasil dicatat pada lembar kerja
7. Sisik ikan kakap putih dengan ukuran kecil dicabut menggunakan pinset,
kemudian simpan di objek glass dan diamati menggunakan mikroskop.
8. Bentuk fisik dan kelenjar beracun diamati.
9. Kulit bagian pangkal ekor ikan kakap putih dikupas sampai sistem otot
terlihat
10. Sistem otot diidentifikasi kemudian hasilnya dicatat dan digambar pada
lembar kerja
11. Ikan kakap putih dibedah menggunakan gunting dimulai dari bagian perut
sampai belakang sirip pectoral sampai semua organ dalam terlihat.
12. Organ dalam ikan kakap putih diidentifikasi dan digambar pada lembar
kerja
13. Ikan kakap putih dan alat-alat dicuci hingga bersih dan dikembalikan pada
tempat semula.
Berdasarkan perhitungan ciri meristik ikan Kakap putih pada video diperoleh data,
Jumlah sirip Dorsal 5 keras dan 12 lunak. Jumlah sirip Pectoral 12 keras dan 14
10
11
lunak. Jumlah sirip Ventral 7 lunak. Jumlah sirip Anal 7 lunak. Jumlah sirip Caudal
14 lunak. Linea Lateralis berjumlah 50 yang terletak ditengah tubuh dengan posisi
melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan pernyataan Murtidjo bahwa Pada
punggung ikan kakap putih terdapat 7-9 buah sirip berjari-jari keras dan jari jari
lemah berjumlah 10-11 buah. Sirip dubur terdiri dari3 jari jari keras dan 7-8
merupakan jari jari lemah. Bentuk sirip ekor bulat dan jumlah sisik pada garis rusuk
(Linea Lateralis) antara 52-61 buah, (Murtidjo 1997).
4.2 Ciri Morfometrik
Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan
(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh kebagian
tubuh yang lain. Karakter Morfometrik yang sering digunakan untuk ukur antara
lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan
panjang sirip, dan diameter mata (Omar 2012).
Berikut merupakan pengamatan ciri morfometrik
ikan kakap putih (Lates Calcalifer) kelompok 4 pada praktikum identifikasi
ikan kakap putih (Tabel 4) :
Tabel 4. Hasil pengamatan ciri morfometrik ikan kakap putih
No. Ciri Morfometrik Hasil (cm)
1 Standard Length (SL) 27
2 ForkLength (FL)
3 Total Length (TL) 30,5
4 Head Length (HL) 9,5
6 Snout Length (SnL) 1,5
8 Orbital Diameter (OD) 9
9 Caudal Peduncle Length (CPL) 4,4
bentuk sirip caudal, misai, alat bantu pernafasan, warna, bercak/bitnik dan bentuk
sisik.
Berikut merupakan pengamatan ciri morfologi khusus ikan Kakap Putih
kelompok 4 pada praktikum identifikasi ikan Kakap Putih (Tabel 5) :
Tabel 5. Hasil pengamatan ciri morfologi khusus Ikan Kakap Putih
5 Misai - -
6 Bentuk Sisik Ctenoid
14
7 Warna Ke Abu-abuan
8 Bercak/Bintik - -
9 Alat Bantu Gelembung
Pernafasan Renang
2 Kelenjar Beracun --
Seperti yang dicantumkan pada Tabel 6, sistem integumen pada ikan kakap
putih ditemukan sisik yang berbentuk cycloid, dan dilengkapi dengan linea lateralis.
Pada ikan yang diamati warna sisik ikan adalah abu-abu kehitaman, namun terdapat
ikan kakap putih lain yang berwarna lain, seperti abu-abu keputihan. Pada bagian
15
kepala tepatnya pada operculum da reoperculum ikan kakap terdapat duri yang
keras. Tidak ditemukan kelenjar beracun atau sistem integumen lain selain yang
telah disebutkan.
Berdasarkan hasil identifikasi pada sistem otot ikan kakap putih yang
terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
epaksial dan hipaksial. Ikan kakap putih dapat berenang cepat karena bantuan
sistem jaringan otot yang melekat pada rangka. Hasil tersebut sesuai dengan
pernyataan Djuanda (1981) yang menyatakan pada potongan membujur akan
tampak bagian myoseptum dan horizontal skeletogenesus septum saja. Pada
potongan melintang pada bagian ventral akan tampak bagian epaxial myotomes dan
ertical septum. Sedangkan pada bagian caudalnya yang akan tampak adalah vertical
septum, horizontal septum dan hypaxial myotomes. Secara fungsional tipe otot ikan,
yaitu ada yang di bawah rangsangan otak (voluntary) dan otot yang tidak dibawah
rangsangan otak (involuntary).
16
seperti tabung yang panjang tanpa perlekukan cardia dibagian depan dan pilorus
dibagian belakang. Hati yaitu hati berbentuk tidak beraturan, berwarna merah,
letaknya melebar mengelilingi usus. Hati mensekresikan cairan empedu (Arif
2001).
