KLIPING
“Teknologi Jaringan Terkini”
Oleh :
Alhafiz Putra
No. BP 1210951004
Kerangka Teoritis
1. Gartner mendefinisikannya sebagai sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang
mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan
menggunakan teknologi Internet
2. Forester mendefinisikannya sebagai standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak,
platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet
dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.
Cloud Computing adalah suatu paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di
server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di
dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
Contohnya jika harddisk server mendekati utilisasi 90% maka secara otomatis server tersebut akan
mengaktivasi harddisk cadangan sehingga server tidak akan megalami kesulitan penyimpanan data
lagi.
2. Cloud Services adalah produk, layanan dan solusi yang dipakai dan disampaikan secara real-
time melalui media Internet. Contoh yang paling popular adalah web service.
Identitas – OpenID, OAuth, dan lain2.
Integration – Amazon Simple Queue Service.
Payments – PayPal, Google Checkout.
Mapping – Google Maps, Yahoo! Maps.
3. Cloud Applications memanfaatkan cloud computing dalam hal arsitektur software. Sehingga
user tidak perlu menginstal dan menjalankan aplikasi dengan menggunakan komputer.
Peer-to-peer – BitTorrent, SETI, dan lain-lain.
Web Application – Facebook.
SaaS – Google Apps, SalesForce.Com, dan lain-lain.
4. Cloud Platform : merupakan layanan berupa platform komputasi yang berisi hardware dan
software2 infrasktruktur. Biasanya mempunyai aplikasi bisnis tertentu dan menggunakan layanan
PaaS sebagai infrastruktur aplikasi bisnisnya. Contoh :
Web Application Frameworks – Python Django, Rubyon Rails, .NET
Web Hosting
Propietary – Force.Com
5. Cloud Storage melibatkan proses penyampaian penyimpanan data sebagai sebuah layanan.
Misal:
Database – Google Big Table, Amazon SimpleDB.
Network Attached Storage – Nirvanix CloudNAS, MobileMe iDisk.
IBM VMCONTROL
Produk yang dikombinasikan dengan perangkat lunak IBM Tivoli.
Respons yang lebih cepat terhadap kebutuhan bisnis.
Penggunaan sumber daya secara lebih efisien.
Perusahaan dapat memonitor, mempertahankan, dan menyesuaikan tingkat layanan menurut beban
kerja komputasi yang ditangani oleh himpunan sumber daya teknologi informasi.
Memungkinkan sistem yang lebih pintar, punya kemampuan memindahkan beban kerja dan
melakukan penyesuaian.
WINDOWS AZURE
Sistem operasi yang memanfaatkan konsep cloud computing alias berkomputer dengan memanfaatkan
internet.
Aplikasi akan dijalankan pada data center Microsoft dan bukan pada server sebuah perusahaan.
Pengguna bisa memanfaatkan aplikasi itu asalkan terhubung ke internet.
Azure akan menempatkan Microsoft bersaing secara langsung dengan penyedia jasa serupa, seperti
Amazon, Salesforce.com dan Rackspace.
Dengan membedakan sistem komputasi mobile dari sistem komputasi lain, kita bisa
mengidentifikasi perbedaan dalam kinerja bagaimana dirancang, digunakan dan diatur dalam
pembuatan sistem tersebut. Ada beberapa hal yang sistem komputasi mobile dapat melakukan apa
yang tidak dapat dilakukan oleh sistem komputasi yang statis.
Untuk mengakses berbagai aplikasi stand alone atau remote applications dapat melalui:
a. IR (IN Room) Network
Perangkat mobile yang dapat berkomunikasi dalam jangkauan terbatas/ pendek. Meliputi dua type:
- Infra red, cakupannya mencapai 50m dengan bandwidth yang didukung sekitar 1Mbps.
- Radio frequency, dengan jangkauan antara 1m-100m dan kecepatan transfer data sampai dengan
3Mbps
b. Wireless LAN
Area service jaringan mencapai 200m. Terdapat beberapa standart yang tersedia untuk WLAN dan
yang paling banyak dipakai saat ini yaitu IEEE 802.11
c. Broadband Wireless Network
Jaringan nirkabel peta lebar adalah teknologi nirkabel yang memungkinkan pengiriman nirkabel
secara simultan suara, data,dan video. Dua jenis teknologi ini adalah: Lokal Multi-point Distribusi
Service (LMDS) dan Multi-point Multi-channel Distribution Service (MMDS). LMDS menggunakan
frekuensi bandwidth tinggi nirkabel dalam jarak 20-31 GHz, sedangkan MMDS menggunakan
bandwidth lebih rendah dengan frekuensi dalam 2 cakupan GHz dan memiliki jangkauan hingga 50
kilometer.
