Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 1 INDIVIDU

“PLATFORM KOMPUTASI AWAN”

Dosen Pengampu : Erni Marlina S.Kom.,M.I.Kom

Disusun Oleh :
Nama : Nurhalisa
Nim : 212101
Kelas : 5TPKA-J

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS DIPA MAKASSAR
2023
Tugas Individu 1:
1. Jelaskan mengenai komputasi awan.
2. Jelaskan mengenai awal perkembangan dari komputasi awan.
3. Bagaimana perkembangan komputasi awan di Indonesia
4. Apa keuntungan memanfaatkan komputasi awan, jelaskan menurut
pendapatmu.
5. Berikan 4 contoh dari penerapan komputasi awan.
6. Jelaskan mengenai 6 paradigma dari komputasi awan.
7. Apa saja syarat-syarat pengembangan komputasi awan.

Ketentuan Tugas 1:
1. Jawaban dikirim ke classroom. Dikumpulkan pada folder pengumpulan
tugas1.
2. Tugas 1 individu dikumpulkan paling lambat pada hari Kamis, 19 Oktober
2023 Jam 08.00 (Pagi Hari).
3. Tugas yang dikumpulkan terlambat, sesuai dengan kontrak perkuliahan maka
akan mendapatkan potongan nilai.
4. Tugas diberi sampul denga nisi sampul: Judul, Logo Undipa, Stambuk dan
Nama. (Jika berasal dari kelas lain harap ditambahkan kelas asalnya).
5. Setiap nomor dari jawaban diberikan harap disertakan dengan referensinya.

Jawaban :
1. Penjelasan mengenai komputasi awan (cloud computing), Cloud computing
memiliki beberapa defenisi berbeda dan berasal dari beberapa ahli di bidang
nya. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa cloud computing
merupakan layanan komputasi teknologi informasi yang mencakup layanan
hardware, software dan aplikasi yang dapat diperoleh melalui internet. Layanan
tersebut harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan biaya
penggunaan layanan dikenakan sesuai jumlah sumber daya yang telah
digunakan pengguna menggunakan basis per bulan atau per menit. Cloud
Computing adalah paradigma komputasi yang digunakan untuk efisiensi biaya
dimana informasi dan daya komputer dapat diakses dari browser web oleh
pelanggan. Cloud Computing adalah pengembangan berbasis internet dan
penggunaan komputer teknologi. Cloud Computing adalah paradigma
komputasi dengan keunggulan sumber daya yang mudah dikembangkan secara
real-time seperti file, data, program, hardware, dan third party services dapat
diakses dari browser Web melalui Internet untuk pengguna. pelanggan hanya
membayar sumber daya komputer yang digunakan sesuai dengan perjanjian
yang tercantum pada Services Level Agreement (SLA), dan tidak memiliki
pengetahuan tentang bagaimana penyedia layanan teknologi infrastruktur untuk
mendukung kebutuhan pengguna. Beban layanan di Cloud Computing berubah
secara dinamis sesuai dengan kebutuhan pengguna (Xiong & Perros, 2009).
Cloud Computing menyediakan proses komputasi dari local, perangkat
individual pengguna sampai penggunaan terdistribusi, virtual, dan
pengembangan sumber daya, sehingga memungkinkan pengguna untuk
memanfaatkan perhitungan, penyimpanan, dan sumber daya aplikasi lainnya,
yang membentuk Cloud secara on-demand (Osis, 2010).

Sumber : https://eprints.utdi.ac.id/6963/3/4_151188_BAB_III.pdf

2. Penjelasan mengenai awal perkembangan dari komputasi awan yaitu :


Sejarah perkembangan cloud computing setidaknya dalam tiga fase yaitu:
Pertama, Cloud pertama kali muncul pada tahun 1960-an diawali dengan
munculnya ARPANET yang juga bisa disebut pendahulunya internet yang
digagas oleh Joseph Carl RObnett Licklider. Pembangunan ARPANET sendiri
bertujuan untuk media komunikasi Departemen Pertahanan A.S. Cara kerjanya
ARPANET sendiri adalah mengirim informasi dalam unit kecil yang disebut
paket, lalu paket-paket ini diarahkan pada jalur yang berbeda dan direkonstruksi
di tujuannya.

