Anda di halaman 1dari 23

TUGAS JARINGAN TELEKOMUNIKASI

KLIPING
“Teknologi Jaringan Terkini”

Oleh :

Alhafiz Putra
No. BP 1210951004

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
Cloud Computing                   
Cloud Computing adalah evolusi selanjutnya dari internet. Pada cloud computing merupakan
penyedia tenaga Komputasi,Infrastruktur Komputasi,Aplikasi,proses bisnis hingga berbagai
kebutuhan yang muncul pada saat yang dibutuhkan melalui media internet
Saat ini teknologi Cloud Computing merupakan revolusi dari perkembangan system jaringan
dengan menggunakan system internet dan menjadi perhatian seluruh dunia untuk bisa mengadopsi
teknologi ini.lalu kenapa tidak Gunadarma sebagai Universitas dengan berbasis teknologi informasi
perlu mengadopsi teknologi ini dengan menimbang unsur ekonomis dan efisiensi penggunaan server
dan jaringan di Universitas ini. Selain itu Universitas ini menjadikan pelopor dalam mengadopsi
teknologi ini kepada Universitas lain sehingga secara umum Indonesia dapat dikategorikan sebagai
Negara maju.

Kerangka Teoritis

A. Definisi Cloud Computing menurut Para Ahli

1. Gartner mendefinisikannya sebagai sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang
mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan
menggunakan teknologi Internet
2. Forester mendefinisikannya sebagai standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak,
platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet
dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.

B. Definisi Cloud Computing menurut Jurnal IEEE

Cloud Computing adalah suatu paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di
server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di
dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.

Konsep Dasar Cloud Computing


1.  Infrastructure as a Service (IaaS) : konsep tertua dimana pengimplementasiannya banyak
dilakukan mulai dari penggunaan atau penyewaan jaringan untuk akses Internet, layanan Disaster
Recovery Center, dsb.
2.  Platform as a Service (PaaS) : konsepnya hampir serupa dengan IaaS. Namun Platform disini
adalah penggunaan operating system dan infrastruktur pendukungnya. Yang cukup terkenal adalah
layanan dari situs Force.Com serta layanan dari para vendor server.
3. Software as a Service (SaaS) : berada satu tingkat diatas PaaS dan IaaS, dimana disini   yang
ditawarkan adalah software atau suatu aplikasi bisnis tertentu. Contoh yang paling mutakhir adalah
SalesForce.Com, Service-Now.Com, Google Apps, dsb.

Sifat Dasar Karakter Cloud Computing


Pada umumnya, cloud computing memiliki semua karakteristik yang dimiliki oleh tiga teknologi
“pendahulu”-nya. Seperti:
1. Grid Computing : metode komputasi dimana sebuah komputer raksasa virtual yang terdiri dari
beberapa komputer melakukan sejumlah besar kegiatan sekaligus, yang secara bersama-sama
melakukan semua bagian tugas komputasi. Cloud computing memiliki karakterisitik ini misalnya
dalam jaringan peer-to-peer ataupun SETI@home.
2. Utility Computing : konsep komputasi dimana pengguna cukup membayar apa yang ia pakai.
Konsepnya persis seperti kita menyewa listrik dari PLN, dimana kita menggunakan “meteran”
untuk mengukur aktifitas penggunaan layanan yang telah kita pakai.
3. Autonomic Computing : konsep dimana komputer beserta sistem infrastruktur komputasinya
memiliki kemampuan self-management atau dalam arti umumnya ia memiliki kemampuan untuk
memperbaiki dirinya sendiri.

Contohnya jika harddisk server mendekati utilisasi 90% maka secara otomatis server tersebut akan
mengaktivasi harddisk cadangan sehingga server tidak akan megalami kesulitan penyimpanan data
lagi.

Komponen Cloud Computing


1.      Cloud Clients adalah seperangkat komputer ataupun software yang didesain secara khusus untuk
penggunaan layanan berbasis cloud computing.
A.Mobile – Windows Mobile, Symbian, dan lain-lain.
B.Thin Client – Windows Terminal Service, CherryPal, dll.
C.Thick Client – Internet Explorer, FireFox, Chrome, dll.

2.      Cloud Services adalah produk, layanan dan solusi yang dipakai dan disampaikan secara real-
time melalui media Internet. Contoh yang paling popular adalah web service.
Identitas – OpenID, OAuth, dan lain2.
Integration – Amazon Simple Queue Service.
Payments – PayPal, Google Checkout.
Mapping – Google Maps, Yahoo! Maps.

3.      Cloud Applications memanfaatkan cloud computing dalam hal arsitektur software. Sehingga
user tidak perlu menginstal dan menjalankan aplikasi dengan menggunakan komputer.
Peer-to-peer – BitTorrent, SETI, dan lain-lain.
Web Application – Facebook.
SaaS – Google Apps, SalesForce.Com, dan lain-lain.
4.      Cloud Platform : merupakan layanan berupa platform komputasi yang berisi hardware dan
software2 infrasktruktur. Biasanya mempunyai aplikasi bisnis tertentu dan menggunakan layanan
PaaS sebagai infrastruktur aplikasi bisnisnya. Contoh :
Web Application Frameworks – Python Django, Rubyon Rails, .NET
Web Hosting
Propietary – Force.Com

5.      Cloud Storage melibatkan proses penyampaian penyimpanan data sebagai sebuah layanan.
Misal:
Database – Google Big Table, Amazon SimpleDB.
Network Attached Storage – Nirvanix CloudNAS, MobileMe iDisk.

6.      Cloud Infrastructure merupakan penyampaian infrastruktur komputasi sebagai sebuah layanan.


Contohnya :
Grid Computing – Sun Grid.
Full Virtualization – GoGrid, Skytap.
Compute – Amazon Elastic Compute Cloud.