Wireless Wide Area Network dirancang untuk memberikan transmisi data dan infrastruktur
perusahaan terdiri dari base stasiun, pusat kontrol jaringan dan switch untuk mengirimkan data.
karakteristik WAN yang luas dan mobilitas tinggi.
Jaringan satelit telah digunakan untuk relay suara, video atau data, sejak tahun 1960 (DeRose, 2002).
karakteristik dari jaringan berbasis satelit adalah bahwa ia memiliki cakupan yang luas, mahal,
komunikasi dua arah dan suara berkualitas rendah. Satelite memiliki cakupan wilayah yang luas.
Sevara umum satellite digunakan berdasarkan hubungan mereka jarak dan ruang dengan bumi, yaitu
Satelit geostasioner (GEOS), Medium Earth Orbit Satelit (MEOS), dan Orbit Satelit Bumi Rendah
(Leos). GEOS, MEOS dan Leos masing-masing terletak di ketinggian 35.786 km, 10.000 km dan
1.000 km.
Agar bersifat portable dan mobile, device dirancang kecil dan ringan. Tetapi dengan desain ini ada
kelemahannya yaitu kapasitas baterai yang kecil, kapasitas penyimpanan memory kecil, daya
komputasi terbatas.
b. Bandwidth jaringan rendah
Pengguna mobile dapat terhubung ke jaringan nirkabel melalui berbagai jaringan komunikasi
termasuk radio nirkabel, wireless Local Area Network (LAN), nirkabel selular, satelit, dll Setiap
jaringan nirkabel menyediakan kapasitas bandwidth yang berbeda. Namun, bandwidth nirkabel ini
terlalu kecil dibandingkan dengan jaringan tetap seperti ATM (Asynchronous Transfer Mode) yang
dapat memberikan kecepatan hingga 155Mbps.
Kapasitas bandwidth yang berbeda antara hilir komunikasi dan komunikasi upstream telah
menciptakan sebuah lingkungan baru yang disebut Lingkungan Komunikasi asimetrik. Bahkan, ada
dua situasi yang dapat mengakibatkan komunikasi asimetri, Salah satunya adalah karena kemampuan
perangkat fisik. Misalnya, server memiliki pemancar siaran kuat, sedangkan klien mobile memiliki
kemampuan transmisi kecil. Yang lain adalah karena pola aliran informasi dalam aplikasi. Misalnya,
dalam situasi dimana jumlah server jauh lebih sedikit daripada jumlah klien, itu adalah asimetris
karena ada tidak kapasitas yang cukup untuk menangani permintaan simultan dari beberapa klien.
Industri telekomunikasi Mobile telah mengembangkan berbagai perangkat mobile seperti Laptop,
Tablet PC, Handheld PC, Pocket PC, Netbook dan Mobile Phones. Namun, perangkat mobile juga
mempunyai fitur dan kemampuan yang berbeda baik sistem operasi, daya komputasi, tampilan
maupun kemampuan jaringan. Akibatnya, heterogenitas ini menimbulkan beberapa tantangan dalam
manajemen konten, dan penyampaian konten ke penyedia layanan mobile.
e. Mobilitas
Teknologi nirkabel memungkinkan pengguna mobile untuk bergerak bebas dan mandiri dari satu
tempat ke tempat lain. Sebuah layanan handoff terjadi ketika pengguna bergerak dari satu daerah
layanan jaringan ke lain. Hal ini penting untuk memastikan handoffs layanan berfungsi dengan baik.
pengguna Mobile sering terputus dari jaringan. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa alasan,
termasuk kegagalan sinyal, jangkauan sinyal yang kurang luas, area blank spot, dan penghematan
daya. Tetapi hal ini juga bisa menguntungkan karena modus aktif membutuhkan seribu kali power
lebih besar daripada perangkat dalam kondisi standby atau mode sleep. Sinyal radio nirkabel mungkin
juga akan melemah karena jarak yang jauh dari sumber sinyal dimana pengguna bergerak.
