Anda di halaman 1dari 165

UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id

Dokumen Pengembangan Produk


Lembar Sampul Dokumen

Judul Dokumen TUGAS AKHIR


PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO
PELEPASAN KAPASITIF DENGAN SISTEM
PENGATURAN JUMLAH ENERGI
PELEPASAN, KALIBRASI DAN PROTEKSI
Jenis Dokumen PROPOSAL
Catatan: Dokumen ini dikendalikan penyebarannya oleh Dept. Teknik Elektro Undip

Nomor Dokumen B200-01-TA1718.2.001


Nomor Revisi 01
Nama File WR-B100 PRO v1.0.docx
Tanggal Penerbitan 06 Juli 2018
Unit Penerbit Departemen Teknik Elektro Undip
Jumlah Halaman 26 (termasuk lembar sampu lini)

Data Pengusul

Pengusul Nama Dede Surachman Jabatan Anggota


Tanggal 06 Juli 2018 Tanda Tangan
NIM 21060114130138

Nama Yogi Alexius Naibaho Jabatan Anggota


Tanggal 06 Juli 2018 Tanda Tangan
NIM 21060114120050

Pembimbing Nama Ir. Agung Warsito, DHET Tanda Tangan


Utama Tanggal 06 Juli 2018

Pembimbing Nama Budi Setyono, S.T., M.T. Tanda Tangan


Dua Tanggal 06 Juli 2018

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 1 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI

1 PENGANTAR ................................................................................................ 4
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN .................................................................. 4
1.2 APLIKASI DOKUMEN ............................................................................ 4
1.3 REFERENSI ............................................................................................. 4
1.4 DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ 5
2 PROPOSAL PENGEMBANGAN PRODUK ................................................... 6
2.1 PENDAHULUAN .................................................................................... 6
2.1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 6
2.1.1 Rumusan Masalah .................................................................................. 6
2.1.2 Tujuan .................................................................................................. 7
2.2 KONSEP DESAIN ................................................................................... 7
2.2.1 Konfigurasi Umum ................................................................................ 7
2.2.2 Kemampuan dan Kapasitas Sistem ......................................................... 17
2.2.3 Teknologi yang Digunakan ................................................................... 17
2.2.4 Batasan-batasan Sistem......................................................................... 17
2.3 SKENARIO PEMANFAATAN PRODUK .............................................. 18
2.4 NILAI STRATEGIS .............................................................................. 18
2.5 USAHA PENGEMBANGAN ................................................................. 19
2.5.1 Man-Month ......................................................................................... 19
2.5.2 Machine-month.................................................................................... 19
2.5.3 Development Tools .............................................................................. 20
2.5.4 Test Equipment .................................................................................... 20
2.5.5 Kebutuhan Expert ................................................................................ 20
2.5.6 Perkiraan Biaya ................................................................................... 21
2.5.7 Peluang Keberhasilan ........................................................................... 23
2.5.8 Jadwal dan Waktu Pengembangan ......................................................... 23
3 KESIMPULAN ............................................................................................. 24
4 BIODATA TIM PENGUSUL ........................................................................ 24
4.1 DAFTAR NAMA, KEAHLIAN, DAN SDM YANG TERLIBAT ............. 24
4.2 BIODATA TIM TUGAS AKHIR ........................................................... 25
4.3 BIODATA TIM TUGAS AKHIR ........................................................... 26

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 2 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen

VERSI, TGL, OLEH PERBAIKAN


01, Draf Template Dokumen B100
23 Juni 2018, Pembaharuan Bab Proposal
Dede Surachman
Yogi Alexius Naibaho

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 3 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
PROPOSAL
PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO PELEPASAN KAPASITIF
DENGAN SISTEM PENGATURAN JUMLAH ENERGI PELEPASAN,
KALIBRASI DAN PROTEKSI

1 PENGANTAR

1.1 Ringkasan Isi Dokumen


Dokumen ini terdiri dari beberapa bab sebagai berikut :
1. Bab Pengantar
Menjelaskan mengenai ringkasan isi dokumen, tujuan penulisan, kegunaan
dokumen, referensi dan daftar singkatan.
2. Bab Proposal Proyek Pengembangan
Bab ini berisikan pendahuluan konsep rancangan, perencanaan teknologi,
perencanaan kerjasama dan kesimpulan. Bab ini untuk melihat sekilas
perencanaan teknis dan kerjasama dengan pihak terkait serta kelayakan
pengembangan aplikasi yang akan dibuat.
3. Kesimpulan
Pada bagian ini dikemukakan ringkasan konsep produk. Proyek yang hendak
dibuat dan dikembangkan memiliki kelayakan untuk dijalankan, dari sisi kajian
ekonomis, strategis, penguasaan teknologi, maupun kemampuan fabrikasi yang
ada.
4. Biodata Pengusul
Biodatayang berisi data demografis disertai dengan data yang terkait dengan
kompetensi/kualifikasi. Data kualifikasi itu berisi mata kuliah paket yang
diambil, pelatihan terkait yang pernah diikuti, lomba terkait yang pernah dijuarai,
serta portofolio lain yang terkait

1.2 APLIKASI DOKUMEN


Dokumen ini berlaku untuk pengembangan produk (tugas akhir) untuk:
(1) Sebagai gambaran umum dari segi teknik maupun non-teknis tugas akhir yang
akan dikerjakan
(2) Memastikan kelayakan tugas akhir, baik dari segi teknik, waktu, biaya/ekonomis,
maupun strategis
(3) Menjadi catatan proses pengerjaan dan revisi yang dilakukan.

1.3 REFERENSI
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge Resistance
Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 4 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.
[6] Braunl, Thomas. 2011. Capacitive Spot Welder for Renewable Energy Vehicle
Project. The University of Western Australia: School of Electrical Engineering.
[7] D. Halliday, R. Resnick and J. Walker. Fundamentals of Physics, 5th ed. John Wiley,
New Jersey 1997, Ch. 15, 26, 27.
[8] Delmar Cengage Learing. Capacitors Charging, Discharging, Simple Waveshaping
Circuits.C-C Tsai. Ch. 11.
[9] Kermet Charged. 2006. Capacitors Basics & Applications. Application – I.
[10] Maulana. Teori Dasar MOSFET. maulana.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/ Teori-
Dasar-MOSFET-Metal-Oxide-Semiconductor-Field-Effect-Transistor.pdf.
[11] Texas Instrument. 2018. Fundamentals of MOSFET and IGBT Gate Driver Circuits.
Application Report SLUA618A. pp. 17-18.

1.4 DAFTAR SINGKATAN


SINGKATAN ARTI
UNDIP Universitas Diponegoro
MOSFET Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
PCB Printed Circuit Board
IC Integrated Circuit
TRIAC Triode for Alternating Current
SSR Solid State Relay
PWM Pulse-Width Modulation
ESR Equivalent Series Resistance
SI Satuan Internasional
MCB Mini Circuit Breaker
DC Direct Current
AC Alternating Current
CC Constant Current
CV Constant Voltage
LED Light Emitting Diode
SMPS Swicth Mode Power Supply
LCD Liquid Crystal Display

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 5 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2 PROPOSAL PENGEMBANGAN PRODUK

2.1 PENDAHULUAN

2.1.1. Latar Belakang


Penerapan sistem las titik dapat dilakukan dengan dua jenis topologi. [1] Tipe
pertama mengkonsumsi kebutuhan energi secara langsung dari saluran listrik utama selama
proses pengelasan. Tipe energi langsung ini biasanya menggunakan transformator step
down kapasitas daya besar untuk mendapatkan kemampuan penyaluran arus tinggi pada
bidang kerja. Pengaturan pengelasan dilakukan pada sisi primer trafo menggunakan devais
semikonduktor seperti TRIAC atau Thyristor. Sedangkan tipe kedua menggunakan energi
yang sebelumnya telah disimpan terlebih dahulu. Media penyimpanan energi yang
digunakan adalah kapasitor yang memiliki kemampuan pelepasan arus sangat tinggi dengan
waktu singkat. [2] Energi tersimpan pada kapasitor tersebut harus lebih besar dari jumlah
energi yang dibutuhkan untuk satu pulsa pengelasan. Untuk menyalurkan arus pada tipe las
titik penyimpanan energi juga menggunakan devais semikonduktor yaitu MOSFET atau
SCR.
Las titik mikro dengan tipe suplai daya energi langsung banyak dipilih karena lebih
mudah, harga yang murah dan tingkat pengulangan pengelasan yang tinggi. Namun studi
[1][3] juga menunjukan bahwa tipe suplai daya energi langsung menghasilkan daya reaktif
besar, distorsi harmonik arus yang tinggi yang mengakibatkan tegangan drop dan distorsi
gelombang. Transformator yang menjadi komponen dasarnya dapat menarik arus inrush
yang sangat tinggi pada proses pensaklarannya [4][5]. Banyak juga ulasan mengenai las
titik tipe ini menarik arus inrush hingga MCB (mini circuit breaker) instalasi kelistrikan
rumah trip setiap proses pengelasan.
Di sisi lain, tipe suplai daya penyimpanan energi punya kelebihan seperti: pelepasan
energi yang cepat dan area terpengaruh panas yang kecil [1] sehingga dapat menghasilkan
las titik yang baik pada baterai. Tipe ini juga memiliki distorsi harmonik arus dan faktor
daya yang lebih baik dibanding tipe energi langsung. [2] Akan tetapi tipe ini kurang popular
karena membutuhkan media penyimpanan energi (kapasitor) dan rangkaian suplai untuk
mengisi daya pada media penyimpanan energi dan sistem kontrol pengelasan khusus
sehingga lebih kompleks dan lebih mahal dalam perancangannya.
.

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 6 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.1.1 Rumusan Masalah
Untuk dapat merancang las titik pelepasan kapasitif efektif dengan harga yang lebih
murah perlu mengorbankan beberapa spesifikasi menjadi lebih rendah. Salah satunya
adalah tingkat pengulangan pengelasan per menit yang sangat terbatasi oleh jumlah energi
tersimpan kapasitor dengan harga yang lebih mahal untuk kapasitas yang lebih besar. Hal
tersebut juga terbatasi dengan kecepatan pengisian kapasitor oleh suplai daya internal alat.
Secara umum juga, untuk merancang alat tersebut memerlukan blok pensaklaran untuk
melepaskan energi kapasitor ke bidang kerja dan membutuhkan sinyal kontrol yang dapat
diatur parameternya.
Maka dari itu permasalahan yang perlu dihadapi adalah:
1. Memilih dan menentukan konfigurasi kapasitor yang memiliki energi
penyimpanan minimal 10 Joule untuk dapat mengelas titik strip nikel 0,10
mm, 0,12 mm dan 0,15 mm pada terminal baterai.
2. Menemukan keseimbangan antara kapasitas penyimpanan energi kapasitor
dengan kapasitas suplai daya pengisian kapasitor untuk spesifikasi tingkat
pengulangan pengelasan 15 kali per menit.
3. Menentukan topologi suplai daya untuk mampu melakukan pengisian
kapasitor dengan arus yang dapat dibatasi.
4. Mendesain rangkaian pensaklaran arus impuls sebesar minimal 600A yang
dapat dikontrol oleh sinyal mikrokontroler.
5. Mendesain program mikrokontroler yang dapat mengkalkulasi lama
konduksi rangkaian pensaklaran sehingga dapat meregulasi energi
pelepasan yang konsisten, mengubah parameter melalui input tombol dan
menampilkan menu navigasi.

2.1.2 Tujuan
Pada tugas akhir yang hendak dicapai adalah pembuatan alat las titik berbasis
pelepasan kapasitif murah yang efektif dengan meskipun dengan media penyimpanan
energi yang sangat terbatas. Alat ini memiliki fitur regulasi pelepasan energi untuk hasil las
yang presisi dan akurat menggunakan mikrokontroler Arduino Nano.

2.2 KONSEP DESAIN


2.2.1 Konfigurasi Umum
Alat las titik mikro pelepasan kapasitif yang dirancang memiliki sistem yang terdiri
dari dua subsistem hardware dan satu subsistem software. Rinciannya adalah:
1. Subsistem rangkaian daya
2. Subsistem rangkaian mikrokontroler beserta komponen peripheral
3. Subsistem desain pemrograman mikrokontroler

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 7 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Sumber Tegangan Konverter DC-DC Sensor Tegangan
Kapasitor Bank
AC 220 V 50 Hz Half-Bridge dan Arus

Penyearah Satu Rangkaian Rangkaian


Fasa Gelombang Kontrol Pensaklaran
Penuh CT PWM Pemicuan MOSFET

Elektroda
Mikrokontroler
: Subsistem
: Aliran Daya Pengisian
Kapasitor Objek Pengelasan
: Aliran Sinyal : Subsistem
LCD, Pushbutton
Pengosongan
Kapasitor

Gambar 1 Diagram blok sistem.

Gambar 1 adalah diagram blok sistem. Sistem dibagi menjadi dua subsistem
utama, yaitu subsistem pengisian kapasitor dan subsistem pengosongan kapasitor.
Subsitem pengisian kapasitor tersusun dari dari blok sumber tegangan, penyearah satu
fasa gelombang penuh, rangkaian kontrol PWM pemicuan, konverter half-bridge dan
kapasitor bank. Sumber tegangan AC menjadi input dari konverter half-bridge yang
berperan dalam pengisian daya kapasitor. Dalam pengoperasian konverter tersebut
diperlukan sinyal PWM pemicuan yang dihasilkan pada rangkaian kontrol. Penyearah
satu fasa gelombang penuh CT berperan sebagai sumber tegangan dari rangkaian kontrol
PWM pemicuan.
Sedangkan subsistem pengosongan kapasitor terdiri dari mikrokontroler, LCD-
push button, sensor arus dan tegangan, rangkaian pensaklaran MOSFET, elektroda
pengelasan, kapasitor dan objek pengelasan. Subsistem ini berfungsi dalam pengaturan
energi pengosongan kapasitor pada proses pengelasan dengan berbasis mikrokontroler.
Mikrokontroler terhubung dengan LCD-push button sebagai input-output yang memiliki
interaksi terhadap pengguna. Pengguna dapat mengatur parameter pengelasan melalui
tombol (push button) navigasi dan tampilan menu pada LCD. Terdapat rangkaian
pensaklaran MOSFET untuk dapat mengalirkan arus pengosongan kapasitor ke objek
pengelasan. Rangkaian tersebut dipicu oleh sinyal mikrokontroler. Lebar pulsa pemicuan
dipengaruhi oleh besar tegangan kapasitor dapat diketahui oleh mikrokontroler melalui
sensor tegangan dan arus.
A. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat digunakan untuk
menyimpan muatan listrik dalam waktu tertentu. Kapasitor umumnya terbuat
dari 2 buah lempeng konduktor yang ditengah-tengahnya disisipkan lempengan
isolator yang disebut dielektrika. Kemampuan dalam menyimpan muatan
disebut kapasitansi. Apabila sebuah kapasitor dihubungkan dengan sumber arus

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 8 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
searah maka dalam beberapa saat akan ada arus listrik yang mengalir masuk ke
dalam kapasitor, kondisi ini disebut proses pengisian kapasitor, apabila muatan
listrik di dalam kapasitor sudah penuh, maka aliran arus listrik akan berhenti.
Bila hubungan ke kapasitor di tukar polaritasnya, maka muatan listrik akan
kembali mengalir keluar dari kapasitor.
Energi yang tersimpan dalam kapasitor ditentukan dengan Persamaan 2.2 [7]:
1 1 1 𝑄2
𝐸= 𝐶𝑉 2 = 2 𝑄𝑉 = (2.2)
2 2 𝐶

Dimana:
E = Energi yang tersimpanr (Joule)
C = Kapasitansi kapasitor (Farad)
V = Tegangan kapasitor (Volt)
Q = Muatan listrik dalam kapasitor (Ohm)

B. Pengisian Muatan Kapasitor pada Sirkuit RC


Diberikan sebuah rangkaian dengan komponen kapasitor (C), resistor (R)
dan sumber tegangan (Vs) dalam hubung seri dengan sebuah saklar (Switch)
diantaranya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.1 Rangkaian Pengisian Muatan Kapasitor Sirkuit RC

Diasumsikan kapasitor dalam keadaan sepenuhnya kosong dan saklar dalam


kondisi terbuka. Ini adalah keadaan awal sirkuit, maka t = 0, I = 0 dan q = 0.
Ketika saklar tertutup waktu mulai t = 0 dan arus mulai mengalir menuju
kapasitor melewati resistor. Karena tegangan awal melintasi kapasitor adalah
nol, (Vc = 0) terjadi hubungan pendek ke sirkuit eksternal dan arus maksimum
mengalir melalui rangkaian yang hanya dibatasi oleh resistor[9]. Kemudian
dengan menggunakan hukum tegangan Kirchhoff (KVL), penurunan tegangan
di sekitar rangkaian diberikan sebagai:
𝑉𝑠 − 𝑅 𝑖(𝑡) − 𝑉𝑐(𝑡) = 0 (2.3)
Arus yang mengalir di sekitar rangkaian disebut Arus Pengisian dan
ditemukan dengan menggunakan hukum Ohm sebagai: i = Vs / R. [9]

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 9 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.2 Grafik Pengisian Muatan Kapasitor Sirkuit RC[9]

Kapasitor sekarang mulai mengisi seperti yang ditunjukkan, dengan


kenaikan kurva pengisian RC lebih curam di awal karena laju pengisian tercepat
di awal dan kemudian berkurang ketika kapasitor mengambil muatan tambahan
pada laju yang lebih lambat.
Karena tegangan V terkait dengan pengisian pada kapasitor yang diberikan
oleh persamaan, Vc = Q / C, tegangan melintasi nilai tegangan melintasi
kapasitor (Vc) setiap saat dalam waktu selama periode pengisian diberikan
sebagai:
𝑉𝑐 (𝑡) = 𝑉𝑠 (1 − 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 ) (2.4)

Dimana:

Vc (t) = Fungsi tegangan kapasitor terhadap waktu (Volt)


Vs = Tegangan sumber (Volt)
R = Resistansi pada sirkuit RC (Ohm)
RC = Konstanta Waktu (Sekon)
t = Waktu (Sekon)
e = Konstanta e = 2.71828…..

Dan arus pengisian kapasitor i setiap saat dalam waktu selama periode
pengisian diberikan sebagai[9]:
𝑉𝑠
𝐼(𝑡) = 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 (2.5)
𝑅

I (t) : Fungsi arus pengisian kapasitor terhadap waktu (Volt)


Vs : Tegangan sumber (Volt)
R : Resistansi resistor pada sirkuit RC (Ohm)
C : Kapasitansi kapasitor pada sirkuit RC (Farad)
RC : Konstanta Waktu (Sekon)
t : Waktu (Sekon)
e : Konstanta e = 2.71828…..

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 10 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
C. Pengosongan Muatan Kapasitor pada Sirkuit RC
Jika kapasitor yang terisi penuh ini sekarang terputus dari tegangan suplai
baterai DC-nya, kapasitor akan menyimpan energinya yang dibangun selama
proses pengisian tanpa batas waktu (dengan asumsi kapasitor ideal dan
mengabaikan segala kerugian internal), menjaga voltase di terminalnya konstan.
Dan apabila baterai sekarang dilepas dan diganti dengan short cirucit, ketika
sakelar ditutup lagi kapasitor akan melepaskan dirinya kembali melalui resistor,
R seperti sekarang kita memiliki sirkuit pemakaian RC. Ketika kapasitor
melepaskan arusnya melalui resistor seri, energi yang tersimpan di dalam
kapasitor diekstraksi dengan tegangan Vc melintasi kapasitor yang menurun
hingga nol seperti ditunjukkan Gambar 2.5.

Gambar 2. 3 Rangkaian Pengosongan Muatan Kapasitor Sirkuit RC

Saat pengosongan, kapasitor akan kehilangan daya pada tingkat yang


menurun. Pada awal pelepasan, kondisi awal rangkaian, adalah t = 0, i = 0 dan
q = Q. Tegangan melintasi pelat kapasitor sama dengan tegangan suplai dan Vc
= Vs. Karena tegangan melintasi pelat berada pada nilai tertinggi, arus luahan
maksimum mengalir di sekitar rangkaian. [9]
Dengan sakelar tertutup, kapasitor sekarang mulai melepaskan muatan
seperti yang ditunjukkan, dengan peluruhan pada kurva pelepasan RC lebih
curam di awal karena laju pemakaian tercepat di awal dan kemudian berkurang
karena kapasitor kehilangan muatan pada laju yang lebih lambat. Saat pelepasan
berlanjut, Vc turun dan ada lebih sedikit arus pelepasan. Grafik pengosongan
muatan kapasitor sirkuit RC ditunjukan pada Gambar 2.6.

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 11 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 4 Grafik Pengosongan Muatan Kapasitor Sirkuit RC[9]

Untuk sirkuit pengosongan RC, tegangan kapasitor (Vc) dan arus


pengosongan kapasitor (I) sebagai fungsi waktu selama periode pelepasan
didefinisikan sebagai[9]:
𝑉(𝑡) = 𝑉𝑜 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 (2.6)

𝑉𝑜
𝐼(𝑡) = 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 (2.7)
𝑅

Dimana:

V(t) : Fungsi tegangan kapasitor terhadap waktu (Volt)


I(t) : Fungsi arus pengosongan kapasitor terhadap waktu (Ampere)
V : Tegangan awal kapasitor (Volt)
R : Resistansi pada sirkuit RC (Ohm)
C : Kapasitansi kapasitor pada sirkuit RC (Farad)
RC : Konstanta Waktu (Sekon)
t : Waktu (Sekon)
e : Konstanta e = 2.71828…..

D. Daya dan Energi Pengosongan Kapasitor Sirkuit RC


Pada sirkuit pengosongan RC, tegangan kapasitor (Vc) dan arus pengosongan
kapasitor (I) sebagai fungsi waktu selama periode pelepasan didefinisikan
sebagai[9]:

𝑉𝑐 (𝑡) = 𝑉𝑜 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 (2.6)

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 12 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
𝑉𝑜
𝐼(𝑡) = 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 (2.7)
𝑅

Dimana:
Vc(t) : Fungsi tegangan kapasitor terhadap waktu (Volt)
I(t) : Fungsi arus pengosongan kapasitor terhadap waktu (Ampere)
Vo : Tegangan awal kapasitor (Volt)
R : Resistansi pada sirkuit RC (Ohm)
C : Kapasitansi kapasitor pada sirkuit RC (Farad)
RC : Konstanta Waktu (Sekon)
t : Waktu (Sekon)
e : Konstanta e = 2.71828…..

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam


rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt yang menyatakan
banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik). Daya
listrik, dilambangkan dengan huruf P dalam persamaan listrik. Rumus umum
yang digunakan untuk menghitung daya listrik dalam sebuah rangkaian listrik
adalah sebagai berikut [9]:
𝑃 = 𝑉𝑥𝐼 (2.8)
Dimana:
P : Daya listrik (Watt)
V : Tegangan listrik (Volt)
I : Arus listrik (Ampere)
R : Hambatan (Ohm)
Dalam kasus pengosongan sirkuit RC pada subbab sebelumnya, maka daya
pengosongan sirkuit RC P(t) merupakan hasil perkalian dari Persamaan (2.6)
dan Persamaan (2.7).
𝑃(𝑡) = 𝑉𝐶 (𝑡) x 𝐼(𝑡) (2.10)
𝑡 𝑡
𝑉
𝑃(𝑡) = (𝑉𝑜 𝑒 −𝑅𝐶 ) ( 𝑅𝑜 𝑒 −𝑅𝐶 ) (2.11)
−2𝑡
𝑉𝑜 2
𝑃(𝑡) = 𝑒 𝑅𝐶 (2.12)
𝑅

Lalu energi merupakan penurunan daya terhadap waktu (t) [9], maka energi
pengosongan sirkuit RC (E) adalah hasil integral dari Persamaan (2.12).
𝑡 𝑡 𝑉𝑜 2 −2𝑡
∫0 𝑃(𝑡) 𝑑𝑡 = ∫0 𝑅
𝑒 𝑅𝐶 𝑑𝑡 (2.13)
𝑡 𝑉𝑜 2 −2𝑡
𝐸(𝑡) = ∫0 𝑒 𝑅𝐶 𝑑𝑡 (2.14)
𝑅

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 13 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
−2𝑡
𝑉𝑜 2 𝑡
( )
𝐸(𝑡) = ∫0 𝑒 𝑅𝐶 𝑑𝑡 (2.15)
𝑅

2𝑡
𝐶 𝑉𝑜 2
𝐸(𝑡) = (1 − 𝑒 𝑅𝐶 ) (2.16)
2

Jadi energi pengosongan sirkuit RC sebagai fungsi waktu selama periode


pelepasan didefinisikan pada Persamaan (2.16).
Dalam aplikasi alat las titik pelepasan kapasitif dimana nilai resistansi R,
kapasitansi C yang diketahui dan nilai tegangan awal kapasitor Vo yang
berubah-ubah, maka waktu pengosongan t yang dibutuhkan untuk melepaskan
energi sebesar E adalah sebagai berikut.
2𝑡
𝐶 𝑉𝑜 2
𝐸 = (1 − 𝑒 𝑅𝐶 ) (2.16)
2
−2𝑡
2𝐸
𝑒 𝑅𝐶 = (1 − ) (2.17)
𝐶𝑉𝑜 2
−2𝑡 2𝐸
= log 𝑒 (1 − ) (2.18)
𝑅𝐶 𝐶𝑉𝑜 2
−𝑅𝐶 2𝐸
𝑡 (𝑉𝑜 ) = ln (1 − ) (2.19)
2 𝐶𝑉𝑜 2

Jadi waktu pengosongan sirkuit RC sebagai fungsi tegangan awal kapasitor


selama periode pelepasan didefinisikan pada Persamaan (2.19).

E. MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)


MOSFET merupakan singkatan dari Metal Oxide Semiconductor Field
Effect Transistor yang merepresentasikan bahan-bahan penyusunannya yang
terdiri dari logam, oksida dan semikonduktor. Terdapat 2 jenis MOSFET yaitu
tipe NPN atau N channel dan PNP atau biasa disebut P channel. Gambar 2.7
konfigurasi dari MOSFET yang terdiri dari 3 buah kaki yaitu gate (G), drain
(D), dan source (S).

Gambar 2. 5 Konfigurasi dasar MOSFET [10].

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 14 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Adapun prinsip kerja dari MOSFET adalah sebagai berikut:

1. Tipe NPN pada Gambar 2.8 ketika gate diberi tegangan positif elektron-
elektron dari semikonduktor N dari drain dan source tertarik oleh gate (G)
menuju semikonduktor tipe P yang berada diantaranya. Dengan adanya
elektron-elektron ini pada semikonduktor P, maka akan menjadi suatu
jembatan yang memungkinkan pergerakan elektron-elektron dari terminal
drain (D) ke terminal source (S).

Gambar 2. 6 Prinsip kerja MOSFET tipe NPN [10]

2. Tipe PNP pada Gambar 2.9 prinsip kerjanya sama hanya saja tegangan yang
diberikan pada gate berkebalikan dengan MOSFET tipe NPN. Ketika
tegangan negatif diberikan ke gate, hole dan semikonduktor tipe P dari
source dan drain tertarik ke semikonduktor tipe N yang berada diantaranya.
Arus listrik dapat mengalir dari source ke drain dengan adanya jembatan
hole.

Gambar 2. 7 Prinsip kerja MOSFET tipe PNP. [10]

Arus listrik tidak menuju gate karena adanya lapisan oksida antara gate dan
semikonduktor. Arus listrik mengalir diantara drain (D) dan source (D) yang
dikendalikan oleh tegangan gate (G) [10].

F. Driver MOSFET
Salah satu rangkaian yang paling populer dan hemat biaya untuk mengontrol
MOSFET adalah driver totem pole non-inverting seperti yang ditunjukkan pada

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 15 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.10. Sirkuit ini dapat menangani lonjakan arus dan rugi daya yang
membuat kondisi operasi untuk pengontrol PWM lebih menguntungkan. Sirkuit
tersebut harus ditempatkan tepat di sebelah MOSFET daya yang dikontrol.
Dengan cara itu, transien arus tinggi dari kontrol gerbang MOSFET dilokalisasi
di daerah loop yang sangat kecil, mengurangi nilai induktansi parasit. Walaupun
driver disusun dari komponen diskrit, ia membutuhkan kapasitor bypass yang
ditempatkan pada kolektor transistor NPN atas dan transistor PNP bawah.
Idealnya ada resistor penghalus atau induktor antara kapasitor bypass driver dan
kapasitor bypass dari pengontrol PWM untuk meningkatkan kekebalan noise.
Resistor RGATE pada Gambar 2.10 adalah opsional dan RB dapat diukur untuk
memberikan impedansi gerbang yang diperlukan berdasarkan beta sinyal besar
dari transistor driver. [11]

Gambar 2. 8 Rangkaian Driver MOSFET Bipolar Totem Pole

G. Mikrokontroler
Mikrokontroler yang akan digunakan adalah Arduino Nano. Mikrokontroler
ini dapat diprogram melalui aplikasi pemrograman Arduino IDE yang memiliki
bahasa pemrograman yang mudah dipahami.

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 16 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 8. Skema kerja mikrokontroler

Mikrokontroler digunakan sebagai prosesor dengan berbagai tujuan, yaitu:


1. Pemrosesan kontrol ON-OFF pengisian kapasitor
Mikrokontroler akan membaca nilai arus dan tegangan melalui sensor
INA219. Jika tegangan kapasitor dibawah dari tegangan setting maka
mikrokontroler memberi sinyal untuk menghubungkan konverter buck
dengan kapasitor dan sebaliknya. Jika pengisian tegangan kapasitor
telah sesuai, mikrokontroler juga akan memberi sinyal indikator
melalui LED.
2. Pemrosesan input output
Pemrosesan ini bertujuan untuk menampilkan menu parameter
pelepasan energy pada LCD yang dapat diubah melalui input navigasi
dari push button.
3. Pengkalkulasi dan penghasil sinyal pemicuan
Lamanya sinyal pemicuan dihitung dengan rumus pelepasan muatan
kapasitor oleh mikrokontroler dengan parameter energi pelepasan yang
telah diatur oleh pengguna dengan mempertimbangkan hambatan total
dan kapasitansi kapasitor. Setelah itu mikrokontroler akan
menghasilkan sinyal pemicuan untuk mengaktifkan sistem pensaklaran
MOSFET.

2.2.2 Kemampuan dan Kapasitas Sistem


Produk las titik memiliki kemampuan tertentu dalam unjuk kerjanya. Devais produk
memiliki konfigurasi yang diperlihatkan pada Gambar 1. Dirancang agar memiliki
kemampuan sistem secara total sebagai berikut:
- Produk bersifat portable.

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 17 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
- Memiliki rangkaian daya tertanam sehingga produk dapat bekerja pada
tegangan AC 220V 50 Hz seperti pada peralatan listrik umumnya.
- Memiliki kemampuan pengontrolan pengelasan pulsa ganda untuk meghasilkan
las titik yang kuat.
- Memiliki rangkaian pengisian kapasitor berdaya tinggi untuk memastikan
kemampuan pengelasan berulang yang singkat.
- Memiliki kemampuan pelepasan energi pengelasan titik hingga 100 Joule.
Pengaturan dan perhitungan energi pelepasan muatan kapasitor dilakukan oleh
mikrokontroler.
- Memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengelasan berulang hingga 15
kali/menit pada pengaturan energi 100 Joule.
- Memiliki menu pengaturan parameter las titik yang mudah dipahami melalui
LCD pada panel depan.
- Memiliki spesifikasi kinerja kontrol yang handal melalui mikrokontroler
Arduino Nano.

2.2.3 Teknologi yang Digunakan


Produk las titik berbasis pelepasan kapasitif yang akan dibuatmemerlukan
teknologi:
1. Kontrol ON-OFF
2. Suplai daya DC constant current
3. Rangkaian pensaklaran arus tinggi dengan MOSFET
4. Mikrokontroler Arduino Nano
5. Aplikasi pemrograman Arduino IDE

2.2.4 Batasan-batasan Sistem


Sistem alat las titik mikro pelepasan kapasitif ini mempunyai sistem dengan
memperhatikan batasan-batasan berikut.
1. Perancangan perangkat lunak menggunakan mikrokontroler Arduino Nano
dengan Arduino IDE.
2. Sensor yang digunakan untuk mengukur arus dan tegangan adalah INA219.
3. Sensor yang digunakan untuk mengukur suhu adalah LM35.
4. Tidak membahas efek loop induktansi pada rangkaian pengosongan kapasitor.
5. Tidak membahas efek tegangan balik induktif pada MOSFET.
6. Tegangan maksimal kapasitor penyimpanan adalah 16 Volt dengan
pertimbangan spesifikasi kapasitor.
7. Tegangan minimal kapasitor untuk dapat melakukan pengelasan adalah 10
Volt. Hal tersebut mempertimbangan arus pengosongan awal yang cukup
untuk menghasilkan las titik.
8. Energi maksimal kapasitor yang dapat diatur oleh pengguna adalah 100 Joule.
9. Pengujian pengelasan dilakukan pada terminal baterai Li-Ion 18650 dengan
logam penghubung yaitu strip nikel murni.

