Data Pengusul
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 1 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI
1 PENGANTAR ................................................................................................ 4
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN .................................................................. 4
1.2 APLIKASI DOKUMEN ............................................................................ 4
1.3 REFERENSI ............................................................................................. 4
1.4 DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ 5
2 PROPOSAL PENGEMBANGAN PRODUK ................................................... 6
2.1 PENDAHULUAN .................................................................................... 6
2.1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 6
2.1.1 Rumusan Masalah .................................................................................. 6
2.1.2 Tujuan .................................................................................................. 7
2.2 KONSEP DESAIN ................................................................................... 7
2.2.1 Konfigurasi Umum ................................................................................ 7
2.2.2 Kemampuan dan Kapasitas Sistem ......................................................... 17
2.2.3 Teknologi yang Digunakan ................................................................... 17
2.2.4 Batasan-batasan Sistem......................................................................... 17
2.3 SKENARIO PEMANFAATAN PRODUK .............................................. 18
2.4 NILAI STRATEGIS .............................................................................. 18
2.5 USAHA PENGEMBANGAN ................................................................. 19
2.5.1 Man-Month ......................................................................................... 19
2.5.2 Machine-month.................................................................................... 19
2.5.3 Development Tools .............................................................................. 20
2.5.4 Test Equipment .................................................................................... 20
2.5.5 Kebutuhan Expert ................................................................................ 20
2.5.6 Perkiraan Biaya ................................................................................... 21
2.5.7 Peluang Keberhasilan ........................................................................... 23
2.5.8 Jadwal dan Waktu Pengembangan ......................................................... 23
3 KESIMPULAN ............................................................................................. 24
4 BIODATA TIM PENGUSUL ........................................................................ 24
4.1 DAFTAR NAMA, KEAHLIAN, DAN SDM YANG TERLIBAT ............. 24
4.2 BIODATA TIM TUGAS AKHIR ........................................................... 25
4.3 BIODATA TIM TUGAS AKHIR ........................................................... 26
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 2 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 3 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
PROPOSAL
PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO PELEPASAN KAPASITIF
DENGAN SISTEM PENGATURAN JUMLAH ENERGI PELEPASAN,
KALIBRASI DAN PROTEKSI
1 PENGANTAR
1.3 REFERENSI
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge Resistance
Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 4 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.
[6] Braunl, Thomas. 2011. Capacitive Spot Welder for Renewable Energy Vehicle
Project. The University of Western Australia: School of Electrical Engineering.
[7] D. Halliday, R. Resnick and J. Walker. Fundamentals of Physics, 5th ed. John Wiley,
New Jersey 1997, Ch. 15, 26, 27.
[8] Delmar Cengage Learing. Capacitors Charging, Discharging, Simple Waveshaping
Circuits.C-C Tsai. Ch. 11.
[9] Kermet Charged. 2006. Capacitors Basics & Applications. Application – I.
[10] Maulana. Teori Dasar MOSFET. maulana.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/ Teori-
Dasar-MOSFET-Metal-Oxide-Semiconductor-Field-Effect-Transistor.pdf.
[11] Texas Instrument. 2018. Fundamentals of MOSFET and IGBT Gate Driver Circuits.
Application Report SLUA618A. pp. 17-18.
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 5 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2 PROPOSAL PENGEMBANGAN PRODUK
2.1 PENDAHULUAN
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 6 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.1.1 Rumusan Masalah
Untuk dapat merancang las titik pelepasan kapasitif efektif dengan harga yang lebih
murah perlu mengorbankan beberapa spesifikasi menjadi lebih rendah. Salah satunya
adalah tingkat pengulangan pengelasan per menit yang sangat terbatasi oleh jumlah energi
tersimpan kapasitor dengan harga yang lebih mahal untuk kapasitas yang lebih besar. Hal
tersebut juga terbatasi dengan kecepatan pengisian kapasitor oleh suplai daya internal alat.
Secara umum juga, untuk merancang alat tersebut memerlukan blok pensaklaran untuk
melepaskan energi kapasitor ke bidang kerja dan membutuhkan sinyal kontrol yang dapat
diatur parameternya.
Maka dari itu permasalahan yang perlu dihadapi adalah:
1. Memilih dan menentukan konfigurasi kapasitor yang memiliki energi
penyimpanan minimal 10 Joule untuk dapat mengelas titik strip nikel 0,10
mm, 0,12 mm dan 0,15 mm pada terminal baterai.
2. Menemukan keseimbangan antara kapasitas penyimpanan energi kapasitor
dengan kapasitas suplai daya pengisian kapasitor untuk spesifikasi tingkat
pengulangan pengelasan 15 kali per menit.
3. Menentukan topologi suplai daya untuk mampu melakukan pengisian
kapasitor dengan arus yang dapat dibatasi.
4. Mendesain rangkaian pensaklaran arus impuls sebesar minimal 600A yang
dapat dikontrol oleh sinyal mikrokontroler.
5. Mendesain program mikrokontroler yang dapat mengkalkulasi lama
konduksi rangkaian pensaklaran sehingga dapat meregulasi energi
pelepasan yang konsisten, mengubah parameter melalui input tombol dan
menampilkan menu navigasi.
2.1.2 Tujuan
Pada tugas akhir yang hendak dicapai adalah pembuatan alat las titik berbasis
pelepasan kapasitif murah yang efektif dengan meskipun dengan media penyimpanan
energi yang sangat terbatas. Alat ini memiliki fitur regulasi pelepasan energi untuk hasil las
yang presisi dan akurat menggunakan mikrokontroler Arduino Nano.
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 7 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Sumber Tegangan Konverter DC-DC Sensor Tegangan
Kapasitor Bank
AC 220 V 50 Hz Half-Bridge dan Arus
Elektroda
Mikrokontroler
: Subsistem
: Aliran Daya Pengisian
Kapasitor Objek Pengelasan
: Aliran Sinyal : Subsistem
LCD, Pushbutton
Pengosongan
Kapasitor
Gambar 1 adalah diagram blok sistem. Sistem dibagi menjadi dua subsistem
utama, yaitu subsistem pengisian kapasitor dan subsistem pengosongan kapasitor.
Subsitem pengisian kapasitor tersusun dari dari blok sumber tegangan, penyearah satu
fasa gelombang penuh, rangkaian kontrol PWM pemicuan, konverter half-bridge dan
kapasitor bank. Sumber tegangan AC menjadi input dari konverter half-bridge yang
berperan dalam pengisian daya kapasitor. Dalam pengoperasian konverter tersebut
diperlukan sinyal PWM pemicuan yang dihasilkan pada rangkaian kontrol. Penyearah
satu fasa gelombang penuh CT berperan sebagai sumber tegangan dari rangkaian kontrol
PWM pemicuan.
Sedangkan subsistem pengosongan kapasitor terdiri dari mikrokontroler, LCD-
push button, sensor arus dan tegangan, rangkaian pensaklaran MOSFET, elektroda
pengelasan, kapasitor dan objek pengelasan. Subsistem ini berfungsi dalam pengaturan
energi pengosongan kapasitor pada proses pengelasan dengan berbasis mikrokontroler.
Mikrokontroler terhubung dengan LCD-push button sebagai input-output yang memiliki
interaksi terhadap pengguna. Pengguna dapat mengatur parameter pengelasan melalui
tombol (push button) navigasi dan tampilan menu pada LCD. Terdapat rangkaian
pensaklaran MOSFET untuk dapat mengalirkan arus pengosongan kapasitor ke objek
pengelasan. Rangkaian tersebut dipicu oleh sinyal mikrokontroler. Lebar pulsa pemicuan
dipengaruhi oleh besar tegangan kapasitor dapat diketahui oleh mikrokontroler melalui
sensor tegangan dan arus.
A. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat digunakan untuk
menyimpan muatan listrik dalam waktu tertentu. Kapasitor umumnya terbuat
dari 2 buah lempeng konduktor yang ditengah-tengahnya disisipkan lempengan
isolator yang disebut dielektrika. Kemampuan dalam menyimpan muatan
disebut kapasitansi. Apabila sebuah kapasitor dihubungkan dengan sumber arus
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 8 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
searah maka dalam beberapa saat akan ada arus listrik yang mengalir masuk ke
dalam kapasitor, kondisi ini disebut proses pengisian kapasitor, apabila muatan
listrik di dalam kapasitor sudah penuh, maka aliran arus listrik akan berhenti.
Bila hubungan ke kapasitor di tukar polaritasnya, maka muatan listrik akan
kembali mengalir keluar dari kapasitor.
Energi yang tersimpan dalam kapasitor ditentukan dengan Persamaan 2.2 [7]:
1 1 1 𝑄2
𝐸= 𝐶𝑉 2 = 2 𝑄𝑉 = (2.2)
2 2 𝐶
Dimana:
E = Energi yang tersimpanr (Joule)
C = Kapasitansi kapasitor (Farad)
V = Tegangan kapasitor (Volt)
Q = Muatan listrik dalam kapasitor (Ohm)
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 9 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.2 Grafik Pengisian Muatan Kapasitor Sirkuit RC[9]
Dimana:
Dan arus pengisian kapasitor i setiap saat dalam waktu selama periode
pengisian diberikan sebagai[9]:
𝑉𝑠
𝐼(𝑡) = 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 (2.5)
𝑅
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 10 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
C. Pengosongan Muatan Kapasitor pada Sirkuit RC
Jika kapasitor yang terisi penuh ini sekarang terputus dari tegangan suplai
baterai DC-nya, kapasitor akan menyimpan energinya yang dibangun selama
proses pengisian tanpa batas waktu (dengan asumsi kapasitor ideal dan
mengabaikan segala kerugian internal), menjaga voltase di terminalnya konstan.
Dan apabila baterai sekarang dilepas dan diganti dengan short cirucit, ketika
sakelar ditutup lagi kapasitor akan melepaskan dirinya kembali melalui resistor,
R seperti sekarang kita memiliki sirkuit pemakaian RC. Ketika kapasitor
melepaskan arusnya melalui resistor seri, energi yang tersimpan di dalam
kapasitor diekstraksi dengan tegangan Vc melintasi kapasitor yang menurun
hingga nol seperti ditunjukkan Gambar 2.5.
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 11 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 4 Grafik Pengosongan Muatan Kapasitor Sirkuit RC[9]
𝑉𝑜
𝐼(𝑡) = 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 (2.7)
𝑅
Dimana:
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 12 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
𝑉𝑜
𝐼(𝑡) = 𝑒 −𝑡/𝑅𝐶 (2.7)
𝑅
Dimana:
Vc(t) : Fungsi tegangan kapasitor terhadap waktu (Volt)
I(t) : Fungsi arus pengosongan kapasitor terhadap waktu (Ampere)
Vo : Tegangan awal kapasitor (Volt)
R : Resistansi pada sirkuit RC (Ohm)
C : Kapasitansi kapasitor pada sirkuit RC (Farad)
RC : Konstanta Waktu (Sekon)
t : Waktu (Sekon)
e : Konstanta e = 2.71828…..
Lalu energi merupakan penurunan daya terhadap waktu (t) [9], maka energi
pengosongan sirkuit RC (E) adalah hasil integral dari Persamaan (2.12).
𝑡 𝑡 𝑉𝑜 2 −2𝑡
∫0 𝑃(𝑡) 𝑑𝑡 = ∫0 𝑅
𝑒 𝑅𝐶 𝑑𝑡 (2.13)
𝑡 𝑉𝑜 2 −2𝑡
𝐸(𝑡) = ∫0 𝑒 𝑅𝐶 𝑑𝑡 (2.14)
𝑅
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 13 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
−2𝑡
𝑉𝑜 2 𝑡
( )
𝐸(𝑡) = ∫0 𝑒 𝑅𝐶 𝑑𝑡 (2.15)
𝑅
2𝑡
𝐶 𝑉𝑜 2
𝐸(𝑡) = (1 − 𝑒 𝑅𝐶 ) (2.16)
2
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 14 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Adapun prinsip kerja dari MOSFET adalah sebagai berikut:
1. Tipe NPN pada Gambar 2.8 ketika gate diberi tegangan positif elektron-
elektron dari semikonduktor N dari drain dan source tertarik oleh gate (G)
menuju semikonduktor tipe P yang berada diantaranya. Dengan adanya
elektron-elektron ini pada semikonduktor P, maka akan menjadi suatu
jembatan yang memungkinkan pergerakan elektron-elektron dari terminal
drain (D) ke terminal source (S).
2. Tipe PNP pada Gambar 2.9 prinsip kerjanya sama hanya saja tegangan yang
diberikan pada gate berkebalikan dengan MOSFET tipe NPN. Ketika
tegangan negatif diberikan ke gate, hole dan semikonduktor tipe P dari
source dan drain tertarik ke semikonduktor tipe N yang berada diantaranya.
Arus listrik dapat mengalir dari source ke drain dengan adanya jembatan
hole.
Arus listrik tidak menuju gate karena adanya lapisan oksida antara gate dan
semikonduktor. Arus listrik mengalir diantara drain (D) dan source (D) yang
dikendalikan oleh tegangan gate (G) [10].
F. Driver MOSFET
Salah satu rangkaian yang paling populer dan hemat biaya untuk mengontrol
MOSFET adalah driver totem pole non-inverting seperti yang ditunjukkan pada
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 15 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.10. Sirkuit ini dapat menangani lonjakan arus dan rugi daya yang
membuat kondisi operasi untuk pengontrol PWM lebih menguntungkan. Sirkuit
tersebut harus ditempatkan tepat di sebelah MOSFET daya yang dikontrol.
Dengan cara itu, transien arus tinggi dari kontrol gerbang MOSFET dilokalisasi
di daerah loop yang sangat kecil, mengurangi nilai induktansi parasit. Walaupun
driver disusun dari komponen diskrit, ia membutuhkan kapasitor bypass yang
ditempatkan pada kolektor transistor NPN atas dan transistor PNP bawah.
Idealnya ada resistor penghalus atau induktor antara kapasitor bypass driver dan
kapasitor bypass dari pengontrol PWM untuk meningkatkan kekebalan noise.
Resistor RGATE pada Gambar 2.10 adalah opsional dan RB dapat diukur untuk
memberikan impedansi gerbang yang diperlukan berdasarkan beta sinyal besar
dari transistor driver. [11]
G. Mikrokontroler
Mikrokontroler yang akan digunakan adalah Arduino Nano. Mikrokontroler
ini dapat diprogram melalui aplikasi pemrograman Arduino IDE yang memiliki
bahasa pemrograman yang mudah dipahami.
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 16 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 8. Skema kerja mikrokontroler
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 17 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
- Memiliki rangkaian daya tertanam sehingga produk dapat bekerja pada
tegangan AC 220V 50 Hz seperti pada peralatan listrik umumnya.
- Memiliki kemampuan pengontrolan pengelasan pulsa ganda untuk meghasilkan
las titik yang kuat.
- Memiliki rangkaian pengisian kapasitor berdaya tinggi untuk memastikan
kemampuan pengelasan berulang yang singkat.
- Memiliki kemampuan pelepasan energi pengelasan titik hingga 100 Joule.
Pengaturan dan perhitungan energi pelepasan muatan kapasitor dilakukan oleh
mikrokontroler.
- Memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengelasan berulang hingga 15
kali/menit pada pengaturan energi 100 Joule.
- Memiliki menu pengaturan parameter las titik yang mudah dipahami melalui
LCD pada panel depan.
- Memiliki spesifikasi kinerja kontrol yang handal melalui mikrokontroler
Arduino Nano.
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 18 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.3 SKENARIO PEMANFAATAN PRODUK
Produksi alat ini memiliki target pemasaran yaitu pada industri kecil, penghobi dan
kelompok riset teknologi. Produksi massal dari alat ini memberikan dampak positif atau
keuntungan bagi berbagai pihak. Dari segi ekonomi, produsen akan memperoleh
keuntungan sebagai akibat dari berbagai keunggulan yang dimiliki oleh alat. Dari segi non-
ekonomi, berbagai pihak juga dapat merasakan manfaat atau dampak positif dari pemakaian
devais ini.
2.5.1 Man-Month
Proyek tugas akhir ini dikerjakan oleh satu tim Tugas Akhir 2017/2018 Teknik
Elektro Universitas Diponegoro yang terdiri dari 2 orang mahasiswa S1. Selain itu, proyek
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 19 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
dibimbing oleh 2 orang dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Pengerjaan proyek
ini berlangsung selama 5 bulan dengan jam kerja masing-masing mahasiswa adalah 20 jam
per minggu.
Berikut ini contoh estimasi alokasi dan kebutuhan sumber daya manusia pada tahapan
pengembangan pengembangan alat las titik berbasis pelepasan muatan kapasitif:
- design engineer untuk pengembangan tiap-tiap modul, minimal diperlukan satu
orang, masing-masing dipekerjakan full time selama proses pengembangan rata-
rata 6 bulan
- test engineer, sejumlah 2 orang, full time selama 1 bulan
- expert, untuk seluruh tahapan proyek (diperkirakan 2 bulan)
- teknisi, diperlukan 2 orang.
2.5.2 Machine-month
Proses pengembangan produk ini menggunakan mesin ataupun hardware sebagai
berikut:
- Jasa pembuatan PCB secara mandiri, dengan waktu pengerjaan modul sub sistem
masing-masing adalah selama 25 jam dalam 7 hari.
- PC/Laptop sebanyak dua unituntuk mendesain layout PCB, dan uji coba
algoritma permrograman dengan waktu pengerjaan 10 jam per minggu di tiap
bulannya.
- Osiloskop satu unit dalam proses pengujian secara hardware, dengan waktu
pengerjaan 5 jam per minggu di tiap bulannya.
- Multimeter digital yang digunakan untuk troubleshooting ataupun pengujian
alat, dengan waktu pengerjaan 10 jam per minggu di tiap bulannya.
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 20 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
- Multimeter digital dan tang ampere untuk pengukuran parameter tegangan dan
arus.
- Osiloskop digital untuk melakukan uji coba terhadap hardware yang telah
diimplementasikan.
- Termometer inframerah digital untuk melakukan pengujian suhu per subsistem
hardware yang telah diimplementasikan.
- Tang untuk pengujian kekuatan hasil pengelasan.
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 21 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
11 Sensor INA219 3 Rp. 60.000,- Rp. 180.000,-
12 Ferrit ETD49 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
13 Elektroda las titik tembaga 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
14 Skun tembaga 35mm 4 Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
15 Kabel tembaga 8 AWG 1 m 1 Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
16 PCB fiber 10 Rp. 12.000,- Rp. 120.000,-
17 Papan kayu 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
18 Akrilik 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
19 Konektor dan kabel daya 1 Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
Komponen elektronika (resistor,
20 kapasitor, led, relay, transistor, dioda, 1 Rp. 300.000,- Rp. 300.000,-
induktor, switch dll.)
Total Rp. 2.604.000,-
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 22 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.5.7 Peluang Keberhasilan
Untuk menentukan probabilitas keberhasilan, dibutuhkan analisis kondisi dan
kendala yang mungkin dihadapi. Produk komersiil alat las titik mikro untuk pengelasan
baterai berbasis pelepasan kapasitif kalah populer dengan yang berbasis transformator daya
tinggi. Hal ini dikarenakan harga produk las titik berbasis pelepasan kapasitif jauh lebih
mahal meskipun diimbangi dengan banyak fitur. Banyak penghobi yang mencoba
merancang las titik berbasis pelepasan kapasitif dengan fitur seperti pada produk komersiil
dengan harga yang diminimalisir. Namun masih dimungkinkan terjadinya kendala di
tengah proses pengembangan proyek ini, dikarenakan keterbatasan informasi. Berdasarkan
analisis singkat tersebut, maka dapat kami prediksi bahwa keberhasilan pengembangan
sistem ini dapat berhasil sesuai dengan rencana adalah 85%.