Teknologi Nirkabel 5G hadir di tahun 2020
Teknologi nirkabel 5G diperkirakan akan hadir di tahun 2020. Perusahaan Huawei, Alcatel-
Lucent dan Nokia diacara MWC 2015 kemarin mengembar-gemborkan teknologi 5G harus siap tahun
2020. Hal tersebut tidak lain karena teknologi 5G akan sangat berpengaruh untuk terciptanya era
Internet of Things (IoT) yang sebenarnya, dengan kata lain, semua terhubung, antar manusia, antar
perangkat dan terwujudnya smart home (rumah pintar). Dengan tercapainya standar teknologi 5G,
maka pengguna internet di seluruh dunia akan merasakan cepatnya berhubungan satu sama lain
dengan internet tanpa banyak kendala.
Teknologi 5G adalah teknologi masa depan untuk komunikasi nirkabel yang dikenal dengan nama
generasi ke-5. Hal ini merupakan penerus dari standar telekomunikasi seluler sebelumnya yaitu
teknologi 4G / IMT-Advanced. Menurut Next Generation Mobile Networks Alliance (NGMN),
jaringan 5G harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
Kecepatan data harus mendukung untuk puluhan ribu pengguna, termasuk kecepatan untuk
Downlink dan Uplink. Setidaknya, setiap pengguna mampu mendapatkan kecepatan puluhan
Mbps.
Setidaknya dalam satu lantai kantor kerja harus menawarkan minimal 1 Gbps secara
bersamaan untuk puluhan pekerja (di lantai kantor yang sama).
Dapat mengatasi hingga 100.000 koneksi simultan (berkesinambungan), walaupun
terintegrasi oleh sensor-sensor besar sekalipun.
Efisiensi spektrum harus ditingkatkan secara signifikan dibandingkan dengan 4G, dan
cakupan serta efisiensi sinyal harus ditingkatkan
NGMN merasa bahwa 5G harus diluncurkan pada tahun 2020 untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan
tuntutan dari konsumen.
Sementara itu, menurut Huawei, beberapa hal penting untuk teknologi jaringan 5G antara
lain;
Pengalaman Immersive: minimal 1 Gb / s atau tingkat lebih banyak data untuk mendukung
video Ultra HD dan aplikasi virtual reality
Pengalaman pengguna hingga 10 Gb / s kecepatan data untuk mendukung layanan mobile
cloud
Nol latency dan kecepatan waktu respon kurang dari satu milidetik untuk mendukung kontrol
ponsel secara real time dan aplikasi komunikasi lainnya seperti pada kendaraan-kendaraan
Maksimum 10 milidetik waktu beralih antara teknologi akses radio yang berbeda untuk
memastikan secara konsisten berjalan mulus dalam memberikan layanan
Kapasitas besar-besaran dan selalu-on pada sistem jaringan seluler yang saat ini mencapai 5
miliar pengguna, hal ini perlu untuk mengatasi pertumbuhan perangkat hingga ratusan miliar
perangkat.
Konsumsi energi per bit harus dikurangi dengan faktor 1.000 untuk memperbaiki hidup
baterai perangkat yang terhubung dengan internet.
Seperti yang Anda lihat pada poin terakhir, bahwa teknologi 5G lebih hemat energi 1000 kali
lebih baik daripada teknologi sebelumnya. Hal ini jugalah yang membuat semua perusahaan
mendukung teknologi 5G dalam menciptakan “teknologi hijau”.
Jika menoleh ke belakang, generasi jaringan nirkabel seluler adalah berdasarkan pita
frekuensi dan spektral bandwidth per kanal yang dimulai dari teknologi 1G hingga 30 kHz, 2G hingga
200 kHz, 3G hingga 20 MHz, dan 4G mampu mencapai hingga 100 MHz. Hal tersebut menandakan
adanya peningkatan substansial dalam puncak bitrate, naik 1 Gbit / s yang akan ditawarkan oleh 4G.
Maka, seharusnya teknologi 5G haruslah menjadi sesuatu yang lain daripada hanya sekedar
peningkatan bit rate puncak. Teknologi 5G tidak sekedar harus cepat untuk bit-rate, namun haruslah
memenuhi hal-hal yang terkait dengan kebersihan jaringan, jumlah yang lebih tinggi dari perangkat
yang terhubung secara bersamaan, sistem yang lebih tinggi, konsumsi baterai yang lebih rendah,
probabilitas dengan cakupan yang lebih baik, latency rendah, jumlah yang lebih tinggi perangkat yang
didukung, biaya yang lebih rendah, penyebaran infrastruktur, fleksibilitas tinggi dan skalabilitas/
keandalan yang lebih tinggi dari komunikasi, dan lain sebagainya, yang pada intinya memudahkan
pengguna menggunakan internet tanpa ada kendala.