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 18 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.3 SKENARIO PEMANFAATAN PRODUK
Produksi alat ini memiliki target pemasaran yaitu pada industri kecil, penghobi dan
kelompok riset teknologi. Produksi massal dari alat ini memberikan dampak positif atau
keuntungan bagi berbagai pihak. Dari segi ekonomi, produsen akan memperoleh
keuntungan sebagai akibat dari berbagai keunggulan yang dimiliki oleh alat. Dari segi non-
ekonomi, berbagai pihak juga dapat merasakan manfaat atau dampak positif dari pemakaian
devais ini.

2.4 NILAI STRATEGIS


Produk jadi dari devais yang akan dibuat memiliki hubungan atau dampak terhadap
beberapa aspek, antara lain sebagai berikut:
- Pendidikan
Di bidang pendidikan, alat ini dapat menjadi bahan riset yang dapat dikembangkan
dengan mengganti teknologi inverter sistem on-grid yang sudah ada sehingga didapatkan
penyaluran daya yang optimal dari sumber energi baru dan terbarukan demi Indonesia yang
mandiri energi. Pengembangan dan inovasi devais ini masih terus dapat dilakukan
kedepannya.
- Nilai Ekonomi
Di bidang ekonomi, alat ini dapat dijual pada industri maupun rumah tangga karena
alat ini dapat digunakan sebagai alat yang hemat energi sehingga dapat mengurangi biaya
penggunaan listrik setiap bulannya.
- Nilai Teknologi
Pemanas induksi, kawat penghantar dan pembangkitan arus yang besarmendapat
perhatian besar mengingat semakin bagus kawat penghantar dan arus yang besar dapat
membuat keluaran divais yang semakin hemat yang juga didukung dengan pemanas
induksi.

2.5 USAHA PENGEMBANGAN


Produk akhir yang hendak dikembangkan adalah alat las titik mikro berbasis
pelepasan muatan kapasitif, dengan subsistem berupa rangkaian suplai daya, komponen
penyimpan energi, rangkaian pensaklaran, dan rangkaian logic mikrokontroler. Masing-
masing modul diarahkan untuk menjadi produk-produk tunggal yang mandiri, memiliki
kompatibilitas untuk dirakit menjadi sistem terpadu dan dapat dipasarkan sesuai kebutuhan
pasarnya masing-masing.
Dalam proses pengembangan, usaha yang dibutuhkan/dikeluarkan dirinci sebagai
berikut:

2.5.1 Man-Month
Proyek tugas akhir ini dikerjakan oleh satu tim Tugas Akhir 2017/2018 Teknik
Elektro Universitas Diponegoro yang terdiri dari 2 orang mahasiswa S1. Selain itu, proyek

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 19 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
dibimbing oleh 2 orang dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Pengerjaan proyek
ini berlangsung selama 5 bulan dengan jam kerja masing-masing mahasiswa adalah 20 jam
per minggu.
Berikut ini contoh estimasi alokasi dan kebutuhan sumber daya manusia pada tahapan
pengembangan pengembangan alat las titik berbasis pelepasan muatan kapasitif:
- design engineer untuk pengembangan tiap-tiap modul, minimal diperlukan satu
orang, masing-masing dipekerjakan full time selama proses pengembangan rata-
rata 6 bulan
- test engineer, sejumlah 2 orang, full time selama 1 bulan
- expert, untuk seluruh tahapan proyek (diperkirakan 2 bulan)
- teknisi, diperlukan 2 orang.

2.5.2 Machine-month
Proses pengembangan produk ini menggunakan mesin ataupun hardware sebagai
berikut:
- Jasa pembuatan PCB secara mandiri, dengan waktu pengerjaan modul sub sistem
masing-masing adalah selama 25 jam dalam 7 hari.
- PC/Laptop sebanyak dua unituntuk mendesain layout PCB, dan uji coba
algoritma permrograman dengan waktu pengerjaan 10 jam per minggu di tiap
bulannya.
- Osiloskop satu unit dalam proses pengujian secara hardware, dengan waktu
pengerjaan 5 jam per minggu di tiap bulannya.
- Multimeter digital yang digunakan untuk troubleshooting ataupun pengujian
alat, dengan waktu pengerjaan 10 jam per minggu di tiap bulannya.

2.5.3 Development Tools


Tools yang diperlukan dalam pengembangan ini berkisar pada perangkat yang
mendukung proses perancangan, implementasi, dan karakterisasi produk yang dibuat,
antara lain:
- Komputer (Laptop) – untuk keperluan perancangan sistem baik secara software
ataupun hardware.
- Perkakas – untuk keperluan dalam pembuatan hardware.
- PSIM v.9.0.3 – untuk simulasi rangkaian sistem.
- Mikrokontroler ATmega328– sebagai mikrokontroler utama.
- Arduino IDE – untuk program dan compilermikrokontroler ATmega.
- Cadsoft Eagle v.7.2 – untuk desain PCB layout.
- Microsoft Excel – untuk perhitungan dalam penentuan nilai parameter hardware.

2.5.4 Test Equipment


Untuk keseluruhan proses pengembangan, diperlukan peralatan-peralatan pengujian
sebagai berikut:

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 20 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
- Multimeter digital dan tang ampere untuk pengukuran parameter tegangan dan
arus.
- Osiloskop digital untuk melakukan uji coba terhadap hardware yang telah
diimplementasikan.
- Termometer inframerah digital untuk melakukan pengujian suhu per subsistem
hardware yang telah diimplementasikan.
- Tang untuk pengujian kekuatan hasil pengelasan.

2.5.5 Kebutuhan Expert


Tim melakukan identifikasi kepakaran yang diperlukan dalam pengembangan
produk ini agar efektif, efisien, dan tepat waktu. Setelah itu, dilakukan pemetaan mana saja
kepakaran yang telah dikuasai oleh mahasiswa dan dosen pembimbing, dan mana
kepakaran yang harus dicari dari luar. Sebagai contoh, Tim pengembang inverter satu fasa
off-grid dengan kontrol arus dan tersinkronisasi dengan grid terdiri dari dosen dan
mahasiswa Laboratorium Teknik Tenaga Listrik dan Teknik Kontrol dan Instrumentasi.
Tim ini mengidentifikasi diperlukannya beberapa pakar yang dibutuhkan dalam
pengembangan software dan hardware ini. Expert yang dibutuhkan terutama untuk titik
kaji sebagai berikut :
- Pakar Elektronika Daya.
- Pakar Mikrokontroler ATmega.
- Pakar Pemrograman bahasa C.

2.5.6 Perkiraan Biaya


Berdasarkan konsep produk yang diusulkan dan identifikasi bahan serta peralatan
yang harus dibeli atau disewa, dan kemungkinan honor untuk SDM eksternal, Tim Tugas
Akhir menghitung perkiraan biaya yang diperlukan untuk mengembangkan produk ini.
Estimasi biaya dari pengembangan dan riset proyek ini terbagi atas dua bagian yaitu biaya
penelitian dan pengembangan serta biaya produksi alat adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Biaya penelitian dan pengembangan

No Barang Jumlah Harga Satuan Estimasi Harga


1 Kapasitor Audio 16V 1F Low ESR 1 Rp. 800.000,- Rp. 800.000,-
2 MOSFET IRFP4368PbF 8 Rp. 38.000,- Rp. 304.000,-
3 MOSFET IRFP460 8 Rp. 25.000,- Rp. 200.000,-
3 IC TL494 4 Rp. 4.000,- Rp. 16.000,-
4 IC IR2110 4 Rp. 10.000,- Rp. 40.000,-
5 Kapasitor Elektrolitik 250V 470uF 2 Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
7 Dioda MUR1560 6 Rp. 15.000,- Rp. 90.000,-
8 Mikrokontroler Arduino Nano 1 Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-
9 LCD 2004 w/ Backpack I2C Modul 1 Rp. 90.000,- Rp. 90.000,-
10 Transformator CT 24V 2A 3 Rp. 30.000,- Rp. 90.000,-

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 21 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
11 Sensor INA219 3 Rp. 60.000,- Rp. 180.000,-
12 Ferrit ETD49 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
13 Elektroda las titik tembaga 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
14 Skun tembaga 35mm 4 Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
15 Kabel tembaga 8 AWG 1 m 1 Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
16 PCB fiber 10 Rp. 12.000,- Rp. 120.000,-
17 Papan kayu 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
18 Akrilik 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
19 Konektor dan kabel daya 1 Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
Komponen elektronika (resistor,
20 kapasitor, led, relay, transistor, dioda, 1 Rp. 300.000,- Rp. 300.000,-
induktor, switch dll.)
Total Rp. 2.604.000,-

Tabel 2. Biaya produksi satu devais

No Barang Jumlah Harga Satuan Estimasi Harga


1 Kapasitor Audio 16V 1F Low ESR 1 Rp. 800.000,- Rp. 800.000,-
2 MOSFET IRFP4368PbF 4 Rp. 38.000,- Rp. 112.000,-
3 MOSFET IRFP460 2 Rp. 25.000,- Rp. 50.000,-
3 IC TL494 1 Rp. 4.000,- Rp. 4.000,-
4 IC IR2110 1 Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-
5 Kapasitor Elektrolitik 250V 470uF 2 Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
7 Dioda MUR1560 6 Rp. 15.000,- Rp. 90.000,-
8 Mikrokontroler Arduino Nano 1 Rp. 40.000,- Rp. 40.000,-
9 LCD 2004 w/ Backpack I2C Modul 1 Rp. 90.000,- Rp. 90.000,-
10 Transformator CT 24V 2A 3 Rp. 30.000,- Rp. 90.000,-
11 Sensor INA219 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
12 Ferrit ETD49 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
13 Elektroda las titik tembaga 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
14 Skun tembaga 35mm 4 Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
15 Kabel tembaga 8 AWG 1 m 1 Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
16 PCB fiber 4 Rp. 12.000,- Rp. 48.000,-
17 Papan kayu 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
18 Akrilik 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
19 Konektor dan kabel daya 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
Komponen elektronika (resistor,
20 kapasitor, led, relay, transistor, dioda, 1 Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
induktor, switch dll.)
Total Rp. 1.828.000,-

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 22 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.5.7 Peluang Keberhasilan
Untuk menentukan probabilitas keberhasilan, dibutuhkan analisis kondisi dan
kendala yang mungkin dihadapi. Produk komersiil alat las titik mikro untuk pengelasan
baterai berbasis pelepasan kapasitif kalah populer dengan yang berbasis transformator daya
tinggi. Hal ini dikarenakan harga produk las titik berbasis pelepasan kapasitif jauh lebih
mahal meskipun diimbangi dengan banyak fitur. Banyak penghobi yang mencoba
merancang las titik berbasis pelepasan kapasitif dengan fitur seperti pada produk komersiil
dengan harga yang diminimalisir. Namun masih dimungkinkan terjadinya kendala di
tengah proses pengembangan proyek ini, dikarenakan keterbatasan informasi. Berdasarkan
analisis singkat tersebut, maka dapat kami prediksi bahwa keberhasilan pengembangan
sistem ini dapat berhasil sesuai dengan rencana adalah 85%.

2.5.8 Jadwal dan Waktu Pengembangan


Proyek pengembangan topologi pembangkit daya terbarukan dirancang untuk
rentang 6 bulan, dimulai dari Agustus 2018 – Februari 2018. Time table proyek ini dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Tabel Waktu (Time table)

Fase Deliverables Jadwal (yang dicantumkan adalah Kebutuhan


akhir tahap) Sumberdaya
Konsep Produk B100 Proposal Juli 2018 Literatur
Analisis B200 Spesifikasi Agustus 2018 - Spesifikasi teknis
fungsional - Engineer
Desain Skematik - Pemilihan topologi suplai daya: - Pc / laptop
perancangan September 2018 - Penguasaan teknologi
rangkaian, dan - Kontrol pengisian kapasitor: pendukung
algoritma September 2018 - Literatur
pemrograman. - Rangkaian pensaklaran : Oktober - Engineer
(B300) 2018
- Rangkaian mikrokontroler dan
peripheral: Oktober 2018

Implementasi Lab prototype - Trial & Error: November 2018 - Dvlp. Tools
(B400) - Outsourcing PCB
- Engineer

Uji subsistem Error Report, Desember 2018- Januari 2019 - Multimeter


field prototype - Osiloskop

Uji sistem Field prototype (level Februari 2019 - Multimeter


sistem) - osiloskop
Dokumentasi (B500) Februari 2019 ATK

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 23 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
3 KESIMPULAN

Simpulan yang dapat diambil dari dokumen ini adalah sebagai berikut:
1. Perancangan perancangan las titik mikro pelepasan kapasitif dengan sistem pengaturan
jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi didasarkan pada implementasi
pelepasan energi kapasitif kapasitor dengan arus listrik tinggi untuk mengelas logam.
2. Sistem terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras sistem terdiri
atas 4 blok, yaitu blok rangkaian daya utama dengan tipe SMPS, rangkaian pengisisan
kapasitor dengan buck converter, rangkaian pensaklaran kapasitor, dan rangkaian logic
mikrokontroler beserta komponen pendukungnya. Perangkat lunak yang digunakan
dalam proses desain pemrograman mikrokontroler arduino nano.
3. Karakteristik yang diberikan oleh produk adalah penggunaan energi yang ramah
lingkungan, bersifat portable, dan memiliki tingkat efisiensi dan handal yang tinggi
dalam sistem ketenagalistrikan melalui teknologi perangkat elektronika daya.

4 BIODATA TIM PENGUSUL

4.1 DAFTAR NAMA, KEAHLIAN, DAN SDM YANG TERLIBAT


Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Proyek

No. Nama Keahlian Spesifikasi Pekerjaan


1. Dede Surachman Desain elektronika daya Perancangan konverter
21060114130138 DC-DC untuksuplai
Teknik Tenaga Listrik daya pengisian daya
kapasitor dan proses
kalibrasi alat las titik.
2. Yogi Alexius Naibaho Kontrol instrumentasi, Perancangan sistem
21060114120050 pemrograman tampilan-navigasi,
Kontrol dan mikrokontroler pengontrolan pelepasan
Instrumentasi energi kapasitor,
kalibrasi dan proteksi
alat las titik berbasis
mikrokontroler.

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 24 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
4.2 BIODATA TIM TUGAS AKHIR

Nama Lengkap : Dede Surachman


Jenis Kelamin : Laki-laki
NIM : 21060114130138
Tempat dan Tanggal : Brebes, 10 Oktober 1996
Lahir
Alamat : Jl. Gondang Timur IV No. 33
Ngembak Bulusan Semarang
50277
E-mail : dedesurachman10@gmail.com
Nomor Telepon / HP : 08971945676
Peminatan Konsentrasi : Mesin Listrik dan Elektronika
Daya

Kompetensi/Keahlian yang Dimiliki


No. Mata Kuliah Pilihan yang Diambil SKS
1. Desain Rangkaian Kontrol Elektronika Daya 2
2. Perancangan Traksi & Transportasi Listrik 2
3. Perancangan Mesin Listrik 2
4. Penggunaan Mesin dan Pengemudian Motor Listrik 2

Pelatihan yang Pernah Diikuti


No. Jenis Pelatihan Lembaga Tahun
1. Bedah Teknologi I “Engineers Himpunan Mahasiswa Elektro 2015
Dare to Be Entrepreneur” Universitas Diponegoro

2. Kerja Praktik PT PLN (Persero) UDIKLAT 2017


Semarang (Transmission & Live
Maintenance Academy)
3. Pelatihan Perangkat Lunak Lab. Simulator Teknik Elektro ITS 2017
ETAP
4. Asisten Lab. Praktikum Teknik 2017
dan Peralatan Tegangan Tinggi Departemen Teknik Elektro
Departemen Teknik Elektro UNDIP
UNDIP

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 25 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
4.3 BIODATA TIM TUGAS AKHIR

Nama Lengkap : Yogi Alexius Naibaho


Jenis Kelamin : Laki-laki
NIM : 21060114120050
Tempat dan Tanggal : Medan, 13 Juli 1996
Lahir
Alamat : Jalan Kelasen No.38
Sidikalang, Sumatra Utara
E-mail : yogialexiusn@gmail.com
Nomor Telepon / HP : 08333001004
Peminatan Konsentrasi : Kontrol Proses

Kompetensi/Keahlian yang Dimiliki


No. Mata Kuliah Pilihan yang Diambil SKS
1. Kontrol Remote dan Telemetri 3
2. Kontrol Otomotif 2
3. Kontrol Energi Listrik 2
4. Sistem Kontrol Digital 2

Pelatihan yang Pernah Diikuti


No. Jenis Pelatihan Lembaga Tahun
1. Pelatihan Printed Circuit Board Himpunan Mahasiswa Elektro 2016
(PCB) (2016). Universitas Diponegoro

2. Pelatihan Android Himpunan Mahasiswa Elektro 2017


Universitas Diponegoro
3. Kerja Praktik Lembaga Penerbangan dan 2017
Antariksa Nasional

No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 26 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id

Dokumen Pengembangan Produk


Lembar Sampul Dokumen

Judul Dokumen TUGAS AKHIR


PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO
PELEPASAN KAPASITIF DENGAN SISTEM
PENGATURAN JUMLAH ENERGI
PELEPASAN, KALIBRASI DAN PROTEKSI
Jenis Dokumen SPESIFIKASI
Catatan: Dokumen ini dikendalikan penyebarannya oleh Dept. Teknik Elektro Undip

Nomor Dokumen B200-01-TA1819.2.001


Nomor Revisi 01
Nama File WR-B200 PRO v1.0.docx
Tanggal Penerbitan 22 Februari 2019
Unit Penerbit Departemen Teknik Elektro Undip
Jumlah Halaman 19 (termasuk lembar sampu lini)

Data Pengusul

Pengusul Nama Dede Surachman Jabatan Anggota


Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114130138

Nama Yogi Alexius Naibaho Jabatan Anggota


Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114120050

Pembimbing Nama Ir. Agung Warsito, DHET Tanda Tangan


Satu Tanggal 22 Februari 2019

Pembimbing Nama Budi Setyono, S.T., M.T. Tanda Tangan


Dua Tanggal 22 Februari 2019

No. Dokumen: B200-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 1 dari 18
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI

1 PENGANTAR ............................................................................................................ 4
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN............................................................................ 4
1.2 TUJUAN PENULISAN DAN APLIKASI/KEGUNAAN DOKUMEN .............. 4
1.3 REFERENSI ......................................................................................................... 4
1.4 DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... 5
2 DEVELOPMENT PROJECT PROPOSAL ........................................................... 6
2.1 Definisi, Fungsi dan Spesifikasi dari Solusi ......................................................... 6
2.2 Spesifikasi Tugas Akhir ........................................................................................ 7
2.2.1 Spesifikasi Perancangan Las Titik Tab Baterai berdasarkan Kemampuan dan
Fungsional ...................................................................................................... 7
2.2.2 Spesifikasi Fisik Alat Las Titik ................................................................... 13
2.2.3 Spesifikasi Sistem berdasarkan Standardisasi ............................................. 15
2.3 Penjelasan Fitur, dan Verifikasi .......................................................................... 15
2.3.1 Fitur ............................................................................................................. 15
2.3.2 Verifikasi ..................................................................................................... 16
2.4 Design ................................................................................................................. 16
2.5 Biaya Dan Jadwal ............................................................................................... 17

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 2 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen

Tabel 1. Catatan Sejarah Perbaikan


Versi, tgl, oleh Perbaikan

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 3 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO PELEPASAN KAPASITIF
DENGAN SISTEM PENGATURAN JUMLAH ENERGI PELEPASAN,
KALIBRASI DAN PROTEKSI

1 PENGANTAR

1.1 Ringkasan Isi Dokumen


Dokumen ini berisi penjelasan spesifikasi dari las titik mikro pelepasan kapasitif
dengan sistem pengaturan jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi. Penjelasan
spesifikasi perancangan alat ini dibagi menjadi beberapa bagian yang meliputi spesifikasi
perancangan las titik tab baterai berdasarkan kemampuan dan fungsional, spesifikasi fisik
alat, dan spesifikasi sistem berdasarkan standarisasi. Selain itu, dalam dokumen ini juga
dijelaskan mengenai fungsi, fitur produk dan rencana-rencana untuk melakukan verifikasi
terhadap sistem yang dibuat untuk menentukan pemenuhan sistem terhadap spesifikasi
yang telah ditentukan.

1.2 Tujuan Penulisan Dan Aplikasi/Kegunaan Dokumen


Adapun tujuan penulisan dokumen ini adalah sebagai berikut.
1. Penjelasan spesifikasi las titik mikro pelepasan kapasitif dengan sistem pengaturan
jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi.
2. Landasan perancangan dan pengembangan produk yang berorientasi pada spesifikasi
dan dapat digunakan dalam implementasi alat tersebut.
3. Acuan untuk melakukan verifikasi sistem untuk memastikan dan mengevaluasi
pemenuhan sistem tersebut terhadap spesifikasi yang telah ditentukan.
4. Dokumen syarat untuk kuliah tugas akhir & seminar

1.3 Referensi
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge Resistance
Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.
[6] Creative Commons Attribution Share-Alike. 2008 . Arduino Nano.

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 4 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1.4 Daftar Singkatan
Tabel 2.1 Daftar Singkatan
SINGKATAN ARTI
UNDIP Universitas Diponegoro
TRIAC Triode for Alternating Current
MOSFET Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
SCR Silicon Controlled Rectifier
MCB Mini Circuit Breaker
LCD Liquid Crystal Display

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 5 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2 DEVELOPMENT PROJECT PROPOSAL

2.1 Definisi, Fungsi dan Spesifikasi dari Solusi

Las titik / spot welding merupakan cara pengelasan resistansi listrik di mana dua atau
lebih lembaran plat dijepit di antara dua elektroda di bawah pengaruh tekanan sebelum arus
dialirkan. Las titik pada dasarnya merupakan proses penyambungan lembaran plat tipis.

Gambar 2.1 Sistem las titik

Penerapan sistem las titik dapat dilakukan dengan dua jenis topologi. [1] Tipe
pertama mengkonsumsi kebutuhan energi secara langsung dari saluran listrik utama selama
proses pengelasan. Tipe energi langsung ini biasanya menggunakan transformator step
down kapasitas daya besar untuk mendapatkan kemampuan penyaluran arus tinggi pada
bidang kerja. Pengaturan pengelasan dilakukan pada sisi primer trafo menggunakan devais
semikonduktor seperti TRIAC atau Thyristor. Sedangkan tipe kedua menggunakan energi
yang sebelumnya telah disimpan terlebih dahulu. Media penyimpanan energi yang
digunakan adalah kapasitor yang memiliki kemampuan pelepasan arus sangat tinggi dengan
waktu singkat. [2] Energi tersimpan pada kapasitor tersebut harus lebih besar dari jumlah
energi yang dibutuhkan untuk satu pulsa pengelasan. Untuk menyalurkan arus pada tipe las
titik penyimpanan energi juga menggunakan devais semikonduktor yaitu MOSFET atau
SCR.
Las titik mikro dengan tipe suplai daya energi langsung banyak dipilih karena lebih
mudah, harga yang murah dan tingkat pengulangan pengelasan yang tinggi. Namun studi
[1][3] juga menunjukan bahwa tipe suplai daya energi langsung menghasilkan daya reaktif
besar, distorsi harmonik arus yang tinggi yang mengakibatkan tegangan drop dan distorsi
gelombang. Transformator yang menjadi komponen dasarnya dapat menarik arus inrush
yang sangat tinggi pada proses pensaklarannya [4][5]. Banyak juga ulasan mengenai las
titik tipe ini menarik arus inrush hingga MCB (mini circuit breaker) instalasi kelistrikan
rumah trip setiap proses pengelasan.
Di sisi lain, tipe suplai daya penyimpanan energi punya kelebihan seperti: pelepasan
energi yang cepat dan area terpengaruh panas yang kecil [1] sehingga dapat menghasilkan
las titik yang baik pada baterai. Tipe ini juga memiliki distorsi harmonik arus dan faktor
daya yang lebih baik dibanding tipe energi langsung. [2]

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 6 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Maka dari itu, dibuatlah suatu produk las titik dengan tipe suplai daya penyimpanan
energi menggunakan media kapasitor dengan harga yang minimalis. Alat ini terdiri dari
rangkaian pengisian kapasitor berdaya tinggi dan mampu melepasan energi dalam
pengelasan titik hingga 100 Joule. Alat ini mampu mengatur dan menghitung energi
pelepasan muatan kapasitor dilakukan oleh mikrokontroler serta melakukan pengelasan
berulang hingga 15 kali/menit pada pengaturan energi 100 Joule. Sistem yang dirancang
menggunakan menu pengaturan parameter las titik yang mudah dipahami melalui LCD,
pada panel depan terdiri dari kalibrasi dan operasi sebagai menu utama. Pembuatan alat las
titik ini berbasis pelepasan kapasitif yang murah dan efektif meskipun dengan media
penyimpanan energi yang sangat terbatas.
Dengan demikian terdapat lima fungsi utama produk ini sebagai solusi dari
permasalahan yang telah dirumuskan. Kelima fungsi utama produk ini dijelaskan sebagai
berikut.
1. Produk ini memiliki tombol navigasi pada LCD mempermudah pengguna dalam
mengoperasikannya.
2. Produk ini memiliki fitur kalibrasi untuk mendapatkan nilai kapasitansi kapasitor dan
hambatan total keseluruhan alat las titik agar mendapatkan hasil las yang presisi dan
akurat.
3. Produk ini dapat melakukan pengaturan pelepasan energi hingga 100 Joule.
4. Produk ini memiliki sistem proteksi agar alat dapat bekerja dengan maksimal.
5. Produk ini dapat menyambungkan plat nikel setebal 0,10 mm, 0,12 mm dan 0,15 mm.

2.2 Spesifikasi Tugas Akhir


2.2.1 Spesifikasi Perancangan Las Titik Tab Baterai berdasarkan Kemampuan dan
Fungsional
Dari sisi kemampuan, secara umum sistem ini harus memenuhi parameter-
parameter sebagai berikut :
1. Kemudahan pengoperasian
Produk ini memiliki sistem user interface yang ditampilkan pada LCD 2004 dan
dapat dinavigasi melalui tombol yang sudah disediakan. Dengan adanya fitur
kalibrasi dan operasi dapat mempermudah user dalam menggunakan alat las titik
ini.
2. Akurasi
Produk ini diharapkan memiliki akurasi cukup tinggi dalam pelepasan energi
kapasitor. Untuk mempertahankan keakuratannya maka dibutuhkan fitur
kalibrasi pada produk. Parameter yang perlu dikalibrasi adalah kapasitansi
kapasitor dan hambatan total pada alat las titik.
3. Kemampuan dalam pengelasan
Produk ini mampu mengatur dan menghitung energi pelepasan muatan kapasitor
yang dilakukan oleh mikrokontroler serta melakukan pengelasan berulang
hingga 15 kali/menit pada pengaturan energi 100 J.
4. Ketahanan Alat

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 7 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Produk ini memiliki sistem proteksi yang mampu menjaga kondisi alat agar dapat
digunakan dalam kondisi maksimal. Apabila terjadi kerusakan pada MOSFET
pensaklaran maka sistem akan mematikan alat untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang lebih parah.
5. Keamanan Fungsi Alat
Produk ini memiliki keamanan dalam penggunaannya saat pengelasan. Hal ini
dikarenakan apabila kedua elektroda terhubung tapi pengguna tidak menekan
tombol trigger maka MOSFET yang floating membuat rangkaian menjadi
terbuka dan tidak dapat mengalirkan arus menuju beban. Singkatnya, pulsa
pengelasan hanya akan keluar ketika tombol trigger ditekan.
Secara umum, sistem alat ini tersusun atas empat buah subsistem. Masing-masing
subsistem memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda dalam melaksanakan fungsinya
masing-masing sehingga semua fungsionalitas sistem produk ini dapat berjalan dengan
baik. Keempat subsistem tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Subsistem konverter
2. Subsistem user interface
3. Subsistem kontrol pelepasan energi
4. Subsistem kalibrasi
5. Subsistem proteksi
Dari sisi fungsionalitas, fungsi-fungsi setiap subsistem pembangun sistem ini akan
dijelaskan sebagai berikut berdasarkankan data flow diagram (DFD) sistem tersebut.
1. Diagram konteks sistem
Diagram konteks sistem (context diagram) atau Diagram DFD tingkat nol
mendeskripsikan keterhubungan sistem dengan lingkungannya. Terdapat tiga
entitas lingkungan yang terhubung dengan sistem, yaitu pengguna, objek
pengelasan, dan tampilan nilai dari hasil kalibrasi. Diagram ini diberikan pada
Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Diagram DFD Tingkat 0

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 8 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tabel 2.1 Penjelasan Diagram DFD Tingkat Nol
Parameter Keterangan
Input  Pemilihan mode kalibrasi digunakan untuk melakukan
pengkalibrasian nilai kapasitansi kapasitor dan hambatan
total pada alat.
 Pemilihan mode operasi untuk melakukan pemasukan
nilai energi untuk melakukan pengelasan.
Output  Dilakukannya pengelasan dengan mengeluarkan data
tegangan kapasitor, tegangan kapasitor saat pengelasan,
pulsa waktu, status pengelasan dan counter berupa
tampilan data pada LCD 20x4
Fungsi  Pengguna atau user dapat mengatur parameter pengelasan
dan mengetahui nilai parameter saat pengelasan dilakukan.

2. Diagram DFD tingkat pertama


Setelah mendefinisikan hubungan sistem dengan entitas eksternal pada lingkungan,
sistem dilihat lebih detil pada diagram DFD tingkat pertama. Diagram DFD tingkat
pertama ini memperlihatkan subsistem-subsistem utama penyusun sistem ini. Dalam
sistem ini, mikrokontroler Atmega328P menjadi pusat pengaturan seluruh aktivitas
sistem. Semua subsistem terhubung satu dengan yang lain melalui sistem
mikrokontroler ini. Namun, dengan kemampuan sistem mikrokontroler yang strategis
dan terintegrasi, beberapa subsistem akan memiliki implementasi nyata pada sistem
mikrokontroler itu sendiri, bergantung pada jenis mikrokontroler yang akan
digunakan.

Gambar 2.3 Diagram DFD Tingkat 1

Berdasarkan Gambar 2.3 pada dasarnya diagram DFD tingkat pertama ini hanya
menjabarkan secara lebih detil diagram DFD tingkat nol dengan berfokus pada sistem

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 9 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
itu sendiri sehingga entitas eksternal tidak ditampilkan. Oleh karena itu, tabel
penjelasan untuk DFD tingkat pertama yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 memiliki isi
yang sama dengan Tabel 2.1.

Tabel 2.2 Penjelasan Diagram DFD Tingkat 1


Parameter Keterangan
Input  Data tegangan masukan dan arus masukan dari sensor
INA219.
 Data suhu dari sensor LM35.
 Sinyal digital push button.
Output  Pengelasan pada objek dan tampilan parameternya.
 Penghitungan nilai kapasitansi kapasitor dan hambatan
total pada alat las titik.
 Tampilan peringatan bila suhu MOSFET berlebihan.
 Tampilan pada LCD 20x4.
Fungsi  Pengguna dapat melakukan pengelasan
 Perlindungan alat las titik dari kerusakan.
 Pengguna mengetahui parameter pengelasan.

3. Diagram DFD tingkat kedua (subsistem user interface).


Diagram DFD tingkat pertama diuraikan lebih detil pada masing-masing subsistem
menjadi diagram DFD tingkat kedua yang ditunjukkan pada gambar 2.3

Gambar 2.4 Diagram DFD Tingkat Kedua Subsistem Antar Muka

Berdasarkan Gambar 2.4 Subsistem user interface pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini menggunakan mikrokontroler Arduino Nano.
Perancangan subsistem ini menggunakan perangkat lunak Arduino IDE. Subsistem
ini berfungsi untuk menampilkan menu dan nilai parameter sehingga dapat dinavigasi
oleh pengguna. Mikrokontroler menerima data masukan navigasi berupa push button
untuk memilih menu dan memasukkan nilai parameter dan keluaran pada tampilan
pada LCD 20x4.

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 10 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tabel 2.3 Penjelasan Diagram DFD Tingkat Kedua Untuk subsistem sensor suhu, kelembaban dan
kadar air
Parameter Keterangan
Input  Tombol push button.
Output  Tampilan pada LCD 20x4.
Fungsi  Menampilkan informasi yang berkaitan dengan
pengelasan.