Kedua, Sistem Virtual, sekitar tahun 1970-an implementasi mesin virtual


menjadi kenyataan. Sistem operasi VM (virtual machine) yang dirilis oleh
perusahan raksasa IBM, membuat sebuah komputer dapat menjalankan satu
atau lebih sistem operasi secara bersamaan dalam satu lingkungan atau ruang
yang terisolasi.

Pada tahun 90-an, kemajuan teknologi sangat luar biasa, Internet sangat mudah
diakses serta virtualisasi menjadi hal biasa pada sistem berbasis PC (Personal
Computer). Beberapa perusahan telekomunikasi melakukan ekspansi besar-
besaran dan mulai menawarkan koneksi jaringan pribadi yang dapat di
virtualisasi.

Amazon Web Service di tahun 2000-an hadir dan meluncurkan EC2 (Elastic
Compute Cloud) pada tahun 2006. Amazon Elastic Compute Cloud dapat
memungkinkan perusahaan maupun individu untuk menyewa komputer virtual
dengan program dan aplikasi mereka sendiri. EC2 sendiri merupakan layanan
web yang dapat memberikan kapasitas komputasi yang lebih aman dan
berukuran fleksibel di cloud. Tahun yang sama Google Documents dirilis, yang
mana memudahkan pengguna untuk menyimpan, mengedit dan mentransfer
dokumen di cloud.

Di tahun 2007, Netlik merilis layanan streaming video yang menggunakan


cloud. Serta di tahun yang sama IBM, Google dan beberapa universitas
melakukan riset bersama untuk mengembangkan server farm untuk proyek-
proyek penelitian.

Ketiga, Cloud Computing di Tahun 2020 dan akan datang, berbagai sektor
bisnis banyak perusahaan memilih untuk memindahkan infrastrukturnya ke
dalam cloud guna meningkatkan kinerja perusahan. Hal itulah yang menjadikan
open cloud membagi beberapa prediksi di masa akan datang yaitu:

Hybrid dan Multi Cloud akan menjadi Trend

Hybrid Cloud merupakan gabungan dari publik cloud dengan private cloud.
yang mana hybrid cloud menawarkan solusi transisi antara infrastruktur lokal
dengan private dan public cloud.

Sedangkan multi cloud adalah model cloud yang dapat memungkinkan


perusahaan (pebisnis) memiliki akses atau kontrol serta menjalankan aplikasi
berdasarkan kebutuhan (syarat-syarat) teknis yang dimiliki.

Beberapa kelebihan menggunakan multi cloud adalah Arsitektur yang lebih


handal; Dapat mengoptimalkan ROI (Return of Investment); Kesiapan bencana
yang lebih baik; Bebas memilih penyedia Cloud; Dan terakhir Keamanan
tingkat lanjut mengurangi resiko serangan denial of service (DDos).

Pencadangan dan Pemulihan Bencana

Dalam mengantisipasi bencana, Private Cloud nantinya akan mengalokasi dana


atau anggaran sebesar 15 persen sebagai solusi pencadangan dan pemulihan
serta memastikan ketersediaan layanan serta keamanan infrastruktur cloud.
Mobile Default

Mengingat teknologi semakin hari semakin canggih dan mobilitas menjadi


standar pada dunia industri maka nantinya tidak akan lagi menjadi faktor
pembatas dalam bisnis. Di tahun 2020 model Cloud Service menjadi trend di
dunia teknologi informasi dan dikatakan sebagai generasi baru cloud computing
sehingga banyak perusahaan terus belajar dan terbiasa dengan model tersebut.
Model ini mengubah cara pandang dan memngembangkan bisnis dalam hal
teknologi informasi.