Perkembangan teknologi nirkabel sebenarnya melanjutkan tren yang sudah pernah ada sejak
tahun 1981, di mana generasi ponsel baru telah muncul kira-kira setiap dekade. Sehingga teknologi
5G standar adalah hal yang mungkin terjadi sebagai penerus dari generasi sebelumnya, dan tentu saja
akan mempunyai kekuatan yang lebih besar dari teknologi 4G LTE-Advanced. Perusahaan Huawei
telah menginvestasikan $600 M untuk proyek 5G berkerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar
lainnya untuk mewujudkan teknologi ini. Tidak hanya Huawei, namun Nokia, Alcatel-Lucent,
National Instrument dan Ericsson telah menyuarakan ini di MWC 2015 dan tentu saja mereka tidak
sekedar menyuarakan, namun saat ini sedang mengerjakan proyek jaringan masa depan ini, terutama 2
perusahaan Huawei dan Alcatel-lucent.
Teknologi Jaringan Nirkabel 5G siap tahun 2020. Huawei, Alcatel-Lucent, Nokia dan
National Instrument serta Ericsson, berbicara hal ini di acara MWC 2015 | Credit: EU 5G Project
Perusahaan Huawei dan Alcatel-Lucent menyuarakan teknologi 5G akan siap pada tahun
2020 nanti. Standar nirkabel seluler generasi ke-5 ini mulai menunjukkan kabar baik dan itu akan
segera terwujud. Roadmap perusahaan telah ada, misalnya saja Huawei akan memperkenalkan
teknologi jaringan 5G pada acara World Cup 2018, dan akan menjadi konsumsi pada tahun 2020.
Tentu saja, tahun 2020 nanti hal ini untuk sementara waktu akan berlaku untuk negara maju
saja, karena perkembangan teknologi, apapun itu, tidak lepas dari infrastruktur yang dibangun oleh
pemerintah bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi. Nah, dalam hal ini, ketika tahun 2020
negara maju sudah menerapkan teknologi 5G maka Indonesia dan banyak negara-negara berkembang
lainnya baru akan mengerjakan proyek 5G. Sehingga, diperlukan waktu 5 tahun lagi sejak saat itu,
dan kita mendapatkan perkiraan bahwa tahun 2025 nanti teknologi 5G ini akan dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia dan di sebagian besar negara-negara di seluruh dunia. Seperti itulah kira-kira
prediksi kami, yang berdasarkan hitungan per-5 tahun untuk sebuah proyek besar. Sekali lagi,
paragraf ini “hanya prediksi!!!”
Teknologi Long Term Evolution (LTE) merupakan standar terbaru teknologi jaringan
bergerak, sebagai perkembangan dari GSM (Global System for Mobile Communication)/
EDGE (Enhanced Data Rate for GSM Evolution) dan UMTS (Universal Mobile Telephone
Standard)/HSDPA (High Speed Downlink Packet Access). dimana WiMAX (Worldwide
Interoperability for Microwave Access) adalah sebuah forum industri yang mensertifikasi dan
menstandarisasi produk-produk yang mengimplementasikan standar IEEE 802.16
WirelessMAN. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran perkembangan teknologi
4G-LTE dan Wimax di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa, LTE mampu
memberikan kecepatan downlink hingga 100 Mbps dan uplink hingga 50 Mbps,. Sedangkan
WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang dapat mengatasi berbagai aplikasi dengan
cakupan MAN (Metropolitan Area Network), diantaranya untuk koneksi backhaul , dapat
mengatasi permasalahan pada koneksi backhaul WiFi, untuk meng-upgrade jaringan Speedy
maupun Flexi.
WiMAX
B. Antena
Antena yang dipakai di BS dapat berupa sector 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang
akan dilayani.
C. Subscriber Station
Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE terdiri dari
Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada
yang terintegrasi dengan antenna.