4. Diagram DFD tingkat kedua (subsistem kontrol pelepasan energi)


Untuk subsistem kontrol pelepasan energi, diagram DFD tingkat kedua dapat
digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.5 Diagram DFD Tingkat Kedua-Subsistem Kontrol Pelepasan Energi

Berdasarkan Gambar 2.5 pada subsistem pelepasan energi melakukan pengelasan


melalui driver MOSFET terisolasi optocoupler untuk MOSFET pensaklaran.
Adapun MOSFET tersebut melakukan pensaklaran dari kapasitor, dimana kapasitor
sebagai media penyimpan energi yang nantinya energi tersebut digunakan untuk
melakukan pengelasan pada beban.

Tabel 2.4 Penjelasan Diagram DFD Tingkat Kedua


Parameter Keterangan
Input  Nilai tegangan terukur pada kapasitor
 Nilai arus terukur pada kapasitor
 Energi masukan yang diinginkan pengguna
Output  Pulsa waktu untuk melakukan MOSFET pensaklaran
Fungsi  Melakukan pengelasan pada beban.

5. Diagram DFD tingkat kedua (subsistem kalibrasi)


Untuk subsistem kalibrasi, diagram DFD tingkat kedua dapat digambarkan sebagai
berikut.

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 11 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.6 Diagram DFD Tingkat Kedua-Subsistem Kalibrasi

Berdasarkan Gambar 2.6 subsistem kalibrasi pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini memanfaatkan akuisisi data sensor. Adapaun parameter
yang dibutuhkan adalah tegangan pada kapasitor (V), arus yang mengalir (I), energi
(E) dan lainnya. Kemudian mikrokontroler akan menghitung nilai parameter tersebut
mendapatkan nilai kapasitansi kapasitor dan hambatan total. Hasil dari perhitungan
akan disimpan pada EEPROM.

Tabel 2.5 Penjelasan Diagram DFD Tingkat Kedua Subsistem Kalibrasi

Parameter Keterangan
Input  Nilai tegangan terukur pada kapasitor
 Nilai arus terukur pada kapasitor
Output  Nilai perhitungan kapasitansi kapasitor
 Nilai perhitungan hambatan total las titik
Fungsi  Informasi kapasitansi kapasitor dan hambatan total las titik
 Mendapatkan nilai pulsa waktu yang akurat untuk
pengelasan

6. Diagram DFD tingkat kedua (subsistem proteksi)


Untuk subsistem antarmuka pengguna, diagram DFD tingkat kedua dapat
digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.7 Diagram DFD Tingkat Kedua-Subsistem Proteksi

Berdasarkan Gambar 2.7 subsistem proteksi pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan pada alat
las titik pelepasan kapasitif apabila suhu MOSFET terlalu panas. Fungsi kontrol ON-

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 12 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
OFF berfungsi untuk menyalakan dan mematikan konverter pengisian daya kapasitor
apabila suhu MOSFET bersuhu > 700 Celsius.

Tabel 2.6 Penjelasan Diagram DFD Tingkat Kedua Subsistem Proteksi


Parameter Keterangan
Input  Suhu pada MOSFET.
Output  Pembacaan pengukuran suhu dari LM35.
Fungsi  Mendeteksi suhu pada apabila MOSFET terlalu panas
sehingga mencegah MOSFET rusak.

2.2.2 Spesifikasi Fisik Alat Las Titik


Alat las titik ini memiliki 1 modul utama yang merupakan otak dari sistem yang akan
mengatur sistem tersebut berjalan. Otak dari sistem ini menggunakan Arduino Nano yang
merupakan mikrokontroler tingkat menengah yang cukup banyak digunakan dan dijual di
pasaran sehingga apabila terjadi kerusakan dapat langsung dicari komponennya.
Pada peripheral atau sektor pendukung lainnya, yaitu sensor INA219 dan sensor
LM35. Sensor 219 merupakan sensor arus dan tegangan. Sensor ini akan menghitung nilai
energi pelepasan maupun kalibrasi dari alat las titik dan sensor LM35 digunakan untuk
mendeteksi suhu MOSFET apabila terlalu panas sehingga mencegah kerusakan.
Dalam pembuatan alat las titik ini menggunakan desain skala Lab, dengan dimensi
rangka purwarupa alat las titik pelepasan kapasitif yakni, 30 x 20 x 12 cm. Sebagian besar
bahan untuk pembuatan rangka purwarupa adalah kayu. Tegangan suplai daya listrik yang
digunakan yakni 220V AC sebagai suplai konverter half-bridge untuk pengisian daya
kapasiotr, 15V DC untuk rangkaian pembangkitan dan penguatan PWM konverter, dan 5V
DC untuk suplai listrik sistem minimum Atmega328P. Tegangan DC didapatkan dari
proses penurunan tegangan AC menggunakan transformator dari input 220V AC yang
kemudian disearahkan, ditapis dan diberikan regulator linear.

Tabel 2.7 Spesifikasi perancangan alat las titik pelepasan muatan kapasitif

No Komponen Spesifikasi
1. Arduino Nano [6]  Chip Mikrokontroler ATmega328P
 Tegangan Pengoprasian 5 V
 Tegangan Input yang disarankan 7-12 V
 Batas tegangan input 6 – 20 V
 Jumlah Pin I/O digital 14 (6 diantaranya output PWM)
 Jumlah Pin input analog 6 buah
 Arus DC tiap Pin I/O 40 mA
 Arus DC untuk Pin 3.3V yakni, 50 mA
 Memory flash 32 KB(Atmega328), 0.5kb bootloader
 SRAM 2 KB(Atmega328)
 EEPROM 1 KB(Atmega328)

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 13 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
 Clock Speed 16 Mhz
 Dimensi 45 mm x 18 mm
 Berat 5 g
2. Sensor INA219  Rentang pembacaan tegangan: 0-36 V resolusi 0,01 V
 Rentang pembacaan arus: 0-3,2A resolusi 0,10 mA
3. LCD 20x4  Terdiri dari 20 karakter dan 4 baris
 Mempunyai 192 karakter tersimpan
 Dilengkapi dengan back light
4. I2C LCD Backpack  Alamat I2C 0x27
Module  Kontras cahaya dapat diatur melalui potensiometer
 Tegangan catu daya 5v
 Interface : IIC/TIWI
 Ukuran 4cm x 2cm x 1 cm
5 MOSFET IRFP460  Tegangan Drain-to-Source maksimal: 600 V
 Arus Drain-to-Source maksimal: 20 A
 Tegangan pemicuan Gate-to-Source : 20 A
6. Dioda MUR1560  Tegangan DC blocking maksimal: 600 V
 Arus maksimal: 15 A
 Tegangan forward: 0,375 V
 Rentan temperatur kerja: -55° C hingga +150° C
7. Kapasitor  Tegangan rating 16V, tegangan burst 20V
Penyimpanan  Kapasitansi 0,84 F
 ESR: 0,2 mOhm
8. MOSFET  Tegangan Drain-to-Source maksimal: 600 V
IRFP4368  Arus Drain-to-Source maksimal: 20 A
 Tegangan pemicuan Gate-to-Source : 20 A
9. Sensor LM35  Tegangan input: 5-30 V
 Rentang pembacaan suhu 25 C – 150 C
10. Kotak Panel  Terbuat dari bahan kayu dengan ketebalan 10 mm
 Ukuran 30cm x 20cm x 12cm

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 14 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.2.3 Spesifikasi Sistem berdasarkan Standardisasi
Produk ini memiliki tujuan utama untuk digunakan dalam wilayah
Indonesia. Dengan demikian, standardisasi akan mengacu pada standarstandar yang
berlaku di Indonesia. Namun, beberapa standar internasional juga digunakan untuk
meningkatkan kualitas produk ini. Standardisasi yang digunakan dari sisi teknis dijelaskan
sebagai berikut.
1. Energy Star, standar penggunaan daya pada produk elektronik.
Standardisasi yang digunakan dari sisi hukum meliputi hal-hal sebagai berikut.
Standar hukum yang digunakan adalah standar hukum yang berlaku di Indonesia. Produk
ini harus digunakan dengan menaati hukum yang berlaku di Indonesia. Pelanggaran
terhadap hukum tersebut tidak ditoleransi dan dapat diproses di pengadilan.
1. Perlindungan hak cipta
2. Perlindungan terhadap privasi dan keamanan informasi.

2.3 Penjelasan Fitur, dan Verifikasi

2.3.1 Fitur
Tabel 2.8 Fitur Produk
Fitur Utama Fitur Dasar
Mampu mengkalibrasi kapasitansi Sensor INA219 sebagai sensor pengukur
kapasitor dan hambatan total pada nilai arus dan tegangan pada kapasitor
alat untuk menghasilkan pulsa sehingga dapat menghitung nilai
pengelasan yang akurat. kapasitansi maupun hambatan total.
Adapun perhitungan dilakukan
mikrokontroler Arduino Nano dengan
perumusan yang telah dibuat sebelumnya.

1. Proses kalibrasi dilakukan


menggunakan tombol navigasi dan
tampilan pada LCD.
2. Apabila sistem telah berhasil
melakukan kalibrasi maka data
disimpan pada EEPROM, sehingga
sewaktu-waktu apabila catu daya mati,
data kalibrasi tetap tersimpan.
Mampu melepaskan energi yang Produk ini merupakan las titik berbasis
akurat untuk melakukan pengelasan. kapasitif yang menyimpan energi terlebih
dahulu sebelum melakukan pengelasan.
1. Pada produk ini disediakan tombol
trigger untuk melakukan pengelasan.
Sehingga pengelasan hanya akan
dilakukan saat tombol tersebut ditekan

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 15 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2. Hasil dari pengelasan memiliki akurasi
yang tinggi karena telah memiliki fitur
kalibrasi. Pelepasan energi maksimum
sebesar 100 Joule sudah cukup untuk
melakukan pengelasan dengan hasil
yang baik dan plat yang menempel
dengan kuat.

2.3.2 Verifikasi
Pada bagian ini akan dibahas mengenai prosedur verifikasi produk ini. Proses
verifikasi akan dilakukan pada setiap perangkat dari produk ini. Perangkat perangkat yang
akan diverifikasi sebagai berikut.
1. Mikrokontroler Atmega328P
2. Subsistem user interface
3. Subsistem kontrol pelepasan energi
4. Subsistem kalibrasi
5. Subsistem proteksi

2.4 Design
Desain produk alat las titik mikro pelepasan kapasitif akan diaplikasikan berbentuk yang
ditunjukkan pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Tampak Sisi Kiri dari Purwarupa Alat Las Titik Mikro Pelepasan Kapasitif

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 16 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.5 Biaya Dan Jadwal
Estimasi biaya dari pengembangan dan riset proyek ini terbagi atas dua bagian yaitu
biaya R&D serta biaya produksi alat.

Tabel 2.9 Biaya R&D


No Barang Jumlah Harga Satuan Estimasi Harga
1 Kapasitor Audio 16V 1F Low ESR 1 Rp. 800.000,- Rp. 800.000,-
2 MOSFET IRFP4368PbF 8 Rp. 38.000,- Rp. 304.000,-
3 MOSFET IRFP460 8 Rp. 25.000,- Rp. 200.000,-
3 IC TL494 4 Rp. 4.000,- Rp. 16.000,-
4 IC IR2110 4 Rp. 10.000,- Rp. 40.000,-
5 Kapasitor Elektrolitik 250V 470uF 2 Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
7 Dioda MUR1560 6 Rp. 15.000,- Rp. 90.000,-
8 Mikrokontroler Arduino Nano 1 Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-
9 LCD 2004 w/ Backpack I2C Modul 1 Rp. 90.000,- Rp. 90.000,-
10 Transformator CT 24V 2A 3 Rp. 30.000,- Rp. 90.000,-
11 Sensor INA219 3 Rp. 60.000,- Rp. 180.000,-
12 Ferrit ETD49 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
13 Elektroda las titik tembaga 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
14 Skun tembaga 35mm 4 Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
15 Kabel tembaga 8 AWG 1 m 1 Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
16 PCB fiber 10 Rp. 12.000,- Rp. 120.000,-
17 Papan kayu 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
18 Akrilik 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
19 Konektor dan kabel daya 1 Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
Komponen elektronika (resistor,
20 kapasitor, led, relay, transistor, dioda, 1 Rp. 300.000,- Rp. 300.000,-
induktor, switch dll.)
Total Rp. 2.604.000,-

Tabel 2.10 Biaya produksi satu devais

No Barang Jumlah Harga Satuan Estimasi Harga


1 Kapasitor Audio 16V 1F Low ESR 1 Rp. 800.000,- Rp. 800.000,-
2 MOSFET IRFP4368PbF 4 Rp. 38.000,- Rp. 112.000,-
3 MOSFET IRFP460 2 Rp. 25.000,- Rp. 50.000,-
3 IC TL494 1 Rp. 4.000,- Rp. 4.000,-
4 IC IR2110 1 Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-
5 Kapasitor Elektrolitik 250V 470uF 2 Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
7 Dioda MUR1560 6 Rp. 15.000,- Rp. 90.000,-
8 Mikrokontroler Arduino Nano 1 Rp. 40.000,- Rp. 40.000,-

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 17 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
9 LCD 2004 w/ Backpack I2C Modul 1 Rp. 90.000,- Rp. 90.000,-
10 Transformator CT 24V 2A 3 Rp. 30.000,- Rp. 90.000,-
11 Sensor INA219 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
12 Ferrit ETD49 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
13 Elektroda las titik tembaga 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
14 Skun tembaga 35mm 4 Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
15 Kabel tembaga 8 AWG 1 m 1 Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
16 PCB fiber 4 Rp. 12.000,- Rp. 48.000,-
17 Papan kayu 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
18 Akrilik 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
19 Konektor dan kabel daya 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
Komponen elektronika (resistor,
20 kapasitor, led, relay, transistor, dioda, 1 Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
induktor, switch dll.)
Total Rp. 1.828.000,-

Berikut adalah tabel jadwal pelaksanaan proyek beserta bentuk penyampaian dan
kebutuhannya.
Tabel 2.11 Jadwal Pelaksanaan Proyek
Fase Deliverables Jadwal (yang dicantumkan adalah Kebutuhan
akhir tahap) Sumberdaya
Konsep Produk B100 Proposal Juli 2018 Literatur
Analisis B200 Spesifikasi Agustus 2018 - Spesifikasi teknis
fungsional - Engineer
Desain Skematik - Pemilihan topologi suplai daya: - Pc / laptop
perancangan September 2018 - Penguasaan teknologi
rangkaian, dan - Kontrol pengisian kapasitor: pendukung
algoritma September 2018 - Literatur
pemrograman. - Rangkaian pensaklaran MOSFET: - Engineer
(B300) Oktober 2018
- Rangkaian mikrokontroler dan
peripheral: Oktober 2018

Implementasi Lab prototype - Trial & Error: November 2018 - Dvlp. Tools
(B400) - Outsourcing PCB
- Engineer

Uji subsistem Error Report, Desember 2018- Januari 2019 - Multimeter


field prototype - Osiloskop

Uji sistem Field prototype (level Februari 2019 - Multimeter


sistem) - osiloskop
Dokumentasi (B500) Februari 2019 ATK

No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 18 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id

Dokumen Pengembangan Produk


Lembar Sampul Dokumen

Judul Dokumen TUGAS AKHIR


PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO
PELEPASAN KAPASITIF DENGAN SISTEM
PENGATURAN JUMLAH ENERGI
PELEPASAN, KALIBRASI DAN PROTEKSI
Jenis Dokumen DESAIN
Catatan: Dokumen ini dikendalikan penyebarannya oleh Dept. Teknik Elektro Undip

Nomor Dokumen B300-01-TA1819.2.001


Nomor Revisi 01
Nama File WR-B300 PRO v1.0.docx
Tanggal Penerbitan 22 Februari 2019
Unit Penerbit Departemen Teknik Elektro Undip
Jumlah Halaman 44 (termasuk lembar sampu lini)

Data Pengusul
Pengusul Nama Dede Surachman Jabatan Anggota
Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114130138

Nama Yogi Alexius Naibaho Jabatan Anggota


Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114120050

Pembimbing Nama Ir. Agung Warsito, DHET Tanda Tangan


Satu Tanggal 22 Februari 2019

Pembimbing Nama Budi Setyono, S.T., M.T. Tanda Tangan


Dua Tanggal 22 Februari 2019

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 1 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI

1. PENGANTAR ......................................................................................................... 3
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN ..................................................................... 4
1.2 TUJUAN PENULISAN, APLIKASI DAN FUNGSI DOKUMEN ............ 4
1.3 REFERENSI ................................................................................................... 4
1.4 DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ 4
2. PERANCANGAN ................................................................................................... 6
2.1 DEFINISI, FUNGSI, DAN SPESIFIKASI ................................................... 6
2.1.1 Definisi dan Fungsi .................................................................................. 6
2.1.2 Ringkasan Spesifikasi ............................................................................... 7
2.2 TINJAUAN DESAIN SISTEM SECARA UMUM...................................... 9
2.3 TINJAUAN DESAIN PERANGKAT KERAS .......................................... 10
2.3.1 Rangkaian Tampilan dan Navigasi ........................................................ 10
2.3.2 Rangkaian Sensor dan Pengkondisi Sinyal ............................................ 12
2.3.3 Subsistem Blok Saklar MOSFET ............................................................ 13
2.3.4 Rangkaian Driver MOSFET ................................................................... 16
2.4 TINJAUAN DESAIN PERANGKAT LUNAK ......................................... 18
2.4.1 Subsistem User Interface ........................................................................ 19
2.4.2 Subsistem Kalibrasi ................................................................................ 21
2.4.3 Subsistem Pelepasan Energi................................................................... 23
2.4.4 Subsistem Proteksi .................................................................................. 26
3. LAMPIRAN .......................................................................................................... 28
SENARAI PROGRAM ............................................................................................ 28

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 2 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen

VERSI, TGL, OLEH PERBAIKAN

1. PENGANTAR

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 3 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN
Dokumen ini berisi penjelasan desain dari perancangan las titik tab baterai li-ion
berbasis pelepasan muatan kapasitif dengan pengaturan jumlah energi. Penjelasan desain
perancangan alat tersebut dibagi menjadi beberapa bagian meliputi penjelasan ringkas
mengenai spesifikasi yang telah dijabarkan pada dokumen B200, desain perangkat keras
dan perangkat lunak subsistem sensor suhu, kelembaban dan kadar air, desain perangkat
keras dan perangkat lunak subsistem pengendali tegangan heater, desain perangkat keras
dan perangkat lunak subsistem kipas heater dan exhaust, dan desain perangkat keras dan
lunak subsistem antarmuka pengguna.

1.2 TUJUAN PENULISAN, APLIKASI DAN FUNGSI DOKUMEN


Adapun aplikasi penulisan dokumen ini adalah sebagai berikut.
1. Penjelasan desain secara detil dari las titik tab baterai li-ion berbasis pelepasan
muatan kapasitif dengan pengaturan jumlah energi.

2. Landasan perancangan dan pengembangan produk yang berorientasi pada desain


yang diturunkan dari spesifikasi dan dapat digunakan dalam implementasi alat
tersebut.

3. Acuan untuk melakukan implementasi sistem untuk memastikan dan mengevaluasi


pemenuhan sistem tersebut terhadap spesifikasi yang telah ditentukan dengan
mengikuti desain yang dibuat.

1.3 REFERENSI
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge
Resistance Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.

1.4 DAFTAR SINGKATAN


Tabel 1. Daftar Singkatan

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 4 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
SINGKATAN ARTI
UNDIP Universitas Diponegoro
MOSFET Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
PCB Printed Circuit Board
IC Integrated Circuit
TRIAC Triode for Alternating Current
SSR Solid State Relay
PWM Pulse-Width Modulation
ESR Equivalent Series Resistance
SI Satuan Internasional
MCB Mini Circuit Breaker
DC Direct Current
AC Alternating Current
CC Constant Current
CV Constant Voltage
LED Light Emitting Diode
SMPS Swicth Mode Power Supply
LCD Liquid Crystal Display

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 5 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2. PERANCANGAN

2.1 DEFINISI, FUNGSI, DAN SPESIFIKASI

2.1.1 Definisi dan Fungsi


Las titik / spot welding merupakan cara pengelasan resistansi listrik di mana dua
atau lebih lembaran plat dijepit di antara dua elektroda di bawah pengaruh tekanan
sebelum arus dialirkan. Las titik pada dasarnya merupakan proses penyambungan
lembaran plat tipis.

Gambar 2.1 Sistem las titik

Penerapan sistem las titik dapat dilakukan dengan dua jenis topologi. [1] Tipe
pertama mengkonsumsi kebutuhan energi secara langsung dari saluran listrik utama
selama proses pengelasan. Tipe energi langsung ini biasanya menggunakan transformator
step down kapasitas daya besar untuk mendapatkan kemampuan penyaluran arus tinggi
pada bidang kerja. Pengaturan pengelasan dilakukan pada sisi primer trafo menggunakan
devais semikonduktor seperti TRIAC atau Thyristor. Sedangkan tipe kedua menggunakan
energi yang sebelumnya telah disimpan terlebih dahulu. Media penyimpanan energi yang
digunakan adalah kapasitor yang memiliki kemampuan pelepasan arus sangat tinggi
dengan waktu singkat. [2] Energi tersimpan pada kapasitor tersebut harus lebih besar dari
jumlah energi yang dibutuhkan untuk satu pulsa pengelasan. Untuk menyalurkan arus
pada tipe las titik penyimpanan energi juga menggunakan devais semikonduktor yaitu
MOSFET atau SCR.
Las titik mikro dengan tipe suplai daya energi langsung banyak dipilih karena lebih
mudah, harga yang murah dan tingkat pengulangan pengelasan yang tinggi. Namun studi
[1][3] juga menunjukan bahwa tipe suplai daya energi langsung menghasilkan daya
reaktif besar, distorsi harmonik arus yang tinggi yang mengakibatkan tegangan drop dan
distorsi gelombang. Transformator yang menjadi komponen dasarnya dapat menarik arus
inrush yang sangat tinggi pada proses pensaklarannya [4][5]. Banyak juga ulasan
mengenai las titik tipe ini menarik arus inrush hingga MCB (mini circuit breaker)
instalasi kelistrikan rumah trip setiap proses pengelasan.
Di sisi lain, tipe suplai daya penyimpanan energi punya kelebihan seperti: pelepasan
energi yang cepat dan area terpengaruh panas yang kecil [1] sehingga dapat menghasilkan
las titik yang baik pada baterai. Tipe ini juga memiliki distorsi harmonik arus dan faktor
daya yang lebih baik dibanding tipe energi langsung. [2]
Maka dari itu, dibuatlah suatu produk las titik dengan tipe suplai daya penyimpanan
energi menggunakan media kapasitor dengan harga yang minimalis. Alat ini terdiri dari

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 6 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
rangkaian pengisian kapasitor berdaya tinggi dan mampu melepasan energi dalam
pengelasan titik hingga 100 Joule. Alat ini mampu mengatur dan menghitung energi
pelepasan muatan kapasitor dilakukan oleh mikrokontroler serta melakukan pengelasan
berulang hingga 15 kali/menit pada pengaturan energi 100 Joule. Sistem yang dirancang
menggunakan menu pengaturan parameter las titik yang mudah dipahami melalui LCD,
pada panel depan terdiri dari kalibrasi dan operasi sebagai menu utama. Pembuatan alat
las titik ini berbasis pelepasan kapasitif yang murah dan efektif meskipun dengan media
penyimpanan energi yang sangat terbatas.
Dengan demikian terdapat lima fungsi utama produk ini sebagai solusi dari
permasalahan yang telah dirumuskan. Kelima fungsi utama produk ini dijelaskan sebagai
berikut.
1. Produk ini memiliki tombol navigasi pada LCD mempermudah pengguna dalam
mengoperasikannya.
2. Produk ini memiliki fitur kalibrasi untuk mendapatkan nilai kapasitansi kapasitor
dan hambatan total keseluruhan alat las titik agar mendapatkan hasil las yang presisi
dan akurat.
3. Produk ini dapat melakukan pengaturan pelepasan energi hingga 100 Joule.
4. Produk ini memiliki sistem proteksi agar alat dapat bekerja dengan maksimal.
5. Produk ini dapat menyambungkan plat nikel setebal 0,10 mm, 0,12 mm dan 0,15
mm.

2.1.2 Ringkasan Spesifikasi


Las titik mikro pelepasan japasitif dengan sistem pengaturan jumlah energi
pelepasan, kalibrasi dan proteksi ini memiliki 1 modul utama yang merupakan otak dari
sistem yang akan mengatur sistem tersebut berjalan. Otak dari sistem ini menggunakan
Arduini Nano yang merupakan mikrokontroler tingkat menengah yang cukup banyak
digunakan dan dijual di pasaran sehingga apabila terjadi kerusakan dapat langsung dicari
komponennya.
Pada peripheral atau sektor pendukung lainnya, yaitu sensor INA219 yang
merupakan sensor arus dan tegangan. Sensor INA219 akan membaca nilai arus dan
tegangan pada kapasitor agar mendapatkan hasil pengelasan yang akurat dari perhitungan
yang dilakukan oleh mikrokontroler. Sensor LM35 merupakan sensor suhu yang
memantau suhu pada MOSFET Pensaklaran yang sewaktu-waktu dapat panas dalam
pengisian kapasitor melalui konverter pengisian daya. Apabila suhu MOSFET melebihi
suhu 700 Celsius maka akan muncul peringatan dan konverter pengsisian daya akan
dimatikan oleh mikrokontroler dengan menggunakan relay.
Dalam pembuatan produk las titik ini menggunakan desain skala Lab, dengan
dimensi tempat yakni, 40 x 28 x 13 cm yang terdiri dari beberapa komponen elektronika
sebagai catu daya. Bahan pembuatan las titik ini menggunakan kayu sehingga ringan dan
dapat dibawa kemana-mana. Proses suplai daya listrik yang digunakan yakni AC 220V
yang kemudian disearahkan menjadi tegangan DC 15 Volt oleh penyearah 1 fasa

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 7 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
gelombang penuh dengan CT 15 Volt dan tegangan DC 5 Volt oleh penyearah 1 fasa
gelombang penuh dengan CT 5 Volt. Adapun tegangan DC15 Volt digunakan untuk
pengisian kapasitor maupun driver MOSFET, sedangkan tegangan DC 5 Volt digunakan
untuk suplai listrik sistem minimum Arduino Nano.
Spesifikasi perancangan perangkat keras dari produk las titik ini terdiri dari:
1. Purwarupa las titik yang terdiri dari konverter pengisian daya, kapasitor berukuran
20 cm x 7 cm sebagai sumber energi pengelasan, rangkaian driver MOSFET,
rangkaian tampilan dan navigasi, rangkaian sensor dan pengkondisi sinyal dan
rangkaian blok saklar MOSFET dan satu pasang elektroda untuk pengelasan.
2. Catu daya AC 220V sebagai sumber daya bagi semua komponen yang digunakan.
3. Penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT 15 volt sebagai sumber listrik
untuk pengisian kapasitor dan driver MOSFET agar dapat dilakukan pengelasan
dengan mengatur pulsa waktu.
a. Tegangan : 15 VDC
b. Arus : 500 mA
4. Penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT 5 volt sebagai suplai listrik sistem
minimum Arduino Nano.
a. Tegangan : 5 VDC
b. Arus : 500 mA
5. Driver MOSFET sudah dalam bentuk IC tipe Totem-Pole MOSFET. IC yang
digunakan adalah TC4420 driver MOSFET 6A kecepatan tinggi buatan Microchip
dengan bentuk 8-PDIP.
a. Tegangan : 15 V
b. Arus :6A
6. Arduino Nano digunakan sebagai unit kontroler untuk menghitung parameter
yang digunakan untuk pengelasan.
7. Driver MOSFET tipe MOSFET IRFP4368PbF sejumlah empat buah yang akan
disusun paralel
a. VDSS : 75 V
b. VGS : 20 V
c. ID : 350A
8. Sensor INA219 sebagai pembaca nilai arus dan tegangan pada kapasitor agar
mendapatkan hasil pengelasan yang akurat dari perhitungan yang dilakukan oleh
mikrokontroler, kemudian datanya ditampilkan ke LCD.
9. Sensor LM35 merupakan sensor suhu yang memantau suhu pada MOSFET
Pensaklaran yang sewaktu-waktu dapat panas dalam pengisian kapasitor melalui
konverter pengisian daya
10. LCD (liquid crystal display) dan driver I2C LCD berfungsi sebagai media
tampilan selama proses pengendalian berlangsung.
11. Push button digunakan sebagai pengaturan dan pemilihan menu-menu.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 8 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
12. Relay komponen elektronika yang berfungsi untuk memutus atau
menyambungkan aliran listrik untuk proses kalibrasi mendapatkan nilai
kapasitansi kapasitor maupun hambatan total.
13. Satu pasang elektroda pengelasan sebagai media penghantar arus tinggi untuk
pengelasan.

2.2 TINJAUAN DESAIN SISTEM SECARA UMUM


Blok diagram perancangan perangkat keras secara keseluruhan adalah seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2. Perangkat keras dirancang untuk membentuk produk las
titik mikro pelepasan kapasitif dengan sistem pengaturan jumlah energi pelepasan,
kalibrasi dan proteksi.

Gambar 2.2 Blok diagram rancangan hardware sistem pengeringan pakan ikan.

Dari Gambar 2.2, Arduino Nano berfungsi sebagai otak dari sistem yang mampu
menerima data, mengolahnya dan kemudian mengirimnya untuk melakukan pengelasan.
Arduino nano menerima data berupa nilai arus dan tegangan dari sensor INA 219, data
berupa suhu yang dikuatkan terlebih dahulu melalui rangkaian penguat op amp dari
sensor LM35 dan sinyal digital untuk navigasi push button.
Dari data yang telah diterima, maka Arduino Nano kemudian mengolahnya dengan
melakukan perhitungan untuk pengelasan. Data yang sudah diolah tersebut kemudian
dikirim untuk melakukan perintah selanjutnya seperti melakukan sistem relay ON-OFF
pada konverter, relay discharge hingga melakukan pengelasan melalui driver MOSFET
terisolasi optocoupler untuk MOSFET pensaklaran. Adapun MOSFET tersebut
melakukan pensaklaran dari kapasitor, dimana kapasitor sebagai media penyimpan energi
yang nantinya energi tersebut digunakan untuk melakukan pengelasan pada beban.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 9 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 3 Rangkaian elektronika keseluruhan las titik

Gambar 2.3 merupakan rangkaian elektronika keseluruhan las titik, dimana Sumber
AC 1 Fasa dibagi menjadi 2 bagian yakni penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT
15 Volt dan penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT 5 Volt. Tegangan 15 Volt
mengalir ke Driver MOSFET yang digunakan untuk MOSFET pensaklaran. Tegangan
dari kapasitor sebesar 0-16 Volt akan digunakan untuk melakukan pengelasan pada beban
melalui MOSFET pensaklaran. Sementara tegangan 5 Volt digunakan sebagai sumber
daya mikrokontroler Arduino Nano dan komponen pendukungnya.

2.3 TINJAUAN DESAIN PERANGKAT KERAS

2.3.1 Rangkaian Tampilan dan Navigasi


Rangkaian tampilan dan navigasi merupakan subsistem las titik yang
diimplementasikan pada sisi pengguna. Rangkaian ini terdiri dari mikrokontroler Arduino
Nano, LCD 20x4 beserta modul I2C, dan push button. Mikrokontroler Arduino nano yang
digunakan berbasis ATmega328p. Gambar wiring dari setiap komponen dapat dilihat
pada Gambar 3.3.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 10 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
(a)

(b)
Gambar 2. 4 (a) Skematik antara Arduino Nano dengan LCD I 2C
(b) Skematik pin tombol dan suplai daya 5V
Catu daya mikrokontroler didapatkan dari output regulator linear LM7805 yang
berlevel tegangan 5V sesuai dengan kebutuhan mikrokontroler. Seluruh pin modul LCD
2004 dihubungkan dengan pin modul I2C LCD 2004. Sedangkan koneksi mikrokontroler
ke modul LCD 2004 dialihkan menuju empat pin samping modul I2C, yaitu VCC, GND,
SDA dan SCL. Dengan konfigurasi seperti itu memungkinkan komunikasi data antara
mikrokontroler dan modul LCD dilakukan melalui metode I2C pada pemrograman
Arduino IDE. Sedangkan pin tombol navigasi dihubungkan dengan pin input digital
mikrokontroler Arduino Nano. Resistor 10K yang menghubungkan pin input digital
mikrokontroler merupakan resistor pulldown yang membuat sinyal input tidak floating.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 11 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.3.2 Rangkaian Sensor dan Pengkondisi Sinyal
Sensor arus-tegangan yang digunakan pada tugas akhir ini adalah modul sensor
INA219. Alasan menggunakan sensor INA219 adalah karena sensor tersebut dapat
mengukur arus dan tegangan dalam waktu bersaamaan. Dalam penggunaan tingkat
lanjutnya, sensor tersebut dapat digunakan untuk mengukur daya maupun energi listrik.
Tipe pengiriman data sensor INA219 adalah I2C (Integrated Inter Circuit). Hal
tersebut juga menjadi kelebihan sensor INA219 yang pengiriman datanya hanya
menggunakan dua pin (SDA dan SCL) sehingga menghemat penggunaan pin
mikrokontroler.
Sensor suhu digunakan untuk mendeteksi suhu MOSFET konverter pengisian daya
kapasitor. Untuk mempermudah kalibrasi sensor suhu, maka ditambahkan rangkaian
pengkondisi sinyal menggunakan Op-Amp. Konfigurasi Op-Amp yang digunakan adalah
penguat non-inverting untuk menghasilkan penguatanan sinyal analog sensor menuju
mikrokontroler. Besarnya penguatan ditentukan oleh komponen resistor R1 dan R2.
Berikut adalah gambar rangkaian pengkondisi sinyal sensor suhu menggunakan Op-Amp.