Perusahaan yang menggunakan Cloud Computing

VBLOCK INFRASTRUCTURE PACKAGES


Paket infrastruktur yang menggabungkan teknologi virtualisasi, jaringan, komputasi, storage,
keamanan, dan pengelolaan terbaik.
Oleh Cisco, EMC, dan VMware.
Seluruh teknologi terintegrasi, teruji, dan tervalidasi, serta siap diimplementasikan.
Tersedia dalam tiga pilihan konfigurasi yang mendukung 300 sampai 6.000 mesin virtual untuk
beragam skenario kebutuhan.

IBM VMCONTROL
Produk yang dikombinasikan dengan perangkat lunak IBM Tivoli.
Respons yang lebih cepat terhadap kebutuhan bisnis.
Penggunaan sumber daya secara lebih efisien.
Perusahaan dapat memonitor, mempertahankan, dan menyesuaikan tingkat layanan menurut beban
kerja komputasi yang ditangani oleh himpunan sumber daya teknologi informasi.
Memungkinkan sistem yang lebih pintar, punya kemampuan memindahkan beban kerja dan
melakukan penyesuaian.
WINDOWS AZURE
Sistem operasi yang memanfaatkan konsep cloud computing alias berkomputer dengan memanfaatkan
internet.
Aplikasi akan dijalankan pada data center Microsoft dan bukan pada server sebuah perusahaan.
Pengguna bisa memanfaatkan aplikasi itu asalkan terhubung ke internet.
Azure akan menempatkan Microsoft bersaing secara langsung dengan penyedia jasa serupa, seperti
Amazon, Salesforce.com dan Rackspace.

Design Dasar Cloud Computing yang dapat Dibangun

Dalam Design ini menjelaskan sebagai berikut:


1.      Terdapat 4 router yang terhubung langsung dengan Cloud Computing
2.      Terdapat 2 router yang terhubung dengan komponen lain selain cloud computing
3.      Diantara 2 router yang terhubung dengan cloud terdapat sebuah switch yang terhubung dengan
router 4 menghubungkan antara Linksys Wireless Router- client dan sebuah server sebagai server
Universitas sedangkan yang terhubung dengan router 3 terhubung pula dengan 1 switch dan 1  server
sebagai server Cloud

Manfaat penggunaan Cloud Computing

1.       Kelincahan Bisnis (business agility)


Dengan kemampuan mendapatkan sumber daya TI yang dibutuhkan hanya ketika dibutuhkan maka
akan memperpendek siklus proyek-proyek TI, menekan jumlah mandays untuk menjalankan proyek,
serta organisasi pun akan lebih cepat dan lebih mudah memprediksi kapan layanan dapat digunakan.
Kemampuan untuk dapat memperoleh hasil dengan lebih cepat, lebih murah dan lebih berkualitas
maka akan memberikan amunis daya saing kepada bisnis daya saing yang membuatnya lebih lincah
dalam bergerak.
2.       Model bisnis baru
Komputasi awan memungkinkan inisiatif inovasi bisnis dapat lebih mudah untuk dimulai, karena
seringkali yang dibutuhkan telah tersedia dalam layanan-layanan cloud. Memberdayakan atau
mengkombinasikan layanan-layanan tersebut dapat pula menghasilkan model-model bisnis yang baru
dan inovatif, menghasilkan nilai baru dan tak jarang dapat juga membuahkan ceruk pendapatan baru.
3.       Menekan permasalahan operasional
Menggunakan layanan-layanan yang terstandardisasi dapat secara signifikan mengurangi masalah dan
penyakit. Komputasi awan dapat meningkatkan tingkat kesinambungan bisnis dan mengurangi waktu
yang dikeluarkan untuk permasalahan-permasalahan operasional, serta lebih berfokus pada hal-hal
yang memang penting saja. Disamping itu, layanan komputasi awan yang terstandardisasi tersebut
juga menyebabkan organisasi dapat memperoleh layanan yang sama secara konsisten pada setiap
waktunya.
4.       Penggunaan sumber daya yang lebih baik
Oleh karena proyek-proyek dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan permasalahan operasional
dapat ditekan maka memungkinkan SDM organisasi utnuk mengalokasikan waktu mereka pada
aktifitas yang lebih bermanfaat yang dapat berpotensi memberikan nilai yang lebih besar bagi bisnis.
Manfaat ini berbeda-beda untuk setiap organisasi dan biasanya lebih sulit untuk dikuantifikasi. Tapi
bukankah manusia adalah aset terbesar organisasi? Sehingga artinya mengoptimalkan SDM berarti
juga mengoptimalkan penggunaan aset terbesar yang dimiliki oleh organisasi. Secara skala ekonomi
juga dapat mendukung manfaat komputasi awan ini dalam optimalisasi sumber daya ang digunakan.
Karena penyedia layanan cloud ini umumnya lebih efisien dalam penggunaan aset-aset fisiknya,
penggunaan energinya, dll.
5.       Biaya modal yang lebih kecil
Memang terdapat pro-kontra mengenai manfaat dari menggeser dari model belanja modal (CapEx) ke
model belanja operasional (OpEx). Secara umum disimpulkan bahwa untuk proyek-proyek jangka
pendek dan menengah, model OpEx lebih menarik karena tidak ada komitmen finansial jangka
panjang. Pada model OpEx tidak dibutuhkan investasi di awal, sehingga memungkinkan organisasi
untuk memulai proyek lebih cepat tapi juga mengakhirinya tanpa kehilangan investasi apapun di
layanan cloud ini.
Computasi Mobile
Komputasi Bergerak atau Mobile Computing adalah sistem komputasi yang dapat dengan
mudah dipindahkan secara fisik dan kemampuan komputasi yang dapat digunakan ketika mereka
sedang dipindahkan.

