Disusun Oleh :
Nama : Nurhalisa
Nim : 212101
Kelas : 5TPKA-J
Ketentuan Tugas 1:
1. Jawaban dikirim ke classroom. Dikumpulkan pada folder pengumpulan
tugas1.
2. Tugas 1 individu dikumpulkan paling lambat pada hari Kamis, 19 Oktober
2023 Jam 08.00 (Pagi Hari).
3. Tugas yang dikumpulkan terlambat, sesuai dengan kontrak perkuliahan maka
akan mendapatkan potongan nilai.
4. Tugas diberi sampul denga nisi sampul: Judul, Logo Undipa, Stambuk dan
Nama. (Jika berasal dari kelas lain harap ditambahkan kelas asalnya).
5. Setiap nomor dari jawaban diberikan harap disertakan dengan referensinya.
Jawaban :
1. Penjelasan mengenai komputasi awan (cloud computing), Cloud computing
memiliki beberapa defenisi berbeda dan berasal dari beberapa ahli di bidang
nya. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa cloud computing
merupakan layanan komputasi teknologi informasi yang mencakup layanan
hardware, software dan aplikasi yang dapat diperoleh melalui internet. Layanan
tersebut harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan biaya
penggunaan layanan dikenakan sesuai jumlah sumber daya yang telah
digunakan pengguna menggunakan basis per bulan atau per menit. Cloud
Computing adalah paradigma komputasi yang digunakan untuk efisiensi biaya
dimana informasi dan daya komputer dapat diakses dari browser web oleh
pelanggan. Cloud Computing adalah pengembangan berbasis internet dan
penggunaan komputer teknologi. Cloud Computing adalah paradigma
komputasi dengan keunggulan sumber daya yang mudah dikembangkan secara
real-time seperti file, data, program, hardware, dan third party services dapat
diakses dari browser Web melalui Internet untuk pengguna. pelanggan hanya
membayar sumber daya komputer yang digunakan sesuai dengan perjanjian
yang tercantum pada Services Level Agreement (SLA), dan tidak memiliki
pengetahuan tentang bagaimana penyedia layanan teknologi infrastruktur untuk
mendukung kebutuhan pengguna. Beban layanan di Cloud Computing berubah
secara dinamis sesuai dengan kebutuhan pengguna (Xiong & Perros, 2009).
Cloud Computing menyediakan proses komputasi dari local, perangkat
individual pengguna sampai penggunaan terdistribusi, virtual, dan
pengembangan sumber daya, sehingga memungkinkan pengguna untuk
memanfaatkan perhitungan, penyimpanan, dan sumber daya aplikasi lainnya,
yang membentuk Cloud secara on-demand (Osis, 2010).
Sumber : https://eprints.utdi.ac.id/6963/3/4_151188_BAB_III.pdf
Pada tahun 90-an, kemajuan teknologi sangat luar biasa, Internet sangat mudah
diakses serta virtualisasi menjadi hal biasa pada sistem berbasis PC (Personal
Computer). Beberapa perusahan telekomunikasi melakukan ekspansi besar-
besaran dan mulai menawarkan koneksi jaringan pribadi yang dapat di
virtualisasi.
Amazon Web Service di tahun 2000-an hadir dan meluncurkan EC2 (Elastic
Compute Cloud) pada tahun 2006. Amazon Elastic Compute Cloud dapat
memungkinkan perusahaan maupun individu untuk menyewa komputer virtual
dengan program dan aplikasi mereka sendiri. EC2 sendiri merupakan layanan
web yang dapat memberikan kapasitas komputasi yang lebih aman dan
berukuran fleksibel di cloud. Tahun yang sama Google Documents dirilis, yang
mana memudahkan pengguna untuk menyimpan, mengedit dan mentransfer
dokumen di cloud.
Ketiga, Cloud Computing di Tahun 2020 dan akan datang, berbagai sektor
bisnis banyak perusahaan memilih untuk memindahkan infrastrukturnya ke
dalam cloud guna meningkatkan kinerja perusahan. Hal itulah yang menjadikan
open cloud membagi beberapa prediksi di masa akan datang yaitu:
Hybrid Cloud merupakan gabungan dari publik cloud dengan private cloud.
yang mana hybrid cloud menawarkan solusi transisi antara infrastruktur lokal
dengan private dan public cloud.
Lebih lagi disaat Pandemi Covid-19 hingga saat ini penggunaan Cloud Service
menjadi wajib bagi perusahaan yang ingin bertahan di industrinya. Dikarenakan
cloud sebagai tulang punggung layanan yang ditawarkan. Mulai dari layanan
pengiriman (misalnya gojek, shopee), Telemedicine (misalnya halodoc),
Teknologi pendukung kerja (misalnya zoom), hiburan di rumah (misalnya HBO
GO, Mola TV, Vidio, Disney Plus) telah terevolusi oleh cloud.