Gambar 2. 5 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Penguatan OpAmp Non-Inverting

Dengan maksimal pembacaan suhu sensor LM35 hingga 150 derajat Celcius maka
tegangan ouput LM35:
VLM35= Suhu*10 mV
VLM35= 150*10 mV
VLM35= 1,5V
Sedangkan catu daya Op-Amp dan tegangan referensi mikrokontroler sebesar 5V,
maka penguatan yang dibutuhkan adalah sekitar tiga kali menjadi sebesar 4,5V. Nilai R
dapat ditentukan dengan rumus:
Gain = 1 + R2/R1

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 12 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
3 = 1 + R2/R1
R2/R1 = 2
Maka perbandingan nilai R2 terhadap R1 adalah dua. Dalam perancangan dipilih
R1 adalah potensiometer dengan nilai 20K dan R2 adalah resistor dengan nilai 10K.
Pertimbangan menggunakan resistor jenis potensiometer adalah untuk menghasilkan nilai
penguatan yang bervariasi sehingga dapat memudahkan proses kalibrasi sensor suhu
tersebut.

Gambar 2.6 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Penguatan OpAmp Non-Inverting

Sensor INA219 dihubungkan melalui konektor empat pin, yaitu VCC, GND, SDA
dan SCL ke mikrokontroler. Empat pin yang sama seperti dalam mengkoneksikan LCD
ke mikrokontroler melalui perantara modul I2C. Sedangkan konektor sensor suhu yaitu
dengan pin VCC, pin output sinyal analog SUHU dan GND. Pin SUHU dihubungkan ke
pin non-inverting Op-Amp untuk dikuatkan sinyal analognya. Kemudian output
penguatan Op-Amp dihubungkan ke pin analog mikrokontroler untuk dibaca tegangan
sinyal analog setelah penguatan dengan cara Analog to Digital Convertion (ADC).
Penggunaan konektor dalam menghubungkan sensor ke mikrokontroler dilakukan karena
sensor diletakan di tempat berbeda dengan papan rangkain mikrokontroler.

2.3.3 Rangkaian Blok Saklar MOSFET


Blok saklar MOSFET diperlukan untuk dapat mengalirkan energi yang tersimpan
pada kapasitor ke beban pengelasan melalui elektroda pengelasan. Pengelasan titik yang

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 13 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
memerlukan arus tinggi untuk melelehkan strip logam ke bidang kerja membuat
pemilihan MOSFET menjadi krusial. Tegangan maksimal kapasitor maksimal yang
digunakan adalah sebesar 17 Volt dan perkiraan hambatan total dari keseluruhan sistem
pengosongan kapasitor rangkaian RC adalah sebesar 20 mOhm. Maka arus puncak
pengelasan yang dapat terjadi dapat dihitung menggunakan persamaan hukum Ohm:
I=V/R
I = 17 Volt / 0.02 mOhm
I = 850 Ampere
Sesuai dengan karakteristik pengosongan kapasitor rangkaian RC, tegangan dan
arus pengosongan menurun secara logaritmik. Maka pertimbangan pemilihan MOSFET
untuk digunakan sebegai blok saklar pada alat las titik pelepasan kapasitif adalah bagian
grafik spesifikasi ID, I Drain-to-Source Current (A) terhadap VD, Drain-to-Source
Voltage (V). Sehingga MOSFET yang diperlukan yang dapat menghantarkan dengan ID
sebesar 850 A dan VD sampai dengan 17 V. Sedangkan MOSFET dengan kapasitas arus
ID dan VD tersebut sulit ditemukan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan lebih dari
satu MOSFET dengan spesifikasi arus ID yang lebih kecil dan MOSFET dirangkai secara
paralel.
Sesuai dengan karakteristik pengosongan kapasitor rangkaian RC, tegangan dan
arus pengosongan menurun secara logaritmik. Maka pertimbangan pemilihan MOSFET
untuk digunakan sebegai blok saklar pada alat las titik pelepasan kapasitif adalah bagian
grafik spesifikasi ID, I Drain-to-Source Current (A) terhadap VD, Drain-to-Source
Voltage (V). Sehingga MOSFET yang diperlukan yang dapat menghantarkan dengan ID
sebesar 850 A dan VD sampai dengan 17 V. Sedangkan MOSFET dengan kapasitas arus
ID dan VD tersebut sulit ditemukan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan lebih dari
satu MOSFET dengan spesifikasi arus ID yang lebih kecil dan MOSFET dirangkai secara
paralel.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut dipilihlah MOSFET IRFP4368PbF
sejumlah empat buah yang akan disusun paralel nantinya. Rincian pertimbangan
pemilihan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tegangan VDSS atau tegangan antara Drain ke Source berada pada nilai 75
Volt. Nilai VDSS tersebut membuat MOSFET sangat mencukupi untuk
dijadikan blok saklar las titik pelepasan kapasitif dengan tegangan maksimal
kapasitor sebesar 17 Volt.
2. ID yang dimiliki MOSFET jika disusun paralel sebanyak empat buat sudah
jauh mencukupi nilai 850 A yang diperlukan. Grafik ID terhadap VD dapat
dilihat pada Gambar 2.7.
3. MOSFET IRFP4368PbF dapat ditemukan di toko online Indonesia,
sehingga pembelian dapat dilakukan dengan mudah.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 14 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.7 Grafik ID-VD MOSFET IRFP4368PbF

Gambar 2.8 Gambar Skematik Rangkaian Blok Saklar MOSFET

Gambar skematik rangkaian blok saklar MOSFET dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Empat buah MOSFET IRFP4368PbF disusun secara paralel untuk meningkatkan
kapasitas penyaluran arus. Untuk mengaktifkan MOSFET tersebut, maka diperlukan
sinyal pemicuan pada pin GATE MOSFET. Dioda D1 dan D2 merupakan diode Ultrafast
yang ditambahkan untuk memproteksi MOSFET ketika terjadi inductive kickback loop
saat MOSFET dinon-aktifkan ketika masih mengalirkan arus Drain-to-Source.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 15 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Sedangkan Dioda D3 merupakan diode zener 15 Volt yang berfungsi untuk membatasi
tegangan maksimal pin GATE sebesar 15 Volt.

2.3.4 Rangkaian Driver MOSFET


MOSFET IRFP4368PbF memiliki spesifikasi VGS (Gate-to-Source) sebesar
±20V. Sedangkan pin output mikrokontroler Arduino Nano hanya bertegangan 5 Volt
dan kapasitas arus maksimal 20 mA. Sehingga pin output digital mikrokontroler Arduino
Nano tidak dapat memicu MOSFET blok saklar yang telah dipilih dengan baik. Maka
diperlukan driver MOSFET yang berfungsi menguatkan sinyal pemicuan mikrokontroler
dengan tegangan yang lebih tinggi.
Driver MOSFET yang digunakan adalah tipe Totem-Pole MOSFET. Sirkuit ini
dapat menangani lonjakan arus dan rugi daya yang membuat kondisi operasi untuk
pengontrol PWM lebih menguntungkan. Sirkuit tersebut harus ditempatkan tepat di
sebelah MOSFET daya yang dikontrol. [10] Driver tersebut menggunakan dua transistor
MOSFET masing-masing bertipe PNP dan NPN yang disusun bertingkat (Totem-Pole).

Gambar 2.91 Rangkaian driver MOSFET Totem-Pole Bipolar Transistor [10]

Akan tetapi, transistor MOSFET yang cocok lebih mahal daripada yang bipolar dan
mereka akan memiliki daya tembus yang besar saat ini ketika tegangan gerbang umum
mereka dalam transisi. Masalah ini dapat diatasi dengan logika tambahan atau komponen
waktu, yang banyak digunakan dalam implementasi IC. Maka dari itu, akan digunakan
driver MOSFET yang sudah dalam bentuk IC. IC yang digunakan adalah TC4420 driver
MOSFET 6A kecepatan tinggi buatan Microchip dengan bentuk 8-PDIP.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 16 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.10 Rangkaian driver MOSFET Totem-Pole Bipolar Transistor [19]

Optocoupler juga digunakan pada implementasi perancangan driver MOSFET


untuk mengisolasi mikrokontroler dengan rangkaian daya (blok dan driver MOSFET).
Sehingga gangguan pada satu sisi rangkaian tidak memengaruhi rangkaian lain.
Optocoupler yang digunakan pada perancangan driver MOSFET ini adalah PC817 buatan
SHARP.

Gambar 2.11 Optocoupler PC817 buatan SHARP

Optocoupler juga digunakan pada implementasi perancangan driver MOSFET


untuk mengisolasi mikrokontroler dengan rangkaian daya (blok saklar MOSFET dan
drivernya). Sehingga gangguan pada satu sisi rangkaian tidak memengaruhi rangkaian
lain. Optocoupler yang digunakan pada perancangan driver MOSFET ini adalah PC817
buatan SHARP.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 17 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
(a)

(b)
Gambar 2. 12 (a) Skematik Pin I/O Mikrokontroler dalam Pemicuan MOSFET
(b) Skematik Rangkaian Driver MOSFET TC4420 Terisolasi Optocoupler PC817
Pin digital 5 dijadikan input tombol TRIGGER penanda mikrokontroler untuk
memberikan sinyal pemicuan MOSFET. Pin mikrokontroler yang digunakan untuk
memberikan sinyal pemicuan MOSFET (WELD_PULSE) adalah pin digital 3 dengan
konfigurasi active high. Sinyal pemicuan akan diteruskan secara terisolasi dan dikuatkan
menjadi 15 Volt (VCC) melalui optocoupler PC817. Kemudian sinyal output optocoupler
masuk ke driver MOSFET non-inverting TC4420 dan outputnya menuju pin gate
MOSFET.

2.4 TINJAUAN DESAIN PERANGKAT LUNAK


Subsistem ini meliputi 5 perancangan perangkat lunak yang saling berintegrasi pada
alat las titik pelepasan kapasitif yang dibuat. Adapun perancangan tersebut dibagi menjadi
subsistem user interface, subsistem akuisisi dan pemrosesan data sensor, subsistem
kalibrasi, subsistem pelepasan energi dan subsistem proteksi. Setiap subsistem perangkat

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 18 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
lunak terdiri dua bagian utama yaitu perancangan algoritma dan diagram alir dan
perancangan kode program menggunakan Arduino IDE.

2.4.1 Subsistem User Interface


Sistem user interface sebagai sistem tampilan berbasis teks yang berhubungan
dengan pengguna Pada bagian ini menjelaskan bagaimana proses penampilan user
interface dan navigasinya oleh pengguna melalui algoritma dan diagram alir dan
perancangan program subsistem menggunakan Arduino IDE.. Algoritma perangkat lunak
dari subsistem user interface adalah sebagai berikut:
a. Mulai.
b. Tampilan menu kalibrasi dan operasi.
c. Pilih menu kalibrasi untuk menghitung nilai kapasitansi kapasitor dan hambatan
total. Setelah penghitungan selesai maka kembali ke algoritma b.
d. Pilih menu operasi untuk menampilan nilai energi dan nilai tegangan minimum
kapasitor.
e. Masukkan nilai energi yang diinginkan untuk melakukan pengelasan dengan
menggunakan tombol naik dan tombol turun untuk mengubah nilainya.
f. Mikrokontroler menampilkan nilai syarat tegangan minimum kapasitor untuk
melakukan pengelasan berdasarkan nilai energi masukan pada algoritma e.
Kemudian pilih OK untuk melanjutkan ke algoritma g. Tombol cancel berfungsi
untuk kembali ke algoritma b.
g. Tampilan nilai energi, tegangan pada kapasitor, tegangan saat pengelasan yakni
ketika tombol trigger ditekan, pulsa waktu pengelasan, status berhasil tidaknya
pengelasan dilakukan dan penghitung jumlah pengelasan yang telah dilakukan.
h. Selesai.

Berdasarkan algoritma sistem user interface maka diagram alir ditunjukkan


seperti Gambar 2.14.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 19 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 14 Diagram Alir Sistem User Interface

Pada perancangan program sistem user interface pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini menggunakan mikrokontroler Arduino Nano. Perancangan
program ini menggunakan perangkat lunak Arduino IDE. Program ini berfungsi untuk
menampilkan menu dan nilai parameter sehingga dapat dinavigasi oleh pengguna.
Mikrokontroler menerima data masukan navigasi berupa push button untuk memilih
menu dan memasukkan nilai parameter dan keluaran pada tampilan pada LCD 20x4.
Senarai program sistem user interface dapat dilihat pada Lampiran Senarai Program poin
3.2.

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 20 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.4.2 Subsistem Kalibrasi
Sistem kalibrasi berfungsi sebagai pengukuran parameter yang memengaruhi
akurasi dari alat las titik untuk dapat melepaskan energi pelepasan sesuai dengan yang
telah diatur oleh pengguna. Parameter yang dikalibrasi adalah nilai kapasitansi kapasitor
dan hambatan total alat las titik. Nilai dari kedua parameter tersebut penting untuk
diketahui nilainya agar pemberian lebar pulsa pemicuan MOSFET dapat sesuai dengan
pengaturan energi yang ditetapkan oleh pengguna. Perancangan sistem kalibrasi ini akan
dijelaskan melalui algoritma dan diagram alir dan perancangan program subsistem
menggunakan Arduino IDE. Algoritma perangkat lunak dari sistem kalibrasi adalah
sebagai berikut:
a. Mulai.
b. Pilih menu kalibrasi pada tampilan awal.
c. Mikrokontroler mengaktifkan pin rele 1 untuk mematikan konverter pengisian daya
kapasitor.
d. Mikrokontroler akan mengaktifkan pin rele 2 untuk membuang muatan kapasitor ke
resistor discharge hingga tegangan kapasitor menjadi nol Volt.
e. Kemudian mikrokontroler bersamaan menonaktifkan rele 1 dan rele 2 supaya
konverter pengisian daya aktif dan mengalirkan arus dalam proses pengisian
kapasitor. Proses ini dibatasi selama periode 10 detik. Dalam mencari nilai
kapasitansi kapasitor ini menggunakan nilai rerata arus selama 10 detik, tegangan
terakhir yang terbaca oleh sensor dan lama periodenya.
Saat arus konstan dihubungkan kekapasitor, maka persamaan kapasitor menjadi:[19]
V
𝐼= C
t
Karena nilai arus (I) didapat dari nilai rata-rata arus, nilai V didapat dari nilai
tegangan terakhir pada kapasitor dan t adalah 10 detik, maka didapat nilai kapasitansi
kapasitor dengan rumus sebagai berikut:
𝐼
𝐶 = 10
V

f. Nilai C kemudian disimpan dalam EEPROM mikrokontroler Arduino Nano.


g. Sedangkan untuk mencari nilai hambatan total, pengguna diinstruksikan melalui
tampilan LCD untuk menghubungkan kedua elektroda ke strip dan tab baterai,
kemudian tekan tombol OK.
h. Mikrokontroler mengaktifkan pin rele 1 untuk mematikan konverter pengisian daya
kapasitor.
i. Mikrokontroler akan mengaktifkan pin rele 2 untuk membuang muatan kapasitor ke
resistor discharge hingga tegangan kapasitor menjadi nol Volt.
Kemudian mikrokontroler bersamaan menonaktifkan rele 1, rele 2 dan juga
mengaktifkan pin pemicuan MOSFET untuk mengalirkan arus dari konverter
menuju beban. Kemudian melakukan akuisisi data tegangan dan arus dari sensor
INA 219 selama 10 detik secara realtime. Dan Mikrokontroler menghitung nilai
rerata arus dan rerata tegangan dari akumulasi nilai pembacaan sensor. Nilai dari

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 21 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
rerata arus dan rerata tegangan tersebut diambil untuk mendapatkan nilai hambatan
total dari alat las titik. Berikut ini adalah rumus untuk mendapatkan hambatan total.
Vrerata total
R total =
I𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
j. Selesai.

Berdasarkan algoritma sistem kalibrasi maka diagram alir ditunjukkan seperti


Gambar 2.16.

Gambar 2. 16 Diagram Alir Sistem Kalibrasi

Pada perancangan program sistem kalibrasi pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini memanfaatkan fungsi For loop iteration untuk melakukan
akuisisi data sensor . Adapaun parameter yang dibutuhkan adalah tegangan pada kapasitor

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 22 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
(V), arus yang mengalir (I), energi (E) dan lainnya. Kemudian mikrokontroler akan
menghitung nilai parameter tersebut mendapatkan nilai kapasitansi kapasitor dan
hambatan total. Senarai program secara lengkap sistem pelepasan energi dan inisialisasi
dapat dilihat pada Lampiran Senarai Program poin 3.4.

2.4.3 Subsistem Pelepasan Energi


Subsistem pelepasan energi merupakan sistem yang mengatur jumlah pengeluaran
energi kapasitor untuk pengelasan yang dapat diatur oleh pengguna melalui tombol
trigger pada menu operasi. Pada bagian ini menjelaskan bagaimana proses pengaturan
energi keluaran dalam melakukan pengelasan melalui algoritma dan diagram alir dan
perancangan program subsistem menggunakan Arduino IDE.. Jumlah energi yang
dikeluarkan dilakukan dengan mengatur pulsa waktu pengelasan. Secara garis besar
dirumuskan sebagai berikut:
−𝑅𝐶 2𝐸
𝑡 (𝑉𝑜) = ln (1 − ) (𝑠) (3.1)
2 𝐶𝑉𝑜 2
Dimana,
t (V0) = Pulsa waktu pengelasan
R = Tahanan total (Ω)
C = Kapasitansi kapasitor (F)
E = Jumlah energi pengelasan kapasitor (Joule)
V0 = Tegangan kapasitor awal pengosongan (Volt)
Dari persamaan 3.1, menunjukan bahwa waktu pengelasan titik kapasitif
dipengaruhi oleh tahanan total, kapasitansi kapasitor, jumlah energi pengelasan kapasitif
dan tegangan kapasitor awal saat pengosongan. Maka dari itu kalibrasi nilai tahanan total
dan kapasitansi kapasitor perlu dirancang pada subbab perancangan perangkat lunak
sebelumnya. Nilai energi pengelasan ditentukan oleh pengguna pada menu operasi alat
las titik yang dirancang. Sedangkan nilai tegangan kapasitor ini berubah-ubah dalam masa
pengisian daya kapasitor. Sehingga diperlukan program untuk mengetahui nilai tegangan
kapasitor sesaat setelah pengguna menekan tombol trigger.
𝟐𝑬
Dari persamaan (3.1), fungsi (𝟏 − ) dapat menjadi indikator kecukupan energi
𝑪𝑽𝒐 𝟐
tersimpan dalam kapasitor (yang tergantung pada nilai tegangannya) dibandingkan
dengan energi yang ingin digunakan untuk pengelasan. Jika nilai energi pengelasan E
𝟐𝑬
lebih besar dibandingkan energi kapasitor tersimpan, ½ CV2, maka fungsi (𝟏 − )
𝑪𝑽𝒐 𝟐
bernilai negatif dan Persamaan 3.1 tidak dapat dihitung. Sebaliknya jika nilai energi
pengelasan E lebih kecil atau sama dengan energi kapasitor tersimpan, ½ CV2, maka
𝟐𝑬
fungsi (𝟏 − ) bernilai postitif dengan maksimal nilai 1 dan Persamaan 3.1 dapat
𝑪𝑽𝒐 𝟐
dihitung.
Maka dari itu variabel baru untuk mendapat nilai indikator kecukupan energi
kapasitor adalah:

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 23 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2𝐸
𝑋 = 1− , (3.2)
𝐶𝑉𝑜 2
0<X≤1
Dari Persamaan (3.1) akan didapatkan nilai pulsa waktu (t) bernilai positif apabila
𝟐𝑬
nilai fungsi ln (𝟏 − ) bernilai negatif (energi tersimpan mencukupi). Sehingga nilai
𝑪𝑽𝒐 𝟐
𝟐𝑬
Persamaan (3.2) (𝟏 − ) harus berada di rentang nilai lebih besar dari 0 hingga sama
𝑪𝑽𝒐 𝟐
dengan 1.
Algoritma perangkat lunak dari sistem pelepasan energi adalah sebagai berikut:
a. Mulai.
b. Pilih menu OPERASI.
c. Pengguna mengatur nilai energi yang diinginkan untuk melakukan pengelasan dalam
menu operasi. Kemudian klik OK.
d. Mikrokontroler mengakses beberapa parameter: nilai energi (E) yang didapat dari
algoritma c, kapasitansi kapasitor (C) dan hambatan total (R) dari hasil kalibrasi dan
tegangan kapasitor (V0) dari pembacaan sensor INA219.
e. Pengguna menghubungkan elektroda las titik dengan strip baterai.
f. Pengguna menekan tombol trigger.
g. Mikrokontroler mendeteksi ditekannya tombol trigger kemudian melakukan
perhitungan real-time untuk mendapatkan nilai indikator kecukupan energi kapasitor
(X) dan waktu pulsa pengelasan (t). Rumus yang digunakan seperti persamaan (3.2)
dan (3.1) sebagai berikut:
2𝐸
𝑋 =1−
𝐶𝑉𝑜 2
−𝑅𝐶 2𝐸
𝑡 (𝑉𝑜) = ln (1 − ) (𝑠)
2 𝐶𝑉𝑜 2
h. Apabila nilai X berada pada rentang 0 < X ≤ 1, maka hal tersebut menunjukan kondisi
kecukupan energi kapasitor. Kemudian mikrokontroler memberikan pulsa pemicuan
MOSFET untuk melakukan proses pengelasan dengan lama pulsa t dari hasil
perhitungan real-time sesaat setelah tombol trigger ditekan. Arus pengosongan
kapasitor dapat mengalir menuju beban pengelasan sehingga pengelasan berhasil
dilakukan.
i. Tampilan status “SUKSES” yang berarti berhasil melakukan pengelasan dan
tampilan counter menghitung jumlah pengelasan yang berhasil dilakukan.
j. Sebaliknya, apabila nilai X berada pada rentang X < 0 atau X ≥ 1, maka hal tersebut
menunjukan kondisi ketidakkecukupan energi kapasitor. Sehingga mikrokontroler
tidak memberikan pulsa pemicuan MOSFET untuk melakukan pengelasan.
k. Tampilan status “GAGAL” yang berarti tidak berhasil melakukan pengelasan dan
counter berhenti menghitung.
l. Apabila pengguna menekan tombol trigger namun tidak menghubungkan elektroda
dengan strip baterai maka mikrokontroler tetap memberikan pulsa pemicuan
MOSFET untuk melakukan proses pengelasan dengan lama pulsa t dari hasil
perhitungan real-time sesaat setelah tombol trigger ditekan. Akan tetapi kondisi

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 24 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
MOSFET yang floating karena rangkaian menjadi terbuka dan tidak dapat
mengalirkan arus menuju beban, maka pengelasan tersebut gagal.
m. Tampilan status “GAGAL” yang berarti tidak berhasil melakukan pengelasan dan
counter berhenti menghitung.
n. Selesai.

Berdasarkan algoritma sistem pelepasan energi diatas maka diagram alir


ditunjukkan seperti Gambar 2.17 dan Gambar 2.18.

Gambar 2. 17 Diagram Alir Sistem Pelepasan Energi Bagian 1

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 25 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.18 Diagram Alir Sistem Pelepasan Energi Bagian 2

Pada perancangan program sistem pelepasan energi pada alat las titik mikro
peluahan berbasis mikrokontroler ini menggunakan library OneButton.h untuk
mendeteksi tombol trigger. Dalam menghitung waktu t yang dibutuhkan secara real-time,
mikrokontroler perlu mengakses data tegangan sensor INA219 secara real-time pula.
Operasi perhitungan yang dilakukan adalah sesuai Persamaan 3.2 dan 3.1. Dalam
pemberian sinyal t, mikrokontroler perlu membandingkan nilai indikator kecukupan
energi menggunakan fungsi if-else. Nilai V0 dan t hasil perhitungan akan ditampilkan
pada LCD sesaat setelah mikrokontroler mendeteksi ditekannya tombol trigger. Senarai
program secara lengkap sistem pelepasan energi dan inisialisasi dapat dilihat pada
Lampiran Senarai Program poin 3.3.

2.4.4 Subsistem Proteksi


Sistem proteksi akan memunculkan peringatan melalui tampilan LCD dan
menonaktifkan konverter pengisian daya kapasitor apabila gangguan terdeteksi. Pada
bagian ini menjelaskan bagaimana proses sistem proteksi untuk mencegah kerusakan
pada alat yang lebih parah dan juga untuk melindungi pengguna dari insiden yang tidak
diinginkan.
Sistem proteksi ini meliputi pendeteksian suhu MOSFET konverter pengisian daya
kapasitor yang terlalu panas dan pendeteksian kegagalan blok saklar MOSFET alat las
titik. Adapun algoritma dan diagram alir dan perancangan program subsistem

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 26 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
menggunakan Arduino IDE dibahas sebagai berikut. Algoritma perangkat lunak dari
sistem proteksi adalah sebagai berikut:
a. Mulai.
b. Mikrokontroler melakukan pembacaan suhu MOSFET konverter pengisian daya
kapasitor dengan sensor LM35 secara terus menerus
c. Apabila pembacaan suhu MOSFET konverter > 700 Celsius
d. Muncul peringatan pada LCD dan buzzer menyala.
e. Mikrokontroler menonaktifkan konverter pengisian daya kapasitor.
f. Selesai.

Berdasarkan algoritma sistem proteksi maka diagram alir ditunjukkan seperti


Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Diagram Alir Sistem Proteksi

Pada perancangan program sistem proteksi pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan pada alat las

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 27 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
titik pelepasan kapasitif. Secara umum, kode program sistem proteksi ini menggunakan
operator kondisi if-else. Senarai program sistem proteksi secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran Senarai Program poin 3.1.

3. LAMPIRAN
SENARAI PROGRAM

1. Inisialisasi Program
Merupakan kumpulan libraly dan variabel nilai pada setiap sistem.
/*=========================================================
THIS PROJECT CREATED BY : DEDE SURACHMAN & YOGI NAIBAHO
=========================================================*/

#include <Wire.h>
#include <math.h>
#include "OneButton.h" // Libraly untuk tombol trigger
#include <LiquidCrystal_I2C.h> // Libraly untuk LCD I2C
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,20,4); // set alamat LCD menjadi 0x27 (diketahui dari I2C scanner) untuk LCD
20x4
#include <Adafruit_INA219.h> // Libraly INA219
Adafruit_INA219 sensor219; // Declare and instance of INA219

/*---------------------EEPROM------------------------------*/

#include <EEPROM.h>
// inisialisi EEPROM energi
int dataE =0;
int addDataEa=0, addDataEb=1;
byte data8E[2];

// inisialisi EEPROM Rtotal


int dataC =0;
int addDataCa=2, addDataCb=3;
byte data8C[2];

// inisialisi EEPROM Rtotal


int dataRtotal =0;
int addDataRtotala=4, addDataRtotalb=5;
byte data8Rtotal[2];

int E; // Variabel energi


float NilaiC=0; // Variabel Kapasitor saat Penghitungan
float NilaiRtotal=0; // Variabel Rtotal saat Penghitungan

/*---------------------NAVIGASI-----------------------------*/

uint8_t arrow[8] = {0x0, 0x04 ,0x06, 0x1f, 0x06, 0x04, 0x00, 0x00}; // Karakter panah sebagai navigator
const int butUp = 7; // Tombol atas
const int butDown = 10; // Tombol bawah
const int butOk = 6; // Tombol OK

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 28 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
const int butCancel = 11; // TOmbol Cancel

/*-----------PEMBUATAN MENU KALIBRASI DAN OPERASI--------------*/

char stateProgram, perO, keO, tiO;


enum { tampilPertama, tampilOperasi, tampilKalibrasi,
tampEnergi, dataEnergi, tampVmincap, tampOK, dataOK,
bacaVA, hitungC, peralihanke1, peralihanke2, peralihanke3 };

/*-----INISIALISASI KONTROL PELEPASAN ENERGI-------------*/

float C=0; // Variabel Kapasitor saat tombol trigger ditekan


float Rtotal=0; // Variabel Rtotal saat tombol trigger ditekan
float v0; // Variabel tegangan saaat trigger di tekan
float X; // Variabel kecukupan energi
int Weldpulse = 3; // Inisialisasi Pin Pulsa Pemicuan
int Buzzer = 2; // Inisialisasi Pin Buzzer
float t; // Variabel pulsa waktu
float Vmincap=0; // Variabel Vmincap
int buttonPushCounter=0; // Variabel untuk menghitung jumlah pengelasan
OneButton button(5, true); // Tombol Trigger

/*-----INISIALISASI BUAT KALIBRASI C DAN R TOTAL-------------*/

const int pinPwm = 9; // Pin PWM


const int pinDisCap = 8; // Pin Dis Cap
float current = 0; // Variabel arus
float loadvoltage = 0; // Variabel tegangan + tegangan sensor
float energy = 0; // Variabel energy untuk penghitungan kapasitor
float shuntvoltage =0; // Variabel tegangan shunt
float busVoltage=0; // Variabel tegangan

// Variabel untuk akuisisi data sensor.


float energy1=0;
float energy2=0;
float current1 = 0;
float busVoltage1 = 0;
float busVoltage2 = 0;
float RerataArus = 0;
float RerataTegangan = 0;
float NewRerataArus= 0;
float NewRerataTegangan=0;
int data=0;

/*---------------------SISTEM PROTEKSI----------------------*/

int pinSaklarMOSFET= 9;
int BacaMOSFET=0;
int pinLM35 = A7; // pin LM35
float bacasuhu =0;
float bacasuhu1=0;

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 29 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2. Void Setup
Digunakan untuk menginisialisasi variabel-variabel yang akan digunakan, dan
hanya dijalankan satu kali saat Arduino mulai menyala.

void setup() {

/*--------------------PROGRAM INISIALISASI LCD----------------*/

lcd.init(); //Init the LCD


lcd.backlight(); //Activate backlight
lcd.createChar(1, arrow); //Create the arrow symbol
lcd.home(); //Home the LCD

/*-------------- PROGRAM INISIALISASI TOMBOL NAVIGASI----------*/

pinMode(butUp, INPUT);
pinMode(butDown, INPUT);
pinMode(butOk, INPUT);
pinMode(butCancel, INPUT);

Serial.begin(9600); // init serial print

/*--------------------TAMPILAN AWAL----------------*/

lcd.begin (20,4);
lcd.clear();
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print("MCDSW150");
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print("DESIGNED BY:");
lcd.setCursor(3,2);
lcd.print("DEDE SURACHMAN");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("YOGI ALEXIUS NAIBAHO");
delay(1000);
lcd.clear();

stateProgram=tampilPertama;
perO=1;

/*---------------- INISIALISASI SENSOR INA 219-------------*/

sensor219.begin();
sensor219.setCalibration_32V_2A();

/*---------------- INISIALISASI LAIN-------------*/

pinMode (pinSaklarMOSFET, INPUT); // sets pin as input


pinMode(Weldpulse, OUTPUT); //sets pin weldpulse as output
pinMode(Buzzer, OUTPUT); // sets pin buzzer output as output
button.attachLongPressStop(longclick); // init libraly trigger
}

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 30 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
3. Void loop
Digunakan untuk menjalankan suatu siklus program, yang akan dilakukan terus-menerus
hingga Arduino mati/reset.

void loop() {

3.1 Sistem Proteksi


Sistem proteksi pada alat las titik mikro peluahan berbasis mikrokontroler ini berfungsi
untuk mendeteksi adanya gangguan pada alat las titik pelepasan kapasitif. Secara umum,
kode program sistem proteksi ini menggunakan operator kondisi if-else.