Contoh mobile computing device:


Laptop, Personal Digital Assistant (PDA), ponsel, dll

Contoh tool yang digunakan:


Java ME, Symbian, Android, iPhone, PalmOS, dll

Mengapa disebut komputasi bergerak? Karena:

- Memiliki aplikasi yang sangat luas


- Memiliki kemampuan melakukan perpindahan posisi
- Memiliki kemampuan perpindahan peralatan
- Memiliki kemampuan perpindahan jaringan,dll

Dengan membedakan sistem komputasi mobile dari sistem komputasi lain, kita bisa
mengidentifikasi perbedaan dalam kinerja bagaimana dirancang, digunakan dan diatur dalam
pembuatan sistem tersebut. Ada beberapa hal yang sistem komputasi mobile dapat melakukan apa
yang tidak dapat dilakukan oleh sistem komputasi yang statis.

Mobile computing device tidak selalu harus terhubung dengan jaringan telekomunikasi.


Kalkulator, HP, laptop, netbook bisa dikategorikan sebagai perangkat mobile computing.

Untuk mengakses berbagai aplikasi stand alone atau remote applications dapat melalui:
a.      IR (IN Room) Network

Perangkat mobile yang dapat berkomunikasi dalam jangkauan terbatas/ pendek. Meliputi dua type:

- Infra red, cakupannya mencapai 50m dengan bandwidth yang didukung sekitar 1Mbps.

- Radio frequency, dengan jangkauan antara 1m-100m dan kecepatan transfer data sampai dengan
3Mbps

b.      Wireless LAN

Area service jaringan mencapai 200m. Terdapat beberapa standart yang tersedia untuk WLAN dan
yang paling banyak dipakai saat ini yaitu IEEE 802.11
c.       Broadband Wireless Network

Jaringan nirkabel peta lebar adalah teknologi nirkabel yang memungkinkan pengiriman nirkabel
secara simultan suara, data,dan video. Dua jenis teknologi ini adalah: Lokal Multi-point Distribusi
Service (LMDS) dan Multi-point Multi-channel Distribution Service (MMDS). LMDS menggunakan
frekuensi bandwidth tinggi nirkabel dalam jarak 20-31 GHz, sedangkan MMDS menggunakan
bandwidth lebih rendah dengan frekuensi dalam 2 cakupan GHz dan memiliki jangkauan hingga 50
kilometer.

d.      Wireless Area Network

Wireless Wide Area Network dirancang untuk memberikan transmisi data dan infrastruktur
perusahaan terdiri dari base stasiun, pusat kontrol jaringan dan switch untuk mengirimkan data.
karakteristik WAN yang luas dan mobilitas tinggi.

e.       Satelitte Based Network

Jaringan satelit telah digunakan untuk relay suara, video atau data, sejak tahun 1960 (DeRose, 2002).
karakteristik dari jaringan berbasis satelit adalah bahwa ia memiliki cakupan yang luas, mahal,
komunikasi dua arah dan suara berkualitas rendah. Satelite memiliki cakupan wilayah yang luas.
Sevara umum satellite digunakan berdasarkan hubungan mereka jarak dan ruang dengan bumi, yaitu
Satelit geostasioner (GEOS), Medium Earth Orbit Satelit (MEOS), dan Orbit Satelit Bumi Rendah
(Leos). GEOS, MEOS dan Leos masing-masing terletak di ketinggian 35.786 km, 10.000 km dan
1.000 km.

Mobile application contohnya:

- Kendaraan (untuk pemantauan dan koordinasi, GPS)


- Peralatan Emergensi (akses dunia luar)
- Akses web dalam keadaan bergerak
- Location aware service
- Information service
- Disconnected operations
- Entertainment (network game groups)

Keterbatasan penggunaan komputasi bergerak diantaranya:

a.      Kendala sumber daya yang terbatas pada perangkat mobile

Agar bersifat portable dan mobile, device dirancang kecil dan ringan. Tetapi dengan desain ini ada
kelemahannya yaitu kapasitas baterai yang kecil, kapasitas penyimpanan memory kecil, daya
komputasi terbatas.
b.      Bandwidth jaringan rendah

Pengguna mobile dapat terhubung ke jaringan nirkabel melalui berbagai jaringan komunikasi
termasuk radio nirkabel, wireless Local Area Network (LAN), nirkabel selular, satelit, dll Setiap
jaringan nirkabel menyediakan kapasitas bandwidth yang berbeda. Namun, bandwidth nirkabel ini
terlalu kecil dibandingkan dengan jaringan tetap seperti ATM (Asynchronous Transfer Mode) yang
dapat memberikan kecepatan hingga 155Mbps.

c.       Biaya komunikasi asymmetric

Kapasitas bandwidth yang berbeda antara hilir komunikasi dan komunikasi upstream telah
menciptakan sebuah lingkungan baru yang disebut Lingkungan Komunikasi asimetrik. Bahkan, ada
dua situasi yang dapat mengakibatkan komunikasi asimetri, Salah satunya adalah karena kemampuan
perangkat fisik. Misalnya, server memiliki pemancar siaran kuat, sedangkan klien mobile memiliki
kemampuan transmisi kecil. Yang lain adalah karena pola aliran informasi dalam aplikasi. Misalnya,
dalam situasi dimana jumlah server jauh lebih sedikit daripada jumlah klien, itu adalah asimetris
karena ada tidak kapasitas yang cukup untuk menangani permintaan simultan dari beberapa klien.

d.      Heterogenitas perangkat mobile

Industri telekomunikasi Mobile telah mengembangkan berbagai perangkat mobile seperti Laptop,
Tablet PC, Handheld PC, Pocket PC, Netbook dan Mobile Phones. Namun, perangkat mobile juga
mempunyai fitur dan kemampuan yang berbeda baik sistem operasi, daya komputasi, tampilan
maupun kemampuan jaringan. Akibatnya, heterogenitas ini menimbulkan beberapa tantangan dalam
manajemen konten, dan penyampaian konten ke penyedia layanan mobile.

e.       Mobilitas

Teknologi nirkabel memungkinkan pengguna mobile untuk bergerak bebas dan mandiri dari satu
tempat ke tempat lain. Sebuah layanan handoff terjadi ketika pengguna bergerak dari satu daerah
layanan jaringan ke lain. Hal ini penting untuk memastikan handoffs layanan berfungsi dengan baik.