Implementasi Lab prototype - Trial & Error: November 2018 - Dvlp. Tools
(B400) - Outsourcing PCB
- Engineer
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 23 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
3 KESIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari dokumen ini adalah sebagai berikut:
1. Perancangan perancangan las titik mikro pelepasan kapasitif dengan sistem pengaturan
jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi didasarkan pada implementasi
pelepasan energi kapasitif kapasitor dengan arus listrik tinggi untuk mengelas logam.
2. Sistem terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras sistem terdiri
atas 4 blok, yaitu blok rangkaian daya utama dengan tipe SMPS, rangkaian pengisisan
kapasitor dengan buck converter, rangkaian pensaklaran kapasitor, dan rangkaian logic
mikrokontroler beserta komponen pendukungnya. Perangkat lunak yang digunakan
dalam proses desain pemrograman mikrokontroler arduino nano.
3. Karakteristik yang diberikan oleh produk adalah penggunaan energi yang ramah
lingkungan, bersifat portable, dan memiliki tingkat efisiensi dan handal yang tinggi
dalam sistem ketenagalistrikan melalui teknologi perangkat elektronika daya.
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 24 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
4.2 BIODATA TIM TUGAS AKHIR
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 25 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
4.3 BIODATA TIM TUGAS AKHIR
No. Dokumen: B100-01-TA1718.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 2 April 2018 Halaman 26 dari 26
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id
Data Pengusul
No. Dokumen: B200-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 1 dari 18
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI
1 PENGANTAR ............................................................................................................ 4
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN............................................................................ 4
1.2 TUJUAN PENULISAN DAN APLIKASI/KEGUNAAN DOKUMEN .............. 4
1.3 REFERENSI ......................................................................................................... 4
1.4 DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... 5
2 DEVELOPMENT PROJECT PROPOSAL ........................................................... 6
2.1 Definisi, Fungsi dan Spesifikasi dari Solusi ......................................................... 6
2.2 Spesifikasi Tugas Akhir ........................................................................................ 7
2.2.1 Spesifikasi Perancangan Las Titik Tab Baterai berdasarkan Kemampuan dan
Fungsional ...................................................................................................... 7
2.2.2 Spesifikasi Fisik Alat Las Titik ................................................................... 13
2.2.3 Spesifikasi Sistem berdasarkan Standardisasi ............................................. 15
2.3 Penjelasan Fitur, dan Verifikasi .......................................................................... 15
2.3.1 Fitur ............................................................................................................. 15
2.3.2 Verifikasi ..................................................................................................... 16
2.4 Design ................................................................................................................. 16
2.5 Biaya Dan Jadwal ............................................................................................... 17
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 2 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 3 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO PELEPASAN KAPASITIF
DENGAN SISTEM PENGATURAN JUMLAH ENERGI PELEPASAN,
KALIBRASI DAN PROTEKSI
1 PENGANTAR
1.3 Referensi
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge Resistance
Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.
[6] Creative Commons Attribution Share-Alike. 2008 . Arduino Nano.
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 4 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1.4 Daftar Singkatan
Tabel 2.1 Daftar Singkatan
SINGKATAN ARTI
UNDIP Universitas Diponegoro
TRIAC Triode for Alternating Current
MOSFET Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
SCR Silicon Controlled Rectifier
MCB Mini Circuit Breaker
LCD Liquid Crystal Display
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 5 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2 DEVELOPMENT PROJECT PROPOSAL
Las titik / spot welding merupakan cara pengelasan resistansi listrik di mana dua atau
lebih lembaran plat dijepit di antara dua elektroda di bawah pengaruh tekanan sebelum arus
dialirkan. Las titik pada dasarnya merupakan proses penyambungan lembaran plat tipis.
Penerapan sistem las titik dapat dilakukan dengan dua jenis topologi. [1] Tipe
pertama mengkonsumsi kebutuhan energi secara langsung dari saluran listrik utama selama
proses pengelasan. Tipe energi langsung ini biasanya menggunakan transformator step
down kapasitas daya besar untuk mendapatkan kemampuan penyaluran arus tinggi pada
bidang kerja. Pengaturan pengelasan dilakukan pada sisi primer trafo menggunakan devais
semikonduktor seperti TRIAC atau Thyristor. Sedangkan tipe kedua menggunakan energi
yang sebelumnya telah disimpan terlebih dahulu. Media penyimpanan energi yang
digunakan adalah kapasitor yang memiliki kemampuan pelepasan arus sangat tinggi dengan
waktu singkat. [2] Energi tersimpan pada kapasitor tersebut harus lebih besar dari jumlah
energi yang dibutuhkan untuk satu pulsa pengelasan. Untuk menyalurkan arus pada tipe las
titik penyimpanan energi juga menggunakan devais semikonduktor yaitu MOSFET atau
SCR.
Las titik mikro dengan tipe suplai daya energi langsung banyak dipilih karena lebih
mudah, harga yang murah dan tingkat pengulangan pengelasan yang tinggi. Namun studi
[1][3] juga menunjukan bahwa tipe suplai daya energi langsung menghasilkan daya reaktif
besar, distorsi harmonik arus yang tinggi yang mengakibatkan tegangan drop dan distorsi
gelombang. Transformator yang menjadi komponen dasarnya dapat menarik arus inrush
yang sangat tinggi pada proses pensaklarannya [4][5]. Banyak juga ulasan mengenai las
titik tipe ini menarik arus inrush hingga MCB (mini circuit breaker) instalasi kelistrikan
rumah trip setiap proses pengelasan.
Di sisi lain, tipe suplai daya penyimpanan energi punya kelebihan seperti: pelepasan
energi yang cepat dan area terpengaruh panas yang kecil [1] sehingga dapat menghasilkan
las titik yang baik pada baterai. Tipe ini juga memiliki distorsi harmonik arus dan faktor
daya yang lebih baik dibanding tipe energi langsung. [2]
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 6 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Maka dari itu, dibuatlah suatu produk las titik dengan tipe suplai daya penyimpanan
energi menggunakan media kapasitor dengan harga yang minimalis. Alat ini terdiri dari
rangkaian pengisian kapasitor berdaya tinggi dan mampu melepasan energi dalam
pengelasan titik hingga 100 Joule. Alat ini mampu mengatur dan menghitung energi
pelepasan muatan kapasitor dilakukan oleh mikrokontroler serta melakukan pengelasan
berulang hingga 15 kali/menit pada pengaturan energi 100 Joule. Sistem yang dirancang
menggunakan menu pengaturan parameter las titik yang mudah dipahami melalui LCD,
pada panel depan terdiri dari kalibrasi dan operasi sebagai menu utama. Pembuatan alat las
titik ini berbasis pelepasan kapasitif yang murah dan efektif meskipun dengan media
penyimpanan energi yang sangat terbatas.
Dengan demikian terdapat lima fungsi utama produk ini sebagai solusi dari
permasalahan yang telah dirumuskan. Kelima fungsi utama produk ini dijelaskan sebagai
berikut.
1. Produk ini memiliki tombol navigasi pada LCD mempermudah pengguna dalam
mengoperasikannya.
2. Produk ini memiliki fitur kalibrasi untuk mendapatkan nilai kapasitansi kapasitor dan
hambatan total keseluruhan alat las titik agar mendapatkan hasil las yang presisi dan
akurat.
3. Produk ini dapat melakukan pengaturan pelepasan energi hingga 100 Joule.
4. Produk ini memiliki sistem proteksi agar alat dapat bekerja dengan maksimal.
5. Produk ini dapat menyambungkan plat nikel setebal 0,10 mm, 0,12 mm dan 0,15 mm.
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 7 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Produk ini memiliki sistem proteksi yang mampu menjaga kondisi alat agar dapat
digunakan dalam kondisi maksimal. Apabila terjadi kerusakan pada MOSFET
pensaklaran maka sistem akan mematikan alat untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang lebih parah.
5. Keamanan Fungsi Alat
Produk ini memiliki keamanan dalam penggunaannya saat pengelasan. Hal ini
dikarenakan apabila kedua elektroda terhubung tapi pengguna tidak menekan
tombol trigger maka MOSFET yang floating membuat rangkaian menjadi
terbuka dan tidak dapat mengalirkan arus menuju beban. Singkatnya, pulsa
pengelasan hanya akan keluar ketika tombol trigger ditekan.
Secara umum, sistem alat ini tersusun atas empat buah subsistem. Masing-masing
subsistem memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda dalam melaksanakan fungsinya
masing-masing sehingga semua fungsionalitas sistem produk ini dapat berjalan dengan
baik. Keempat subsistem tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Subsistem konverter
2. Subsistem user interface
3. Subsistem kontrol pelepasan energi
4. Subsistem kalibrasi
5. Subsistem proteksi
Dari sisi fungsionalitas, fungsi-fungsi setiap subsistem pembangun sistem ini akan
dijelaskan sebagai berikut berdasarkankan data flow diagram (DFD) sistem tersebut.
1. Diagram konteks sistem
Diagram konteks sistem (context diagram) atau Diagram DFD tingkat nol
mendeskripsikan keterhubungan sistem dengan lingkungannya. Terdapat tiga
entitas lingkungan yang terhubung dengan sistem, yaitu pengguna, objek
pengelasan, dan tampilan nilai dari hasil kalibrasi. Diagram ini diberikan pada
Gambar 2.2 berikut.
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 8 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tabel 2.1 Penjelasan Diagram DFD Tingkat Nol
Parameter Keterangan
Input Pemilihan mode kalibrasi digunakan untuk melakukan
pengkalibrasian nilai kapasitansi kapasitor dan hambatan
total pada alat.
Pemilihan mode operasi untuk melakukan pemasukan
nilai energi untuk melakukan pengelasan.
Output Dilakukannya pengelasan dengan mengeluarkan data
tegangan kapasitor, tegangan kapasitor saat pengelasan,
pulsa waktu, status pengelasan dan counter berupa
tampilan data pada LCD 20x4
Fungsi Pengguna atau user dapat mengatur parameter pengelasan
dan mengetahui nilai parameter saat pengelasan dilakukan.
Berdasarkan Gambar 2.3 pada dasarnya diagram DFD tingkat pertama ini hanya
menjabarkan secara lebih detil diagram DFD tingkat nol dengan berfokus pada sistem
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 9 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
itu sendiri sehingga entitas eksternal tidak ditampilkan. Oleh karena itu, tabel
penjelasan untuk DFD tingkat pertama yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 memiliki isi
yang sama dengan Tabel 2.1.
Berdasarkan Gambar 2.4 Subsistem user interface pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini menggunakan mikrokontroler Arduino Nano.
Perancangan subsistem ini menggunakan perangkat lunak Arduino IDE. Subsistem
ini berfungsi untuk menampilkan menu dan nilai parameter sehingga dapat dinavigasi
oleh pengguna. Mikrokontroler menerima data masukan navigasi berupa push button
untuk memilih menu dan memasukkan nilai parameter dan keluaran pada tampilan
pada LCD 20x4.
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 10 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tabel 2.3 Penjelasan Diagram DFD Tingkat Kedua Untuk subsistem sensor suhu, kelembaban dan
kadar air
Parameter Keterangan
Input Tombol push button.
Output Tampilan pada LCD 20x4.
Fungsi Menampilkan informasi yang berkaitan dengan
pengelasan.
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 11 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.6 Diagram DFD Tingkat Kedua-Subsistem Kalibrasi
Berdasarkan Gambar 2.6 subsistem kalibrasi pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini memanfaatkan akuisisi data sensor. Adapaun parameter
yang dibutuhkan adalah tegangan pada kapasitor (V), arus yang mengalir (I), energi
(E) dan lainnya. Kemudian mikrokontroler akan menghitung nilai parameter tersebut
mendapatkan nilai kapasitansi kapasitor dan hambatan total. Hasil dari perhitungan
akan disimpan pada EEPROM.
Parameter Keterangan
Input Nilai tegangan terukur pada kapasitor
Nilai arus terukur pada kapasitor
Output Nilai perhitungan kapasitansi kapasitor
Nilai perhitungan hambatan total las titik
Fungsi Informasi kapasitansi kapasitor dan hambatan total las titik
Mendapatkan nilai pulsa waktu yang akurat untuk
pengelasan
Berdasarkan Gambar 2.7 subsistem proteksi pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan pada alat
las titik pelepasan kapasitif apabila suhu MOSFET terlalu panas. Fungsi kontrol ON-
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 12 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
OFF berfungsi untuk menyalakan dan mematikan konverter pengisian daya kapasitor
apabila suhu MOSFET bersuhu > 700 Celsius.
Tabel 2.7 Spesifikasi perancangan alat las titik pelepasan muatan kapasitif
No Komponen Spesifikasi
1. Arduino Nano [6] Chip Mikrokontroler ATmega328P
Tegangan Pengoprasian 5 V
Tegangan Input yang disarankan 7-12 V
Batas tegangan input 6 – 20 V
Jumlah Pin I/O digital 14 (6 diantaranya output PWM)
Jumlah Pin input analog 6 buah
Arus DC tiap Pin I/O 40 mA
Arus DC untuk Pin 3.3V yakni, 50 mA
Memory flash 32 KB(Atmega328), 0.5kb bootloader
SRAM 2 KB(Atmega328)
EEPROM 1 KB(Atmega328)
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 13 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Clock Speed 16 Mhz
Dimensi 45 mm x 18 mm
Berat 5 g
2. Sensor INA219 Rentang pembacaan tegangan: 0-36 V resolusi 0,01 V
Rentang pembacaan arus: 0-3,2A resolusi 0,10 mA
3. LCD 20x4 Terdiri dari 20 karakter dan 4 baris
Mempunyai 192 karakter tersimpan
Dilengkapi dengan back light
4. I2C LCD Backpack Alamat I2C 0x27
Module Kontras cahaya dapat diatur melalui potensiometer
Tegangan catu daya 5v
Interface : IIC/TIWI
Ukuran 4cm x 2cm x 1 cm
5 MOSFET IRFP460 Tegangan Drain-to-Source maksimal: 600 V
Arus Drain-to-Source maksimal: 20 A
Tegangan pemicuan Gate-to-Source : 20 A
6. Dioda MUR1560 Tegangan DC blocking maksimal: 600 V
Arus maksimal: 15 A
Tegangan forward: 0,375 V
Rentan temperatur kerja: -55° C hingga +150° C
7. Kapasitor Tegangan rating 16V, tegangan burst 20V
Penyimpanan Kapasitansi 0,84 F
ESR: 0,2 mOhm
8. MOSFET Tegangan Drain-to-Source maksimal: 600 V
IRFP4368 Arus Drain-to-Source maksimal: 20 A
Tegangan pemicuan Gate-to-Source : 20 A
9. Sensor LM35 Tegangan input: 5-30 V
Rentang pembacaan suhu 25 C – 150 C
10. Kotak Panel Terbuat dari bahan kayu dengan ketebalan 10 mm
Ukuran 30cm x 20cm x 12cm
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 14 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.2.3 Spesifikasi Sistem berdasarkan Standardisasi
Produk ini memiliki tujuan utama untuk digunakan dalam wilayah
Indonesia. Dengan demikian, standardisasi akan mengacu pada standarstandar yang
berlaku di Indonesia. Namun, beberapa standar internasional juga digunakan untuk
meningkatkan kualitas produk ini. Standardisasi yang digunakan dari sisi teknis dijelaskan
sebagai berikut.
1. Energy Star, standar penggunaan daya pada produk elektronik.
Standardisasi yang digunakan dari sisi hukum meliputi hal-hal sebagai berikut.
Standar hukum yang digunakan adalah standar hukum yang berlaku di Indonesia. Produk
ini harus digunakan dengan menaati hukum yang berlaku di Indonesia. Pelanggaran
terhadap hukum tersebut tidak ditoleransi dan dapat diproses di pengadilan.
1. Perlindungan hak cipta
2. Perlindungan terhadap privasi dan keamanan informasi.
2.3.1 Fitur
Tabel 2.8 Fitur Produk
Fitur Utama Fitur Dasar
Mampu mengkalibrasi kapasitansi Sensor INA219 sebagai sensor pengukur
kapasitor dan hambatan total pada nilai arus dan tegangan pada kapasitor
alat untuk menghasilkan pulsa sehingga dapat menghitung nilai
pengelasan yang akurat. kapasitansi maupun hambatan total.
Adapun perhitungan dilakukan
mikrokontroler Arduino Nano dengan
perumusan yang telah dibuat sebelumnya.
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 15 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2. Hasil dari pengelasan memiliki akurasi
yang tinggi karena telah memiliki fitur
kalibrasi. Pelepasan energi maksimum
sebesar 100 Joule sudah cukup untuk
melakukan pengelasan dengan hasil
yang baik dan plat yang menempel
dengan kuat.
2.3.2 Verifikasi
Pada bagian ini akan dibahas mengenai prosedur verifikasi produk ini. Proses
verifikasi akan dilakukan pada setiap perangkat dari produk ini. Perangkat perangkat yang
akan diverifikasi sebagai berikut.
1. Mikrokontroler Atmega328P
2. Subsistem user interface
3. Subsistem kontrol pelepasan energi
4. Subsistem kalibrasi
5. Subsistem proteksi
2.4 Design
Desain produk alat las titik mikro pelepasan kapasitif akan diaplikasikan berbentuk yang
ditunjukkan pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Tampak Sisi Kiri dari Purwarupa Alat Las Titik Mikro Pelepasan Kapasitif
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 16 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.5 Biaya Dan Jadwal
Estimasi biaya dari pengembangan dan riset proyek ini terbagi atas dua bagian yaitu
biaya R&D serta biaya produksi alat.
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 17 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
9 LCD 2004 w/ Backpack I2C Modul 1 Rp. 90.000,- Rp. 90.000,-
10 Transformator CT 24V 2A 3 Rp. 30.000,- Rp. 90.000,-
11 Sensor INA219 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
12 Ferrit ETD49 1 Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
13 Elektroda las titik tembaga 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
14 Skun tembaga 35mm 4 Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
15 Kabel tembaga 8 AWG 1 m 1 Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
16 PCB fiber 4 Rp. 12.000,- Rp. 48.000,-
17 Papan kayu 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
18 Akrilik 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
19 Konektor dan kabel daya 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
Komponen elektronika (resistor,
20 kapasitor, led, relay, transistor, dioda, 1 Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
induktor, switch dll.)
Total Rp. 1.828.000,-
Berikut adalah tabel jadwal pelaksanaan proyek beserta bentuk penyampaian dan
kebutuhannya.