Lebih lagi disaat Pandemi Covid-19 hingga saat ini penggunaan Cloud Service
menjadi wajib bagi perusahaan yang ingin bertahan di industrinya. Dikarenakan
cloud sebagai tulang punggung layanan yang ditawarkan. Mulai dari layanan
pengiriman (misalnya gojek, shopee), Telemedicine (misalnya halodoc),
Teknologi pendukung kerja (misalnya zoom), hiburan di rumah (misalnya HBO
GO, Mola TV, Vidio, Disney Plus) telah terevolusi oleh cloud.

Keamanan

Disetujui peraturan GDPR (General Data Protection Regulation) oleh otoritas


Eropa sejak April 2016 dan berlaku efektif di seluruh dunia pada tanggal 25
Mei 2018. dan undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 serta Peraturan menteri
Kominfo No. 20 tahun 2016 tentang perlindungan Data Pribadi dan Sistem
Elektronik. Peraturan ini tentang Data Privacy (perlindungan data) yang harus
diterapkan bagi seluruh perusahaan di dunia dalam menyimpan, mengolah atau
memproses data nasabah atau data personal data penduduk.

Fungsi GDPR sendiri yaitu memberikan kontrol kepada konsumen atas data
pribadi mereka yang dikumpulkan oleh perusahaan, diantaranya data dasar
seperti nama, alamat, No. ID, data web seperti alamat IP, RFID, data kesehatan,
data genetik, data biometrik, data etnis dan ras, orientasi seksual.

Dengan diperkenalkannya GDPR, masalah keamanan meningkat lebih tinggi


dan menjadi hal yang esensial untuk dijaga. Saat ini, perusahaan atau pebisnis
yang beralih ke cloud wajib melakukan keamanan bagi nasabahnya.

Keamanan ini mencakup enkripsi perangkat keras, biometrik untuk keperluan


login, manajemen keamanan jarak jauh dan keamanan serupa untuk melindungi
data di cloud. (sam/mf)
Sumber : Perkembangan Cloud Computing - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Official Website (uinjkt.ac.id)

3. Perkembangan komputasi awan di Indonesia


i Indonesia, perkembangan layanan komputasi awan ditandai dengan masuknya
pemain-pemain besar di bidang cloud computing yang menawarkan berbagai
kemudahan melalui inovasi teknologi tersebut.

1. Amazon Web Services


AWS merupakan perusahaan IT yang mempengaruhi revolusi cloud computing
di Indonesia. Perusahaan ini menyediakan berbagai layanan komputasi awan
seperti private virtual server dengan skala yang dapat diatur, database
management system, cloud storage, dan lain sebagainya.

Amazon Web Service menyediakan tiga ketersediaan zona untuk wilayah


Jakarta. Ketiga zona tersebut terpisah secara geografis, dengan satu zona
ketersediaan berjarak sekitar 100 KM dari yang lain. Dengan begitu, AWS
dapat menjalankan beban kerja yang seimbang, menyimpan data dengan aman,
serta dapat berkembang lebih cepat dengan latensi yang lebih rendah.

2. Microsoft
Microsoft adalah salah satu perusahaan yang mempengaruhi sejarah
perkembangan cloud computing di Indonesia. Pasalnya, perusahaan software
ini menyediakan solusi komputasi awan untuk pelaku bisnis di Indonesia agar
dapat berkembang dengan lebih mudah.

Bersama dengan pemerintah Indonesia, Microsoft meluncurkan program


Berdayakan Ekonomi Digital. Di mana program ini nantinya akan mewakili
komitmen Microsoft untuk mendukung pertumbuhan serta transformasi digital
para pelaku bisnis di Indonesia.

Melalui program ini juga, Microsoft telah membangun data center pertamanya
di Indonesia. Dengan begitu, perusahaan software ini dapat memberikan
layanan komputasi awan yang lebih aman dan terpercaya kelas dunia.