f.       Koneksi yang sering terputus

pengguna Mobile sering terputus dari jaringan. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa alasan,
termasuk kegagalan sinyal, jangkauan sinyal yang kurang luas, area blank spot, dan penghematan
daya. Tetapi hal ini juga bisa menguntungkan karena modus aktif membutuhkan seribu kali power
lebih besar daripada perangkat dalam kondisi standby atau mode sleep. Sinyal radio nirkabel mungkin
juga akan melemah karena jarak yang jauh dari sumber sinyal dimana pengguna bergerak.
Teknologi Nirkabel 5G hadir di tahun 2020

Teknologi nirkabel 5G diperkirakan akan hadir di tahun 2020. Perusahaan Huawei, Alcatel-
Lucent dan Nokia diacara MWC 2015 kemarin mengembar-gemborkan teknologi 5G harus siap tahun
2020. Hal tersebut tidak lain karena teknologi 5G akan sangat berpengaruh untuk terciptanya era
Internet of Things (IoT) yang sebenarnya, dengan kata lain, semua terhubung, antar manusia, antar
perangkat dan terwujudnya smart home (rumah pintar). Dengan tercapainya standar teknologi 5G,
maka pengguna internet di seluruh dunia akan merasakan cepatnya berhubungan satu sama lain
dengan internet tanpa banyak kendala.

Headline Teknologi Jaringan Internet Nirkabel 5G:

 Apa itu Teknologi 5G


 Teknologi 5G tersedia di tahun 2020
 Prediksi: Teknologi 5G menyebar ke seluruh dunia di tahun 2025

Apa itu Teknologi 5G

Teknologi 5G adalah teknologi masa depan untuk komunikasi nirkabel yang dikenal dengan nama
generasi ke-5. Hal ini merupakan penerus dari standar telekomunikasi seluler sebelumnya yaitu
teknologi 4G / IMT-Advanced. Menurut Next Generation Mobile Networks Alliance (NGMN),
jaringan 5G harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

 Kecepatan data harus mendukung untuk puluhan ribu pengguna, termasuk kecepatan untuk
Downlink dan Uplink. Setidaknya, setiap pengguna mampu mendapatkan kecepatan puluhan
Mbps.
 Setidaknya dalam satu lantai kantor kerja harus menawarkan minimal 1 Gbps secara
bersamaan untuk puluhan pekerja (di lantai kantor yang sama).
 Dapat mengatasi hingga 100.000 koneksi simultan (berkesinambungan), walaupun
terintegrasi oleh sensor-sensor besar sekalipun.
 Efisiensi spektrum harus ditingkatkan secara signifikan dibandingkan dengan 4G, dan
cakupan serta efisiensi sinyal harus ditingkatkan

NGMN merasa bahwa 5G harus diluncurkan pada tahun 2020 untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan
tuntutan dari konsumen.

Sementara itu, menurut Huawei, beberapa hal penting untuk teknologi jaringan 5G antara
lain;
 Pengalaman Immersive: minimal 1 Gb / s atau tingkat lebih banyak data untuk mendukung
video Ultra HD dan aplikasi virtual reality
 Pengalaman pengguna hingga 10 Gb / s kecepatan data untuk mendukung layanan mobile
cloud
 Nol latency dan kecepatan waktu respon kurang dari satu milidetik untuk mendukung kontrol
ponsel secara real time dan aplikasi komunikasi lainnya seperti pada kendaraan-kendaraan
 Maksimum 10 milidetik waktu beralih antara teknologi akses radio yang berbeda untuk
memastikan secara konsisten berjalan mulus dalam memberikan layanan
 Kapasitas besar-besaran dan selalu-on pada sistem jaringan seluler yang saat ini mencapai 5
miliar pengguna, hal ini perlu untuk mengatasi pertumbuhan perangkat hingga ratusan miliar
perangkat.
 Konsumsi energi per bit harus dikurangi dengan faktor 1.000 untuk memperbaiki hidup
baterai perangkat yang terhubung dengan internet.

Seperti yang Anda lihat pada poin terakhir, bahwa teknologi 5G lebih hemat energi 1000 kali
lebih baik daripada teknologi sebelumnya. Hal ini jugalah yang membuat semua perusahaan
mendukung teknologi 5G dalam menciptakan “teknologi hijau”.

Jika menoleh ke belakang, generasi jaringan nirkabel seluler adalah berdasarkan pita
frekuensi dan spektral bandwidth per kanal yang dimulai dari teknologi 1G hingga 30 kHz, 2G hingga
200 kHz, 3G hingga 20 MHz, dan 4G mampu mencapai hingga 100 MHz. Hal tersebut menandakan
adanya peningkatan substansial dalam puncak bitrate, naik 1 Gbit / s yang akan ditawarkan oleh 4G.
Maka, seharusnya teknologi 5G haruslah menjadi sesuatu yang lain daripada hanya sekedar
peningkatan bit rate puncak. Teknologi 5G tidak sekedar harus cepat untuk bit-rate, namun haruslah
memenuhi hal-hal yang terkait dengan kebersihan jaringan, jumlah yang lebih tinggi dari perangkat
yang terhubung secara bersamaan, sistem yang lebih tinggi, konsumsi baterai yang lebih rendah,
probabilitas dengan cakupan yang lebih baik, latency rendah, jumlah yang lebih tinggi perangkat yang
didukung, biaya yang lebih rendah, penyebaran infrastruktur, fleksibilitas tinggi dan skalabilitas/
keandalan yang lebih tinggi dari komunikasi, dan lain sebagainya, yang pada intinya memudahkan
pengguna menggunakan internet tanpa ada kendala.