BacaMOSFET = digitalRead(pinSaklarMOSFET);
bacasuhu1 = analogRead(pinLM35);
bacasuhu = bacasuhu1 * 0.48828125;

if (bacasuhu>40){
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [PERINGATAN] ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" SUHU MOSFET ");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" KONVERTER ");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print(" TERLALU PANAS");
delay(2000);
lcd.clear();
}
else{
utama();
}

if (BacaMOSFET == HIGH){
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [PERINGATAN] ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" MOSFET PENSAKLARAN ");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" GAGAL ");
delay(2000);
lcd.clear();
}
else{
utama();
}
}

3.2 Sistem User Interface


Yang berfungsi untuk menampilkan menu dan nilai parameter sehingga dapat dinavigasi
oleh pengguna. Mikrokontroler menerima data masukan navigasi berupa push button

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 31 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
untuk memilih menu dan memasukkan nilai parameter. Adapun program tersebut
dilakukan menggunakan fungsi switch-case.

void utama(){
switch(stateProgram){
case tampilPertama:
pertama();
break;

case tampilOperasi:
operasi();
break;

case tampilKalibrasi:
kalibrasi();
break;
}
}

void pertama(){
switch(perO){
case 1:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.write(1);
lcd.print("KALIBRASI");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" OPERASI");
if((digitalRead(butDown))==HIGH){
perO = 2;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
stateProgram = tampilKalibrasi;
tiO = 0;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;

case 2:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" KALIBRASI");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.write(1);
lcd.print("OPERASI");
if((digitalRead(butUp))==HIGH){
perO = 1;
lcd.clear();
delay(100);
}

if((digitalRead(butOk))==HIGH){
stateProgram = tampilOperasi;
keO = tampOK;
lcd.clear();
delay(100);

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 32 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
}
break;
}
}

void operasi(){
// Baca EEPROM C
data8C[0] = EEPROM.read(addDataCa);
data8C[1] = EEPROM.read(addDataCb);
dataC = data8C[0] << 8 | data8C[1];
Serial.println(dataC);
C=dataC;

// Baca EEPROM Rtotal


data8Rtotal[0] = EEPROM.read(addDataRtotala);
data8Rtotal[1] = EEPROM.read(addDataRtotalb);
dataRtotal = data8Rtotal[0] << 8 | data8Rtotal[1];
Serial.println(dataRtotal);
Rtotal=dataRtotal;

switch(keO){
case tampEnergi:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [OPERASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.write(1);
lcd.print("ENERGI :");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" VMIN CAP:");
lcd.setCursor(3,3);
lcd.print("OK");

// Satuan V
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print("JOULE");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("VOLT");

lcd.setCursor(10,2);
lcd.print(Vmincap);

lcd.setCursor(10,1);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);

if((digitalRead(butDown))==HIGH){
keO = tampVmincap;
lcd.clear();
delay(100);
}

if((digitalRead(butUp))==HIGH){
keO = tampOK;
lcd.clear();
delay(100);
}

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 33 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
keO = dataEnergi;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butCancel))==HIGH){
stateProgram=tampilPertama;
perO = 1;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;

case dataEnergi:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [OPERASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" ENERGI :");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" VMIN CAP:");

// Satuan
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print("JOULE");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("VOLT");

if((digitalRead(butUp))==HIGH){
lcd.clear();
dataE=dataE+5;
data8E[0] = dataE >> 8;
data8E[1] = dataE & 0x00FF;
EEPROM.write(addDataEa, data8E[0]);
EEPROM.write(addDataEb, data8E[1]);
delay(100);
}

if((digitalRead(butDown))==HIGH){
lcd.clear();
dataE=dataE-5;
data8E[0] = dataE >> 8;
data8E[1] = dataE & 0x00FF;
EEPROM.write(addDataEa, data8E[0]);
EEPROM.write(addDataEb, data8E[1]);
delay(100);
}

data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.setCursor(10,1);
lcd.print(dataE);

if((digitalRead(butOk))==HIGH){
keO = tampEnergi;
dataE=dataE;
data8E[0] = dataE >> 8;
data8E[1] = dataE & 0x00FF;
EEPROM.write(addDataEa, data8E[0]);

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 34 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
EEPROM.write(addDataEb, data8E[1]);
lcd.clear();
delay(100);
}
break;

case tampVmincap:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [OPERASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" ENERGI :");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.write(1);
lcd.print("VMIN CAP:");
lcd.setCursor(3,3);
lcd.print("OK");

// Satuan
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print("JOULE");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("VOLT");

lcd.setCursor(10,1);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);

Vmincap= sqrt((2*dataE)/0.93); // /1000 ubah mF ke F

Serial.println(Vmincap);
lcd.setCursor(10,2);
lcd.print(Vmincap);

if((digitalRead(butDown))==HIGH){
keO = tampOK;
lcd.clear();
delay(100);
}

if((digitalRead(butUp))==HIGH){
keO = tampEnergi;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;

case tampOK:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [OPERASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" ENERGI :");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" VMIN CAP:");
lcd.setCursor(1,3);
lcd.write(1);
lcd.print(" OK");

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 35 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
// Satuan
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print("JOULE");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("VOLT");

lcd.setCursor(10,2);
lcd.print(Vmincap);

lcd.setCursor(10,1);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);

if((digitalRead(butDown))==HIGH){
keO = tampEnergi;
lcd.clear();
delay(100);
}

if((digitalRead(butUp))==HIGH){
keO = tampVmincap;
lcd.clear();
delay(100);
}

if((digitalRead(butOk))==HIGH){
keO = dataOK;
lcd.clear();
delay(300);
}

if((digitalRead(butCancel))==HIGH){
stateProgram=tampilPertama;
perO = 1;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;

case dataOK:
busVoltage = sensor219.getBusVoltage_V();
button.tick(); // check the status of the button
delay(10);

lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("E:");
lcd.setCursor(2,0);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);

lcd.setCursor(9,0);
lcd.print("VCAP:");
lcd.setCursor(14,0);
lcd.print(busVoltage);

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 36 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("V:");
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(v0);

lcd.setCursor(9,1);
lcd.print("T:");
lcd.setCursor(11,1);
lcd.print(t);

lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("STATUS :");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("COUNTER:");

// Satuan
lcd.setCursor(5,0);
lcd.print("J");
lcd.setCursor(19,0);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(18,1);
lcd.print("mS");

if((digitalRead(butOk))==HIGH){
keO = tampOK;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
}
}

3.3 Kontrol Pelepasan Energi


Sistem yang mengatur jumlah pengeluaran energi kapasitor untuk pengelasan yang dapat
diatur oleh pengguna melalui tombol trigger pada menu operasi user interface. Jumlah
energi yang dikeluarkan dilakukan dengan mengatur pulsa waktu pengelasan.

void longclick(){ // Yang terjadi ketika Button Trigger di tekan


// busVoltage=5;
C = 0.93; // Farad
Rtotal=0.02; // Ohm

v0=busVoltage;
E = dataE; // Joule

// C = dataC;// ambil nilai C dari EEPROM


// Rtotal= dataRtotal; // ambil nilai Rtotal dari EEPROM
// C= C/1000; // ubah MilliFarad ke Farad
// Rtotal= Rtotal/1000; // ubah MilliOhm ke Ohm

X = (1-((2*E)/(C*busVoltage*busVoltage)));

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 37 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Serial.print(X);
Serial.print(log(X));
Serial.print(-Rtotal*C);

if(X>0 && X<=1){


t = (-Rtotal*C/2) * log(X)*1000000;
buttonPushCounter++;
lcd.setCursor(9,2);
lcd.print("SUKSES");

digitalWrite(Weldpulse,HIGH); // Mengaktifkan Pin pulsa ke MOSFET


delayMicroseconds(t);// input delay sebesar t dari perhitungan
digitalWrite(Weldpulse,LOW); // Menonaktifkan Pin Pulsa
digitalWrite(Buzzer,HIGH); // Mengaktifkan Buzzer selama 100ms
delay(100);
digitalWrite(Buzzer,LOW);
}
else{
lcd.setCursor(9,2);
lcd.print("GAGAL ");
}
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("E:");
lcd.setCursor(2,0);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);

lcd.setCursor(9,0);
lcd.print("VCAP:");
lcd.setCursor(14,0);
lcd.print(busVoltage);

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("V:");
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(v0);

lcd.setCursor(9,1);
lcd.print("T:");
lcd.setCursor(11,1);
lcd.print(t);

lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("STATUS :");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("COUNTER:");

// Satuan
lcd.setCursor(5,0);
lcd.print("J");
lcd.setCursor(19,0);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(18,1);
lcd.print("mS");

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 38 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
lcd.setCursor(9,3);
lcd.print(buttonPushCounter);}
3.4 Sistem Kalibrasi
Yang menjelaskan senarai program proses penghitungan untuk mendapat nilai
kapasitansi kapasitor dan hambatan total.
void kalibrasi(){
switch(tiO){
case 0:
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("Silahkan Tunggu...");
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print("Penghitungan");
lcd.setCursor(5,2);
lcd.print("Kapasitor");

// digitalWrite(pinDisCap, LOW);
// delay(1000);
// digitalWrite(pinDisCap, HIGH);
// delay(1000);
// digitalWrite(pinPwm, HIGH);
// delay(1000);E
delay(1000);

for (int i=0; i <= 9; i++){


busVoltage = sensor219.getBusVoltage_V();
busVoltage1 = busVoltage1 + busVoltage;
current = sensor219.getCurrent_mA();
current1 = current1 + current;
data++;
RerataTegangan = busVoltage1 / data;
RerataArus = current1 / data;

if (data==10){
NewRerataArus = RerataArus/1000; // dibagi1000 untuk mengubah ke A
NewRerataTegangan = RerataTegangan;
energy= NewRerataTegangan* NewRerataArus * 10;
NilaiC=(((2*energy)/(NewRerataTegangan*NewRerataTegangan))*1000); //*1000 untuk
mengubah F ke MilliFarad
}

Serial.print("C: ");
Serial.print(NilaiC);
Serial.println(" F");

Serial.print("E: ");
Serial.print(energy);
Serial.println(" Joule");

Serial.print("Voltage: ");
Serial.print(busVoltage);
Serial.println(" V");

Serial.print("Current: ");
Serial.print(current);
Serial.println(" mA");

Serial.print("Voltage1: ");

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 39 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Serial.print(busVoltage1);
Serial.println(" V");

Serial.print("current1: ");
Serial.print(current1);
Serial.println(" mA");

Serial.print("Data: ");
Serial.print(data);
Serial.println("");

Serial.print("RerataArus: ");
Serial.print(RerataArus);
Serial.println(" mA");

Serial.print("Rerata Tegangan: ");


Serial.print(RerataTegangan);
Serial.println(" V");

Serial.print("New Rerata Tegangan: ");


Serial.print(NewRerataTegangan);
Serial.println(" V");

Serial.print("New Rerata Arus: ");


Serial.print(NewRerataArus);
Serial.println(" mA");
Serial.println("");

delay(1000);
}

//Simpan nilai C dalam EEPROM


dataC=NilaiC;
data8C[0] = dataC >> 8;
data8C[1] = dataC & 0x00FF;
EEPROM.write(addDataCa, data8C[0]);
EEPROM.write(addDataCb, data8C[1]);
delay(100);

lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [KALIBRASI] ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" HUBUNGKAN KEDUA");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" ELEKTRODA KE STRIP");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print(" DAN TAB BATERAI!");

data=0;
current1=0;
busVoltage1=0;
RerataArus=0;
RerataTegangan=0;
NewRerataArus=0;
NewRerataTegangan=0;
tiO= peralihanke1;
break;

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 40 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
case peralihanke1:
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
digitalWrite(Weldpulse, HIGH);
tiO=1;
}

if((digitalRead(butCancel))==HIGH){
lcd.clear();
stateProgram=tampilPertama;
perO=1;
delay(1000);
}
break;

case 1:
delay(1000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("Silahkan Tunggu..");
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print("Penghitungan");
lcd.setCursor(3,2);
lcd.print("Hambatan Total");

delay(1000);
for (int i=0; i <= 9; i++){
busVoltage = sensor219.getBusVoltage_V();
current = sensor219.getCurrent_mA();
current1 = current1 + current;
busVoltage1 = busVoltage1 + busVoltage;
data++;
RerataArus = current1 / data;
RerataTegangan = busVoltage1 / data;

if (data==10){
digitalWrite(Weldpulse, LOW);
NewRerataTegangan = RerataTegangan;
NewRerataArus = RerataArus;
NilaiRtotal=((NewRerataTegangan / (NewRerataArus/1000)))*1000; // dibagi 1000 ubah ke Ampere.
*1000 ubah dari Ohm ke mOhm
}

Serial.print("Rtotal: ");
Serial.print(NilaiRtotal);
Serial.println(" mOhm");

Serial.print("New Rerata Arus: ");


Serial.print(NewRerataArus);
Serial.println(" mA");

Serial.print("New Rerata Tegangan: ");


Serial.print(NewRerataTegangan);
Serial.println(" V");

Serial.print("Voltage: ");
Serial.print(busVoltage);
Serial.println(" V");

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 41 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Serial.print("Current: ");
Serial.print(current);
Serial.println(" mA");

Serial.print("Voltage1: ");
Serial.print(busVoltage1);
Serial.println(" V");

Serial.print("current1: ");
Serial.print(current1);
Serial.println(" mA");

Serial.print("RerataArus: ");
Serial.print(RerataArus);
Serial.println(" mA");

Serial.print("Rerata Tegangan: ");


Serial.print(RerataTegangan);
Serial.println(" V");

Serial.print("Data: ");
Serial.println(data);
Serial.println("");

delay(1000);
}

//Simpan nilai Rtotal dalam EEPROM


dataRtotal=NilaiRtotal;
data8Rtotal[0] = dataRtotal >> 8;
data8Rtotal[1] = dataRtotal & 0x00FF;
EEPROM.write(addDataRtotala, data8Rtotal[0]);
EEPROM.write(addDataRtotalb, data8Rtotal[1]);
delay(100);

lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("[KALIBRASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("C : ");
lcd.print(C);

lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("R TOTAL : ");
lcd.print(NilaiRtotal);

//satuan
lcd.setCursor(16,1);
lcd.print("mF");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("mOhm");
tiO= peralihanke2;
break;

case peralihanke2:
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
tiO=2;

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 42 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
}
break;

case 2:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("[KALIBRASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("C : ");
lcd.print(C);

lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("R TOTAL : ");
lcd.print(NilaiRtotal);

//satuan
lcd.setCursor(16,1);
lcd.print("mF");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("mOhm");

if((digitalRead(butCancel))==HIGH){
stateProgram=tampilPertama;
perO=1;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
}
}

No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 43 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id

Dokumen Pengembangan Produk


Lembar Sampul Dokumen

Judul Dokumen TUGAS AKHIR


PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO
PELEPASAN KAPASITIF DENGAN SISTEM
PENGATURAN JUMLAH ENERGI
PELEPASAN, KALIBRASI DAN PROTEKSI
Jenis Dokumen IMPLEMENTASI
Catatan: Dokumen ini dikendalikan penyebarannya oleh Dept. Teknik Elektro Undip

Nomor Dokumen B400-01-TA1819.2.001


Nomor Revisi 01
Nama File WR-B400 PRO v1.0.docx
Tanggal Penerbitan 22 Februari 2019
Unit Penerbit Departemen Teknik Elektro Undip
Jumlah Halaman 29 (termasuk lembar sampu lini)

Data Pengusul

Pengusul Nama Dede Surachman Jabatan Anggota


Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114130138

Nama Yogi Alexius Naibaho Jabatan Anggota


Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114120050

Pembimbing Nama Ir. Agung Warsito, DHET Tanda Tangan


Satu Tanggal 22 Februari 2019

Pembimbing Nama Budi Setyono, S.T., M.T. Tanda Tangan


Dua Tanggal 22 Februari 2019

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 1 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN .................................................................. 4
1.2 APLIKASI DOKUMEN ............................................................................ 4
1.1 REFERENSI ............................................................................................. 5
1.2 DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ 5
2 IMPLEMENTASI ........................................................................................... 6
2.1 Garis Besar Pencapaian Implementasi .......................................................... 6
2.2 Implementasi Mekanik ............................................................................... 6
2.3 Implementasi Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh ................................... 6
2.4 Implementasi Rangkaian Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh Tak
Terkontrol ................................................................................................ 8
2.5 Implementasi Rangkaian Driver MOSFET ................................................... 8
2.6 Implementasi Rangkaian Pembangkitan Pwm ............................................. 10
2.7 Implementasi Rangkaian Konverter DC-DC Half Bridge. ............................ 11
2.8 Implementasi Rangkaian Rele Ubah Mode Pengisian-Kalibrasi .................... 11
2.9 Implementasi Blok Rangkaian Pengosongan Kapasitor ................................ 12
2.10 Implementasi Mikrokontroler Beserta Rangkaian Penyusunnya .................... 13
2.11 Implementasi Blok Sensor INA219 ........................................................... 14
3 EKSPERIMEN ............................................................................................. 15
3.1 Eksperimen Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh ................................... 15
3.2 Eksperimen Rangkaian Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh Tak Terkontrol
............................................................................................................. 16
3.3 Eksperimen Driver Mosfet ........................................................................ 17
3.4 Eksperimen Konverter Half-Bridge Tanpa Umpan Balik Tegangan............... 18
3.5 Eksperimen Konverter Half-Bridge Dengan Umpan Balik Tegangan Resistor 21
3.6 Eksperimen Konverter Half-Bridge Dengan Induktor Output ....................... 24
3.7 Eksperimen Konverter Half-Bridge Untuk Suplai Daya Proses Kalibrasi
Hambatan Total ...................................................................................... 26

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 2 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen

Tabel 1. Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen

VERSI, TGL, OLEH PERBAIKAN


01
22 Desember 2019,
Dede Surachman
Yogi Alexius Naibaho

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 3 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO PELEPASAN KAPASITIF
DENGAN SISTEM PENGATURAN JUMLAH ENERGI PELEPASAN,
KALIBRASI DAN PROTEKSI

1 PENDAHULUAN

1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN


Dokumen ini berisikan uraian proposal tugas akhir dengan judul perancangan las titik
mikro pelepasan kapasitif dengan sistem pengaturan jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan
proteksi yang kemudian diimplementasikan kedalam bentuk produk. Kajian kelayakan
pengembangan produk tersebut ditinjau dari sisi-sisi teknis, ekonomis, dan strategis.
Dokumen ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengerjaan tugas akhir yang
direncanakan. Rancangan awal tugas akhir dimuat dalam dokumen B100 mencakup tiga
bab, yaitu:
 Bab satu berisi ringkasan isi dokumen, tujuan penulisan dan aplikasi/ kegunaan
dokumen, referensi, serta daftar singkatan
 Bab dua berisi masalah yang melatarbelakangi tugas akhir dan tujuan dari produk
yang dihasilkan, analisis umum dari produk, karakteristik produk, estimasi biaya
yang dibutuhkan, analisis finansial, skenario pemanfaatan produk, skenario
pengembangan produksi dan pemasaran, serta kesimpulan dan ringkasan dokumen
secara keseluruhan
 Bab tiga berisi lampiran

1.2 APLIKASI DOKUMEN


Adapun aplikasi penulisan dokumen ini adalah sebagai berikut.
1. Proposal untuk melakukan penelitian dengan topik berjudul perancangan las titik
mikro pelepasan kapasitif dengan sistem pengaturan jumlah energi pelepasan,
kalibrasi dan proteksi

2. Media dokumentasi dalam tahapan pengembangan proyek perancangan las titik


mikro pelepasan kapasitif dengan sistem pengaturan jumlah energi pelepasan,
kalibrasi dan proteksi

3. Acuan dalam pembuatan dokumen pengembangan proyek perancangan las titik


mikro pelepasan kapasitif dengan sistem pengaturan jumlah energi pelepasan,
kalibrasi dan proteksi

4. Produk hasil dari penelitian perancangan las titik mikro pelepasan kapasitif dengan
sistem pengaturan jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi ini merupakan
dokumen syarat untuk kuliah Tugas Akhir & Seminar

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 4 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1.1 REFERENSI
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge Resistance
Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.

1.2 DAFTAR SINGKATAN


Tabel 1.1 Daftar Singkatan

SINGKATAN ARTI
UNDIP Universitas Diponegoro
MOSFET Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
IC Integrated Circuit
TRIAC Triode for Alternating Current
SSR Solid State Relay
PWM Pulse-Width Modulation
ESR Equivalent Series Resistance
DC Direct Current
AC Alternating Current
CC Constant Current
CV Constant Voltage
LED Light Emitting Diode
LCD Liquid Crystal Display

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 5 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2 IMPLEMENTASI
Berikut implementasi berdasarkan desain yang telah dibuat pada dokumen B300 mulai
dari sumber daya AC 220V sampai berhasil melakukan pengelasan.

2.1 GARIS BESAR PENCAPAIAN IMPLEMENTASI


Implementasi produk perancangan las titik mikro pelepasan kapasitif dengan sistem
pengaturan jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi telah selesai seluruhnya.
Seluruh komponen yang dibutuhkan produk las titik telah dipasang dan berfungsi
seluruhnya.

2.2 IMPLEMENTASI MEKANIK


Produk las titik ini menggunakan wadah yang terbuat dari kayu sebagai tempat
komponen elektronikanya. Bagian perangkat keras produk telah dipasang seluruhnya yang
meliputi rangkaian konverter DC-DC half-bridge, rangkaian penyearah satu fasa
gelombang penuh dengan CT 5V, rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh dengan
CT 15 V, rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh tak terkontrol, rangkaian kontrol
pembangkit PWM TL494, rangkaian rele ubah mode pengisian-kalibrasi, rangkaian
tampilan dan navigasi, rangkaian sensor dan pengkondisi sinyal, rangkaian blok saklar
MOSFET dan rangkaian driver MOSFET. Hasil implementasi produk pengering pakan
ikan dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 Implementasi mekanik produk las titik

2.3 IMPLEMENTASI PENYEARAH SATU FASA GELOMBANG PENUH


Suplai tegangan rangkaian kontrol menggunakan penyearah gelombang penuh
dengan trafo center tap. Pada penyearah ini digunakan 2 buah dioda untuk menyearahkan
keluaran trafo center tap. Penyearah ini masih memiliki faktor ripple (riak) tegangan, untuk
mengurangi riak tegangan ini diperlukan kapasitor filter.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 6 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Kapasitor pada penyearah rangkaian kontrol digunakan sebagai tapis gelombang
keluaran, semakin besar kapasitor maka gelombang keluaran penyearah akan semakin rata
sehingga dipilih satu buah kapasitor dengan nilai satu buah kapasitor 1000 µF/25 V dan
satu buah kapasitor 470 µF/25 V. Kapasitor 470 µF tidak langsung diparalelkan dengan
1000 µF dikarenakan kegunaan kapasitor tersebut untuk menjaga agar perubahan
mendadak pada beban tidak mempengaruhi tegangan keluaran.
LED digunakan sebagai indikator bahwa rangkaian penyearah sudah bekerja dengan
baik. Resistor 1000 Ω digunakan untuk membatasi arus yang mengalir ke LED.

Gambar 2. 2 Rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh dengan CT 5V

Gambar 2. 3 Rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh dengan CT 5V

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 7 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.4 IMPLEMENTASI RANGKAIAN PENYEARAH SATU FASA GELOMBANG
PENUH TAK TERKONTROL

Penyearah ini digunakan untuk suplai rangkaian daya konverter DC-DC tipe Half.
Konverter half-bridge merupakan topologi yang membutuhkan tegangan DC dengan dua
buah kapasitor tapis yang disusun seri.

Nilai kapasitor sebesar 430.1 µF sulit ditemukan di pasaran, Sehingga nilai masing-
masing kapasitor yang dipilih adalah 470 µF karena semakin besar nilai kapasitor yang
digunakan maka tegangan keluaran yang dihasilkan akan semakin halus. Untuk
memberikan keandalan yang lebih maka tegangan kapasitor harus lebih dari 155 V.
Mengacu pada rating tegangan yang tersedia di pasaran berdasarkan standar EIA
(Electronics Industry Association), kapasitor dengan rating yang lebih besar dari 155 V
adalah dengan rating 250 V.

Gambar 2. 4 Rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh tak terkontrol

2.5 IMPLEMENTASI RANGKAIAN DRIVER MOSFET


Driver MOSFET berfungsi untuk menguatkan sinyal pembangkitan Pulse Width
Modulation (PWM) yang dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit. MOSFET
membutuhkan tegangan picu gerbang (gate) sekitar 4-20 V untuk bekerja. Driver MOSFET
membutuhkan suplai tegangan dengan rentang 12 V-20V pada bagian yang mengendalikan
gerbang MOSFET [20]. Besar tegangan yang sudah dikuatkan dari Driver ini bergantung

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 8 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
dari besar tegangan suplainya. Pada Tugas Akhir ini, digunakan tegangan 15 V untuk
mensuplai Driver MOSFET, sehingga tegangan yang akan memicu gerbang MOSFET
bernilai sekitar 15 V.
IR2110 mempunyai kelebihan dapat memicu dua MOSFET secara bergantian, yaitu
MOSFET sisi atas pada pin high-side output dan MOSFET sisi bawah pada pin low-side
output. IR2110 juga memiliki pin khusus yang digunakan sebagai grounding dari MOSFET
di bagian high-side. Selain itu IR2110 memungkinkan pengaplikasian kapasitor bootstrap
agar pemicuan gerbang MOSFET pada bagian high-side menjadi lebih baik

Gambar 2. 5 Blok Driver MOSFET IR2110 (A)

Gambar 2. 6 Blok Driver MOSFET IR2110 (B)

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 9 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.6 IMPLEMENTASI RANGKAIAN PEMBANGKITAN PWM
Sinyal Pulse Width Modulation atau PWM pada Tugas Akhir ini digunakan untuk
pengontrolan kerja MOSFET. Pada Tugas Akhir ini, sinyal PWM dibangkitkan dan diatur
oleh IC TL494. Mengacu pada parameter perancangan alat pada Tugas Akhir ini, frekuensi
dengan range nilai 9450,17 Hz hingga 67073,17 Hz perfase dapat diatur menjadi 30 kHz
perfase. Pengaturan nilai frekuensi gelombang sinyal PWM yang PWM IC
TL494.dihasilkan oleh IC TL494 dilakukan dengan mengatur resistor variabel 50 kΩ.

Gambar 2. 7 Blok Rangkaian Kontrol Pembangkit PWM TL494 (A)

Gambar 2. 8 Blok Rangkaian Kontrol Pembangkit PWM TL494 (B)

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 10 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.7 IMPLEMENTASI RANGKAIAN KONVERTER DC-DC HALF BRIDGE.
Konverter arus searah yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah konverter arus
searah tipe half-bridge yang mempunyai karakteristik nilai tegangan keluaran yang lebih
rendah dibandingkan tegangan masukan. Tegangan keluaran dari konverter half-bridge
adalah sebesar 16 volt karena tegangan tersebut merupakan tegangan pengisian maksimal
yang ditentukan dari kapasitor penyimpanan energi pada alat las titik pelepasan kapasitif.

Gambar 2. 9 Rangkaian konverter DC-DC half bridge

2.8 IMPLEMENTASI RANGKAIAN RELE UBAH MODE PENGISIAN-


KALIBRASI
Rangkaian ini merupakan yang berfungsi melakukan pensaklaran untuk melakukan
pengisian kapasitor maupun kalibrasi. Cara kerja dari relay ini untuk mendapatkan nilai
kapasitansi kapasitor dimulai dari mikrokontroler akan mengaktifkan pin rele 2 untuk
membuang muatan kapasitor ke resistor discharge hingga tegangan kapasitor menjadi nol
Volt. Kemudian mikrokontroler bersamaan menonaktifkan rele 1 dan rele 2 supaya
konverter pengisian daya aktif dan mengalirkan arus dalam proses pengisian kapasitor.
Proses ini dibatasi selama periode 10 detik. Dalam mencari nilai kapasitansi kapasitor ini
menggunakan nilai rerata arus selama 10 detik, tegangan terakhir yang terbaca oleh sensor
dan lama periodenya. Sedangkan untuk mencari nilai hambatan total, mikrokontroler
mengaktifkan pin rele 1 untuk mematikan konverter pengisian daya kapasitor.
Mikrokontroler akan mengaktifkan pin rele 2 untuk membuang muatan kapasitor ke resistor
discharge hingga tegangan kapasitor menjadi nol Volt. Kemudian mikrokontroler
bersamaan menonaktifkan rele 1, rele 2 dan juga mengaktifkan pin pemicuan MOSFET
untuk mengalirkan arus dari konverter menuju beban. Kemudian melakukan akuisisi data
tegangan dan arus dari sensor INA 219 selama 10 detik secara realtime. Dan
Mikrokontroler menghitung nilai rerata arus dan rerata tegangan dari akumulasi nilai

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 11 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
pembacaan sensor. Nilai dari rerata arus dan rerata tegangan tersebut diambil untuk
mendapatkan nilai hambatan total dari alat las titik. Berikut ini adalah rumus untuk
mendapatkan hambatan total.

Gambar 2. 10 Rangkaian rele ubah mode pengisian-kalibrasi

2.9 IMPLEMENTASI BLOK RANGKAIAN PENGOSONGAN KAPASITOR


Blok pengosongan kapasitor diperlukan untuk dapat mengalirkan energi yang
tersimpan pada kapasitor ke beban pengelasan melalui elektroda pengelasan. Pengelasan
titik yang memerlukan arus tinggi untuk melelehkan strip logam ke bidang kerja membuat
pemilihan MOSFET menjadi krusial. Tegangan maksimal kapasitor maksimal yang
digunakan adalah sebesar 17 Volt dan perkiraan hambatan total dari keseluruhan sistem
pengosongan kapasitor rangkaian RC adalah sebesar 20 mOhm

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 12 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 11 Blok rangkaian pengosongan kapasitor

2.10 IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER BESERTA RANGKAIAN


PENYUSUNNYA
Implementasi Mikrokontroler beserta rangkaian penyusunnya pada las titik ini terdiri
dari mikrokontroler Arduino Nano, LCD 20x4 beserta modul I2C, dan push button.
Mikrokontroler Arduino nano yang digunakan berbasis ATmega328p.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 13 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 12 Mikrokontroler beserta rangkaian penyusunnya

2.11 IMPLEMENTASI BLOK SENSOR INA219


Sensor arus-tegangan yang digunakan pada tugas akhir ini adalah modul sensor
INA219. Alasan menggunakan sensor INA219 adalah karena sensor tersebut dapat
mengukur arus dan tegangan dalam waktu bersaamaan. Dalam penggunaan tingkat
lanjutnya, sensor tersebut dapat digunakan untuk mengukur daya maupun energi listrik.
Tipe pengiriman data sensor INA219 adalah I2C (Integrated Inter Circuit). Hal
tersebut juga menjadi kelebihan sensor INA219 yang pengiriman datanya hanya
menggunakan dua pin (SDA dan SCL) sehingga menghemat penggunaan pin
mikrokontroler.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 14 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 13 Blok sensor INA219

3 EKSPERIMEN

3.1 EKSPERIMEN PENYEARAH SATU FASA GELOMBANG PENUH


Gelombang keluaran dari rangkaian penyearah ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

3 div

Referensi

Gambar 3. 1 Gelombang tegangan penyearah dengan CT. v/div = 5 V, T/div = 20 ms

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 15 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 3.1 terlihat bahwa besar tegangan penyearah untuk rangkaian kontrol
sebesar 3 div sehingga dengan perhitungan tegangan keluaran penyearah, dapat dihitung
sebagai berikut:

VDC = 3 div x 5 v/div


= 15 volt
Nilai VDC keluaran dari rangkaian penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT ini
sudah sesuai dengan parameter nilai tegangan keluaran rangkaian penyearah sebagai suplai
rangkaian kontrol PWM IC TL494 dan MOSFET driver IR2110 yang diharapkan yaitu
bernilai 15 V.

3.2 EKSPERIMEN RANGKAIAN PENYEARAH SATU FASA GELOMBANG


PENUH TAK TERKONTROL

. Gelombang tegangan keluaran penyearah satu fasa gelombang penuh tak terkontrol
adalah sebagai berikut:

3,15 div

Referensi

Gambar 3. 2 Gelombang tegangan penyearah suplai konverter. v/div = 10 V, T/div = 20 ms

Pada Gambar 3.2 terlihat besarnya tegangan yaitu sebesar 3,15 div sehingga dapat
dihitung besarnya tegangan pada keluaran penyearah serta menggunakan probe dengan
faktor pengali x10 adalah:

VDC = 3,15 div x 10 V/div x 10


= 315 volt

Berdasarkan gelombang tegangan pada Gambar 3.2, rangkaian penyearah satu fasa
gelombang penuh tak terkontrol sudah menghasilkan gelombang tegangan DC murni. Nilai
tegangan yang terukur sudah mendekati parameter nilai tegangan yang diharapkan.
Perbedaan nilai pengukuran dengan parameter disebabkan tidak terdapat penstabil
tegangan pada sumber tegangan AC di Laboratorium Tenaga Teknik Elektro Undip. Nilai

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 16 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
tegangan input yang lebih tinggi dari parameter pengujian juga mempengaruhi perbedaan
tegangan DC keluaran penyearah satu fasa gelombang penuh tak terkontrol ini.