Microsoft juga berencana memberikan pelatihan kepada 3 juta orang Indonesia


agar dapat menciptakan peluang ekonomi yang inklusif di era digital. Sehingga
dapat membantu pertumbuhan bisnis di Indonesia.

3. Google Cloud
Google Cloud termasuk salah satu perusahaan yang ikut menambah
perkembangan cloud computing di Indonesia. Pada Juni 2020, Google Cloud
meluncurkan wilayah pertamanya di Jakarta. Hal tersebut bertujuan agar
layanan Google Cloud menjadi lebih dekat dengan pelanggan di Indonesia dan
Asia Tenggara. Setelah peluncurannya tersebut, secara total Google Cloud
memiliki 24 wilayah di 17 negara, yang masing-masing memiliki 73 zona.

Sedangkan untuk tahun ini, Google Cloud Indonesia berencana untuk


mengadakan 150 ribu laboratorium pelatihan di Indonesia untuk memberikan
pelatihan serta sertifikasi cloud computing agar dapat lebih mengembangkan
potensi yang ada di Indonesia.

4. Alibaba
Pada awal 2021, Alibaba membuka pusat scrubbing data pertama mereka di
Indonesia. Dengan begitu, perusahaan besar tersebut mengklaim telah memiliki
64 wilayah ketersediaan yang tersebar di 21 wilayah di dunia.

Pengembangan layanan Alibaba juga mencakup cyber security terhadap


serangan siber seperti DDos Attack. Selain itu, Alibaba Cloud telah
berkomitmen untuk pengembangan wilayah ketersediaan yang berkelanjutan
serta Data Scrubbing Center.

5. Layanan Cloud Computing Lokal


Saat ini, perkembangan layanan komputasi awan juga mulai diwarnai oleh
pemain dalam negeri. Beberapa di antaranya seperti Telkom Cloud yang
menyediakan layanan cloud computing kepada pemerintah dan perusahaan.

Di Indonesia sendiri, sektor pelayanan berbasis cloud telah semakin kompetitif.


Hal ini dikarenakan akan kesadaran terhadap pentingnya teknologi untuk
menjalankan bisnis perusahaan.

Sumber : https://amt-it.com/blog/sejarah-perkembangan-cloud-
computing/#Sejarah_Perkembangan_Cloud_Computing

4. Keuntungan memanfaatkan komputasi awan, jelaskan menurut pendapatmu.


Keuntungan memanfaatkan komputasi awan (cloud computing) adalah
beragam, dan berikut adalah beberapa dari pendapat saya:

1. **Skalabilitas**: Salah satu keuntungan utama dari komputasi awan adalah


skalabilitasnya. Anda dapat dengan mudah menyesuaikan sumber daya
komputasi sesuai kebutuhan. Jika bisnis Anda tumbuh, Anda dapat dengan
cepat menambahkan lebih banyak kapasitas komputasi tanpa harus membeli
perangkat keras tambahan. Ini membantu menghindari pemborosan sumber
daya saat kapasitas komputasi tidak sepenuhnya terpakai.
2. **Efisiensi Biaya**: Komputasi awan juga memungkinkan efisiensi biaya.
Anda hanya membayar untuk sumber daya yang Anda gunakan, sehingga Anda
tidak perlu menginvestasikan modal besar di infrastruktur komputer yang
mahal. Ini terutama bermanfaat bagi bisnis kecil dan menengah yang mungkin
memiliki anggaran terbatas.

3. **Akses Fleksibel**: Komputasi awan memungkinkan akses ke data dan


aplikasi dari mana saja dengan koneksi internet. Ini sangat menguntungkan bagi
organisasi yang ingin mendukung kerja jarak jauh, mobilitas, atau bekerja dari
luar kantor.