Keamanan
Fungsi GDPR sendiri yaitu memberikan kontrol kepada konsumen atas data
pribadi mereka yang dikumpulkan oleh perusahaan, diantaranya data dasar
seperti nama, alamat, No. ID, data web seperti alamat IP, RFID, data kesehatan,
data genetik, data biometrik, data etnis dan ras, orientasi seksual.
2. Microsoft
Microsoft adalah salah satu perusahaan yang mempengaruhi sejarah
perkembangan cloud computing di Indonesia. Pasalnya, perusahaan software
ini menyediakan solusi komputasi awan untuk pelaku bisnis di Indonesia agar
dapat berkembang dengan lebih mudah.
Melalui program ini juga, Microsoft telah membangun data center pertamanya
di Indonesia. Dengan begitu, perusahaan software ini dapat memberikan
layanan komputasi awan yang lebih aman dan terpercaya kelas dunia.
3. Google Cloud
Google Cloud termasuk salah satu perusahaan yang ikut menambah
perkembangan cloud computing di Indonesia. Pada Juni 2020, Google Cloud
meluncurkan wilayah pertamanya di Jakarta. Hal tersebut bertujuan agar
layanan Google Cloud menjadi lebih dekat dengan pelanggan di Indonesia dan
Asia Tenggara. Setelah peluncurannya tersebut, secara total Google Cloud
memiliki 24 wilayah di 17 negara, yang masing-masing memiliki 73 zona.
4. Alibaba
Pada awal 2021, Alibaba membuka pusat scrubbing data pertama mereka di
Indonesia. Dengan begitu, perusahaan besar tersebut mengklaim telah memiliki
64 wilayah ketersediaan yang tersebar di 21 wilayah di dunia.
Sumber : https://amt-it.com/blog/sejarah-perkembangan-cloud-
computing/#Sejarah_Perkembangan_Cloud_Computing
Sumber : https://indonesiancloud.com/keuntungan-dan-kelemahan-cloud-
computing/ (sebagai bahan acuan dalam mengemukakan pendapat)
Sumber : https://blog.opencloud.id/technology/contoh-cloud-computing/
2.Virtualization Paradigm
Paradigma ini menekankan penggunaan teknologi virtualisasi untuk
mengisolasi, menggabungkan, dan mengelola sumber daya IT secara efisien.
Virtualisasi memungkinkan pembagian sumber daya fisik, seperti server dan
penyimpanan, menjadi beberapa instans virtual yang dapat digunakan oleh
berbagai aplikasi.
3. Elasticity Paradigm
Paradigma ini berfokus pada kemampuan komputasi awan untuk secara
dinamis menyesuaikan kapasitas sumber daya sesuai dengan permintaan
pengguna. Dalam hal ini, komputasi awan memungkinkan skalabilitas
horizontal dan vertikal untuk menangani lonjakan lalu lintas dan permintaan
aplikasi.
Sumber: Feller, P., Fitzgerald, B., Hissam, S. A., & Lakhani, K. R. (2008).
Perspectives on Free and Open Source Software.
6. Multitenancy Paradigm
Paradigma ini menggambarkan kemampuan komputasi awan untuk
mendukung beberapa pelanggan atau penyewa dengan menggunakan
infrastruktur yang sama. Meskipun berbagai pelanggan berbagi sumber daya
yang sama, mereka tetap terisolasi secara logis.
Sumber: Buyya, R., Broberg, J., & Goscinski, A. M. (2010). Cloud Computing:
Principles and Paradigms.
o On-Demand Self-Services
Sebuah layanan Cloud Computing harus bisa dimanfaatkan oleh pengguna
pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar
hanya untuk yang mereka gunakan saja. Misalkan sebuah internet service
provider menyediakan 5 macam pilihan atau paket-paket internet dan user
hanya mengambil 1 paket internet, maka user hanya membayar paket yang
diambil saja.
o Broad Network Access
Sebuah layanan Cloud Computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan
saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan.
o Layanan bersifat elastis (scalable)
Pengguna bisa menambah dan mengurangi jenis kapasitas layanan yang dia
inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan itu.
o Resource Pooling
Sebuah layanan Cloud Computing harus tersedia secara terpusat dan dapat
membagi sumber daya secara efisien. Karena Cloud Computing digunakan
bersama-sama oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat
membagi beban secara efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
o Measured Service
Sumber daya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimalkan
penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur
penggunaan dari setiap sumber daya komputasi yang digunakan
(penyimpanan, memory, processor, lebar pita, aktivitas user, dan lainnya).
Dengan demikian, jumlah sumber daya yang digunakan dapat secara
transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya
penggunaan layanan.
Sumber : https://pembelajaraninformatika03.wordpress.com/tag/syarat-
cloud-computing/