1920 Chapter Iv PDF
1920 Chapter Iv PDF
1920 Chapter Iv PDF
Tarik
Tekan
Gambar 4.2. Gaya Batang
IV - 1
Tabel 4.1. Nilai Gaya Batang
Frame Station P
Text m N
1 1.523 -4489.15
2 1.523 -2622.01
3 1.523 -2622.01
4 1.523 1112.25
5 1.523 1112.25
6 1.400 2399.8
7 1.400 2399.8
8 1.523 1112.25
9 1.523 1112.25
10 1.523 -2622.01
11 1.523 -2622.01
12 1.523 -4489.15
13 1.414 2773.74
14 1.414 2773.74
15 1.414 -693.43
16 1.414 -693.43
17 1.414 -4160.61
18 1.400 2.225E-12
19 1.400 -2.225E-12
20 1.414 -4160.61
21 1.414 -693.43
22 1.414 -693.43
23 1.414 2773.74
24 1.414 2773.74
25 0.400 -1.784E-11
26 1.414 -1733.59
27 0.800 -980.67
28 0.000 2427.02
28 0.990 2427.02
28 1.980 2427.02
29 1.200 0
30 1.720 -2109
31 1.600 -980.67
32 2.608 3196.58
33 2.000 -4601.81
34 2.441 590.59
35 2.000 -975.98
36 2.441 590.59
37 2.000 -4601.81
38 2.608 3196.58
39 1.600 -980.67
40 1.720 -2109
41 1.200 0
42 1.980 2427.02
43 0.800 -980.67
44 1.414 -1733.59
45 0.400 0
Sumber : SAP 2000 V.10
IV - 2
Pada contoh kasus di atas, batang 32,33,37, dan 38 mengalami gaya
batang yang paling maksimal. Batang 32 dan 38 mengalami gaya tekan
sebesar -4601.81 N dan batang 33 dan 37 mengalami gaya tarik sebesar
3196.58 N. Nilai gaya batang tersebut, baik tekan maupun tarik ini akan
a. Data Analisis
1. Gaya batang : 4601.81 N
2. Panjang batang : 2000 mm
3. Profil desain : Profil C 75 x 75 ( PT. Smartruss )
IV - 3
4. Data profil :
h = 74.14mm
b = 39.28mm
a = 10.38mm
t = 0.73mm
A = 124.494mm 2
Ix = 115618.946mm 4
Iy = 27791,423mm 4
FY = 500 MPa
E = 203000MPa
Stifner = 2 buah ( multipe stiffener )
b. Analisis Perhitungan
1. Efektifitas Elemen Pengaku (stiffener)
Elemen pengaku terdapat pada elemen badan,
Batasan Elemen Pengaku
⎛ h ⎞
Ia = ⎜ 4 − 26 ⎟t 4 ≥ 18t 4
⎝ t ⎠
⎛ 74.14 ⎞
Ia = ⎜ 4 x − 26 ⎟0.73 4 ≥ 18 x0.73 4
⎝ 0.73 ⎠
Ia = 107.98mm 4 ≥ 5.1mm 4
4
⎡ h ⎛ h ⎞⎤ ⎛ h ⎞
Is = 5ht ⎢
3
− 0.7⎜⎜ ⎟⎟⎥ ≥ ⎜ ⎟
⎣ astif ⎝ astif ⎠⎦ ⎝ 50 ⎠
Jarak elemen pengaku ( astif ) = 47.17mm
⎡ h ⎛ h ⎞⎤ ⎛ h ⎞
Is = 5ht 3 ⎢ − 0.7⎜⎜ ⎟⎟⎥ ≥ ⎜ ⎟
⎣ astif ⎝ astif ⎠⎦ ⎝ 50 ⎠
⎡ 74.14 ⎛ 74.14 ⎞⎤ ⎛ 74.14 ⎞
Is = 5 x74.14 x0.733 ⎢ − 0.7⎜ ⎟⎥ ≥ ⎜ ⎟
⎣ 47.17 ⎝ 47.17 ⎠⎦ ⎝ 50 ⎠
Is = 68mm 4 ≥ 1.48mm 4
IV - 4
Is < Ia..........(elemen pengaku berpengaruh pada ketebalan
elemen penampang)
p = 60.68 mm
Isf = 19.6 mm4
1/ 3
⎡w 3I sf ⎤
ts = t ⎢ m + ⎥
⎢⎣ 2 p pt 3 ⎥⎦
1/ 3
⎡ 59.14 3 x19.6 ⎤
t s = 0.73⎢ + ⎥
⎣ 2 x60.68 60.68 x0.73 3 ⎦
t s = 0.93mm
IV - 5
b b
Flange, Wf = < 200 , dan Wf = < Wlim
teff teff
39.28
Wf = = 53.808 < 200 , dan Wf < Wlim
0.73
Syarat, Wf < Wlim Maka : Wf = W
3. Luasan Efektif (A e)
Web
didapat Ww= 79.72
maka, he = Ww . ts