4. **Keamanan**: Provider layanan komputasi awan seringkali memiliki tim


keamanan yang kuat dan sumber daya yang lebih besar untuk mengelola
keamanan data. Mereka juga memperbarui perangkat lunak secara teratur untuk
mengatasi kerentanannya. Namun, penting untuk selalu memastikan keamanan
data Anda sendiri dan memahami konsep keamanan berbagi tanggung jawab
antara penyedia dan pengguna.

5. **Pemulihan Bencana dan Redundansi**: Banyak penyedia komputasi awan


menawarkan opsi pemulihan bencana dan penyediaan redundansi data. Ini
berarti data Anda dapat disimpan di beberapa lokasi yang berbeda untuk
menghindari kehilangan data akibat kegagalan perangkat keras atau bencana
alam.

6. **Inovasi dan Perbaruan Cepat**: Komputasi awan memungkinkan


perusahaan untuk dengan cepat mengakses teknologi terbaru. Layanan awan
sering menghadirkan inovasi dan perbaruan secara berkala, yang dapat
membantu bisnis tetap kompetitif.

7. **Kerjasama dan Kolaborasi**: Dengan komputasi awan, kolaborasi


menjadi lebih mudah. Tim yang tersebar secara geografis dapat bekerja sama
pada proyek dengan berbagi data dan aplikasi yang terpusat di awan.

8. **Dukungan Multiplatform**: Layanan awan umumnya mendukung


berbagai platform dan perangkat, sehingga pengguna dapat mengakses aplikasi
dan data dari berbagai perangkat seperti komputer, ponsel, dan tablet.
Meskipun komputasi awan memiliki banyak keuntungan, perlu diingat bahwa
juga ada tantangan dan risiko, termasuk masalah keamanan, privasi, dan
ketergantungan pada penyedia layanan. Oleh karena itu, sebelum beralih ke
komputasi awan, perusahaan perlu melakukan evaluasi menyeluruh dan
merencanakan implementasi dengan hati-hati sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan mereka.

Sumber : https://indonesiancloud.com/keuntungan-dan-kelemahan-cloud-
computing/ (sebagai bahan acuan dalam mengemukakan pendapat)

5. 4 contoh dari penerapan komputasi awan antara lain:


1. Google Drive
Google Drive adalah salah satu contoh cloud computing yang sering digunakan
juga. Penggunanya tidak perlu install aplikasi drive. Hanya dengan memiliki
akun Google Mail maka penggunanya langsung bisa akses Google Drive dan
aplikasi lain milik Google seperti Google Meet, Google Classroom, dan lain-
lain
2. Media Sosial
Media sosial juga merupakan contoh cloud computing. Kemampuannya tak
hanya via aplikasi yang harus di install namun juga optimal di versi web. Media
sosial yang sering diakses melalui versi web antara lain Youtube, Linkedin,
Facebook, dan lain-lain.
3. Dropbox
Dropbox menjadi salah satu contoh cloud computing yang sering digunakan
terutama oleh mahasiswa. Dropbox memungkinkan untuk menyimpan dan
membagikan file secara mudah.
4. Bidang Kesehatan
Alat-alat kedokteran juga sudah sudah menerapkan sistem cloud diantaranya
Telemedicine yaitu alat komunikasi jarak jauh antara tenaga kesehatan dengan
pasien dan juga sebagai media perantara transfer data medis dari satu lokasi ke
lokasi lainnya. Tidak hanya Telemedicine, cloud computing juga diterapkan di
Electronic Health Records, dan analisis Teleradiology.

Sumber : https://blog.opencloud.id/technology/contoh-cloud-computing/

6. 6 paradigma dari komputasi awan yaitu :


1. Service-Oriented Architecture (SOA) Paradigm
Paradigma ini menyoroti komputasi awan sebagai evolusi dari arsitektur
berbasis layanan (SOA), di mana aplikasi dibangun sebagai layanan
independen yang dapat diakses melalui jaringan. Penerapan SOA dalam
komputasi awan mengacu pada pemisahan aplikasi menjadi komponen layanan
yang dapat diakses dan digunakan oleh berbagai aplikasi.