Arsitektur Wimax
Sedangkan untuk arsitektur dari WiMAX terdiri dari 3 arsitektur, yaitu sebagai berikut:
A. Arsitektur mobile WiMAX network.
Ada 3 komponen utama dalam arsitektur mobile WiMAX menurut WiMAX forum yaitu:
a. User terminal.
b. ASN (Access Service Network)
c. CSN (Connectivity Service Network)
B. Arsitektur penyelenggaraan WiMAX Ada 3 skenario utama, yaitu:
a. Poin to point
b. Point to multipoint
c. Mesh
Arsitektur WiMAX
b. WiMAX salah satu teknologi memudahkan dalam mendapatkan koneksi Internet yang
berkualitas dalam melakukan aktivitas.
c. Teknologi WiMAX dapat melayani para subscriber, baik yang berada dalam posisi Line Of
Sight (posisi perangkat-perangkat yang ingin berkomunikasi masih berada dalam jarak
pandang yang lurus dan bebas dari penghalang apa pun di depannya) dengan BTS maupun
yang tidakmemungkinkan untuk itu (Non-Line Of Sight). Jadi di mana pun para penggunanya
berada, selama masih masuk dalam area coverage sebuah BTS(Base Transceiver Stations),
mereka mungkin masih dapat menikmati koneksi yang dihantarkan oleh BTS tersebut, dapat
melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless) maupun yang sering
berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya.
Secara umum dikenal dua jenis WiMAX, yaitu WiMAX untuk jaringan tetap atau
disebut Fixed WiMAX (Standar IEEE 802.16d), dan WiMAX untuk jaringan bergerak atau
disebut Mobile WiMAX (standar IEEE 802.16e). Standar IEEE 802.16d terbit pada Januari
2004, sedangkan IEEE 802.16e dipublikasikan tahun 2005.
Fixed WiMAX mampu mendukung kecepatan transfer data sampai 75 Mbps dengan
jangkauan sampai 50 km. Sedangkan Mobile WiMAX mampu mencapai kecepatan transfer
data hingga 15 Mbps dengan jangkauan 20-50 km.
3GPP LTE adalah nama yang diberikan untuck standar teknologi komunikasi baru
yang dikembangkan oleh 3GPP untuk mengatasi peningkatan permintaan kebutuhan akan
layanan komunikasi, LTE adalah lanjutan dan evolusi 2G dan 3G sistem dan juga untuck
menyediakan layanan tingkat kualitas yang sama dengan jaringan wired.
The 3rd Generation Partnership Project (3GPP) mulai bekerja pada evolusi sistem
selular 3G pada bulan November, 2004. 3GPP adalah perjanjian kerja sarana untuk
pengembangan sistem komunikasibergerak dalam rangka untuk mengatasi kebutuhan
telekomunikasi di masa depan (kecepatan data yang tinggi, efisiensi spektral, dan lain-lain).
3GPP LTE dikembangkan untuk memberikan kecepatan data yang lebih tinggi, latency yang
lebih rendah, spektrum yang lebih luas dan teknologi paket radio yang lebih optimal.
HSPA kecepatan transfer data mencapai 14 Mbps pada sisi downlink dan 5,6 Mbps
pada sisi uplink, pada LTE ini kemampuan dalam memberikan kecepatan dalam hal transfer
data dapat mencapai 100 Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada sisi uplink. Selain itu
LTE ini mampu mendukung semua aplikasi yang ada baik voice, data, video, maupun IPTV.
Dalam terminologi GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua BTS yang
dikontrolnya serta sebuah TCE atau TRAU.
Seperti halnya WiMAX, LTE sering dipromosikan sebagai jaringan 4G, meskipun
lebih tepat disebut sebagai jaringan 3.9G. Maravedis melaporkan pada akhir 2011 sudah 54
operator yang menggelar LTE secara komersial dengan jumlah pelanggan mencapai 12.02
juta. Lebih lanjut diprediksi jumlah pelanggan pada akhir tahun 2016 bakal mencapai 469
juta.
WiMAX lahir sekitar dua tahun mendahului LTE. Versi terbaru WiMAX dan LTE
diyakini mampu memberikan kecepatan 1 Gbps untuk pemakaian tetap dan 100 Mbps untuk
pemakaian bergerak. Keduanyajuga sama-sama kandidat 4G. WiMAX berasal dari teknologi
broadband WiFI, sedangkan LTE berasal dari teknologi bergerak 2G/3G.
Analis menilai bahwa Mobile WiMAX dan LTE memiliki kinerja yang relatif
sebanding. WiMAX dan LTE dipastikan akan bersaing keras, sebagaimana persaingan GSM
dan CDMA. Namun karena LTE memiliki basis teknologi yang telah diadopsi luas,
dipastikan penetrasi LTE jauh lebih cepat dan massif dibanding WiMAX, meskipun
teknologi tersebut lahir belakangan.