3.3 EKSPERIMEN DRIVER MOSFET

2,8 div

Referensi
3,3 div

Gambar 3. 3 Gelombang sinyal PWM keluaran IR2110. v/div = 5 V, T/div = 10 µs

Gambar 3.3 merupakan gambar gelombang sinyal keluaran driver MOSFET IC


IR2110. Gelombang keluaran yang terlihat pada osiloskop berupa gelombang kotak dengan
tegangan peak sebesar 2,8 div. Berdasarkan Gambar 4.9 nilai VPP gelombang dapat dihitung
sebagai berikut:

VPP = 2,8 div x 5 V/div


= 14 volt

Nilai tegangan peak gelombang PWM keluaran pada perhitungan di atas adalah
sebesar 14 V. Hal ini menunjukan tegangan keluaran sudah mendekati nilai tegangan suplai
IC IR2110 yaitu 15 V. Tegangan yang sedikit lebih kecil disebabkan oleh adanya tegangan
jatuh pada dioda bootstrap.
Mengacu pada perancangan, konverter pada Tugas Akhir ini beroperasi dengan
frekuensi 30000 Hz atau 30 kHz, dimana frekuensi kerja ini didapat dari frekuensi sinyal
PWM IC TL494. Dari gambar 3.3 terlihat besar 1 fase gelombang PWM keluaran IC TL494
terhadap waktu adalah sebesar 3,3 div horizontal sehingga dapat dihitung besaran frekuensi
berdasarkan periode gelombangnya sebagai berikut:
T = 3,3 div x 10 µs/div
= 3,3 x 10-5 s

Dari perhitungan periode di atas, didapat besaran frekuensinya seperti pada persamaan
berikut dibawah ini:

1
f
T

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 17 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1
f  30303 Hz
3,3 10-5
Hasil perhitungan parameter dan bentuk gelombang keluaran driver IR2110 pada
Gambar 3.3 telah menunjukkan keserupaan parameter dengan gelombang keluaran dari
rangkaian kontrol TL494. Hal ini menunjukkan rangkaian driver MOSFET IR2110 telah
berhasil diimplementasi.

3.4 EKSPERIMEN KONVERTER HALF-BRIDGE TANPA UMPAN BALIK


TEGANGAN
Pengujian gelombang tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge
menggunakan osiloskop OWON. Selain itu, pengukuran nilai tegangan keluaran juga
dilakukan dengan meletakan probe multimeter digital SANWA PC5000 pada titik positif
dan netral keluaran konverter.
Pada pengujian ini, dilakukan tiga variasi pengaturan duty cycle gelombang PWM
keluaran IC TL494. Dari tiga variasi duty cycle tersebut, diamati pula tegangan keluaran
konverter DC-DC half-bridge saat dibebani dengan variasi nilai beban resistor.
Hasil pengamatan gelombang PWM keluaran IC TL494 dengan duty cycle 5%
adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 4 Gelombang sinyal PWM, duty cycle = 5%. v/div = 5 V, T/div = 10 µs

Pada Gambar 3.4, pengaturan duty cycle sinyal PWM keluaran IC TL494 sebesar 5%
dengan suplai tegangan DC eksternal. Sementara itu, bentuk gelombang tegangan DC
keluaran pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan variasi
duty cycle 5% beban resistor 15 Ω sebagai berikut.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 18 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Referensi 0,8 div

Gambar 3. 5 Gelombang tegangan keluaran, D = 5% beban 15 W. v/div = 5 V, T/div = 100 ms

Pada Gambar 4.13 besar tegangan pada layar osiloskop adalah 0,8 div vertikal,
dapat dihitung besaran tegangan adalah:

VDC = 0,8 div x 5 v/div


= 4 volt
Tegangan yang terbaca pada multimeter digital adalah 4,06 volt. Terdapat perbedaan
hasil pengamatan osiloskop dan multimeter disebabkan skala pengukuran osiloskop yang
terlalu besar sehingga terjadi kurangnya ketelitian terhadap pengamatan nilai pada
gelombang tegangan. Pengujian kembali dilakukan dengan memvariasikan besaran beban
resistor pada output konverter. Data pengukuran dapat dilihat pada tabel pada Tabel 3.1
sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan D= 5%
Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 5 15,2 306,90 0,02 4,06 0,12
2 5 7,6 306,90 0,02 2,82 0,23
3 5 5,1 306,80 0,03 2,36 0,29
4 5 3,9 306,70 0,03 2,15 0,36
5 5 3,1 306,50 0,03 2,01 0,42
6 5 2,5 306,50 0,04 1,89 0,48
7 5 2,0 306,50 0,04 1,80 0,54
8 5 1,8 306,50 0,04 1,73 0,59
9 5 1,6 306,40 0,04 1,68 0,64
10 5 1,4 306,30 0,04 1,63 0,69
Tabel 3.1 menunjukkan nilai tegangan masukan dan keluaran dari konverter half-
bridge variasi duty cycle PWM 5%. Hubungan duty cycle dengan beban adalah berbanding

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 19 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
terbalik. Semakin kecil beban pada konverter half-bridge maka semakin besar duty cycle
yang dihasilkan.
Saat nilai beban resistor semakin mengecil maka daya keluaran konverter membesar
dan menyebabkan tegangan keluaran konverter menurun. Hal ini dikarenakan duty cycle
pemicuan yang tetap karena tidak adanya sistem umpan balik pada pengujian ini. Selain
itu, arus yang semakin meningkat saat bertambahnya beban resistor mengakibatkan
tegangan jatuh pada komponen sisi output semakin besar.
Sementara itu, grafik di bawah ini menunjukkan perubahan tegangan keluaran
pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge variasi duty cycle 5% terhadap penambahan
beban resistor secara bertingkat dengan cara disusun paralel.

Grafik tegangan keluaran dengan umpan balik


D = 5%
4.50
Tegangan Keluaran (V)

4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)

Gambar 3. 6 Grafik tegangan keluaran tanpa umpan balik tegangan, D = 5%

Berdasarkan Tabel 3.1 dan Gambar 3.6 menunjukkan saat penambahan beban dari
15,2 Ω menjadi 7,6 Ω, terdapat penurunan tegangan keluaran sebesar 1,24 V. Pada saat
penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih tegangan DC keluaran sebesar
0,46 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω, terdapat penurunan tegangan
sebesar 0,21 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi 3,1 Ω, terdapat penurunan
tegangan sebesar 0,14 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω menjadi 2,5 Ω, terdapat
penurunan tegangan sebesar 0,12 V. Pada saat penambahan beban 2,5 Ω menjadi 2,0 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,09 V. Pada saat penambahan beban 2,0 Ω menjadi
1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,07 V. Pada saat penambahan beban 1,8 Ω
menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,05 V. Sementara itu, saat
penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,07 V.
Berdasarkan Tabel 4.2 dan penguraian selisih tegangan, perhitungan rata-rata selisih
tegangan pengujian tegangan keluaran konverter half-bridge D= 5% adalah:

V 
 V (4.3)
n

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 20 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1,24  0,46  0,21  0,14  0,12  0,09  0,07  0,05  0,07
V   0,47 V
9
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter half-bridge kondisi
tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 5% tiap penambahan 15 Ω resistor adalah
0,47 V.

3.5 EKSPERIMEN KONVERTER HALF-BRIDGE DENGAN UMPAN BALIK


TEGANGAN RESISTOR

Referensi

Gambar 3. 7 Gelombang sinyal PWM ketika dibebani resistor 15 Ω. v/div = 5 V, T/div = 10 µs

Gambar 3.7 menunjukkan gelombang sinyal PWM ketika konverter DC-DC tipe
Half-bridge dengan umpan balik tegangan dibebani resistor 15 Ω. Osiloskop menujukkan
PWM yang dihasilkan memiliki duty cycle 4,2%. Besaran keluaran duty cycle PWM
tersebut merupakan hasil respon IC TL494 terhadap tegangan keluaran konverter ketika
dibebani resistor 15 Ω.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 21 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2,8 div
Referensi

Gambar 3. 8 Gelombang tegangan keluaran, beban 15 . v/div = 20 V, T/div = 1 ms

Gambar 3.8 merupakan gelombang tegangan keluaran dari konverter DC-DC tipe
half-bridge dengan umpan balik tegangan dibebani resistor 15 Ω. Pada Gambar 3.8, terlihat
besarnya tegangan yaitu sebesar 2,8 div, dapat dihitung besaran tegangan keluaran sebagai
berikut:
VDC = 2,8 div x 5 v/div
= 14 volt

Tegangan yang terbaca pada multimeter 14,04 volt. Pengujian kembali dilakukan
dengan memvariasikan besaran beban resistor pada output konverter. Data pengukuran
dapat dilihat pada tabel pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge dengan umpan balik tegangan
Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 15,2 36,4 306,80 0,04 14,04 0,63
2 7,6 36,7 303,70 0,07 14,04 1,25
3 5,1 37,8 301,40 0,10 14,03 1,88
4 3,9 38,4 299,60 0,13 14,03 2,51
5 3,1 38,9 298,20 0,15 14,02 3,12
6 2,5 39,6 297,16 0,18 14,00 3,71
7 2 40,1 296,20 0,22 13,99 4,31
8 1,8 40,9 296,00 0,26 13,99 4,90
9 1,6 41,7 295,10 0,31 13,98 5,51
10 1,4 43,4 294,60 0,36 13,99 6,22
Sementara itu, Gambar 3.9 merupakan grafik tegangan keluaran konverter dengan
umpan balik tegangan terhadap penambahan beban resistor.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 22 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Grafik tegangan keluaran dengan umpan balik
tegangan
15.00

Tegangan Keluaran (V) 10.00

5.00

0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)

Gambar 3. 9 Grafik tegangan keluaran konverter dengan umpan balik tegangan

Tabel 3.2 dan Gambar 3.9 menunjukkan tegangan keluaran konverter half-bridge
dengan umpan balik tegangan. Terlihat masih ada penurunan tegangan saat penambahan
beban. Penurunan tegangan ini disebabkan karena adanya offset tegangan masukan
komparator pada IC TL494 [16]. Adanya offset tegangan ini menyebabkan penurunan titik
referensi komparator pada IC TL494 yang mengakibatkan penurunan pada tegangan
keluaran konverter itu sendiri.
Pada Tabel 3.2, perubahan duty cycle PWM terhadap penambahan beban disebabkan
adanya penurunan tegangan konverter yang mempengaruhi nilai tegangan masukan pin 1
IC TL494. Kondisi ini menyebabkan komparator mempengaruhi kinerja IC TL494 untuk
mengatur PWM dengan duty cycle kerja yang lebih besar agar tegangan keluaran konverter
akan kembali stabil.
Pada saat penambahan beban dari 15,2 Ω menjadi 7,6 Ω, terdapat selisih tegangan
keluaran sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih
tegangan DC keluaran sebesar 0,03 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi
3,1 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω
menjadi 2,5 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat penambahan beban
2,5 Ω menjadi 2,0 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan
beban 2,0 Ω menjadi 1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat
penambahan beban 2,0 Ω menjadi 1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada
saat penambahan beban 1,8 Ω menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V.
Sementara itu, saat penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,01
V.
Berdasarkan data pada Tabel 3.2 dan uraian di atas, maka didapatkan rata-rata selisih
tegangan pada pengujian tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge dengan
umpan balik tegangan sebagai berikut:

0,02  0,03  0,01  0,02  0,01  0,02  0,01  0,01  0,01


V   0,016 V
9

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 23 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter half-bridge dengan
umpan balik tegangan tiap penambahan resistor 15 Ω yang disusun seri adalah 0,016 V.

3.6 EKSPERIMEN KONVERTER HALF-BRIDGE DENGAN INDUKTOR


OUTPUT

Hasil pengamatan gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor


output sebelum pengisian kapasitor adalah sebagai berikut:

Vgs MOSFET
Vds MOSFET Low Side
Low Side

Vds MOSFET: v/div = 10 V, T/div = 20 µs Probe x10


Vgs MOSFET: v/div = 5 V, T/div = 20 µs

Gambar 3. 10 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sebelum pengisian
kapasitor

Pada Gambar 3.10, merupakan gelombang switching konverter half-bridge dengan


induktor output sebelum pengisian kapasitor yang didapatkan dari pembacaan osiloskop.
Tegangan output konverter yang di-setting 15,6 V melalui sistem umpan balik tegangan.
Didapatkan duty cycle gelombang PWM pemicuan MOSFET sebelum pengisian kapasitor
(beban minimal) adalah sebesar 5%.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 24 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Vds MOSFET Vgs MOSFET
Low Side Low Side

Vds MOSFET: v/div = 5 V, T/div = 20 µs Probe x10


Vgs MOSFET: v/div = 5 V, T/div = 20 µs

Gambar 3. 11 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sesaat pada awal
pengisian kapasitor

Pada Gambar 3.11, merupakan gelombang switching konverter half-bridge dengan


induktor output sesaat pada awal pengisian kapasitor yang didapatkan dari pembacaan
osiloskop. Duty cycle gelombang PWM pemicuan MOSFET didapatkan sebesar 45%
(maksimal). Hal ini dikarenakan keadaan awal kapasitor yang kosong (tegangan nol volt)
sehingga tegangan output konverter sesaat juga menjadi nol volt. Maka sistem umpan balik
tegangan pada rangkaian kontrol pembangkitan PWM menaikkan duty cycle.
Pada Gambar 3.11 juga dapat diamati bahwa tegangan switching MOSFET low side
mengalami drop tegangan dibandingkan saat konverter belum dihubungkan ke beban
kapasitor. Tegangan puncak switching MOSFET low side sebelum pengisian kapasitor
adalah 155 V. Sedangkan tegangan puncak switching MOSFET low side sesaat pada awal
pengisian kapasitor menjadi 143 V. Hal ini dikarenakan sifat hubung singkat kapasitor pada
keadaan kosong menyebabkan arus pengisian awal yang besar atau daya output sesaat yang
besar. Sehingga kapasitor input konverter mengalami drop tegangan.
Pada Gambar 3.11 juga dapat diamati bahwa gelombang Vds mengalami ringing
atau osilasi. Hal ini disebabkan output pada pengujian ini adalah rangkaian LC yang
berisolasi pada frekuensi resonan LC.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 25 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
5,2 div

v/div = 5 V, T/div = 1 s

Gambar 3. 12 Gelombang tegangan pengisian beban kapasitor pada pengujian dengan induktor output

Pada Gambar 3.12, merupakan gelombang tegangan pengisian beban kapasitor. Bila
diamati bentuk gelombang tersebut sesuai dengan karakteristik tegangan pengisian
kapasitor. Pada pengujian konverter half-bridge untuk pengisian daya kapasitor ini dari
keaadan kosong hingga penuh memerlukan waktu 5,2 detik. Jika dibandingkan dengan
pengujian tanpa induktor output, pengujian pengisian kapasitor pengujian dengan induktor
output memerlukan waktu pengisian yang lebih lama. Hal ini disebabkan oleh sifat induktor
yang dapat menahan perubahan arus yang mengalir melewatinya. Sehingga arus pengisian
pada pengujian dengan induktor output ini lebih kecil dibandingkan tanpa induktor output.

3.7 EKSPERIMEN KONVERTER HALF-BRIDGE UNTUK SUPLAI DAYA


PROSES KALIBRASI HAMBATAN TOTAL

Pengujian pengisian daya kapasitor ini dilakukan untuk mengetahui performa


konverter DC-DC tipe half-bridge yang sudah dirancang dengan dibebani beban resistif
yang bertujuan untuk menghitung hambatan beban yang nilai sangat kecil (hambatan
rangkaian pengosongan kapasitor pada alat las titik pelepasan kapastif). Parameter
pengujian yang divariasi adalah nilai Rs.
Hasil pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan
total dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 3.3 Hasil pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan total

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 26 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tegangan Arus Hambatan
Tegangan
Hambatan output output RL
No hambatan
Rs (Ω) konverter konverter perhitungan
RL (mV)
(V) (A) (mΩ)
1 10 14,04 1,404 32,11 22,87
2 20,2 14,04 0,695 16,22 23,34
3 30,1 14,03 0,466 10,52 22,57
4 40,2 14,03 0,349 7,90 22,63
5 50,2 14,02 0,279 6,55 23,46

Pada Tabel 3.3, dapat diamati bahwa perhitungan nilai hambatan menggunakan
hukum ohm berhasil dilakukan. Nilai hambatan RL perhitungan cukup konsisten, dengan
nilai minimal 22,57 mΩ, nilai maksimal 24,63 dan nilai rata-rata 22,97 mΩ. Perbedaan nilai
hambatan pada kelima data terjadi karena sangat diperngaruhi oleh akurasi alat ukur saat
digunakan.

No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 27 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id

Dokumen Pengembangan Produk


Lembar Sampul Dokumen

Judul Dokumen TUGAS AKHIR


PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO
PELEPASAN KAPASITIF DENGAN SISTEM
PENGATURAN JUMLAH ENERGI
PELEPASAN, KALIBRASI DAN PROTEKSI
Jenis Dokumen PENGUJIAN
Catatan: Dokumen ini dikendalikan penyebarannya oleh Dept. Teknik Elektro Undip

Nomor Dokumen B500-01-TA1819.2.001


Nomor Revisi 01
Nama File WR-B500 PRO v1.0.docx
Tanggal Penerbitan 22 Februari 2019
Unit Penerbit Departemen Teknik Elektro Undip
Jumlah Halaman 27 (termasuk lembar sampu lini)

Data Pengusul
Pengusul Nama Dede Surachman Jabatan Anggota
Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114130138

Nama Yogi Alexius Naibaho Jabatan Anggota


Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114120050

Pembimbing Nama Ir. Agung Warsito, DHET Tanda Tangan


Satu Tanggal 22 Februari 2019

Pembimbing Nama Budi Setyono, S.T., M.T. Tanda Tangan


Dua Tanggal 22 Februari 2019

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 1 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN ........................................................................ 4
1.2 TUJUAN PENULISAN, APLIKASI DAN FUNGSI DOKUMEN ............... 4
1.3 REFERENSI ...................................................................................................... 4
1.4 DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... 5
2 PENGUJIAN .............................................................................................................. 5
2.1 PENGUJIAN SENSOR ARUS DAN TEGANGAN ....................................... 5
2.2 PENGUJIAN SISTEM USER INTERFACE ................................................. 8
2.2.1 Pengujian Tampilan Awal ............................................................................... 8
2.2.2 Tampilan dalam Menu Kalibrasi ..................................................................... 8
2.2.3 Tampilan dalam Menu Operasi ..................................................................... 10
2.2.4 Tampilan saat Melakukan Pengelasan ........................................................... 10
2.3 PENGUJIAN SISTEM KALIBRASI ............................................................ 11
2.3.1 Pengujian Pengukuran Nilai Kapasitor ......................................................... 11
2.2.3 Pengujian Nilai Hambatan Total pada Alat Las Titik ................................... 13
2.4 PENGUJIAN KONTROL SINYAL PEMICUAN ....................................... 14
2.4.1 Pengujian Sinyal ............................................................................................ 14
2.4.2 Pengujian Status dan Counter ........................................................................ 16
2.5 PENGUJIAN SISTEM PROTEKSI .............................................................. 18
2.5.1 Pengujian Sensor Suhu pada MOSFET Konverter Pengisian Daya Kapasitor
18
2.5.1 Pengujian Sistem Proteksi Suhu MOSFET Konverter Pengisian Daya
Kapasitor........................................................................................................ 19
2.6 PENGUJIAN PENGELASAN ....................................................................... 21
2.4.1 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,10 mm .......................................................................................................... 21
2.4.2 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,10 mm .......................................................................................................... 22
2.4.3 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,12 mm .......................................................................................................... 22
2.4.4 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,12 mm .......................................................................................................... 23
2.4.5 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,15 mm .......................................................................................................... 24
2.4.6 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,15 mm .......................................................................................................... 24
2.4.6 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,25 mm .......................................................................................................... 25
2.4.8 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,25 mm .......................................................................................................... 25

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 2 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen

VERSI, TGL, OLEH PERBAIKAN

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 3 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1 PENDAHULUAN
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN
Dokumen ini berisi penjelasan desain dari perancangan las titik mikro pelepasan
kapasitif dengan sistem pengaturan jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi.
Penjelasan desain perancangan produk tersebut dibagi menjadi beberapa bagian meliputi
penjelasan ringkas mengenai spesifikasi yang telah dijabarkan pada dokumen B200, desain
perangkat keras meliputi desain tampilan dan navigasi, desain rangkaian sensor dan
pengkondisi sinyal op amp dan optocoupler, desain blok saklar MOSFET dan desain
rangkaian driver MOSFET, dimana pada setiap bagian di jelaskan hubungan pin-pin pada
setiap modul dan sistem pengkabelan pada kapasitor dengan mikrokontroler Arduino. Pada
desain perangkat lunak pada las titik meliputi beberapa bagian seperti desain program
sistem user interface sebagai sistem tampilan grafis yang berhubungan dengan kemudahan
pengguna, desain program sistem kalibrasi untuk melakukan penghitungan nilai
kapasitansi kapasitor dan nilai hambatan total pada alat, desain program sistem pelepasan
energi sebagai sistem pengaturan energi keluaran dalam melakukan pengelasan dan desain
sistem proteksi untuk mencegah kerusakan pada alat apabila terjadi gangguan atau kondisi
operasi sistem yang tidak normal

1.2 TUJUAN PENULISAN, APLIKASI DAN FUNGSI DOKUMEN


Adapun aplikasi penulisan dokumen ini adalah sebagai berikut.
1. Penjelasan desain secara detil perancangan las titik mikro pelepasan kapasitif dengan
sistem pengaturan jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi.

2. Landasan perancangan dan pengembangan produk yang berorientasi pada desain


yang diturunkan dari spesifikasi dan dapat digunakan dalam implementasi produk
tersebut.

3. Acuan untuk melakukan implementasi sistem untuk memastikan dan mengevaluasi


pemenuhan sistem tersebut terhadap spesifikasi yang telah ditentukan dengan
mengikuti desain yang dibuat.

1.3 REFERENSI
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge Resistance
Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 4 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.

1.4 DAFTAR SINGKATAN


Tabel 1. Daftar Singkatan
SINGKATAN ARTI
UNDIP Universitas Diponegoro
MOSFET Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
IC Integrated Circuit
TRIAC Triode for Alternating Current
SSR Solid State Relay
PWM Pulse-Width Modulation
ESR Equivalent Series Resistance
DC Direct Current
AC Alternating Current
CC Constant Current
CV Constant Voltage
LED Light Emitting Diode
LCD Liquid Crystal Display

2 PENGUJIAN
2.1 PENGUJIAN SENSOR ARUS DAN TEGANGAN
Pengujian perangkat keras dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat keras yang
telah dirancang dapat bekerja dan berfungsi dengan baik sebagaimana yang diinginkan.
Pengujian sensor arus dan tegangan menggunakan sensor INA 219 dilakukan dengan 10

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 5 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
variasi dengan mencocokkan nilai tegangan dan arus pada multimeter dengan nilai
sebenarnya pada tampilan LCD 20x4. Skenario pengujian ini diawali dengan mengunggah
program yang digunakan untuk membaca nilai arus dan tegangan. Gambar 4.1
menunjukkan program yang akan diunggah. Kemudian pada power supply hubungkan
probe merah dan hitam ke Vcc dan Ground rangkaian sensor INA219 yang sudah terhubung
pada beban sebesar 8,2 ohm. Langkah selanjutnya adalah bandingkan nilai arus dan
tegangan yang terbaca pada display power supply dengan nilai arus dan tegangan pada LCD
20x4. Gambar 4.2 menunjukkan display arus dan tegangan yang dibaca oleh power supply.
Gambar 4.3 menunjukkan display arus dan tegangan pada LCD 20x4.

Gambar 2.1 Program pembacaan nilai arus dan tegangan

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 6 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 1 Display tegangan dan arus pada power supply

Gambar 2. 2 Pembacaan nilai tegangan dan arus pada LCD

Dari Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 terlihat nilai arus pada powersupply sebesar 0.235
mA dan arus yang dihitung sensor sebesar 0.238 mA yang berarti memiliki error sebesar -
1,28. Sedangkan nilai tegangan pada powersupply sebesar 2 Volt dan tegangan yang
dihitung sensor 1.94 Volt yang berarti memiliki error sebesar 2,00.
Pengujian sensor INA 219 ini dilakukan sebanyak 10 kali untuk mengetahui
keandalan sensor dengan membandingkan pembacaan dari display multimeter dengan
pembacaan yang ditampilkan pada LCD 20x4 oleh program pada Gambar 2.1. Hasil
pengujian kinerja sensor INA 219 ditunjukkan pada Tabel 2.1 dengan memasang beban
sebesar 8,2 Ohm.
Tabel 2. 1 Perbandingan pengujian tegangan dan arus pada power supply dengan tampilan LCD

Tegangan Arus Selisih


Power Tegangan Selisih Error Power Arus pada Arus Error
Supply pada tampilan tegangan (%) Supply tampilan (A) (%)
(Volt) LCD (Volt) (Volt) (A) LCD (A)
2 1.94 0.04 2.00 0.235 0.238 -0.003 -1.28
4 3.91 0.09 2.25 0.468 0.473 -0.005 -1.07
6 5.87 0.13 2.17 0.703 0.712 -0.009 -1.28
8 7.83 0.17 2.13 0.941 0.957 -0.016 -1.70
10 9.762 0.238 2.38 1.172 1.191 -0.019 -1.62
12 11.73 0.27 2.25 1.408 1.440 -0.032 -2.27

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 7 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
14 13.73 0.27 1.93 1.653 1.699 -0.046 -2.78
16 15.69 0.31 1.94 1.889 1.947 -0.058 -3.07
18 17.66 0.34 1.89 2.129 2.197 -0.068 -3.19
20 19.66 0.34 1.70 2.365 2.447 -0.082 -3.47
Rata-rata error tegangan 2.16 Rata-rata error arus -2.17
Berdasarkan Tabel 2.1, dapat dilihat terdapat error pengukuran sensor tegangan
sebesar 2,16 % dan sensor arus -2,17 %. Kesalahan pengukuran ini diperoleh karena
beberapa hal seperti, faktor komponen, ketelitian algoritma pemrograman, dan kondisi
lingkungan. Namun dari besarnya persentase error, peneliti mempunyai kesimpulan bahwa
sensor yang dibuat dalam penelitian ini sudah cukup untuk dapat dijadikan sebagai acuan
nilai data sensor.

2.2 PENGUJIAN SISTEM USER INTERFACE


Pengujian sistem user interface dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja dari sistem
berupa tampilan pada LCD 20x4 dari program yang telah dibuat. Pengujian interface ini
meliputi tampilan menu pada awal saat alat dinyalakan, tampilan dalam menu kalibrasi,
tampilan dalam menu operasi, dan tampilan saat melakukan pengelasan.

2.2.1 Pengujian Tampilan Awal


Pengujian ini dilakukan saat alat baru dinyalakan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.4.

Gambar 2. 3 Tampilan menu pada awal saat alat dinyalakan

Dari Gambar 2.4 menunjukkan pilihan menu kalibrasi dan operasi. Pilihan menu ini
akan dipilih sesuai keinginan pengguna. Menu kalibrasi digunakan untuk mengetahui nilai
kapasitansi kapasitor dan hambatan total dan menu operasi digunakan untuk melakukan
pemasukan energi sampai dengan melakukan pengelasan.

2.2.2 Tampilan dalam Menu Kalibrasi


Dari dua pilihan menu sebelumnya saat tampilan awal, maka pengujian selanjutnya
dengan memilih menu kalibrasi. Saat menu kalibrasi dipilih dengan menekan tombol OK

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 8 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
pada push button maka mikrokontroler akan secara langsung melakukan penghitungan nilai
kapasitansi kapasitor dengan tampilan LCD seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2. 4 Tampilan LCD saat penghitungan nilai kapasitansi kapasitor

Setelah penghitungan kapasitansi kapasitor selesai, maka pengguna diinstruksikan


untuk menghubungkan kedua elektroda ke strip dan tab baterai seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2. 5 Tampilan LCD saat instruksi

Kemudian pengguna menekan tombol OK pada push button untuk melakukan


penghitungan nilai hambatan total dari alat las titik sehingga mikrokontroler akan secara
langsung melakukan penghitungan nilai hambatan total seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.7.

Gambar 2. 6 Tampilan LCD saat penghitungan nilai hambatan total

Setelah penghitungan kedua parameter tersebut selesai maka nilainya akan


ditampilan pada LCD seperti pada Gambar 2.8

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 9 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 7 Tampilan nilai kapasitansi kapasitor dan hambatan total pada LCD

Untuk kembali ke tampilan menu awal, pengguna dapat menekan tombol CANCEL
pada push button.

2.2.3 Tampilan dalam Menu Operasi


Pengujian selanjutnya dengan memilih menu operasi menekan tombol OK pada push
button maka akan ditampilkan pilihan menu energi masukan yang ingin dilakukan untuk
melakukan pengelasan. Pengguna dapat mengubah nilai energi masukan dengan tombol
atas dan tombol bawah pada alat dan menekan tombol OK untuk memasukkan nilai. Setelah
nilai energi dimasukkan, pengguna menggeser kursor pada menu kebawah untuk
menampilkan syarat nilai tegangan kapasitor minimum untuk melakukan pengelasan.
Setelah informasi diketahui maka pengguna dapat menggeser kursor kebawah kembali
untuk memilih menu OK dan menekan tombol OK untuk melanjutkan kepengelasan.
Adapun tampilan nilai energi dan tegangan kapasitor minimum pada LCD dapat
ditunjukkan pada Gambar 2.9

Gambar 2. 8 Tampilan nilai energi dan tegangan minimum kapasitor

2.2.4 Tampilan saat Melakukan Pengelasan


Dari pengujian sebelumnya kita ketahui setelah menu OK dipilih, maka akan
menampilkan tampilan nilai energi (E), tegangan pada kapasitor (V Cap), tegangan saat
pengelasan yakni ketika tombol trigger ditekan (V), pulsa waktu pengelasan (T), status
berhasil tidaknya pengelasan dilakukan (STATUS) dan penghitung jumlah pengelasan
yang telah dilakukan (COUNTER). Adapun pengelasan sendiri dilakukan dengan menekan

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 10 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
tombol trigger pada push button. Paramater pengelasan tersebut ditunjukkan seperti pada
Gambar 2.10

Gambar 2. 9 Tampilan saat melakukan pengelasan

Sehingga dari semua pengujian yang telah dilakukan pada sistem user interface,
seluruh navigasi dapat dikendalikan melalui push button OK, CANCEL, ATAS, BAWAH
dan TRIGGER dan tampilan informasi nilai pada LCD 20x4 dari program yang dibuat
dapat bekerja dengan baik.

2.3 PENGUJIAN SISTEM KALIBRASI


Pengujian sistem kalibrasi dilakukan untuk membandingkan nilai kapasitansi
kapasitor dan nilai hambatan total yang sebenarnya dengan nilai kapasitansi kapasitor dan
nilai hambatan total dari hasil sistem kalibrasi yang telah dirancang sebelumnya. Pengujian
ini dilakukan sebanyak 3 kali untuk memastikan keakuratan sistem penghitungan yang
dilakukan oleh mikrokontroler.

2.3.1 Pengujian Pengukuran Nilai Kapasitor


Nilai dari kapasitansi kapasitor sebenarnya ialah 8400 mF. Dari nilai sebenarnya
tersebut dibandingkan dengan nilai yang telah dihitung oleh program berdasarkan
akumulasi energi dan tegangan akhir kapasitor yang terbaca oleh sensor INA 219.
Penghitungan nilai kapasitansi kapasitor pada serial monitor ditunjukkan pada Gambar
2.11.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 11 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 10 Pembacaan nilai kapasitansi kapasitor pada serial monitor

Dari Gambar 2.11 diketahui bahwa hasil pengukuran kapasitansi kapasitor saat diberi
arus tetap sebesar 1000 mA selama 10 detik adalah 0.87 Farad. Adapun nilai error nya
sebesar -0.06 dari nilai sebenarnya. Pengujian kembali dilakukan dengan 10 percobaan
dengan pemberian arus tetap mulai dari 100 mA sampai dengan 1000mA.
Tabel 2. 2 Tabel pengujian pengukuran kapasitor metode arus pengisian tetap

Tegangan
Arus
Arus rata-rata akhir C C Selisih
tetap Error (%)
pembacaan kapasitor terbaca terbaca C (mF)
(mA)
sensor (mA) pembacaan (mF) (mF)
sensor (V)
100 101.44 1.22 0.83 0.84 -0.01 0.012
200 204.98 2.51 0.82 0.84 -0.02 0.024
300 302.25 3.63 0.83 0.84 -0.01 0.012
400 402.68 4.86 0.83 0.84 -0.01 0.012
500 503.12 5.9 0.85 0.84 0.01 -0.012
600 604.33 7,19 0.84 0.84 0 0.000
700 706.69 8.32 0.85 0.84 0.01 -0.012
800 807.35 9.56 0.84 0.84 0 0.000
900 910.31 10.69 0.85 0.84 0.01 -0.012
1000 1010.32 11.58 0.87 0.84 0.03 -0.036
Rata-rata Error -0.001

Dari Tabel 2.2 diketahui bahwa nilai rata- rata error perhitungan hanya sebesar -
0.001 dari nilai kapasitansi sebenarnya, Sehingga dari pengujian tersebut peneliti

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 12 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
mempunyai kesimpulan bahwa nilai error tersebut sudah cukup untuk dapat dijadikan
sebagai acuan nilai kapasitansi kapasitor pada alat.