Tabel 2.11 Jadwal Pelaksanaan Proyek
Fase Deliverables Jadwal (yang dicantumkan adalah Kebutuhan
akhir tahap) Sumberdaya
Konsep Produk B100 Proposal Juli 2018 Literatur
Analisis B200 Spesifikasi Agustus 2018 - Spesifikasi teknis
fungsional - Engineer
Desain Skematik - Pemilihan topologi suplai daya: - Pc / laptop
perancangan September 2018 - Penguasaan teknologi
rangkaian, dan - Kontrol pengisian kapasitor: pendukung
algoritma September 2018 - Literatur
pemrograman. - Rangkaian pensaklaran MOSFET: - Engineer
(B300) Oktober 2018
- Rangkaian mikrokontroler dan
peripheral: Oktober 2018
Implementasi Lab prototype - Trial & Error: November 2018 - Dvlp. Tools
(B400) - Outsourcing PCB
- Engineer
No. Dokumen: B200-01-TA1718.2.001 No. Revisi: - Tanggal: 14 Juli 2018 Halaman 18 dari 18
© 2018 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id
Data Pengusul
Pengusul Nama Dede Surachman Jabatan Anggota
Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114130138
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 1 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI
1. PENGANTAR ......................................................................................................... 3
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN ..................................................................... 4
1.2 TUJUAN PENULISAN, APLIKASI DAN FUNGSI DOKUMEN ............ 4
1.3 REFERENSI ................................................................................................... 4
1.4 DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ 4
2. PERANCANGAN ................................................................................................... 6
2.1 DEFINISI, FUNGSI, DAN SPESIFIKASI ................................................... 6
2.1.1 Definisi dan Fungsi .................................................................................. 6
2.1.2 Ringkasan Spesifikasi ............................................................................... 7
2.2 TINJAUAN DESAIN SISTEM SECARA UMUM...................................... 9
2.3 TINJAUAN DESAIN PERANGKAT KERAS .......................................... 10
2.3.1 Rangkaian Tampilan dan Navigasi ........................................................ 10
2.3.2 Rangkaian Sensor dan Pengkondisi Sinyal ............................................ 12
2.3.3 Subsistem Blok Saklar MOSFET ............................................................ 13
2.3.4 Rangkaian Driver MOSFET ................................................................... 16
2.4 TINJAUAN DESAIN PERANGKAT LUNAK ......................................... 18
2.4.1 Subsistem User Interface ........................................................................ 19
2.4.2 Subsistem Kalibrasi ................................................................................ 21
2.4.3 Subsistem Pelepasan Energi................................................................... 23
2.4.4 Subsistem Proteksi .................................................................................. 26
3. LAMPIRAN .......................................................................................................... 28
SENARAI PROGRAM ............................................................................................ 28
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 2 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen
1. PENGANTAR
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 3 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN
Dokumen ini berisi penjelasan desain dari perancangan las titik tab baterai li-ion
berbasis pelepasan muatan kapasitif dengan pengaturan jumlah energi. Penjelasan desain
perancangan alat tersebut dibagi menjadi beberapa bagian meliputi penjelasan ringkas
mengenai spesifikasi yang telah dijabarkan pada dokumen B200, desain perangkat keras
dan perangkat lunak subsistem sensor suhu, kelembaban dan kadar air, desain perangkat
keras dan perangkat lunak subsistem pengendali tegangan heater, desain perangkat keras
dan perangkat lunak subsistem kipas heater dan exhaust, dan desain perangkat keras dan
lunak subsistem antarmuka pengguna.
1.3 REFERENSI
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge
Resistance Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 4 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
SINGKATAN ARTI
UNDIP Universitas Diponegoro
MOSFET Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
PCB Printed Circuit Board
IC Integrated Circuit
TRIAC Triode for Alternating Current
SSR Solid State Relay
PWM Pulse-Width Modulation
ESR Equivalent Series Resistance
SI Satuan Internasional
MCB Mini Circuit Breaker
DC Direct Current
AC Alternating Current
CC Constant Current
CV Constant Voltage
LED Light Emitting Diode
SMPS Swicth Mode Power Supply
LCD Liquid Crystal Display
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 5 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2. PERANCANGAN
Penerapan sistem las titik dapat dilakukan dengan dua jenis topologi. [1] Tipe
pertama mengkonsumsi kebutuhan energi secara langsung dari saluran listrik utama
selama proses pengelasan. Tipe energi langsung ini biasanya menggunakan transformator
step down kapasitas daya besar untuk mendapatkan kemampuan penyaluran arus tinggi
pada bidang kerja. Pengaturan pengelasan dilakukan pada sisi primer trafo menggunakan
devais semikonduktor seperti TRIAC atau Thyristor. Sedangkan tipe kedua menggunakan
energi yang sebelumnya telah disimpan terlebih dahulu. Media penyimpanan energi yang
digunakan adalah kapasitor yang memiliki kemampuan pelepasan arus sangat tinggi
dengan waktu singkat. [2] Energi tersimpan pada kapasitor tersebut harus lebih besar dari
jumlah energi yang dibutuhkan untuk satu pulsa pengelasan. Untuk menyalurkan arus
pada tipe las titik penyimpanan energi juga menggunakan devais semikonduktor yaitu
MOSFET atau SCR.
Las titik mikro dengan tipe suplai daya energi langsung banyak dipilih karena lebih
mudah, harga yang murah dan tingkat pengulangan pengelasan yang tinggi. Namun studi
[1][3] juga menunjukan bahwa tipe suplai daya energi langsung menghasilkan daya
reaktif besar, distorsi harmonik arus yang tinggi yang mengakibatkan tegangan drop dan
distorsi gelombang. Transformator yang menjadi komponen dasarnya dapat menarik arus
inrush yang sangat tinggi pada proses pensaklarannya [4][5]. Banyak juga ulasan
mengenai las titik tipe ini menarik arus inrush hingga MCB (mini circuit breaker)
instalasi kelistrikan rumah trip setiap proses pengelasan.
Di sisi lain, tipe suplai daya penyimpanan energi punya kelebihan seperti: pelepasan
energi yang cepat dan area terpengaruh panas yang kecil [1] sehingga dapat menghasilkan
las titik yang baik pada baterai. Tipe ini juga memiliki distorsi harmonik arus dan faktor
daya yang lebih baik dibanding tipe energi langsung. [2]
Maka dari itu, dibuatlah suatu produk las titik dengan tipe suplai daya penyimpanan
energi menggunakan media kapasitor dengan harga yang minimalis. Alat ini terdiri dari
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 6 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
rangkaian pengisian kapasitor berdaya tinggi dan mampu melepasan energi dalam
pengelasan titik hingga 100 Joule. Alat ini mampu mengatur dan menghitung energi
pelepasan muatan kapasitor dilakukan oleh mikrokontroler serta melakukan pengelasan
berulang hingga 15 kali/menit pada pengaturan energi 100 Joule. Sistem yang dirancang
menggunakan menu pengaturan parameter las titik yang mudah dipahami melalui LCD,
pada panel depan terdiri dari kalibrasi dan operasi sebagai menu utama. Pembuatan alat
las titik ini berbasis pelepasan kapasitif yang murah dan efektif meskipun dengan media
penyimpanan energi yang sangat terbatas.
Dengan demikian terdapat lima fungsi utama produk ini sebagai solusi dari
permasalahan yang telah dirumuskan. Kelima fungsi utama produk ini dijelaskan sebagai
berikut.
1. Produk ini memiliki tombol navigasi pada LCD mempermudah pengguna dalam
mengoperasikannya.
2. Produk ini memiliki fitur kalibrasi untuk mendapatkan nilai kapasitansi kapasitor
dan hambatan total keseluruhan alat las titik agar mendapatkan hasil las yang presisi
dan akurat.
3. Produk ini dapat melakukan pengaturan pelepasan energi hingga 100 Joule.
4. Produk ini memiliki sistem proteksi agar alat dapat bekerja dengan maksimal.
5. Produk ini dapat menyambungkan plat nikel setebal 0,10 mm, 0,12 mm dan 0,15
mm.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 7 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
gelombang penuh dengan CT 15 Volt dan tegangan DC 5 Volt oleh penyearah 1 fasa
gelombang penuh dengan CT 5 Volt. Adapun tegangan DC15 Volt digunakan untuk
pengisian kapasitor maupun driver MOSFET, sedangkan tegangan DC 5 Volt digunakan
untuk suplai listrik sistem minimum Arduino Nano.
Spesifikasi perancangan perangkat keras dari produk las titik ini terdiri dari:
1. Purwarupa las titik yang terdiri dari konverter pengisian daya, kapasitor berukuran
20 cm x 7 cm sebagai sumber energi pengelasan, rangkaian driver MOSFET,
rangkaian tampilan dan navigasi, rangkaian sensor dan pengkondisi sinyal dan
rangkaian blok saklar MOSFET dan satu pasang elektroda untuk pengelasan.
2. Catu daya AC 220V sebagai sumber daya bagi semua komponen yang digunakan.
3. Penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT 15 volt sebagai sumber listrik
untuk pengisian kapasitor dan driver MOSFET agar dapat dilakukan pengelasan
dengan mengatur pulsa waktu.
a. Tegangan : 15 VDC
b. Arus : 500 mA
4. Penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT 5 volt sebagai suplai listrik sistem
minimum Arduino Nano.
a. Tegangan : 5 VDC
b. Arus : 500 mA
5. Driver MOSFET sudah dalam bentuk IC tipe Totem-Pole MOSFET. IC yang
digunakan adalah TC4420 driver MOSFET 6A kecepatan tinggi buatan Microchip
dengan bentuk 8-PDIP.
a. Tegangan : 15 V
b. Arus :6A
6. Arduino Nano digunakan sebagai unit kontroler untuk menghitung parameter
yang digunakan untuk pengelasan.
7. Driver MOSFET tipe MOSFET IRFP4368PbF sejumlah empat buah yang akan
disusun paralel
a. VDSS : 75 V
b. VGS : 20 V
c. ID : 350A
8. Sensor INA219 sebagai pembaca nilai arus dan tegangan pada kapasitor agar
mendapatkan hasil pengelasan yang akurat dari perhitungan yang dilakukan oleh
mikrokontroler, kemudian datanya ditampilkan ke LCD.
9. Sensor LM35 merupakan sensor suhu yang memantau suhu pada MOSFET
Pensaklaran yang sewaktu-waktu dapat panas dalam pengisian kapasitor melalui
konverter pengisian daya
10. LCD (liquid crystal display) dan driver I2C LCD berfungsi sebagai media
tampilan selama proses pengendalian berlangsung.
11. Push button digunakan sebagai pengaturan dan pemilihan menu-menu.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 8 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
12. Relay komponen elektronika yang berfungsi untuk memutus atau
menyambungkan aliran listrik untuk proses kalibrasi mendapatkan nilai
kapasitansi kapasitor maupun hambatan total.
13. Satu pasang elektroda pengelasan sebagai media penghantar arus tinggi untuk
pengelasan.
Gambar 2.2 Blok diagram rancangan hardware sistem pengeringan pakan ikan.
Dari Gambar 2.2, Arduino Nano berfungsi sebagai otak dari sistem yang mampu
menerima data, mengolahnya dan kemudian mengirimnya untuk melakukan pengelasan.
Arduino nano menerima data berupa nilai arus dan tegangan dari sensor INA 219, data
berupa suhu yang dikuatkan terlebih dahulu melalui rangkaian penguat op amp dari
sensor LM35 dan sinyal digital untuk navigasi push button.
Dari data yang telah diterima, maka Arduino Nano kemudian mengolahnya dengan
melakukan perhitungan untuk pengelasan. Data yang sudah diolah tersebut kemudian
dikirim untuk melakukan perintah selanjutnya seperti melakukan sistem relay ON-OFF
pada konverter, relay discharge hingga melakukan pengelasan melalui driver MOSFET
terisolasi optocoupler untuk MOSFET pensaklaran. Adapun MOSFET tersebut
melakukan pensaklaran dari kapasitor, dimana kapasitor sebagai media penyimpan energi
yang nantinya energi tersebut digunakan untuk melakukan pengelasan pada beban.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 9 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 3 Rangkaian elektronika keseluruhan las titik
Gambar 2.3 merupakan rangkaian elektronika keseluruhan las titik, dimana Sumber
AC 1 Fasa dibagi menjadi 2 bagian yakni penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT
15 Volt dan penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan CT 5 Volt. Tegangan 15 Volt
mengalir ke Driver MOSFET yang digunakan untuk MOSFET pensaklaran. Tegangan
dari kapasitor sebesar 0-16 Volt akan digunakan untuk melakukan pengelasan pada beban
melalui MOSFET pensaklaran. Sementara tegangan 5 Volt digunakan sebagai sumber
daya mikrokontroler Arduino Nano dan komponen pendukungnya.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 10 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
(a)
(b)
Gambar 2. 4 (a) Skematik antara Arduino Nano dengan LCD I 2C
(b) Skematik pin tombol dan suplai daya 5V
Catu daya mikrokontroler didapatkan dari output regulator linear LM7805 yang
berlevel tegangan 5V sesuai dengan kebutuhan mikrokontroler. Seluruh pin modul LCD
2004 dihubungkan dengan pin modul I2C LCD 2004. Sedangkan koneksi mikrokontroler
ke modul LCD 2004 dialihkan menuju empat pin samping modul I2C, yaitu VCC, GND,
SDA dan SCL. Dengan konfigurasi seperti itu memungkinkan komunikasi data antara
mikrokontroler dan modul LCD dilakukan melalui metode I2C pada pemrograman
Arduino IDE. Sedangkan pin tombol navigasi dihubungkan dengan pin input digital
mikrokontroler Arduino Nano. Resistor 10K yang menghubungkan pin input digital
mikrokontroler merupakan resistor pulldown yang membuat sinyal input tidak floating.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 11 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.3.2 Rangkaian Sensor dan Pengkondisi Sinyal
Sensor arus-tegangan yang digunakan pada tugas akhir ini adalah modul sensor
INA219. Alasan menggunakan sensor INA219 adalah karena sensor tersebut dapat
mengukur arus dan tegangan dalam waktu bersaamaan. Dalam penggunaan tingkat
lanjutnya, sensor tersebut dapat digunakan untuk mengukur daya maupun energi listrik.
Tipe pengiriman data sensor INA219 adalah I2C (Integrated Inter Circuit). Hal
tersebut juga menjadi kelebihan sensor INA219 yang pengiriman datanya hanya
menggunakan dua pin (SDA dan SCL) sehingga menghemat penggunaan pin
mikrokontroler.
Sensor suhu digunakan untuk mendeteksi suhu MOSFET konverter pengisian daya
kapasitor. Untuk mempermudah kalibrasi sensor suhu, maka ditambahkan rangkaian
pengkondisi sinyal menggunakan Op-Amp. Konfigurasi Op-Amp yang digunakan adalah
penguat non-inverting untuk menghasilkan penguatanan sinyal analog sensor menuju
mikrokontroler. Besarnya penguatan ditentukan oleh komponen resistor R1 dan R2.
Berikut adalah gambar rangkaian pengkondisi sinyal sensor suhu menggunakan Op-Amp.
Dengan maksimal pembacaan suhu sensor LM35 hingga 150 derajat Celcius maka
tegangan ouput LM35:
VLM35= Suhu*10 mV
VLM35= 150*10 mV
VLM35= 1,5V
Sedangkan catu daya Op-Amp dan tegangan referensi mikrokontroler sebesar 5V,
maka penguatan yang dibutuhkan adalah sekitar tiga kali menjadi sebesar 4,5V. Nilai R
dapat ditentukan dengan rumus:
Gain = 1 + R2/R1
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 12 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
3 = 1 + R2/R1
R2/R1 = 2
Maka perbandingan nilai R2 terhadap R1 adalah dua. Dalam perancangan dipilih
R1 adalah potensiometer dengan nilai 20K dan R2 adalah resistor dengan nilai 10K.
Pertimbangan menggunakan resistor jenis potensiometer adalah untuk menghasilkan nilai
penguatan yang bervariasi sehingga dapat memudahkan proses kalibrasi sensor suhu
tersebut.
Sensor INA219 dihubungkan melalui konektor empat pin, yaitu VCC, GND, SDA
dan SCL ke mikrokontroler. Empat pin yang sama seperti dalam mengkoneksikan LCD
ke mikrokontroler melalui perantara modul I2C. Sedangkan konektor sensor suhu yaitu
dengan pin VCC, pin output sinyal analog SUHU dan GND. Pin SUHU dihubungkan ke
pin non-inverting Op-Amp untuk dikuatkan sinyal analognya. Kemudian output
penguatan Op-Amp dihubungkan ke pin analog mikrokontroler untuk dibaca tegangan
sinyal analog setelah penguatan dengan cara Analog to Digital Convertion (ADC).
Penggunaan konektor dalam menghubungkan sensor ke mikrokontroler dilakukan karena
sensor diletakan di tempat berbeda dengan papan rangkain mikrokontroler.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 13 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
memerlukan arus tinggi untuk melelehkan strip logam ke bidang kerja membuat
pemilihan MOSFET menjadi krusial. Tegangan maksimal kapasitor maksimal yang
digunakan adalah sebesar 17 Volt dan perkiraan hambatan total dari keseluruhan sistem
pengosongan kapasitor rangkaian RC adalah sebesar 20 mOhm. Maka arus puncak
pengelasan yang dapat terjadi dapat dihitung menggunakan persamaan hukum Ohm:
I=V/R
I = 17 Volt / 0.02 mOhm
I = 850 Ampere
Sesuai dengan karakteristik pengosongan kapasitor rangkaian RC, tegangan dan
arus pengosongan menurun secara logaritmik. Maka pertimbangan pemilihan MOSFET
untuk digunakan sebegai blok saklar pada alat las titik pelepasan kapasitif adalah bagian
grafik spesifikasi ID, I Drain-to-Source Current (A) terhadap VD, Drain-to-Source
Voltage (V). Sehingga MOSFET yang diperlukan yang dapat menghantarkan dengan ID
sebesar 850 A dan VD sampai dengan 17 V. Sedangkan MOSFET dengan kapasitas arus
ID dan VD tersebut sulit ditemukan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan lebih dari
satu MOSFET dengan spesifikasi arus ID yang lebih kecil dan MOSFET dirangkai secara
paralel.
Sesuai dengan karakteristik pengosongan kapasitor rangkaian RC, tegangan dan
arus pengosongan menurun secara logaritmik. Maka pertimbangan pemilihan MOSFET
untuk digunakan sebegai blok saklar pada alat las titik pelepasan kapasitif adalah bagian
grafik spesifikasi ID, I Drain-to-Source Current (A) terhadap VD, Drain-to-Source
Voltage (V). Sehingga MOSFET yang diperlukan yang dapat menghantarkan dengan ID
sebesar 850 A dan VD sampai dengan 17 V. Sedangkan MOSFET dengan kapasitas arus
ID dan VD tersebut sulit ditemukan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan lebih dari
satu MOSFET dengan spesifikasi arus ID yang lebih kecil dan MOSFET dirangkai secara
paralel.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut dipilihlah MOSFET IRFP4368PbF
sejumlah empat buah yang akan disusun paralel nantinya. Rincian pertimbangan
pemilihan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tegangan VDSS atau tegangan antara Drain ke Source berada pada nilai 75
Volt. Nilai VDSS tersebut membuat MOSFET sangat mencukupi untuk
dijadikan blok saklar las titik pelepasan kapasitif dengan tegangan maksimal
kapasitor sebesar 17 Volt.
2. ID yang dimiliki MOSFET jika disusun paralel sebanyak empat buat sudah
jauh mencukupi nilai 850 A yang diperlukan. Grafik ID terhadap VD dapat
dilihat pada Gambar 2.7.
3. MOSFET IRFP4368PbF dapat ditemukan di toko online Indonesia,
sehingga pembelian dapat dilakukan dengan mudah.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 14 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.7 Grafik ID-VD MOSFET IRFP4368PbF
Gambar skematik rangkaian blok saklar MOSFET dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Empat buah MOSFET IRFP4368PbF disusun secara paralel untuk meningkatkan
kapasitas penyaluran arus. Untuk mengaktifkan MOSFET tersebut, maka diperlukan
sinyal pemicuan pada pin GATE MOSFET. Dioda D1 dan D2 merupakan diode Ultrafast
yang ditambahkan untuk memproteksi MOSFET ketika terjadi inductive kickback loop
saat MOSFET dinon-aktifkan ketika masih mengalirkan arus Drain-to-Source.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 15 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Sedangkan Dioda D3 merupakan diode zener 15 Volt yang berfungsi untuk membatasi
tegangan maksimal pin GATE sebesar 15 Volt.
Akan tetapi, transistor MOSFET yang cocok lebih mahal daripada yang bipolar dan
mereka akan memiliki daya tembus yang besar saat ini ketika tegangan gerbang umum
mereka dalam transisi. Masalah ini dapat diatasi dengan logika tambahan atau komponen
waktu, yang banyak digunakan dalam implementasi IC. Maka dari itu, akan digunakan
driver MOSFET yang sudah dalam bentuk IC. IC yang digunakan adalah TC4420 driver
MOSFET 6A kecepatan tinggi buatan Microchip dengan bentuk 8-PDIP.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 16 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.10 Rangkaian driver MOSFET Totem-Pole Bipolar Transistor [19]
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 17 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
(a)
(b)
Gambar 2. 12 (a) Skematik Pin I/O Mikrokontroler dalam Pemicuan MOSFET
(b) Skematik Rangkaian Driver MOSFET TC4420 Terisolasi Optocoupler PC817
Pin digital 5 dijadikan input tombol TRIGGER penanda mikrokontroler untuk
memberikan sinyal pemicuan MOSFET. Pin mikrokontroler yang digunakan untuk
memberikan sinyal pemicuan MOSFET (WELD_PULSE) adalah pin digital 3 dengan
konfigurasi active high. Sinyal pemicuan akan diteruskan secara terisolasi dan dikuatkan
menjadi 15 Volt (VCC) melalui optocoupler PC817. Kemudian sinyal output optocoupler
masuk ke driver MOSFET non-inverting TC4420 dan outputnya menuju pin gate
MOSFET.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 18 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
lunak terdiri dua bagian utama yaitu perancangan algoritma dan diagram alir dan
perancangan kode program menggunakan Arduino IDE.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 19 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 14 Diagram Alir Sistem User Interface
Pada perancangan program sistem user interface pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini menggunakan mikrokontroler Arduino Nano. Perancangan
program ini menggunakan perangkat lunak Arduino IDE. Program ini berfungsi untuk
menampilkan menu dan nilai parameter sehingga dapat dinavigasi oleh pengguna.
Mikrokontroler menerima data masukan navigasi berupa push button untuk memilih
menu dan memasukkan nilai parameter dan keluaran pada tampilan pada LCD 20x4.
Senarai program sistem user interface dapat dilihat pada Lampiran Senarai Program poin
3.2.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 20 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.4.2 Subsistem Kalibrasi
Sistem kalibrasi berfungsi sebagai pengukuran parameter yang memengaruhi
akurasi dari alat las titik untuk dapat melepaskan energi pelepasan sesuai dengan yang
telah diatur oleh pengguna. Parameter yang dikalibrasi adalah nilai kapasitansi kapasitor
dan hambatan total alat las titik. Nilai dari kedua parameter tersebut penting untuk
diketahui nilainya agar pemberian lebar pulsa pemicuan MOSFET dapat sesuai dengan
pengaturan energi yang ditetapkan oleh pengguna. Perancangan sistem kalibrasi ini akan
dijelaskan melalui algoritma dan diagram alir dan perancangan program subsistem
menggunakan Arduino IDE. Algoritma perangkat lunak dari sistem kalibrasi adalah
sebagai berikut:
a. Mulai.
b. Pilih menu kalibrasi pada tampilan awal.
c. Mikrokontroler mengaktifkan pin rele 1 untuk mematikan konverter pengisian daya
kapasitor.
d. Mikrokontroler akan mengaktifkan pin rele 2 untuk membuang muatan kapasitor ke
resistor discharge hingga tegangan kapasitor menjadi nol Volt.
e. Kemudian mikrokontroler bersamaan menonaktifkan rele 1 dan rele 2 supaya
konverter pengisian daya aktif dan mengalirkan arus dalam proses pengisian
kapasitor. Proses ini dibatasi selama periode 10 detik. Dalam mencari nilai
kapasitansi kapasitor ini menggunakan nilai rerata arus selama 10 detik, tegangan
terakhir yang terbaca oleh sensor dan lama periodenya.
Saat arus konstan dihubungkan kekapasitor, maka persamaan kapasitor menjadi:[19]
V
𝐼= C
t
Karena nilai arus (I) didapat dari nilai rata-rata arus, nilai V didapat dari nilai
tegangan terakhir pada kapasitor dan t adalah 10 detik, maka didapat nilai kapasitansi
kapasitor dengan rumus sebagai berikut:
𝐼
𝐶 = 10
V
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 21 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
rerata arus dan rerata tegangan tersebut diambil untuk mendapatkan nilai hambatan
total dari alat las titik. Berikut ini adalah rumus untuk mendapatkan hambatan total.
Vrerata total
R total =
I𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
j. Selesai.
Pada perancangan program sistem kalibrasi pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini memanfaatkan fungsi For loop iteration untuk melakukan
akuisisi data sensor . Adapaun parameter yang dibutuhkan adalah tegangan pada kapasitor
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 22 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
(V), arus yang mengalir (I), energi (E) dan lainnya. Kemudian mikrokontroler akan
menghitung nilai parameter tersebut mendapatkan nilai kapasitansi kapasitor dan
hambatan total. Senarai program secara lengkap sistem pelepasan energi dan inisialisasi
dapat dilihat pada Lampiran Senarai Program poin 3.4.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 23 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2𝐸
𝑋 = 1− , (3.2)
𝐶𝑉𝑜 2
0<X≤1
Dari Persamaan (3.1) akan didapatkan nilai pulsa waktu (t) bernilai positif apabila
𝟐𝑬
nilai fungsi ln (𝟏 − ) bernilai negatif (energi tersimpan mencukupi). Sehingga nilai
𝑪𝑽𝒐 𝟐
𝟐𝑬
Persamaan (3.2) (𝟏 − ) harus berada di rentang nilai lebih besar dari 0 hingga sama
𝑪𝑽𝒐 𝟐
dengan 1.
Algoritma perangkat lunak dari sistem pelepasan energi adalah sebagai berikut:
a. Mulai.
b. Pilih menu OPERASI.
c. Pengguna mengatur nilai energi yang diinginkan untuk melakukan pengelasan dalam
menu operasi. Kemudian klik OK.
d. Mikrokontroler mengakses beberapa parameter: nilai energi (E) yang didapat dari
algoritma c, kapasitansi kapasitor (C) dan hambatan total (R) dari hasil kalibrasi dan
tegangan kapasitor (V0) dari pembacaan sensor INA219.
e. Pengguna menghubungkan elektroda las titik dengan strip baterai.
f. Pengguna menekan tombol trigger.
g. Mikrokontroler mendeteksi ditekannya tombol trigger kemudian melakukan
perhitungan real-time untuk mendapatkan nilai indikator kecukupan energi kapasitor
(X) dan waktu pulsa pengelasan (t). Rumus yang digunakan seperti persamaan (3.2)
dan (3.1) sebagai berikut:
2𝐸
𝑋 =1−
𝐶𝑉𝑜 2
−𝑅𝐶 2𝐸
𝑡 (𝑉𝑜) = ln (1 − ) (𝑠)
2 𝐶𝑉𝑜 2
h. Apabila nilai X berada pada rentang 0 < X ≤ 1, maka hal tersebut menunjukan kondisi
kecukupan energi kapasitor. Kemudian mikrokontroler memberikan pulsa pemicuan
MOSFET untuk melakukan proses pengelasan dengan lama pulsa t dari hasil
perhitungan real-time sesaat setelah tombol trigger ditekan. Arus pengosongan
kapasitor dapat mengalir menuju beban pengelasan sehingga pengelasan berhasil
dilakukan.
i. Tampilan status “SUKSES” yang berarti berhasil melakukan pengelasan dan
tampilan counter menghitung jumlah pengelasan yang berhasil dilakukan.
j. Sebaliknya, apabila nilai X berada pada rentang X < 0 atau X ≥ 1, maka hal tersebut
menunjukan kondisi ketidakkecukupan energi kapasitor. Sehingga mikrokontroler
tidak memberikan pulsa pemicuan MOSFET untuk melakukan pengelasan.
k. Tampilan status “GAGAL” yang berarti tidak berhasil melakukan pengelasan dan
counter berhenti menghitung.
l. Apabila pengguna menekan tombol trigger namun tidak menghubungkan elektroda
dengan strip baterai maka mikrokontroler tetap memberikan pulsa pemicuan
MOSFET untuk melakukan proses pengelasan dengan lama pulsa t dari hasil
perhitungan real-time sesaat setelah tombol trigger ditekan. Akan tetapi kondisi
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 24 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
MOSFET yang floating karena rangkaian menjadi terbuka dan tidak dapat
mengalirkan arus menuju beban, maka pengelasan tersebut gagal.
m. Tampilan status “GAGAL” yang berarti tidak berhasil melakukan pengelasan dan
counter berhenti menghitung.
n. Selesai.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 25 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2.18 Diagram Alir Sistem Pelepasan Energi Bagian 2
Pada perancangan program sistem pelepasan energi pada alat las titik mikro
peluahan berbasis mikrokontroler ini menggunakan library OneButton.h untuk
mendeteksi tombol trigger. Dalam menghitung waktu t yang dibutuhkan secara real-time,
mikrokontroler perlu mengakses data tegangan sensor INA219 secara real-time pula.
Operasi perhitungan yang dilakukan adalah sesuai Persamaan 3.2 dan 3.1. Dalam
pemberian sinyal t, mikrokontroler perlu membandingkan nilai indikator kecukupan
energi menggunakan fungsi if-else. Nilai V0 dan t hasil perhitungan akan ditampilkan
pada LCD sesaat setelah mikrokontroler mendeteksi ditekannya tombol trigger. Senarai
program secara lengkap sistem pelepasan energi dan inisialisasi dapat dilihat pada
Lampiran Senarai Program poin 3.3.
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 26 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
menggunakan Arduino IDE dibahas sebagai berikut. Algoritma perangkat lunak dari
sistem proteksi adalah sebagai berikut:
a. Mulai.
b. Mikrokontroler melakukan pembacaan suhu MOSFET konverter pengisian daya
kapasitor dengan sensor LM35 secara terus menerus
c. Apabila pembacaan suhu MOSFET konverter > 700 Celsius
d. Muncul peringatan pada LCD dan buzzer menyala.
e. Mikrokontroler menonaktifkan konverter pengisian daya kapasitor.
f. Selesai.
Pada perancangan program sistem proteksi pada alat las titik mikro peluahan
berbasis mikrokontroler ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan pada alat las
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 27 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
titik pelepasan kapasitif. Secara umum, kode program sistem proteksi ini menggunakan
operator kondisi if-else. Senarai program sistem proteksi secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran Senarai Program poin 3.1.
3. LAMPIRAN
SENARAI PROGRAM
1. Inisialisasi Program
Merupakan kumpulan libraly dan variabel nilai pada setiap sistem.
/*=========================================================
THIS PROJECT CREATED BY : DEDE SURACHMAN & YOGI NAIBAHO
=========================================================*/
#include <Wire.h>
#include <math.h>
#include "OneButton.h" // Libraly untuk tombol trigger
#include <LiquidCrystal_I2C.h> // Libraly untuk LCD I2C
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,20,4); // set alamat LCD menjadi 0x27 (diketahui dari I2C scanner) untuk LCD
20x4
#include <Adafruit_INA219.h> // Libraly INA219
Adafruit_INA219 sensor219; // Declare and instance of INA219
/*---------------------EEPROM------------------------------*/
#include <EEPROM.h>
// inisialisi EEPROM energi
int dataE =0;
int addDataEa=0, addDataEb=1;
byte data8E[2];
/*---------------------NAVIGASI-----------------------------*/
uint8_t arrow[8] = {0x0, 0x04 ,0x06, 0x1f, 0x06, 0x04, 0x00, 0x00}; // Karakter panah sebagai navigator
const int butUp = 7; // Tombol atas
const int butDown = 10; // Tombol bawah
const int butOk = 6; // Tombol OK
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 28 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
const int butCancel = 11; // TOmbol Cancel
/*---------------------SISTEM PROTEKSI----------------------*/
int pinSaklarMOSFET= 9;
int BacaMOSFET=0;
int pinLM35 = A7; // pin LM35
float bacasuhu =0;
float bacasuhu1=0;
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 29 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2. Void Setup
Digunakan untuk menginisialisasi variabel-variabel yang akan digunakan, dan
hanya dijalankan satu kali saat Arduino mulai menyala.
void setup() {
pinMode(butUp, INPUT);
pinMode(butDown, INPUT);
pinMode(butOk, INPUT);
pinMode(butCancel, INPUT);
/*--------------------TAMPILAN AWAL----------------*/
lcd.begin (20,4);
lcd.clear();
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print("MCDSW150");
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print("DESIGNED BY:");
lcd.setCursor(3,2);
lcd.print("DEDE SURACHMAN");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("YOGI ALEXIUS NAIBAHO");
delay(1000);
lcd.clear();
stateProgram=tampilPertama;
perO=1;
sensor219.begin();
sensor219.setCalibration_32V_2A();
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 30 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
3. Void loop
Digunakan untuk menjalankan suatu siklus program, yang akan dilakukan terus-menerus
hingga Arduino mati/reset.
void loop() {
BacaMOSFET = digitalRead(pinSaklarMOSFET);
bacasuhu1 = analogRead(pinLM35);
bacasuhu = bacasuhu1 * 0.48828125;
if (bacasuhu>40){
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [PERINGATAN] ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" SUHU MOSFET ");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" KONVERTER ");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print(" TERLALU PANAS");
delay(2000);
lcd.clear();
}
else{
utama();
}
if (BacaMOSFET == HIGH){
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [PERINGATAN] ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" MOSFET PENSAKLARAN ");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" GAGAL ");
delay(2000);
lcd.clear();
}
else{
utama();
}
}
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 31 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
untuk memilih menu dan memasukkan nilai parameter. Adapun program tersebut
dilakukan menggunakan fungsi switch-case.
void utama(){
switch(stateProgram){
case tampilPertama:
pertama();
break;
case tampilOperasi:
operasi();
break;
case tampilKalibrasi:
kalibrasi();
break;
}
}
void pertama(){
switch(perO){
case 1:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.write(1);
lcd.print("KALIBRASI");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" OPERASI");
if((digitalRead(butDown))==HIGH){
perO = 2;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
stateProgram = tampilKalibrasi;
tiO = 0;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
case 2:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" KALIBRASI");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.write(1);
lcd.print("OPERASI");
if((digitalRead(butUp))==HIGH){
perO = 1;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
stateProgram = tampilOperasi;
keO = tampOK;
lcd.clear();
delay(100);
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 32 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
}
break;
}
}
void operasi(){
// Baca EEPROM C
data8C[0] = EEPROM.read(addDataCa);
data8C[1] = EEPROM.read(addDataCb);
dataC = data8C[0] << 8 | data8C[1];
Serial.println(dataC);
C=dataC;
switch(keO){
case tampEnergi:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [OPERASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.write(1);
lcd.print("ENERGI :");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" VMIN CAP:");
lcd.setCursor(3,3);
lcd.print("OK");
// Satuan V
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print("JOULE");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("VOLT");
lcd.setCursor(10,2);
lcd.print(Vmincap);
lcd.setCursor(10,1);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);
if((digitalRead(butDown))==HIGH){
keO = tampVmincap;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butUp))==HIGH){
keO = tampOK;
lcd.clear();
delay(100);
}
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 33 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
keO = dataEnergi;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butCancel))==HIGH){
stateProgram=tampilPertama;
perO = 1;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
case dataEnergi:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [OPERASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" ENERGI :");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" VMIN CAP:");
// Satuan
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print("JOULE");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("VOLT");
if((digitalRead(butUp))==HIGH){
lcd.clear();
dataE=dataE+5;
data8E[0] = dataE >> 8;
data8E[1] = dataE & 0x00FF;
EEPROM.write(addDataEa, data8E[0]);
EEPROM.write(addDataEb, data8E[1]);
delay(100);
}
if((digitalRead(butDown))==HIGH){
lcd.clear();
dataE=dataE-5;
data8E[0] = dataE >> 8;
data8E[1] = dataE & 0x00FF;
EEPROM.write(addDataEa, data8E[0]);
EEPROM.write(addDataEb, data8E[1]);
delay(100);
}
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.setCursor(10,1);
lcd.print(dataE);
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
keO = tampEnergi;
dataE=dataE;
data8E[0] = dataE >> 8;
data8E[1] = dataE & 0x00FF;
EEPROM.write(addDataEa, data8E[0]);
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 34 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
EEPROM.write(addDataEb, data8E[1]);
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
case tampVmincap:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [OPERASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" ENERGI :");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.write(1);
lcd.print("VMIN CAP:");
lcd.setCursor(3,3);
lcd.print("OK");
// Satuan
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print("JOULE");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("VOLT");
lcd.setCursor(10,1);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);
Serial.println(Vmincap);
lcd.setCursor(10,2);
lcd.print(Vmincap);
if((digitalRead(butDown))==HIGH){
keO = tampOK;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butUp))==HIGH){
keO = tampEnergi;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
case tampOK:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [OPERASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" ENERGI :");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" VMIN CAP:");
lcd.setCursor(1,3);
lcd.write(1);
lcd.print(" OK");
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 35 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
// Satuan
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print("JOULE");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("VOLT");
lcd.setCursor(10,2);
lcd.print(Vmincap);
lcd.setCursor(10,1);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);
if((digitalRead(butDown))==HIGH){
keO = tampEnergi;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butUp))==HIGH){
keO = tampVmincap;
lcd.clear();
delay(100);
}
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
keO = dataOK;
lcd.clear();
delay(300);
}
if((digitalRead(butCancel))==HIGH){
stateProgram=tampilPertama;
perO = 1;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
case dataOK:
busVoltage = sensor219.getBusVoltage_V();
button.tick(); // check the status of the button
delay(10);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("E:");
lcd.setCursor(2,0);
data8E[0] = EEPROM.read(addDataEa);
data8E[1] = EEPROM.read(addDataEb);
dataE = data8E[0] << 8 | data8E[1];
lcd.print(dataE);
lcd.setCursor(9,0);
lcd.print("VCAP:");
lcd.setCursor(14,0);
lcd.print(busVoltage);
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 36 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("V:");
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(v0);
lcd.setCursor(9,1);
lcd.print("T:");
lcd.setCursor(11,1);
lcd.print(t);
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("STATUS :");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("COUNTER:");
// Satuan
lcd.setCursor(5,0);
lcd.print("J");
lcd.setCursor(19,0);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(18,1);
lcd.print("mS");
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
keO = tampOK;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
}
}
v0=busVoltage;
E = dataE; // Joule
X = (1-((2*E)/(C*busVoltage*busVoltage)));
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 37 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Serial.print(X);
Serial.print(log(X));
Serial.print(-Rtotal*C);
lcd.setCursor(9,0);
lcd.print("VCAP:");
lcd.setCursor(14,0);
lcd.print(busVoltage);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("V:");
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(v0);
lcd.setCursor(9,1);
lcd.print("T:");
lcd.setCursor(11,1);
lcd.print(t);
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("STATUS :");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("COUNTER:");
// Satuan
lcd.setCursor(5,0);
lcd.print("J");
lcd.setCursor(19,0);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(18,1);
lcd.print("mS");
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 38 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
lcd.setCursor(9,3);
lcd.print(buttonPushCounter);}
3.4 Sistem Kalibrasi
Yang menjelaskan senarai program proses penghitungan untuk mendapat nilai
kapasitansi kapasitor dan hambatan total.
void kalibrasi(){
switch(tiO){
case 0:
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("Silahkan Tunggu...");
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print("Penghitungan");
lcd.setCursor(5,2);
lcd.print("Kapasitor");
// digitalWrite(pinDisCap, LOW);
// delay(1000);
// digitalWrite(pinDisCap, HIGH);
// delay(1000);
// digitalWrite(pinPwm, HIGH);
// delay(1000);E
delay(1000);
if (data==10){
NewRerataArus = RerataArus/1000; // dibagi1000 untuk mengubah ke A
NewRerataTegangan = RerataTegangan;
energy= NewRerataTegangan* NewRerataArus * 10;
NilaiC=(((2*energy)/(NewRerataTegangan*NewRerataTegangan))*1000); //*1000 untuk
mengubah F ke MilliFarad
}
Serial.print("C: ");
Serial.print(NilaiC);
Serial.println(" F");
Serial.print("E: ");
Serial.print(energy);
Serial.println(" Joule");
Serial.print("Voltage: ");
Serial.print(busVoltage);
Serial.println(" V");
Serial.print("Current: ");
Serial.print(current);
Serial.println(" mA");
Serial.print("Voltage1: ");
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 39 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Serial.print(busVoltage1);
Serial.println(" V");
Serial.print("current1: ");
Serial.print(current1);
Serial.println(" mA");
Serial.print("Data: ");
Serial.print(data);
Serial.println("");
Serial.print("RerataArus: ");
Serial.print(RerataArus);
Serial.println(" mA");
delay(1000);
}
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" [KALIBRASI] ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" HUBUNGKAN KEDUA");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" ELEKTRODA KE STRIP");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print(" DAN TAB BATERAI!");
data=0;
current1=0;
busVoltage1=0;
RerataArus=0;
RerataTegangan=0;
NewRerataArus=0;
NewRerataTegangan=0;
tiO= peralihanke1;
break;
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 40 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
case peralihanke1:
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
digitalWrite(Weldpulse, HIGH);
tiO=1;
}
if((digitalRead(butCancel))==HIGH){
lcd.clear();
stateProgram=tampilPertama;
perO=1;
delay(1000);
}
break;
case 1:
delay(1000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("Silahkan Tunggu..");
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print("Penghitungan");
lcd.setCursor(3,2);
lcd.print("Hambatan Total");
delay(1000);
for (int i=0; i <= 9; i++){
busVoltage = sensor219.getBusVoltage_V();
current = sensor219.getCurrent_mA();
current1 = current1 + current;
busVoltage1 = busVoltage1 + busVoltage;
data++;
RerataArus = current1 / data;
RerataTegangan = busVoltage1 / data;
if (data==10){
digitalWrite(Weldpulse, LOW);
NewRerataTegangan = RerataTegangan;
NewRerataArus = RerataArus;
NilaiRtotal=((NewRerataTegangan / (NewRerataArus/1000)))*1000; // dibagi 1000 ubah ke Ampere.
*1000 ubah dari Ohm ke mOhm
}
Serial.print("Rtotal: ");
Serial.print(NilaiRtotal);
Serial.println(" mOhm");
Serial.print("Voltage: ");
Serial.print(busVoltage);
Serial.println(" V");
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 41 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Serial.print("Current: ");
Serial.print(current);
Serial.println(" mA");
Serial.print("Voltage1: ");
Serial.print(busVoltage1);
Serial.println(" V");
Serial.print("current1: ");
Serial.print(current1);
Serial.println(" mA");
Serial.print("RerataArus: ");
Serial.print(RerataArus);
Serial.println(" mA");
Serial.print("Data: ");
Serial.println(data);
Serial.println("");
delay(1000);
}
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("[KALIBRASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("C : ");
lcd.print(C);
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("R TOTAL : ");
lcd.print(NilaiRtotal);
//satuan
lcd.setCursor(16,1);
lcd.print("mF");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("mOhm");
tiO= peralihanke2;
break;
case peralihanke2:
if((digitalRead(butOk))==HIGH){
tiO=2;
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 42 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
}
break;
case 2:
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("[KALIBRASI]");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("C : ");
lcd.print(C);
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("R TOTAL : ");
lcd.print(NilaiRtotal);
//satuan
lcd.setCursor(16,1);
lcd.print("mF");
lcd.setCursor(16,2);
lcd.print("mOhm");
if((digitalRead(butCancel))==HIGH){
stateProgram=tampilPertama;
perO=1;
lcd.clear();
delay(100);
}
break;
}
}
No. Dokumen: B300-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 43 dari 43
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id
Data Pengusul
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 1 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN .................................................................. 4
1.2 APLIKASI DOKUMEN ............................................................................ 4
1.1 REFERENSI ............................................................................................. 5
1.2 DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ 5
2 IMPLEMENTASI ........................................................................................... 6
2.1 Garis Besar Pencapaian Implementasi .......................................................... 6
2.2 Implementasi Mekanik ............................................................................... 6
2.3 Implementasi Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh ................................... 6
2.4 Implementasi Rangkaian Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh Tak
Terkontrol ................................................................................................ 8
2.5 Implementasi Rangkaian Driver MOSFET ................................................... 8
2.6 Implementasi Rangkaian Pembangkitan Pwm ............................................. 10
2.7 Implementasi Rangkaian Konverter DC-DC Half Bridge. ............................ 11
2.8 Implementasi Rangkaian Rele Ubah Mode Pengisian-Kalibrasi .................... 11
2.9 Implementasi Blok Rangkaian Pengosongan Kapasitor ................................ 12
2.10 Implementasi Mikrokontroler Beserta Rangkaian Penyusunnya .................... 13
2.11 Implementasi Blok Sensor INA219 ........................................................... 14
3 EKSPERIMEN ............................................................................................. 15
3.1 Eksperimen Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh ................................... 15
3.2 Eksperimen Rangkaian Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh Tak Terkontrol
............................................................................................................. 16
3.3 Eksperimen Driver Mosfet ........................................................................ 17
3.4 Eksperimen Konverter Half-Bridge Tanpa Umpan Balik Tegangan............... 18
3.5 Eksperimen Konverter Half-Bridge Dengan Umpan Balik Tegangan Resistor 21
3.6 Eksperimen Konverter Half-Bridge Dengan Induktor Output ....................... 24
3.7 Eksperimen Konverter Half-Bridge Untuk Suplai Daya Proses Kalibrasi
Hambatan Total ...................................................................................... 26
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 2 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 3 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
PERANCANGAN LAS TITIK MIKRO PELEPASAN KAPASITIF
DENGAN SISTEM PENGATURAN JUMLAH ENERGI PELEPASAN,
KALIBRASI DAN PROTEKSI
1 PENDAHULUAN
4. Produk hasil dari penelitian perancangan las titik mikro pelepasan kapasitif dengan
sistem pengaturan jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi ini merupakan
dokumen syarat untuk kuliah Tugas Akhir & Seminar
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 4 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1.1 REFERENSI
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge Resistance
Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.
SINGKATAN ARTI
UNDIP Universitas Diponegoro
MOSFET Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
IC Integrated Circuit
TRIAC Triode for Alternating Current
SSR Solid State Relay
PWM Pulse-Width Modulation
ESR Equivalent Series Resistance
DC Direct Current
AC Alternating Current
CC Constant Current
CV Constant Voltage
LED Light Emitting Diode
LCD Liquid Crystal Display
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 5 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2 IMPLEMENTASI
Berikut implementasi berdasarkan desain yang telah dibuat pada dokumen B300 mulai
dari sumber daya AC 220V sampai berhasil melakukan pengelasan.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 6 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Kapasitor pada penyearah rangkaian kontrol digunakan sebagai tapis gelombang
keluaran, semakin besar kapasitor maka gelombang keluaran penyearah akan semakin rata
sehingga dipilih satu buah kapasitor dengan nilai satu buah kapasitor 1000 µF/25 V dan
satu buah kapasitor 470 µF/25 V. Kapasitor 470 µF tidak langsung diparalelkan dengan
1000 µF dikarenakan kegunaan kapasitor tersebut untuk menjaga agar perubahan
mendadak pada beban tidak mempengaruhi tegangan keluaran.
LED digunakan sebagai indikator bahwa rangkaian penyearah sudah bekerja dengan
baik. Resistor 1000 Ω digunakan untuk membatasi arus yang mengalir ke LED.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 7 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.4 IMPLEMENTASI RANGKAIAN PENYEARAH SATU FASA GELOMBANG
PENUH TAK TERKONTROL
Penyearah ini digunakan untuk suplai rangkaian daya konverter DC-DC tipe Half.
Konverter half-bridge merupakan topologi yang membutuhkan tegangan DC dengan dua
buah kapasitor tapis yang disusun seri.
Nilai kapasitor sebesar 430.1 µF sulit ditemukan di pasaran, Sehingga nilai masing-
masing kapasitor yang dipilih adalah 470 µF karena semakin besar nilai kapasitor yang
digunakan maka tegangan keluaran yang dihasilkan akan semakin halus. Untuk
memberikan keandalan yang lebih maka tegangan kapasitor harus lebih dari 155 V.
Mengacu pada rating tegangan yang tersedia di pasaran berdasarkan standar EIA
(Electronics Industry Association), kapasitor dengan rating yang lebih besar dari 155 V
adalah dengan rating 250 V.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 8 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
dari besar tegangan suplainya. Pada Tugas Akhir ini, digunakan tegangan 15 V untuk
mensuplai Driver MOSFET, sehingga tegangan yang akan memicu gerbang MOSFET
bernilai sekitar 15 V.
IR2110 mempunyai kelebihan dapat memicu dua MOSFET secara bergantian, yaitu
MOSFET sisi atas pada pin high-side output dan MOSFET sisi bawah pada pin low-side
output. IR2110 juga memiliki pin khusus yang digunakan sebagai grounding dari MOSFET
di bagian high-side. Selain itu IR2110 memungkinkan pengaplikasian kapasitor bootstrap
agar pemicuan gerbang MOSFET pada bagian high-side menjadi lebih baik
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 9 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.6 IMPLEMENTASI RANGKAIAN PEMBANGKITAN PWM
Sinyal Pulse Width Modulation atau PWM pada Tugas Akhir ini digunakan untuk
pengontrolan kerja MOSFET. Pada Tugas Akhir ini, sinyal PWM dibangkitkan dan diatur
oleh IC TL494. Mengacu pada parameter perancangan alat pada Tugas Akhir ini, frekuensi
dengan range nilai 9450,17 Hz hingga 67073,17 Hz perfase dapat diatur menjadi 30 kHz
perfase. Pengaturan nilai frekuensi gelombang sinyal PWM yang PWM IC
TL494.dihasilkan oleh IC TL494 dilakukan dengan mengatur resistor variabel 50 kΩ.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 10 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.7 IMPLEMENTASI RANGKAIAN KONVERTER DC-DC HALF BRIDGE.
Konverter arus searah yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah konverter arus
searah tipe half-bridge yang mempunyai karakteristik nilai tegangan keluaran yang lebih
rendah dibandingkan tegangan masukan. Tegangan keluaran dari konverter half-bridge
adalah sebesar 16 volt karena tegangan tersebut merupakan tegangan pengisian maksimal
yang ditentukan dari kapasitor penyimpanan energi pada alat las titik pelepasan kapasitif.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 11 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
pembacaan sensor. Nilai dari rerata arus dan rerata tegangan tersebut diambil untuk
mendapatkan nilai hambatan total dari alat las titik. Berikut ini adalah rumus untuk
mendapatkan hambatan total.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 12 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 11 Blok rangkaian pengosongan kapasitor
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 13 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 12 Mikrokontroler beserta rangkaian penyusunnya
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 14 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 13 Blok sensor INA219
3 EKSPERIMEN
3 div
Referensi
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 15 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 3.1 terlihat bahwa besar tegangan penyearah untuk rangkaian kontrol
sebesar 3 div sehingga dengan perhitungan tegangan keluaran penyearah, dapat dihitung
sebagai berikut:
. Gelombang tegangan keluaran penyearah satu fasa gelombang penuh tak terkontrol
adalah sebagai berikut:
3,15 div
Referensi
Pada Gambar 3.2 terlihat besarnya tegangan yaitu sebesar 3,15 div sehingga dapat
dihitung besarnya tegangan pada keluaran penyearah serta menggunakan probe dengan
faktor pengali x10 adalah:
Berdasarkan gelombang tegangan pada Gambar 3.2, rangkaian penyearah satu fasa
gelombang penuh tak terkontrol sudah menghasilkan gelombang tegangan DC murni. Nilai
tegangan yang terukur sudah mendekati parameter nilai tegangan yang diharapkan.
Perbedaan nilai pengukuran dengan parameter disebabkan tidak terdapat penstabil
tegangan pada sumber tegangan AC di Laboratorium Tenaga Teknik Elektro Undip. Nilai
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 16 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
tegangan input yang lebih tinggi dari parameter pengujian juga mempengaruhi perbedaan
tegangan DC keluaran penyearah satu fasa gelombang penuh tak terkontrol ini.
2,8 div
Referensi
3,3 div
Nilai tegangan peak gelombang PWM keluaran pada perhitungan di atas adalah
sebesar 14 V. Hal ini menunjukan tegangan keluaran sudah mendekati nilai tegangan suplai
IC IR2110 yaitu 15 V. Tegangan yang sedikit lebih kecil disebabkan oleh adanya tegangan
jatuh pada dioda bootstrap.
Mengacu pada perancangan, konverter pada Tugas Akhir ini beroperasi dengan
frekuensi 30000 Hz atau 30 kHz, dimana frekuensi kerja ini didapat dari frekuensi sinyal
PWM IC TL494. Dari gambar 3.3 terlihat besar 1 fase gelombang PWM keluaran IC TL494
terhadap waktu adalah sebesar 3,3 div horizontal sehingga dapat dihitung besaran frekuensi
berdasarkan periode gelombangnya sebagai berikut:
T = 3,3 div x 10 µs/div
= 3,3 x 10-5 s
Dari perhitungan periode di atas, didapat besaran frekuensinya seperti pada persamaan
berikut dibawah ini:
1
f
T
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 17 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1
f 30303 Hz
3,3 10-5
Hasil perhitungan parameter dan bentuk gelombang keluaran driver IR2110 pada
Gambar 3.3 telah menunjukkan keserupaan parameter dengan gelombang keluaran dari
rangkaian kontrol TL494. Hal ini menunjukkan rangkaian driver MOSFET IR2110 telah
berhasil diimplementasi.
Pada Gambar 3.4, pengaturan duty cycle sinyal PWM keluaran IC TL494 sebesar 5%
dengan suplai tegangan DC eksternal. Sementara itu, bentuk gelombang tegangan DC
keluaran pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan variasi
duty cycle 5% beban resistor 15 Ω sebagai berikut.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 18 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Referensi 0,8 div
Pada Gambar 4.13 besar tegangan pada layar osiloskop adalah 0,8 div vertikal,
dapat dihitung besaran tegangan adalah:
Tabel 3.1 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan D= 5%
Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 5 15,2 306,90 0,02 4,06 0,12
2 5 7,6 306,90 0,02 2,82 0,23
3 5 5,1 306,80 0,03 2,36 0,29
4 5 3,9 306,70 0,03 2,15 0,36
5 5 3,1 306,50 0,03 2,01 0,42
6 5 2,5 306,50 0,04 1,89 0,48
7 5 2,0 306,50 0,04 1,80 0,54
8 5 1,8 306,50 0,04 1,73 0,59
9 5 1,6 306,40 0,04 1,68 0,64
10 5 1,4 306,30 0,04 1,63 0,69
Tabel 3.1 menunjukkan nilai tegangan masukan dan keluaran dari konverter half-
bridge variasi duty cycle PWM 5%. Hubungan duty cycle dengan beban adalah berbanding
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 19 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
terbalik. Semakin kecil beban pada konverter half-bridge maka semakin besar duty cycle
yang dihasilkan.
Saat nilai beban resistor semakin mengecil maka daya keluaran konverter membesar
dan menyebabkan tegangan keluaran konverter menurun. Hal ini dikarenakan duty cycle
pemicuan yang tetap karena tidak adanya sistem umpan balik pada pengujian ini. Selain
itu, arus yang semakin meningkat saat bertambahnya beban resistor mengakibatkan
tegangan jatuh pada komponen sisi output semakin besar.
Sementara itu, grafik di bawah ini menunjukkan perubahan tegangan keluaran
pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge variasi duty cycle 5% terhadap penambahan
beban resistor secara bertingkat dengan cara disusun paralel.
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)
Berdasarkan Tabel 3.1 dan Gambar 3.6 menunjukkan saat penambahan beban dari
15,2 Ω menjadi 7,6 Ω, terdapat penurunan tegangan keluaran sebesar 1,24 V. Pada saat
penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih tegangan DC keluaran sebesar
0,46 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω, terdapat penurunan tegangan
sebesar 0,21 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi 3,1 Ω, terdapat penurunan
tegangan sebesar 0,14 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω menjadi 2,5 Ω, terdapat
penurunan tegangan sebesar 0,12 V. Pada saat penambahan beban 2,5 Ω menjadi 2,0 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,09 V. Pada saat penambahan beban 2,0 Ω menjadi
1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,07 V. Pada saat penambahan beban 1,8 Ω
menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,05 V. Sementara itu, saat
penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,07 V.
Berdasarkan Tabel 4.2 dan penguraian selisih tegangan, perhitungan rata-rata selisih
tegangan pengujian tegangan keluaran konverter half-bridge D= 5% adalah:
V
V (4.3)
n
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 20 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1,24 0,46 0,21 0,14 0,12 0,09 0,07 0,05 0,07
V 0,47 V
9
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter half-bridge kondisi
tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 5% tiap penambahan 15 Ω resistor adalah
0,47 V.
Referensi
Gambar 3.7 menunjukkan gelombang sinyal PWM ketika konverter DC-DC tipe
Half-bridge dengan umpan balik tegangan dibebani resistor 15 Ω. Osiloskop menujukkan
PWM yang dihasilkan memiliki duty cycle 4,2%. Besaran keluaran duty cycle PWM
tersebut merupakan hasil respon IC TL494 terhadap tegangan keluaran konverter ketika
dibebani resistor 15 Ω.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 21 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2,8 div
Referensi
Gambar 3.8 merupakan gelombang tegangan keluaran dari konverter DC-DC tipe
half-bridge dengan umpan balik tegangan dibebani resistor 15 Ω. Pada Gambar 3.8, terlihat
besarnya tegangan yaitu sebesar 2,8 div, dapat dihitung besaran tegangan keluaran sebagai
berikut:
VDC = 2,8 div x 5 v/div
= 14 volt
Tegangan yang terbaca pada multimeter 14,04 volt. Pengujian kembali dilakukan
dengan memvariasikan besaran beban resistor pada output konverter. Data pengukuran
dapat dilihat pada tabel pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge dengan umpan balik tegangan
Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 15,2 36,4 306,80 0,04 14,04 0,63
2 7,6 36,7 303,70 0,07 14,04 1,25
3 5,1 37,8 301,40 0,10 14,03 1,88
4 3,9 38,4 299,60 0,13 14,03 2,51
5 3,1 38,9 298,20 0,15 14,02 3,12
6 2,5 39,6 297,16 0,18 14,00 3,71
7 2 40,1 296,20 0,22 13,99 4,31
8 1,8 40,9 296,00 0,26 13,99 4,90
9 1,6 41,7 295,10 0,31 13,98 5,51
10 1,4 43,4 294,60 0,36 13,99 6,22
Sementara itu, Gambar 3.9 merupakan grafik tegangan keluaran konverter dengan
umpan balik tegangan terhadap penambahan beban resistor.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 22 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Grafik tegangan keluaran dengan umpan balik
tegangan
15.00
5.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)
Tabel 3.2 dan Gambar 3.9 menunjukkan tegangan keluaran konverter half-bridge
dengan umpan balik tegangan. Terlihat masih ada penurunan tegangan saat penambahan
beban. Penurunan tegangan ini disebabkan karena adanya offset tegangan masukan
komparator pada IC TL494 [16]. Adanya offset tegangan ini menyebabkan penurunan titik
referensi komparator pada IC TL494 yang mengakibatkan penurunan pada tegangan
keluaran konverter itu sendiri.
Pada Tabel 3.2, perubahan duty cycle PWM terhadap penambahan beban disebabkan
adanya penurunan tegangan konverter yang mempengaruhi nilai tegangan masukan pin 1
IC TL494. Kondisi ini menyebabkan komparator mempengaruhi kinerja IC TL494 untuk
mengatur PWM dengan duty cycle kerja yang lebih besar agar tegangan keluaran konverter
akan kembali stabil.
Pada saat penambahan beban dari 15,2 Ω menjadi 7,6 Ω, terdapat selisih tegangan
keluaran sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih
tegangan DC keluaran sebesar 0,03 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi
3,1 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω
menjadi 2,5 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat penambahan beban
2,5 Ω menjadi 2,0 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan
beban 2,0 Ω menjadi 1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat
penambahan beban 2,0 Ω menjadi 1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada
saat penambahan beban 1,8 Ω menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V.
Sementara itu, saat penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,01
V.
Berdasarkan data pada Tabel 3.2 dan uraian di atas, maka didapatkan rata-rata selisih
tegangan pada pengujian tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge dengan
umpan balik tegangan sebagai berikut:
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 23 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter half-bridge dengan
umpan balik tegangan tiap penambahan resistor 15 Ω yang disusun seri adalah 0,016 V.
Vgs MOSFET
Vds MOSFET Low Side
Low Side
Gambar 3. 10 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sebelum pengisian
kapasitor
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 24 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Vds MOSFET Vgs MOSFET
Low Side Low Side
Gambar 3. 11 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sesaat pada awal
pengisian kapasitor
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 25 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
5,2 div
v/div = 5 V, T/div = 1 s
Gambar 3. 12 Gelombang tegangan pengisian beban kapasitor pada pengujian dengan induktor output
Pada Gambar 3.12, merupakan gelombang tegangan pengisian beban kapasitor. Bila
diamati bentuk gelombang tersebut sesuai dengan karakteristik tegangan pengisian
kapasitor. Pada pengujian konverter half-bridge untuk pengisian daya kapasitor ini dari
keaadan kosong hingga penuh memerlukan waktu 5,2 detik. Jika dibandingkan dengan
pengujian tanpa induktor output, pengujian pengisian kapasitor pengujian dengan induktor
output memerlukan waktu pengisian yang lebih lama. Hal ini disebabkan oleh sifat induktor
yang dapat menahan perubahan arus yang mengalir melewatinya. Sehingga arus pengisian
pada pengujian dengan induktor output ini lebih kecil dibandingkan tanpa induktor output.
Tabel 3.3 Hasil pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan total
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 26 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tegangan Arus Hambatan
Tegangan
Hambatan output output RL
No hambatan
Rs (Ω) konverter konverter perhitungan
RL (mV)
(V) (A) (mΩ)
1 10 14,04 1,404 32,11 22,87
2 20,2 14,04 0,695 16,22 23,34
3 30,1 14,03 0,466 10,52 22,57
4 40,2 14,03 0,349 7,90 22,63
5 50,2 14,02 0,279 6,55 23,46
Pada Tabel 3.3, dapat diamati bahwa perhitungan nilai hambatan menggunakan
hukum ohm berhasil dilakukan. Nilai hambatan RL perhitungan cukup konsisten, dengan
nilai minimal 22,57 mΩ, nilai maksimal 24,63 dan nilai rata-rata 22,97 mΩ. Perbedaan nilai
hambatan pada kelima data terjadi karena sangat diperngaruhi oleh akurasi alat ukur saat
digunakan.
No. Dokumen: B400-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal: 22 Februari 2019 Halaman 27 dari 29
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
UNIVERSITAS DIPONEGORO – FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp/Faks. (024)-7460057 e-mail: departemen@elektro.undip.ac.id
Data Pengusul
Pengusul Nama Dede Surachman Jabatan Anggota
Tanggal 22 Februari 2019 Tanda Tangan
NIM 21060114130138
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 1 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN ........................................................................ 4
1.2 TUJUAN PENULISAN, APLIKASI DAN FUNGSI DOKUMEN ............... 4
1.3 REFERENSI ...................................................................................................... 4
1.4 DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... 5
2 PENGUJIAN .............................................................................................................. 5
2.1 PENGUJIAN SENSOR ARUS DAN TEGANGAN ....................................... 5
2.2 PENGUJIAN SISTEM USER INTERFACE ................................................. 8
2.2.1 Pengujian Tampilan Awal ............................................................................... 8
2.2.2 Tampilan dalam Menu Kalibrasi ..................................................................... 8
2.2.3 Tampilan dalam Menu Operasi ..................................................................... 10
2.2.4 Tampilan saat Melakukan Pengelasan ........................................................... 10
2.3 PENGUJIAN SISTEM KALIBRASI ............................................................ 11
2.3.1 Pengujian Pengukuran Nilai Kapasitor ......................................................... 11
2.2.3 Pengujian Nilai Hambatan Total pada Alat Las Titik ................................... 13
2.4 PENGUJIAN KONTROL SINYAL PEMICUAN ....................................... 14
2.4.1 Pengujian Sinyal ............................................................................................ 14
2.4.2 Pengujian Status dan Counter ........................................................................ 16
2.5 PENGUJIAN SISTEM PROTEKSI .............................................................. 18
2.5.1 Pengujian Sensor Suhu pada MOSFET Konverter Pengisian Daya Kapasitor
18
2.5.1 Pengujian Sistem Proteksi Suhu MOSFET Konverter Pengisian Daya
Kapasitor........................................................................................................ 19
2.6 PENGUJIAN PENGELASAN ....................................................................... 21
2.4.1 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,10 mm .......................................................................................................... 21
2.4.2 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,10 mm .......................................................................................................... 22
2.4.3 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,12 mm .......................................................................................................... 22
2.4.4 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,12 mm .......................................................................................................... 23
2.4.5 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,15 mm .......................................................................................................... 24
2.4.6 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,15 mm .......................................................................................................... 24
2.4.6 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,25 mm .......................................................................................................... 25
2.4.8 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,25 mm .......................................................................................................... 25
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 2 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 3 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
1 PENDAHULUAN
1.1 RINGKASAN ISI DOKUMEN
Dokumen ini berisi penjelasan desain dari perancangan las titik mikro pelepasan
kapasitif dengan sistem pengaturan jumlah energi pelepasan, kalibrasi dan proteksi.
Penjelasan desain perancangan produk tersebut dibagi menjadi beberapa bagian meliputi
penjelasan ringkas mengenai spesifikasi yang telah dijabarkan pada dokumen B200, desain
perangkat keras meliputi desain tampilan dan navigasi, desain rangkaian sensor dan
pengkondisi sinyal op amp dan optocoupler, desain blok saklar MOSFET dan desain
rangkaian driver MOSFET, dimana pada setiap bagian di jelaskan hubungan pin-pin pada
setiap modul dan sistem pengkabelan pada kapasitor dengan mikrokontroler Arduino. Pada
desain perangkat lunak pada las titik meliputi beberapa bagian seperti desain program
sistem user interface sebagai sistem tampilan grafis yang berhubungan dengan kemudahan
pengguna, desain program sistem kalibrasi untuk melakukan penghitungan nilai
kapasitansi kapasitor dan nilai hambatan total pada alat, desain program sistem pelepasan
energi sebagai sistem pengaturan energi keluaran dalam melakukan pengelasan dan desain
sistem proteksi untuk mencegah kerusakan pada alat apabila terjadi gangguan atau kondisi
operasi sistem yang tidak normal
1.3 REFERENSI
[1] Bondarenko, Oleksandr F. 2014, Direct Energy and Energy Storage Circuit
Topologiesof DC Power Supplies for Micro Resistance Welding. IEEE XXXIV
International Scientific Conference Electronics and Nanotechnology (ELNANO).
[2] PowerStream Technology. 2006. Fundamentals of Capacitive Discharge Resistance
Welding. Sunstone Engineering.
[3] Kumar, Nitin. Singh, Gurmeet. 2015, Investigation and Analysis of Harmonics in
Welding Transformer. International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology. ISSN: 2277-9655.
[4] STMicroelectronics. 2010. Inductive load control with AC switches. Application
Note AN441.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 4 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
[5] TT electronics. Resistors For Welding Power Supplies. Application Note.
2 PENGUJIAN
2.1 PENGUJIAN SENSOR ARUS DAN TEGANGAN
Pengujian perangkat keras dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat keras yang
telah dirancang dapat bekerja dan berfungsi dengan baik sebagaimana yang diinginkan.
Pengujian sensor arus dan tegangan menggunakan sensor INA 219 dilakukan dengan 10
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 5 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
variasi dengan mencocokkan nilai tegangan dan arus pada multimeter dengan nilai
sebenarnya pada tampilan LCD 20x4. Skenario pengujian ini diawali dengan mengunggah
program yang digunakan untuk membaca nilai arus dan tegangan. Gambar 4.1
menunjukkan program yang akan diunggah. Kemudian pada power supply hubungkan
probe merah dan hitam ke Vcc dan Ground rangkaian sensor INA219 yang sudah terhubung
pada beban sebesar 8,2 ohm. Langkah selanjutnya adalah bandingkan nilai arus dan
tegangan yang terbaca pada display power supply dengan nilai arus dan tegangan pada LCD
20x4. Gambar 4.2 menunjukkan display arus dan tegangan yang dibaca oleh power supply.
Gambar 4.3 menunjukkan display arus dan tegangan pada LCD 20x4.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 6 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 1 Display tegangan dan arus pada power supply
Dari Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 terlihat nilai arus pada powersupply sebesar 0.235
mA dan arus yang dihitung sensor sebesar 0.238 mA yang berarti memiliki error sebesar -
1,28. Sedangkan nilai tegangan pada powersupply sebesar 2 Volt dan tegangan yang
dihitung sensor 1.94 Volt yang berarti memiliki error sebesar 2,00.
Pengujian sensor INA 219 ini dilakukan sebanyak 10 kali untuk mengetahui
keandalan sensor dengan membandingkan pembacaan dari display multimeter dengan
pembacaan yang ditampilkan pada LCD 20x4 oleh program pada Gambar 2.1. Hasil
pengujian kinerja sensor INA 219 ditunjukkan pada Tabel 2.1 dengan memasang beban
sebesar 8,2 Ohm.
Tabel 2. 1 Perbandingan pengujian tegangan dan arus pada power supply dengan tampilan LCD
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 7 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
14 13.73 0.27 1.93 1.653 1.699 -0.046 -2.78
16 15.69 0.31 1.94 1.889 1.947 -0.058 -3.07
18 17.66 0.34 1.89 2.129 2.197 -0.068 -3.19
20 19.66 0.34 1.70 2.365 2.447 -0.082 -3.47
Rata-rata error tegangan 2.16 Rata-rata error arus -2.17
Berdasarkan Tabel 2.1, dapat dilihat terdapat error pengukuran sensor tegangan
sebesar 2,16 % dan sensor arus -2,17 %. Kesalahan pengukuran ini diperoleh karena
beberapa hal seperti, faktor komponen, ketelitian algoritma pemrograman, dan kondisi
lingkungan. Namun dari besarnya persentase error, peneliti mempunyai kesimpulan bahwa
sensor yang dibuat dalam penelitian ini sudah cukup untuk dapat dijadikan sebagai acuan
nilai data sensor.
Dari Gambar 2.4 menunjukkan pilihan menu kalibrasi dan operasi. Pilihan menu ini
akan dipilih sesuai keinginan pengguna. Menu kalibrasi digunakan untuk mengetahui nilai
kapasitansi kapasitor dan hambatan total dan menu operasi digunakan untuk melakukan
pemasukan energi sampai dengan melakukan pengelasan.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 8 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
pada push button maka mikrokontroler akan secara langsung melakukan penghitungan nilai
kapasitansi kapasitor dengan tampilan LCD seperti pada Gambar 2.5.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 9 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 7 Tampilan nilai kapasitansi kapasitor dan hambatan total pada LCD
Untuk kembali ke tampilan menu awal, pengguna dapat menekan tombol CANCEL
pada push button.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 10 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
tombol trigger pada push button. Paramater pengelasan tersebut ditunjukkan seperti pada
Gambar 2.10
Sehingga dari semua pengujian yang telah dilakukan pada sistem user interface,
seluruh navigasi dapat dikendalikan melalui push button OK, CANCEL, ATAS, BAWAH
dan TRIGGER dan tampilan informasi nilai pada LCD 20x4 dari program yang dibuat
dapat bekerja dengan baik.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 11 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 10 Pembacaan nilai kapasitansi kapasitor pada serial monitor
Dari Gambar 2.11 diketahui bahwa hasil pengukuran kapasitansi kapasitor saat diberi
arus tetap sebesar 1000 mA selama 10 detik adalah 0.87 Farad. Adapun nilai error nya
sebesar -0.06 dari nilai sebenarnya. Pengujian kembali dilakukan dengan 10 percobaan
dengan pemberian arus tetap mulai dari 100 mA sampai dengan 1000mA.
Tabel 2. 2 Tabel pengujian pengukuran kapasitor metode arus pengisian tetap
Tegangan
Arus
Arus rata-rata akhir C C Selisih
tetap Error (%)
pembacaan kapasitor terbaca terbaca C (mF)
(mA)
sensor (mA) pembacaan (mF) (mF)
sensor (V)
100 101.44 1.22 0.83 0.84 -0.01 0.012
200 204.98 2.51 0.82 0.84 -0.02 0.024
300 302.25 3.63 0.83 0.84 -0.01 0.012
400 402.68 4.86 0.83 0.84 -0.01 0.012
500 503.12 5.9 0.85 0.84 0.01 -0.012
600 604.33 7,19 0.84 0.84 0 0.000
700 706.69 8.32 0.85 0.84 0.01 -0.012
800 807.35 9.56 0.84 0.84 0 0.000
900 910.31 10.69 0.85 0.84 0.01 -0.012
1000 1010.32 11.58 0.87 0.84 0.03 -0.036
Rata-rata Error -0.001
Dari Tabel 2.2 diketahui bahwa nilai rata- rata error perhitungan hanya sebesar -
0.001 dari nilai kapasitansi sebenarnya, Sehingga dari pengujian tersebut peneliti
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 12 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
mempunyai kesimpulan bahwa nilai error tersebut sudah cukup untuk dapat dijadikan
sebagai acuan nilai kapasitansi kapasitor pada alat.
Dari Gambar 2.12 diketahui bahwa hasil pengukuran hambatan total dengan tegangan
0.01 Volt selama 10 detik adalah 29.08 Ohm. Adapun nilai error nya sebesar -0.06 dari
nilai sebenarnya. Pengujian kembali dilakukan dengan 10 kali percobaan dengan arus rerata
sensor 600 mA. Pengujian tersebut disajikan pada Tabel 2.3.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 13 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
0.0100 0.0143 597 23.95 22.39 1.56 6.98
0.0100 0.0142 601 23.63 22.39 1.24 5.53
0.0100 0.0141 599 23.54 22.39 1.15 5.13
0.0100 0.0141 600 23.50 22.39 1.11 4.96
0.0100 0.0144 591 24.37 22.39 1.98 8.82
0.0100 0.0143 597 23.95 22.39 1.56 6.98
Rata-rata error pengukuran 6.28
Dari Tabel 2.3 diketahui bahwa nilai rata- rata error pengukuran sebesar 6.28 dari
nilai hambatan total sebenarnya, Sehingga dari pengujian tersebut peneliti mempunyai
kesimpulan bahwa nilai error tersebut sudah cukup untuk dapat dijadikan sebagai acuan
nilai hambatan total pada alat.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 14 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
\
Gambar 2. 12 Lebar pulsa pada tampilan osiloskop
Dari Gambar 2.13 dan Gambar 2.14 terlihat lebar pulsa yang ditampilkan pada
osiloskop sebesar 18.04 dan pulsa yang dikirim oleh mikrokontroler sebesar 18.01 sehingga
error pulsa yang dihasilkan sebesar -0.16. Adapun nilai 18,01 yang diperoleh oleh
mikrokontroler didapat dari perhitungan rumus (3.1):
−𝑅𝐶 2𝐸
𝑡 (𝑉𝑜) = ln (1 − ) (𝑠)
2 𝐶𝑉𝑜 2
Nilai R diketahui dalam kalibrasi sebelumnya sebesar 0.02 Ohm, C sebesar 0.93
Farad, energi masukan sebesar 100 Joule dan tegangan kapasitor saat tombol trigger
ditekan sebesar 15.85 V, sehingga didapat
(−0.02)(0.93) 2(100)
𝑡 (𝑉𝑜) = ln (1 − ) (𝑠)
2 (0.93)(15.85)2
𝑡 (𝑉𝑜) = 0.0093 ln(0.14) (𝑠)
𝑡 (𝑉𝑜) = 0.01801(𝑠)
𝑡 (𝑉𝑜) = 18.01(𝑚𝑠)
Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali untuk memastikan apakah sinyal yang
dikirim oleh mikrokontroler sama dengan sinyal yang diterima oleh MOSFET. Adapun
perbandingan pengujian ini ditunjukkan pada Tabel 2.4.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 15 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tabel 2. 4 Tabel perbandingan nilai pulsa pada osiloskop dengan nilai yang dikirim oleh mikrokontroler
dalam s.
Tegangan
Energi Kapasitor Sinyal Sinyal Selisih Error(%)
(Joule) (Volt) Mikrokontroler (ms) Osiloskop (s) (ms)
10 15.64 857 870 -13 -1.52
20 15.9 1733 1760 -27 -1.56
30 15.89 2743 2770 -27 -0.98
40 15.88 3880 3920 -40 -1.03
50 15.88 5169 5220 -51 -0.99
60 15.9 6636 6680 -44 -0.66
70 15.87 8464 8600 -136 -1.61
80 15.92 10562 10700 -138 -1.31
90 15.9 13476 13600 -124 -0.92
100 15.88 17791 18000 16391 -1.17
Rata-rata error pembacaan sinyal s -1.17
Berdasarkan Tabel 2.4, dapat dilihat terdapat error pembacaan sinyal s hanya
sebesar -1.17. Sehingga dari besarnya persentase error, peneliti mempunyai kesimpulan
bahwa nilai error tersebut sudah cukup untuk dapat dijadikan sebagai acuan pengiriman
sinyal pulsa pada MOSFET.
Sebaliknya dari poin sebelumnya, apabila nilai X berada pada rentang X < 0 atau X
≥ 1, maka hal tersebut menunjukan kondisi ketidakkecukupan energi kapasitor. Sehingga
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 16 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
mikrokontroler tidak mengirimkan sinyal pulsa ke MOSFET dan tidak akan melakukan
pengelasan sehingga menampilkan “GAGAL” pada mode dan tidak akan menghitung pada
counter. Kondisi ini ditampilkan pada LCD seperti pada Gambar 4.16.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 17 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Dari Tabel 2.6 energi masukan sebesar 70 Joule tetapi tegangan masukan kapasitor
yang bervariasi. Pada saat tegangan kapasitor bernilai 5 Volt hingga 11 Volt sinyal pulsa
tidak mengirim ke MOSFET. Hal ini dikarenakan ketika tegangan kapasitor bernilai 5 Volt
hingga 11 Volt, nilai X masih bernilai minus sehingga tidak memenuhi kondisi kecukupan
kapasitor. Tetapi ketika tegangan masukan kapasitor sudah sebesar 13 Volt Joule sinyal
pulsa sudah dapat dikirim ke MOSFET sehingga menampilkan tampilan “SUKSES” dan
counter mulai menghitung. Hal ini dikarenakan ketika tegangan masukan kapasitor sudah
sebesar 13, nilai X sudah bernilai positif sehingga memenuhi kondisi kecukupan kapasitor.
Dari pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi nilai X dapat bekerja dengan
baik sehingga hanya melakukan pengelasan apabila nilai X berada pada rentang 0 < X <=1.
2.5.1 Pengujian Sensor Suhu pada MOSFET Konverter Pengisian Daya Kapasitor
Pengujian suhu MOSFET dengan mengukur nilai suhu sebenarnya pada MOSFET
menggunakan fluke laser dan membandingkannya dengan nilai yang dibaca oleh program
yang ditampilkan pada serial monitor seperti pada Gambar 2.17
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 18 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Adapun percobaan pengujian suhu dilakukan dengan 8 variasi dengan
membandingkan nilai yang tertera pada display fluke laser dengan nilai yang tertera pada
serial monitor seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.7
Tabel 2.7 Perbandingan nilai pada fluke laser dengan nilai pada serial monitor
Suhu pada Fluke Suhu pada Serial Selisih (0C) Rentang Error
Laser (0C) Monitor (0C) (%)
25.13 25.9 -0.77 -0.03
35.32 36.12 -0.8 -0.02
45.32 46.3 -0.98 -0.02
55.56 56.4 -0.84 -0.02
65.15 66.3 -1.15 -0.02
75.21 76.4 -1.19 -0.02
85.22 87 -1.78 -0.02
Rata-rata error pembacaan sensor LM35 -0.02
Berdasarkan Tabel 2.7, dapat dilihat terdapat error pengukuran sensor suhu sebesar -
0.02. Kesalahan pengukuran ini diperoleh karena beberapa hal seperti, faktor komponen,
ketelitian algoritma pemrograman, dan kondisi lingkungan. Namun dari besarnya
persentase error, peneliti mengambil kesimpulan bahwa sensor yang dibuat dalam
penelitian ini sudah cukup untuk dapat dijadikan sebagai acuan nilai data sensor.
2.5.1 Pengujian Sistem Proteksi Suhu MOSFET Konverter Pengisian Daya Kapasitor
Adapun fungsi sistem proteksi ini adalah untuk menjaga kondisi MOSFET agar tidak
terjadi kerusakan yang mengganggu pengelasan. Adapun kondisi MOSFET yang tidak
diinginkan apabila suhu lebih besar dari 700 yang mampu mengganggu kinerja alat las titik.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 19 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Langkah selanjutnya adalah peneliti mengunggah program sistem proteksi seperti
pada Gambar 4.18. Kemudian peneliti menyalakan program las titik dan kemudian
membiarkan suhu MOSFET hingga mencapai nilai lebih besar dari 700 Celsius seperti yang
ditunjukkan pada serial monitor pada Gambar 4.19.
Dari Gambar 4.19 sudah diketahui nilai suhu MOSFET sudah lebih besar lebih besar
dari 700 Celsius sehingga akan muncul peringatan “PERINGATAN: SUHU MOSFET
KONVERTER TERLALU PANAS”. Seperti pada Gambar 4.22
Gambar 4.20 merupakan tampilan pada LCD 20x4 ketika panas MOSFET berlebihan
yang mengganggu kinerja dari alat las titik. Ketika tampilan peringatan tersebut keluar,
maka segala aktivitas pengelasan baik operasi maupun kalibrasi akan dihentikan sementara
sampai suhu MOSFET kembali normal.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 20 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 2. 20 Tampilan LCD ketika suhu kembali normal
Gambar 2.21 menunjukkan ketika suhu MOSFET kembali normal. Sehingga LCD
menampilkan menu operasi dan kalibrasi kembali sehingga aktivitas pengelasan dapat
dilanjutkan kembali.
Dari percobaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi sistem proteksi dengan
panas MOSFET yang berlebihan dapat berfungsi dengan baik.
2.4.1 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,10 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 10 Volt pada plat setebal 0,10 mm. Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.8.
Tabel 2. 8 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,10 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T (s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 21 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasannya baik. Saat energi dinaikkan
50 Joule pengelasan gagal dikarenakan sinyal pulsa (t) tidak dikirim oleh mikrokontroler
karena tidak mencukupi kondisi kecukupan kapasitor.
2.4.2 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,10 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule tetapi
dengan tegangan masukan kapasitor sebesar 15 Volt pada plat setebal 0,10 mm. Adapun
pengujian ini dilakukan seperti pada Tabel 4.10.
Tabel 2. 94 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,10 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T (s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 15 14.2 0.93 0.02 934 BAIK
20 15 13.5 0.93 0.02 1973 BAIK
30 15 12.72 0.93 0.02 3143 BAIK
40 14.98 11.86 0.93 0.02 4496 BAIK
50 14.95 10.85 0.93 0.02 6101 BAIK
60 15.02 9.9 0.93 0.02 7891 BAIK
70 15 8.71 0.93 0.02 10284 BAIK
80 15 7.52 0.93 0.02 13454 BAIK
90 15 13.26 0.93 0.02 18299 BAIK
100 15 7.9 0.93 0.02 29006 BAIK
Dari Tabel 2.9 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 100
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasan baik. Dari beberapa
pengujian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengelasan pada plat setebal 0,10 mm
baik dilakukan saat tegangan kapasitor sebesar 10 sampai dengan 15 Volt.
2.4.3 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,12 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 10 Volt pada plat setebal 0,12 mm. Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.11.
Tabel 2. 10Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,12 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T ( s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 10 9 0.93 0.02 934 BURUK
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 22 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
20 10 7.72 0.93 0.02 1973 BURUK
30 10 6.23 0.93 0.02 3143 BURUK
40 10 8.94 0.93 0.02 4496 BAIK
50 10 - 0.93 0.02 6101 GAGAL
Dari Tabel 2.10 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 30
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Sedangkan saat energi masukan sebesar 40 Joule
sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasannya baik. Saat energi dinaikkan
50 Joule pengelasan gagal dikarenakan sinyal pulsa (t) tidak dikirim oleh mikrokontroler
karena tidak mencukupi kondisi kecukupan kapasitor.
2.4.4 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,12 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule tetapi
dengan tegangan masukan kapasitor sebesar 15 Volt. pada plat setebal 0,12 mm Adapun
pengujian ini dilakukan seperti pada Tabel 2.11.
Tabel 2. 11 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,12 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T (s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 15 14.2 0.93 0.02 934 BURUK
20 15 13.5 0.93 0.02 1973 BAIK
30 15 12.72 0.93 0.02 3143 BAIK
40 14.98 11.86 0.93 0.02 4496 BAIK
50 14.95 10.85 0.93 0.02 6101 BAIK
60 15.02 9.9 0.93 0.02 7891 BAIK
70 15 8.71 0.93 0.02 10284 BAIK
80 15 7.52 0.93 0.02 13454 BAIK
90 15 13.26 0.93 0.02 18299 BAIK
100 15 7.9 0.93 0.02 29006 BAIK
Dari Tabel 2.11 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sudah mampu
melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak mampu menempelkan
plat dengan baik. Akan tetapi, saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 20 Joule
sampai 100 Joule sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasan baik. Dari
beberapa pengujian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengelasan pada plat setebal
0,12 mm paling baik dilakukan saat tegangan kapasitor sebesar 15 Volt dengan energi 20
sampai dengan 100 Joule.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 23 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.4.5 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,15 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 10 Volt pada plat setebal 0,15 mm. Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.12.
Tabel 2. 12Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,15 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T ( s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 10 9 0.93 0.02 934 BURUK
20 10 7.72 0.93 0.02 1973 BURUK
30 10 6.23 0.93 0.02 3143 BURUK
40 10 8.94 0.93 0.02 4496 BAIK
50 10 - 0.93 0.02 6101 GAGAL
Dari Tabel 2.12 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 30
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Sedangkan saat energi masukan sebesar 40 Joule
sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil pengelasannya baik. Saat energi dinaikkan
50 Joule pengelasan gagal dikarenakan sinyal pulsa (t) tidak dikirim oleh mikrokontroler
karena tidak mencukupi kondisi kecukupan kapasitor.
2.4.6 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,15 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule tetapi
dengan tegangan masukan kapasitor sebesar 15 Volt. pada plat setebal 0,15 mm Adapun
pengujian ini dilakukan seperti pada Tabel 2.13.
Tabel 2. 13 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,15 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T (s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 15 14.2 0.93 0.02 934 BURUK
20 15 13.5 0.93 0.02 1973 BURUK
30 15 12.72 0.93 0.02 3143 BAIK
40 14.98 11.86 0.93 0.02 4496 BAIK
50 14.95 10.85 0.93 0.02 6101 BAIK
60 15.02 9.9 0.93 0.02 7891 BAIK
70 15 8.71 0.93 0.02 10284 BAIK
80 15 7.52 0.93 0.02 13454 BAIK
90 15 13.26 0.93 0.02 18299 BAIK
100 15 7.9 0.93 0.02 29006 BAIK
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 24 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Dari Tabel 2.13 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 20
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Akan tetapi, saat energi masukan untuk pengelasan
sebesar 30 Joule sampai 100 Joule sudah mampu melelehkan plat baterai dan hasil
pengelasan baik. Dari beberapa pengujian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
pengelasan pada plat setebal 0,15 mm paling baik dilakukan saat tegangan kapasitor sebesar
15 Volt dengan energi 30 sampai dengan 100 Joule.
2.4.6 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 10 Volt pada Plat
0,25 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 10 Volt pada plat setebal 0,25 mm. Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.14.
Tabel 2. 14 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,25 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan Hasil
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T ( s) Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 10 9 0.93 0.02 934 BURUK
20 10 7.72 0.93 0.02 1973 BURUK
30 10 6.23 0.93 0.02 3143 BURUK
40 10 8.94 0.93 0.02 4496 BURUK
50 10 - 0.93 0.02 6101 GAGAL
Dari Tabel 2.14 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 40
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Sedangkan saat energi dinaikkan 50 Joule
pengelasan gagal dikarenakan sinyal pulsa (t) tidak dikirim oleh mikrokontroler karena
tidak mencukupi kondisi kecukupan kapasitor.
2.4.8 Pengelasan dengan Variasi Energi dan Tegangan Masukan 15 Volt pada Plat
0,25 mm
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan energi 10 Joule sampai 50 Joule tetapi dengan
tegangan masukan kapasitor sebesar 15 Volt. pada plat setebal 0,25 mm Adapun pengujian
ini dilakukan seperti pada Tabel 2.15.
Tabel 2. 15 Tabel dengan variasi energi dan tegangan masukan 10 Volt pada plat 0,25 mm
Tegangan
Energi Tegangan sesudah Kapasitansi Hambatan
(Joule) Masukan Pengelasan Kapasitor total T ( s) Hasil Pengelasan
(Volt) (Volt) (F) (Ohm)
10 15 14.2 0.93 0.02 934 BURUK
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 25 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
20 15 13.5 0.93 0.02 1973 BURUK
30 15 12.72 0.93 0.02 3143 BURUK
40 14.98 11.86 0.93 0.02 4496 BURUK
50 14.95 10.85 0.93 0.02 6101 BURUK
60 15.02 9.9 0.93 0.02 7891 BURUK
70 15 8.71 0.93 0.02 10284 BURUK
80 15 7.52 0.93 0.02 13454 BURUK
90 15 13.26 0.93 0.02 18299 BURUK
100 15 7.9 0.93 0.02 29006 BURUK
Dari Tabel 2.15 saat energi masukan untuk pengelasan sebesar 10 Joule sampai 100
Joule sudah mampu melelehkan plat baterai tetapi hasil pengelasannya buruk dan tidak
mampu menempelkan plat dengan baik. Dari beberapa pengujian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil pengelasan pada plat setebal 0,25 mm tidak menghasilkan
pengelasan yang baik pada setiap energi.
Sehingga kesimpulan dari semua percobaan pengelasan plat setebal 0,10, 0,12, 0,15
dan 0,25 adalah semakin tebal plat yang ingin dilas maka membutuhkan energi dan
tegangan masukan kapasitor yang besar pula.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 26 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 4.12 Gelombang sinyal PWM, duty cycle = 5%. v/div = 5 V, T/div = 10 µs
Pada Gambar 4.12, pengaturan duty cycle sinyal PWM keluaran IC TL494 sebesar
5% dengan suplai tegangan DC eksternal. Sementara itu, bentuk gelombang tegangan DC
keluaran pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan variasi
duty cycle 5% beban resistor 15 Ω sebagai berikut.
Pada Gambar 4.13 besar tegangan pada layar osiloskop adalah 0,8 div vertikal,
dapat dihitung besaran tegangan adalah:
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 27 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
terlalu besar sehingga terjadi kurangnya ketelitian terhadap pengamatan nilai pada
gelombang tegangan. Pengujian kembali dilakukan dengan memvariasikan besaran beban
resistor pada output konverter. Data pengukuran dapat dilihat pada tabel pada Tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan D= 5%
Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 5 15,2 306,90 0,02 4,06 0,12
2 5 7,6 306,90 0,02 2,82 0,23
3 5 5,1 306,80 0,03 2,36 0,29
4 5 3,9 306,70 0,03 2,15 0,36
5 5 3,1 306,50 0,03 2,01 0,42
6 5 2,5 306,50 0,04 1,89 0,48
7 5 2,0 306,50 0,04 1,80 0,54
8 5 1,8 306,50 0,04 1,73 0,59
9 5 1,6 306,40 0,04 1,68 0,64
10 5 1,4 306,30 0,04 1,63 0,69
Tabel 4.2 menunjukkan nilai tegangan masukan dan keluaran dari konverter half-
bridge variasi duty cycle PWM 5%. Hubungan duty cycle dengan beban adalah berbanding
terbalik. Semakin kecil beban pada konverter half-bridge maka semakin besar duty cycle
yang dihasilkan.
Saat nilai beban resistor semakin mengecil maka daya keluaran konverter membesar
dan menyebabkan tegangan keluaran konverter menurun. Hal ini dikarenakan duty cycle
pemicuan yang tetap karena tidak adanya sistem umpan balik pada pengujian ini. Selain
itu, arus yang semakin meningkat saat bertambahnya beban resistor mengakibatkan
tegangan jatuh pada komponen sisi output semakin besar.
Sementara itu, grafik di bawah ini menunjukkan perubahan tegangan keluaran
pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge variasi duty cycle 5% terhadap penambahan
beban resistor secara bertingkat dengan cara disusun paralel.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 28 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Grafik tegangan keluaran dengan umpan balik
D = 5%
4.50
Tegangan Keluaran (V) 4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)
Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.14 menunjukkan saat penambahan beban dari
15,2 Ω menjadi 7,6 Ω, terdapat penurunan tegangan keluaran sebesar 1,24 V. Pada saat
penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih tegangan DC keluaran sebesar
0,46 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω, terdapat penurunan tegangan
sebesar 0,21 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi 3,1 Ω, terdapat penurunan
tegangan sebesar 0,14 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω menjadi 2,5 Ω, terdapat
penurunan tegangan sebesar 0,12 V. Pada saat penambahan beban 2,5 Ω menjadi 2,0 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,09 V. Pada saat penambahan beban 2,0 Ω menjadi
1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,07 V. Pada saat penambahan beban 1,8 Ω
menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,05 V. Sementara itu, saat
penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,07 V.
Berdasarkan Tabel 4.2 dan penguraian selisih tegangan, perhitungan rata-rata selisih
tegangan pengujian tegangan keluaran konverter half-bridge D= 5% adalah:
V
V (4.3)
n
1,24 0,46 0,21 0,14 0,12 0,09 0,07 0,05 0,07
V 0,47 V
9
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter half-bridge kondisi
tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 5% tiap penambahan 15 Ω resistor adalah
0,47 V.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 29 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2.7.2 Pengujian Beban Resistor Variasi Duty Cycle = 25%
Gelombang PWM IC TL494 dengan duty cycle 25% pada pengujian konverter DC-
DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan sebagai berikut:
2,8 div
Referensi
Gambar 4.15 Gelombang sinyal PWM, duty cycle = 15%. v/div = 5 V, T/div = 10 µs
Pada Gambar 4.15, pengaturan duty cycle sinyal PWM keluaran IC TL494 sebesar
25% dilakukan dengan suplai tegangan DC eksternal. Berdasarkan Persamaan 2.1, maka
nilai tegangan keluaran konverter half-bridge saat variasi duty cycle 25%, dengan
parameter nilai tegangan masukan konverter sesuai dengan hasil pengujian penyearah
gelombang penuh yaitu 320 V, jumlah lilitan primer trafo sebanyak 182 lilitan, dan jumlah
lilitan primer trafo sebanyak 133 lilitan dihitung sebagai berikut:
4
VR 320 . .0,25 ,9,4 V
34
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 30 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Referensi 2 div
Gambar 4.16 Gelombang tegangan keluaran, D = 15% beban 15 W. v/div = 5 V, T/div = 100 ms
Pada Gambar 4.16, terlihat konverter DC-DC tipe half-bridge dengan variasi duty
cycle 15% sudah menghasilkan gelombang tegangan DC murni dengan sedikit ripple.
Besarnya tegangan yaitu sebesar 2 div vertikal sehingga dapat dihitung besaran tegangan
keluaran menggunakan probe dengan faktor pengali x10 adalah:
Tegangan yang terbaca pada multimeter digital adalah sebesar 9,69 volt. Dengan
memvariasikan besaran beban resistor pada pengujian dan perhitungan tegangan keluaran
konverter terhadap fluktuasi tegangan masukan konverter, didapat data pada Tabel 4.3
sebagai berikut.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 31 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Tabel 4.3 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan D=25%
Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 25 15,2 302,20 0,04 9,69 0,44
2 25 7,6 300,30 0,04 7,36 0,67
3 25 5,1 398,80 0,07 7,20 0,92
4 25 3,9 298,70 0,10 6,90 1,21
5 25 3,1 299,80 0,11 6,78 1,50
6 25 2,5 299,80 0,15 6,60 1,76
7 25 2 299,80 0,20 6,48 1,99
8 25 1,8 299,80 0,21 6,40 2,32
9 25 1,6 299,40 0,23 6,35 2,51
10 25 1,4 299,40 0,25 6,29 2,72
Tabel 4.3 menunjukkan data pengujian dan perhitungan konverter half-bridge
variasi duty cycle PWM 25%. Saat nilai beban resistor semakin mengecil maka daya
keluaran konverter membesar dan menyebabkan tegangan keluaran konverter menurun.
Hal ini dikarenakan duty cycle pemicuan yang tetap karena tidak adanya sistem umpan
balik pada pengujian ini. Selain itu, arus yang semakin meningkat saat bertambahnya beban
resistor mengakibatkan tegangan jatuh pada komponen sisi output semakin besar.
Sementara itu, Gambar 4.16 menunjukkan grafik perubahan tegangan keluaran
pengujian variasi duty cycle 25% terhadap penambahan beban resistor.
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)
Gambar 4.17 Grafik tegangan keluaran tanpa umpan balik tegangan, D = 25%
Tabel 4.3 dan Gambar 4.17 menunjukkan saat penambahan beban dari 15,2 Ω
menjadi 7,6 Ω, terdapat penurunan tegangan keluaran sebesar 2,33 V. Pada saat
penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih tegangan DC keluaran sebesar
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 32 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
0,,16 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω, terdapat penurunan tegangan
sebesar 0,30 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi 3,1 Ω, terdapat penurunan
tegangan sebesar 0,12 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω menjadi 2,5 Ω, terdapat
penurunan tegangan sebesar 0,18 V. Pada saat penambahan beban 2,5 Ω menjadi 2,0 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,08 V. Pada saat penambahan beban 2,0 Ω menjadi
1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,05 V. Pada saat penambahan beban 1,8 Ω
menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,05 V. Sementara itu, saat
penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,06.
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dan uraian selisih tegangan di atas, didapatkan nilai
rata-rata selisih tegangan pengujian tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge
kondisi tanpa umpan balik tegangan dengan variasi duty cycle 25% sebagai berikut:
Maka, nilai rata-rata penurunan tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-
bridge kondisi tanpa umpan balik tegangan dengan variasi duty cycle 25% tiap penambahan
15 W beban resistor adalah 7,74 V.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 33 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
2,8 div
Referensi
3,3 div
Gambar 4.17 Gelombang sinyal PWM IC TL494, D = 45% beban 15 Ω. v/div =5 V, T/div = 10 µs
Pada Gambar 4.17, pengaturan duty cycle 45% dengan suplai tegangan DC eksternal.
Berdasarkan Persamaan 2.1, maka nilai tegangan keluaran konverter half-bridge saat
variasi duty cycle 45% , dengan parameter nilai tegangan masukan konverter sesuai dengan
hasil pengujian penyearah gelombang penuh yaitu 320 V, jumlah lilitan primer trafo
sebanyak 34 lilitan, dan jumlah lilitan primer trafo sebanyak 4 lilitan dihitung sebagai
berikut:
3
VR 320 . .0,45 14,47 V
34
2,9 div
Referensi
Gambar 4.18 Gelombang tegangan keluaran, D = 25% beban 15 Ω. v/div = 5 V, T/div = 100 ms
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 34 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.18 terlihat besarnya tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-
bridge tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 25% saat dibebani resistor 15 Ω yang
dapat diamati pada osiloskop yaitu sebesar 2,9 div sehingga dapat dihitung besaran
tegangan keluaran adalah:
Sementara itu, nilai tegangan yang terbaca pada multimeter digital adalah sebesar
14,35 volt. Dengan memvariasikan besaran beban resistor pada pengujian dan perhitungan
tegangan keluaran konverter terhadap fluktuasi tegangan masukan konverter, didapat data
pada Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik tegangan D=45%
Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 45 15,2 306,80 0,20 14,35 0,63
2 45 7,6 303,70 0,40 13,60 1,17
3 45 5,1 301,40 0,60 13,15 1,67
4 45 3,9 299,60 0,80 12,89 2,17
5 45 3,1 298,20 0,11 12,54 2,65
6 45 2,5 297,16 0,13 12,40 3,14
7 45 2,0 296,20 0,18 12,15 3,59
8 45 1,8 296,00 0,18 12,00 4,02
9 45 1,6 295,10 0,20 11,85 4,44
10 45 1,4 294,60 0,24 11,63 4,85
Tabel 4.4 menunjukkan data pengujian konverter half-bridge variasi duty cycle
25%. Saat nilai beban resistor semakin mengecil maka daya keluaran konverter membesar
dan menyebabkan tegangan keluaran konverter menurun. Hal ini dikarenakan duty cycle
pemicuan yang tetap karena tidak adanya sistem umpan balik pada pengujian ini. Selain
itu, arus yang semakin meningkat saat bertambahnya beban resistor mengakibatkan
tegangan jatuh pada komponen sisi output semakin besar.
Sementara itu, gambar dibawah ini menunjukkan grafik perubahan tegangan
keluaran pengujian konverter half-bridge D = 25% terhadap penambahan beban resistor.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 35 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Grafik tegangan keluaran tanpa umpan balik
tegangan, D = 45%
14.20
Tegangan Keluaran (V)
14.00
13.80
13.60
13.40
13.20
13.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)
Gambar 4.19 Grafik tegangan keluaran tanpa umpan balik tegangan, D = 45%
Tabel 4.4 dan Gambar 4.19 menunjukkan saat penambahan beban dari 15,2 Ω
menjadi 7,6 Ω, terdapat penurunan tegangan keluaran sebesar 0,75 V. Pada saat
penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih tegangan DC keluaran sebesar
0,45 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω, terdapat penurunan tegangan
sebesar 0,26 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi 3,1 Ω, terdapat penurunan
tegangan sebesar 0,14 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω menjadi 2,5 Ω, terdapat
penurunan tegangan sebesar 0,25 V. Pada saat penambahan beban 2,5 Ω menjadi 2,0 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,15 V. Pada saat penambahan beban 2,0 Ω menjadi
1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,15 V. Pada saat penambahan beban 1,8 Ω
menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,15 V. Sementara itu, saat
penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,22.
Berdasarkan Tabel 4.4 dan uraian di atas, didapatkan rata-rata penurunan tegangan
pada pengujian tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge kondisi tanpa umpan
balik tegangan dengan variasi duty cycle 45% sebagai berikut:
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 36 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Berdasarkan pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge tanpa umpan balik
tegangan variasi duty cycle 5%, 25%, dan 45% terlihat besaran duty cycle mempengaruhi
besar tegangan keluaran dari konverter. Pada kondisi beban yang sama, semakin besar duty
cycle membuat tegangan keluaran konverter meningkat. Dan juga pada ketiga pengujian
tersebut, tegangan keluaran konverter menjadi menurun saat nilai beban meningkat.
Sementara itu, masing-masing pengujian variasi duty cycle memiliki rata-rata
penurunan tegangan yang berbeda. Pada variasi duty cycle 5%, terdapat nilai rata-rata
penurunan tegangan sebesar 0,47 V. Pada variasi duty cycle 25% terdapat rata-rata
penurunan tegangan sebesar 0,37 V. Pada variasi duty cycle 45% terdapat rata-rata
penurunan tegangan sebesar 0,30 V. Pada ketiga pengujian konverter half-bridge variasi
duty cycle, disimpulkan semakin besar duty cycle maka tegangan keluaran yang dihasilkan
akan semakin stabil terhadap penambahan beban.
Referensi
Gambar 4.21 Gelombang sinyal PWM ketika dibebani resistor 15 Ω. v/div = 5 V, T/div = 10 µs
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 37 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Gambar 4.21 menunjukkan gelombang sinyal PWM ketika konverter DC-DC tipe
Half-bridge dengan umpan balik tegangan dibebani resistor 15 Ω. Osiloskop menujukkan
PWM yang dihasilkan memiliki duty cycle 4,2%. Besaran keluaran duty cycle PWM
tersebut merupakan hasil respon IC TL494 terhadap tegangan keluaran konverter ketika
dibebani resistor 15 Ω.
2,8 div
Referensi
Gambar 4.22 merupakan gelombang tegangan keluaran dari konverter DC-DC tipe
half-bridge dengan umpan balik tegangan dibebani resistor 15 Ω. Pada Gambar 4.22,
terlihat besarnya tegangan yaitu sebesar 2,8 div, dapat dihitung besaran tegangan keluaran
sebagai berikut:
Tegangan yang terbaca pada multimeter 14,04 volt. Pengujian kembali dilakukan
dengan memvariasikan besaran beban resistor pada output konverter. Data pengukuran
dapat dilihat pada tabel pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil pengujian konverter DC-DC tipe half-bridge dengan umpan balik tegangan
Duty
Beban Vin Iin Vout Iout
No Cycle
(Ω) (V) (A) (V) (A)
(%)
1 15,2 36,4 306,80 0,04 14,04 0,63
2 7,6 36,7 303,70 0,07 14,04 1,25
3 5,1 37,8 301,40 0,10 14,03 1,88
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 38 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
4 3,9 38,4 299,60 0,13 14,03 2,51
5 3,1 38,9 298,20 0,15 14,02 3,12
6 2,5 39,6 297,16 0,18 14,00 3,71
7 2 40,1 296,20 0,22 13,99 4,31
8 1,8 40,9 296,00 0,26 13,99 4,90
9 1,6 41,7 295,10 0,31 13,98 5,51
10 1,4 43,4 294,60 0,36 13,99 6,22
Sementara itu, Gambar 4.31 merupakan grafik tegangan keluaran konverter dengan
umpan balik tegangan terhadap penambahan beban resistor.
10.00
5.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)
Gambar 4.23 Grafik tegangan keluaran konverter dengan umpan balik tegangan
Tabel 4.6 dan Gambar 4.23 menunjukkan tegangan keluaran konverter half-bridge
dengan umpan balik tegangan. Terlihat masih ada penurunan tegangan saat penambahan
beban. Penurunan tegangan ini disebabkan karena adanya offset tegangan masukan
komparator pada IC TL494 [16]. Adanya offset tegangan ini menyebabkan penurunan titik
referensi komparator pada IC TL494 yang mengakibatkan penurunan pada tegangan
keluaran konverter itu sendiri.
Pada Tabel 4.6, perubahan duty cycle PWM terhadap penambahan beban disebabkan
adanya penurunan tegangan konverter yang mempengaruhi nilai tegangan masukan pin 1
IC TL494. Kondisi ini menyebabkan komparator mempengaruhi kinerja IC TL494 untuk
mengatur PWM dengan duty cycle kerja yang lebih besar agar tegangan keluaran konverter
akan kembali stabil.
Pada saat penambahan beban dari 15,2 Ω menjadi 7,6 Ω, terdapat selisih tegangan
keluaran sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan beban 7,6 Ω menjadi 5,1 Ω, terdapat selisih
tegangan DC keluaran sebesar 0,03 V. Pada saat penambahan beban 5,1 Ω menjadi 3,9 Ω,
terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat penambahan beban 3,9 Ω menjadi
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 39 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
3,1 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan beban 3,1 Ω
menjadi 2,5 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat penambahan beban
2,5 Ω menjadi 2,0 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,02 V. Pada saat penambahan
beban 2,0 Ω menjadi 1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada saat
penambahan beban 2,0 Ω menjadi 1,8 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V. Pada
saat penambahan beban 1,8 Ω menjadi 1,6 Ω, terdapat penurunan tegangan sebesar 0,01 V.
Sementara itu, saat penambahan beban 1,6 Ω menjadi 1,4 Ω, terdapat selisih sebesar 0,01
V.
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dan uraian di atas, maka didapatkan rata-rata selisih
tegangan pada pengujian tegangan keluaran konverter DC-DC tipe half-bridge dengan
umpan balik tegangan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Akumulasi data pengujian tanpa umpan balik tegangan dan dengan umpan balik tegangan
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 40 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
D = 25% 3,9 298,70 6,90
3,1 299,80 6,78
2,5 299,80 6,60
2 299,80 6,48
1,8 299,80 6,40
1,6 299,40 6,35
1,4 299,40 6,29
15,2 306,80 14,35
7,6 303,70 13,60
5,1 301,40 13,15
3,9 299,60 12,89
Tanpa umpan
balik 3,1 298,20 12,54
0,30
tegangan, 2,5 297,16 12,40
D = 45% 2 296,20 12,15
1,8 296,00 12,00
1,6 295,10 11,85
1,4 294,60 11,63
15,2 306,80 14,04
7,6 303,70 14,04
5,1 301,40 14,03
3,9 299,60 14,03
Dengan 3,1 298,20 14,02
umpan balik 0,016
tegangan 2,5 297,16 14,00
2 296,20 13,99
1,8 296,00 13,99
1,6 295,10 13,98
1,4 294,60 13,99
15.00
10.00
5.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Beban Resistor (Ω)
Gambar 4.24 Grafik perbandingan output konverter tanpa umpan balik dan dengan umpan balik tegangan
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 41 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.24, garis pada grafik yang mewakili tegangan keluaran konverter DC-
DC tipe half-bridge dengan umpan balik tegangan terlihat lebih stabil dibandingkan
tegangan keluaran tanpa umpan balik tegangan variasi duty cycle 5%, 25%, dan 45%
terhadap perubahan beban.
Efisiensi buck converter dapat dicari dengan menghitung daya input (Pin) dan daya
output (Pout) pada buck converter dengan variasi beban anatar 50 Ω hingga 5 Ω, dengan
menggunakan Persamaan 4.6 berikut.
𝑃𝑂𝑈𝑇
𝜂= 𝑥 100 % (4.6)
𝑃𝐼𝑁
Keterangan:
Pin = Vin x Iin
Pout = Vout x Iout
Persamaan 4.6 digunakan untuk mengetahui seberapa besar efisiensi dari konverter
half-bridge dengan umpan balik tegangan pada Tugas Akhir ini. Hasil perhitungan besar
efisiensi konverter half-bridge dengan umpan balik tegangan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil perhitungan efisiensi konverter half-bridge dengan umpan balik tegangan
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 42 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
feedback tegangan sebesar 86,28 %. Nilai efisiensi dari konverter hald-bridge dengan
feedback tegangan memiliki efisiensi yang tinggi dengan nilai rata-rata efisiensi hampir
tiap variasi beban diatas 82 % kecuali saat beban 15,2 Ω.
85.00
80.00
75.00
70.00
65.00
60.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Beban (W)
Gambar 4.25 Grafik hubungan efisiensi konverter half-bridge dengan feedback tegangan terhadap beban
Pada Gambar 4.25 menunjukkan grafik hubungan antara efisiensi konverter half-
bridge dengan feedback tegangan terhadap beban. Kenaikan efisiensi terjadi ketika
perubahan beban dari 8,85 W hingga beban 12,55 W. Pada beban 2 Ω hingga 1,4 Ω efisiensi
konverter half-bridge dengan feedback tegangan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
oleh rugi-rugi konverter menjadi lebih signifikan pada hambatan dalam komponen
konverter.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 43 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
output diperlukan untuk menahan arus ripple output konverter. Pengujian pengisian daya
kapasitor ini dilakukan untuk mengetahui performa konverter DC-DC tipe half-bridge
dengan induktor output saat diberi beban kapasitor yang memiliki karakteristik arus
pengisian yang logaritmik. Pengujian ini akan menvariasikan nilai resistor seri dari output
kapasitor menuju beban kapasitor. Skema pengujian pengisian daya kapasitor dengan
induktor output konverter half-bridge ditunjukkan Gambar 4.10.
10 k 47 nF
47 nF 2,2 k
Output keluaran
22 k konverter
8,2 k 50 k
1 nF
8 7 6 5 4 3 2 1
50 k
(R1)
9 10 11 12 13 14 15 16
Rangkaian
Pembagi Tegangan
Driver
MOSFET
IR2110
470 µF IRFP460
250 V
Tr 4 x MUR1560 250 µH
+
D1 D2
-
470 µF IRFP460
250 V
Gambar 4.26 Skema pengujian konverter half-bridge dengan induktor output untuk pengisian kapasitor
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 44 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Hasil pengamatan gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor
output sebelum pengisian kapasitor adalah sebagai berikut:
Vds MOSFET
Low Side Vgs MOSFET
Low Side
Gambar 4.27 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sebelum pengisian
kapasitor
Gambar 4.28 Gelombang switching konverter half-bridge tanpa induktor output sesaat pada awal pengisian
kapasitor
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 45 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.28, merupakan gelombang switching konverter half-bridge dengan
induktor output sesaat pada awal pengisian kapasitor yang didapatkan dari pembacaan
osiloskop. Duty cycle gelombang PWM pemicuan MOSFET didapatkan sebesar 45%
(maksimal). Hal ini dikarenakan keadaan awal kapasitor yang kosong (tegangan nol volt)
sehingga tegangan output konverter sesaat juga menjadi nol volt. Maka sistem umpan balik
tegangan pada rangkaian kontrol pembangkitan PWM menaikkan duty cycle.
Pada Gambar 4.28 juga dapat diamati bahwa tegangan switching MOSFET low side
mengalami drop tegangan dibandingkan saat sebelum pengisian kapasitor. Tegangan
puncak switching MOSFET low side sebelum pengisian kapasitor adalah 155 V. Sedangkan
tegangan puncak switching MOSFET low side sesaat pada awal pengisian kapasitor adalah
134 V. Hal ini dikarenakan sifat hubung singkat kapasitor pada keadaan kosong
menyebabkan arus pengisian awal yang besar atau daya output sesaat yang besar. Sehingga
kapasitor input konverter mengalami drop tegangan.
Pada Gambar 4.28 juga didapati bahwa gelombang Vds dan Vgs tampak berada
pada fase yang sama, padahal seharusnya kedua gelombang saling komplemen. Hal ini
dikarenakan gelombang yang tampil di osiloskop bergeser tidak beraturan ketika beban
kapasitor sesaat dihubungkan ke output konverter sehingga sulit dalam menghentikan
osiloskop untuk mendapatkan gelombang komplemen yang diinginkan. Gelombang
komplemen baru didapatkan ketika tegangan Vds sudah kembali ke tegangan semula yang
juga bukan gelombang yang ingin didapatkan.
4,6 div
Gambar 4.29 Gelombang tegangan pengisian beban kapasitor pada pengujian tanpa induktor output
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 46 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.29, merupakan gelombang tegangan pengisian beban kapasitor pada
pengujian tanpa induktor output. Bila diamati bentuk gelombang tersebut sesuai dengan
karakteristik tegangan pengisian kapasitor. Pada pengujian ini, pengisian daya kapasitor ini
dari keaadan kosong hingga penuh memerlukan waktu 2,3 detik.
47 nF 2,2 k
Output keluaran
22 k konverter
8,2 k 50 k
1 nF
8 7 6 5 4 3 2 1
50 k
(R1)
9 10 11 12 13 14 15 16
Rangkaian
Pembagi Tegangan
Driver
MOSFET
IR2110
470 µF IRFP460
250 V
Tr 4 x MUR1560 250 µH
+
D1 D2
-
470 µF IRFP460
250 V
Gambar 4.30 Skema pengujian konverter half-bridge dengan induktor output untuk pengisian kapasitor
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 47 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Pada Gambar 4.30, dilakukan pengujian konverter half-bridge menggunakan
osiloskop untuk melihat gelombang pensaklaran MOSFET, arus output dan tegangan
output saat pengisian daya kapasitor. Selain itu, pengukuran waktu pengisian juga
dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Waktu pengisian daya kapasitor dimulai dari
dihubungkannya konektor terminal kapasitor ke terminal output konverter hingga tegangan
kapasitor sudah sama dengan tegangan output konverter. Kapasitor yang dijadikan beban
memiliki nilai kapasitansi 0,84 F dengan spesifikasi tegangan maksimal 16 V. Sedangkan
induktor output yang digunakan sama seperti saat pengujian beban resistor, yaitu dengan
nilai induktansi 250 uH.
Hasil pengamatan gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor
output sebelum pengisian kapasitor adalah sebagai berikut:
Gambar 4.31 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sebelum pengisian
kapasitor
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 48 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
Vds MOSFET Vgs MOSFET
Low Side Low Side
Gambar 4.32 Gelombang switching konverter half-bridge dengan induktor output sesaat pada awal
pengisian kapasitor
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 49 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
5,2 div
v/div = 5 V, T/div = 1 s
Gambar 4.33 Gelombang tegangan pengisian beban kapasitor pada pengujian dengan induktor output
Pada Gambar 4.33, merupakan gelombang tegangan pengisian beban kapasitor. Bila
diamati bentuk gelombang tersebut sesuai dengan karakteristik tegangan pengisian
kapasitor. Pada pengujian konverter half-bridge untuk pengisian daya kapasitor ini dari
keaadan kosong hingga penuh memerlukan waktu 5,2 detik. Jika dibandingkan dengan
pengujian tanpa induktor output, pengujian pengisian kapasitor pengujian dengan induktor
output memerlukan waktu pengisian yang lebih lama. Hal ini disebabkan oleh sifat induktor
yang dapat menahan perubahan arus yang mengalir melewatinya. Sehingga arus pengisian
pada pengujian dengan induktor output ini lebih kecil dibandingkan tanpa induktor output.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 50 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.
PWM
Pemicuan
MOSFET
470 µF IRFP460
250 V
4 x MUR1560 250 µH
Tr +
D1 D2
Rs
Np=34 NS=3
1000 µF
D4 D3 25 V
RL
470 µF -
IRFP460
250 V
Gambar 4.34 Skema pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan total
Hasil pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan
total dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil pengujian konverter half-bridge untuk suplai daya proses kalibrasi hambatan total
Pada Tabel 4.6, dapat diamati bahwa perhitungan nilai hambatan menggunakan
hukum ohm berhasil dilakukan. Nilai hambatan RL perhitungan cukup konsisten, dengan
nilai minimal 22,57 mΩ, nilai maksimal 24,63 dan nilai rata-rata 22,97 mΩ. Perbedaan nilai
hambatan pada kelima data terjadi karena sangat diperngaruhi oleh akurasi alat ukur saat
digunakan.
No. Dokumen: B500-01-TA1819.2.001 No. Revisi: 01 Tanggal:22 Februari 2019 Halaman 51 dari 51
© 2019 oleh Departemen Teknik Elektro Undip. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis
Departemen Teknik Elektro Undip, Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Indonesia.