Jaringan 5G hadir di tahun 2020

Perkembangan teknologi nirkabel sebenarnya melanjutkan tren yang sudah pernah ada sejak
tahun 1981, di mana generasi ponsel baru telah muncul kira-kira setiap dekade. Sehingga teknologi
5G standar adalah hal yang mungkin terjadi sebagai penerus dari generasi sebelumnya, dan tentu saja
akan mempunyai kekuatan yang lebih besar dari teknologi 4G LTE-Advanced. Perusahaan Huawei
telah menginvestasikan $600 M untuk proyek 5G berkerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar
lainnya untuk mewujudkan teknologi ini. Tidak hanya Huawei, namun Nokia, Alcatel-Lucent,
National Instrument dan Ericsson telah menyuarakan ini di MWC 2015 dan tentu saja mereka tidak
sekedar menyuarakan, namun saat ini sedang mengerjakan proyek jaringan masa depan ini, terutama 2
perusahaan Huawei dan Alcatel-lucent.
Teknologi Jaringan Nirkabel 5G siap tahun 2020. Huawei, Alcatel-Lucent, Nokia dan
National Instrument serta Ericsson, berbicara hal ini di acara MWC 2015 | Credit: EU 5G Project

Perusahaan Huawei dan Alcatel-Lucent menyuarakan teknologi 5G akan siap pada tahun
2020 nanti. Standar nirkabel seluler generasi ke-5 ini mulai menunjukkan kabar baik dan itu akan
segera terwujud. Roadmap perusahaan telah ada, misalnya saja Huawei akan memperkenalkan
teknologi jaringan 5G pada acara World Cup 2018, dan akan menjadi konsumsi pada tahun 2020.

Teknologi 5G menyebar ke seluruh dunia di tahun 2025

Tentu saja, tahun 2020 nanti hal ini untuk sementara waktu akan berlaku untuk negara maju
saja, karena perkembangan teknologi, apapun itu, tidak lepas dari infrastruktur yang dibangun oleh
pemerintah bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi. Nah, dalam hal ini, ketika tahun 2020
negara maju sudah menerapkan teknologi 5G maka Indonesia dan banyak negara-negara berkembang
lainnya baru akan mengerjakan proyek 5G. Sehingga, diperlukan waktu 5 tahun lagi sejak saat itu,
dan kita mendapatkan perkiraan bahwa tahun 2025 nanti teknologi 5G ini akan dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia dan di sebagian besar negara-negara di seluruh dunia. Seperti itulah kira-kira
prediksi kami, yang berdasarkan hitungan per-5 tahun untuk sebuah proyek besar. Sekali lagi,
paragraf ini “hanya prediksi!!!”

Sumber: Wikipedia, Alcatel-lucent, Huawei


Perkembangan Teknologi 4G – LTE dan Wimax di Indonesia

Teknologi Long Term Evolution (LTE) merupakan standar terbaru teknologi jaringan
bergerak, sebagai perkembangan dari GSM (Global System for Mobile Communication)/
EDGE (Enhanced Data Rate for GSM Evolution) dan UMTS (Universal Mobile Telephone
Standard)/HSDPA (High Speed Downlink Packet Access). dimana WiMAX (Worldwide
Interoperability for Microwave Access) adalah sebuah forum industri yang mensertifikasi dan
menstandarisasi produk-produk yang mengimplementasikan standar IEEE 802.16
WirelessMAN. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran perkembangan teknologi
4G-LTE dan Wimax di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa, LTE mampu
memberikan kecepatan downlink hingga 100 Mbps dan uplink hingga 50 Mbps,. Sedangkan
WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang dapat mengatasi berbagai aplikasi dengan
cakupan MAN (Metropolitan Area Network), diantaranya untuk koneksi backhaul , dapat
mengatasi permasalahan pada koneksi backhaul WiFi, untuk meng-upgrade jaringan Speedy
maupun Flexi.

Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus berkembang


pesat dan waktu ke waktu. Menyebabkan pihak penyedia jasa layanan telekomunikasi seluler
dituntut untuk berkembang guna memenuhi keragaman kebutuhan konsumennya. Salah satu
hal yang terlihat sangat berkembang adalah kebutuhan akan komunikasi paket data. Dimulai
dan generasi kedua, yakni era GPRS, konsumen mulai dikenalkan dengan komunikasi paket
data. Seiring dengan berkembangnya teknologi, mulai dan EDGE, UMTS, HSDPA, HSUPA,
HSPA+, dimana akan terjadi trend perubahan kebutuhan konsumen dan komunikasi suara
menjadi komunikasi data dengan kecepatan transfer yang semakin tinggi.

WiMAX

WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access,


merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access atau disingkat
BWA) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas. WiMAX
merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik.
Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga merupakan teknologi
dengan open standar, dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor
yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar
(sampai 70 MBps), WiMAX dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband „last mile‟,
ataupun backhaul. Hal yang membedakan WiMAX dengan WiFi adalah standar teknis yang
bergabung di dalamnya, jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI
(European Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis
yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara
standar IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN. Standar keluaran IEEE banyak
digunakan secara luas di daerah asalnya, Amerika, sedangkan standar keluaran ETSI meluas
penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat
digunakan secara global, maka diciptakanlah WiMAX.

Elemen Perangkat Wimax

A. Komponen BS terdiri dari:


a. NPU (networking processing unit card)
b. AU (access unit card)
c. PIU (power interface unit)
d. AVU (air ventilation unit)
e. PSU (power supply unit)
f. CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang
terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.

B. Antena
Antena yang dipakai di BS dapat berupa sector 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang
akan dilayani.

C. Subscriber Station
Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE terdiri dari
Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada
yang terintegrasi dengan antenna.

Arsitektur Wimax

Sedangkan untuk arsitektur dari WiMAX terdiri dari 3 arsitektur, yaitu sebagai berikut:
A. Arsitektur mobile WiMAX network.

Ada 3 komponen utama dalam arsitektur mobile WiMAX menurut WiMAX forum yaitu:
a. User terminal.
b. ASN (Access Service Network)
c. CSN (Connectivity Service Network)
B. Arsitektur penyelenggaraan WiMAX Ada 3 skenario utama, yaitu:

a. Poin to point
b. Point to multipoint
c. Mesh

Arsitektur WiMAX

Manfaat dan keuntungan dari WiMAX

a. Para operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan


WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat
kompatibilitas lebih tinggi.

b. WiMAX salah satu teknologi memudahkan dalam mendapatkan koneksi Internet yang
berkualitas dalam melakukan aktivitas.

c. Teknologi WiMAX dapat melayani para subscriber, baik yang berada dalam posisi Line Of
Sight (posisi perangkat-perangkat yang ingin berkomunikasi masih berada dalam jarak
pandang yang lurus dan bebas dari penghalang apa pun di depannya) dengan BTS maupun
yang tidakmemungkinkan untuk itu (Non-Line Of Sight). Jadi di mana pun para penggunanya
berada, selama masih masuk dalam area coverage sebuah BTS(Base Transceiver Stations),
mereka mungkin masih dapat menikmati koneksi yang dihantarkan oleh BTS tersebut, dapat
melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless) maupun yang sering
berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya.

Perkembangan Teknologi WiMAX di Indonesia

Teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan


pengembangan dari teknologi WiFi yang sudah digunakan sehari-hari, salah satunya sebagai
wireless pada komputer atau laptop. Kombinasi kedua platform teknologi ini memberikan
solusi yang sangat memadai, terutama untuk sistem komunikasi data yang selama ini masih
menjadi kendala. Akses ke jaringan internet merupakan aplikasi yang diuntungkan.

Secara umum dikenal dua jenis WiMAX, yaitu WiMAX untuk jaringan tetap atau
disebut Fixed WiMAX (Standar IEEE 802.16d), dan WiMAX untuk jaringan bergerak atau
disebut Mobile WiMAX (standar IEEE 802.16e). Standar IEEE 802.16d terbit pada Januari
2004, sedangkan IEEE 802.16e dipublikasikan tahun 2005.
Fixed WiMAX mampu mendukung kecepatan transfer data sampai 75 Mbps dengan
jangkauan sampai 50 km. Sedangkan Mobile WiMAX mampu mencapai kecepatan transfer
data hingga 15 Mbps dengan jangkauan 20-50 km.

Dengan kemampuan tersebut, WiMAX disebut sebagai jaringan generasi keempat


(4G), meskipun sebetulnya kemampuan ini belum memenuhi standar 4G yang ditetapkan
IMT-Advanced. Teknologi WiMAX lebih tepat disebut sebagai jaringan 3.9G. Implementasi
WiMAX terus merambah ke berbagai negara, hingga pada Maret 2011 Forum WiMAX
melaporkan telah tergelar 582 jaringan di 150 negara. Maravedis melaporkan jumlah
pengguna WiMAX pada akhir 2011 sebanyak 25.16 juta. Sementara ABI Research
memprediksi pada akhir 2015 pengguna WiMAX akan mencapai 59 juta.

LTE (Long Term Evolution)

3GPP LTE adalah nama yang diberikan untuck standar teknologi komunikasi baru
yang dikembangkan oleh 3GPP untuk mengatasi peningkatan permintaan kebutuhan akan
layanan komunikasi, LTE adalah lanjutan dan evolusi 2G dan 3G sistem dan juga untuck
menyediakan layanan tingkat kualitas yang sama dengan jaringan wired.

The 3rd Generation Partnership Project (3GPP) mulai bekerja pada evolusi sistem
selular 3G pada bulan November, 2004. 3GPP adalah perjanjian kerja sarana untuk
pengembangan sistem komunikasibergerak dalam rangka untuk mengatasi kebutuhan
telekomunikasi di masa depan (kecepatan data yang tinggi, efisiensi spektral, dan lain-lain).
3GPP LTE dikembangkan untuk memberikan kecepatan data yang lebih tinggi, latency yang
lebih rendah, spektrum yang lebih luas dan teknologi paket radio yang lebih optimal.

3GPP RAN working group memulai membuat standardisasi LTE/EPC pada


Desember 2004 dengan studi kelayakan terhadap evolusi UTRAN dan untuck semua EPC IP
based. Dibulan Desember 2007 semua spesifikasi fungsional LTE teah diselesaikan. selain
itu, spesifikasi fungsional EPC telah dapat menjadi tonggak utama dalam interworking antara
3GPP dan jaringan CDMA. Di tahun 2008, 3GPP working group meneliti untuk
menyelesaikan semua protocol dan spesifikasi performance LTE, dan tugas tersebut dapat
diselesaikan pada bulan Desember 2008 dan diakhiri dengan adanya 3GPP release 8.
Long Term Evolution adalah sebuah nama yang diberikan pada sebuah projek dan
Third Generation Partnership Project (3GPP) untuck memperbaiki standar mobile phone
generasi ke-3 (3G) yaitu UMTS WCDMA. LTE ini merupakan pengembangan dan teknologi
sebelumnya, yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3.5G) yang mana LTE disebut sebagai generasi
ke-4 (4G). Pada UMTS kecepatan transfer data maksimum adalah 2 Mbps, pada

HSPA kecepatan transfer data mencapai 14 Mbps pada sisi downlink dan 5,6 Mbps
pada sisi uplink, pada LTE ini kemampuan dalam memberikan kecepatan dalam hal transfer
data dapat mencapai 100 Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada sisi uplink. Selain itu
LTE ini mampu mendukung semua aplikasi yang ada baik voice, data, video, maupun IPTV.

LTE diciptakan untuk memperbaiki teknologi sebelumnya. Kemampuan dan


keunggulan dari LTE terhadap teknologi sebelumnya selain dari kecepatannya dalam transfer
data tetapi juga karena LTE dapat memberikan coverage dan kapasitas dan layanan yang
lebih besar, mengurangi biaya dalam operasional, mendukung penggunaan multiple-antena,
fleksibel dalam penggunaan bandwidth operasinya dan juga dapat terhubung atau terintegrasi
dengan teknologi yang sudah ada.

Arsitektur LTE dalam Sistem Komunikasi Seluler


Arsitektur dasar jaringan sistem komunikasi seluler seperti yang terlihat pada gambar
7 yang terdiri dan tiga bagian utama, yaitu:
1) Base Station Subsystem (BSS) atau disebut juga Radio SubSystem (RSS), yang terdiri dan
MS, BTS, BSC, dan TRAU.
2) Network Switching Subsystem (NSS), yang terdiri dan MSC, HLR, VLR, AuC, dan EIR.
3) Operation and Maintenance System (OMS)

A. Base Station Subsystem (BSS)

Dalam terminologi GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua BTS yang
dikontrolnya serta sebuah TCE atau TRAU.

- Base Transciever Station (BTS)


BTS merupakan tranceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link
radio dengan Mobile Station (MS). BTS terdiri dan perangkat pemancar dan penerima, seperti
antenna dan pemroses sinyal untuk sebuah interface.

- Base Station Controller (BSC)


BSC berfungsi untuk memonitor dan mengontrol sejumlah BTS. BSC juga mengatur sumber
radio untuk sebuah BTS atau lebih. BSC menangani radio-channel setup
(pengalokasian/pelepasan kanal), frequency hopping, dan handover intern BSC.

- Transcoder and Rate Adaptation Unit (TRAU)


TRAU biasa juga disebut dengan TCE (Transcoding Equipment). Tugas dan TRAU antara
lain adalah adaptasi bit rate antara BSC dan MSC. Hubungan informasi kontrol (SS7) dan
adaptasi bit rate untuk transmisi data melalui telepon mobile.

B. Network Switching Subsystem (NSS)

- Mobile Switching Center (MSC)


MSC pada jaringan GSM merupakan suatu peralatan yang melakukan fungsi switching dasar
yang mirip dengan sentral digital pada ISDN ditambah dengan pengaturan mobilitas
pelanggan. Fungsi utama MSC adalah untuk koordinasi panggilan antar pelanggan GSM,
termasuk fungsi call routing dan call control. MSC juga bertanggung jawab atas
pengalokasian dan pelepasan kanal radio melalui BSC beserta mekanisme location updating,
handover, dan satu sel ke sel yang lainnya. Fungsi lain MSC adalah sebagai penghubung
antara satu jaringan GSM dengan jaringan lainnya melalui Internetworking Function (IWF).

- Home Location Register (HLR)


HLR berisi rekaman database permanen dan pelanggan dan merupakan database user yang
utama. HLR juga berisi rekaman lengkap lokasi terkini dan user.
- Visitor Location Register (VLR)
VLR berisi database sementara dan pelanggan, digunakan untuk pelanggan lokal dan yang
sedang melakukan roaming. VLR memiliki pertukaran data yang lebih luas dan pada HLR.
VLR diakses oleh MSC untuk setiap panggilan, dan setiap MSC dengan sebuah VLR, tetapi
satu VLR dapat terhubung dengan beberapa MSC.

- Authentication Center (AuC)


AuC memproteksi jaringan GSM terhadap penggunaan ilegal oleh user yang bukan
pelanggan jaringan tersebut. AuC juga memproteksi jaringan terhadap penyalahgunaan data
pelanggan GSM. AuC antara lain berisi parameter autentikasi pelanggan untuk mengakses
jaringan GSM, dan juga perangkat keras khusus untuk menjalankan algoritma enkripsi.

- Equipment Identity Register (EIR)


EIR merupakan register penyimpan data seluruh mobile stations. EIR berisi IMEIs
(International Mobile Equipment Identities), yang merupakan nomor seri perangkat dan tipe
code tertentu. Mobile Equipment dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Blacklist, Grey list,
White list.

C. Operation and Maintenance System (OMS)


OMS bertanggung jawab untuk memonitor dan mengontrol jaringan GSM (semua elemen
jaringan) dan mengkombinasikan semua fungsi yang diperlukan untuk manjaga konsistensi
fungsional sistem secana global. OMC juga melakukan pengaturan pelanggan dan tagihan.

KOMPETISI WiMAX dengan LTE

Teknologi LTE merupakan standar terbaru teknologi jaringan bergerak, sebagai


perkembangan dari GSM/ EDGE dan UMTS/ HSxPA. LTE mampu memberikan kecepatan
downlink hingga 100 Mbps dan uplink hingga 50 Mbps.

Seperti halnya WiMAX, LTE sering dipromosikan sebagai jaringan 4G, meskipun
lebih tepat disebut sebagai jaringan 3.9G. Maravedis melaporkan pada akhir 2011 sudah 54
operator yang menggelar LTE secara komersial dengan jumlah pelanggan mencapai 12.02
juta. Lebih lanjut diprediksi jumlah pelanggan pada akhir tahun 2016 bakal mencapai 469
juta.

WiMAX lahir sekitar dua tahun mendahului LTE. Versi terbaru WiMAX dan LTE
diyakini mampu memberikan kecepatan 1 Gbps untuk pemakaian tetap dan 100 Mbps untuk
pemakaian bergerak. Keduanyajuga sama-sama kandidat 4G. WiMAX berasal dari teknologi
broadband WiFI, sedangkan LTE berasal dari teknologi bergerak 2G/3G.

Analis menilai bahwa Mobile WiMAX dan LTE memiliki kinerja yang relatif
sebanding. WiMAX dan LTE dipastikan akan bersaing keras, sebagaimana persaingan GSM
dan CDMA. Namun karena LTE memiliki basis teknologi yang telah diadopsi luas,
dipastikan penetrasi LTE jauh lebih cepat dan massif dibanding WiMAX, meskipun
teknologi tersebut lahir belakangan.

Laporan Maravedis menyimpulkan bahwa pertumbuhan pesat LTE di tahun 2011


telah menahan pertumbuhan pelanggan WiMAX yang semula berkisar 25-30 persen per
tahun menjadi 14 persen saja.

Operator WiMAX dan LTE di Indonesia

Pada November 2009, pemerintah Indonesia menetapkan pemenang tender lisensi


WiMAX untuck 15 zona secara nasional. Beberapa pemenang tender mundur hingga pada
Agustus 2010 tinggal lima operator yang mengantungi lisensi tersebut, yaitu Telkom, Indosat
Mega Media, Berca, Jasnita dan First Media.

Dari lima operator tersebut baru First Media dan Berca yang telah menggelar
WiMAX secara komersial. Sedangkan Telkom, Indosat dan Jasnita tampaknya ragu-ragu
untuk melangkah lebih jauh. First Media telah menggelar WiMAX di wilayah Jabotabek
dengan 10 BTS. Penjualan komersial telah dimulai awal 2011 dengan merek dagang Sitra.
Pada November 2011 Sitra menyatakan telah mempunyai 7.000 pelanggan Berca baru
melakukan komersial pada Februari 2011 dengan merk dagang WiGO. Jaringan WiGO
tergelar di delapan kota yaitu Medan, Balikpapan, Batam, Denpasar, Makassar, Pekanbaru,
Palembang, dan Pontianak. Sampai akhir tahun 2012 WiGO merencanakan 400 BTS
WiMAX.

Kenapa teknologi kandidat 4G ini tidak populer di Indonesia? Paling tidak ada tiga alas an
penting seperti berikut: Pertama, kebijakan lisensi Fixed WiMAX. Pada awalnya lisensi yang
ditender pemerintah adalah Fixed WiMAX. Padahal pada saat yang sama standar Mobile
WiMAX telah diterbitkan dan siap komersial.

Para pemegang lisensi tampak ragu-ragu menggelar Fixed WiMAX, khawatir layanannya
tidak mampu bersaing dengan Mobile WiMAX yang tentu lebih digemari pasar. Meskipun
belakangan sikap pemerintah melunak, dengan mengizinkan pemegang lisensi menggelar
Mobile WiMAX, namun respon tersebut di anggap terlambat.

Kedua, kebijakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Pemerintah mensyaratkan


TKDN minimal 30 persen untuk perangkat dan 40 persen untuk base station. Maksud
kebijakan tersebut sangat baik, yaitu membangkitkan industri lokal dan transfer teknologi.
Sehingga munculah produsen perangkat lokal seperti TRD dan HARIFF serta pembuat
chipset XIRKA. Namun konsekuensinya, harga perangkat menjadi relatif lebih mahal karena
skala ekonominya yang terbatas.

Ketiga, bayang–bayang LTE. Operator GSM sudah pasti akan menggelar LTE ketika
lisensinya telah ditender pemerintah. Dengan jumlah pelanggan seluler yang telah mencapai
245 juta, penetrasi LTE tentu bakal meluas. Pada kondisi demikian, operator WiMAX
menjadi semakin sulit bersaing melawan LTE. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia,
tapi di seluruh dunia.

Sejak lisensinya di tender pemerintah tahun 2009 lalu, sampai saat ini baru First
Media dan Berca yang menjual teknologi WiMAX secara komersial. Itu pun dengan jumlah
pelanggan yang tidak signifikan.

Lalu bagaimanakah nasib WiMAX ke depan?

Sebagai operator GSM, Indosat tampaknya batal menggelar WiMAX. Indosat diperkirakan
akan lebih fokus mempersiapkan tender LTE untuck mempertahankan 50 juta pelangganya
dari gempuran XL dan Telkomsel.

Secara teknologi keduanya menggunakan OFDM/OFDMA, AMC serta MIMO guna


untuk meningkatkan kapasitas, efisiensi, spectrum, serta kualitasnya.

Dari kelima operator pemegang lisensi, sebenarnya Telkom dan First Media yang
paling potensial mengembangkan WiMAX. Telkom dapat memanfaatkan teknologi WiMAX
untuk mengupgrade jaringan Speedy maupun Flexi. Namun sepertinya Telkom punya pilihan
lain, mungkin Telkom memilih GPON untuk Speedy dan EVDO-LTE untuk Flexi. Jika
Telkom dan Indosat batal menggelar WiMAX, maka yang bertahan adalah Jasnita.
Seandainya Jasnita jadi menggelar WiMAX, berarti ada tiga operator yang akan melanjutkan
kiprah WiMAX di Indonesia, yaitu First Media, Berca dan Jasnita. Dari ketiganya, hanya
Fisrt Media yang sudah punya pengalaman di industri telekomunikasi ritel.
Perkembangan WiMAX dipastikan semakin sulit manakala LTE sudah komersial.
Jika tahun depan pemerintah menggelar tender LTE, kemungkinan 2014 sudah mulai
komersial. Dengan demikian momentum WiMAX sangat singkat, yaitu 2012 – 2014.

Mampukah ketiga operator tersebut menggenjot penetrasi WiMAX dalam dua tahun
ke depan? Pada kondisi demikian, sepertinya perkembangan WiMAX tidak mungkin berlari
cepat. Karenanya wajar jika Berca hanya menargetkan sejuta pelanggan dalam lima tahun ke
depan. Teknologi WiMAX akan ditinggalkan akibat LTE, sebelum sempat berkembang.
Demikianlah siklus teknologi telekomunikasi, lahir berkembang dan akhirnya mati karena
teknologi yang lebih diminati.

Bukan mencoba untuk berpromosi, namun bagi Anda penggemar teknologi seluler,
segeralah berlangganan Sitra atau WiGO jika ingin menjajal WiMAX. Karena kemungkinan
teknologi ini tidak akan berkembang luas. Dan mungkin hanya sedikit dari pengguna seluler
yang akan merasakan teknologi yang sebetulnya tidak kalah hebat dibanding LTE ini.

Anda mungkin juga menyukai