Sumber: Erl, T. (2005). Service-Oriented Architecture (SOA): Concepts,


Technology, and Design.

2.Virtualization Paradigm
Paradigma ini menekankan penggunaan teknologi virtualisasi untuk
mengisolasi, menggabungkan, dan mengelola sumber daya IT secara efisien.
Virtualisasi memungkinkan pembagian sumber daya fisik, seperti server dan
penyimpanan, menjadi beberapa instans virtual yang dapat digunakan oleh
berbagai aplikasi.

Sumber: Kusnetzky, D. (2010). Virtualization: A Manager's Guide.

3. Elasticity Paradigm
Paradigma ini berfokus pada kemampuan komputasi awan untuk secara
dinamis menyesuaikan kapasitas sumber daya sesuai dengan permintaan
pengguna. Dalam hal ini, komputasi awan memungkinkan skalabilitas
horizontal dan vertikal untuk menangani lonjakan lalu lintas dan permintaan
aplikasi.

Sumber: Armbrust, M. et al. (2010). A View of Cloud Computing.

4. Utility Computing Paradigm


Paradigma ini menggambarkan komputasi awan sebagai penyedia sumber
daya komputasi yang dapat digunakan seperti utilitas. Pengguna hanya
membayar untuk sumber daya yang mereka gunakan, serupa dengan membayar
tagihan utilitas seperti listrik atau air.

Sumber: Feller, P., Fitzgerald, B., Hissam, S. A., & Lakhani, K. R. (2008).
Perspectives on Free and Open Source Software.

5. On-Demand Self-Service Paradigm


Paradigma ini menyoroti konsep pengguna dapat memesan, mengelola, dan
mengonfigurasi sumber daya komputasi secara mandiri melalui antarmuka self-
service. Pengguna memiliki kendali penuh atas penggunaan sumber daya
mereka tanpa perlu interaksi langsung dengan penyedia layanan.
Sumber: Mell, P., & Grance, T. (2011). The NIST Definition of Cloud
Computing.

6. Multitenancy Paradigm
Paradigma ini menggambarkan kemampuan komputasi awan untuk
mendukung beberapa pelanggan atau penyewa dengan menggunakan
infrastruktur yang sama. Meskipun berbagai pelanggan berbagi sumber daya
yang sama, mereka tetap terisolasi secara logis.

Sumber: Buyya, R., Broberg, J., & Goscinski, A. M. (2010). Cloud Computing:
Principles and Paradigms.

7. Syarat-syarat pengembangan komputasi awan yaitu :

o On-Demand Self-Services
Sebuah layanan Cloud Computing harus bisa dimanfaatkan oleh pengguna
pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar
hanya untuk yang mereka gunakan saja. Misalkan sebuah internet service
provider menyediakan 5 macam pilihan atau paket-paket internet dan user
hanya mengambil 1 paket internet, maka user hanya membayar paket yang
diambil saja.
o Broad Network Access
Sebuah layanan Cloud Computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan
saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan.
o Layanan bersifat elastis (scalable)
Pengguna bisa menambah dan mengurangi jenis kapasitas layanan yang dia
inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan itu.
o Resource Pooling
Sebuah layanan Cloud Computing harus tersedia secara terpusat dan dapat
membagi sumber daya secara efisien. Karena Cloud Computing digunakan
bersama-sama oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat
membagi beban secara efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
o Measured Service
Sumber daya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimalkan
penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur
penggunaan dari setiap sumber daya komputasi yang digunakan
(penyimpanan, memory, processor, lebar pita, aktivitas user, dan lainnya).
Dengan demikian, jumlah sumber daya yang digunakan dapat secara
transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya
penggunaan layanan.

Sumber : https://pembelajaraninformatika03.wordpress.com/tag/syarat-
cloud-computing/

Anda mungkin juga menyukai