Proses pernafasan pada ikan yaitu dengan cara membuka dan menutup
mulut secara bergantian, ketika mulut ikan dibuka air masuk ke dalam rongga mulut
sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk dan
berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah, pembuluh kapiler darah tersebut
terdapat dalam insang dan pada waktu menutup, tutup insang (operculum)
membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang (Khairul 2008).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang
digunakan pada ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir,
panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor. Pada pengukuran ikan yang sedang
mengalami pertumbuhan digunakan rasio dari panjang standar. Berikut penjelasan
meristik dan morfometrik ikan kakap putih:
1. Ciri morfologi ikan kakap putih yang diteliti oleh kelompok 4 dalam
praktikum yaitu Ikan kakap putih (Lates calcarifer) memiliki bentuk badan
memanjang, gepeng, batang sirip ekor lebar dengan bentuk bulat, mata
berwarna merah cemerlang, bukaan mulut lebar sedikit serong dengan gigi-
gigi halus dan tidak memiliki taring, terdapat lubang kuping bergerigi pada
bagian penutup insang, sirip punggung terdiri dari jari-jari keras sebanyak 3
buah dan jari-jari lemah sebanyak 7-8 buah.
2. Ciri morfometrik ikan kakap putih yang diteliti oleh kelompok 4 dalam
praktikum yaitu diperoleh data: Standard Length (SL) berjumlah 27 cm.
Total Length (TL) berjumlah 30,5 cm. Head Length (HL) berjumlah 9,5 cm.
Snout Length (SnL) berjumlah 1,5 cm. Orbital Diameter (OD) berjumlah 9
cm. Caudal Peduncle Length (CPL) berjumlah 4,4. Body Depth (BD) 9,5
cm. Dorsal Fin Length 1 (DFL1) berjumlah 5 cm. Dorsal Fin Length 2
(DFL2) berjumlah 5,5. Dorsal Fin Base 1 (DFB1) berjumlah 5 cm. Pectoral
Fin Length (PFL) berjumlah 3,5 cm. Ventral Fin Length (VFL) berjumlah
4 cm. Anal Fin Length (AFL) berjumlah 3 cm. Dan Anal Fin Base (AFB)
berjumlah 3 cm.Ciri meristik ikan kakap putih yang diteliti oleh kelompok
4 dalam praktikum yaitu, Berdasarkan perhitungan ciri meristik ikan Kakap
putih pada video diperoleh data, Jumlah sirip Dorsal 5 keras dan 12 lunak.
Jumlah sirip Pectoral 12 keras dan 14 lunak. Jumlah sirip Ventral 7 lunak.
Jumlah sirip Anal 7 lunak. Jumlah sirip Caudal 14 lunak. Linea Lateralis
19
20
5.2 Saran
Dalam praktikum Ikhtiologi sebaiknya proses pembedahan dilakukan
dengan hati-hati sehingga tidak merusak bagian tubuh ikan, baik morfologi maupun
anatomi yang akan diamati. Untuk alat yang digunakan harus dalam keadaan baik
dan bahan yang digunakan harus dalam keadaan segar agar pembedahan yang
dilakukan mencapai hasil optimal. Teknis pembedahan alangkah baiknya dilakukan
secara bertahap dan sesuai prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Arif. 2001. Buletin Budidaya Laut Seri 5 dan 6. BBL Lampung. Ditjen Perikanan
Irmawati, Tassakka, A. C., Nadiarti, Husain, A. A., Umar, M. T., Alimuddin, A., &
Parawansa, B. (2020, april 15). IDENTIFIKASI STOK IKAN KAKAP
PUTIH(Lates calcariferBloch, 1790) MENGGUNAKAN KARAKTER
MORFOMETRIK. Jurnal IPTEKS PS. Retrieved from
https://journal.unhas.ac.id/index.php/iptekspsp/article/view/8570/pdf
Saanin, 1984.Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Volume I dan II. Jakarta:Bina
Rupa Aksara.
21
22
Wahyuningsih, H. Dan T.A. Barus. 2006. Buku Ajar Iktiologi. USU Press. Medan
Windarto, S., Sri Hastuti, S., Nugroho, R. A., & Sarjito. (2019, januari 18).
PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer
Bloch, 1790) YANG DIBUDIDAYAKAN DALAM SISTEM KERAMBA
JARING APUNG (KJA). Jurnal Sains Akuakultur Tropis. Retrieved from
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/sat/article/view/4195
LAMPIRAN
23
24
Proses pembedahan ikan kakap putih Bagian organ dalam ikan kakap putih
Sifat meristik ikan kakap dihitung (Jumlah dari tiap jenis jari jari sirip,
sisik linea lateralis, sisik linea transversalis, DOrigin, VOrigin, Aorigin).
2.Morfologi
Prosedurikan kakap
Kerja putih diidentifikasi
Pengindentifikasian Otot(panjang misai,Ikan
dan Anatomi jumlah misai,
Kakap Putih
bentuk mulut, bentuk tubuh, letak mulut, bentuk sirip caudal, bentuk sisik,
dan warna tubuh).
27
Isi perut ikan kakap putih dipisahkan satu sama lain untuk diidentifikasi
(usus, gonad, ampedu, lambung semu, jantung, dan limpa)