2.2.3 Pengujian Nilai Hambatan Total pada Alat Las Titik


Nilai dari hambatan total sebenarnya ialah 20 mOhm. Dari nilai sebenarnya tersebut
dibandingkan dengan nilai yang telah dihitung oleh program berdasarkan akuisisi data
tegangan dan arus dari sensor INA 219 selama 10 detik secara realtime. Dan
Mikrokontroler menghitung nilai rerata arus dan rerata tegangan dari akumulasi nilai
pembacaan sensor. Nilai dari rerata arus dan rerata tegangan tersebut diambil untuk
mendapatkan nilai hambatan total dari alat las titik. Penghitungan nilai hambatan total pada
alat las titik ditunjukkan pada Gambar 2.12

Gambar 2. 11 Pembacaan nilai hambatan total pada serial monitor

Dari Gambar 2.12 diketahui bahwa hasil pengukuran hambatan total dengan tegangan
0.01 Volt selama 10 detik adalah 29.08 Ohm. Adapun nilai error nya sebesar -0.06 dari
nilai sebenarnya. Pengujian kembali dilakukan dengan 10 kali percobaan dengan arus rerata
sensor 600 mA. Pengujian tersebut disajikan pada Tabel 2.3.

Tabel 2. 3 Tabel pengujian pengukuran hambatan total variasi tegangan.


Tegangan Tegangan R
rerata sensor multimeter Arus rerata R sebenarnya terbaca Selisih R Error
(V) (V) sensor (mA) (mOhm) (mOhm) (mOhm) (%)
0.0100 0.0141 600 23.50 22.39 1.11 4.96
0.0100 0.0144 591 24.37 22.39 1.98 8.82

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 13 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
0.0100 0.0143 597 23.95 22.39 1.56 6.98
0.0100 0.0142 601 23.63 22.39 1.24 5.53
0.0100 0.0141 599 23.54 22.39 1.15 5.13
0.0100 0.0141 600 23.50 22.39 1.11 4.96
0.0100 0.0144 591 24.37 22.39 1.98 8.82
0.0100 0.0143 597 23.95 22.39 1.56 6.98
Rata-rata error pengukuran 6.28

Dari Tabel 2.3 diketahui bahwa nilai rata- rata error pengukuran sebesar 6.28 dari
nilai hambatan total sebenarnya, Sehingga dari pengujian tersebut peneliti mempunyai
kesimpulan bahwa nilai error tersebut sudah cukup untuk dapat dijadikan sebagai acuan
nilai hambatan total pada alat.

2.4 PENGUJIAN KONTROL SINYAL PEMICUAN


Pengujian kontrol sinyal pemicuan MOSFET memiliki 2 garis besar. Yang pertama
yaitu pengujian sinyal untuk membandingkan nilai lebar sinyal yang dihitung oleh
mikrokontroler dengan lebar sinyal sebenarnya yang dilihat pada osiloskop. Dan yang
kedua ialah pengujian fungsi status dan counter untuk menampilkan dan menghitung sinyal
yang berhasil digunakan dalam pengelasan.

2.4.1 Pengujian Sinyal


Sinyal keluaran yang dikeluarkan oleh mikrokontroler ke MOSFET akan tampil pada
menu LCD bersamaan saat tombol trigger ditekan. Nilai sinyal tersebut kemudian
dibandingkan dengan sinyal yang tampak pada osiloskop. Skenario pengujian sinyal adalah
dengan menghubungkan probe / kabel output osiloskop pada pin 3 Arduino Nano dengan
tegangan masukan 15 Volt dari kapasitor. Hal ini karena pin 3 berfungsi sebagai pin sinyal
keluaran pemicuan MOSFET. Kemudian peneliti menghubungkan elektroda dengan strip
baterai, saat tombol trigger ditekan maka akan terbentuk lebar pulsa pada tampilan
osiloskop. Lalu, bandingkan hasilnya dengan nilai pulsa yang dikirim oleh mikrontroler.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 14 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
\
Gambar 2. 12 Lebar pulsa pada tampilan osiloskop

Gambar 2. 13 Nilai pulsa yang dikirim oleh mikrokontroler

Dari Gambar 2.13 dan Gambar 2.14 terlihat lebar pulsa yang ditampilkan pada
osiloskop sebesar 18.04 dan pulsa yang dikirim oleh mikrokontroler sebesar 18.01 sehingga
error pulsa yang dihasilkan sebesar -0.16. Adapun nilai 18,01 yang diperoleh oleh
mikrokontroler didapat dari perhitungan rumus (3.1):
−𝑅𝐶 2𝐸
𝑡 (𝑉𝑜) = ln (1 − ) (𝑠)
2 𝐶𝑉𝑜 2
Nilai R diketahui dalam kalibrasi sebelumnya sebesar 0.02 Ohm, C sebesar 0.93
Farad, energi masukan sebesar 100 Joule dan tegangan kapasitor saat tombol trigger
ditekan sebesar 15.85 V, sehingga didapat
(−0.02)(0.93) 2(100)
𝑡 (𝑉𝑜) = ln (1 − ) (𝑠)
2 (0.93)(15.85)2
𝑡 (𝑉𝑜) = 0.0093 ln(0.14) (𝑠)
𝑡 (𝑉𝑜) = 0.01801(𝑠)
𝑡 (𝑉𝑜) = 18.01(𝑚𝑠)
Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali untuk memastikan apakah sinyal yang
dikirim oleh mikrokontroler sama dengan sinyal yang diterima oleh MOSFET. Adapun
perbandingan pengujian ini ditunjukkan pada Tabel 2.4.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 15 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tabel 2. 4 Tabel perbandingan nilai pulsa pada osiloskop dengan nilai yang dikirim oleh mikrokontroler
dalam s.
Tegangan
Energi Kapasitor Sinyal Sinyal Selisih Error(%)
(Joule) (Volt) Mikrokontroler (ms) Osiloskop (s) (ms)
10 15.64 857 870 -13 -1.52
20 15.9 1733 1760 -27 -1.56
30 15.89 2743 2770 -27 -0.98
40 15.88 3880 3920 -40 -1.03
50 15.88 5169 5220 -51 -0.99
60 15.9 6636 6680 -44 -0.66
70 15.87 8464 8600 -136 -1.61
80 15.92 10562 10700 -138 -1.31
90 15.9 13476 13600 -124 -0.92
100 15.88 17791 18000 16391 -1.17
Rata-rata error pembacaan sinyal s -1.17
Berdasarkan Tabel 2.4, dapat dilihat terdapat error pembacaan sinyal s hanya
sebesar -1.17. Sehingga dari besarnya persentase error, peneliti mempunyai kesimpulan
bahwa nilai error tersebut sudah cukup untuk dapat dijadikan sebagai acuan pengiriman
sinyal pulsa pada MOSFET.

2.4.2 Pengujian Status dan Counter


Status dan counter merupakan fitur dari alat las titik ini. Skenario pengujiannya
adalah pengguna menghubungkan elektroda dengan strip baterai dan menekan tombol
trigger. Mode akan menampilkan “SUKSES” atau “GAGAL” seta counter akan
menghitung atau tidak menghitung apabila melihat kondisi kecukupan energi kapasitor
dengan mengetahui nilai X dari rumus (3.2):
2𝐸
𝑋 = 1−
𝐶𝑉𝑜 2
Apabila nilai X berada pada rentang 0 < X <=1, maka hal tersebut menunjukan
kondisi kecukupan energi kapasitor dan sinyal pulsa akan dikirim ke MOSFET untuk
melakukan pengelasan sehingga menampilkan “SUKSES” pada mode dan mulai
menghitung pada counter. Kondisi ini ditampilkan pada LCD seperti pada Gambar 4.15.

Gambar 2. 14 Tampilan LCD ketika melakukan pengelasan

Sebaliknya dari poin sebelumnya, apabila nilai X berada pada rentang X < 0 atau X
≥ 1, maka hal tersebut menunjukan kondisi ketidakkecukupan energi kapasitor. Sehingga

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 16 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
mikrokontroler tidak mengirimkan sinyal pulsa ke MOSFET dan tidak akan melakukan
pengelasan sehingga menampilkan “GAGAL” pada mode dan tidak akan menghitung pada
counter. Kondisi ini ditampilkan pada LCD seperti pada Gambar 4.16.

Gambar 2. 15 Tampilan LCD ketika gagal melakukan pengelasan

Sehingga diperlukan pengujian pengelasan dengan memperhatikan kondisi nilai X.


Pengujian ini dilakukan dengan variasi energi dengan tegangan yang tetap dan variasi
tegangan dengan energi yang tetap seperti pada Tabel 2.5 dan Tabel 2.6
Tabel 2. 5 Pengujian nilai X dengan variasi energi dan tegangan tetap
Energi C Rtotal
(Joule) V (Volt) (Farad) (Ohm) X T (s) Status Counter
40 13 0.93 0.02 0.49 0.01 SUKSES 1
50 13 0.93 0.02 0.36 0.01 SUKSES 2
60 13 0.93 0.02 0.24 0.01 SUKSES 3
70 13 0.93 0.02 0.11 0.02 SUKSES 4
80 13 0.93 0.02 -0.02 - GAGAL 4
90 13 0.93 0.02 -0.15 - GAGAL 4
100 13 0.93 0.02 -0.27 - GAGAL 4
Dari Tabel 2.5 diketahui ketika energi masukan sebesar 40 Joule hingga 70 Joule
dengan tegangan masukan kapasitor 13 Volt mampu mengirim sinyal pulsa ke MOSFET.
Hal ini dikarenakan ketika energi masukan sebesar 40 Joule hingga 70 Joule, nilai X sudah
bernilai positif sehingga memenuhi kondisi kecukupan kapasitor. sehingga menampilkan
tampilan “SUKSES” dan counter mulai menghitung. Tetapi ketika energi masukan sudah
sebesar 80 Joule sinyal pulsa sudah tidak mengirim lagi. Hal ini dikarenakan ketika energi
80 Joule, nilai X sudah bernilai minus sehingga tidak memenuhi kondisi kecukupan
kapasitor.
Tabel 2. 6 Pengujian nilai X dengan variasi tegangan dan energi tetap
Energi C Rtotal
(Joule) V (Volt) (Farad) (Ohm) X T (s) Status Counter
70 5 0.93 0.02 -5.02 - GAGAL 0
70 7 0.93 0.02 -2.07 - GAGAL 0
70 9 0.93 0.02 -0.86 - GAGAL 0
70 11 0.93 0.02 -0.24 - GAGAL 0
70 13 0.93 0.02 0.11 0.02 SUKSES 1
70 15 0.93 0.02 0.33 0.01 SUKSES 2

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 17 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Dari Tabel 2.6 energi masukan sebesar 70 Joule tetapi tegangan masukan kapasitor
yang bervariasi. Pada saat tegangan kapasitor bernilai 5 Volt hingga 11 Volt sinyal pulsa
tidak mengirim ke MOSFET. Hal ini dikarenakan ketika tegangan kapasitor bernilai 5 Volt
hingga 11 Volt, nilai X masih bernilai minus sehingga tidak memenuhi kondisi kecukupan
kapasitor. Tetapi ketika tegangan masukan kapasitor sudah sebesar 13 Volt Joule sinyal
pulsa sudah dapat dikirim ke MOSFET sehingga menampilkan tampilan “SUKSES” dan
counter mulai menghitung. Hal ini dikarenakan ketika tegangan masukan kapasitor sudah
sebesar 13, nilai X sudah bernilai positif sehingga memenuhi kondisi kecukupan kapasitor.
Dari pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi nilai X dapat bekerja dengan
baik sehingga hanya melakukan pengelasan apabila nilai X berada pada rentang 0 < X <=1.

2.5 PENGUJIAN SISTEM PROTEKSI


Sistem proteksi dibutuhkan untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan pada alat
las titik. Adapun sistem proteksi ini melindungi agar suhu MOSFET konverter pengisian
daya kapasitor ini dapat terpantau secara langsung setiap waktunya. Sehingga sistem ini
perlu diuji ketika keandalannya dengan melakukan beberapa pengujian.

2.5.1 Pengujian Sensor Suhu pada MOSFET Konverter Pengisian Daya Kapasitor
Pengujian suhu MOSFET dengan mengukur nilai suhu sebenarnya pada MOSFET
menggunakan fluke laser dan membandingkannya dengan nilai yang dibaca oleh program
yang ditampilkan pada serial monitor seperti pada Gambar 2.17

Gambar 2. 16 Program pembacaan suhu oleh serial monitor

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 18 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Adapun percobaan pengujian suhu dilakukan dengan 8 variasi dengan
membandingkan nilai yang tertera pada display fluke laser dengan nilai yang tertera pada
serial monitor seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.7
Tabel 2.7 Perbandingan nilai pada fluke laser dengan nilai pada serial monitor
Suhu pada Fluke Suhu pada Serial Selisih (0C) Rentang Error
Laser (0C) Monitor (0C) (%)
25.13 25.9 -0.77 -0.03
35.32 36.12 -0.8 -0.02
45.32 46.3 -0.98 -0.02
55.56 56.4 -0.84 -0.02
65.15 66.3 -1.15 -0.02
75.21 76.4 -1.19 -0.02
85.22 87 -1.78 -0.02
Rata-rata error pembacaan sensor LM35 -0.02

Berdasarkan Tabel 2.7, dapat dilihat terdapat error pengukuran sensor suhu sebesar -
0.02. Kesalahan pengukuran ini diperoleh karena beberapa hal seperti, faktor komponen,
ketelitian algoritma pemrograman, dan kondisi lingkungan. Namun dari besarnya
persentase error, peneliti mengambil kesimpulan bahwa sensor yang dibuat dalam
penelitian ini sudah cukup untuk dapat dijadikan sebagai acuan nilai data sensor.

2.5.1 Pengujian Sistem Proteksi Suhu MOSFET Konverter Pengisian Daya Kapasitor
Adapun fungsi sistem proteksi ini adalah untuk menjaga kondisi MOSFET agar tidak
terjadi kerusakan yang mengganggu pengelasan. Adapun kondisi MOSFET yang tidak
diinginkan apabila suhu lebih besar dari 700 yang mampu mengganggu kinerja alat las titik.

Gambar 2. 17 Program sistem proteksi

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 19 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Langkah selanjutnya adalah peneliti mengunggah program sistem proteksi seperti
pada Gambar 4.18. Kemudian peneliti menyalakan program las titik dan kemudian
membiarkan suhu MOSFET hingga mencapai nilai lebih besar dari 700 Celsius seperti yang
ditunjukkan pada serial monitor pada Gambar 4.19.

Gambar 2. 18 Serial monitor ketika suhu MOSFET bernilai 700 Celsius

Dari Gambar 4.19 sudah diketahui nilai suhu MOSFET sudah lebih besar lebih besar
dari 700 Celsius sehingga akan muncul peringatan “PERINGATAN: SUHU MOSFET
KONVERTER TERLALU PANAS”. Seperti pada Gambar 4.22

Gambar 2. 19 Peringatan ketika pembacaan suhu > 700 Celsius

Gambar 4.20 merupakan tampilan pada LCD 20x4 ketika panas MOSFET berlebihan
yang mengganggu kinerja dari alat las titik. Ketika tampilan peringatan tersebut keluar,
maka segala aktivitas pengelasan baik operasi maupun kalibrasi akan dihentikan sementara
sampai suhu MOSFET kembali normal.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 20 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 20 Tampilan LCD ketika suhu kembali normal

Gambar 2.21 menunjukkan ketika suhu MOSFET kembali normal. Sehingga LCD
menampilkan menu operasi dan kalibrasi kembali sehingga aktivitas pengelasan dapat
dilanjutkan kembali.
Dari percobaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi sistem proteksi dengan
panas MOSFET yang berlebihan dapat berfungsi dengan baik.

2.6 PENGUJIAN PENGELASAN


Pengujian ini merupakan tahap terakhir dari semua percobaan untuk melakukan
pengelasan titik. Adapun skenario pengelasan dimulai dari pengaturan energi yang akan
dikeluarkan mulai dari 10 Joule sampai dengan 100 Joule dengan tegangan masukan
kapasitor sebesar 10 Volt dan 15 Volt. Objek yang digunakan untuk pengelasan yaitu strip
plat dengan tebal 0,10 mm, 0,12 mm 0,15 mm dan 0,25 mm.

2.4.1 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,10 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 10 Volt pada plat setebal 0,10 mm. Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.8.
Tabel 2. 8 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,10 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T (s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)

10 10 9 0.93 0.02 934 BAIK


20 10 7.72 0.93 0.02 1973 BAIK
30 10 6.23 0.93 0.02 3143 BAIK
40 10 8.94 0.93 0.02 4496 BAIK
50 10 - 0.93 0.02 6101 GAGAL
Dari Tabel 2.8 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 30
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Sedangkan saat energi masukan sebesar 40 Joule

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 21 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasannya baik. Saat energi dinaikkan
50 Joule pengelasan gagal dikarenakan sinyal pulsa (t) tidak dikirim oleh mikrokontroler
karena tidak mencukupi kondisi kecukupan kapasitor.

2.4.2 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,10 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule tetapi
dengan tegangan masukan kapasitor sebesar 15 Volt pada plat setebal 0,10 mm. Adapun
pengujian ini dilakukan seperti pada Tabel 4.10.
Tabel 2. 94 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,10 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T (s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 15 14.2 0.93 0.02 934 BAIK
20 15 13.5 0.93 0.02 1973 BAIK
30 15 12.72 0.93 0.02 3143 BAIK
40 14.98 11.86 0.93 0.02 4496 BAIK
50 14.95 10.85 0.93 0.02 6101 BAIK
60 15.02 9.9 0.93 0.02 7891 BAIK
70 15 8.71 0.93 0.02 10284 BAIK
80 15 7.52 0.93 0.02 13454 BAIK
90 15 13.26 0.93 0.02 18299 BAIK
100 15 7.9 0.93 0.02 29006 BAIK

Dari Tabel 2.9 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 100
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasan baik. Dari beberapa
pengujian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengelasan pada plat setebal 0,10 mm
baik dilakukan saat tegangan kapasitor sebesar 10 sampai dengan 15 Volt.

2.4.3 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,12 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 10 Volt pada plat setebal 0,12 mm. Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.11.
Tabel 2. 10Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,12 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T ( s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 10 9 0.93 0.02 934 BURUK

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 22 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
20 10 7.72 0.93 0.02 1973 BURUK
30 10 6.23 0.93 0.02 3143 BURUK
40 10 8.94 0.93 0.02 4496 BAIK
50 10 - 0.93 0.02 6101 GAGAL

Dari Tabel 2.10 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 30
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Sedangkan saat energi masukan sebesar 40 Joule
sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasannya baik. Saat energi dinaikkan
50 Joule pengelasan gagal dikarenakan sinyal pulsa (t) tidak dikirim oleh mikrokontroler
karena tidak mencukupi kondisi kecukupan kapasitor.

2.4.4 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,12 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule tetapi
dengan tegangan masukan kapasitor sebesar 15 Volt. pada plat setebal 0,12 mm Adapun
pengujian ini dilakukan seperti pada Tabel 2.11.
Tabel 2. 11 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,12 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T (s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 15 14.2 0.93 0.02 934 BURUK
20 15 13.5 0.93 0.02 1973 BAIK
30 15 12.72 0.93 0.02 3143 BAIK
40 14.98 11.86 0.93 0.02 4496 BAIK
50 14.95 10.85 0.93 0.02 6101 BAIK
60 15.02 9.9 0.93 0.02 7891 BAIK
70 15 8.71 0.93 0.02 10284 BAIK
80 15 7.52 0.93 0.02 13454 BAIK
90 15 13.26 0.93 0.02 18299 BAIK
100 15 7.9 0.93 0.02 29006 BAIK

Dari Tabel 2.11 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sudah mampu
melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak mampu menempelkan
plat dengan baik. Akan tetapi, saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 20 Joule
sampai 100 Joule sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasan baik. Dari
beberapa pengujian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengelasan pada plat setebal
0,12 mm paling baik dilakukan saat tegangan kapasitor sebesar 15 Volt dengan energi 20
sampai dengan 100 Joule.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 23 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.4.5 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,15 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 10 Volt pada plat setebal 0,15 mm. Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.12.
Tabel 2. 12Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,15 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T ( s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 10 9 0.93 0.02 934 BURUK
20 10 7.72 0.93 0.02 1973 BURUK
30 10 6.23 0.93 0.02 3143 BURUK
40 10 8.94 0.93 0.02 4496 BAIK
50 10 - 0.93 0.02 6101 GAGAL
Dari Tabel 2.12 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 30
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Sedangkan saat energi masukan sebesar 40 Joule
sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasannya baik. Saat energi dinaikkan
50 Joule pengelasan gagal dikarenakan sinyal pulsa (t) tidak dikirim oleh mikrokontroler
karena tidak mencukupi kondisi kecukupan kapasitor.

2.4.6 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,15 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule tetapi
dengan tegangan masukan kapasitor sebesar 15 Volt. pada plat setebal 0,15 mm Adapun
pengujian ini dilakukan seperti pada Tabel 2.13.
Tabel 2. 13 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,15 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T (s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 15 14.2 0.93 0.02 934 BURUK
20 15 13.5 0.93 0.02 1973 BURUK
30 15 12.72 0.93 0.02 3143 BAIK
40 14.98 11.86 0.93 0.02 4496 BAIK
50 14.95 10.85 0.93 0.02 6101 BAIK
60 15.02 9.9 0.93 0.02 7891 BAIK
70 15 8.71 0.93 0.02 10284 BAIK
80 15 7.52 0.93 0.02 13454 BAIK
90 15 13.26 0.93 0.02 18299 BAIK
100 15 7.9 0.93 0.02 29006 BAIK

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 24 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Dari Tabel 2.13 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 20
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Akan tetapi, saat energi masukan untuk pengelasan
sebesar 30 Joule sampai 100 Joule sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil
pengelasan baik. Dari beberapa pengujian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
pengelasan pada plat setebal 0,15 mm paling baik dilakukan saat tegangan kapasitor sebesar
15 Volt dengan energi 30 sampai dengan 100 Joule.

2.4.6 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,25 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 10 Volt pada plat setebal 0,25 mm. Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.14.
Tabel 2. 14 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,25 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T ( s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 10 9 0.93 0.02 934 BURUK
20 10 7.72 0.93 0.02 1973 BURUK
30 10 6.23 0.93 0.02 3143 BURUK
40 10 8.94 0.93 0.02 4496 BURUK
50 10 - 0.93 0.02 6101 GAGAL

Dari Tabel 2.14 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 40
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Sedangkan saat energi dinaikkan 50 Joule
pengelasan gagal dikarenakan sinyal pulsa (t) tidak dikirim oleh mikrokontroler karena
tidak mencukupi kondisi kecukupan kapasitor.

2.4.8 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,25 mm

Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule tetapi dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 15 Volt. pada plat setebal 0,25 mm Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.15.
Tabel 2. 15 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,25 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T ( s) Hasil Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 15 14.2 0.93 0.02 934 BURUK

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 25 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
20 15 13.5 0.93 0.02 1973 BURUK
30 15 12.72 0.93 0.02 3143 BURUK
40 14.98 11.86 0.93 0.02 4496 BURUK
50 14.95 10.85 0.93 0.02 6101 BURUK
60 15.02 9.9 0.93 0.02 7891 BURUK
70 15 8.71 0.93 0.02 10284 BURUK
80 15 7.52 0.93 0.02 13454 BURUK
90 15 13.26 0.93 0.02 18299 BURUK
100 15 7.9 0.93 0.02 29006 BURUK

Dari Tabel 2.15 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 100
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Dari beberapa pengujian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil pengelasan pada plat setebal 0,25 mm tidak menghasilkan
pengelasan yang baik pada setiap energi.
Sehingga kesimpulan dari semua percobaan pengelasan plat setebal 0,10, 0,12, 0,15
dan 0,25 adalah semakin tebal plat yang ingin dilas maka membutuhkan energi dan
tegangan masukan kapasitor yang besar pula.

2.7 PENGUJIAN KONVERTER HALF-BRIDGE TANPA UMPAN BALIK


TEGANGAN
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performa konverter DC-DC tipe Half-
bridge yang sudah dirancang dengan dibebani resistor tanpa umpan balik tegangan.
Pengaturan duty cycle dilakukan manual dengan suplai tegangan DC eksternal.

2.7.1 Pengujian Beban Resistor Variasi Duty Cycle = 5%


Pada Gambar 4.10, dilakukan pengujian gelombang tegangan keluaran konverter
DC-DC tipe half-bridge menggunakan osiloskop OWON. Selain itu, pengukuran nilai
tegangan keluaran juga dilakukan dengan meletakan probe multimeter digital SANWA
PC5000 pada titik positif dan netral keluaran konverter.
Pada pengujian ini, dilakukan tiga variasi pengaturan duty cycle gelombang PWM
keluaran IC TL494. Dari tiga variasi duty cycle tersebut, diamati pula tegangan keluaran
konverter DC-DC half-bridge saat dibebani dengan variasi nilai beban resistor.
Hasil pengamatan gelombang PWM keluaran IC TL494 dengan duty cycle 5%
adalah sebagai berikut:

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 26 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 4.12 Gelombang sinyal PWM, duty cycle = 5%. v/div = 5 V, T/div = 10 µs

Pada Gambar 4.12, pengaturan duty cycle sinyal PWM keluaran IC TL494 sebesar
5% dengan suplai tegangan DC eksternal. Sementara itu, bentuk gelombang tegangan DC
keluaran pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan variasi
duty cycle 5% beban resistor 15 Ω sebagai berikut.

Referensi 0,8 div

Gambar 4.13 Gelombang tegangan keluaran, D = 5% beban 15 W. v/div = 5 V, T/div = 100 ms

Pada Gambar 4.13 besar tegangan pada layar osiloskop adalah 0,8 div vertikal,
dapat dihitung besaran tegangan adalah:

VDC = 0,8 div x 5 v/div


= 4 volt
Tegangan yang terbaca pada multimeter digital adalah 4,06 volt. Terdapat perbedaan
hasil pengamatan osiloskop dan multimeter disebabkan skala pengukuran osiloskop yang

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 27 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
terlalu besar sehingga terjadi kurangnya ketelitian terhadap pengamatan nilai pada
gelombang tegangan. Pengujian kembali dilakukan dengan memvariasikan besaran beban
resistor pada output konverter. Data pengukuran dapat dilihat pada tabel pada Tabel 4.2
sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan D= 5%

Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 5 15,2 306,90 0,02 4,06 0,12
2 5 7,6 306,90 0,02 2,82 0,23
3 5 5,1 306,80 0,03 2,36 0,29
4 5 3,9 306,70 0,03 2,15 0,36
5 5 3,1 306,50 0,03 2,01 0,42
6 5 2,5 306,50 0,04 1,89 0,48
7 5 2,0 306,50 0,04 1,80 0,54
8 5 1,8 306,50 0,04 1,73 0,59
9 5 1,6 306,40 0,04 1,68 0,64
10 5 1,4 306,30 0,04 1,63 0,69
Tabel 4.2 menunjukkan nilai tegangan masukan dan keluaran dari konverter half-
bridge variasi duty cycle PWM 5%. Hubungan duty cycle dengan beban adalah berbanding
terbalik. Semakin kecil beban pada konverter half-bridge maka semakin besar duty cycle
yang dihasilkan.
Saat nilai beban resistor semakin mengecil maka daya keluaran konverter membesar
dan menyebabkan tegangan keluaran konverter menurun. Hal ini dikarenakan duty cycle
pemicuan yang tetap karena tidak adanya sistem umpan balik pada pengujian ini. Selain
itu, arus yang semakin meningkat saat bertambahnya beban resistor mengakibatkan
tegangan jatuh pada komponen sisi output semakin besar.
Sementara itu, grafik di bawah ini menunjukkan perubahan tegangan keluaran
pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge variasi duty cycle 5% terhadap penambahan
beban resistor secara bertingkat dengan cara disusun paralel.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 28 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Grafik tegangan keluaran dengan umpan balik
D = 5%
4.50
Tegangan Keluaran (V) 4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)

Gambar 4.14 Grafik tegangan keluaran tanpa umpan balik tegangan, D = 5%

Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.14 menunjukkan saat penambahan beban dari
15,2 Ω menjadi 7,6 Ω, terdapat penurunan tegangan keluaran sebesar 1,24 V. Pada saat
penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih tegangan DC keluaran sebesar
0,46 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω, terdapat penurunan tegangan
sebesar 0,21 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi 3,1 Ω, terdapat penurunan
tegangan sebesar 0,14 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω menjadi 2,5 Ω, terdapat
penurunan tegangan sebesar 0,12 V. Pada saat penambahan beban 2,5 Ω menjadi 2,0 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,09 V. Pada saat penambahan beban 2,0 Ω menjadi
1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,07 V. Pada saat penambahan beban 1,8 Ω
menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,05 V. Sementara itu, saat
penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,07 V.
Berdasarkan Tabel 4.2 dan penguraian selisih tegangan, perhitungan rata-rata selisih
tegangan pengujian tegangan keluaran konverter half-bridge D= 5% adalah:

V 
 V (4.3)
n
1,24  0,46  0,21  0,14  0,12  0,09  0,07  0,05  0,07
V   0,47 V
9
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter half-bridge kondisi
tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 5% tiap penambahan 15 Ω resistor adalah
0,47 V.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 29 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.7.2 Pengujian Beban Resistor Variasi Duty Cycle = 25%
Gelombang PWM IC TL494 dengan duty cycle 25% pada pengujian konverter DC-
DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan sebagai berikut:

2,8 div
Referensi

Gambar 4.15 Gelombang sinyal PWM, duty cycle = 15%. v/div = 5 V, T/div = 10 µs

Pada Gambar 4.15, pengaturan duty cycle sinyal PWM keluaran IC TL494 sebesar
25% dilakukan dengan suplai tegangan DC eksternal. Berdasarkan Persamaan 2.1, maka
nilai tegangan keluaran konverter half-bridge saat variasi duty cycle 25%, dengan
parameter nilai tegangan masukan konverter sesuai dengan hasil pengujian penyearah
gelombang penuh yaitu 320 V, jumlah lilitan primer trafo sebanyak 182 lilitan, dan jumlah
lilitan primer trafo sebanyak 133 lilitan dihitung sebagai berikut:

 4
VR  320 . .0,25 ,9,4 V
 34 

Sementara itu, bentuk gelombang tegangan DC keluaran pengujian konverter DC-


DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 25% beban resistor 15
Ω sebagai berikut.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 30 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Referensi 2 div

Gambar 4.16 Gelombang tegangan keluaran, D = 15% beban 15 W. v/div = 5 V, T/div = 100 ms

Pada Gambar 4.16, terlihat konverter DC-DC tipe half-bridge dengan variasi duty
cycle 15% sudah menghasilkan gelombang tegangan DC murni dengan sedikit ripple.
Besarnya tegangan yaitu sebesar 2 div vertikal sehingga dapat dihitung besaran tegangan
keluaran menggunakan probe dengan faktor pengali x10 adalah:

VDC = 2 div x 5 v/div x 10


= 10 volt

Tegangan yang terbaca pada multimeter digital adalah sebesar 9,69 volt. Dengan
memvariasikan besaran beban resistor pada pengujian dan perhitungan tegangan keluaran
konverter terhadap fluktuasi tegangan masukan konverter, didapat data pada Tabel 4.3
sebagai berikut.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 31 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tabel 4.3 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan D=25%

Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 25 15,2 302,20 0,04 9,69 0,44
2 25 7,6 300,30 0,04 7,36 0,67
3 25 5,1 398,80 0,07 7,20 0,92
4 25 3,9 298,70 0,10 6,90 1,21
5 25 3,1 299,80 0,11 6,78 1,50
6 25 2,5 299,80 0,15 6,60 1,76
7 25 2 299,80 0,20 6,48 1,99
8 25 1,8 299,80 0,21 6,40 2,32
9 25 1,6 299,40 0,23 6,35 2,51
10 25 1,4 299,40 0,25 6,29 2,72
Tabel 4.3 menunjukkan data pengujian dan perhitungan konverter half-bridge
variasi duty cycle PWM 25%. Saat nilai beban resistor semakin mengecil maka daya
keluaran konverter membesar dan menyebabkan tegangan keluaran konverter menurun.
Hal ini dikarenakan duty cycle pemicuan yang tetap karena tidak adanya sistem umpan
balik pada pengujian ini. Selain itu, arus yang semakin meningkat saat bertambahnya beban
resistor mengakibatkan tegangan jatuh pada komponen sisi output semakin besar.
Sementara itu, Gambar 4.16 menunjukkan grafik perubahan tegangan keluaran
pengujian variasi duty cycle 25% terhadap penambahan beban resistor.