= 79.72 x 0.93
= 74.14 mm
Flange
didapat Wf = 53.808 mm
maka, be = Wf . t
= 53.808 x 0.73
= 39.28 mm
Maka nilai luas efektif penampang adalah :
Ae = [(74.14 − 2 x0.73 )x0.93] + [2 x(39.28 x0.73)] +
[2 x(10.38 − 0.73)x0.73]
Ae = 139.03mm 2
IV - 6
Gambar 4.4. Penampang Efektif Profil C 75x75
π 2 .E.I y
Pycr =
(Ky . Ly )2
10 x 203000 x 27791,423
=
(1 x 2000)2
= 14104.147 N
14104.147
Fey =
139.03
= 101.454 MPa
Syarat : Fpy ≤ Fy
2
84.51 ≤ 250
Maka : Fay = Fpy
IV - 7
Cry = φ . Ae . Fay
= 0.9 x 139.03 x 84.51
= 11748 .75 N
π 2 .E.I x
Pxcr =
(Kx. Lx)2
10 x 203000x115618.946
=
(1 x 2000)2
= 58676.615N
58676.615
Fex =
139.03
= 422.073 MPa
Syarat : Fpx ≥ Fy
2
351.59 ≥ 250
Maka :
⎛ Fy 2 ⎞
Fax = Fy − ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 4. Fpx ⎠
⎛ (500 )2 ⎞
= 500 − ⎜⎜ ⎟
⎟
⎝ 4 x 351 .59 ⎠
= 322.23 Mpa
IV - 8
Crx = φ . Ae . Fa x
= 0.9 x139.02 x322.23
= 40317 .35 N
E
• G=
2(1 + Ω)
203000
G= = 78076.923Mpa
2(1 + 0.3)
1
J = ∑ ( bi.hi 3 )
3
⎛ 1 ⎞ ⎛1 ⎞ ⎛1 ⎞
J = 2⎜ x39.28 x0.733 ⎟ + ⎜ x 74.14 x 0.73 3 ⎟ + 2⎜ x10.38 x 0.733 ⎟
⎝ 3 ⎠ ⎝ 3 ⎠ ⎝ 3 ⎠
J = 10.19 + 9.614 + 2.69
J = 22.493mm 4
Ix
rx = A
115618.946
rx =
124.494
rx = 30.474mm
h 2 xo
ex =
4 rx 2
74.14 2 13.6
ex =
4 30.474 2
ex = 20.124mm
IV - 9
x = ex + xo
= 20.124 + 13.6
= 33.724 mm 2
Iw = 27791,423 + 124.494.x13.6 2
Iw = 50817.833mm 4
h2
Cw = ( Iw − xo.ex. A)
4
74.14 2
Cw = (50817.833 − 13.6 x 20.124 x124.494)
4
Cw = 23011438 .75mm 6
Ips = I x + I y + A . x 2
(
= (115618.946 + 27791,423) + 124.494 x 33.724 2 )
= 284998.413 mm 4
Ips
ro =
A
284998.413
=
124.494
ro = 47.846 mm
xo 2
β = 1− 2
ro
= 1−
(33.724 )2
(47.846 ) 2
= 0.503
1 ⎡⎛ π 2 . E . Cw ⎞ ⎤
Pz = x ⎢⎜⎜ ⎟ + (G . J )⎥
⎟
⎢⎣⎝ (k . L ) ⎠
2 2
ro ⎥⎦
⎡⎛ 10 x 203000 x 23011438.75 ⎞
1 ⎤
= x ⎢ ⎜ ⎟ + (78076.92 x 22.493)⎥
(47.846)2 ⎢⎣⎜⎝ (1 x 2000)2 ⎟
⎠ ⎦⎥
= 5868.435N
IV - 10
5868 .435
Fz =
139.03
= 42.213 Mpa
1
Fst = x ⎡(Fex + Fz ) − (Fex + Fz )2 − 4.β .Fex .Fz ⎤⎥
2.β ⎢⎣ ⎦
1 ⎡(471.320 + 42.213) − ⎤
= x⎢ ⎥
2 x (0.503) ⎢⎣ (471.320 + 42.213)2 − 4.(0.503)(471.320 )(42.213 )⎥⎦
= 40.579 Mpa
Syarat : Fpz ≤ Fy
2
37.541 ≤ 250
Maka :
Faz = Fpz
Crz = φ . Ae . Faz
= 0.9 x 139.02s x 33.8
= 4103.87 N
IV - 11
Dari contoh desain batang tekan di atas dapat dilihat bahwa
nilai kapasitas penampang dipengaruhi oleh :
1. Gaya Batang
Gaya batang berpengaruh dengan nilai batasan yaitu nilai
rasio lebar elemen penampang. Jika rasio lebar elemen
penampang lebih besar dari nilai batasannya, maka penampang
efektif akan lebih kecil dari nilai penampang yang
sesungguhnya. Sehingga semakin kecil nilai penampang maka
kapasitasnya juga semakin kecil.
2. Panjang Batang
Kapasitas tekuk adalah sebuah fungsi yang berbanding
terbalik dengan nilai panjang batang, sehingga semakin panjang
sebuah batang, maka kapasitas tekuknya menjadi lebih kecil,
begitu pula sebaliknya.
3. Mutu Bahan
Mutu bahan semakin tinggi maka kapasitas tekannya makin
tinggi, namun perlu diperhatikan bahwa bahan dengan mutu
tinggi mempunyai sifat yang getas.
4. Bentuk Profil Desain
Bentuk profil akan mempengaruhi besarnya parameter
desain dan perilakunya. Bentuk profil yang paling baik adalah
profil yang memiliki keseimbangan kekuatan baik dari sumbu
lokal maupun lateralnya dan memiliki titik pusat penampang
yang berimpit dengan shear center – nya.
5. Elemen Pengaku (Stiffener)
Akibat adanya elemen pengaku, maka nilai tebal efektif
pada elemen penampang yang diperkuat akan menjadi lebih
besar, sehingga kekuatan penampang juga akan menjadi
semakin besar.
IV - 12
6. Pelaksanaan Sambungan
Adanya eksenterisitas pada pelaksanaan sambungan, maka
transfer gaya aksial menjadi eksentris pula, hal ini akan
menyebabkan terjadinya momen yang menyebabkan gaya yang
diderita oleh penampang menjadi semakin besar pula.
Untuk memperbesar kapasitas terhadap tekuk euler ( local
dan lateral buckling ) tranfer gaya yang paling baik terdapat
pada titik pusat penampangnya. Untuk memperbesar nilai
kapasitas tekuk torsi, maka transfer gaya yang paling baik
adalah pada shear center – nya.
IV - 13
penampangnya. Sehingga kemampuannya dalam menahan
tekuk euler maupun tekuk torsi menjadi jauh lebih baik.
Namun perlu diperhatikan bahwa efektifitas dan efisiensi dari
penggunaan elemen perkuatan tersebut harus tetap dijaga. Sehingga
nilai safety, servirceability dan ekonomis struktur masih dapat
dipertahankan.
IV - 14
5. Jumlah baut : 4 buah
6. Diameter baut : 6 mm
b. Analisis Perhitungan
1. Luasan netto penampang
A = 124.494 mm 2
An = A − (Diameter )x(tebal plat )x(nBaut )
= 124.494 − (6 )x(0.73)x(4 )
= 106.974 mm 2
2. Kapasitas penampang non eksentris
• Kondisi leleh
Tr1 = φt y . Ag .FY
= 0.9 x124.494 x500
= 56022.3 N
• Kondisi ultimate
Tr2 = φtu . An .Fu
= 0.75 x124.494 x660
= 61624.53 N
IV - 15
Misal sambungan berpusat pada posisi badan, maka
e = xo = 13.6mm
ΦFy
Tr1 =
1 e
+
Ag S t
0.9 x500
Tr1 =
1 13.600
+
124.494 2043.486
Tr1 = 30653.95 N
• Kondisi ultimate
I yn = I y − n.d .t.x 2
I yn = 27791.423 − 4 x6 x0.73 x13.600
I yn = 27553.151
27553.151
St n =
13.600
St n = 2025.966mm 3
(Φ u )Fu
Tr 2 =
1 e
+
An S tn
0.75 x660
Tr 2 =
1 13.600
+
124.494 2025.966
Tr 2 = 31789.858 N
Tr 2 〉 Pload = 3916.58 N
IV - 16
4. Kelangsingan Batang Tarik
Batas Kelangsingan
λ ≤ 300
sumbu lemah profil c merupakan sumbu y, maka
Iy
ry =
A
27791.423
ry =
124.494
ry = 14.941
K .L
λ=
r
1 x 2608
=
14.941
= 174.553 ≤ 300 (.... Aman)
IV - 17
pengaruh eksentrisitas menyebabkan kapasitas tarik penampang
menjadi jauh lebih kecil.
4. Kelangsingan Batang Tarik
Kelangsingan batang tarik sebenarnya tidak berpengaruh
secara struktural. Hanya saja batang yang nilai kelangsingannya
>300 akan mengalami lendutan, tetapi secara struktural batang
tersebut aman dan kuat. Batasan ini agar struktur tetap memenuhi
syarat serviceability.
5. Kekuatan Sambungan
Nilai kapasitas tarik suatu batang pada daerah sambungan
akan jauh lebih kecil dibandingkan bagian lainnya. Untuk itu
pemilihan elemen sambungan harus benar – benar diperhatikan.
Jenis baut yang digunakan bukan baut biasa, melainkan jenis
screw. Kekuatan sambungan harus seimbang dengan kekuatan
profil, karena sambungan yang terlalu kuat hanya akan
menyebabkan kegagalan pada profil akibat pengaruh kekuatan
sambungan itu sendiri.
Apabila dalam suatu desain nilai kapasitas tarik penampang
lebih kecil dari nilai gaya batang yang terjadi, maka profil harus
diganti dengan profil lain yang nilai luas penampangnya dapat
mengakomodasi gaya tarik yang terjadi.
IV - 18
Secara umum logika pelaksanaan analisis pemrograman adalah sama
dengan pelaksanaan analisis desain manual, hanya dalam pelaksanaannya
terdapat tambahan fitur yang dapat mengakomodir pelaksanaan desain
dalam kondisi eksentris sesuai dengan kebanyakan pelaksanaan struktur atap
baja ringan. Hal tersebut perlu diantisipasi karena pelaksanaan desain akan
lebih akurat bila terjalin koordinasi antar keduanya. Dengan adanya
pemahaman tersebut diharapkan angka kegagalan struktur dapat direduksi.
Program analisis desain baja ringan ini terdapat dua pilihan analisis,
yaitu analisis batang tekan dan batang tarik. Dimana di dalamnya terdapat
dua pilihan profil desain yaitu profil C dan profil Z sesuai apa yang tertera
dalam batasan masalah. Kedua pilihan profil tersebut dibagi lagi menjadi
profil berpengaku dan profil tanpa pengaku.
Kelemahan dari program analisis ini adalah belum tersedia fitur
kapasitas sambungan maupun model sambungan, karena sesuai dengan
batasan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu tidak ada tinjauan pada
elemen sambungan.
IV - 19
1. Algoritma Analisis Desain Batang Tekan
START
MAIN INPUT
Pload,Lx,Ly,Lz
MATERIAL PROPERTIES
E,Fy,Fu,k
SECTION PROPERTIES
Section Design, b,h,a,t
DESIGN PROPERTIES
øc,K,Ω
CALCULATION
Ix,Iy,A,yo,xo
of section
tdk
STIFFENED
ya
STIFFENER DESIGN
p,Wm,a stiff, Isf
⎛ h ⎞
Ia = ⎜⎜ 4 − 26 ⎟⎟ t 4 ≥ 18 t 4
⎜ t ⎟
⎝ ⎠
4
⎡ h ⎛ h ⎞⎤ ⎛ h ⎞
Is = 5 ht 3 ⎢ − 0.7 ⎜⎜ ⎟⎟ ⎥ ≥ ⎜ ⎟
⎣ a stiff ⎝ a stiff ⎠ ⎦ ⎝ 50 ⎠
IV - 20
tdk
Is<Ia teff = t
ya
1/ 3
⎡w 3 I sf ⎤
ts = t⎢ m + ⎥
⎣ 2p pt 3 ⎦
teff = ts
f = Pload/A
kE
W lim = 0.644
f
Ww = h/teff
Wf = b/teff
tdk
Ww > Wlim he = Ww . teff
ya
⎡ 0,208 ⎤
Wwe = 0,95 kE/f ⎢1 − kE/f ⎥
⎣ W w ⎦
he = Wwe . teff
tdk
Wf > Wlim be = Wf . teff
ya
⎡ 0,208 ⎤
Wfe = 0,95 kE/f ⎢1 − kE/f ⎥
⎣ Wf ⎦
be = Wfe . teff
IV - 21
CALCULATION
Ae
of section
BUCKLING Y AKSIS
π 2 EI y
Pycr =
(KL )2
Pycr
Fey =
Ae
Fy tdk
Fpy > Fay = Fpy
2
ya
Fy
Fay = Fy −
4 Fpy
Cry = Φ c. Ae . Fay
IV - 22
BUCKLING X AKSIS
π 2 EI x
Pxcr =
(KL )2
Pxcr
Fex =
Ae
Fy
Fpx > Fax = Fpx
2
Fy
Fax = Fy−
4 Fpx
Crx = Φ c. Ae .Fax
IV - 23
LATERAL TORSIONAL BUCKLING
E
G=
2(1 + Ω)
1
J = ∑ ( bi . hi 3 )
3
tdk
PROFIL C
ya
Ix PROFIL Z
rx =
A
Ix
2 rx =
h xo A
ex =
4 rx 2
ex = 0
x = ex + xo
x = ex + xo
Iw = Iy+ Ae . x 2
Iy .h 2
Cw =
h2 4
Cw = (Iw − xo . ex . A)
4
Ips = Ix + Iy + A . x 2
Ips
ro =
A
2
⎛x ⎞
β = 1 − ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ ro ⎠
IV - 24
1 ⎡⎛ π 2 . E . Cw ⎞ ⎤
Pz = x ⎢⎜⎜ ⎟ + (G . J )⎥
2 ⎟
ro ⎣⎢⎝ (k . L z ) ⎠
2
⎦⎥
Pz
Fz =
Ae
1 ⎡
Fst = Fz + Fex − (Fz + Fex )2 − 4 βFz . Fex ⎤⎥
2 β ⎢⎣ ⎦
tdk
Fy
Fp z > Faz = Fp z
2
ya
Fy
Faz = Fy−
4 Fpz
C rz = Φc . A e . Faz
CHECKING
tdk
Cry > Pload SECTION UN SAFE
ya
SECTION IS SAFE
IV - 25
tdk
Crx > Pload SECTION UN SAFE
ya
SECTION IS SAFE
tdk
Crz > Pload SECTION UN SAFE
ya
SECTION IS SAFE
OUTPUT DESIGN
Cry,Crx,Crz
FINISH
IV - 26
2. Algoritma Analisis Desain Batang Tarik
START
MAIN INPUT
Pload, L, n baut, db
MATERIAL PROPERTIES
E, Fy, Fu
SECTION PROPERTIES
Section Design, b, h, a, t
DESIGN PROPERTIES
øty, øtu, K ,e
CALCULATION
Ix, Iy, A, yo, xo
of section
A n = A − n (db )(t )
YIELD CONDITIONS
Iy
St =
xo
Φ t y .Fy
Tr1 =
1 e
+
A St
IV - 27
ULTIMATE CONDITIONS
I yn = I y − n . d . t . xo 2
I yn
St n =
xo
Tr 2 =
(Φ tu ) Fu
1 e
+
A n S tn
KELANGSINGAN BATANG
tdk
Iy < Ix
ya
I = Ix
I = Iy
Ix
Iy r=
r= A
A
KL
λ=
r
CHECKING
tdk
Tr1 > Pload SECTION UN SAFE
ya
SECTION IS SAFE
IV - 28
tdk
Tr2 > Pload SECTION UN SAFE
ya
SECTION IS SAFE
tdk
λ > 300 SECTION UN SAFE
ya
SECTION IS SAFE
OUTPUT DESIGN
Tr1, Tr2, λ
FINISH
IV - 29
4.2.2. Aplikasi Program
¾ Properti Material
IV - 30
¾ Input Analisis Desain
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan SAP 2000 V.10,
maka diperoleh hasil nilai gaya batang. Input gaya yang dipilih
adalah pada batang yang mempunyai gaya paling maksimal.
Nilai gaya batang tersebut, baik tekan maupun tarik ini akan
digunakan sebagai input dalam analisis desain.
Force : Gaya batang (N)
k : Faktor tekuk, tergantung dari perletakan ujung batang
L : Panjang batang yang akan dianalisis (m)
ecx : Eksentrisitas sumbu x-x
ecy : Eksentrisitas sumbu y-y
n Baut : Jumlah baut untuk sambungan batang
d : Diameter baut (mm)
IV - 31
¾ Parameter Elemen Pengaku
IV - 32
¾ Hasil Output
Setelah program dijalankan (analyze-Run) akan didapatkan nilai kapasitas
yang sesuai dengan tipe analisis desain yang dipilih sebagai berikut :
IV - 33
4.2.3. Perbandingan Hasil Analisis Desain Manual Dengan Aplikasi
Program
Desain Batang Tekan:
IV - 34