Dari lima operator tersebut baru First Media dan Berca yang telah menggelar
WiMAX secara komersial. Sedangkan Telkom, Indosat dan Jasnita tampaknya ragu-ragu
untuk melangkah lebih jauh. First Media telah menggelar WiMAX di wilayah Jabotabek
dengan 10 BTS. Penjualan komersial telah dimulai awal 2011 dengan merek dagang Sitra.
Pada November 2011 Sitra menyatakan telah mempunyai 7.000 pelanggan Berca baru
melakukan komersial pada Februari 2011 dengan merk dagang WiGO. Jaringan WiGO
tergelar di delapan kota yaitu Medan, Balikpapan, Batam, Denpasar, Makassar, Pekanbaru,
Palembang, dan Pontianak. Sampai akhir tahun 2012 WiGO merencanakan 400 BTS
WiMAX.
Kenapa teknologi kandidat 4G ini tidak populer di Indonesia? Paling tidak ada tiga alas an
penting seperti berikut: Pertama, kebijakan lisensi Fixed WiMAX. Pada awalnya lisensi yang
ditender pemerintah adalah Fixed WiMAX. Padahal pada saat yang sama standar Mobile
WiMAX telah diterbitkan dan siap komersial.
Para pemegang lisensi tampak ragu-ragu menggelar Fixed WiMAX, khawatir layanannya
tidak mampu bersaing dengan Mobile WiMAX yang tentu lebih digemari pasar. Meskipun
belakangan sikap pemerintah melunak, dengan mengizinkan pemegang lisensi menggelar
Mobile WiMAX, namun respon tersebut di anggap terlambat.
Ketiga, bayang–bayang LTE. Operator GSM sudah pasti akan menggelar LTE ketika
lisensinya telah ditender pemerintah. Dengan jumlah pelanggan seluler yang telah mencapai
245 juta, penetrasi LTE tentu bakal meluas. Pada kondisi demikian, operator WiMAX
menjadi semakin sulit bersaing melawan LTE. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia,
tapi di seluruh dunia.
Sejak lisensinya di tender pemerintah tahun 2009 lalu, sampai saat ini baru First
Media dan Berca yang menjual teknologi WiMAX secara komersial. Itu pun dengan jumlah
pelanggan yang tidak signifikan.
Sebagai operator GSM, Indosat tampaknya batal menggelar WiMAX. Indosat diperkirakan
akan lebih fokus mempersiapkan tender LTE untuck mempertahankan 50 juta pelangganya
dari gempuran XL dan Telkomsel.
Dari kelima operator pemegang lisensi, sebenarnya Telkom dan First Media yang
paling potensial mengembangkan WiMAX. Telkom dapat memanfaatkan teknologi WiMAX
untuk mengupgrade jaringan Speedy maupun Flexi. Namun sepertinya Telkom punya pilihan
lain, mungkin Telkom memilih GPON untuk Speedy dan EVDO-LTE untuk Flexi. Jika
Telkom dan Indosat batal menggelar WiMAX, maka yang bertahan adalah Jasnita.
Seandainya Jasnita jadi menggelar WiMAX, berarti ada tiga operator yang akan melanjutkan
kiprah WiMAX di Indonesia, yaitu First Media, Berca dan Jasnita. Dari ketiganya, hanya
Fisrt Media yang sudah punya pengalaman di industri telekomunikasi ritel.
Perkembangan WiMAX dipastikan semakin sulit manakala LTE sudah komersial.
Jika tahun depan pemerintah menggelar tender LTE, kemungkinan 2014 sudah mulai
komersial. Dengan demikian momentum WiMAX sangat singkat, yaitu 2012 – 2014.
Mampukah ketiga operator tersebut menggenjot penetrasi WiMAX dalam dua tahun
ke depan? Pada kondisi demikian, sepertinya perkembangan WiMAX tidak mungkin berlari
cepat. Karenanya wajar jika Berca hanya menargetkan sejuta pelanggan dalam lima tahun ke
depan. Teknologi WiMAX akan ditinggalkan akibat LTE, sebelum sempat berkembang.
Demikianlah siklus teknologi telekomunikasi, lahir berkembang dan akhirnya mati karena
teknologi yang lebih diminati.
Bukan mencoba untuk berpromosi, namun bagi Anda penggemar teknologi seluler,
segeralah berlangganan Sitra atau WiGO jika ingin menjajal WiMAX. Karena kemungkinan
teknologi ini tidak akan berkembang luas. Dan mungkin hanya sedikit dari pengguna seluler
yang akan merasakan teknologi yang sebetulnya tidak kalah hebat dibanding LTE ini.