Grafik tegangan keluaran dengan umpan balik


D = 25%
12.00
Tegangan Keluaran (V)

10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)

Gambar 4.17 Grafik tegangan keluaran tanpa umpan balik tegangan, D = 25%
Tabel 4.3 dan Gambar 4.17 menunjukkan saat penambahan beban dari 15,2 Ω
menjadi 7,6 Ω, terdapat penurunan tegangan keluaran sebesar 2,33 V. Pada saat
penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih tegangan DC keluaran sebesar

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 32 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
0,,16 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω, terdapat penurunan tegangan
sebesar 0,30 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi 3,1 Ω, terdapat penurunan
tegangan sebesar 0,12 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω menjadi 2,5 Ω, terdapat
penurunan tegangan sebesar 0,18 V. Pada saat penambahan beban 2,5 Ω menjadi 2,0 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,08 V. Pada saat penambahan beban 2,0 Ω menjadi
1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,05 V. Pada saat penambahan beban 1,8 Ω
menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,05 V. Sementara itu, saat
penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,06.
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dan uraian selisih tegangan di atas, didapatkan nilai
rata-rata selisih tegangan pengujian tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge
kondisi tanpa umpan balik tegangan dengan variasi duty cycle 25% sebagai berikut:

2,33  0,16  0,30  0,12  0,18  0,12  0,08  0,05  0,06


V   0,37 V
9

Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-
bridge kondisi tanpa umpan balik tegangan dengan variasi duty cycle 25% tiap penambahan
15 W beban resistor adalah 7,74 V.

2.7.3 Pengujian Beban Resistor Variasi Duty Cycle = 45%


Pada Gambar 4.10, dilakukan pengujian gelombang tegangan keluaran konverter
DC-DC tipe half-bridge menggunakan osiloskop OWON. Selain itu, pengukuran nilai
tegangan keluaran juga dilakukan dengan meletakan probe multimeter digital SANWA
PC5000 pada titik positif dan netral keluaran konverter.
Pada pengujian ini, dilakukan tiga variasi pengaturan duty cycle gelombang PWM
keluaran IC TL494. Dari tiga variasi duty cycle tersebut, diamati pula tegangan keluaran
konverter DC-DC half-bridge saat dibebani dengan variasi nilai beban resistor.
Hasil pengamatan sinyal gelombang PWM keluaran IC TL494 pada tampilan
osiloskop dengan duty cycle 45% sebagai berikut:

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 33 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2,8 div
Referensi

3,3 div

Gambar 4.17 Gelombang sinyal PWM IC TL494, D = 45% beban 15 Ω. v/div =5 V, T/div = 10 µs

Pada Gambar 4.17, pengaturan duty cycle 45% dengan suplai tegangan DC eksternal.
Berdasarkan Persamaan 2.1, maka nilai tegangan keluaran konverter half-bridge saat
variasi duty cycle 45% , dengan parameter nilai tegangan masukan konverter sesuai dengan
hasil pengujian penyearah gelombang penuh yaitu 320 V, jumlah lilitan primer trafo
sebanyak 34 lilitan, dan jumlah lilitan primer trafo sebanyak 4 lilitan dihitung sebagai
berikut:
 3
VR  320 . .0,45  14,47 V
 34 

Sementara itu, bentuk gelombang tegangan DC keluaran pengujian konverter DC-


DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 45% beban resistor 15
Ω sebagai berikut.

2,9 div
Referensi

Gambar 4.18 Gelombang tegangan keluaran, D = 25% beban 15 Ω. v/div = 5 V, T/div = 100 ms

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 34 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.18 terlihat besarnya tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-
bridge tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 25% saat dibebani resistor 15 Ω yang
dapat diamati pada osiloskop yaitu sebesar 2,9 div sehingga dapat dihitung besaran
tegangan keluaran adalah:

VDC = 2,9 div x5 V/div


= 14,5 volt

Sementara itu, nilai tegangan yang terbaca pada multimeter digital adalah sebesar
14,35 volt. Dengan memvariasikan besaran beban resistor pada pengujian dan perhitungan
tegangan keluaran konverter terhadap fluktuasi tegangan masukan konverter, didapat data
pada Tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan D=45%

Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 45 15,2 306,80 0,20 14,35 0,63
2 45 7,6 303,70 0,40 13,60 1,17
3 45 5,1 301,40 0,60 13,15 1,67
4 45 3,9 299,60 0,80 12,89 2,17
5 45 3,1 298,20 0,11 12,54 2,65
6 45 2,5 297,16 0,13 12,40 3,14
7 45 2,0 296,20 0,18 12,15 3,59
8 45 1,8 296,00 0,18 12,00 4,02
9 45 1,6 295,10 0,20 11,85 4,44
10 45 1,4 294,60 0,24 11,63 4,85

Tabel 4.4 menunjukkan data pengujian konverter half-bridge variasi duty cycle
25%. Saat nilai beban resistor semakin mengecil maka daya keluaran konverter membesar
dan menyebabkan tegangan keluaran konverter menurun. Hal ini dikarenakan duty cycle
pemicuan yang tetap karena tidak adanya sistem umpan balik pada pengujian ini. Selain
itu, arus yang semakin meningkat saat bertambahnya beban resistor mengakibatkan
tegangan jatuh pada komponen sisi output semakin besar.
Sementara itu, gambar dibawah ini menunjukkan grafik perubahan tegangan
keluaran pengujian konverter half-bridge D = 25% terhadap penambahan beban resistor.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 35 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Grafik tegangan keluaran tanpa umpan balik
tegangan, D = 45%
14.20
Tegangan Keluaran (V)
14.00

13.80

13.60

13.40

13.20

13.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)

Gambar 4.19 Grafik tegangan keluaran tanpa umpan balik tegangan, D = 45%

Tabel 4.4 dan Gambar 4.19 menunjukkan saat penambahan beban dari 15,2 Ω
menjadi 7,6 Ω, terdapat penurunan tegangan keluaran sebesar 0,75 V. Pada saat
penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih tegangan DC keluaran sebesar
0,45 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω, terdapat penurunan tegangan
sebesar 0,26 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi 3,1 Ω, terdapat penurunan
tegangan sebesar 0,14 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω menjadi 2,5 Ω, terdapat
penurunan tegangan sebesar 0,25 V. Pada saat penambahan beban 2,5 Ω menjadi 2,0 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,15 V. Pada saat penambahan beban 2,0 Ω menjadi
1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,15 V. Pada saat penambahan beban 1,8 Ω
menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,15 V. Sementara itu, saat
penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,22.
Berdasarkan Tabel 4.4 dan uraian di atas, didapatkan rata-rata penurunan tegangan
pada pengujian tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge kondisi tanpa umpan
balik tegangan dengan variasi duty cycle 45% sebagai berikut:

0,75  0,45  0,26  0,35  0,14  0,25  0,15  0,15  0,22


V   0,30 V
9
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge
kondisi tanpa umpan balik tegangan dengan variasi duty cycle 45% tiap penambahan
resistor 15 Ω beban resistor adalah 0,30 V.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 36 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Berdasarkan pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik
tegangan variasi duty cycle 5%, 25%, dan 45% terlihat besaran duty cycle mempengaruhi
besar tegangan keluaran dari konverter. Pada kondisi beban yang sama, semakin besar duty
cycle membuat tegangan keluaran konverter meningkat. Dan juga pada ketiga pengujian
tersebut, tegangan keluaran konverter menjadi menurun saat nilai beban meningkat.
Sementara itu, masing-masing pengujian variasi duty cycle memiliki rata-rata
penurunan tegangan yang berbeda. Pada variasi duty cycle 5%, terdapat nilai rata-rata
penurunan tegangan sebesar 0,47 V. Pada variasi duty cycle 25% terdapat rata-rata
penurunan tegangan sebesar 0,37 V. Pada variasi duty cycle 45% terdapat rata-rata
penurunan tegangan sebesar 0,30 V. Pada ketiga pengujian konverter half-bridge variasi
duty cycle, disimpulkan semakin besar duty cycle maka tegangan keluaran yang dihasilkan
akan semakin stabil terhadap penambahan beban.

2.8 PENGUJIAN KONVERTER HALF-BRIDGE DENGAN UMPAN BALIK


TEGANGAN BEBAN RESISTOR
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performa konverter DC-DC tipe half-
bridge dengan umpan balik tegangan terhadap perubahan beban resistor. Pada Gambar
4.20, dilakukan pengamatan gelombang tegangan menggunakan osiloskop, pengujian
dilakukan dengan mengamati respon gelombang tegangan keluaran konverter dan duty
cycle PWM IC TL494 ketika dibebani resistor.

Hasil pengamatan gelombang PWM keluaran IC TL494 saat konverter dibebani


resistor 15 Ω ditunjukkan Gambar 4.21.

Referensi

Gambar 4.21 Gelombang sinyal PWM ketika dibebani resistor 15 Ω. v/div = 5 V, T/div = 10 µs

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 37 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 4.21 menunjukkan gelombang sinyal PWM ketika konverter DC-DC tipe
Half-bridge dengan umpan balik tegangan dibebani resistor 15 Ω. Osiloskop menujukkan
PWM yang dihasilkan memiliki duty cycle 4,2%. Besaran keluaran duty cycle PWM
tersebut merupakan hasil respon IC TL494 terhadap tegangan keluaran konverter ketika
dibebani resistor 15 Ω.

2,8 div
Referensi

Gambar 4.22 Gelombang tegangan keluaran, beban 15 . v/div = 20 V, T/div = 1 ms

Gambar 4.22 merupakan gelombang tegangan keluaran dari konverter DC-DC tipe
half-bridge dengan umpan balik tegangan dibebani resistor 15 Ω. Pada Gambar 4.22,
terlihat besarnya tegangan yaitu sebesar 2,8 div, dapat dihitung besaran tegangan keluaran
sebagai berikut:

VDC = 2,8 div x 5 v/div


= 14 volt

Tegangan yang terbaca pada multimeter 14,04 volt. Pengujian kembali dilakukan
dengan memvariasikan besaran beban resistor pada output konverter. Data pengukuran
dapat dilihat pada tabel pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge dengan umpan balik tegangan

Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 15,2 36,4 306,80 0,04 14,04 0,63
2 7,6 36,7 303,70 0,07 14,04 1,25
3 5,1 37,8 301,40 0,10 14,03 1,88

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 38 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
4 3,9 38,4 299,60 0,13 14,03 2,51
5 3,1 38,9 298,20 0,15 14,02 3,12
6 2,5 39,6 297,16 0,18 14,00 3,71
7 2 40,1 296,20 0,22 13,99 4,31
8 1,8 40,9 296,00 0,26 13,99 4,90
9 1,6 41,7 295,10 0,31 13,98 5,51
10 1,4 43,4 294,60 0,36 13,99 6,22
Sementara itu, Gambar 4.31 merupakan grafik tegangan keluaran konverter dengan
umpan balik tegangan terhadap penambahan beban resistor.

Grafik tegangan keluaran dengan umpan balik


tegangan
15.00
Tegangan Keluaran (V)

10.00

5.00

0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)

Gambar 4.23 Grafik tegangan keluaran konverter dengan umpan balik tegangan

Tabel 4.6 dan Gambar 4.23 menunjukkan tegangan keluaran konverter half-bridge
dengan umpan balik tegangan. Terlihat masih ada penurunan tegangan saat penambahan
beban. Penurunan tegangan ini disebabkan karena adanya offset tegangan masukan
komparator pada IC TL494 [16]. Adanya offset tegangan ini menyebabkan penurunan titik
referensi komparator pada IC TL494 yang mengakibatkan penurunan pada tegangan
keluaran konverter itu sendiri.
Pada Tabel 4.6, perubahan duty cycle PWM terhadap penambahan beban disebabkan
adanya penurunan tegangan konverter yang mempengaruhi nilai tegangan masukan pin 1
IC TL494. Kondisi ini menyebabkan komparator mempengaruhi kinerja IC TL494 untuk
mengatur PWM dengan duty cycle kerja yang lebih besar agar tegangan keluaran konverter
akan kembali stabil.
Pada saat penambahan beban dari 15,2 Ω menjadi 7,6 Ω, terdapat selisih tegangan
keluaran sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih
tegangan DC keluaran sebesar 0,03 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 39 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
3,1 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω
menjadi 2,5 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat penambahan beban
2,5 Ω menjadi 2,0 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan
beban 2,0 Ω menjadi 1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat
penambahan beban 2,0 Ω menjadi 1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada
saat penambahan beban 1,8 Ω menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V.
Sementara itu, saat penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,01
V.
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dan uraian di atas, maka didapatkan rata-rata selisih
tegangan pada pengujian tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge dengan
umpan balik tegangan sebagai berikut:

0,02  0,03  0,01  0,02  0,01  0,02  0,01  0,01  0,01


V   0,016 V
9
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter half-bridge dengan
umpan balik tegangan tiap penambahan resistor 15 Ω yang disusun seri adalah 0,016 V.
Akumulasi tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik
tegangan variasi duty cycle 5%, 15%, dan 25% beserta konverter dengan umpan balik
tegangan terhadap perubahan beban resistor.

Tabel 4.6 Akumulasi data pengujian tanpa umpan balik tegangan dan dengan umpan balik tegangan

Variasi Beban Tegangan DC Tegangan DC Rata-rata


pengujian Resistor masukkan keluaran
∆V
(Ohm) (Volt) (Volt) (Volt)
15,2 306,90 4,06
7,6 306,90 2,82
5,1 306,80 2,36
3,9 306,70 2,15
Tanpa umpan
balik 3,1 306,50 2,01
tegangan, 2,5 306,50 1,89
D = 5% 2 306,50 1,80 0,47
1,8 306,50 1,73
1,6 306,40 1,68
1,4 306,30 1,63
Tanpa umpan 15,2 302,20 9,69
balik 7,6 300,30 7,36 0,37
tegangan, 5,1 298,80 7,20

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 40 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
D = 25% 3,9 298,70 6,90
3,1 299,80 6,78
2,5 299,80 6,60
2 299,80 6,48
1,8 299,80 6,40
1,6 299,40 6,35
1,4 299,40 6,29
15,2 306,80 14,35
7,6 303,70 13,60
5,1 301,40 13,15
3,9 299,60 12,89
Tanpa umpan
balik 3,1 298,20 12,54
0,30
tegangan, 2,5 297,16 12,40
D = 45% 2 296,20 12,15
1,8 296,00 12,00
1,6 295,10 11,85
1,4 294,60 11,63
15,2 306,80 14,04
7,6 303,70 14,04
5,1 301,40 14,03
3,9 299,60 14,03
Dengan 3,1 298,20 14,02
umpan balik 0,016
tegangan 2,5 297,16 14,00
2 296,20 13,99
1,8 296,00 13,99
1,6 295,10 13,98
1,4 294,60 13,99

Dari Tabel 4.6, diperoleh grafik sebagai berikut:

Perbandingan Tegangan Keluaran Tanpa Umpan


Balik Variasi Duty Cycle dan Dengan Umpan Balik
20.00
Tegangan Keluaran (V)

15.00
10.00
5.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)

D = 5% D = 25% D = 45% Dengan Umpan Balik Tegangan

Gambar 4.24 Grafik perbandingan output konverter tanpa umpan balik dan dengan umpan balik tegangan

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 41 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.24, garis pada grafik yang mewakili tegangan keluaran konverter DC-
DC tipe half-bridge dengan umpan balik tegangan terlihat lebih stabil dibandingkan
tegangan keluaran tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 5%, 25%, dan 45%
terhadap perubahan beban.

2.8.1 Perhitungan Efisiensi Konverter Half-Bridge dengan Umpan Balik


Tegangan

Efisiensi buck converter dapat dicari dengan menghitung daya input (Pin) dan daya
output (Pout) pada buck converter dengan variasi beban anatar 50 Ω hingga 5 Ω, dengan
menggunakan Persamaan 4.6 berikut.
𝑃𝑂𝑈𝑇
𝜂= 𝑥 100 % (4.6)
𝑃𝐼𝑁
Keterangan:
Pin = Vin x Iin
Pout = Vout x Iout
Persamaan 4.6 digunakan untuk mengetahui seberapa besar efisiensi dari konverter
half-bridge dengan umpan balik tegangan pada Tugas Akhir ini. Hasil perhitungan besar
efisiensi konverter half-bridge dengan umpan balik tegangan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil perhitungan efisiensi konverter half-bridge dengan umpan balik tegangan

Beban Vin Pin Vout Iout Pout Efisiensi


No Iin (A)
(Ω) (V) (W) (V) (A) (W) (%)

1 15,2 306,80 0,04 12,27 14,04 0,63 8,85 72,08


2 7,6 303,70 0,07 21,26 14,04 1,25 17,55 82,55
3 5,1 301,40 0,10 30,14 14,03 1,88 26,38 87,51
4 3,9 299,60 0,13 38,95 14,03 2,51 35,22 90,42
5 3,1 298,20 0,15 44,73 14,02 2,89 40,52 90,58
6 2,5 297,16 0,18 53,49 14,00 3,51 49,14 91,87
7 2 296,20 0,22 65,16 13,99 4,31 60,30 92,53
8 1,8 296,00 0,26 76,96 13,99 4,90 68,55 89,07
9 1,6 295,10 0,31 91,48 13,98 5,51 77,03 84,20
10 1,4 294,60 0,36 106,06 13,99 6,22 87,02 82,05

Nilai efisiensi dari konverter hald-bridge dengan feedback tegangan memiliki


efisiensi tertinggi sebesar 92,53 % pada beban 2 Ω dan efisiensi terendah pada beban 15,2
Ω dengan efisiensi sebesar 72,08 %. Rata-rata efisiensi dari konverter hald-bridge dengan

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 42 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
feedback tegangan sebesar 86,28 %. Nilai efisiensi dari konverter hald-bridge dengan
feedback tegangan memiliki efisiensi yang tinggi dengan nilai rata-rata efisiensi hampir
tiap variasi beban diatas 82 % kecuali saat beban 15,2 Ω.

Efisiensi Konverter Half-Bridge


dengan Umpan Balik Tegangan
100.00
95.00
90.00
Efisiensi (%)

85.00
80.00
75.00
70.00
65.00
60.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Beban (W)

Gambar 4.25 Grafik hubungan efisiensi konverter half-bridge dengan feedback tegangan terhadap beban

Pada Gambar 4.25 menunjukkan grafik hubungan antara efisiensi konverter half-
bridge dengan feedback tegangan terhadap beban. Kenaikan efisiensi terjadi ketika
perubahan beban dari 8,85 W hingga beban 12,55 W. Pada beban 2 Ω hingga 1,4 Ω efisiensi
konverter half-bridge dengan feedback tegangan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
oleh rugi-rugi konverter menjadi lebih signifikan pada hambatan dalam komponen
konverter.

2.9 PENGUJIAN KONVERTER HALF-BRIDGE UNTUK PENGISIAN DAYA


KAPASITOR
Pengujian pengisian daya kapasitor ini dilakukan untuk mengetahui performa
konverter DC-DC tipe half-bridge yang sudah dirancang dengan dibebani kapasitor
elektrolitik yang menjadi penyimpanan energi pada alat las titik mikro pelepasan kapasitif.
Adapun pengujian akan dilakukan dalam dua skema, yaitu pengujian konverter dengan
induktor output dan tanpa induktor output untuk pengisian daya kapasitor.

2.9.1 Pengujian Pengisian Daya Kapasitor tanpa Induktor Output


Pengujian pengisian daya kapasitor ini dilakukan untuk mengetahui performa
konverter DC-DC tipe half-bridge beserta induktor output yang sebelumnya diperlukan
untuk pengujian beban resistor. Pada pengujian performa konverter beban resistor, induktor

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 43 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
output diperlukan untuk menahan arus ripple output konverter. Pengujian pengisian daya
kapasitor ini dilakukan untuk mengetahui performa konverter DC-DC tipe half-bridge
dengan induktor output saat diberi beban kapasitor yang memiliki karakteristik arus
pengisian yang logaritmik. Pengujian ini akan menvariasikan nilai resistor seri dari output
kapasitor menuju beban kapasitor. Skema pengujian pengisian daya kapasitor dengan
induktor output konverter half-bridge ditunjukkan Gambar 4.10.
10 k 47 nF

47 nF 2,2 k
Output keluaran
22 k konverter
8,2 k 50 k

1 nF

8 7 6 5 4 3 2 1
50 k
(R1)

15 VDC TL494 4,7 k 47 k


(R2 )

9 10 11 12 13 14 15 16

Rangkaian
Pembagi Tegangan
Driver
MOSFET
IR2110

470 µF IRFP460
250 V

Tr 4 x MUR1560 250 µH
+
D1 D2

Np=34 NS=3 2200 µF 840 mF


D3 25 V CL
D4

-
470 µF IRFP460
250 V

Gambar 4.26 Skema pengujian konverter half-bridge dengan induktor output untuk pengisian kapasitor

Pada Gambar 4.26, dilakukan pengujian konverter half-bridge menggunakan


osiloskop untuk melihat gelombang pensaklaran MOSFET, arus output dan tegangan
output saat pengisian daya kapasitor. Selain itu, pengukuran waktu pengisian juga
dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Waktu pengisian daya kapasitor dimulai dari
dihubungkannya konektor terminal kapasitor ke terminal output konverter hingga tegangan
kapasitor sudah sama dengan tegangan output konverter. Kapasitor yang dijadikan beban
memiliki nilai kapasitansi 0,84 F dengan tegangan maksimal 16 V. Induktor 250 uH yang
sebelumnya digunakan sebagai filter arus pada pengujian beban resistor dilepas dan
digantikan dengan kabel jumper.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 44 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Hasil pengamatan gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor
output sebelum pengisian kapasitor adalah sebagai berikut:

Vds MOSFET
Low Side Vgs MOSFET
Low Side

Vds MOSFET: v/div = 10 V, T/div = 20 µs Probe x10


Vgs MOSFET: v/div = 5 V, T/div = 20 µs

Gambar 4.27 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sebelum pengisian
kapasitor

Pada Gambar 4.27, merupakan gelombang switching konverter half-bridge dengan


induktor output sebelum pengisian kapasitor yang didapatkan dari pembacaan osiloskop.
Tegangan output konverter yang di-setting 15,6 V melalui sistem umpan balik tegangan.
Didapatkan duty cycle gelombang PWM pemicuan MOSFET sebelum pengisian kapasitor
(beban minimal) adalah sebesar 5%.
Vds MOSFET Vgs MOSFET
Low Side Low Side

Vds MOSFET: v/div = 10 V, T/div = 20 µs Probe x10


Vgs MOSFET: v/div = 5 V, T/div = 20 µs

Gambar 4.28 Gelombang switching konverter half-bridge tanpa induktor output sesaat pada awal pengisian
kapasitor

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 45 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.28, merupakan gelombang switching konverter half-bridge dengan
induktor output sesaat pada awal pengisian kapasitor yang didapatkan dari pembacaan
osiloskop. Duty cycle gelombang PWM pemicuan MOSFET didapatkan sebesar 45%
(maksimal). Hal ini dikarenakan keadaan awal kapasitor yang kosong (tegangan nol volt)
sehingga tegangan output konverter sesaat juga menjadi nol volt. Maka sistem umpan balik
tegangan pada rangkaian kontrol pembangkitan PWM menaikkan duty cycle.
Pada Gambar 4.28 juga dapat diamati bahwa tegangan switching MOSFET low side
mengalami drop tegangan dibandingkan saat sebelum pengisian kapasitor. Tegangan
puncak switching MOSFET low side sebelum pengisian kapasitor adalah 155 V. Sedangkan
tegangan puncak switching MOSFET low side sesaat pada awal pengisian kapasitor adalah
134 V. Hal ini dikarenakan sifat hubung singkat kapasitor pada keadaan kosong
menyebabkan arus pengisian awal yang besar atau daya output sesaat yang besar. Sehingga
kapasitor input konverter mengalami drop tegangan.
Pada Gambar 4.28 juga didapati bahwa gelombang Vds dan Vgs tampak berada
pada fase yang sama, padahal seharusnya kedua gelombang saling komplemen. Hal ini
dikarenakan gelombang yang tampil di osiloskop bergeser tidak beraturan ketika beban
kapasitor sesaat dihubungkan ke output konverter sehingga sulit dalam menghentikan
osiloskop untuk mendapatkan gelombang komplemen yang diinginkan. Gelombang
komplemen baru didapatkan ketika tegangan Vds sudah kembali ke tegangan semula yang
juga bukan gelombang yang ingin didapatkan.

4,6 div

v/div = 5 V, T/div = 500 ms

Gambar 4.29 Gelombang tegangan pengisian beban kapasitor pada pengujian tanpa induktor output

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 46 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.29, merupakan gelombang tegangan pengisian beban kapasitor pada
pengujian tanpa induktor output. Bila diamati bentuk gelombang tersebut sesuai dengan
karakteristik tegangan pengisian kapasitor. Pada pengujian ini, pengisian daya kapasitor ini
dari keaadan kosong hingga penuh memerlukan waktu 2,3 detik.

2.9.2 Pengujian Pengisian Daya Kapasitor dengan Induktor Output


Pengujian pengisian daya kapasitor ini dilakukan untuk mengetahui performa
konverter DC-DC tipe half-bridge beserta induktor output yang sebelumnya diperlukan
untuk pengujian beban resistor. Pada pengujian performa konverter beban resistor, induktor
output diperlukan untuk menahan arus ripple output konverter. Pengujian pengisian daya
kapasitor ini dilakukan untuk mengetahui performa konverter DC-DC tipe half-bridge
dengan induktor output saat diberi beban kapasitor yang memiliki karakteristik arus
pengisian yang logaritmik. Pengujian ini akan menvariasikan nilai resistor seri dari output
kapasitor menuju beban kapasitor. Skema pengujian pengisian daya kapasitor dengan
induktor output konverter half-bridge ditunjukkan Gambar 4.10.
10 k 47 nF

47 nF 2,2 k
Output keluaran
22 k konverter
8,2 k 50 k

1 nF

8 7 6 5 4 3 2 1
50 k
(R1)

15 VDC TL494 4,7 k 47 k


(R2 )

9 10 11 12 13 14 15 16

Rangkaian
Pembagi Tegangan
Driver
MOSFET
IR2110

470 µF IRFP460
250 V

Tr 4 x MUR1560 250 µH
+
D1 D2

Np=34 NS=3 2200 µF 840 mF


D3 25 V CL
D4

-
470 µF IRFP460
250 V

Gambar 4.30 Skema pengujian konverter half-bridge dengan induktor output untuk pengisian kapasitor

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 47 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.30, dilakukan pengujian konverter half-bridge menggunakan
osiloskop untuk melihat gelombang pensaklaran MOSFET, arus output dan tegangan
output saat pengisian daya kapasitor. Selain itu, pengukuran waktu pengisian juga
dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Waktu pengisian daya kapasitor dimulai dari
dihubungkannya konektor terminal kapasitor ke terminal output konverter hingga tegangan
kapasitor sudah sama dengan tegangan output konverter. Kapasitor yang dijadikan beban
memiliki nilai kapasitansi 0,84 F dengan spesifikasi tegangan maksimal 16 V. Sedangkan
induktor output yang digunakan sama seperti saat pengujian beban resistor, yaitu dengan
nilai induktansi 250 uH.
Hasil pengamatan gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor
output sebelum pengisian kapasitor adalah sebagai berikut:

Vds MOSFET Vgs MOSFET


Low Side Low Side

Vds MOSFET: v/div = 10 V, T/div = 20 µs Probe x10


Vgs MOSFET: v/div = 5 V, T/div = 20 µs

Gambar 4.31 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sebelum pengisian
kapasitor

Pada Gambar 4.31, merupakan gelombang switching konverter half-bridge dengan


induktor output sebelum pengisian kapasitor yang didapatkan dari pembacaan osiloskop.
Tegangan output konverter yang di-setting 15,6 V melalui sistem umpan balik tegangan.
Didapatkan duty cycle gelombang PWM pemicuan MOSFET sebelum pengisian kapasitor
(beban minimal) adalah sebesar 5%.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 48 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Vds MOSFET Vgs MOSFET
Low Side Low Side

Vds MOSFET: v/div = 5 V, T/div = 20 µs Probe x10


Vgs MOSFET: v/div = 5 V, T/div = 20 µs

Gambar 4.32 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sesaat pada awal
pengisian kapasitor

Pada Gambar 4.32, merupakan gelombang switching konverter half-bridge dengan


induktor output sesaat pada awal pengisian kapasitor yang didapatkan dari pembacaan
osiloskop. Duty cycle gelombang PWM pemicuan MOSFET didapatkan sebesar 45%
(maksimal). Hal ini dikarenakan keadaan awal kapasitor yang kosong (tegangan nol volt)
sehingga tegangan output konverter sesaat juga menjadi nol volt. Maka sistem umpan balik
tegangan pada rangkaian kontrol pembangkitan PWM menaikkan duty cycle.
Pada Gambar 4.32 juga dapat diamati bahwa tegangan switching MOSFET low side
mengalami drop tegangan dibandingkan saat konverter belum dihubungkan ke beban
kapasitor. Tegangan puncak switching MOSFET low side sebelum pengisian kapasitor
adalah 155 V. Sedangkan tegangan puncak switching MOSFET low side sesaat pada awal
pengisian kapasitor menjadi 143 V. Hal ini dikarenakan sifat hubung singkat kapasitor pada
keadaan kosong menyebabkan arus pengisian awal yang besar atau daya output sesaat yang
besar. Sehingga kapasitor input konverter mengalami drop tegangan.
Pada Gambar 4.32 juga dapat diamati bahwa gelombang Vds mengalami ringing
atau osilasi. Hal ini disebabkan output pada pengujian ini adalah rangkaian LC yang
berisolasi pada frekuensi resonan LC.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 49 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
5,2 div

v/div = 5 V, T/div = 1 s

Gambar 4.33 Gelombang tegangan pengisian beban kapasitor pada pengujian dengan induktor output

Pada Gambar 4.33, merupakan gelombang tegangan pengisian beban kapasitor. Bila
diamati bentuk gelombang tersebut sesuai dengan karakteristik tegangan pengisian
kapasitor. Pada pengujian konverter half-bridge untuk pengisian daya kapasitor ini dari
keaadan kosong hingga penuh memerlukan waktu 5,2 detik. Jika dibandingkan dengan
pengujian tanpa induktor output, pengujian pengisian kapasitor pengujian dengan induktor
output memerlukan waktu pengisian yang lebih lama. Hal ini disebabkan oleh sifat induktor
yang dapat menahan perubahan arus yang mengalir melewatinya. Sehingga arus pengisian
pada pengujian dengan induktor output ini lebih kecil dibandingkan tanpa induktor output.

2.10 PENGUJIAN KONVERTER HALF-BRIDGE UNTUK SUPLAI DAYA


PROSES KALIBRASI HAMBATAN
Pengujian pengisian daya kapasitor ini dilakukan untuk mengetahui performa
konverter DC-DC tipe half-bridge yang sudah dirancang dengan dibebani beban resistif
yang bertujuan untuk menghitung hambatan beban yang nilai sangat kecil (hambatan
rangkaian pengosongan kapasitor pada alat las titik pelepasan kapastif). Parameter
pengujian yang divariasi adalah nilai Rs.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 50 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
PWM
Pemicuan
MOSFET

470 µF IRFP460
250 V
4 x MUR1560 250 µH
Tr +
D1 D2

Rs
Np=34 NS=3
1000 µF
D4 D3 25 V
RL

470 µF -
IRFP460
250 V

Gambar 4.34 Skema pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan total
Hasil pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan
total dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan total

Tegangan Arus Hambatan


Tegangan
Hambatan output output RL
No hambatan
Rs (Ω) konverter konverter perhitungan
RL (mV)
(V) (A) (mΩ)
1 10 14,04 1,404 32,11 22,87
2 20,2 14,04 0,695 16,22 23,34
3 30,1 14,03 0,466 10,52 22,57
4 40,2 14,03 0,349 7,90 22,63
5 50,2 14,02 0,279 6,55 23,46

Pada Tabel 4.6, dapat diamati bahwa perhitungan nilai hambatan menggunakan
hukum ohm berhasil dilakukan. Nilai hambatan RL perhitungan cukup konsisten, dengan
nilai minimal 22,57 mΩ, nilai maksimal 24,63 dan nilai rata-rata 22,97 mΩ. Perbedaan nilai
hambatan pada kelima data terjadi karena sangat diperngaruhi oleh akurasi alat ukur saat
digunakan.

No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 51 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai